1 pembangkitan daya listrik generator turbin gas (gtg) pabrik i pt

advertisement
Makalah Seminar Kerja Praktek
PEMBANGKITAN DAYA LISTRIK GENERATOR TURBIN GAS (GTG)
PABRIK I PT. PETROKIMIA GRESIK
Ilham Akbar Sukmawan, Dr. Ir. Hermawan, DEA
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang
Abstrak
PT. Petrokimia Gresik merupakan industri penghasil pupuk terlengkap di Indonesia yang dapat
memproduksi pupuk jutaan ton pertahun dan 862.000 ton pertahunnya di produksi pada Pabrik I berupa pupuk
ZAI, ZAII, dan pupuk urea, sebagai salah satu Pabrik dari 3 Pabrik dari PT. Petrokimia Gresik. Untuk dapat
memproduksi pupuk, Pabrik I memperoleh suplai daya listrik utama dari satu unit pembangkit berupa Generator
Turbin Gas (GTG) dengan kapasitas 33MW. Kinerja dri GTG inilah ang menentukan kualitas dan kuantitas hasil
produksi pupuk di Pabrik I.
Pembebanan pada GTG merupakan pembebanan yang fluktuatif dengan perubahan daya yang tidak
terlalu besar tiap jamnya. Produksi daya listrik dari GTG harus mengikuti kebutuhan permintaan daya pada beban
yang ditanggungya, di mana karakteristik daya listrik yang dihasilkan Generator Turbin Gas ini dipengaruhi oleh
kecepatan putar turbin dan arus penguatan medan generator menggunakan sistem governor dan Static Voltage
Regulator.
KataKunci : GTG, Brushless Exciter, SVR, daya aktif, daya reaktif.
pada pasokan gas maka digunakan bahan bakar
kedua sebagai penggantinya yaitu solar.
Pabrik I PT Petrokimia Gresik merupakan
unit produksi urea, amonia, ZA I dan ZAIII. Di
mana pada setiap unit produksi terdapat mesinmesin listrik sebagai penunjang sarana
produksi. Banyaknya unit beban induktif, serta
belum terinterkoneksinya pembangkit pada
Pabrik I dengan sumber sumber daya listrik lain
membuat unit pembangkit harus siap sedia
membangkitakan daya listrik guna memenuhi
permintaan daya dari beban.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pabrik I PT. Petrokimia Gresik atau sering
lebih dikenal dengan sebutan pabrik pupuk
nitrogen mempunyai karakter yaitu pabrik yang
bekerja pada pressure dan temperatur tinggi.
kontinyuitas suplai energi listrik sangat penting
untuk menjaga kestabilan temperatur dan
pressure yang ada pada proses produksi pabrik
I. Dengan memiliki pembangkit secara mandiri,
diharapkan kontinyuitas energi listrik dapat
tercapai.
Saat in Pabrik I mendapatkan suplai energi
listrik dari sebuah generator dengan bahan
bakar gas / GTG (Generator Turbin Gas)
dengan kapasitas 33 MVA. Generator ini
bertipe penguatan magnet tanpa sikat (brushless
exciter) atau sering juga disebut penguatan
berputar (rotating exciter). Artinya generator
ini menggunakan penguatan yang ikut berputar
bersamaan dengan rotor generator. Besar arus
penguatan pada medan penguatan diatur oleh
Static Voltage Regulator (SVR) dengan
parameter input berupa kecepatan putar
generator.
Suplai bahan bakar dari pembangkit ini
diperoleh dari Pulau Kangean melalui pipa gas
milik PT Pertamina dengan kapasitas
6900m3/14,33 MW. Gas yang dibutuhkan
adalah 7,5 MMSCFD pada load 22 MW. GTG
Pabrik I dilengkapi dengan sistem bahan bakar
pengganti, sehingga ketika terjadi gangguan
1.2 Tujuan
Tujuan penulis melakukan Kerja Praktek ini
adalah :
1. Mengeksplorasi operasional dan sistem
kerja Generator Turbin Gas Pabrik I PT.
Petrokimia Gresik.
2. Mengetahui karakteristik output daya
listrik Generator Turbin Gas Pabrik I PT.
Petrokimia Gresik.
3. Membandingkan
karakteristik
daya
keluaran generator dengan teori yang
dipelajari.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang diambil oleh penulis
pada penulisan makalah kerja praktek ini
adalah:
1. Sistem kelistrikan Pabrik I PT. Petrokimia
Gresik secara umum.
2. Kinerja Generator Tubrin Gas Pabrik I PT.
Petrokimia Gresik.
1
3. Karakteristik
pembangkitan
daya
Generator Turbin Gas PT. Petrokimia
Gresik.
Arus searah yang dihasilkan oleh dioda berputar
menjadi arus penguat generator utama.
II. DASAR TEORI
2.1 Generator Turbin Gas
Gas turbin generator merupakan sebuah
generator atau alat penghasil daya listrik dari
putaran turbin dengan fluida berupa gas. Di
dalam turbin gas, energi tekan dari gas diubah
menjadi energi mekanik putar oleh turbin gas
dengan cara menabrakkan gas bertekanan pada
sudu-sudu turbin, sehingga tercipta gaya putar.
Sistem turbin gas sederhaa terdiri dari tiga
komponen yaitu kompresor, ruang bakar, dan
turbin gas.
Gambar 2.2 Brushless Exciter
Pilot exciter pada generator arus bolakbalik dengan rotor berupa kutub magnet
permanen yang berputar menginduksi pada
lilitan stator. Tegangan bolak-balik disearahkan
oleh penyearah dioda danmenghasilkan arus
searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet
yang ada pada stator main exciter. Besar arus
searah yang mengalir ke kutub main exciter
diatur oleh pengatur tegangan otomatis
(automatic voltage regulator / AVR).
Gambar 2.1 Skematik pembangkitan daya
Generator Turbin Gas
Secara umum proses yang terjadi pada
suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut :
1. Pemampatan (compression), udara dihisap
dan dimampatkan oeleh kompresor.
2. Pembakaran (combustion), bahan bakar
dicampur ke dalam ruang bakar dengan
udara lalu dibakar.
3. Pemuaian
(expansion),
gas
hasil
pembakaran memuai mengalir melalui
nozel.
4. Pembuangan
(exhaust),
gas
hasil
pembakaran lewat saluran pembuangan.
Gambar 2.3 Single Line Diagram
Brushless Exciter
2.3 Automatic Voltage Regulator (AVR)
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator)
berfungsi untuk menjaga agar tegangan
generator tetap konstan dengan kata lain
generator akan tetap mengeluarkan tegangan
yang selalu stabil tidak terpengaruh pada
perubahan beban yang selalu berubah-ubah.
2.2 Brushless Exciter
Gas Turbin Generator pada Pabrik I PT
Petrokimia menggunakan tipe penguatan tanpa
sikat (burshless exciter) dengan level
penguatan yang diatur melalui AVR (automatic
voltage regulator). Sistem penguatan pada
brushless exciter terdapat beberapa sistem
penunjang penguatan operasi, antara lain :
generator penguat pertama atau sering disebut
pilot exciter dan generator penguat kedua
disebut main exciter (penguat utama). Main
exciter adalah generator arus bolak-balik
dengan kutub pada statornya. Rotor
menghasilkan arus bolak-balik disearahkan
dengan dioda yang berputar pada poros main
exciter (satu poros dengan generator utama).
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur
arus penguatan (eksitasi) pada exciter. Apabila
tegangan output generator di bawah tegangan
nominal tegangan generator, maka AVR akan
memperbesar arus penguatan (excitacy) pada
exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan
output Generator melebihi tegangan nominal
generator maka AVR akan mengurangi arus
penguatan (eksitasi) pada exciter. Dengan
demikian apabila terjadi perubahan tegangan
2
output Generator akan dapat distabilkan oleh
AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi
dengan peralatan seperti alat yang digunakan
untuk pembatasan penguat minimum ataupun
maximum yang bekerja secara otomatis.
Pengatur tegangan yang dipakai pada
sistem eksitasi GTG Pabrik I PT Petrokimia
adalah tipe DS3820SVR. SVR (Static
Voltage Regulator) ini dapat disuplai
dengan daya fasa tunggal 98 - 140 Vac, tiga
fasa 98 – 124 Vac, 100-143 Vdc. Output
maksimal dari 30 amps untuk 20 detik
dengan rating tegangan 155 Vdc, dan 20
amps pada rating tegangan 100 Vdc.
Gambar 3.1 Grafik langgam daya aktif
keluaran GTG Pabrik I PT. Petrokimia
Gresik (KW)
III. PEMBAHASAN
3.1 Pembebanan GTG Pabrik I PT
Petrokimia Gresik
Pabrik I PT Petrokimia memiliki satu
unit pembangkit berupa Gas Turbine Generator
(GTG). Selain menyuplai daya untuk unit
produksi pabrik I (ZA 1, ZA III, Urea, dan
Amonia) GTG menyuplai daya pada produksi
pada Pabrik II, gedung Graha, serta perumahan
petrokimia. Diantara sekian beban, prosentase
daya terbesar dari GTG adalah ke unit produksi
pabrik I, dimana beban berupa motor induksi 3
fasa serta pealatan pendukung produksi
lainnya. Beberapa contoh motor yang
digunakan adalah:
a. Motor induksi 6 kV
 Motor pompa MP 107 JCM (Benfield
Pump), 1087 kW untuk amonia.
 Motor pompa MP 2211 A/B/C/D/E/F
(Cooling Water Pump), masing-masing
1350 kW, untuk service unit.
 Motor pompa MP2222 A/B (Boiler for
Fluidzing Cooler), 260 kW, untuk
amoniak.
b. Motor Induksi 380 V
Ada beberapa macam motorinduksi 380 V
seperti : pompa air, blower, cooling fan,
pompa untuk proses dll.
Gambar 3.2 Grafik langgam daya
reaktif keluaran GTG Pabrik I PT.
Petrokimia Gresik (KW)
Terdapat fluktuasi daya listrik yang
dihasilkan dari GTG Pabrik I PT Petrokimia
Gresik tiap jamnya, namun
dapat kita
perhatikan bahwa karakterisitk pembangktitan
daya dari pembangkit tersebut cenderung stabil.
Perubahan produksi daya listrik hanya berkisar
0,4 - 1,4 MW tiap jamnya.
Artinya tidak
terdapat perubahan daya dalam skala besar. Hal
ini dikarenakan karakter beban utama dari GTG
(pabrik I) terdiri dari motor penunjang industri
yang beroperasi secara terus menerus pada
kondisi yang stabil.
3.2.1
Analisa Pembangkitan Daya Reaktif
Gambar 3.3 Grafik hubungan arus
eksitasi (A)-Pembangkitan daya rekatif
(MVAR)
GTG PT. Petrokimia Gresik
3.2 Langgam Pembangkitan Daya Listrik
GTG Pabrik I PT Petrokimia Gresik
Kurva di atas tidak menunjukkan
perbandingan yang linier sempurna antara
peningkatan
arus
eksitasi
terhadap
pembangkitan daya reaktif. Untuk besar arus
yang sama
pembangkitan daya reaktif
3
grafik ideal hubungan kedua parameter tersebut.
Generator VARS
mengalami distorsi (naik-turun), bahkan pada
level arus 56 amper besar daya reaktif yang
dihasilkan malah menurun dari nominal
sebelumnya. Secara ideal, kenaikan arus
eksitasi akan menyebabkan pembangkitan daya
reaktif meningkat. Sesuai dengan persamaan
yang telah disebutkan di atas. Berikut grafik
ideal hubungan antara besar arus eksitasi
terhadap pembangkitan daya reaktif.
Peningkatan tegangan suatu jaringan
listrik dapat dilakukan dengan meningkatkan
tegangan terminal generator sebagai sumber
daya utama jaringan tersebut dengan cara
meningkatkan arus eksitasi untuk menciptakan
medan eksitasi yang lebih besar. Semakin besar
medan eksitasi maka semakin besar pula fluksi
yang terpotong pada konduktor pada stator
generator, sehingga tegangan terminal
generator meningkat. Hal tersebut sesuai
dengan persamaan
Arus Eksitasi (A)
Gambar 3.4 Grafik Ideal hubungan
arus eksitasi (A)-Pembangkitan daya
rekatif
Secara garis besar, grafik di atas
memperlihatkan bahwa
terdapat
suatu
perbandingan lurus antara besarnya arus
eksitasi terhadap pembangkitan daya rekatif
pada Gas Turbine Generator (GTG) PT.
Petrokimia Gresik.
B = µ0 µr H.........................................(1)
di mana :
B = kerapatan flux pada sebuah material (T)
µ0= konstanta kemagnetan permeabilitas
vakum (4π x 10-7)
µr = permeabilitas relatif bahan
H = Intensitas medan magnet
3.2.2
Analisa Pembangkitan Daya Aktif
5170
5160
5150
Turbin Speed (RPM)
H = U/l................................................(2)
di mana :
U = Magnetomotive force (Ampere turn) (I/2π)
l = Penjang konduktor (m)
5140
5130
5120
5110
5100
5090
5080
Turbin Speed (RPM)
Linear (Turbin Speed (RPM))
Generator Watts (MW)
Gambar 3.5 Grafik hubungan putaran
turbin (RPM) – pembangkitan daya
aktif (MW)
GTG PT. Petrokimia Gresik
E=N
di mana :
E = Tegangan Induksi (V)
N = Jumlah lilitan konduktor
= Perubahan fluksi tiap satuan waktu pada
lilitan (Wb)
Persamaan di atas menunjukkan bahwa
suplai arus menentukan besarnya medan
magnet. Sesuai dengan hukum Farraday,
semakin besar perubahan fluksi yang mengenai
sebuah konduktor maka semakin besar pula
tegangan induksi yang dihasilkan. Berikut
Kurva di atas menunjukkan adanya
sedikit perubahan pada kecepatan putar
turbin pada setiap kenaikan pembangkitan
daya aktif generator. Perubahan kecepatan
hanya berkisar 50 RPM yaitu dari 5110 –
5160 RPM.
Pada dasarnya kenaikan beban aktif akan
menimbulkan kenaikan arus pada jengkar
generator. Kenaikan arus akan mengakibatkan
meningkatnya kopel beban yang yang
4
20,74
20,66
20,59
20,54
20,48
20,28
20,16
20,04
19,95
19,74
19,57
19,31
19,16
19,01
18,96
18,52
18,72
5070
= B A...................................(3)
di mana :
= Flux pada sebuah komponen (Wb)
A = luasan yang dioptong flux (m2)
Dan sesuai hukum Farraday
membebani generator sehingga putaran
generator menjadi semakin pean seiring
kenaikan permintaan daya aktif. Hal tersebut
bisa dijelaskan melalui persamaan
Grafik ideal hubungan Perubahan
beban terhadap kecepatan putar turbin
memperlihatkan kestabilan nilai kecepatan
putar turbin untuk setiap perubahan
pembangkitan daya aktif. Kecepatan putar
cenderung tetap pada nilai nominalnya
walaupun Pembngkitan daya aktif selalu
berubah-ubah.
Langgam
linier
Grafik
4.13
menunjukkan terdapat perubahan nilai
kecepatan putar turbin pada setiap
perubahan pembangkitan daya aktif.
Perubahan tersebut dikarenakan adanya
osilasi
sistem
governor
untuk
menyesuaikan rating kecepatan putar turbin
sesuai rating nominalnya yaitu 5100RPM.
Dapat dilihat bahwa langgam kurva pada
grafik 4.13 mirip dengan grafik idealnya, di
mana perubahan pembangkitan daya aktif
hanya mengakibatkan sedikit perubahan
pada kecepatan putar turbin, di mana
regulasi kecepatan putar turbin maksimal
hanyalah berkisar 1,1% atau sebesar
60RPM.
TG – TB = H x (dω/dt).................(5)
Di mana :
TG = Kopel penggerak generator (mekanis)
TB = Koperl beban generator (elektris)
H = Momen inersia generator dan
penggeraknya
ω = Kecepatan sudut putaran generator
Persamaan di atas menunjukkan bahwa
kecepatan putar generator mengakibatkan
pertambahan kopel mekanis generator yang
akan berakibat bertambahnya frekuensi listrik
jaringan serta pembangkitan daya aktif. Berikut
grafik ideal hubungan antara kecepatan putar
turbin terhadap pembangkitan daya aktif.
Data di atas menunjukkan bahwa
kecepatan putar turbin realtif konstan berada
pada kisaran 5000rpm. Hal tersebut
dikarenakan adanya komponen khusus yang
bertugas menjaga kestabilan kecepatan putar
turbin yang dinamakan governor. Governor
merupakan sistem yang mengatur suplai bahan
bakar pada turbin. Ketika mendeteksi putaran
turbin yang melambat akibat naiknya beban
mekanis sebagai reaksi dari meningkatnya
beban
aktif,
maka
governor
akan
memerintahkan katup untuk membuka lebih
lebar sehingga “fuel rate” atau tingkat suplai
bahan bakar meningkat yang mengakibatkan
kecepatan putar turbin kembali meningkat
sesuai kecepatan nominalnya. Dengan kata lain
kecepatan putar Generator Turbin Gas Pabrik I
PT. Petrokimia Gresik dijaga konstan terhadap
perubahan beban, perubahan kecepatan putar
turbin adalah sebagai aksi transien / osilasi
sistem terhadap perubahan rating frekuensi
listrik sebagai input dari sistem governor.
Berikut grafik ideal hubungan kenaikan
beban terhadap kecepatan putar turbin.
3.3 Analisa
Arus
Pembangkitan
dan
Tegangan
Tegangan merupakan sebuah gaya
listrik yang mengekibatkan muatan
bergerak dari potensial tinggi ke potensial
rendah. Tegangan mempengaruhi tingkat
arus yang mengalir pada sebuah jaringan
listrik.
V = I . R.........................................(6)
Di mana :
V = Tegangan (gaya gerak listrik)
I = Arus
R = Tahanan
Putar Turbin (RPM)
Pada sub bab ini kita akan membahas
analisa tegangan dan arus keluaran dari
generator. Dari data operasional generator
didapat bahwa tegangan nominal generator
adalah stabil pada level 11,5KV pada tiap
jamnya.
Pembangkitan daya aktif (MW)
Gambar 3.6 Grafik Ideal hubungan
putaran turbin (RPM) – pembangkitan
daya aktif (MW) GTG PT. Petrokimia
Gresik
5
Tegangan Keluaran (KV)
Tegangan (KV)
12,00
11,50
11,00
10,50
1200
1210
1220
1240
1250
1250
1250
1260
1270
1280
1280
1300
1300
1300
1300
1320
1330
1340
1340
1350
1350
1350
1350
10,00
Tegangan
Linear (Tegangan )
Arus Keluaran (A)
Gambar 3.8 Grafik Ideal hubungan
Tegangan (KV) – Arus (A) keluaran
GTG PT. Petrokimia Gresik
Arus (A)
Gambar 3.7 Grafik hubungan
Tegangan (KV) – Arus (A) keluaran
GTG PT. Petrokimia Gresik
Grafik ideal hubungan tegangan dan arus
memperlihatkan kestabilan nilai tegangan untuk
setiap perubahan arus. Tegangan keluaran tetap
pada nilai nominalnya walaupun arus keluaran
selalu berubah-ubah.
Langgam
linier
Grafik
4.15
menunjukkan terdapat perubahan nilai tegangan
keluaran pada setiap perubahan arus keluaran.
Perubahan tersebut dikarenakan adanya osilasi
sistem regulator untuk menyesuaikan rating
tegangan keluaran sesuai tegangan nominalnya.
Dapat dilihat bahwa langgam kurva pada grafik
4.15 mirip dengan grafik idealnya, di mana
perubahan arus keluaran hanya mengakibatkan
sedikit perubahan pada tegangan keluarannya,
di mana perubahan tegangan maksimal
hanyalah berkisar 9,3% atau sebesar 1,07KV.
Grafik di atas menunjukkan bahwa
terjadi sedikit perubahan rating tegangan pada
setiap perubahan arus keluaran. Perubahan
tegangan terbesar terjadi pada ujung kurva, di
mana rating tegangan keluaran berubah dari
11KV menjadi 11,8KV untuk kenaikan arus
yang kecil.
Arus keluaran generator identik dengan
keterbutuhan daya istrik akibat perubahan
beban yang tersambung pada pembagkit
tersebut.
Dikarenakan
belum
adanya
interkoneksi dengan PLN, GTG Pabrik I PT.
Petrokimia Gresik berlaku sebagai Slack
bus/Swing bus yang senantiasa mensuplai
setiap keterbutuhan daya pada setiap beban
yang terhubung dengannya. Perubahan nilai
beban akan mempengaruhi operasi kerja dari
GTG. Hal ini lah yang mengakibatkan adanya
perubahan nilai tegangan yang dibangkitkan
GTG. Penyesuaian pembangkitan terhadap
permintaan daya listrik diatur oleh sistem
governor dan SVR (static voltage controler).
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Divisi Pemeliharaan I merupakan divisi
yang
berfungsi
mengadakan
pemeliharaan dan perawatan komponen
pada Pabrik I PT Petrokimia Gresik.
2. Suplai daya listrik utama pada Pabrik I PT
Petrokimia Gresik berupa sebuah Gas
Turbine Generator.
3. Generator turbin gas (GTG) pada Pabrik I
PT Petrokimia Gresik menggunakan gas
sebagai bahan bakar utama dan solar
sebagai bahan bakar cadangan.
4. Beban utama Gas Turbine Generator
Pabrik I PT Petrokimia Gresik berupa
motor listrik yang beroperasi secara
kontinyu dan stabil.
5. Fluktuasi produksi daya listrik pada Gas
Turbine Generator Pabrik I PT
Petrokimia Gresik berkisar 0,4 – 1,4 MW
tiap jamnya dan cenderung stabil.
6. Perubahan pembangkitan daya aktif pada
GTG PT Petrokimia Gresik seiring
Static Voltage Controller pada GTG
Pabrik I PT. Petrokimia Gresik berfungsi
untuk menjaga kestabilan rating tegangan
pada level tegangan nominalnya, yaitu
11,5KV. Oleh karena itu, idealnya nilai
tegangan keluaran pada pembangkita
tersebut stabil pada 11,5KV untuk setiap
perubahan arus keluaran. Berikut adalah
grafik ideal hubungan antara tegangan dan
arus keluaran pada sebuah generator.
6
dengan perubahan pembangkitan daya
reaktifnya.
7. Pembangkitan daya listrik terendah pada
Pabrik I PT Petrokimia Gresik terjadi
pada hari minggu.
8. Pengaturan arus eksitasi dan putaran
turbin sebagai reaksi pemenuhan
kebutuhan pembangkitan daya listrik
telah beroperasi mendekati kurva operasi
ideal. Hal ini membuktikan sistem
governor dan SVR pada Gas Turbine
Generator PT Petrokimia Gresik berada
dalam kondisi baik.
9. Fluktuasi beban induktif pada Pabrik I
tinggi, hal ini dibuktikan dari rating
tegangan keluaran GTG Pabrik I PT.
Petrokimia Gresik berubah-ubah dan
cenderung tidak stabil.
kedisiplinan dalam
pelindung diri.
pemakaian
alat
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wildi, Theodore, “Electrical Machines,
Drives and Power System 3rd Edition”,
New Jersey:Pearson Education Inc, 2011.
[2] Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
Elektronika Daya”.
[3] Pearson Education, 2002, “Electrica
Machines, Drives, And Power Systems,
Upper Saddle River, New Jersey Colombus
Ohio. [5] http://o365.or.id/office-365introduction.html, Februari 2013
[4] Irnanda Priyadi, 2012, “Analisis Pengaruh
Eksitasi Terhadap Efek Harmonisa Pada
Hubungan Beitan Generator Sinkron
dengan Beban LHE”, Jurnal Amplifier
Vol.2 No.1.
[5] Asrika, Utami Yuni, dkk Laporan Kerja
Praktek di Departemen Pemeliharaan I PT
Petrokimia Gresik, Program studi Teknik
Elektro Industri Poiteknik Elektronika
Negeri Surabaya, 2010
[6] DS3820SVR. SVR Manual Book,
Departemen Pemeliharaan I PT. Petrokimia
Gresik.
[7] Gas Turbine Generator, General Electric
Manual Book, Departemen Pemeliharaan I
PT. Petrokimia Gresik.
4.2 Saran
Setelah penulis melakukan praktek
kerja di PT.Petrokimia Gresik, penulis
mendapati beberapa masalah yang perlu
diperhatikan. Untuk itu penulis mencoba
memberikan beberapa saran agar di masa depan
segala sesuatu menjadi lebih baik.
1. Perlu diadakannya jalinan kerjasama yang
lebih erat antara dunia perguruan tinggi
dengan dunia industri agar tercipta
kesinambungan antara materi yang
diajarkan di perguruan tinggi dengan
kemampuan yang dibutuhkan di dunia
kerja nantinya.
2. Mahasiswa dituntut lebih aktif lagi untuk
mengaplikasikan ilmunya sehingga lebih
mampu menghadapi dunia kerja.
3. Kebutuhan akan bimbingan dari dosen
pembimbing
untuk
memberikan
pengarahan awal apa yang akan dihadapi
saat praktek kerja nanti sangat diharapkan.
Hal tersebut dapat meningkatkan kesiapan
mahasiswa untuk menyerap pengalaman
yang lebih dari praktek kerja yang
dilakukannya.
4. Semoga di waktu yang akan datang akan
ada mahasiswa teknik elektro yang
melaksanakan kerja praktek di PT.
Petrokimia Gresik karena begitu banyak
aplikasi bidang teknik elektro yang
diterapkan
disana
terutana
untuk
konsentrasi Ketenagaan dan Kontrol
5. Perlu ada peningkatan kedisiplinan pada
area kerja yang membahayakan dengan
[8] http://dunialistrik.blogspot.com/2008/09/hubungan
-daya-aktif-dan-frekuensi.html
7
Biodata Penulis
Diponegoro
Listrik.
Ilham
Akbar
Sukmawan
(21060110141074)
lahir di Semarang, 22
Juli 1992. Menempuh
pendidikan di TK
Kencana, SD Negeri
1 Karangayu, SMP
Negeri 1 Semarang,
SMA
Negeri
5
Semarang dan saat ini
melanjutkan
di
Jurusan
Teknik
Elektro Universitas
Konsentrasi Teknik Tenaga
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Hermawan, DEA.
8
Download