Buku Pintar Qurban & Aqiqah Editor Ma’ruf Muttaqien Pewajah Isi Apat SY ([email protected]) Illustrasi & Pewajah Sampul Mastur, Apat SY Penerbit LAZISMU Jl. Menteng Raya 62 Jakarta pusat 10340 Telp. 021 - 31 50 400 Fax. 021 - 31 432 30 E-Mail: [email protected] Website: www.lazismu.org Hak cipta dilindungi undang-undang All Rights reserved QURBAN Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah. (al-Kautsar [108]: 1-2) D zulhijjah merupakan bulan yang sangat istimewa dan penuh makna. Sebuah riwayat menyatakan bahwa “Tidak ada suatu hari yang bila beribadah di dalamnya lebih disukai oleh Allah dibandingkan dengan sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.” (Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah) LAZISMU n 1 Di zona nol magnetik sana, tanah suci (Mekkah), tamu-tamu Allah berkumpul melaksanakan ibadah haji. Kalimat talbiyah pun bergema menyambut seruan Allah Swt. untuk mendekat kepadanya. Sementara hambanya yang lain di tanah air, mencoba mendekat, menghampiri dan meraih cinta-Nya dengan berqurban. Qurban merupakan salah satu ibadah yang disyariatkan oleh Allah sebagai sarana untuk mendekat kepadanya. Oleh karena itulah kenapa kata qurban yang berasal dari qaruba yaqrubu qurban wa qurbanan sering kita maknai sebagai mendekat atau pendekatan. Sementara menurut istilah qurban berarti melakukan ibadah penyembelihan binatang dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah qurban merupakan pendidikan keikhlasan dalam beramal. Seorang Muslim yang berqurban pada setiap tahunnya berarti ia telah melakukan sebuah latihan beramal yang diliputi oleh rasa ikhlas. Ikhlas dalam beramal merupakan salah satu kunci dalam beribadah qurban, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabiullah Ibrahim a.s. 2 n LAZISMU Apa Hukumnya Berqurban? Sunnah Muakkad (sangat dianjurkan) Kebanyakan Ulama mengatakan bahwa hukum berqurban adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan). Maksudnya orang yang belum mampu berqurban tidaklah berdosa. Tapi bagi orang yang mampu, makruh (dibenci) hukumnya bila tidak berqurban. Wajib Pendapat ini adalah pendapat madzhab Hanafi berdasarkan dalil sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw. berLAZISMU n 3 sabda, “Siapa yang memiliki kelapangan tapi tidak menyembelih qurban, janganlah mendekati tempat shalat kami.” (Riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim menshahihkannya). Isyarat Qurban dari kisah Ibrahim a.s. Al-Qur’an menegaskan hakikat Qurban, melalui kisah Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Isma’il tercinta dalam surah ash-Shafat ayat 102-109. Kisahnya begini; Nabi Ibrahim berkata kapada Nabi Ismail: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?” Nabi Ismail menjawab seketika dengan tenang dan penuh keyakinan: “Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan (oleh Allah) kepadamu, kau akan mendapatkanku— insya’allah—termasuk orang-orang yang sabar.” Allah kemudian bercerita: “Tatkala keduanya telah berserah diri (tunduk pada perintah Allah) dan Ibrahim membaringkan anaknya (pelipisnya menempel di atas tempat penyembelihan), Kami segera memanggil (dari arah gunung): wahai Ibrahim, Sudah kau benarkan (dan kau laksanakan) apa yang kau 4 n LAZISMU lihat dalam mimpimu itu, sesungguhnya demikinlah Kami memberi balasan (kepadamu) dan juga kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh (perintah penyembelihan ini) adalah benar-benar ujian (bagi Ibrahim, dimana dengannya terlihat dengan jelas siapa yang ikhlas dan siapa yang tidak). Dan kami segera menebus anak (yang akan disembelih itu) dengan seekor sembelihan yang besar. Pun Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Salam sejahtera (dari Kami) buat Ibrahim, dan sebutan yang baik baginya (dari setiap manusia).” LAZISMU n 5 Ada beberapa hal yang sangat menarik untuk kita garis-bawahi dari kisah Ibrahim dan anaknya Isma’il: • Ajaran berqurban datangnya dari Allah Swt, sebuah ajaran yang agung, yang membuktikan kedekatan sang hamba kepada Rab-nya, sebuah proses pendakian yang suci menuju Allah Yang Maha Agung • Kepribadian Nabi Ibrahim yang demikian total menunjukkan ketaatannya kepada Allah • Kepribadian Nabi Ismail yang memahami keagungan perintah Allah • Hakikat “qurban” merupakan salah satu ujian dari Allah, yang dengannya setiap mu’min bisa mengukur hakikat keimanannya, hakikat ketaatannya kepada perintah Allah, hakikat kedekatannya kepada Allah. Pahala Bagi Orang yang Berqurban Zaid bin Arqam bertanya kepada Rasulullah saw. “Apakah yang kita peroleh dari berqurban? “Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya pada setiap bulu yang menempel di kulitnya terdapat kebaikan.” (Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah) 6 n LAZISMU Fungsi Berqurban • Merupakan realisasi takwa • Untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah • Untuk mengenang nabi Ibrahim a.s • Untuk mensyukuri nikmat Allah Macam-macam Binatang Qurban Hewan yang dapat dipakai untuk qurban adalah binatang ternak yaitu; unta, sapi, dan kambing. Hewan jantan lebih utama dari hewan betina, sebagaimana hewan yang tidak dikebiri lebih utama dari hewan yang dikebiri. LAZISMU n 7 Kriteria Binatang Qurban • Binatang hendaknya dipilih yang baik • Nabi lebih mengutamakan kambing yang besar, gemuk, dan bertanduk. • Ada empat macam cacat pada binatang yang menyebabkan tidak terpenuhinya syarat untuk berqurban, yaitu: 1) hewan yang buta, 2) hewan yang sakit, 3) pincang, 4) kurus kering tidak berdaging. • Binatang yang akan disembelih hendaknya telah cukup umur (5 tahun untuk unta, 2 tahun untuk sapi, dan 1 tahun untuk kambing) 8 n LAZISMU Jumlah Hewan Qurban • Seseorang telah dianggap cukup melakukan ibadah qurban dengan menyembelih seekor kambing • Untuk unta, sapi atau kerbau, satu ekornya dapat dipakai untuk tujuh orang • Seekor unta juga boleh untuk sepuluh orang • Satu ekor kambing juga boleh untuk satu keluarga LAZISMU n 9 Waktu Penyembalihan • Penyembelihan dilakukan pada hari raya ‘Idul Adha setelah selesai shalat ‘Ied (10 Dzulhijjah) • Dapat juga dilakukan pada hari tasyriq (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah) Orang yang berhak menyembellih hewan Qurban • Yang melakukan penyembelihan hewan qurban diutamakan dilakukan oleh orang yang berqurban (shahibul qurban) • Apabila shahibul qurban berhalangan, maka boleh diwakilkan kepada tukang sembelih 10 n LAZISMU • Apabila shahibul qurban berhalangan untuk menyembelih, dianjurkan untuk menyaksikan penyembelihan • Penyembelih itu hendaknya orang muslim dan sudah akil baligh, baik laki-laki maupun perempuan. Syarat dan Adab Penyembelihan • Menyembelih hewan harus dilakukan dengan alat yang tajam yang dapat mengalirkan darah • Tidak boleh menyembelih hewan dengan gigi atau kuku LAZISMU n 11 • Sasaran yang dipotong adalah dua urat nadi yang ada di leher, tenggorokan dan kerongkongan, agar binatang yang disembelih cepat mati • Bila hewan itu menjadi buas atau bersembunyi, maka diperbolehkan mengembelihnya dengan benda tajam yang dapat mematikan • Hewan yang disembelih hendaknya dihadapkan ke a rah kiblat • Ketika menyembelih hewan hendaknya membaca basmalah dan takbir Pembagian Daging Qurban • Daging qurban itu untuk tiga orang, yaitu; 1) shahibul qurban, 2) fakir miskin, 3) Sahabat, kolega, atau kenalan • Daging qurban tidak boleh diberikan sebagai upah, baik untuk si pemotong atau pun ‘amilnya. Begitu juga kulit, kepala, atau apapun dari tubuh hewan qurban. Upah sebaiknya diambilkan dari selain bagian hewan qurban, yaitu harta yang lain selain hewan qurban tersebut. • Shaibul qurban tidak boleh mengambil bagian 12 n LAZISMU daging qurban yang baik dan mensedekahkan yang buruk untuk orang lain. • Hendaknya membagikan daging qurban dalam keadaan mentah dan belum dimasak • Tidak ada larangan bagi non muslim untuk diberi daging qurban. LAZISMU n 13 AQIQAH Makna Aqiqah qiqah adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt. Dengan niat dan syarat-syarat tertentu. Oleh sebagian ulama ia disebut dengan nasikah atau dzabihah (sembelihan). Kata Aqiqah berasal dari kata al-Aqqu yang berarti memotong (Al-Qoth’u). Al-Ashmu’i berpendapat: Aqiqah asalnya adalah rambut di kepala anak yang baru lahir. Kambing yang dipotong disebut aqiqah karena rambut anak tersebut dipotong ketika kambing itu disembelih. A 14 n LAZISMU Hukum Aqiqah Menurut kalangan Syafii dan Hambali hukum aqiqah adalah sunah muakkad. Dasar yang dipakai oleh kalangan Syafii dan Hambali adalah hadis Nabi saw. yaitu, “Anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya)”. (Riwayat Tirmidzi, Hasan Shahih) Tuntunan pelaksanaan aqiqah Pelaksanaan aqiqah menurut kesepakatan para ulama adalah hari ketujuh dari kelahiran. Hal ini berdasarkan hadis Samirah di mana Nabi saw. bersabda, “Seorang anak terikat dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan aqiqah pada hari ketujuh dan diberi nama”. (Riwayat Tirmidzi). Namun demikian, apabila terlewat dan tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh, ia bisa dilaksanakan pada hari ke-14. Dan jika tidak juga, maka pada hari ke-21 atau kapan saja ia mampu. Imam Malik berkata: Pada dzohirnya bahwa keterikatannya pada hari ke 7 (tujuh) atas dasar anjuran, maka sekiranya menyembelih pada hari ke 4 (empat) ke 8 (delapan), ke 10 (sepuluh) atau setelahnya Aqiqah LAZISMU n 15 itu telah cukup. Karena prinsip ajaran Islam adalah memudahkan bukan menyulitkan sebagaimana firman Allah Swt.: “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (al-Baqarah [2]: 185) Daging Aqiqah Lebih Baik Mentah Atau Dimasak Berbeda dengan daging qurban yang dianjurkan untuk dibagikan dalam keadaan mentah, daging aqiqah dianjurkan untuk diberikan dalam kondisi sudah dimasak. Rasulullah saw. bersabda, “Sunahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh.” (Riwayat Baihaqi) Pun demikian dengan jangkauan pembagian daging aqiqah berbeda dengan daging qurban, daging qurban bisa dibagikan secara lebih luas sesuai dengan syara’, namun yang layak untuk daging aqiqah adalah adalah orang miskin dikalangan umat Islam. namun berdasarkan beberapa buah 16 n LAZISMU hadis dan amalan Rasulullah tetangga dan kerabat dekat disunahkan juga memakan sebahagian daripada daging tersebut. Jumlah Hewan Aqiqah Bayi laki-laki disunahkan untuk disembelihkan dua ekor kambing dan bayi perempuan cukup satu ekor kambing saja. Rasulullah saw. bersabda,”Bagi anak laki-laki dua ekor kambing yang sama, sedangkan bagi anak perempuan satu ekor kambing.” (Riwayat Tirmidzi dan Ahmad) Namun bila tidak memungkinkan, maka boleh saja satu ekor untuk bayi laki-laki, karena Rasulullah LAZISMU n 17 saw. pun hanya menyembelih satu ekor untuk cucunya Hasan dan Husein. “Adalah Rasulullah saw. menyembelih hewan aqiqah untuk Hasan dan Husein masing-masing satu ekor kambing?” (Riwayat Ashabus Sunan) Jantan atau Betina? Baik dalam aqiqah maupun kurban tidak ada persyaratan bahwa hewannya harus jantan atau betina. Keduanya bisa dijadikan sebagai hewan aqiqah atau kurban. Akan tetapi yang lebih diutamakan adalah hewan jantan agar kelangsungan reproduksi hewan tersebut tetap terjaga. 18 n LAZISMU Hewan untuk Aqiqah Kambing yang layak untuk dijadian sembelihan aqiqah adalah kambing yang sehat, baik, tidak ada cacatnya. Semakin besar dan gemuk tentu semakin baik. Aqiqah di luar Negara/Kota Pada dasarnya tidak ada batasan yang mengharuskan agar pelaksanaan aqiqah dilakkan di dalam negri. Kota atau kampung tempat kelahiran anak. Oleh karena itu, lakukanlan dimana saja asal maslahah. Hukum Aqiqah Setelah Dewasa/Berkeluarga Pada dasarnya aqiqah disyariatkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran. Jika tidak bisa, maka pada hari keempat belas. Dan jika tidak bisa pula, maka pada hari kedua puluh satu. Selain itu, pelaksanaan aqiqah menjadi beban ayah. Namun demikian, jika ternyata ketika kecil ia belum diaqiqahi, ia bisa melakukan aqiqah sendiri di saat dewasa. Bagi Imam Ahmad, jika seseorang belum diaqiqahi ketika kecil, maka lebih baik LAZISMU n 19 melakukannya sendiri saat dewasa. Para pengikut Imam Syafi’i juga berpendapat demikian. Menurut mereka, anak-anak yang sudah dewasa yang belum diaqiqahi oleh orang tuanya, dianjurkan baginya untuk melakukan aqiqah sendiri. Pemberian Nama Anak Suatu ketika buyut dari Said bin Musayyib r.a. berkata: “Aku datang kepada Nabi saw., beliau pun bertanya: “Siapa namamu?” Aku jawab: “Hazin” Nabi berkata: “Namamu Sahl” Hazn berkata: “Aku tidak akan mengubah nama pemberian bapakku” Ibnu Al-Musayyib berkata: “Orang tersebut senantiasa bersikap keras terhadap kami setelahnya.” (Riwayat Bukhori) Oleh karena itu, pemberian nama yang baik untuk anak-anak menjadi salah satu kewajiban orangtua. Di antara nama-nama yang baik yang layak diberikan adalah nama nabi yaitu Muhammad. Sebagaimana sabda beliau: “Namailah dengan namaku dan janganlah engkau menggunakan kunyahku.” (Riwayat Bukhori dan Muslim) 20 n LAZISMU Mencukur Rambut Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang sangat baik untuk dilaksanakan ketika anak yang baru lahir pada hari ketujuh. Rasulullah saw. Bersabda, “Setiap anak terikat dengan aqiqahnya. Pada hari ketujuh disembelihkan hewan untuknya, diberi nama, dan dicukur”. (Riwayat Tirmidzi). Imam Malik dalam kitabnya al-Muwaththâ` meriwayatkan bahwa Fatimah menimbang berat rambut Hasan dan Husein lalu beliau menyedekahkan perak seberat rambut tersebut. Tidak ada ketentuan apakah harus digundul atau tidak. Tetapi yang jelas pencukuran tersebut harus dilakukan dengan rata; tidak boleh hanya mencukur sebagian LAZISMU n 21 kepala dan sebagian yang lain dibiarkan. Tentu saja semakin banyak rambut yang dicukur dan ditimbang semakin besar pula sedekahnya. Doa Menyembelih Hewan Aqiqah Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin. Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari umat Muhammad.” (Riwayat Ahmad, Muslim, Abu Dawud) Doa bayi baru dilahirkan Innii u’iidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli ‘aynin laammatin Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya. (Riwayat Bukhari) 22 n LAZISMU