1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng/kulit bumi aktif yaitu
lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Euro-Asia di
bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur. Ketiga lempengan
tersebut bergerak dan saling bertumbukan sehingga lempeng IndoAustralia menunjam ke bawah lempeng Euro-Asia dan menimbulkan
gempa bumi, jalur gunungapi, dan sesar.
Penunjaman (subduction) lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif
ke utara dengan lempeng Euro-Asia yang bergerak ke selatan
menimbulkan jalur gempa bumi rangkaian gunungapi aktif sepanjang
Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sejajar dengan
jalur penunjaman kedua lempeng. Di samping itu jalur gempa bumi
juga terjadi sejajar dengan jalur penunjaman, baik pada jalur penunjaman
maupun pada jalur sesar regional seperti Sesar Sumatera/Semangko.
(Subandono Diposaptono dan Budiman, 2005)
Ada enam segmen zona subduksi lainnya di Barat Sumatera, yaitu segmen
Simelue, Nias, Kepulauan Batu, Siberut, Sipora-Pagai, dan Bengkulu.
Setelah gempa bumi Aceh,sumber gempa besar di bawah Nias, Siberut, dan
Sipora-Pagai termasuk yang paling berpotensi menghasilkan gempa besar
dengan magnitudo (skala Richter) lebih dari 8 dalam 50 tahunan mendatang.
Setelah Nias, kemungkinan terbesar gempa yang diikuti tsunami terjadi di
segmen Siberut dan Sipora-Pagai. Segmen ini berada di Sumbar.
(Subandono Diposaptono dan Budiman, 2005).
1
Ditinjau dari sejarah tsunami di Indonesia, pada tahun 1861 pernah terjadi
Tsunami di Padang dengan ketinggian gelombang 15 meter dan korban 725
orang. (Subandono Diposaptono dan Budiman, 2005)
Letak kota Padang yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia
menjadikan kawasan ini menjadi kawasan yang rawan terhadap bencana
alam yang diakibatkan oleh pertemuan patahan aktif antara lempeng Asia
dan Indo-Australia. Salah satu bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
pergerakan sesar atau patahan ini adalah bencana alam tsunami. Tsunami
berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu; pelabuhan dan nami; gelombang. Ini
adalah istilah untuk menyebutkan fenomena gelombang laut yang tinggi dan
besar akibat dari gangguan mendadak pada dasar laut yang secara vertikal
mempengaruhi volume kolom air.
Bahaya alam seperti gempa bumi dan tsunami merupakan siklus alam yang
tidak dapat dicegah manusia, tetapi dapat diminimalkan dampaknya agar tidak
menimbulkan korban manusia dan kerugian baik material ataupun kerusakan
lingkungan dalam jumlah yang besar. Bencana gempa bumi dan tsunami di
Indonesia yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang cukup besar
seharusnya dapat memberi pelajaran tentang perlunya kesiapan dalam mitigasi
dan pengurangan risiko bencana.
Dalam kaitan ini, bahaya merupakan elemen penting dalam terjadinya suatu
bencana alam. Kerentanan menunjukkan kerawanan yang dihadapi suatu
masyarakat dalam menghadapi ancaman tersebut. Ketidakmampuan merupakan
kelangkaan upaya atau kegiatan yang dapat mengurangi korban jiwa atau
kerusakan. Dengan demikian maka semakin tinggi bahaya, kerentanan
dan ketidakmampuan, maka semakin besar pula risiko bencana yang dihadapi.
Pemerintah Kota Padang telah melakukan berbagai upaya mitigasi bencana
tsunami, salah satunya adalah pembuatan Peta Bahaya Tsunami Kota Padang..
Peta ini dibuat berdasarkan kepada variabel ketinggian dan jarak wilayah Kota
2
Padang dari pantai, sehingga dari peta yang dihasilkan belum terlihat potensi
kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh tsunami. Dalam disiplin penanganan
bencana (disaster management), risiko bencana adalah interaksi antara tingkat
kerentanan daerah dengan ancaman bahaya (hazards) yang ada. Dengan
integrasi faktor bahaya, kerentanan, dan kapasitas maka akan dihasilkan peta
risiko bencana. Peta risiko bencana ini dapat digunakan untuk mitigasi bencana
tsunami yang lebih tepat dari peta bahaya tsunami, karena pada peta risiko
bencana dapat terlihat prediksi potensi kerugian yang ditimbulkan oleh bencana
tsunami tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Sampai saat ini di kota Padang belum ada identifikasi risiko tsunami yang
dapat melihat secara detail potensi kerugian yang ditimbulkan oleh bahaya
tsunami yang dapat digunakan untuk tindakan mitigasi. Secara spesifik
dapat dirumuskan:
a. Adanya potensi bahaya Tsunami di kota Padang sebagai suatu bahaya
alam (Natural Hazard). Dalam kajian yang lebih mikro terdapat
perbedaan dalam tingkat risiko tsunami suatu kawasan dengan kawasan
lainnya sesuai dengan lokasi geografi kawasan tersebut di Kota Padang.
Dengan demikian, dapat digambarkan bahwa suatu kawasan lebih
berisiko bencana dari kawasan lainnya terhadap bahaya tsunami.
b. Adanya sistim penduduk yang berada di wilayah ini dengan berbagai
aktivitasnya yang menjadikan timbulnya kerentanan terhadap bencana.
Tingkat kerentanan (vulnerability) ini juga berbeda di berbagai kawasan
karena
faktor-faktor
kependudukan
dan
kegiatannya
(misalnya
kepadatan penduduk, banyaknya penduduk wanita, dan lain sebagainya)
yang berbeda juga. Disamping faktor kerentanan ini, juga terdapat faktor
ketahanan/kapasitas untuk merespon dampak tsunami yang juga berbeda
beda antara suatu kawasan dengan kawasan lainnya.
3
c. Dengan adanya faktor bencana berupa bahaya alam dan kerentanan
tersebut, maka tingkat risiko bencana akan bebeda beda pula di setiap
kawasan di Kota Padang.
Dari rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian dari studi ini
adalah, jika Kota Padang secara potensial memiliki bahaya Tsunami, maka
di wilayah mana sajakah yang mempunyai tingkat risiko bencana yang
tinggi dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko
bencana tersebut.
1.3
Tujuan dan Sasaran Studi
Diketahui bahwa Kota Padang secara potensial memiliki risiko bahaya
bencana alam tsunami. Dalam mitigasi bencana tsunami, langkah awal yang
dapat dilakukan adalah dengan mengenali risiko tsunami di wilayah
tersebut, supaya dapat dilakukan upaya untuk mengurangi risiko bencana
alam tsunami tersebut. Untuk mengurangi risiko bencana tsunami di Kota
Padang, terlebih dahulu perlu diketahui kawasan mana yang mempunyai
tingkat risiko yang paling tinggi terhadap bencana alam tsunami tersebut.
Adapun tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi tingkat risiko
bencana tsunami pada setiap wilayah studi di Kota Padang.
Sasaran studi ini adalah:
1. Identifikasi bahaya tsunami pada setiap wilayah studi di Kota Padang
2. Identifikasi kerentanan wilayah Kota Padang terhadap tsunami ditinjau
dari
aspek
kependudukan
fisik
(bangunan
dan
infrastruktur),
aspek
sosial
(kepadatan penduduk, dan lainnya), dan aspek ekonomi
(diantaranya adalah pekerjaan yang rentan terhadap bencana tsunami) .
3. Teridentifikasinya aspek kapasitas daerah Kota Padang sebagai daerah
yang rentan terhadap bahaya Tsunami
4. Teridentifikasinya tingkat risiko bencana Tsunami Kota Padang
5. Tersedianya peta risiko bencana untuk setiap wilayah di Kota Padang
4
6. Terdentifikasinya tindakan untuk mengurangi risiko bencana
1.4
Ruang Lingkup Studi
Sesuai dengan tujuan dan manfaat studi yang didasarkan pada latar belakang
permasalahan, maka selanjutnya perlu adanya pembatasan lingkup studi.
Hal ini digunakan untuk mempermudah dalam mencapai sasaran yang
hendak dicapai. Ruang lingkup studi yang akan dilaksanakan dibagi ke
dalam dua bagian, yaitu ruang lingkup wilayah studi dan ruang lingkup
materi :
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Kota Padang merupakan Ibukota Propinsi Sumatera Barat yang
terletak pada dataran rendah di Pantai Barat pulau Sumatera, yaitu 000
44’ 00’’ - 010 08’ 35’’ LS dan 1000 05’ 05’’ - 1000 34’ 09’’ BT.
Lingkup wilayah studi yang akan diteliti terbatas pada seluruh
kelurahan yang terdapat pada daerah pesisir Kota Padang, yakni
seluruh kelurahan pada 7 kecamatan dari 11 kecamatan yang ada di
Kota Padang. Untuk lebih jelasnya mengenai daerah studi dapat dilihat
pada Gambar 1.1
5
Sumber : Bappeda Kota Padang, 2007
Gambar. 1.1. Peta Administrasi Kota Padang
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Materi pembahasan studi yang akan digunakan dibatasi berdasarkan
pada analisis risiko bencana Tsunami di Kota Padang dengan aspekaspek yang digunakan dalam menilai risiko bencana tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Identifikasi zona bahaya tsunami pada setiap wilayah di Kota
Padang
2. Identifikasi kerentanan wilayah Kota Padang terhadap tsunami
ditinjau dari aspek fisik (bangunan dan infrastruktur), aspek sosial
6
kependudukan (kepadatan penduduk, dan lainnya), dan aspek
ekonomi (diantaranya adalah pekerjaan yang rentan terhadap
bencana tsunami) .
3. Identifikasi kapasitas daerah sebagai aspek positif yang dapat
mengurangi aspek kerentanan dari suatu daerah
4. Teridentifikasi aspek pengelolaan bencana di Kota Padang sebagai
daerah yang rentan terhadap bahaya Tsunami
5. Identifikasi tingkat risiko bencana Tsunami pada setiap wilayah di
Kota Padang
6. Perumusan arahan mitigasi pada daerah risiko tinggi bencana
tsunami di Kota Padang
1.5
Metodologi
Dalam kajian mengenai Identifikasi Tingkat Risiko Bencana Tsunami di
Kota Padang ini, akan dimanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) baik
sebagai alat bantu ataupun pemrosesan data serta dalam tampilan peta.
Penggunaan SIG ini didasarkan pada kenyataan bahwa SIG sangat
membantu dalam hal (Prahasta, 2002:7):
− SIG memiliki kemampuan-kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur
yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk beberapa layer atau
coverage data spasial. Dengan layers ini permukaan bumi dapat
direkonstruksi kembali atau dimodelkan sesuai yang diperlukan.
− SIG menggunakan baik data spasial atau atribut secara terintegrasi
hingga sistemnyapun dapat menjawab baik pertanyaan spasial (berikut
pemodelannya) maupun non-spasial, atau dengan kata lain SIG
memiliki kemampuan analisa spasial ataupun non-spasial
− SIG memiliki kemampuan-kemampuan yang sangat baik dalam
memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna,
bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan
unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
7
Berdasarkan pemaparan di atas, maka analisis-analisis yang dilakukan
dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) meliputi:
− Pengisian atribut terhadap peta administrasi Kota Padang. Atribut
indikator bencana tsunami Kota padang seperti yang telah dirumuskan
dalam studi ini ditamabahkan pada atribut peta administrasi Kota
Padang, misalnya untuk indikator elevasi, kawasan terbangun,
kepadatan penduduk, dan sebagainya. Dengan demikian, maka indikator
indikator bencana tsunami Kota Padang akan dapat ditampilkan dalam
bentuk peta indikator bencana tsunami Kota Padang
− Peta Indikator bencana ini kemudian dikonversikan dalam bentuk raster,
dan dilakukan pengelompokkan/klasifikasi dengan melalui fitur
Reclassify yang terdapat pada toolbox Data Spatial Analys
− Analisis untuk menentukan nilai baku pada setiap indikator yang digunakan.
Nilai baku ini digunakan untuk membagi interval klasifikasi pada setiap
indikator. Interval klasifikasi ini terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu klasifikasi tinggi,
sedang, dan rendah. Proses penentuan nilai baku ini dilakukan dengan
menggunakan metode natural breaks dari pilihan default ArcView.
− Analisis dan klasifikasi risiko bencana tsunami berdasarkan hasil analisis
dan standar-standar yang ada. Dengan menggunakan faktor dan indikator
yang telah ditetapkan sebelumnya, analisis ini akan menjumlahkan hasil dari
seluruh indikator yang telah dianalisis.
Berdasarkan tujuan penelitian, maka langkah langkah yang akan dilakukan
dalam studi ini adalah:
1. Merumuskan faktor faktor dan sub faktor yang berpengaruh terhadap
bencana Tsunami. Faktor faktor dan sub faktor tersebut dihasilkan
melalui kajian literatur.
2. Merumuskan indikator indikator risiko bencana atas setiap faktor dan
sub faktor yang berpengaruh terhadap bencana tsunami yang telah
8
dirumuskan sebelumnya. Indikator indikator ini dirumuskan melalui
kajian literatur .
3. Melakukan perhitungan nilai faktor faktor bencana dengan cara sebagai
berikut:
−
Memberi pembobotan terhadap faktor, sub faktor, dan indikator
bencana secara subjektif dari studi yang telah ada dengan
penyesuaian terhadap faktor, sub faktor, dan indikator bencana yang
digunakan pada studi ini.
−
Melakukan perhitungan semua sub faktor risiko bencana dengan
melakukan analisa spatial terhadap indikator indikator risiko
bencana tersebut dengan bantuan Sistim Informasi Geografis
terhadap semua sub faktor risiko bencana.
−
Melakukan perhitungan faktor faktor risiko bencana dengan
melakukan analisa spatial terhadap sub faktor risiko bencana dengan
bantuan Sistim Informasi Geografis terhadap semua sub faktor risiko
bencana
4. Melakukan penentuan tingkat risiko bencana, yang didapat dengan
melakukan analisa spatial terhadap semua faktor risiko bencana tsunami
tersebut dengan menggunakan Sisitim Informasi Geografis (SIG). Hasil
yang didapat dari analisa ini merupakan peta risiko bencana tsunami di
setiap wilayah di Kota Padang. Berdasarkan peta risiko bencana inilah
dapat ditetapkan tingkat risiko bencana untuk setiap wilayah kelurahan
di Kota Padang
5. Membuat rumusan mitigasi bencana pada daerah yang mempunyai
risiko tinggi bencana tsunami di Kota Padang..
9
Secara skematis kerangka penulisan studi dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut
ini:
Latar Belakang dan
Permasalahan :
- Kota Padang
merupakan kawasan
rawan bencana
tsunami
- Perkembangan daerah
hunian dan turisme
- Pentingnya tindak
Mitigasi dan siklus
pengelolaan Bencana
Tsunami
Tujuan Studi :
Menentukan tingkat
risiko bencana tsunami
diwilayah Kota Padang
Kajian Pustaka :
- Siklus pengelolaan
Bencana
- Faktor risiko bencana
Analisis Bahaya
Alam (Natural)
Analisis
Kerentanan
(Vulnarebility)
Analisis
Ketahanan
(Capacity)
Peta Risiko
Bencana
Penetapan tingkat
risiko bencana
Tsunami di wilayah
Kota Padang
Gambar 1.2 Kerangka Pikir Studi
10
Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
Bab 1
Pendahuluan
Bab ini berisikan mengenai latar belakang dari studi yang
dilakukan, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup
yang meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi,
metodologi serta sistematika pembahasan.
Bab 2
Tinjauan Pustaka :
Bab ini berisikan landasan teori yang mendukung studi ini dan
definisi operasional dari judul terkait.
Bab 3
Perumusan faktor, sub faktor, dan indikator risiko bencana
dan gambarannhya di Kota Padang
Bab ini berisikan mengenai perumusan faktor, sub faktor, dan
indikator risiko bencana Tsunami dan gambaran kondisi indikator
indikator tersebut di Kota Padang.
Bab 4
Analisis risiko bencana Tsunami di Kota Padang
Pada bab ini berisikan mengenai analisis tingkat risiko bencana
Tsunami di Kota Padang dengan memperhitungkan semua faktor
faktor risiko bencana menggunakan program Sistim Informasi
Geografis (SIG)
BAB 5
Kesimpulan
11
Download