Makalah Seminar Kerja Praktek PEMBANGKITAN DAYA LISTRIK GENERATOR TURBIN GAS (GTG) PABRIK I PT. PETROKIMIA GRESIK Ilham Akbar Sukmawan, Dr. Ir. Hermawan, DEA Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang Abstrak PT. Petrokimia Gresik merupakan industri penghasil pupuk terlengkap di Indonesia yang dapat memproduksi pupuk jutaan ton pertahun dan 862.000 ton pertahunnya di produksi pada Pabrik I berupa pupuk ZAI, ZAII, dan pupuk urea, sebagai salah satu Pabrik dari 3 Pabrik dari PT. Petrokimia Gresik. Untuk dapat memproduksi pupuk, Pabrik I memperoleh suplai daya listrik utama dari satu unit pembangkit berupa Generator Turbin Gas (GTG) dengan kapasitas 33MW. Kinerja dri GTG inilah ang menentukan kualitas dan kuantitas hasil produksi pupuk di Pabrik I. Pembebanan pada GTG merupakan pembebanan yang fluktuatif dengan perubahan daya yang tidak terlalu besar tiap jamnya. Produksi daya listrik dari GTG harus mengikuti kebutuhan permintaan daya pada beban yang ditanggungya, di mana karakteristik daya listrik yang dihasilkan Generator Turbin Gas ini dipengaruhi oleh kecepatan putar turbin dan arus penguatan medan generator menggunakan sistem governor dan Static Voltage Regulator. KataKunci : GTG, Brushless Exciter, SVR, daya aktif, daya reaktif. pada pasokan gas maka digunakan bahan bakar kedua sebagai penggantinya yaitu solar. Pabrik I PT Petrokimia Gresik merupakan unit produksi urea, amonia, ZA I dan ZAIII. Di mana pada setiap unit produksi terdapat mesinmesin listrik sebagai penunjang sarana produksi. Banyaknya unit beban induktif, serta belum terinterkoneksinya pembangkit pada Pabrik I dengan sumber sumber daya listrik lain membuat unit pembangkit harus siap sedia membangkitakan daya listrik guna memenuhi permintaan daya dari beban. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik I PT. Petrokimia Gresik atau sering lebih dikenal dengan sebutan pabrik pupuk nitrogen mempunyai karakter yaitu pabrik yang bekerja pada pressure dan temperatur tinggi. kontinyuitas suplai energi listrik sangat penting untuk menjaga kestabilan temperatur dan pressure yang ada pada proses produksi pabrik I. Dengan memiliki pembangkit secara mandiri, diharapkan kontinyuitas energi listrik dapat tercapai. Saat in Pabrik I mendapatkan suplai energi listrik dari sebuah generator dengan bahan bakar gas / GTG (Generator Turbin Gas) dengan kapasitas 33 MVA. Generator ini bertipe penguatan magnet tanpa sikat (brushless exciter) atau sering juga disebut penguatan berputar (rotating exciter). Artinya generator ini menggunakan penguatan yang ikut berputar bersamaan dengan rotor generator. Besar arus penguatan pada medan penguatan diatur oleh Static Voltage Regulator (SVR) dengan parameter input berupa kecepatan putar generator. Suplai bahan bakar dari pembangkit ini diperoleh dari Pulau Kangean melalui pipa gas milik PT Pertamina dengan kapasitas 6900m3/14,33 MW. Gas yang dibutuhkan adalah 7,5 MMSCFD pada load 22 MW. GTG Pabrik I dilengkapi dengan sistem bahan bakar pengganti, sehingga ketika terjadi gangguan 1.2 Tujuan Tujuan penulis melakukan Kerja Praktek ini adalah : 1. Mengeksplorasi operasional dan sistem kerja Generator Turbin Gas Pabrik I PT. Petrokimia Gresik. 2. Mengetahui karakteristik output daya listrik Generator Turbin Gas Pabrik I PT. Petrokimia Gresik. 3. Membandingkan karakteristik daya keluaran generator dengan teori yang dipelajari. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang diambil oleh penulis pada penulisan makalah kerja praktek ini adalah: 1. Sistem kelistrikan Pabrik I PT. Petrokimia Gresik secara umum. 2. Kinerja Generator Tubrin Gas Pabrik I PT. Petrokimia Gresik. 1 3. Karakteristik pembangkitan daya Generator Turbin Gas PT. Petrokimia Gresik. Arus searah yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi arus penguat generator utama. II. DASAR TEORI 2.1 Generator Turbin Gas Gas turbin generator merupakan sebuah generator atau alat penghasil daya listrik dari putaran turbin dengan fluida berupa gas. Di dalam turbin gas, energi tekan dari gas diubah menjadi energi mekanik putar oleh turbin gas dengan cara menabrakkan gas bertekanan pada sudu-sudu turbin, sehingga tercipta gaya putar. Sistem turbin gas sederhaa terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar, dan turbin gas. Gambar 2.2 Brushless Exciter Pilot exciter pada generator arus bolakbalik dengan rotor berupa kutub magnet permanen yang berputar menginduksi pada lilitan stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh penyearah dioda danmenghasilkan arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet yang ada pada stator main exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter diatur oleh pengatur tegangan otomatis (automatic voltage regulator / AVR). Gambar 2.1 Skematik pembangkitan daya Generator Turbin Gas Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut : 1. Pemampatan (compression), udara dihisap dan dimampatkan oeleh kompresor. 2. Pembakaran (combustion), bahan bakar dicampur ke dalam ruang bakar dengan udara lalu dibakar. 3. Pemuaian (expansion), gas hasil pembakaran memuai mengalir melalui nozel. 4. Pembuangan (exhaust), gas hasil pembakaran lewat saluran pembuangan. Gambar 2.3 Single Line Diagram Brushless Exciter 2.3 Automatic Voltage Regulator (AVR) Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah. 2.2 Brushless Exciter Gas Turbin Generator pada Pabrik I PT Petrokimia menggunakan tipe penguatan tanpa sikat (burshless exciter) dengan level penguatan yang diatur melalui AVR (automatic voltage regulator). Sistem penguatan pada brushless exciter terdapat beberapa sistem penunjang penguatan operasi, antara lain : generator penguat pertama atau sering disebut pilot exciter dan generator penguat kedua disebut main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-balik dengan kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik disearahkan dengan dioda yang berputar pada poros main exciter (satu poros dengan generator utama). Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (eksitasi) pada exciter. Apabila tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (eksitasi) pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan 2 output Generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum yang bekerja secara otomatis. Pengatur tegangan yang dipakai pada sistem eksitasi GTG Pabrik I PT Petrokimia adalah tipe DS3820SVR. SVR (Static Voltage Regulator) ini dapat disuplai dengan daya fasa tunggal 98 - 140 Vac, tiga fasa 98 – 124 Vac, 100-143 Vdc. Output maksimal dari 30 amps untuk 20 detik dengan rating tegangan 155 Vdc, dan 20 amps pada rating tegangan 100 Vdc. Gambar 3.1 Grafik langgam daya aktif keluaran GTG Pabrik I PT. Petrokimia Gresik (KW) III. PEMBAHASAN 3.1 Pembebanan GTG Pabrik I PT Petrokimia Gresik Pabrik I PT Petrokimia memiliki satu unit pembangkit berupa Gas Turbine Generator (GTG). Selain menyuplai daya untuk unit produksi pabrik I (ZA 1, ZA III, Urea, dan Amonia) GTG menyuplai daya pada produksi pada Pabrik II, gedung Graha, serta perumahan petrokimia. Diantara sekian beban, prosentase daya terbesar dari GTG adalah ke unit produksi pabrik I, dimana beban berupa motor induksi 3 fasa serta pealatan pendukung produksi lainnya. Beberapa contoh motor yang digunakan adalah: a. Motor induksi 6 kV Motor pompa MP 107 JCM (Benfield Pump), 1087 kW untuk amonia. Motor pompa MP 2211 A/B/C/D/E/F (Cooling Water Pump), masing-masing 1350 kW, untuk service unit. Motor pompa MP2222 A/B (Boiler for Fluidzing Cooler), 260 kW, untuk amoniak. b. Motor Induksi 380 V Ada beberapa macam motorinduksi 380 V seperti : pompa air, blower, cooling fan, pompa untuk proses dll. Gambar 3.2 Grafik langgam daya reaktif keluaran GTG Pabrik I PT. Petrokimia Gresik (KW) Terdapat fluktuasi daya listrik yang dihasilkan dari GTG Pabrik I PT Petrokimia Gresik tiap jamnya, namun dapat kita perhatikan bahwa karakterisitk pembangktitan daya dari pembangkit tersebut cenderung stabil. Perubahan produksi daya listrik hanya berkisar 0,4 - 1,4 MW tiap jamnya. Artinya tidak terdapat perubahan daya dalam skala besar. Hal ini dikarenakan karakter beban utama dari GTG (pabrik I) terdiri dari motor penunjang industri yang beroperasi secara terus menerus pada kondisi yang stabil. 3.2.1 Analisa Pembangkitan Daya Reaktif Gambar 3.3 Grafik hubungan arus eksitasi (A)-Pembangkitan daya rekatif (MVAR) GTG PT. Petrokimia Gresik 3.2 Langgam Pembangkitan Daya Listrik GTG Pabrik I PT Petrokimia Gresik Kurva di atas tidak menunjukkan perbandingan yang linier sempurna antara peningkatan arus eksitasi terhadap pembangkitan daya reaktif. Untuk besar arus yang sama pembangkitan daya reaktif 3 grafik ideal hubungan kedua parameter tersebut. Generator VARS mengalami distorsi (naik-turun), bahkan pada level arus 56 amper besar daya reaktif yang dihasilkan malah menurun dari nominal sebelumnya. Secara ideal, kenaikan arus eksitasi akan menyebabkan pembangkitan daya reaktif meningkat. Sesuai dengan persamaan yang telah disebutkan di atas. Berikut grafik ideal hubungan antara besar arus eksitasi terhadap pembangkitan daya reaktif. Peningkatan tegangan suatu jaringan listrik dapat dilakukan dengan meningkatkan tegangan terminal generator sebagai sumber daya utama jaringan tersebut dengan cara meningkatkan arus eksitasi untuk menciptakan medan eksitasi yang lebih besar. Semakin besar medan eksitasi maka semakin besar pula fluksi yang terpotong pada konduktor pada stator generator, sehingga tegangan terminal generator meningkat. Hal tersebut sesuai dengan persamaan Arus Eksitasi (A) Gambar 3.4 Grafik Ideal hubungan arus eksitasi (A)-Pembangkitan daya rekatif Secara garis besar, grafik di atas memperlihatkan bahwa terdapat suatu perbandingan lurus antara besarnya arus eksitasi terhadap pembangkitan daya rekatif pada Gas Turbine Generator (GTG) PT. Petrokimia Gresik. B = µ0 µr H.........................................(1) di mana : B = kerapatan flux pada sebuah material (T) µ0= konstanta kemagnetan permeabilitas vakum (4π x 10-7) µr = permeabilitas relatif bahan H = Intensitas medan magnet 3.2.2 Analisa Pembangkitan Daya Aktif 5170 5160 5150 Turbin Speed (RPM) H = U/l................................................(2) di mana : U = Magnetomotive force (Ampere turn) (I/2π) l = Penjang konduktor (m) 5140 5130 5120 5110 5100 5090 5080 Turbin Speed (RPM) Linear (Turbin Speed (RPM)) Generator Watts (MW) Gambar 3.5 Grafik hubungan putaran turbin (RPM) – pembangkitan daya aktif (MW) GTG PT. Petrokimia Gresik E=N di mana : E = Tegangan Induksi (V) N = Jumlah lilitan konduktor = Perubahan fluksi tiap satuan waktu pada lilitan (Wb) Persamaan di atas menunjukkan bahwa suplai arus menentukan besarnya medan magnet. Sesuai dengan hukum Farraday, semakin besar perubahan fluksi yang mengenai sebuah konduktor maka semakin besar pula tegangan induksi yang dihasilkan. Berikut Kurva di atas menunjukkan adanya sedikit perubahan pada kecepatan putar turbin pada setiap kenaikan pembangkitan daya aktif generator. Perubahan kecepatan hanya berkisar 50 RPM yaitu dari 5110 – 5160 RPM. Pada dasarnya kenaikan beban aktif akan menimbulkan kenaikan arus pada jengkar generator. Kenaikan arus akan mengakibatkan meningkatnya kopel beban yang yang 4 20,74 20,66 20,59 20,54 20,48 20,28 20,16 20,04 19,95 19,74 19,57 19,31 19,16 19,01 18,96 18,52 18,72 5070 = B A...................................(3) di mana : = Flux pada sebuah komponen (Wb) A = luasan yang dioptong flux (m2) Dan sesuai hukum Farraday membebani generator sehingga putaran generator menjadi semakin pean seiring kenaikan permintaan daya aktif. Hal tersebut bisa dijelaskan melalui persamaan Grafik ideal hubungan Perubahan beban terhadap kecepatan putar turbin memperlihatkan kestabilan nilai kecepatan putar turbin untuk setiap perubahan pembangkitan daya aktif. Kecepatan putar cenderung tetap pada nilai nominalnya walaupun Pembngkitan daya aktif selalu berubah-ubah. Langgam linier Grafik 4.13 menunjukkan terdapat perubahan nilai kecepatan putar turbin pada setiap perubahan pembangkitan daya aktif. Perubahan tersebut dikarenakan adanya osilasi sistem governor untuk menyesuaikan rating kecepatan putar turbin sesuai rating nominalnya yaitu 5100RPM. Dapat dilihat bahwa langgam kurva pada grafik 4.13 mirip dengan grafik idealnya, di mana perubahan pembangkitan daya aktif hanya mengakibatkan sedikit perubahan pada kecepatan putar turbin, di mana regulasi kecepatan putar turbin maksimal hanyalah berkisar 1,1% atau sebesar 60RPM. TG – TB = H x (dω/dt).................(5) Di mana : TG = Kopel penggerak generator (mekanis) TB = Koperl beban generator (elektris) H = Momen inersia generator dan penggeraknya ω = Kecepatan sudut putaran generator Persamaan di atas menunjukkan bahwa kecepatan putar generator mengakibatkan pertambahan kopel mekanis generator yang akan berakibat bertambahnya frekuensi listrik jaringan serta pembangkitan daya aktif. Berikut grafik ideal hubungan antara kecepatan putar turbin terhadap pembangkitan daya aktif. Data di atas menunjukkan bahwa kecepatan putar turbin realtif konstan berada pada kisaran 5000rpm. Hal tersebut dikarenakan adanya komponen khusus yang bertugas menjaga kestabilan kecepatan putar turbin yang dinamakan governor. Governor merupakan sistem yang mengatur suplai bahan bakar pada turbin. Ketika mendeteksi putaran turbin yang melambat akibat naiknya beban mekanis sebagai reaksi dari meningkatnya beban aktif, maka governor akan memerintahkan katup untuk membuka lebih lebar sehingga “fuel rate” atau tingkat suplai bahan bakar meningkat yang mengakibatkan kecepatan putar turbin kembali meningkat sesuai kecepatan nominalnya. Dengan kata lain kecepatan putar Generator Turbin Gas Pabrik I PT. Petrokimia Gresik dijaga konstan terhadap perubahan beban, perubahan kecepatan putar turbin adalah sebagai aksi transien / osilasi sistem terhadap perubahan rating frekuensi listrik sebagai input dari sistem governor. Berikut grafik ideal hubungan kenaikan beban terhadap kecepatan putar turbin. 3.3 Analisa Arus Pembangkitan dan Tegangan Tegangan merupakan sebuah gaya listrik yang mengekibatkan muatan bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah. Tegangan mempengaruhi tingkat arus yang mengalir pada sebuah jaringan listrik. V = I . R.........................................(6) Di mana : V = Tegangan (gaya gerak listrik) I = Arus R = Tahanan Putar Turbin (RPM) Pada sub bab ini kita akan membahas analisa tegangan dan arus keluaran dari generator. Dari data operasional generator didapat bahwa tegangan nominal generator adalah stabil pada level 11,5KV pada tiap jamnya. Pembangkitan daya aktif (MW) Gambar 3.6 Grafik Ideal hubungan putaran turbin (RPM) – pembangkitan daya aktif (MW) GTG PT. Petrokimia Gresik 5 Tegangan Keluaran (KV) Tegangan (KV) 12,00 11,50 11,00 10,50 1200 1210 1220 1240 1250 1250 1250 1260 1270 1280 1280 1300 1300 1300 1300 1320 1330 1340 1340 1350 1350 1350 1350 10,00 Tegangan Linear (Tegangan ) Arus Keluaran (A) Gambar 3.8 Grafik Ideal hubungan Tegangan (KV) – Arus (A) keluaran GTG PT. Petrokimia Gresik Arus (A) Gambar 3.7 Grafik hubungan Tegangan (KV) – Arus (A) keluaran GTG PT. Petrokimia Gresik Grafik ideal hubungan tegangan dan arus memperlihatkan kestabilan nilai tegangan untuk setiap perubahan arus. Tegangan keluaran tetap pada nilai nominalnya walaupun arus keluaran selalu berubah-ubah. Langgam linier Grafik 4.15 menunjukkan terdapat perubahan nilai tegangan keluaran pada setiap perubahan arus keluaran. Perubahan tersebut dikarenakan adanya osilasi sistem regulator untuk menyesuaikan rating tegangan keluaran sesuai tegangan nominalnya. Dapat dilihat bahwa langgam kurva pada grafik 4.15 mirip dengan grafik idealnya, di mana perubahan arus keluaran hanya mengakibatkan sedikit perubahan pada tegangan keluarannya, di mana perubahan tegangan maksimal hanyalah berkisar 9,3% atau sebesar 1,07KV. Grafik di atas menunjukkan bahwa terjadi sedikit perubahan rating tegangan pada setiap perubahan arus keluaran. Perubahan tegangan terbesar terjadi pada ujung kurva, di mana rating tegangan keluaran berubah dari 11KV menjadi 11,8KV untuk kenaikan arus yang kecil. Arus keluaran generator identik dengan keterbutuhan daya istrik akibat perubahan beban yang tersambung pada pembagkit tersebut. Dikarenakan belum adanya interkoneksi dengan PLN, GTG Pabrik I PT. Petrokimia Gresik berlaku sebagai Slack bus/Swing bus yang senantiasa mensuplai setiap keterbutuhan daya pada setiap beban yang terhubung dengannya. Perubahan nilai beban akan mempengaruhi operasi kerja dari GTG. Hal ini lah yang mengakibatkan adanya perubahan nilai tegangan yang dibangkitkan GTG. Penyesuaian pembangkitan terhadap permintaan daya listrik diatur oleh sistem governor dan SVR (static voltage controler). IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Divisi Pemeliharaan I merupakan divisi yang berfungsi mengadakan pemeliharaan dan perawatan komponen pada Pabrik I PT Petrokimia Gresik. 2. Suplai daya listrik utama pada Pabrik I PT Petrokimia Gresik berupa sebuah Gas Turbine Generator. 3. Generator turbin gas (GTG) pada Pabrik I PT Petrokimia Gresik menggunakan gas sebagai bahan bakar utama dan solar sebagai bahan bakar cadangan. 4. Beban utama Gas Turbine Generator Pabrik I PT Petrokimia Gresik berupa motor listrik yang beroperasi secara kontinyu dan stabil. 5. Fluktuasi produksi daya listrik pada Gas Turbine Generator Pabrik I PT Petrokimia Gresik berkisar 0,4 – 1,4 MW tiap jamnya dan cenderung stabil. 6. Perubahan pembangkitan daya aktif pada GTG PT Petrokimia Gresik seiring Static Voltage Controller pada GTG Pabrik I PT. Petrokimia Gresik berfungsi untuk menjaga kestabilan rating tegangan pada level tegangan nominalnya, yaitu 11,5KV. Oleh karena itu, idealnya nilai tegangan keluaran pada pembangkita tersebut stabil pada 11,5KV untuk setiap perubahan arus keluaran. Berikut adalah grafik ideal hubungan antara tegangan dan arus keluaran pada sebuah generator. 6 dengan perubahan pembangkitan daya reaktifnya. 7. Pembangkitan daya listrik terendah pada Pabrik I PT Petrokimia Gresik terjadi pada hari minggu. 8. Pengaturan arus eksitasi dan putaran turbin sebagai reaksi pemenuhan kebutuhan pembangkitan daya listrik telah beroperasi mendekati kurva operasi ideal. Hal ini membuktikan sistem governor dan SVR pada Gas Turbine Generator PT Petrokimia Gresik berada dalam kondisi baik. 9. Fluktuasi beban induktif pada Pabrik I tinggi, hal ini dibuktikan dari rating tegangan keluaran GTG Pabrik I PT. Petrokimia Gresik berubah-ubah dan cenderung tidak stabil. kedisiplinan dalam pelindung diri. pemakaian alat DAFTAR PUSTAKA [1] Wildi, Theodore, “Electrical Machines, Drives and Power System 3rd Edition”, New Jersey:Pearson Education Inc, 2011. [2] Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”. [3] Pearson Education, 2002, “Electrica Machines, Drives, And Power Systems, Upper Saddle River, New Jersey Colombus Ohio. [5] http://o365.or.id/office-365introduction.html, Februari 2013 [4] Irnanda Priyadi, 2012, “Analisis Pengaruh Eksitasi Terhadap Efek Harmonisa Pada Hubungan Beitan Generator Sinkron dengan Beban LHE”, Jurnal Amplifier Vol.2 No.1. [5] Asrika, Utami Yuni, dkk Laporan Kerja Praktek di Departemen Pemeliharaan I PT Petrokimia Gresik, Program studi Teknik Elektro Industri Poiteknik Elektronika Negeri Surabaya, 2010 [6] DS3820SVR. SVR Manual Book, Departemen Pemeliharaan I PT. Petrokimia Gresik. [7] Gas Turbine Generator, General Electric Manual Book, Departemen Pemeliharaan I PT. Petrokimia Gresik. 4.2 Saran Setelah penulis melakukan praktek kerja di PT.Petrokimia Gresik, penulis mendapati beberapa masalah yang perlu diperhatikan. Untuk itu penulis mencoba memberikan beberapa saran agar di masa depan segala sesuatu menjadi lebih baik. 1. Perlu diadakannya jalinan kerjasama yang lebih erat antara dunia perguruan tinggi dengan dunia industri agar tercipta kesinambungan antara materi yang diajarkan di perguruan tinggi dengan kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja nantinya. 2. Mahasiswa dituntut lebih aktif lagi untuk mengaplikasikan ilmunya sehingga lebih mampu menghadapi dunia kerja. 3. Kebutuhan akan bimbingan dari dosen pembimbing untuk memberikan pengarahan awal apa yang akan dihadapi saat praktek kerja nanti sangat diharapkan. Hal tersebut dapat meningkatkan kesiapan mahasiswa untuk menyerap pengalaman yang lebih dari praktek kerja yang dilakukannya. 4. Semoga di waktu yang akan datang akan ada mahasiswa teknik elektro yang melaksanakan kerja praktek di PT. Petrokimia Gresik karena begitu banyak aplikasi bidang teknik elektro yang diterapkan disana terutana untuk konsentrasi Ketenagaan dan Kontrol 5. Perlu ada peningkatan kedisiplinan pada area kerja yang membahayakan dengan [8] http://dunialistrik.blogspot.com/2008/09/hubungan -daya-aktif-dan-frekuensi.html 7 Biodata Penulis Diponegoro Listrik. Ilham Akbar Sukmawan (21060110141074) lahir di Semarang, 22 Juli 1992. Menempuh pendidikan di TK Kencana, SD Negeri 1 Karangayu, SMP Negeri 1 Semarang, SMA Negeri 5 Semarang dan saat ini melanjutkan di Jurusan Teknik Elektro Universitas Konsentrasi Teknik Tenaga Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Hermawan, DEA. 8