Lecture 1_TaMu2_Biodiversitas I_1-5Mar

advertisement
1/5 Maret 2010
Lecture 1 – Tatap Muka 2
Biological Diversity I:
A.
B.
C.
D.
Filogeni dan Pohon Kehidupan
Bacteria dan Archaea
Protista
Fungi
Kompetensi:
1. Mahasiswa mampu menerangkan pohon filogeni
2. Mahasiswa mampu membedakan 2 kingdom dari 5 kingdom
3. Mahasiswa mampu menerangkan dasar pengelompokan organisme menjadi 3
domain
4. Mahasiswa mampu menerangkan diversitas protista
5. Mahasiswa mampu menerangkan diversitas fungi
A. Filogeni dan Pohon Kehidupan
Konsep kunci 1: Filogeni menunjukkan hubungan evolusi
Filogeni merupakan sejarah evolusi dari suatu spesies atau sekelompok spesies.
Untuk menyusun filogeni, para ahli biologi menggunakan sistematika yaitu suatu
disiplin yang terfokus pada klasifikasi organisme dan hubungan evolusinya. Data yang
digunakan dalam sistematika untuk menyusun filogeni dapat berupa data fosil, molekul
maupun data gen untuk membangun hubungan evolusi antar organisme (Figure 26.2).
Banyak organisme memiliki karakter homologi karena memiliki nenek moyang
yang sama, sehingga dengan mengetahui sejarah evolusi suatu spesies, kita dapat
mempelajari spesies tersebut dengan lebih mendalam. Sebagai contoh, suatu spesies akan
memiliki lebih banyak kesamaan genetis, jalur metabolisme, dan protein struktural
dengan spesies yang memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dibandingkan
dengan spesies yang berkerabar jauh. Disiplin ilmu yang memberi nama dan
mengklasifikasikan organisme adalah taksonomi.
Nomenklatur Binomial
Formasi dua nama dalam nama ilmiah suatu organisme disebut binomial yang
diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus pada abad ke18. Bagian pertama suatu binomial
adalah nama genus sedangkan bagian kedua disebut epitet spesies yang merujuk pada
satu spesies dalam suatu genus.
Klasifikasi Hirarki
Selain pemberian nama, Linnaeus juga mengelompokkan organisme dalam hirarki
katerogi bertingkat. Spesies yang tampak memiliki hubungan yang dekat dikelompokkan
dalam genus yang sama. Genera yang serupa dimasukkan dalam satu famili yang sama,
famili ke dalam ordo, ordo ke dalam kelas, kelas ke dalam fila/divisi, fila ke dalam
kingdom, dan kingdom ke dalam domain (Figure 26.3).
Menghubungkan Klasifikasi dan Filogeni
Sejarah evolusi dari sekelompok organisme dapat digambarkan dengan diagram
bercabang yang disebut pohon filogeni. Pola percabangan ini dalam beberapa kasus
cocok dengan klasifikasi hirarki (Figure 26.4). Kategori pada klasifikasi Linnaeus hanya
memberikan sedikit informasi tentang filogeni. Sebagai contoh, kita mengetahui terdapat
17 famili dalam kelompok kadal tetapi hal ini tidak memberikan informasi apapun
tentang hubungan evolusi diantara anggota hewan dalam kelompok tersebut. Kesulitan di
dalam mensejajarkan klasifikasi Linnaeus dengan filogeni telah melahirkan usulan
bahwa secara keseluruhan klasifikasi akan didasarkan pada hubungan evolusi, sebagai
contoh adalah PhyloCode.
Pohon kehidupan merupakan representasi dari suatu hipotesis tentang hubungan
evolusi kelompok organisme. Hubungan tersebut seringkali menggambarkan rangkaian
dikotomi atau dua-ujung cabang (Figure 26.5). Setiap ujung cabang mewakili perbedaan
dua garis evolusi dari nenek moyang yang sama. Sebagai contoh, pada Figure 26.5, ujung
cabang 1 mewakili nenek moyang yang sama untuk taksa A, B, dan C. Posisi ujung
cabang 4 yang terletak di sebelah kanan ujung cabang 1 menunjukkan bahwa taksa B dan
C terpisah sesudah garis keturunan yang membawa kedua takson tersebut terpisah dari
garisketurunan yang membawa takson A. Taksa B dan C adalah sister taxa yaitu
kelompok organisme yang memiliki nenek moyang sama secara langsung (ujung cabang
4) dan membuat kedua taksa tersebut sebagai kerabat terdekat. Ujung cabang dari pohon
kehidupan ini (pada umumnya ujung cabang terjauh di kiri) mewakili nenek moyang
yang sama dari keseluruhan taksa yang ada pada pohon kehidupan tersebut. Garis yang
menuju pada taksa D, E, dan F adalah polytomy yaitu sebuah ujung cabang yang
memiliki lebih dari dua kelompok garis keturunan . Polytomy menunjukkan bahwa
hubungan evolusi antara taksa belum jelas.
Cladistic
Dalam pendekatan biosistematika secara cladistic, nenek moyang yang sama
merupakan kriteria utama yang digunakan untuk mengelompokkan organisme. Dengan
menggunakan metode ini, para ahli biologi menempatkan spesies dalam kelompok yang
disebut clade yang meliputi spesies nenek moyang dan spesies keturunannya (Figure
26.10a). Suatu takson dianggap setara dengan clade jika takson tersebut monofiletik
(terdiri atas spesies nenk moyang dan keturunannya). Terdapat juga kelompok
parafiletik yang terdiri atas spesies nenek moyang dan beberapa keturunannya (tidak
semua keturunannya) (Figure 26.10b). Kelompok polifiletik adalah kelompok yang
tersusun atas taksa yang memiliki nenek moyang berbeda (Figure 26.10c).
Di dalam membuat perbandingan dibutuhkan outgroup yaitu satu spesies atau
kelompok spesies dari garis evolusi yang diketahui memiliki divergensi sebelum garis
keturunan yang memuat spesies yang dipelajari (ingroup) (Figure 26.11a dan b).
Konsep kunci 2: Informasi baru secara terus-menerus merevisi pemahaman terhadap
pohon kehidupan
Dari Dua Kingdom Menjadi Tiga Domain
Ahli taksonomi pada awalnya mengklasifikasikan seluruh spesies yang diketahui
ke dalam dua kingdom yaitu tumbuhan dan hewan. Bakteria dimasukkan dalam kingdom
tumbuhan karena memiliki dinding sel, organisme bersel tunggal yang berfotosintesis
juga dimasukkan ke dalam kingdom tumbuhan. Fungi dimasukan ke dalam kingdom
yang sama karena seperti tumbuhan fungi tidak mampu berpindah tempat. Organisme
bersel tunggal yang mampu berpindah tempat dan menelan makanannya (protozoa)
diklasifikasikan sebagai hewan. Microorganisme yang dapat berpindah tempat dan
sekaligus mampu berfotosintesis seperti Euglena masuk ke dalam kedua kingdom.
Skema taksonomi yang mengajukan lebih dari dua kingdom tidak mendapatkan
penerimaan yang luas hingga akhir tahun 1960an, ketika para biolog memperkenalkan
lima kingdom yaitu Monera (prokariot), Protista (kingdom yang pada umumnya terdiri
atas organisme bersel tunggal), Plantae, Fungi, dan Animalia. Sistem ini
menggarisbawahi dua perbedaan mendasar tipe sel yaitu prokariotik dan eukariotik, dan
memisahkan prokariot dari semua eukariot dengan menempatkan prokariot pada kingdom
Monera.
Tidak lama sesudah lima kingdom tersebut diadopsi, filogeni berdasarkan data
genetik menunjukkan adanya masalah mendasar dari sistim ini, yaitu bahwa beberapa
kelompok prokariot memiliki perbedaan yang cukup besar diantara sesamanya seperti
besarnya perbedaan antara prokariot dan eukariot. Hal tersebut mengarahkan para biolog
untuk menggunakan sistem tiga domain. Tiga domain tersebut - Bacteria, Archaea, dan
Eukarya – memiliki level taksonomi lebih tinggi dari pada kingdom. Validitas domain ini
diperkuat oleh berbagai studi termasuk analisis terhadap lebih dari ratusan sequence
genom secara lengkap.
Domain Bacteria terdiri atas sebagian besar prokariot yang telah diketahui hingga
saat kini, termasuk bacteria yang memiliki hubungan dekat dengan mitokondria dan
kloroplas. Domain Archaea tersusun atas kelompok prokariot beragam yang hidup pada
lingkungan yang memiliki variasi besar. Beberapa kelompok Archaea dapat
menggunakan hydrogen sebagai sumber energi, kelompok lain merupakan sumber utama
deposit gas yang dapat ditemukan diseluruh permukaan bumi. Bacteria memiliki
perbedaan dari archaea dalam karakter struktur, biokimia dan fisiologi. Domain Eukarya
tersusun atas semua organisme yang memiliki sel bernukleus termasuk organisme bersel
tunggal, tumbuhan multiseluler, fungi, dan hewan. Figure 26.21 menunjukkan satu
kemungkinan pohon kehidupan dengan beberapa garis keturunannya.
dari ketiga domain tersebut
Sistem tiga domain menggarisbawahi kenyatan bahwa sebagian besar dari sejarah
kehidupan adalah tentang organisme bersel tunggal. Kedua domain prokariot secara
keseluruhan terdiri atas organisme bersel tunggal bahkan pada Eukarya sekalipun, hanya
pada cabang yang berwarna merah (plantae, animalia, dan fungi) yang didominasi oleh
organisme multiseluler. Dari kelima kingdom yang sebelumnya dikenal, tiga diantaranya
tetap dipergunakan (Plantae, Fungi, dan Animalia). Kingdom Monera memiliki anggota
yang tersebar pada dua domain. Kingdom Protista juga terpisah karena anggotanya
memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan tumbuhan, fungi atau hewan
dibandingkan dengan sesama protista.
B. Bacteria dan Archaea
Konsep kunci: Sistematika molekuler memberikan penerangan dalam mengungkap
filogeni prokariot
Hingga abad ke 20 para ahli sistematika mendasarkan taksonomi prokariot pada
kriteria fenotifik seperti bentuk sel, motilitas, cara memperoleh nutrisi, dan respon
terhadap pewarnaan Gram. Kriteria ini masih memiliki nilai pada konteks tertentu seperti
identifikasi kultur bakteri patogen yang dibiakkan dari darah seorang pasien.
Membandingkan karakter tersebut tidak menunjukkan sejarah evolusi yang jelas.
Penerapan sistematika molekuler telah digunakan untuk menemukan filogeni prokariotik.
Archaea
Archaea memiliki sifat yang serupa dengan bacteria dan eukariot (Tabel 27.2)
namun juga memiliki karakter unik. Prokariot pertama yang dimasukkan dalam domain
Archaea hidup pada lingkungan yang sangat ekstrim. Organisme ini disebut extremofil
termasuk halofil ekstrim dan thermofil ekstrim.
Halofil ekstrim hidup dalam lingkungan yang memiliki salinitas tinggi. Sebagai
contoh protein dan dinding sel Halobacterium memiliki fitur luar biasa yang fungsinya
meningkatkan dalam lingkungan yang berkadar garam tinggi (diatas 9%). Termofil
ekstrim mampu hidup pada lingkungan bertemperatur tinggi. Sebagai contoh Sulfolobus
mampu hidup perairan bersulfur tinggi dan bertemperatur 90 C. DNA dan protein dari
organisme ini memiliki adaptasi yang membuat double helix DNA stabil dan protein
tidak terdenaturasi. Kelompok Archaea lain dapat hidup dalam lingkungan moderate
seperti metanogen yaitu kelompok yang mampu menggunakan CO2 untuk mengoksidasi
H2 sehingga menghasilkan metana sebagai produk buangannya. Metanogen bersifat
anaerob dan oksigen bersifat racun bagi kelompok ini.
Bacteria
Figure 27.18 menunjukkan beberapa kelompok besar bacteria. Bakteria meliputi
sebagian besar prokariot yang dikenal oleh manusia, dari spesies patogen penyebab
radang tenggorokan dan tiberkulosis hingga spesies yang bermanfaat untuk membuat
keju Swiss dan yogurt.
C. Protista
Konsep kunci: Sebagian besar dari eukariot protista adalah organisme ber sel tunggal
Struktur dan Diversitas Fungsional dalam Protista
Sebagian besar protista adalah organisme ber sel tunggal walaupun sebagian
merupakan spesies yang hidup berkoloni dan sebagian lagi adalah organisme
multiseluler. Protista bersel tunggal merupakan eukariot paling sederhana namun pada
tingkat seluler banyak protista yang memiliki sel yang rumit. Pada organisme multiseluler
fungsi biologi dilakukan oleh organ. Protista bersel tunggal mampu melakukan fungsi
yang sama dengan menggunakan organel. Protista tertentu bergantung hidupnya pada
organel yang tidak ditemukan pada sel eukariot lain seperti vakuola kontraktil yang
berfungsi memompa ekses air keluar sel.
Protista lebih beragam dari pada eukariot lainnya. Sebagian protista bersifat
fotoautotrof dan memiliki kloroplas, sebagian lainnya heterotrof yang mengabsorbsi
molekul organik atau menelan (ingest) partikel makanan yang lebih besar. Terdapat
sekelompok protista yang memiliki kombinasi heterotrof dan fotosintesis disebut
mixotrof. Reproduksi dan siklus hidup protista sangat bervariasi. Sebagian protista
aseksual dan sebagian lainnya seksual. Ketiga tipe siklus hidup seksual terdapat pada
protista.
Lima Supergroup dalam Eukaryot
Kelima supergroup dalam Protista ditunjukkan oleh Figure 28.3. Supergroup
tersebut terpisah secara simultan dari satu nenek moyang yang sama (suatu hal yang
sebenarnya tidak betul), tetapi hingga saat ini belum diketahui organisme mana yang
pertama terpisah. Beberapa pengelompokan dalam protista dibuktikan oleh data
morfologi dan DNA sedangkan yang lain masih kontroversial.
D. Fungi
Konsep kunci 1: Fungi bersifat heterotrof yang mengabsorbsi makanannya
Nutrisi dan Ekologi
Walaupun memiliki keragaman yang tinggi, fungi memiliki sifat sama yaitu di
dalam cara memperoleh makanan. Seperti hewan fungi bersifat heterotrof namun berbeda
dari hewan, fungi tidak menelan makanannya melainkan mengabsorbsi makanan dari luar
tubuhnya pada lingkungan yang ditempatinya. Fungi mensekresi enzim yang mampu
mengurai molekul yang kompleks menjadi lebih sederhana sehingga dapat diabsorbsi ke
dalam tubuhnya dan dipergunakan. Kelompok lain dari fungi menggunakan enzim untuk
melakukan penetrasi menembus dinding sel tanaman dan mengabsorbsi nutrisi dari sel
tanaman.
Secara kolektif, bermacam-macam enzim dari berbagai spesies fungi mampu
mengurai berbagai materi hidup maupun mati sehingga memiliki peran yang penting
dalam komunitas ekologi. Fungi dekomposer mengurai dan mengabsorbsi nbutrisi dari
materi organik yang telah mati. Fungi parasit mengabsorbsi nutrisi dari sel inang yang
masih hidup. Fungi mutualis juga mengabsorbsi makanan dari iangnya tetapi
memberikan keuntungan balik untuk inangnya.
Struktur Tubuh
Struktur tubuh fungi dapat berupa multiseluler atau sel tunggal (yeast).
Multiseluler fungi mampu meningkatkan kemampuan tumbuh dan absorbsi nutrient dari
lingkungannya (Figure 31.2). Tubuh fungi membentuk jaringan hifa yang tersusun atas
dinding sel berbentuk tube yang mengelilingi membrane plasma dan sitoplasma sel fungi.
Hifa salin terjalin membentuk masa yang disebut miselium. Hubungan mutualistic yang
saling menguntungkan antara fungi dan akar tumbuhan adalah mikoriza. Mikoriza
mampu meningkatkan pemasukan ion fosfat dan mineral lainnya untuk tumbuhan
sedangkan tumbuhan mensuplai fungi dengan matri organic seperti karbohidrat. Fungi
menghasilkan spora secara aseksual maupun seksual selama siklus hidupnya.
Konsep kunci 2: fungi memiliki garis keturunan yang beragam
Analisis molekuler telah membantu menyingkapkan hubungan evolusi diantara
kelompok fungi (Figure 31.11).
Download