BEKERJA A. Definisi kerja Dalam basa arab kerja dikatakan amal atau kasbi. Perbedaanya kalau amal identik dengan perbuatan, karenanya hubungan sosial dalam bahasa arab dikatakan muamalah. Sementara kata kasbi lebih menitik beratkan pada bekerja yang dapat mendatangkan keuntungan. Melihat dari pendekatan di atas kata kerja lebih dekat pada kata kasbi. Dalam al-Qur’an kasbi dipandang dapat menentukan hasil. Untuk itu setiap orang akan mendapatkan hasil sesuai dengan pekerjaanya. Sebagaimana firman Allah: tiap-tiap manusia (kulum riin)terikat dengan apa yang dikerjakannya (bima kasaba rahinun). (at-Thur:21) B. Perintah Bekerja Islam sangat tidak mengharapkan umatnya menjadi pemalas. Untuk itu dalam islam berkerja merupakan sebuah kegiatan yang dipandang mulia. Usman bin Hasan bin Ahmad al-Syakiri dalam salah satu karyanya, yaitu Duroh al-Nashihin, berkomentar; bahwa orang yang bekerja mulya di sisi Allah swt. Bekerja dipandang juga sebagai berjuang di jalan Allah (jihad fisabilillah). Tidak berlebihan jika ada orang meninggal di perjalanan bekerja meninggal difahami sebagai orang yang mati syahid di akhirat (fi akhiroh). Yakni di dunia wajib dimandikan dikafani dan dishalatkan, tetapi diakhirat mendapatkan pahala seperti orang mati syahid. Banyak sekali isyarat teks al-Qur’an yang memerintahkan bekerja. Di bawah ini salah satu isyarat ayat tentang bekerja menjemput karunia Allah swt. ِاّلل ض َوا أبتَغُوا مِ ن فَ أ ِ َضي َّ ض ِل َّ ت ال ِ ص ََلة ُ فَانتَش ُِروا فِي أاْل َ أر ِ ُفَإِذَا ق Faidza qudiyatis sholatu (apabila shalat telah dikerjakan) fang tashiru fil ardhi (bertebaranlah dimuka bumi) wabtaghu (carilah) ming fadhlilallah (dari karunia Allah) Selain diperintahkan bekerja, Islam juga mengajarkan berkesinambungan dalam bekerja. Hal ini dapat kita tangkap dari Isyarat ayat: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) (faiza farogh ta), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (fangshob),(alam Nashroh:7) C. Pertanggung Jawaban Tanggung Jawab dalam Ilmu Budaya Dasar dikatakan berasal dari nurai (lub). Sementara kewajiban merupakan ketentuan yang harus dilaksnakan. Dengan demikian ketentuan yang sudah disepakati harus dapat dipertanggung jawabkan, yakni lahir sebuh komitmen dari dasar hati untuk melasanakan. Demikian juga dalam bekerja, seorang pekerja harus bertanggung jawab atas pekerjaanya, karena dalam Islam pekerjaan tidak hanya sebatas dunia, juga akan dipinta pertanggunan jawab di akhirat. Sebagaimana firman Allah: Pada hari ini (al-Yauma) Kami tutup mulut mereka (nakhtimu ala afwahihim); dan berkatalah kepada Kami (watukalimuna) tangan mereka (aidihim) dan memberi kesaksianlah (watasyhadu) kaki mereka (kaki mereka) terhadap apa yang dahulu mereka usahakan (bima kanu yaksibun). (Surat Yasin:65)