Formulasi strategi pemasaran produk olahan ikan pada

advertisement
FORMULASI STRATEGI PEMASARAN PRODUK
OLAHAN IKAN PADA RAGAJAYA MANDIRI
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
SKRIPSI
IWAN KURNIAWAN
H34050778
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
RINGKASAN
IWAN KURNIAWAN. Formulasi Strategi Pemasaran Produk Olahan Ikan
Pada Ragajaya Mandiri Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di
bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA)
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya laut yang sangat berlimpah,
karena dua per tiga wilayah Indonesia terdiri dari laut dengan potensi perikanan
tangkap sebesar 6,26 juta ton/tahun (KKP 2010). Keragaman jenis ikan di
perairan Indonesia belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Dari total
produksi tangkapan laut, sebesar 57,05 % dimanfaatkan dalam bentuk basah,
sebesar 30,19% bentuk olahan tradisional, sebesar 10,90 % bentuk olahan modern
dan olahan lainnya 1,86%. Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dan
mengoptimalkan pemanfaatan produksi hasil tangkapan laut adalah dengan
pengembangan produk bernilai tambah (Ditjen P2HP-KKP 2007).
Adanya perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi
masyarakat modern merupakan peluang bagi usaha diversifikasi pengolahan ikan
seperti Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produk olahan yang bersifat praktis,
mudah, cepat cara penyajiannya serta bernilai gizi baik. Saat ini, Ragajaya
Mandiri belum melakukan upaya pemasaran yang aktif. Pelanggan datang
langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Pemasaran kepada
konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen saja. Sehingga ada selisih
antara rata-rata produksi dengan rata-rata penjualan tiap bulannya. Lingkungan
eksternal seperti perkembangan teknologi, selera konsumen, dan persaingan usaha
yang selalu berubah secara tidak langsung mempengaruhi Ragajaya Mandiri
dalam memasarkan produknya. Selain itu, pemasaran Ragajaya Mandiri yang
hanya mengandalkan distributor dan agen berakibat pada tidak optimumnya
produksi dan penjualan yang cenderung menurun, sehingga Ragajaya Mandiri
memerlukan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi internal
dengan memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki. Selain
itu, strategi juga harus memperhatikan lingkungan eksternal yang bersifat dinamis
yang bisa menjadi peluang dan ancaman bagi Ragajaya Mandiri dalam
memasarkan produknya.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor lingkungan
internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
Ragajaya Mandiri, (2) Memformulasikan alternatif strategi pemasaran yang dapat
diterapkan oleh Ragajaya Mandiri, dan (3) Menentukan prioritas strategi
pemasaran yang sesuai dengan Ragajaya Mandiri.
Penelitian ini dilaksanakan pada Ragajaya Mandiri yang berlokasi di
Kampung Bambon, RT 01/07, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojong gede,
Kabupaten Bogor. Pemilihan responden dipilih secara sengaja. Responden dalam
penelitian ini terdiri dari pihak internal dan eksternal. Data yang digunakan dalam
penelitian adalah data kualitatif dan data kuantitatif dan berbentuk data primer dan
sekunder.
Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif, dan
analisis lingkungan perusahaan melalui analisis tiga tahap formulasi strategi. Alat
bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matriks faktor
internal (IFE), matriks faktor eksternal (EFE), matriks IE, analisis SWOT, dan
matriks QSP (QSPM).
Hasil identifikasi faktor internal menghasilkan lima faktor kunci kekuatan
dan tujuh faktor kunci kelemahan yang dimiliki oleh Ragajaya Mandiri
Berdasarkan analisis matriks IFE, faktor strategis internal yang dianggap sebagai
faktor terpenting terhadap keberhasilan suatu perusahaan dalam pemasaran
produk olahan ikan yaitu memiliki banyak varian produk dengan nilai bobot ratarata sebesar 0,1035. Kekuatan utama bagi Ragajaya Mandiri adalah memiliki
banyak varian produk yang diindikasikan dengan nilai rating rata-rata sebesar
4,0000. Sedangkan kelemahan utama bagi Ragajaya Mandiri adalah perusahaan
belum mempunyai cold storage yang diindikasikan dengan nilai rating rata-rata
sebesar 1,3333. Total nilai rata-rata tertimbang matriks IFE sebesar 2,5383
mengindikasikan bahwa kondisi Ragajaya Mandiri berada pada kondisi rata-rata
tetapi posisi internal Ragajaya Mandiri belum berada pada posisi internal yang
kuat sehingga Ragajaya Mandiri harus lebih mengoptimalkan kekuatan yang
dimiliki dalam mengatasi kelemahannya.
Hasil identifikasi faktor eksternal, terdapat lima faktor kunci peluang dan
enam faktor kunci ancaman yang dihadapi perusahaan. Berdasarkan analisis
matriks EFE, faktor strategis eksternal yang dianggap sebagai faktor terpenting
dalam mempengaruhi pemasaran produk olahan ikan yaitu perkembangan
teknologi dan informasi dengan nilai bobot rata-rata sebesar 0,1197. Peluang yang
dapat direspon dengan sangat baik oleh Ragajaya Mandiri adalah perubahan pola
konsumsi masyarakat dan perkembangan teknologi dan informasi yang
diindikasikan dengan nilai rating rata-rata sebesar 3,0000; Sedangkan ancaman
terbesar yang dihadapi Ragajaya Mandiri adalah laju pertumbuhan ekonomi yang
melambat dan tingkat inflasi yang fluktuatif yang ditunjukan dengan nilai rating
rata-rata sebesar 1,667. Total nilai matriks EFE sebesar 2,5167 mengindikasikan
bahwa peluang dan ancaman yang mempengaruhi kondisi Ragajaya Mandiri
berada pada kondisi menengah.
Formulasi strategi pemasaran kombinasi kekuatan, kelemahan, peluang,
ancaman hasil analisis matriks SWOT adalah meningkatkan kegiatan promosi,
menetapkan target pasar dalam penjualan produk, rekrutmen tenaga penjual
sendiri, menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi dalam
pemasaran produk, menetapkan jalur utama distribusi produk, menerapkan
kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing, dan menyediakan
pemesanan produk secara online.
Prioritas strategi pemasaran terbaik yang dapat dijalankan perusahaan
berdasarkan hasil analisis matriks QSP secara berurutan adalah sebagai berikut (1)
Meningkatkan kegiatan promosi (STAS = 5,1432); (2) Menetapkan target pasar
dalam penjualan produk (STAS = 5,0655); (3) Menetapkan jalur utama distribusi
produk
(STAS = 5,0540); (4) Menggunakan sistem teknologi data base
terkomputerisasi dalam pemasaran produk (STAS = 5,0139); (5) Menerapkan
kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing (STAS = 4,8524); (6)
Rekrutmen tenaga penjual sendiri (STAS = 4,5692); dan (7) Menyediakan
pemesanan produk secara online (STAS = 4,0960).
FORMULASI STRATEGI PEMASARAN PRODUK
OLAHAN IKAN PADA RAGAJAYA MANDIRI
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
IWAN KURNIAWAN
H34050778
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribsnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul Skripsi
: Formulasi Strategi Pemasaran Produk Olahan Ikan Pada
Ragajaya Mandiri Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Nama
: Iwan Kurniawan
NIM
: H34050778
Disetujui,
Pembimbing
Ir. Netti Tinaprilla, MM
NIP. 19690410 199512 2 001
Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Formulasi Strategi
Pemasaran Produk Olahan Ikan Pada Ragajaya Mandiri Kabupaten Bogor, Jawa
Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juli 2011
Iwan Kurniawan
H34050778
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 26 September 1987. Penulis
adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak H. Karmawan dan
Ibu Hj. Apong Rohayati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri
Gadog 1 pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada
tahun 2002 di SLTP Negeri 1 Ciawi. Kemudian pendidikan lanjutan menengah
atas diselesaikan pada tahun 2005 di SMU Negeri 3 Bogor.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005. Kemudian pada tahun 2006, penulis
diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif di organisasi Keluarga
Ekonomi dan Manajemen Pecinta Alam Fakultas Ekonomi dan Manajemen
(KAREMATA FEM IPB) sebagai Ketua Divisi Gunung Hutan pada periode
2007-2008, Ketua Bidang Pelatihan dan Pengembangan periode 2008-2009, dan
Staf Divisi Climbing periode 2009-2010. Selain aktif dalam kelembagaan
kampus, penulis juga pernah terlibat dalam berbagai kepanitian kegiatan kampus.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang dengan berkat rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Pemasaran
Produk Olahan Ikan
Pada Ragajaya Mandiri Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal
perusahaan yang dapat digunakan untuk menentukan kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman perusahaan, serta merumuskan alternatif dan prioritas
strategi pemasaran usaha yang dapat diterapkan oleh Ragajaya Mandiri
Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung yang akan selalu penulis kenang dan syukuri.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan
mengingat keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Semoga skripsi ini dapat
berguna bagi semua pihak dan dapat memperkaya ilmu pengetahuan.
Bogor, Juli 2011
Iwan Kurniawan
UCAPAN TERIMA KASIH
Skripsi ini dapat terselesaikan diantaranya karena bantuan dari berbagai pihak.
Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan,
arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen penguji utama pada ujian sidang
yang telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan masukan dan
saran demi perbaikan skripsi ini.
3. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen penguji dari wakil komisi
pendidikan pada ujian sidang yang telah berkenan meluangkan waktunya
serta memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini.
4. Bapak, Umi, Santi atas dukungan, doa dan cinta kasihnya selama ini. Semoga
ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.
5. Ibu Ida dan Mba Dian atas bantuan yang diberikan selama penyusunan skripsi
ini.
6. Pihak Ragajaya Mandiri, khususnya Bapak Yudhi dan Ibu Dian atas waktu,
informasi, dan dukungan yang diberikan.
7. Pihak Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, khususnya Ibu
Lili Nus Chalimah, S.Pt. yang berkenan memberikan informasi dan menjadi
responden eksternal dalam penelitian ini.
8. Hasanudin yang telah menjadi pembahas seminar, atas, masukan, informasi,
saran dan kritik yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
Bogor, Juli 2011
Iwan Kurniawan
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xiv
I
PENDAHULUAN ......................................................................
1.1
Latar Belakang ...............................................................
1.2. Perumusan Masalah .........................................................
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................
1.4. Manfaat Penelitian ...........................................................
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...............................................
1
1
4
8
8
8
II
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................
2.1. Pengolahan Hasil Perikanan ............................................
2.2. Penelitian Terdahulu ..........................................................
9
9
11
III
KERANGKA PEMIKIRAN .....................................................
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ...........................................
3.1.1. Pengertian Strategi .................................................
3.1.2. Jenis-jenis Strategi .................................................
3.1.3. Konsep Manajemen Strategis ................................
3.1.4. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ........................
3.1.5. Pengertian dan Tujuan Pemasaran ..........................
3.1.6. Strategi Pemasaran .................................................
3.1.7. Bauran Pemasaran ..................................................
3.1.8. Analisis Lingkungan Perusahaan ..........................
3.1.8.1. Analisis Lingkungan Internal ..................
3.1.8.2. Analisis Lingkungan Eksternal ................
3.1.9. Matriks EFE dan IFE ............................................
3.1.10.Matriks IE .............................................................
3.1.11.Matriks SWOT .....................................................
3.1.12.Matriks QSP (QSPM) ..........................................
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ....................................
13
13
13
13
17
18
19
19
21
24
25
27
30
30
30
31
32
IV
METODE PENELITIAN .........................................................
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................
4.2. Metode Penentuan Sampel ..............................................
4.3. Data dan Instrumentasi ....................................................
4.4. Metode Pengumpulan Data .............................................
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................
4.5.1. Analisis Formulasi Strategi ...................................
4.5.1.1. Tahap Input ..............................................
4.5.1.2. Tahap Pencocokan ...................................
4.5.1.3. Tahap Keputusan .....................................
35
35
35
35
36
36
37
37
41
44
x
V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..................................
5.1. Sejarah Perusahaan ..........................................................
5.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ....................................
5.3. Struktur Organisasi Perusahaan .......................................
5.4. Kegiatan Operasional Perusahaan ...................................
5.4.1. Pengadaan Bahan Baku ..........................................
5.4.2. Proses Produksi ......................................................
5.4.3. Penjualan Produk ....................................................
5.5. Sarana dan Prasarana .......................................................
46
46
47
47
49
49
50
51
52
VI
ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ........................
6.1. Analisis Lingkungan Internal ..........................................
6.1.1. Manajemen ...........................................................
6.1.2. Pemasaran ..............................................................
6.1.3. Keuangan ..............................................................
6.1.4. Produksi dan Operasi ............................................
6.1.5. Sumber Daya Manusia ..........................................
6.1.6. Penelitian dan Pengembangan ...............................
6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ........................................
6.2.1. Lingkungan Jauh . ..................................................
6.2.2. Lingkungan Industri ...............................................
54
54
54
55
60
60
63
64
64
64
72
VII
FORMULASI STRATEGI PEMASARAN ..............................
7.1. Tahap Input ........................................................................
7.1.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan.....................
7.1.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman .........................
7.1.3. Analisis Matriks IFE ..............................................
7.1.4. Analisis Matriks EFE .............................................
7.2.
Tahap Pencocokan ............................................................
7.2.1. Analisis Matriks IE ................................................
7.2.2. Analisis Matriks SWOT ..........................................
7.3. Tahap Keputusan (Analisis QSPM) ..................................
76
76
76
79
84
85
88
88
89
94
VIII
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................
8.1. Kesimpulan ......................................................................
8.2.
Saran ................................................................................
96
96
97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
98
LAMPIRAN ...........................................................................................
101
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Volume Produksi Perikanan Tahun 2005 – 2009 ............................
1
2.
Nilai Produksi Perikanan Tahun 2005 – 2009 .................................
2
3.
Tingkat Konsumsi Ikan Per Kapita Indonesia Tahun 2001-2006 .....
2
4.
Jumlah Rata-rata Permintaan Otak-Otak dan Kaki Naga untuk
Daerah Jabodetabek Tahun 2004 – 2006 ..........................................
5
5.
Perusahaan Pesaing Ragajaya Mandiri di Jabodetabek Tahun 2010..
6
6.
Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ......................
38
7.
Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ..................
40
8.
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) ..........................
45
9.
Jumlah Rata-rata Pembelian Bahan Baku Per Bulan Ragajaya
Mandiri Bulan Agustus 2010 – Januari 2011 ...................................
50
10. Jumlah Rata-rata Produksi Per Bulan Produk Ragajaya Mandiri
Bulan Agustus 2010 – Januari 2011 .................................................
51
11. Jumlah Rata-rata Penjualan Produk Per Bulan Ragajaya Mandiri
Bulan Agustus 2010 – Januari 2011 ................................................
52
12. Fasilitas Produksi dan Sarana Prasarana Ragajaya Mandiri .............
53
13. Nama dan Spesifikasi Produk Olahan Ikan Ragajaya Mandiri ........
56
14. Daftar Harga Produk Olahan Ragajaya Mandiri ..............................
57
15. Distributor dan Agen Ragajaya Mandiri ...........................................
59
16. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2007 – 2009 ...
66
17. PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Berlaku tahun
2006 – 2009 ......................................................................................
67
18. Perkembangan Tingkat Inflasi Periode Januari 2010 –
Februari 2011 ...................................................................................
68
19. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2006 – 2010 ............................
70
20. Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2007 – 2009 ................
70
21. Perusahaan Sejenis Dengan Ragajaya Mandiri ..................................
73
22. Hasil Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Perusahaan ........................................................................................
83
23. Analisis Matriks IFE Ragajaya Mandiri ..........................................
84
24. Analisis Matriks EFE Ragajaya Mandiri .........................................
86
25. Prioritas Alternatif Strategi Pemasaran Pada Ragajaya Mandiri .....
95
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Grafik Penjualan per Bulan Ragajaya Mandiri Bulan Agustus 2010 –
Maret 2011 ........................................................................................
7
2.
Model Komprehensif Manajemen Strategis .....................................
18
3.
Bauran Pemasaran ............................................................................
22
4.
Kerangka Pemikiran Operasional ....................................................
34
5.
Matriks IE ........................................................................................
42
6.
Matriks SWOT .................................................................................
43
7.
Struktur Organisasi Ragajaya Mandiri .............................................
48
8.
Saluran Distribusi Ragajaya Mandiri ...............................................
59
9.
Diagram Alur Produksi Produk Olahan Ikan Ragajaya Mandiri .....
62
10. Analisis Matriks IE Ragajaya Mandiri ..............................................
88
11. Analisis Matriks SWOT ...................................................................
90
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Usaha Pengolahan Ikan di Kabupaten Bogor Tahun 2009 ...............
102
2.
Kuisioner Penelitian .........................................................................
104
3.
Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Pembobotan Faktor
Internal ............................................................................................
112
4.
Penentuan Peringkat Faktor Internal Strategis .................................
115
5.
Hasil Pembobotan Rata-Rata Faktor Strategi Internal pada
Ragajaya Mandiri ...............................................................................
118
Hasil Rating Rata-Rata Faktor Strategi Internal pada Ragajaya
Mandiri ...............................................................................................
119
Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Pembobotan Faktor
Eksternal ..........................................................................................
120
8.
Penentuan Peringkat Faktor Eksternal Strategis ..............................
123
9.
Hasil Pembobotan Rata-Rata Faktor Strategi Eksternal pada
Ragajaya Mandiri ...............................................................................
126
10. Hasil Rating Rata-Rata Faktor Strategi Eksternal pada Ragajaya
Mandiri ...............................................................................................
127
11. Analisis Matriks QSP (QSPM) Pada Ragajaya Mandiri ..................
128
12. Produk Ragajaya Mandiri .................................................................
132
6.
7.
xiv
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya laut yang sangat berlimpah,
karena dua per tiga wilayah Indonesia terdiri dari laut dengan potensi perikanan
tangkap sebesar 6,26 juta ton/tahun. Produksi perikanan tangkap Indonesia sampai
dengan tahun 2007 berada pada peringkat ke-3 dunia dengan tingkat produksi
perikanan tangkap pada periode 2003-2007 mengalami kenaikan rata-rata
produksi sebesar 1,54%. (Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010).
Volume produksi perikanan Indonesia baik sektor penangkapan maupun
budidaya pada kurun waktu tahun 2005-2009 terus mengalami peningkatan.
Peningkatan volume produksi perikanan selama tahun 2005-2009 dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Volume Produksi Perikanan Indonesia Tahun 2005 – 2009 (Ton)
Sektor
Tahun
Kenaikan
Rata-rata
(%)
2009*
2005
2006
2007
2008
Penangkapan
4.705.869
4.806.112
5.044.737
5.196.328
5.285.020
2,95
Budidaya
2.163.674
2.682.596
3.193.565
3.855.200
4.780.100
21,93
6.869.543
7.488.708
8.238.302
9.051.528
10.065.120
10,02
Jumlah
2005-2009
*Angka Sementara
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan , 2010
Berdasarkan Tabel 1, laju pertumbuhan produksi perikanan tangkap tahun
2005-2009 mengalami kenaikan rata rata sebesar 2,95% dan produksi perikanan
budidaya sebesar 21,93%. Pada tahun 2009, volume produksi perikanan tangkap
Indonesia sudah mencapai 5,28 juta ton tetapi produksi tersebut masih belum
optimal karena potensi perikanan tangkap Indonesia mencapai 6,26 juta ton/tahun.
Laju pertumbuhan produksi perikanan nasional baik sektor perikanan tangkap
maupun sektor budidaya tahun 2005-2009 mengalami kenaikan rata-rata sebesar
10,02% dengan total produksi perikanan nasional tahun 2009 sebesar 10,06 juta
ton.
Selain volume produksi, nilai produksi perikanan Indonesia juga
mengalami peningkatan dari Rp57,62 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp102,78
triliun pada tahun 2009 dengan kenaikan rata-rata sebesar 15,61%. Nilai Produksi
perikanan Indonesia dari tahun 2005-2009 bisa dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Produksi Perikanan Indonesia Tahun 2005 – 2009 (Juta Rupiah)
Sektor
Tahun
Kenaikan
Rata-rata
(%)
2009*
2005
2006
2007
2008
Penangkapan
36.171,33
40.069,05
48.431,93
51.611,69
56.077,35
11,72
Budidaya
21.451,44
23.776,08
27.928,28
37.842,76
46.705,70
21,81
57.662,78
63.845,14
76.360,22
89.454,45
102.783,05
15,61
Total Nilai
2005-2009
*Angka Sementara
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan , 2010
Dukungan konsumsi dalam negeri sangat diperlukan untuk mendorong
produksi perikanan Indonesia. Selain itu, peningkatan konsumsi ikan juga dinilai
penting bagi ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor
protein hewani lainnya. Pada kurun waktu tahun 2000 – 2006 konsumsi ikan di
Indonesia mengalami peningkatan. Tingkat konsumsi ikan per kapita Indonesia
dari tahun 2000 – 2006 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tingkat Konsumsi Ikan Per Kapita Indonesia Tahun 2001-2006 (Kg)
Tahun
Sektor
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Pertumbuhan
(%)
2000-2006
Penangkapan
19,24
19,53
20,64
20,34
20,39
20,54
1,3
Budidaya
3,40
3,51
3,68
3,72
4,35
4,31
4,9
Total Konsumsi
22,64
23,04
24,32
24,06
24,74
24,86
6,2
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan , 2009
Berdasarkan Tabel 3, dalam enam tahun terakhir konsumsi ikan di
Indonesia mengalami peningkatan. Pada sektor penangkapan tingkat konsumsi
ikan mengalami pertumbuhan 1,3 %, sektor budidaya juga meningkat dengan
pertumbuhan mencapai 4,9 % dalam kurun waktu enam tahun.
2
Pada tahun 2006, tingkat konsumsi ikan per kapita pertahun mencapai
24,86 kg. Dengan pertumbuhan yang terus meningkat tiap tahun, tingkat
konsumsi ikan dapat menunjukan kesadaran yang mulai meningkat di masyarakat
akan pentingnya makanan bergizi. Tahun 2010, tingkat konsumsi ikan sudah
mencapai 30,47 kg per kapita, meningkat dibandingkan konsumsi 2009 sebesar
29,08 kg per kapita.1
Keragaman jenis
ikan
di
perairan
Indonesia
belum
seluruhnya
dimanfaatkan secara optimal. Apabila dilihat dari tingkat pemanfaatan, terutama
untuk ikan-ikan non ekonomis pemanfaatan terhadap ikan masih belum optimal.
Hal ini disebabkan pemanfaatannya masih terbatas dalam bentuk olahan
tradisional dan konsumsi segar. Akibatnya ikan-ikan tidak ditangani dengan baik
dikapal, sehingga ikan yang didaratkan bermutu rendah (20–30%). Selain itu,
penanganan ikan yang tidak baik dikapal berdampak pada tingginya tingkat
kehilangan (losses) sekitar 30-40%. Dari total produksi tangkapan laut, sebesar
57,05 % dimanfaatkan dalam bentuk basah, sebesar 30,19% bentuk olahan
tradisional, sebesar 10,90 % bentuk olahan modern dan olahan lainnya 1,86%.
(Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Kementerian
Kelautan dan Perikanan 2007).
Upaya
pengolahan
bertujuan
untuk
memberi
nilai
tambah
dan
memperpanjang masa simpan ikan, sehingga dapat dikonsumsi kapan saja dan
lebih praktis. Hal ini terkait dengan karateristik ikan yang tidak tahan lama dan
merupakan bahan pangan yang mudah membusuk, karena aktivitas zat-zat dan
mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan mutu ikan.
Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan
pemanfaatan produksi hasil tangkapan laut adalah dengan pengembangan produk
bernilai tambah, baik olahan tradisional maupun modern. Namun produk bernilai
tambah yang diproduksi di Indonesia masih dari ikan ekonomis seperti tuna/udang
kaleng, tuna steak, dan lain sebagainya yang memiliki nilai jual meski tanpa
dilakukan proses lanjutan (Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan 2007).
1
Outlook Perikanan Tahun 2011.http// www.kkp.go.id [7 Maret 2011]
3
Sedangkan apabila ingin merubah nilai jual ikan non ekonomis, salah satu
cara
yang bisa ditempuh adalah melalui teknologi produk
perikanan
(pengembangan produk hasil perikanan) menjadi produk siap saji agar sesuai
dengan selera pasar dan lebih bisa diterima oleh masyarakat. Selain itu,
pengembangan produk hasil perikanan menjadi produk siap saji memungkinkan
untuk meningkatkan keragaman produk perikanan.
Salah satu cara pengembangan produk hasil perikanan menjadi produk
siap saji adalah dengan diversifikasi pengolahan ikan. Diversifikasi produk olahan
ikan dilakukan untuk mengoptimalkan pengolahan dan untuk memenuhi
keinginan dan selera konsumen. Diversifikasi produk olahan ikan diantaranya
petis, abon, dendeng, kerupuk, sosis, nugget, siomay, bakso, kaki naga, ekado,
otak-otak, dan empek-empek. Salah satu pelaku bisnis yang memproduksi hasil
perikanan menjadi produk olahan ikan bernilai tambah dan terdaftar pada Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor adalah Ragajaya Mandiri (Lampiran
1).
1.2. Perumusan Masalah
Perkembangan teknologi menyebabkan pengolahan hasil perikanan
semakin berkembang, tidak hanya sebatas proses pengolahan saja, tetapi sudah
disesuaikan dengan keinginan dan selera konsumen. Salah satunya dengan
diversifikasi pengolahan ikan yang menghasilkan berbagai produk olahan ikan
siap saji seperti bakso ikan, lumpia ikan, karage ikan, ekkado, nugget, otak-otak
dan kaki naga. Peningkatan pengetahuan masyarakat akan gizi, kesibukan
pekerjaan dan peningkatan pendapatan, secara bersamaan diikuti oleh perilaku
hidup merubah pola konsumsi masyarakat modern. Pola konsumsi masyarakat
modern saat ini semakin menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan yang
bergizi yaitu dengan mengkonsumsi makanan praktis siap saji namun memiliki
nilai gizi yang baik.
Adanya
perkembangan
teknologi
dan
perubahan
pola
konsumsi
masyarakat modern merupakan peluang bagi usaha diversifikasi pengolahan ikan
seperti Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produk olahan ikan yang bersifat
praktis, mudah, cepat cara penyajiannya, serta bernilai gizi baik.
4
Permintaan produk olahan perikanan untuk area Jabodetabek pada tahun
2010 cukup besar yaitu sebanyak 80 ton per bulan (setara 160 ribu kemasan).2
Permintaan untuk produk olahan ikan lain khususnya untuk otak-otak dan kaki
naga sebagian besar berasal dari wilayah Jabodetabek. Permintaan lainnya berasal
dari luar Jabodetabek seperti Bandung, Banten dan daerah lainnya.3 Permintaan
otak-otak dan kaki naga untuk daerah Jabodetabek tahun 2004-2006 mengalami
peningkatan yaitu pada tahun 2004 permintaan otak-otak sebesar 72 juta pcs dan
meningkat menjadi 90 juta pcs tahun 2006 sedangkan untuk kaki naga dari 57,6
juta pcs tahun 2004 menjadi 72 juta pcs pada tahun 2006. Permintaan otak-otak
dan kaki naga untuk daerah Jabodetabek pada tahun 2004-2006 dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Rata-rata Permintaan Otak-Otak dan Kaki Naga untuk Daerah
Jabodetabek Tahun 2004 – 2006 (pcs)
Produk
Tahun
2005
Olahan
2004
2006
Otak-Otak
72.000.000
72.000.000
90.000.000
Kaki naga
57.600.000
57.600.000
72.000.000
Sumber : Direktorat Kredit, BPR dan UMKM. 2008.
Ragajaya Mandiri menghadapi persaingan dengan perusahaan lain dalam
memasarkan produknya khususnya di daerah Jabodetabek. Pesaing yang dihadapi
Ragajaya Mandiri tidak hanya perusahaan skala menengah dan kecil tetapi juga
skala besar. Selain pesaing-pesaing dalam industri pengolahan ikan, Ragajaya
Mandiri menghadapi ancaman produk substitusi yang mulai banyak beredar salah
satunya adalah produk olahan daging ayam seperti nugget ayam dan sosis ayam
dengan merk “Sozis”, “Fiesta”, “Champ”, “So Nice” dan “So Good”. Beberapa
pesaing Ragajaya Mandiri untuk daerah Jabodetabek pada tahun 2010 bisa dilihat
pada Tabel 5.
2
http://www.agrina-online.com [7 Maret 2011]
3
Pola Pembiayaan Pengolahan Ikan Berbasis Fish Jelly Product (otak-otak dan kaki naga)..
Jakarta . http://www.bi.go.id/ [25 April 2011]
5
Tabel 5. Perusahaan Pesaing Ragajaya Mandiri di Jabodetabek Tahun 2010
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Nama Produk
Bening Food
Ocean King
Diva Food
Bakso Super 14
Pak celup
Revi Food
Perusahaan
Bening Jati Anugrah
Citra Mandiri
Samaky
PT. Frozen Food Pahala
PT. Makanan Sehat Nusantara ( MSN)
Ikan Sehat Nusantara
Bakso Super 14
Rumah Daging Olah ”Saudaraku”
Mitra Sukses Armani
Fathan frozen food
PT Salimah Prima Cita
Oryza Frozen Food
Revi
Lokasi
Bogor
Bogor
Bogor
Bogor
Jakarta
Bekasi
Tangerang
Bekasi
Tangerang
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Sumber : Profil Perusahaan .http://olahanikan.indonetwork.co.id (Diolah), 2011
Persaingan yang terjadi pada lingkungan industri dapat mempengaruhi
pemasaran produk dan berakibat pada penjualan perusahaan. Rata-rata produksi
Ragajaya Mandiri selama enam bulan yaitu pada bulan Agustus 2010 – Januari
2011 sebesar 3,44 ton per bulan atau setara dengan 8480 bks per bulan.
Sedangkan penjualan kepada distributor dan agen Ragajaya Mandiri pada bulan
Agustus 2010 – Januari 2011 rata-rata sebesar 8110 bks per bulan. Sehingga
produk yang belum terjual setiap bulannya rata-rata sebesar 370 bks. Selain itu,
kapasitas produksi optimum Ragajaya Mandiri adalah 150 kg per hari atau 4,5 ton
per bulan. Adanya selisih rata-rata produksi dengan rata-rata penjualan tiap bulan
dan jumlah produksi yang masih belum optimum tersebut dikarenakan pemasaran
yang dilakukan masih tergolong pasif. Saat ini, Ragajaya Mandiri belum
melakukan upaya pemasaran yang aktif. Pelanggan datang langsung atau
memesan langsung kepada perusahaan dan pemasaran produk kepada konsumen
hanya dilakukan oleh distributor dan agen.
Tingkat penjualan produk Ragajaya Mandiri pada periode bulan Agustus
2010 – Maret 2011 cenderung mengalami penurunan. Pada bulan Agustus 2010
penjualan Ragajaya Mandiri sebesar Rp135 juta. Penjualan terendah terjadi pada
bulan Januari 2011 yaitu sebesar Rp102,5 juta (Gambar 1).
6
160000000
Penjualan (Rp)
140000000
120000000
100000000
80000000
60000000
40000000
20000000
0
Gambar 1. Grafik Penjualan Ragajaya Mandiri Bulan
Agustus 2010 – Maret 2011
Sumber : Ragajaya Mandiri (diolah)
Lingkungan eksternal seperti perkembangan teknologi, selera konsumen,
dan persaingan usaha yang selalu berubah secara tidak langsung mempengaruhi
Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya. Selain itu, pemasaran Ragajaya
Mandiri yang hanya mengandalkan distributor dan agen berakibat pada tidak
optimumnya produksi dan penjualan yang cenderung menurun, sehingga
Ragajaya Mandiri memerlukan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan
kondisi internal dengan memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang
dimiliki. Selain itu, strategi juga harus memperhatikan lingkungan eksternal yang
bersifat dinamis yang bisa menjadi peluang dan ancaman bagi Ragajaya Mandiri
dalam memasarkan produknya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang akan di bahas dalam penelitian ini, yaitu :
1. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi
pemasaran produk olahan ikan Ragajaya Mandiri ?
2. Strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam pemasaran produk olahan ikan
Ragajaya Mandiri ?
3. Strategi apa yang menjadi prioritas dalam pemasaran produk olahan ikan yang
sesuai dengan Ragajaya Mandiri ?
7
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal yang menjadi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman Ragajaya Mandiri.
2. Memformulasikan alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh
Ragajaya Mandiri.
3. Menentukan prioritas strategi pemasaran yang sesuai dengan Ragajaya
Mandiri.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan maka manfaat penelitian ini, yaitu:
1) Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan bagi penulis
mengenai perkembangan dan strategi yang diterapkan oleh industri
pengolahan ikan.
2) Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi dan bisa
menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam
menjalankan usahanya.
3) Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan wawasan dan informasi
kepada pembaca mengenai industri pengolahan ikan dan dapat menjadi
referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini hanya sampai pada tahap formulasi strategi
dan perumusan alternatif strategi pemasaran yang menjadi prioritas bagi
perusahaan, sedangkan tahap implementasi dan tahap evaluasi strategi diserahkan
sepenuhnya kepada pihak perusahaan.
8
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengolahan Hasi Perikanan
Ikan dan hasil perikanan merupakan bahan pangan yang mudah
membusuk, sehingga proses pengolahan bertujuan untuk menghambat atau
menghentikan aktivitas zat-zat dan mikroorganisme yang dapat menyebabakan
kerusakan mutu ikan. Selain untuk menghambat atau menghentikan aktivitas zatzat dan mikroorganisme, pengolahan juga bertujuan untuk memperpanjang daya
awet dan mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan.
Proses pengolahan hasil perikanan meliputi pengolahan dengan suhu
rendah, penggaraman, pemindangan, pengeringan, pengasapan, fermentasi,
pengolahan dengan suhu tinggi, dan diversifikasi pengolahan ikan.
1. Penanganan dengan suhu rendah
Pengolahan dengan suhu rendah merupakan proses pemindahan panas dari
tubuh ikan ke ke bahan lain. Penanganan dengan suhu rendah terdiri dari
pendinginan dan pembekuan. Pendinginan terhadap ikan memiliki kelebihan yaitu
sifat-sifat asli ikan tidak mengalami perubahan tekstur, rasa, dan bau. Pembekuan
ikan menggunakan suhu jauh dibawah titik beku ikan dan mengubah hampir
seluruh kandungan air pada ikan menjadi es. Pendinginan dan pembekuan hanya
mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat aktivitas
mikroorganisme sehingga aktivitas akan kembali normal jika suhu tubuh ikan
kembali naik.
2. Penggaraman
Penggaraman merupakan cara pengawetan yang sudah lama dilakukan
dalam pengolahan hasil perikanan. Tujuan dari penggaraman adalah untuk
memperpanjang daya tahan dan daya simpan ikan. Pengawetan ikan dengan cara
penggaraman terdiri dari dua proses yaitu proses pengeringan dan proses
penggaraman. Proses pengeringan dilakukan dengan mengurangi kadar air dalam
badan ikan sampai titik tertentu sehingga bakteri tidak dapat hidup dan
berkembang lagi. Ikan yang mengalami proses penggaraman menjadi awet karena
garam dapat menghambat dan membunuh bakteri penyebab kebusukan ikan.
3. Pemindangan
Pemindangan ikan merupakan cara pengawetan ikan sekaligus pengolahan
ikan yang menggunakan teknik penggaraman dan pemanasan ikan. Prinsip
pemindangan adalah perebusan ikan dalam suasana bergaram selama jangka
waktu tertentu da dalam suatu wadah terbuka atau tertutup. Perebusan ikan pada
suhu dan tekanan normal tersebut dapat membunuh bakteri yang ada pada ikan.
Penambahan garam akan mengawetkan produk karena garam mempunyai sifat
bakterisidal dan bakteriostatik. Lama perebusan dan konsentrasi garam air
perebus berpengaruh terhadap rasa dan daya awet produk pindang.
4. Pengeringan
Pengeringan ikan merupakan cara pengawetan ikan dengan mengurangi
kandungan air pada ikan yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau
terhenti sehingga ikan yang dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama.
5. Pengasapan
Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan
memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia
alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Pengasapan ikan bertujuan untuk
mengawetkan ikan dengan memanfaatkan bahan alam dan memberi rasa dan
aroma yang khas.
6. Fermentasi
Fermentasi merupakan cara pengolahan melalui proses penguraian
senyawa dari bahan-bahan protein kompleks. Fermentasi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu fermentasi yang menghasilkan produk dengan bentuk dan sifat yang
berubah, misalnya terasi, kecap ikan, dan fermentasi yang menghasilkan senyawasenyawa yang memiliki kemampuan atau daya awet dalam produk, misalnya
pembuatan ikan peda.
7. Pengolahan dengan suhu tinggi
Pengalengan ikan merupakan cara pengawetan dengan penggunaan panas
untuk mengurangi jumlah seminimal mungkin serta mematikan mikroorganisme
pembusuk dan mengubah ikan dari bentuk mentah menjadi produk yang siap
disajikan.
10
Pengalengan harus memperhatikan kemasan dan sterilisasi. Kemasan
harus tertutup dengan sangat rapat sehingga tidak dapat ditembus oleh air, udara,
kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa. Sterilisasi adalah usaha untuk
membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala bentuk macam kehidupan
terutama mikroorganisme.
8. Diversifikasi pengolahan ikan
Perkembangan teknologi menyebabkan pengolahan hasil perikanan
semakin berkembang, tidak hanya sebatas proses pengolahan saja, tetapi sudah
disesuaikan dengan keinginan dan selera konsumen. Diversifikasi produk olahan
ikan dilakukan untuk mengoptimalkan pengolahan dan untuk memenuhi
keinginan dan selera konsumen. Diversifikasi produk olahan ikan diantaranya
petis, abon, dendeng, kerupuk, sosis, nugget, siomay, bakso, kaki naga, ekado,
otak-otak, dan empek-empek.
2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian mengenai perumusan strategi pemasaran pernah
dilakukan oleh Nisa (2005), Kaharudin (2006), Putri (2008), Purnama (2009), dan
Risman (2009). Penelitian-penelitian ini meneliti tentang perumusan strategi
pemasaran yang paling tepat untuk perusahaan dengan menggunakan analisis
formulasi strategi.
Penelitian yang dilakukan oleh Nisa (2005) mengenai strategi pemasaran
tanaman Anggrek, Kaharudin (2006) meneliti tentang analisis strategi pemasaran
jambu biji organik, Purnama (2009) mengenai strategi pemasaran produk olahan
wortel, dan Risman (2009) meneliti tentang strategi pemasaran produk DAFA
Yoghurt. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah matriks IFE dan
matriks EFE untuk tahap input, sedangkan Nisa (2005) menambah alat analisis
lain yaitu matriks profil persaingan (CPM). Tahap pencocokan menggunakan
matriks IE dan matriks SWOT untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran.
Matriks QSP (QSPM) digunakan untuk tahap keputusan dalam menentukan
urutan prioritas strategi perusahaan. Hasil penelitian pada umumnya menunjukan
bahwa perusahaan berada pada posisi kuadran V (pertahankan dan pelihara),
belum dapat disimpulkan faktor apa yang menyebabkan sebagian penelitian
mengenai strategi pemasaran menghasilkan posisi perusahaan pada kuadran V.
11
Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2008) tentang formulasi strategi
pemasaran obat tradisional menggunakan alat analisis AHP pada tahap keputusan
dalam menentukan strategi pemasaran yang paling tepat untuk diterapkan pada
perusahaan yang ditelitinya. Pemilihan strategi dengan menggunakan alat anallisis
AHP menghasilkan alternatif strategi yang didasarkan pada prioritas dalam
pengambilan keputusan.
Dari penellitian-penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
perumusan strategi dapat dilakukan melalui identifikasi lingkungan perusahaan
internal dan eksternal. Metode yang digunakan antara lain matriks profil
persaingan (CPM), matriks IFE, dan matriks EFE untuk tahap input, tahap
pencocokan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT. Strategi yang telah
dirumuskan kemudian dapat diurutkan dalam prioritas menggunakan Matriks QSP
(QSPM) dan AHP.
Penelitian ini mengenai formulasi strategi pemasaran produk olahan ikan
dengan analisis formulasi strategi. Alat analisis pada tahap input menggunakan
matriks IFE dan matriks EFE, tahap pencocokan menggunakan matriks IE dan
matriks SWOT untuk merumuskan alternatif strategi, dan matriks QSP pada tahap
keputusan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya di
atas antara lain lokasi dan produk yang dipasarkan perusahaan.
12
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Pengertian Strategi
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan, dalam perkembangannya
konsep mengenai strategi terus berkembang (Rangkuti 2006). Menurut David
(2006), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi
merupakan rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan
keunggulan strategis dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat
(Glueck dan Jauch 1992).
3.1.2. Jenis-jenis Strategi
Strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil untuk mencapai
tujuan perusahaan. Jenis-jenis strategi yang dapat dijalankan oleh sebuah
perusahaan (David 2006), yaitu :
a) Strategi Integrasi
Strategi integrasi memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan
kontrol atas distributor, pemasok, dan/atau pesaing. Strategi dapat dikategorikan
menjadi tiga strategi alternatif, yaitu :
a) Integrasi ke Depan
Integrasi ke depan melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan
kontrol atas distributor atau pengecer. Integrasi ke depan bisa menjadi
strategi yang efektif dalam beberapa situasi yaitu ketika distributor tidak
dapat diandalkan, sangat mahal, ketersediaan distributor yang berkualitas
terbatas. Distributor tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan, ketika
sebuah perusahaan bersaing dalam industri yang bertumbuh, ketika
perusahaan memiliki keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi
sehingga dapat meningkatkan kepastian permintaan outputnya, atau ketika
distributor atau pengecer memiliki margin yang tinggi sehingga
perusahaan dapat menetapkan harga secara kompetitif dengan integrasi ke
depan.
b) Integrasi ke Belakang
Integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Integrasi ke belakang
menjadi strategi yang efektif ketika pemasok perusahaan saat ini sangat
mahal, jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak, perusahaan
memiliki sumberdaya modal dan manusia untuk mengelola bisnis baru
yang memasok bahan bakunya sendiri, perusahaan bersaing dalam industri
yang tumbuh dengan cepat, atau ketika suatu perusahaan perlu membeli
sumber daya yang dibutuhkan dengan cepat.
c) Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan seperti merger dan akuisisi.
Strategi integrasi horizontal bisa menjadi strategi yang efektif yaitu pada
situasi ketika perusahaan mendapatkan karakteristik monopolistik dalam
area atau daerah tertentu, perusahaan bersaing dalam industri yang
berkembang, meningkatnya skala ekonomi perusahaan,
atau ketika
pesaing kebingungan karena kurangnya keahlian dalam memiliki
kebutuhan atas sumber daya tertentu yang dimiliki oleh perusahaan.
b) Strategi Intensif
Strategi intensif dibutuhkan jika posisi kompetitif perusahaan dengan
produk yang ada pada saat ini akan membaik. Strategi intensif terdiri dari
penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
a) Penetrasi Pasar
Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk
produk/jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi
pasar mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, meningkatkan
jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau
meningkatkan usaha publisitas. Penetrasi pasar bisa menjadi strategi yang
efektif yaitu ketika pasar saat ini tidak jenuh dengan produk atau jasa yang
ada, tingkat penggunaan pelanggan saat ini dapat meningkat secara
signifikan atau pangsa pasar pesaing utama menurun sementara penjualan
total industri meningkat.
14
b) Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar melibatkan perkenalan produk yang ada saat ini ke
area geografi yang baru dan menjadi strategi yang efektif jika ada pasar
yang belum tersentuh atau belum jenuh, perusahaan memiliki kelebihan
kapasitas produksi, tersedia jaringan distribusi baru yang dapat diandalkan,
murah, berkualitas bagus, atau ketika ruang lingkup industri dasar
perusahaan menjadi global dengan cepat.
c) Pengembangan Produk
Pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan
penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa saat ini dan
biasanya melibatkan biaya penelitian dan pengembangan yang besar.
Pengembangan produk bisa menjadi strategi yang efektif ketika
perusahaan memiliki produk yang berhasil yang berada pada tahap dewasa
dalam siklus hidup produk dan mencoba menarik pelanggan untuk
mencoba produk yang baru, perusahaan bersaing dalam industri yang
memiliki perkembangan teknologi yang cepat, perusahaan memiliki
kemampuan litbang yang kuat, atau ketika pesaing utama menawarkan
produk dengan kualitas yang lebih baik pada harga yang bersaing.
c) Strategi Diversifikasi
Ada tiga tipe dari strategi yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan
konglomerat. Strategi diversifikasi dipakai untuk mengelola aktivitas bisnis yang
berbeda-beda sehingga tidak tergantung pada satu industri.
a) Diversifikasi Konsentrik
Diversifikasi konsentrik atau terfokus yaitu menambah produk atau jasa
baru yang masih berkaitan dengan produk atau jasa lama kepada pasar atau
pelanggan lama. Diversifikasi Konsentrik bisa menjadi strategi yang
efektif ketika suatu perusahaan bersaing dalam industri yang tidak tumbuh
atau tumbuh dengan lambat, produk perusahaan saat ini berada pada tahap
penurunan dari siklus hidup produk, dan produk baru dapat ditawarkan
pada harga yang sangat kompetitif.
15
b) Diversifikasi Horizontal
Diversifikasi Horizontal yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak
berkaitan dengan produk atau jasa lama kepada pasar atau pelanggan lama.
Diversifikasi horizontal bisa menjadi strategi yang efektif ketika
pendapatan yang dihasilkan dari produk atau jasa saat ini akan meningkat
secara signifikan, perusahaan bersaing dalam industri yang sangat
kompetitif dan atau tidak tumbuh, dan jalur distribusi saat ini dapat
digunakan untuk memasarkan produk baru ke pelanggan lama.
c) Diversifikasi konglomerat
Diversifikasi konglomerat yaitu menambahkan produk atau jasa baru yang
tidak berkaitan dengan produk atau jasa lama kepada pasar atau pelanggan
baru. Diversifikasi konglomerat bisa menjadi strategi yang efektif ketika
industri dasar perusahaan mengalami penurunan penjualan dan laba, ada
peluang investasi dan membeli bisnis yang tidak berkaitan, perusahaan
harus memiliki modal dan manajerial yang kuat untuk bersaing di industri
yang baru, pasar produk perusahaan saat ini sudah jenuh.
d) Strategi Defensif
Strategi defensif atau bertahan umumnya dijalankan oleh perusahaan
untuk bertahan hidup dari ancaman kebangkrutan. Strategi defensif terdiri dari
retrenchment, divestasi, dan likuidasi.
a) Retrenchment
Retrenchment yaitu mengelompokkan ulang melalui pengurangan biaya
dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba. Retranchment dapat
melibatkann penjualan tanah dan gedung untuk meningkatkan kas,
memotong lini produk, menutup bisnis yang labanya sangat tipis, menutup
pabrik yang sudah tua, mengotomatisasi proses, mengurangi jumlah
karyawan, dan menetapkan sistem kontrol pengeluaran.
b) Divestasi
Divestasi yaitu menjual satu divisi atau bagian dari suatu perusahaan.
divestasi menjadi strategi yang efektif, yaitu ketika perusahaan gagal
untuk mencapai perbaikan dengan cara retrenchment.
16
Selain itu, strategi divestasi bisa menjadi strategi yang efektif ketika
sebuah divisi membutuhkan lebih banyak sumber daya baru untuk
meningkatkan kompetitif perusahaan, atau ketika sebuah divisi sudah tidak
cocok dengan keseluruhan perusahaan yang disebabkan oleh pasar,
pelanggan, manjer, karyawan, nilai-nilai.
c) Likuidasi
Likuidasi yaitu menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah atau
sepotong-potong, untuk nilai riilnya. Strategi likuidasi efektif pada situasi
ketika alternatif perusahaan hanyalah kebangkrutan, likuidasi mewakili
cara yang terencana dan rapi untuk mendapatkan kas dalam jumlah yang
sebesar-besarnya untuk aset perusahaan. Perusahaan dapat dengan legal
mengumumkan kebangkrutan lebih dahulu dan kemudian melikuidasi
berbagai divisi untuk menghasilkan modal yang dibutuhkan.
3.1.3. Konsep Manajemen Strategis
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk memformulasi,
mengimplementasi,
dan
mengevaluasi
keputusan
lintas
fungsi
yang
memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David 2006). Menurut
David (2006), proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap, yaitu formulasi
strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi (Gambar 2).
Formulasi
strategi
termasuk
mengembangkan
visi
dan
misi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, menentukan kekuatan dan
kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif
strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
Implementasi strategi disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen
strategis dan mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan,
membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya
sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Evaluasi strategi
adalah tahap akhir dalam manajemen strategis yang terdiri dari aktivitas meninjau
ulang faktor eksternal dan internal, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan
korektif.
17
Menjalankan
Audit
Eksternal
Mengembangk
an Pernyataan
Visi dan Misi
Menetapkan
Tujuan Jangka
Panjang
Merumuskan,
Mengevaluasi
, dan memilih
Strategi
Implementasi
Strategi – Isu
Manajemen
Implementasi
Strategi – Isu
pemasaran,
keuangan,
akuntansi,
Penelitian dan
Pengembangan
Mengukur
dan
Mengevalu
asi
Kinerja
Menjalankan
Audit Internal
Formulasi
Strategi
Implementasi
Strategi
Evaluasi
Strategi
Gambar 2. Model Komprehensif Manajemen Strategis
Sumber : David (2006)
3.1.4. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
perusahaan. Visi menggambarkan apa yang ingin perusahaan capai. Visi disusun
secara strategik dan mudah artikulasikan, mudah dipahami, dan diterima oleh
semua pihak dalam organisasi. Visi yang dipahami dan diterima oleh semua pihak
termasuk karyawan akan menjadi faktor yang mengikat mereka pada perusahaan.
Ketika karyawan memiliki komitmen tinggi dan jangka panjang pada organisasi,
maka keputusan-keputusan bisnis akan dapat dihasilkan dan dilaksanakan dengan
lebih mudah.
Misi merupakan pernyataan cara mencapai visi atau rumusan umum yang
luas dan bersifat tahan lama tentang keinginan atau maksud perusahaan. Menurut
David (2006), misi bisnis adalah fondasi untuk prioritas, strategi, rencana, dan
penugasan. Ada sembilan karakteristik atau komponen penting dalam penyusunan
misi, yaitu : pelanggan, produk, pasar, teknologi, perhatian akan keberlangsungan
pertumbuhan, filosofi, konsep diri, perhatian akan citra publik, dan perhatian akan
karyawan.
18
Misi perusahaan masih perlu diterjemahkan kedalam pernyataanpernyataan yang lebih terukur kinerjanya atau disebut dengan tujuan. Tujuan
perusahaan menggambarkan hasil atau outcome yang ingin dicapai perusahaan.
Prinsip- prinsip dalam penyusunan tujuan yaitu cocok (suitable), layak (feasible),
dapat dicapai (achievable), lentur (flexible), memotivasi (motivating), dapat
dimengerti (understandable), terkait dengan misi (linkage), dan dapat diukur
(measurable).
3.1.5. Pengertian dan Tujuan Pemasaran
Menurut Kotler (2005), pemasaran merupakan proses sosial yang dengan
proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Tujuan pemasaran adalah
mengetahui dan memahami pelanggan sehingga produk atau jasa yang ditawarkan
cocok dengan pelanggan.
3.1.6. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang
terintegrasi dalam rangka memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan
keunggulan bersaing bagi perusahaan. Strategi pemasaran harus bersifat
disdinctive (bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing, dan spesifik) dan
didukung oleh semua potensi yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal
(Rangkuti 2006).
Strategi pemasaran beroperasi pada dua level yaitu stratejik dan taktis.
Pemasaran stratejik menentukan pasar sasaran dan proporsi nilai yang ditawarkan
berdasarkan pada suatu analisis peluang pasar terbaik yaitu segmentasi, target dan
penentuan posisi (Segmentation, Targetting, Positioning). Pemasaran taktis
menspesifikasikan taktik pasar, produk, promosi, perdagangan, penetapan harga,
saluran penjualan dan layanan (Kotler & Keller 2007).
19

Segmentation
Segmen pasar terdiri kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat
keinginan yang sama. Pembagian segmen pasar dapat diidentifikasi berdasarkan
segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan perilaku di kalangan pembeli
(Kotler & Keller 2007).
a) Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis yaitu melakukan pembagian pasar menjadi unit-unit
geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, propinsi, kota atau
lingkungan rumah tangga.
b) Segmentasi demografis
Segmentasi demografis yaitu pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan variabel seperti usia ukuran keuarga, siklus hidup keluarga,
jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi,
kewarganegaraan, dan kelas sosial.
c) Psikografis
Segmentasi psikografis yaitu membagi para pembeli menjadi kelompok
yang berbeda berdasarkan gaya hidup, kepribadian dan nilai.
d) Perilaku
Segmentasi perilaku yaitu membagi para pembeli menjadi kelompok yang
berbeda berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian atau tanggapan
mereka terhadap produk tertentu.

Targetting
Perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola pemilihan pasar sasaran
(Kotler & Keller 2007), yaitu :
a) Konsentrasi segmen tunggal, perusahaan memillih berkonsentrasi pada
satu segmen tertentu dengan memiliki pengetahuan yang kuat tentang
kebutuhan segmen dan meraih posisi yang kuat di segmen tersebut.
b) Spesialisasi selektif perusahaan memilih sejumlah segmen pasar secara
obyektif masing-masing segmen menarik dan memadai.
c) Spesialisasi produk, perusahaan menghasilkan produk yang dijualnya ke
beberapa segmen.
20
d) Spesialisasi pasar, perusahaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai
kebutuhan kelompok pelanggan tertentu.
e) Cakupan ke seluruh pasar, perusahaan berusaha melayani semua kelompok
pelanggan dengan menyediakan semua produk yang mungkin mereka
butuhkan.

Positioning
Penetapan posisi adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan
sehingga menempati posisi yang khas di benak pelanggan sasarannya (Kotler &
Keller 2007). Terdapat tujuh kemungkinan strategi penetapan posisi yang dapat
dilakukan, yaitu:
a) Penetapan berdasarkan atribut, perusahaan memposisikan diri menurut
atribut, seperti ukuran dan lama keberadaanya.
b) Manfaat, produk diposisikan sebagai pemimpin berdasarkan manfaat
tertentu.
c) Penggunaan, memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah
penggunaan atau penerapan.
d) Pemakai, memposisikan produk sebagai yang terbaik bagi sejumlah
kelompok pemakai.
e) Pesaing, memposisikan produk sebagai lebih baik dari pesaing tertentu.
f)
Kategori produk, produk diposisikan sebagai pemimpin pada kategori
produk tertentu.
g) Mutu atau harga, produk diposisikan sebagai yang menawarkan nilai
terbaik.
3.1.7. Bauran Pemasaran
Strategi pemasaran dapat didekati dengan konsep bauran pemasaran atau
marketing mix yang merupakan kumpulan variabel produk (product), harga
(price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion) (Gambar 3).
21
Bauran
Pemasaran
Pasar
sasaran
Produk
Harga
 Keragaman
produk
 Kualitas
 Design
 Ciri
 Nama Merek
 Kemasan
 Ukuran
 Pelayanan
 Garansi
 Imbalan
 Daftar harga
 Rabat/diskon
 Potongan harga
khusus
 Periode
pembayaran
 Syarat kredit
Tempat
 Saluran
pemasaran
 Cakupan pasar
 Pengelompokan
 Lokasi
 Persediaan
 Transportasi
Promosi
 Promosi
penjualan
 Periklanan
 Tenaga
penjualan
 Kehumasan
 Pemasaran
langsung
Gambar 3. Bauran Pemasaran
Sumber : Kotler (2005)
1) Produk
Produk adalah elemen kunci dalam tawaran pasar dan merupakan yang paling
penting dari bauran pemasaran. Produk diartikan sebagai segala sesuatu yang
ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler
2005). Strategi produk didefinisikan sebagai strategi yang dilaksanakan oleh
suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkan.
2) Harga
Harga adalah elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel dan harga dapat
diubah dengan cepat. Harga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran
yang menghasilkan pendapatan, elemen lainnya menimbulkan biaya (Kotler
2005). Pendekatan dalam penetapan harga umumnya ada tiga macam, yaitu:
a) Cost based pricing, pendekatan berdasarkan pada biaya yaitu penetapan
harga cost plus dan penetapan harga titik impas. Penentuan harga
berdasarkan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk,
kemudian ditambah dengan profit yang diinginkan perusahaan.
22
b) Value based pricing, pendekatan berdasarkan pembeli yaitu penetapan
harga berdasarkan nilai produk di mata pelanggan.
c) Competitor based pricing, pendekatan berdasarkan persaingan yaitu
penetapan harga dengan mengikuti harga pesaing atau didasarkan
bagaimana pesaing menetapkan harga.
3) Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang bertujuan menciptakan nilai
tambah produk melalui fungsi pemasaran dengan menyalurkan, menyebarkan,
mengirimkan atau menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen
yang digunakan sesuai keperluan (jenis, jumlah, harga, tempat dan waktu).
Saluran distribusi merupakan serangkaian organisasi yang saling tergantung
yang terlibat dalam proses menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan
atau dikonsumsi (Kotler 2005). Dilihat dari jauh pendeknya rantai distribusi,
saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a) Saluran distribusi langsung, yaitu saluran distribusi dimana produk dari
produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui perantara atau
penyalur.
b) Saluran
distribusi
tidak
langsung,
yaitu
perusahaan
dalam
mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen perantara
dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan konsumen.
4) Promosi
Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk
mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk dan mengingatkan
para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut yang bertujuan untuk
meningkatkan volume penjualan dengan cara mempengaruhi konsumen baik
secara langsung maupun tidak langsung (Kotler 2005). Bauran komunikasi
pemasaran terdiri dari lima cara komunikasi utama, yaitu:
a) Periklanan : digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu
produk. Dalam periklanan terdapat sifat-sifat yang dapat diperhatikan yaitu
presentasi umum, tersebar luas, ekspresi yang lebih kuat dan tidak bersifat
pribadi.
23
b) Promosi penjualan : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong
orang mencoba atau membeli produk atau jasa. Alat promosi penjualan
dapat berupa kupon, potongan harga, contoh produk, dan pameran.
c) Hubungan masyarakat dan publisitas : hubungan masyarakat dan publisitas
didasarkan pada tiga sifat khusus yaitu kredibilitas yang tinggi,
kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya, dan
dramatisasi. Humas dan publisitas dapat berupa seminar, sumbangan amal
dan peran berbagai sponsor.
d) Penjualan pribadi : interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon
pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan dan memperoleh pemesanan. Penjualan personal memiliki tiga
cirri khusus yaitu pertemuan pribadi, perkembangan hubungan dan
tanggapan.
e) Pemasaran langsung : yaitu penggunaan surat, telepon, faksimili, email,
dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi secara
langsung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan
calon pelanggan tertentu.
3.1.8. Analisis Lingkungan Perusahaan
Keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari pengaruh lingkungan baik
lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Lingkungan perusahaan
mengalami perubahan yang cukup dinamis yang mengakibatkan persaingan yang
ketat antara perusahaan sehingga faktor lingkungan perlu mendapat perhatian
yang mendalam oleh perusahaan.
Faktor lingkungan berpengaruh terhadap perubahan strategi sehingga
perusahaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan apa saja yang menjadi
kendala dalam pelaksanaan tujuan perusahaan saat ini dan faktor-faktor
lingkungan apa saja yang memberikan peluang terhadap pencapaian tujuan
perusahaan. Dengan menganalisis lingkungan, perusahaan dapat mengetahui
gambaran lengkap mengenai ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan
sehingga perusahaan dapat menerapkan strategi yang paling efektif bagi
perkembangan perusahaan.
24
3.1.8.1. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan dalam perusahaan yang dapat
dikendalikan oleh pihak manajemen. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Lingkungan
internal terdiri dari manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi,
sumber daya manusia, dan penelitian dan pengembangan.

Manajemen
Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian
(David 2006). Perencanaan terdiri atas aktivitas yang terkait dengan persiapan
masa depan yang mencakup peramalan, penetapan sasaran, formulasi strategi,
pengembangan kebijakan, dan penetapan tujuan. Perencanaan memungkinkan
perusahaan untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang eksternal dan
meminimalkan pengaruh ancaman eksternal. Tujuan pengorganisasian adalah
untuk mencapai usaha terkoordinasi dengan mendefinisikan hubungan pekerjaan
dan otoritas. Pemberian motivasi adalah proses mempengaruhi orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Pengelolaan staf terdiri dari aktivitas perekrutan,
pengujian,
promosi,
pemindahan
karyawan,
dan
pemecatan
karyawan.
Pengendalian dilakukan untuk memastikan operasi aktual sesuai dengan operasi
yang direncanakan dan terdiri atas empat tahap dasar (menetapkan standar kinerja,
mengukur kinerja individu dan organisasi, membandingkan kinerja aktual dengan
standar kinerja yang direncanakan, dan melakukan tindakan korektif).

Pemasaran
Pemasaran
dapat
digambarkan
sebagai
proses
mendefinisikan,
mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan atas barang dan jasa. Ada tujuh fungsi dasar pemasaran yaitu analisis
pelanggan, penjualan produk/jasa, perencanaan produk/jasa, penetapan harga,
distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang.
25

Keuangan
Kondisi keuangan perusahaan perlu untuk diketahui, karena faktor
keuangan bisa mengubah strategi dan rencana implementasi strategi yang akan
dilakukan oleh perusahaan. Faktor keuangan terdiri dari modal perusahaan,
likuiditas, pembukukan, dan pengelolaan keuangan.

Produksi dan Operasi
Produksi dan operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang
mengubah input menjadi barang dan jasa (David 2006). Menurut Roger Schroeder
dalam David (2006), Manajemen produksi dan operasi terdiri dari lima fungsi
dasar, yaitu : (a) Proses, proses berhubungan dengan desain produksi fisik dan
mencakup pilihan teknologi, layout fasilitas, arus proses, lokasi fasilitas,
keseimbangan lini, pengendalian proses, dan analisis transportasi, (b) Kapasitas,
keputusan kapasitas berhubungan dengan penentuan tingkat output yang optimal
untuk perusahaan dan mencakup perencanaan fasilitas, penjadwalan, dan
perencanaan
kapasitas,
(c)
Persediaan,
persediaan
berhubungan
dengan
pengelolaan bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi yang terdiri dari
apa yang harus dipesan, kapan harus memesan, berapa banyak yang harus
dipesan, dan penanganan bahan baku, (d) Tenaga kerja, keputusan tenaga kerja
berhubungan dengan pengelolaan karyawan yang terampil atau tidak terampil
yang mencakup desain pekerjaan, standar kerja, dan teknik motivasi, (e) Kualitas,
diperlukan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diproduksi berkualitas
tinggi.

Sumber daya Manusia
Sumber daya manusia perusahaan berperan dalam semua kegiatan
perusahaan sehingga perusahaan harus merekrut orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada perusahaan. Identifikasi
sumber daya manusia pada perusahaan terdiri dari pekerjaan apa yang ada pada
saat ini, berapa banyak orang yang mengerjakan setiap tugas, berapa pentingnya
masing-masing tugas tersebut, pekerjaan manakah yang membutuhkan penerapan
strategi perusahaan, dan apa saja karakteristik dari pekerjaan yang diharapkan.
26

Penelitian dan Pengembangan
Fungsi dari litbang adalah untuk mendukung bisnis, membantu peluncuran
bisnis baru, pengembangan produk baru, memperbaiki kualitas produk,
memperbaiki efisiensi produksi, dan memperluas kemampuan teknologi
perusahaan. Aktivitas litbang biasanya dilakukan oleh suatu unit, lembaga atau
pusat khusus yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang berorientasi ke masa yang
akan datang dan untuk jangka panjang.
3.1.8.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah suatu lingkungan yang berada di luar
perusahaan. Perubahaan yang terjadi dalam lingkungan eksternal akan
mempengaruhi kinerja di dalam perusahaan secara keseluruhan. Lingkungan
eksternal terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri.
1. Lingkungan jauh
Lingkungan jauh yaitu lingkungan di luar perusahaan yang berkaitan dan
berpengaruh dengan kegiatan perusahaan. Faktor-faktor lingkungan jauh
perusahaan terdiri dari faktor politik, pemerintah, dan hukum, ekonomi, sosial,
budaya, demografi, dan teknologi.

Politik, pemerintah, dan hukum
Faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat menjadi peluang atau
ancaman utama bagi perusahaan seperti perubahan dalam undang-undang dan tarif
pajak. Variabel dalam politik, pemerintah, dan hukum, yaitu peraturan
pemerintah, perubahan dalam peraturan pajak, tarif khusus, jumlah paten, tingkat
subsidi pemerintah, dan perubahan kebijakan fiskal dan moneter pemerintah.

Ekonomi
Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap potensi daya tarik
dari berbagai strategi. Variabel-variabel ekonomi kunci yang perlu diperhatikan
antara lain : ketersediaan kredit, tingkat pendapatan yang dapat dibelanjakan,
kesediaan orang untuk membelanjakan, tingkat bunga, tingkat inflasi, pola
konsumsi, tren pengangguran, dan tren produk domestik kotor.
27

Sosial, budaya, demografi
Perubahan sosial, budaya, dan demografi memiliki pengaruh besar
terhadap semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Tren sosial, budaya, dan
demografi membentuk cara orang hidup, bekerja, berproduksi, dan mengkonsumsi
produk dan jasa.
Variabel utama sosial, budaya, dan demografi antara lain jumlah anak,
tingkat kelahiran, tingkat kematian, tingkat perpindahan penduduk, gaya hidup,
perilaku konsumsi, rata-rata tingkat pendidikan, dan perubahan populasi
berdasarkan usia, jenis kelamin, kota, kabupaten.

Teknologi
Kekuatan teknologi dapat menggambarkan peluang dan ancaman utama
perusahaan yang harus dipertimbangkan dalam formulasi strategi. Kemajuan
teknologi dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing,
pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran, menciptakan pasar baru, dan
posisi kompetitif perusahaan.
2. Lingkungan industri
Lingkungan industri yaitu lingkungan yang langsung berkaitan dengan
perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar. Faktor
lingkungan industri memberi pengaruh yang lebih besar daripada lingkungan jauh.
Lingkungan industri terdiri dari lima kekuatan Porter , yaitu :

Persaingan Antara Perusahaan Sejenis
Persaingan antara perusahaan sejenis umumnya merupakan kekuatan
terbesar dalam lima kekuatan Porter. Persaingan antara perusahaan sejenis akan
meningkat ketika pelanggan dapat berpindah merek dengan mudah, hambatan
untuk meninggalkan pasar tinggi, produk mudah rusak, perusahaan pesaing
berbeda dalam hal strategi, tempat asal, dan budaya.
Perusahaan yang berada pada tingkat persaingan antar perusahaan sejenis
yang semakin intensif, laba perusahaan menurun, sehingga perusahaan harus
manjalankan strategi yang memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi
yang dijalankan perusahaan pesaing.
28

Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru dalam industri dapat meningkatkan intensitas
persaingan antar perusahaan. Masuknya pendatang baru tergantung mudah
tidaknya hambatan masuk dalam industri seperti besarnya kebutuhan modal,
teknologi, pengetahuan khusus, peraturan pemerintah, kurangnya akses terhadap
berang mentah, dan kurangnya jalur distribusi yang memadai. Pendatang baru
yang berhasil masuk industri ada yang menghasilkan produk berkualitas lebih
tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar, sehingga
perusahaan harus menyusun strategi untuk mengidentifikasi perusahaan yang
berpotensi masuk ke pasar, memonitor strategi pesaing baru, dan memanfaatkan
kekuatan dan peluang yang ada saat ini.

Produk Substitusi
Keberadaan produk substitusi menciptakan batas harga tertinggi yang
dapat dibebankan oleh perusahaan kepada konsumen sebelum konsumen beralih
ke produk substitusi. Persaingan yang berasal dari produk substitusi meningkat
sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk substitusi dan menurunnya
biaya konsumen untuk beralih ke produk lain.

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Kekuatan tawar-menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan
dalam suatu industri, yaitu ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal
atau hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus. Pemasok dikatakan
memiliki data tawar yang kuat apabila pemasok didominasi oleh beberapa
perusahaan dan lebih terkonsentrasi daripada industri dimana mereka menjual,
pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri,
atau pemasok telah menciptakan biaya peralihan.

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Intensitas persaingan dalam suatu industri dipengaruhi oleh kekuatan
tawar menawar pembeli atau konsumen. Kekuatan tawar menawar pembeli yang
kuat terjadi ketika konsumen besar jumlahnya, konsumen membeli dalam jumlah
besar, dan produk yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi.
29
3.1.9. Matriks EFE dan IFE
a) Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal. Data
eksternal dikumpulkan untuk menganalisis lingkungan jauh (ekonomi, sosial,
politik, pemerintahan, hukum, teknologi) dan lingkungan industri (pendatang
baru, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok,
persaingan antara perusahaan sejenis, produk substitusi). Hal ini penting karena
faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
perusahaan.
b) Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.
Informasi internal perusahaan diperoleh dari fungsional perusahaan, yaitu
manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, SDM, dan penelitian
dan pengembangan.
3.1.10. Matriks IE
Matriks Internal-Eksternal (IE) bertujuan untuk memetakan Strategi Bisnis
Unit (SBU) perusahaan ke dalam matriks yang terdiri atas 9 sel. Pada prinsipnya
kesembilan sel dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu Growth
strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri atau upaya
diversifikasi. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah
arah strategi yang telah ditetapkan, dan Retrenchment strategy adalah usaha
memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan (Rangkuti 2006).
3.1.11. Matriks SWOT
Analisis SWOT adalah analisis identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang, secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan
dan
ancaman.
Analisis
SWOT
adalah
suatu
cara
untuk
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan
suatu strategi yang didasarkan pada logika.
30
Matriks SWOT adalah alat untuk merumuskan strategi dengan
mencocokkan berbagai faktor eksternal dan internal kunci. Ada empat tipe strategi
yang dapat dikembangkan dalam analisis SWOT (David 2006), yaitu :
1. Strategi SO (Strengths-Opportunities – kekuatan-peluang)
Strategi SO dibuat dengan memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang eksternal
2. Strategi WO (Weakness-Opportunities – kelemahan-peluang)
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal.
3. Strategi ST (Strengths-Threats – kekuatan-ancaman)
Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal.
4. Strategi WT (Weakness-Threats – kelemahan-ancaman)
Strategi WT adalah taktik defensif yang dirahkan pada pengurangan
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
3.1.12. Matriks QSP (QSPM)
QSPM adalah alat untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif
secara obyektif berdasarkan faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Tujuan QSPM adalah untuk menetapkan daya tarik relatif (relative
attractiveness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk
menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan
dengan menggunakan penilaian intuitif yang baik dalam menyeleksi strategi
alternatif tersebut (David 2006). Dalam QSPM, strategi yang akan dipilih
dievaluasi secara bertahap atau bersama-sama dan keputusan prioritas strategi
harus diintegrasikan dengan faktor internal dan eksternal yang relevan dalam
proses keputusan sehingga membuat kecil kemungkinan suatu faktor kunci akan
terabaikan.
31
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Salah satu bahan makanan yang baik untuk dikonsumsi karena nilai gizi
yang terkandung di dalamnya adalah ikan. Perkembangan teknologi menyebabkan
pengolahan hasil perikanan semakin berkembang, tidak hanya sebatas proses
pengolahan saja, tetapi sudah disesuaikan dengan keinginan dan selera konsumen.
Salah satunya dengan diversifikasi pengolahan ikan yang menghasilkan berbagai
produk olahan ikan siap saji seperti bakso ikan, lumpia ikan, karage ikan, ekkado,
nugget, otak-otak dan kaki naga. Pola konsumsi masyarakat modern saat ini
semakin menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi yaitu
dengan mengkonsumsi makanan praktis siap saji namun memiliki nilai gizi yang
baik.
Salah satu perusahaan yang bergerak pada usaha pengolahan ikan bernilai
tambah dalam bentuk olahan modern adalah Ragajaya Mandiri. Saat ini, Ragajaya
Mandiri belum melakukan upaya pemasaran yang aktif. Pelanggan datang
langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Pemasaran kepada
konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen, sehingga penjualan produk
Ragajaya Mandiri cenderung menurun. Lingkungan eksternal yang selalu berubah
yaitu persaingan dalam industri akan mempengaruhi kegiatan dan kondisi internal
perusahaan tersebut. Melihat kondisi tersebut maka Ragajaya Mandiri
memerlukan rancangan strategi pemasaran yang tepat yaitu strategi yang mampu
memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan serta menghadapi peluang dan
mengatasi ancaman.
Proses formulasi strategi dilakukan dengan tiga tahap, tahap pertama yaitu
tahap input dengan menganalisis lingkungan perusahaan yang terdiri dari
lingkungan internal dan eksternal. Setelah itu diidentifikasi faktor-faktor strategis
internal dan eksternal perusahaan yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman perusahaan. Langkah selanjutnya yaitu pembobotan dan peratingan
faktor strategis melalui matriks IFE dan matriks EFE.
32
Tahap pencocokan dilakukan dengan menggunakan matriks IE dan
matriks SWOT. Setelah diperoleh skor pada matriks IFE dan matriks EFE, total
skor kedua matriks tersebut dipetakan ke dalam matriks IE untuk mengetahui
posisi perusahaan dalam industrinya, sehingga akan diterapkan strategi yang
sesuai untuk perusahaan. Selanjutnya dengan menggunakan matriks SWOT,
faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dianalisis untuk mendapatkan alternatif strategi
pemasaran.
Tahap terakhir yaitu tahap keputusan dengan menggunakan matriks QSP.
QSPM disusun dengan menggunakan input dari tahap masukan (input) dan tahap
pencocokan kemudian setelah itu ditentukan nilai daya tarik dari setiap alternatif
strategi. Setelah diperoleh nilai daya tarik, nilai tersebut dijumlahkan dan nilai
yang memiliki total nilai daya tarik paling tinggi merupakan strategi pemasaran
yang terbaik bagi perusahaan. Secara lebih lengkap, kerangka pemikiran
operasional ditunjukkan pada Gambar 4.
33
 Perkembangan teknologi
 Perubahan pola konsumsi masyarakat modern
 Persaingan usaha
 Pemasaran secara pasif
RAGAJAYA MANDIRI
Visi, Misi, dan Tujuan
perusahaan
Analisis Lingkungan perusahaan






Analisis Lingkungan Internal
Manajemen
Pemasaran
Keuangan
Produksi dan Operasi
Sumberdaya Manusia
Penelitian dan Pengembangan
Analisis Lingkungan Eksternal
1. Lingkungan Jauh
 Politik
 Ekonomi
 Sosial
 Teknologi
2. Lingkungan Industri
 Persaingan Antara Perusahaan Sejenis
 Pendatang Baru
 Produk Substitusi
 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Identifikasi Peluang dan Ancaman
Matriks EFE
Matriks IFE
Posisi perusahaan (Matriks IE)
Perumusan Alternatif Strategi
(Matriks SWOT)
Keputusan Prioritas Strategi
(Matriks QSP)
Rekomendasi
Strategi Pemasaran
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional
34
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ragajaya Mandiri yang berlokasi di Kampung
Bambon, RT 01/07, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan
pertimbangan bahwa Ragajaya Mandiri merupakan perusahaan yang memiliki
varian produk paling banyak diantara perusahaan sejenis di Kabupaten Bogor.
Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dilakukan selama bulan November
2010 sampai dengan bulan Mei 2011.
4.2. Metode Penentuan Sampel
Responden dalam penelitian ini dipilih secara sengaja. Responden terdiri
dari pihak internal dan eksternal. Pihak internal meliputi pemilik usaha dan asisten
atau manajer perusahaan. Pemilihan responden internal dilakukan dengan alasan
bahwa para responden tersebut memiliki wewenang dalam pengambilan
keputusan. Pihak eksternal meliputi Kepala Seksi Pengembangan Usaha Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Pemilihan responden eksternal
didasarkan bahwa para pihak tersebut memilliki kaitan terhadap perkembangan
usaha ini sehingga keterlibatan pihak eksternal dalam penelitian ini diharapkan
mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.
4.3. Data dan Instrumentasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Data
primer diperoleh dari wawancara dan observasi langsung kepada perusahaan
sedangkan data sekunder diperoleh dari data internal perusahaan, bahan pustaka,
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, dan BPS Kabupaten Bogor.
Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan, alat pencatat, alat
penyimpan data dan dalam perhitungan menggunakan kalkulator dan software
microsoft excel 2007.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan
operasional perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan bertanya jawab langsung antara
peneliti dengan responden. Wawancara dilakukan terhadap responden yang
menjadi objek penelitian untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian. Wawancara dilakukan kepada pihak internal perusahaan yaitu
pimpinan dan karyawan Ragajaya Mandiri dan pihak eksternal perusahaan
yaitu Kepala Seksi Pengembangan Usaha Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Bogor.
3. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang dibagikan kepada responden untuk
diisi dan kemudian dikembalikan kepada peneliti (Juanda 2007). Kuesioner
yang diberikan berupa kuesioner pembobotan dan peratingan faktor strategis
internal dan eksternal perusahaan yang diberikan pihak internal yaitu kepada
pimpinan usaha Ragajaya Mandiri yang bertanggung jawab terhadap proses
dan pengambil keputusan tertinggi perusahaan, serta pihak eksternal yaitu
Kepala Seksi Pengembangan Usaha Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Bogor. Pertimbangan Kepala Seksi Pengembangan Usaha Dinas
Peternakan dan Perikanan sebagai responden eksternal perusahaan karena
pihak tersebut memilliki kaitan terhadap perkembangan usaha ini.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari data internal perusahaan, bahan
pustaka, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, BPS Kabupaten
Bogor, skripsi, browsing internet dan literatur lain yang terkait dengan penelitian.
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis melalui analisis tiga tahap formulasi
strategi. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah
matriks faktor internal (IFE), matriks faktor eksternal (EFE), matriks IE, analisis
SWOT, dan matriks QSP (QSPM).
36
4.5.1. Analisis Formulasi Strategi
Analisis formulasi strategi bertujuan untuk mengidentifikasi, menyusun,
dan memilih prioritas strategi bagi perusahaan. Teknik formulasi strategi dapat
diintegrasikan ke dalam kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap, yaitu:
1. Tahap input, yaitu menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan
dan terdiri atas matriks IFE dan matriks EFE yang bertujuan untuk
merumuskan informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
2. Tahap pencocokan, yaitu berfokus pada menciptakan alternatif strategi yang
layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci. Teknik tahap
pencocokkan terdiri atas matriks IE dan matriks SWOT.
3. Tahap keputusan, yaitu untuk mengevaluasi secara objektif alternatif-alternatif
strategi yang layak dan memilih strategi yang spesifik. Tahap keputusan
menggunakan strategi tunggal, yaitu QSPM .
4.5.1.1. Tahap Input
A. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal, yaitu menganalisis informasi perusahaan
mengenai manajemen, pemasaran, keuangan, produksi operasi, sumberdaya
manusia
serta
penelitian
dan
pengembangan
yang
bertujuan
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal perusahaan.

Analisis matriks IFE
Tahapan dalam membuat matriks IFE adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal perusahaan yang menjadi
kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Faktor-faktor
strategis
internal
yang
telah
diidentifikasi
kemudian
dikelompokkan menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan dan disusun
pada matriks IFE dengan menuliskan kekuatan terlebih dahulu kemudian
kelemahan.
37
2. Penentuan bobot
Penentuan bobot setiap variabel pada analisis internal perusahaan dilakukan
dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal kepada
responden dengan menggunakan metode paired comparison.
Bobot setiap variabel ditentukan menggunakan skala 1, 2, dan 3.
1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 . Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan
Faktor strategis Internal
A
B
C
D
....
A
Total
Bobot
Xi
B
C
D
.....
∑ Xi
Total
1,00
Sumber : Kinnear dan Taylor (2001), diacu dalam Indariawati (2009)
Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan varabel dengan menggunakan rumus:
αi =
Xi
n
∑ Xi
i
Keterangan : αi = bobot variabel ke-i;
i = 1, 2, 3, ...
xi = nilai variabel ke-i;
n = jumlah variabel
Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masingmasing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor
kunci itu adalah kekuatan dan kelemahan internal, faktor yang dianggap
memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja perusahaan harus diberikan
bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
38
3. Penentuan rating
Penentuan rating terhadap variabel-variabel dilakukan oleh stakeholder yaitu
pihak yang berperan penting dalam menentukan strategi bisnis. Pengukuran
masing-masing variabel menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4 terhadap masingmasing faktor strategis.
Skala nilai rating yang digunakan untuk matriks IFE adalah :
1 = kelemahan utama/ mayor;
2 = kelemahan kecil/ minor;
3 = kekuatan kecil/minor
4 = kekuatan besar/mayor
4. Nilai dari pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada tiap faktor
dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh
total skor pembobotan. Total skor pembobotan akan berkisar antara 1 sampai
4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE 3,0 – 4,0 berarti
kondisi internal perusahaan tinggi atau kuat, kemudian jika 2,0 – 2,99 berarti
kondisi internal perusahaan rata-rata atau sedang dan 1,0 – 1,99 berarti kondisi
internal perusahaan rendah atau lemah.
B. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal, yaitu menganalisis lingkungan yang
mungkin mempengaruhi perusahaan dan terdiri dari lingkungan jauh (Ekonomi,
Sosial, Pemerintah, Teknologi) dan lingkungan industri (pendatang baru, kekuatan
tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, persaingan antara
perusahaan sejenis, produk substitusi) yang bertujuan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor strategis eksternal.

Analisis matriks EFE
Tahapan dalam membuat matriks EFE adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal perusahaan yang menjadi
peluang dan ancaman perusahaan.
Faktor-faktor
strategis
eksternal
yang
telah
diidentifikasi
kemudian
dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman perusahaan dan disusun pada
matriks EFE dengan menuliskan peluang terlebih dahulu kemudian ancaman.
39
2. Penentuan bobot
Penentuan bobot setiap variabel pada analisis eksternal perusahaan dilakukan
dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis eksternal kepada
responden dengan menggunakan metode paired comparison.
Bobot setiap variabel ditentukan menggunakan skala 1, 2, dan 3.
1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 . Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan
Faktor strategis Eksternal
A
B
C
D
A
....
Total
Bobot
Xi
B
C
D
.....
∑ Xi
Total
1,00
Sumber : Kinnear dan Taylor (2001), dalam Indariawati (2009)
Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan varabel dengan menggunakan rumus:
αi =
Xi
n
∑ Xi
i
Keterangan : αi = bobot variabel ke-i;
i = 1, 2, 3, ...
xi = nilai variabel ke-i;
n= jumlah variabel
40
3. Penentuan rating
Penentuan rating terhadap variabel-variabel dilakukan oleh stakeholder yaitu
pihak yang berperan penting dalam menentukan strategi bisnis. Pengukuran
masing-masing variabel menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4 terhadap masingmasing faktor strategis.
Skala nilai rating yang digunakan untuk matriks EFE adalah :
1 = Kurang
3 = Baik
2 = Sedang
4 = Sangat Baik
Untuk faktor peluang, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam merespon peluang yang ada. Untuk faktor ancaman,
peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghindari ancaman yang dihadapi.
4. Nilai dari pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada tiap faktor
dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh
total skor pembobotan. Total skor pembobotan akan berkisar antara 1 sampai
4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan EFE 3,0 – 4,0 berarti
perusahaan sangat baik merespon terhadap peluang dan ancaman yang
mempengaruhi perusahaan, kemudian jika 2,0 – 2,99 berarti perusahaan
merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada dan 1,0 – 1,99
berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada.
4.5.1.2. Tahap Pencocokan
a) Analisis matriks IE
Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci, yaitu total rata-rata
tertimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y.
Pada sumbu x dari matriks IE menggambarkan posisi internal dimana total ratarata tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah; nilai dari 2,0 hingga 2,99
adalah menengah; dan nilai dari 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi. Sedangkan pada
sumbu y dari matriks IE menggambrkan posisi eksternal dimana dimana total ratarata tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah; nilai dari 2,0 hingga 2,99
adalah menengah; dan nilai dari 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi. Berikut ini
merupakan ilustrasi mengenai matriks IE (Gambar 5).
41
TOTAL RATA RATA TERTIMBANG IFE
Kuat
Rata-rata
Lemah
3,0 – 4,0
2,0 – 2,99
1,0 – 1,99
4,0
3,0
2,0
Tinggi
3,0 – 4,0
Menengah
2,0 – 2,99
I
II
III
3,0
IV
V
VI
1,0
2,0
Rendah
1,0 – 1,99
VII
VIII
IX
1,0
Gambar 5. Matriks IE
Sumber : David (2006)
Daerah pertama, yaitu sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh
dan kembangkan. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi intensif (penetrasi
pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif
(integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). Daerah
kedua, yaitu yang berada pada sel III, V, atau VII dapat digambarkan sebagai
pelihara dan pertahankan. Strategi paling sesuai adalah strategi penetrasi pasar
dan pengembangan produk. Daerah yang ketiga adalah yang berada pada sel VI,
VIII, dan IX dapat digambarkan sebagai tuai atau divestasi. Strategi yang sesuai
untuk perusahaan yang berada pada sel ini adalah strategi defensif (retrenchment
dan divestasi).
b) Analisis matriks SWOT
Selain menggunakan matriks IE pada tahap pencocokan, alat lain yang
digunakan dalam tahap pencocokan adalah dengan menggunakan matriks SWOT.
Unsur SWOT terdiri dari Kekuatan (S-Strengths), Kelemahan (W-Weaknesses),
Peluang (O-Opportunities), dan Ancaman (T-Threaths) dimana dari matriks ini
dapat menghasilkan empat tipe alternatif strategi, yaitu : (1) Strategi S-O
(Strengths—Opportunities), (2) Strategi W-O (Weaknesses—Opportunities), (3)
Strategi S-T (Strengths—Threaths),dan (4) Strategi W-T (Weaknesses—Threaths).
42
Hasil dari pencocokan dengan menggunakan matriks SWOT adalah
alternatif strategi yang layak dipakai oleh perusahaan. Adapun langkah-langkah
dalam menentukan strategi yang dibangun melalui matriks SWOT adalah :
1.
Membuat daftar faktor-faktor peluang eksternal perusahaan.
2.
Membuat daftar faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan.
3.
Membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan.
4.
Membuat daftar kelemahan kunci internal perusahaan.
5.
Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan
hasilnya dicatat dalam sel strategi S-O.
6.
Mencocokkan
kelemahan-kelemahan
internal
dan
peluang
eksternal
perusahaan yang hasilnya dicatat dalam sel strategi W-O.
7.
Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan ancaman-ancaman
eksternal yang hasilnya dicatat dalam sel strategi S-T.
8.
Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal perusahaan dan ancamanancaman eksternal yang hasilnya dicatat dalam sel strategi W-T.
Langkah selanjutnya menyusun hasil analisis ke dalam format tabel
matriks SWOT (Gambar 6).
Internal
STHRENGHS (S)
WEAKNESS (W)
Daftar kekuatan internal
Daftar kelemahan internal
STRATEGI S-O
STRATEGI W-O
Daftar peluang eksternal
Gunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
Meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
THREATS (T)
STRATEGI S-T
STRATEGI W-T
Daftar ancaman eksternal
Gunakan kekuatan untuk
menghindari
ancaman
Meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Eksternal
OPPORTUNITIES (O)
Gambar 6. Matriks SWOT
Sumber : David (2006)
43
4.5.1.3. Tahap Keputusan

Analisis QSPM
Matriks QSP menghasilkan alternatif strategi yang terbaik bagi
perusahaan. QSPM menggunakan input dari tahap masukan (input), yaitu analisis
matriks IFE dan matriks EFE dan tahap pencocokan, yaitu matriks IE dan matriks
SWOT. Menurut David (2006), ada enam langkah untuk mengembangkan QSPM,
yaitu :
1. Membuat daftar peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau
kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM.
Informasi diambil langsung dari matriks EFE dan IFE.
2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal.
Bobot ini identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE dan
disajikan di samping kanan faktor keberhasilan kunci eksternal dan
internal.
3. Mengevaluasi matriks tahap pencocokan (matriks IE dan matriks SWOT),
dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi
untuk diimplementasikan dan dicatat pada baris atas QSPM.
4. Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores – AS)
Nilai Daya Tarik ditentukan dengan mengevaluasi masing-masing faktor
eksternal dan internal kunci, jika faktor eksternal dan internal kunci
tersebut mempengaruhi terhadap strategi yang dibuat, maka strategi
tersebut harus dibandingkan secara relatif terhadap faktor kunci tersebut.
Skala yang digunakan untuk Nilai Daya Tarik adalah sebagai berikut :
1 = tidak menarik;
3 = cukup menarik
2 = agak menarik;
4 = sangat menarik
Sedangkan, jika faktor eksternal dan internal kunci tidak memiliki dampak
terhadap strategi yang dibuat maka tidak perlu memberikan Nilai Daya
Tarik dan digunakan tanda minus (-).
5. Menghitung Total Nilai Daya Tarik
Total Nilai Daya Tarik didapat dari pengalian bobot masing-masing faktor
internal dan eksternal dengan Nilai daya tarik. Semakin tinggi total Nilai
Daya Tarik, semakin menarik alternatif tersebut.
44
6. Menghitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS)
Jumlahkan total Nilai Daya Tarik dalam masing-masing kolom strategi
dari QSPM. Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS) mengungkapkan
strategi mana yang paling menarik dari setiap set alternatif.
Bentuk Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
ALTERNATIF STRATEGI
Faktor Kunci
Bobot
Strategi 1
AS
TAS
Strategi 2
AS
TAS
Strategi3
AS TAS
Kekuatan
1. ……..
2. ……..
3. ……..
………….
Kelemahan
1. ……..
2. ……..
3. ……..
…………..
Peluang
1. ……..
2. ……..
3. ……..
…………..
Ancaman
1. ……..
2. ……..
3. ……..
………….
Total
Sumber : David (2006)
45
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Perusahaan
Usaha pengolahan ikan Ragajaya Mandiri dirintis dengan skala rumah
tangga oleh Bapak Yudhi Winarsono Basuki dengan latar belakang lulusan
Sekolah Tinggi Perikanan (STP) dan istrinya Ibu Dewi Mulyawati yang pernah
bekerja di bagian Research and Development (R & D) sebuah perusahaan nasional
yang bergerak di bidang makanan olahan berbasis ikan, kemudian ibu Dewi
menciptakan aneka jenis resep yang cocok diproduksi untuk skala rumah tangga.
Berawal dari jualan eceran dengan menggunakan sepeda motor maka pada 5 Juli
2005 dibuatlah unit Produksi skala rumah tangga di Wangunreja Sukabumi
(WANGUN MANDIRI) dengan tenaga kerja 3 orang dan menggunakan peralatan
seminimal mungkin.
Setelah itu, Bapak Yudhi memutuskan mendirikan usaha dengan nama PT
Sakana Makmur Abadi (PT SMA), dan ibu Dewi mengeluarkan puluhan resep
produk ciptaannya. Semua resep ciptaannya dibeberkan pada karyawan bagian
produksi dan rekan investor. Dalam waktu kurang dari setahun, hampir semua
jenis produknya ditiru oleh pesaing baru yang diproduksi oleh teman sendiri.
Akhirnya, Bapak Yudhi memilih mundur dari PT Sakana Makmur Abadi (PT
SMA).
Pada awal tahun 2007, Bapak Yudhi mulai lagi merintis usaha sejenis
dengan skala rumah tangga. Dengan modal awal Rp 800.000,00 untuk membeli
mesin giling ukuran kecil dan sisanya untuk membeli bahan sebanyak 10 kg,
Bapak Yudhi mulai memproduksi dengan kapasitas 5–10 kg per hari. Resep lama
yang sudah menyebar tidak dipakai lagi. Bapak Yudhi menciptakan puluhan resep
baru untuk semua jenis produknya ini. Pada bulan Maret 2008 Bapak Yudhi
membuka Home Industri (UKM) di Ragajaya Bogor (RAGAJAYA MANDIRI)
juga dengan tenaga kerja 3 orang.
Saat ini, produk yang dikembangkannya pun makin bervariasi di antaranya
keong mas, kaki naga ikan, kaki naga udang, ekado, siomai, udang gulung, lumpia
ikan, lumpia udang, otak-otak, fish stick, fish finger dan bakso ikan, semua
produk ini berbahan dasar Ikan kakap dengan campuran udang dan jenis ikan lain
seperti mata goyang dan kuniran.
Skala produksi yang sebelumnya hanya 5–10 kg per hari, dengan
teknologi dan peralatan baru, kapasitas produksi sudah mencapai 100–150 kg per
hari. Walaupun sebagian peralatan sudah modern, tetapi seluruh proses
pengolahan dikerjakan dengan teknologi hand made, sehingga bisa menyerap
lebih banyak tenaga kerja, terutama kaum perempuan. Pemberdayaan Perempuan
dan ibu rumah tangga sebagai tenaga kerja yang terampil diharapkan bisa
membantu meningkatkan taraf hidup keluarga pada masyarakat menengah
kebawah.
5.2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Visi dari Ragajaya Mandiri adalah membuat produk olahan yang bersaing
khususnya terhadap kualitas dan rasa dengan menggunakan teknologi hand made.
Misinya yaitu (1) Perusahaan yang menyediakan produk olahan yang bebas bahan
pengawet, (2) Perusahaan yang menyerap lebih banyak tenaga kerja, terutama
masyarakat yang berada di lingkungan sekitar. Sedangkan tujuan dari Ragajaya
Mandiri adalah selalu menjaga kualitas produksi sehingga diharapkan terjaga
mutu, kesehatan, dan keamanan pangan.
5.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam menjalankan organisasi perusahaan, perlu adanya struktur
organisasi dan pembagian tugas dari setiap bagian yang berhubungan didalam
perusahaan tersebut untuk meningkatkan efisiensi kerja. Struktur organisasi
perusahaan menggambarkan hubungan kerja antara pemimpin dengan setiap
orang atau kelompok, dan hubungan di antara anggota-anggota itu sendiri baik
secara perorangan dan kelompok dalam suatu organisasi.
47
Dengan adanya struktur organisasi yang disusun secara baik maka dapat
memudahkan setiap tingkatan jabatan untuk melaksanakan kegiatan demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan semula sehingga efisiensi dan efektifitas
perusahaan dapat tercapai. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam
bentuk gambar dan grafik yang memperlihatkan hubungan unit- unit organisasi
dan garis- garis wewenang yang ada.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, Ragajaya Mandiri belum
memiliki struktur organisasi secara tertulis, tetapi secara umum gambaran
mengenai struktur organisasi tersirat dalam wawancara dengan pemilik usaha.
Struktur organisasi yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri masih sederhana dan
belum adanya pembagian kerja yang jelas pada karyawannya. Perusahaan dikelola
oleh pemilik selaku pimpinan perusahaan dan dibantu oleh seorang asisten dan
karyawan di bagian pembelian, bagian produksi, dan bagian pemasaran. Struktur
organisasi Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Gambar 7 .
PIMPINAN
ASISTEN
BAGIAN
PEMBELIAN
BAGIAN
PRODUKSI
BAGIAN
PEMASARAN
Gambar 7. Struktur Organisasi Ragajaya Mandiri
Sumber : Data Primer
Penjelasan dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi Ragajaya
Mandiri adalah sebagai berikut : (1) Pimpinan Perusahaan, Bapak Yudhi
Winarsono Basuki adalah pemilik perusahaan pengolahan ikan Ragajaya Mandiri
sekaligus sebagai pimpinan perusahaan. Pemimpin perusahaan bertugas untuk
menyusun perencanaan, mengawasi jalannya perusahaan dan melakukan evaluasi
terhadap kegiatan perusahaan.
48
Pimpinan perusahaan mempunyai wewenang untuk menentukan visi dan misi
perusahaan, menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan, mengambil keputusan
dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup perusahaan. (2) Asisten,
pimpinan Ragajaya Mandiri memiliki seorang asisten yaitu Ibu Dian, asisten
bertugas dalam mengatur proses pendistribusian barang, sebagai penanggung
jawab dalam proses pendistribusian barang, memberikan laporan penjualan
kepada pimpinan, mengawasi pekerjaan karyawan dan memiliki wewenang untuk
menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan, mengangkat dan memberhentikan
karyawan dan mengambil keputusan. (3) Bagian Pembelian, bagian pembelian
bertanggung jawab dalam pembelian bahan baku maupun bumbu untuk proses
produksi, melakukan transaksi pembelian bahan baku baik dari pabrik maupun
dari nelayan, melakukan sortir, terhadap kualitas bahan baku, penimbangan,
penyimpanan beku, dan menjaga hubungan dengan para pemasok. (4) Bagian
Produksi, bagian produksi mempunyai tugas dalam proses pengolahan bahan baku
menjadi berbagai macam produk olahan, mengemas produk, bertanggung jawab
dalam kualitas produksi dengan memperhatikan sanitasi dan higienitas,
mengawasi serta mengontrol keadaan peralatan produksi. (5) Bagian Pemasaran,
bagian pemasaran bertugas dalam mendistribusikan produk kepada distributor dan
agen.
5.4. Kegiatan Operasional Perusahaan
Kegiatan operasional yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri meliputi
pengadaan bahan baku, proses produksi, dan penjualan produk olahan ikan.
5.4.1. Pengadaan Bahan Baku
Dalam memproduksi produk olahan ikan, bahan baku yang digunakan
berupa udang, rajungan dan ikan berjenis kakap, tuna, mata goyang, dan kuniran.
Untuk bahan baku ikan kakap, tuna, dan rajungan, Ragajaya Mandiri membeli
dari pabrik, sedangkan udang, mata goyang dan kuniran dari nelayan. Ikan kakap
dibeli dari pabrik dengan pertimbangan yaitu harga dari pabrik lebih stabil
daripada harga dari nelayan. Selain itu, pabrik memiliki fasilitas pendingin
sehingga kesegaran ikan lebih terjamin.
49
Ragajaya Mandiri memperoleh bahan baku dari wilayah Muara Baru,
Jakarta dan pembelian bahan baku dilakukan dua kali dalam seminggu. Rata-rata
pembelian bahan baku untuk proses produksi pada Ragajaya Mandiri dapat
dillihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah Rata-rata Pembelian Bahan Baku Per Bulan Ragajaya Mandiri
Bulan Agustus 2010 – Januari 2011 (Kg)
Jenis Bahan Baku
Kakap
Udang
Tuna
Mata goyang
Kuniran
Rajungan
Rata-rata Per Pembelian
258
86
4,3
32,25
32,25
17,2
Rata-rata Per Bulan
2064
688
34,4
258
258
137,6
Sumber : Ragajaya Mandiri (Diolah)
Berdasarkan Tabel 9, jenis bahan baku terbanyak yang dibeli oleh
Ragajaya Mandiri adalah ikan kakap yaitu rata-rata sebanyak 258 kg setiap kali
pembelian, karena sebagian besar produk yang diproduksi menggunakan bahan
baku ikan kakap dicampur dengan ikan mata goyang dan kuniran. Sedangkan
produk yang menggunakan bahan baku udang hanya tiga jenis produk dan yang
menggunakan bahan baku ikan tuna dan rajungan masing-masing satu jenis
produk.
5.4.2. Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri adalah mengolah
bahan baku ikan menjadi berbagai macam produk olahan siap saji. Tahapan
proses pengolahan produk yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri secara umum
meliputi ikan dirubah menjadi fillet, kemudian dilanjutkan dengan proses
penggilingan, pengadukan adonan, pencetakan, pemasakan, penirisan, dan
pengemasan. Teknologi yang digunakan adalah campuran mekanik (mesin) dan
manual (tenaga manusia). Beberapa peralatan yang digunakan antara lain grinder,
blender dan sealer machine. Kapasitas produksi dari Ragajaya Mandiri adalah 150
kg per hari. Jumlah rata-rata produksi per bulan dari Ragajaya Mandiri dapat
dilihat pada Tabel 10.
50
Tabel 10. Jumlah Rata-rata Produksi Per Bulan Produk Ragajaya Mandiri Bulan
Agustus 2010 – Januari 2011 (bks)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama Produk
Spesifikasi
Siomay
500 gr/ 22-23 pcs/bks
Ekado
500 gr/ 17 pcs/bks
Keong mas
500 gr/ 14 pcs/bks
Udang gulung
500 gr/ 3 pcs/bks
Kaki naga ikan
500 gr/ 19-20 pcs/bks
Otak-otak panjang
500 gr/ 22-24 pcs/bks
Lumpia udang
250 gr/ 12 pcs/bks
Lumpia ikan
10-12 pcs/bks
Kaki naga udang
500 gr/ 19-20 pcs/bks
Fish stick
500 gr/ pjng 7-8 cm
Bakwan ikan
500 gr/ 24 pcs/bks
Nugget ikan
500 gr/bks
Bakso ikan
500 gr/ 32-34 pcs/bks
Otak-otak bulat
500 gr/ 34-36 pcs/bks
Pangsit seafood
250 gr/ 16-20 pcs/bks
Rajungan
250 gr/ 5 pcs/bks
Karage
250 gr/bks
Donat ikan
500 gr/bks
Abon tuna
100 gr/bks
Sosis
12 pcs/pack, p 10 cm
Jumlah Rata-rata Produksi Per Bulan
Rata-rata Produksi
Per Bulan
722
622
516
619
464
413
828
825
344
361
310
309
258
258
412
550
309
103
206
51
8480
Sumber : Ragajaya Mandiri (Diolah)
Berdasarkan Tabel 10, jumlah rata-rata produk per bulan yang diproduksi
oleh Ragajaya Mandiri sebanyak 8480 bks. Produk yang paling banyak diproduksi
adalah lumpia udang dengan jumlah rata-rata produksi per bulan sebanyak 828
bks dan yang paling sedikit diproduksi adalah sosis yaitu sebanyak 51 bks per
bulan.
5.4.3. Penjualan Produk
Bentuk pemasaran berupa jual beli sesuai dengan pesanan. Penetapan
harga yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri untuk produk yang dijual berbeda
terhadap distributor dan agen. Ketentuan kategori harga didasarkan pada jumlah
total transaksi produk dalam satu bulannya. Ragajaya Mandiri menjual produknya
melalui distributor dan agen ke wilayah Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Jombang.
51
Produk olahan tersebut dipasarkan dalam kemasan plastik. Untuk area
Jabodetabek, produk ada yang diambil langsung dari tempat produksi oleh
distributor atau agen ada juga yang didistribusikan oleh perusahaan. Sedangkan
untuk daerah Jawa Tengah, pemasaran produk dikirimkan melalui jasa pengiriman
dan biaya pengiriman ditanggung oleh pelanggan. Jumlah pesanan dari distributor
dan agen tidak tetap setiap bulannya. Jumlah rata-rata penjualan produk per bulan
Ragajaya Mandiri kepada distributor dan agen dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Rata-rata Penjualan Produk Per Bulan Ragajaya Mandiri Bulan
Agustus 2010 – Januari 2011 (bks)
No
Nama
1
RIZKY FOOD Jakarta
2
Bapak Kursilan
3
Toko "SURYA"
4
Bapak ARIK
5
Toko "ANEKA SAYUR"
6
IBU NILA FAJARONO
7
Theo
8
Cilaut Suplier Seafood dan Olahan Ikan
9
Ibu Yuni Dwi Kushartati
10
Ustadz Syamsuri (Betawi Tambak)
11
Ibu Rumanti Agustina
12
Bapak Hermawan Prasojo
13
Mbak Rosalina Indaryatmo
14
Lukman Agung
15
Bapak AGUS
Jumlah Rata-rata Penjualan Ragajaya
Mandiri Per Bulan
Rata-rata Pembelian Per Bulan
1466
347
1084
165
806
245
1282
914
241
248
270
226
250
306
260
8110
Sumber : Ragajaya Mandiri (Diolah)
5.5. Sarana dan Prasarana
Ragajaya Mandiri memiliki lahan seluas 100 m2 dengan luas bangunan 60
m2 yang terdiri dari dua bangunan yaitu untuk kegiatan produksi dan satu
bangunan lagi yaitu tempat tinggal Ibu Dian dan berfungsi sebagai tempat
administrasi Ragajaya Mandiri yang dilengkapi dengan satu unit komputer. Untuk
kegiatan produksi, terdapat beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk proses
pengolahan dan pemasaran.
52
Peralatan kegiatan produksi termasuk dalam semi mekanik karena dalam
pengerjaannya masih menggunakan tenaga manusia. Peralatan yang termasuk
semi mekanik antara lain grinder, sealer machine, dan blender. Fasilitas produksi
dan Sarana Prasarana yang dimiliki oleh Ragajaya Mandiri bisa dillihat pada
Tabel 12.
Tabel 12. Fasilitas Produksi dan Sarana Prasarana Ragajaya Mandiri
No
1
Fasilitas
Keterangan
Fasilitas Produksi:

Grinder (Penggiling
Untuk melumatkan daging ikan yang telah
daging ikan)
di fillet sehingga membentuk pasta

Blender
Menghancurkan bumbu

3 Penggorengan,
Untuk mengoreng adonan yang baru
ukuran 1 x 1 meter
dicetak
Meja penirisan
Untuk meniriskan adonan setelah dimasak
(dilengkapi dengan
dalam penggorengan, untuk mendinginkan
kipas angin) , ukuran 2
dan mengurangi kadar minyak dalam
x1m
produk

Timbangan
Kapasitas 250 kg

Rak penyimpanan
menyimpan fillet ikan

20 Pisau, 20 Talenan, 8
ember, 5 ayakan, 10
baskom besar, 4 tabung gas

2
Sealer machine
Menutup kemasan
Prasarana:

Freezer
1 unit Mobil box
Penyimpanan produk
Kegiatan Pengadaan bahan baku dan
Pemasaran
2 unit sepeda motor
Kegiatan Pemasaran
Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010
53
VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
6.1. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal adalah analisis lingkungan dalam perusahaan
yang berpengaruh langsung terhadap tindakan perusahaan dan dapat dikendalikan
oleh pihak perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis lingkungan
internal yang dianalisis meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan
operasi, sumber daya manusia, dan penelitian dan pengembangan.
6.1.1. Manajemen
Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian
(David, 2006). Perencanaan perusahaan menunjukan persiapan masa depan untuk
penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan
tujuan. Ragajaya Mandiri belum memiliki perencanaan yang tertulis mengenai
tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Pengorganisasian
bertujuan
agar
usaha
terkoordinasi
dengan
mendefinisikan hubungan pekerjaan dengan otoritas. Ragajaya Mandiri dipimpin
oleh pemilik perusahaan yang memiliki wewenang untuk menentukan kebijakankebijakan perusahaan, dan mengambil keputusan dan dibantu oleh seorang
asisten. Pendekatan yang digunakan Ragajaya Mandiri dalam menjalankan
operasionalnya adalah pendekatan top down yaitu seluruh keputusan ada di tangan
pimpinan. Pemberian motivasi adalah proses mempengaruhi orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Pemberian motivasi penting dilakukan ketika karyawan
kurang semangat be kerja yang berimplikasi pada kinerja perusahaan. Dalam
pemberian motivasi, tidak ada hal khusus yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri
kepada karyawannya. Pengelolaan staf memilki peranan penting dalam
implementasi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Pengelolaan staf terkait
dengan budaya kerja yang diterapkan oleh perusahaan. Pada Ragajaya Mandiri,
pengelolaan staf yang diterapkan lebih cenderung ke arah kekeluargaan karena
sebagian besar karyawannya berasal dari lingkungan sekitar sehingga komunikasi
sudah terjalin dengan baik antara pimpinan dengan karyawannya.
Pengendalian dilakukan untuk memastikan operasi aktual sesuai dengan
operasi yang direncanakan. Pengendalian yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri
terbatas pada proses produksi yaitu pengendalian bahan baku dan proses produksi.
6.1.2. Pemasaran
Menurut Kotler (2005), pemasaran merupakan proses sosial yang dengan
proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Proses pemasaran terkait pada
pemilihan target pasar (Segmentation, Targetting, Positioning) dan bauran
pemasaran.
6.1.2.1. Segmentation, Targetting, Positioning
Saat ini, perusahaan belum melakukan pemilihan target pasar untuk
produk yang dijualnya. Perusahaan melakukan pemasaran secara pasif yaitu
pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan.
Pemasaran produk kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen.
6.1.2.2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan kumpulan variabel
produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi
(promotion).
1. Produk
Produk yang dihasilkan oleh Ragajaya Mandiri adalah produk olahan ikan
dengan merk “Rizky Food”. Produk olahan ikan berasal dari udang, kakap,
tuna, mata goyang, dan kuniran yang diproses hingga menjadi pasta, lalu
diolah menjadi berbagai varian. Semua produk olahan yang diproduksi oleh
Ragajaya Mandiri tidak menggunakan bahan pengawet dan MSG. Agar
produk tahan lama produk harus disimpan dalam suhu beku freezer agar
sesuai masa expired selama 6 - 8 bulan, jika disimpan di dalam lemari es
(bukan freezer beku) hanya tahan 30 hari. Sedangkan dalam suhu ruangan
(tanpa pendingin) produk Ragajaya Mandiri dalam waktu 24 jam rasanya
sudah berubah dan produk olahan ikan paling lama tahan sekitar dua hari.
55
Saat ini ada 20 produk yang dikeluarkan Ragajaya Mandiri dengan spesifikasi
yang berbeda-beda. Nama produk olahan ikan dan spesifikasi yang dihasilkan
oleh Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 . Nama dan Spesifikasi Produk Olahan Ikan Ragajaya Mandiri
No
Nama Produk
Spesifikasi
1
Siomay
500 gr/ 22-23 pcs/bks
2
Ekado
500 gr/ 17 pcs/bks
3
Keong mas
500 gr/ 14 pcs/bks
4
Udang gulung
500 gr/ 3 pcs/bks
5
Kaki naga ikan
500 gr/ 19-20 pcs/bks
6
Otak-otak panjang
500 gr/ 22-24 pcs/bks
7
Lumpia udang
8
Lumpia ikan
9
Kaki naga udang
10
Fish stick
11
Bakwan ikan
500 gr/ 24 pcs/bks
12
Nugget ikan
500 gr/bks
13
Bakso ikan
500 gr/ 32-34 pcs/bks
14
Otak-otak bulat
500 gr/ 34-36 pcs/bks
15
Pangsit seafood
250 gr/ 16-20 pcs/bks
16
Rajungan
17
Karage
250 gr/bks
18
Donat ikan
500 gr/bks
19
Abon tuna
100 gr/bks
20
Sosis
250 gr/ 12 pcs/bks
10-12 pcs/bks
500 gr/ 19-20 pcs/bks
500 gr/ panjang 7-8 cm
250 gr/ 5 pcs/bks
12 pcs/pack, panjang 10 cm
Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010
Kemasan yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri dalam mengemas produknya
yaitu plastik tipe Polyethylene yang dilengkapi dengan informasi yang lengkap
seperti merk, netto, isi, label halal LP-POM MUI JABAR 01031035011108
dan P-IRT No. 202320201087.
56
Jaminan yang diberikan oleh Ragajaya Mandiri kepada konsumen jika
seandainya produk yang dibeli atau dipesan tidak sesuai dengan keinginan
konsumen adalah produk tersebut bisa ditukar.
2. Harga
Harga adalah elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel dan harga dapat
diubah dengan cepat. Pada umumnya ada empat pendekatan yang bisa
dilakukan oleh perusahaan dalam penetapan harga, yaitu berdasarkan biaya,
analisis pulang pokok, berdasarkan persepsi pembeli, dan berdasarkan
persaingan (Umar, 1999). Penetapan harga yang dilakukan oleh Ragajaya
Mandiri adalah berdasarkan biaya,
yaitu dengan memberikan atau
menambahkan „mark up‟ baku untuk labanya. Ragajaya Mandiri menetapkan
harga yang berbeda untuk distributor, agen dan retail. Perbedaan harga untuk
distributor, agen, dan retail ditetapkan sebesar Rp 2.500. Daftar harga produk
olahan Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Daftar Harga Produk Olahan Ragajaya Mandiri (Rp)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama Produk
Siomay
Ekado
Keong mas
Udang gulung
Kaki naga ikan
Otak-otak panjang
Lumpia udang
Lumpia ikan
Kaki naga udang
Fish stick
Bakwan ikan
Nugget ikan
Bakso ikan
Otak-otak bulat
Pangsit seafood
Rajungan
Karage
Donat ikan
Abon tuna
Sosis
PROMO
Spesifikasi
500 gr/ 22-23 pcs/bks
500 gr/ 17 pcs/bks
500 gr/ 14 pcs/bks
500 gr/ 3 pcs/bks
500 gr/ 19-20 pcs/bks
500 gr/ 22-24 pcs/bks
250 gr/ 12 pcs/bks
10-12 pcs/bks
500 gr/ 19-20 pcs/bks
500 gr/ pjng 7-8 cm
500 gr/ 24 pcs/bks
500 gr/bks
500 gr/ 32-34 pcs/bks
500 gr/ 34-36 pcs/bks
250 gr/ 16-20 pcs/bks
250 gr/ 5 pcs/bks
250 gr/bks
500 gr/bks
100 gr/bks
12 pcs/pack, p 10 cm
12 pcs/pack, p 10 cm
Distributor
15.000
16.000
15.000
14.500
15.000
10.000
10.000
15.500
15.750
14.750
13.500
15.250
14.500
12.250
10.750
10.750
10.500
14.500
12.500
17.000
14.500
Agen
17.500
18.500
17.500
17.000
17.500
12.500
12.500
18.000
18.250
17.250
16.000
17.750
17.000
14.750
13.250
13.250
13.000
17.000
15.000
19.500
17.000
Retail
20.000
21.000
20.000
19.500
20.000
15.000
15.000
20.500
20.750
19.750
18.500
20.250
19.500
17.250
15.750
15.750
15.500
19.500
17.500
22.000
19.500
Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010
57
Penetapan harga yang berbeda yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri
terhadap distributor, agen, dan retail karena pembelian yang dilakukan oleh
mereka berbeda dari segi jumlahnya. Ketentuan kategori harga didasarkan
pada jumlah total transaksi produk dalam satu bulannya, dengan ketentuan
sebagai berikut :
 Harga Distributor : Total pembelian produk > 500 pack/bulan
 Harga Agen : Total pembelian produk > 100 pack/bulan
Jumlah minimal pembelian yang ditetapkan oleh Ragajaya Mandiri agar
konsumen memperoleh potongan harga adalah sebanyak 30 bungkus/pack,
besarnya potongan harga disesuaikan dengan melihat jumlah pembelian yang
dilakukan oleh konsumen. Pembelian diatas Rp. 1.000.000, mendapatkan
discount 5% dan pembelian diatas Rp. 3.000.000, mendapatkan discount 15%.
Kendala paling besar yang dihadapi perusahaan adalah proses pembayaran.
Sebagian besar pelanggan melakukan pembayaran dengan sistem retur yaitu
pembayaran dilakukan ketika pemesanan kedua. Bahkan beberapa pelanggan
membayar setelah pengiriman ketiga.
3. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menyalurkan,
menyebarkan, mengirimkan atau menyampaikan barang dari produsen ke
konsumen, yang digunakan sesuai keperluan (jenis, jumlah, harga, tempat dan
waktu). Dilihat dari jauh pendeknya rantai distribusi, saluran distribusi dapat
dikelompokkan menjadi dua (Kotler, 2005) yaitu saluran distribusi langsung,
yaitu saluran distribusi dimana produk dari produsen langsung ke tangan
konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur dan saluran distribusi tidak
langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan
penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan
konsumen. Ragajaya Mandiri melakukan distribusi dengan saluran distribusi
tidak langsung. Saluran distribusi Ragajaya Mandiri bisa dilihat pada Gambar
8.
58
Ragajaya
Mandiri
Pelanggan:
Distributor, Agen,
dan Pedagang
Konsumen
Gambar 8. Saluran Distribusi Ragajaya Mandiri
Perusahaan melakukan pemasaran secara pasif yaitu pelanggan datang
langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Pelanggan sebagian
besar adalah agen atau pedagang. Saluran distribusi yang digunakan oleh
Ragajaya Mandiri adalah saluran distribusi tidak langsung yaitu perusahaan
dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen
perantara dan juga pengecer sebelum sampai kepada konsumen. Biaya kirim
ditanggung pembeli dan dibayar ke perusahaan expedisi masing - masing
ketika pengambilan. Lama pengiriman maksimal 24 jam. Beberapa distributor
dan agen Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Distributor dan Agen Ragajaya Mandiri
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama
RIZKY FOOD Jakarta
Bapak Kursilan
Toko "SURYA"
Bapak ARIK
Toko "ANEKA SAYUR"
IBU NILA FAJARONO
Theo
Cilaut Suplier Seafood dan Olahan Ikan
Ibu Yuni Dwi Kushartati
Ustadz Syamsuri (Betawi Tambak)
Ibu Rumanti Agustina
Bapak Hermawan Prasojo
Mbak Rosalina Indaryatmo
Lukman Agung
Bapak AGUS
Daerah
Jakarta, Tangerang, Bekasi
Bali
Jombang
Jombang
Jombang
Jombang
Jombang
Jombang
Bogor
Purbalingga
Purwokerto
Kober
Grendeng, Jawa Tengah
Batu raden
Tangerang selatan
Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010
59
4. Promosi
Promosi merupakan kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan
volume penjualan dengan cara mempengaruhi konsumen baik secara langsung
maupun tidak langsung. Promosi yang telah dilakukan oleh Ragajaya Mandiri
adalah promosi tidak langsung yaitu melalui media internet dan promosi
penjualan yaitu untuk setiap produk baru, Ragajaya Mandiri melakukan harga
promosi misalnya pada harga sosis yang berharga sebesar Rp 17.000 menjadi
harga promo sebesar Rp 14.500.
6.1.3. Keuangan
Modal merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjalankan
usaha selain faktor sumberdaya dan tenaga kerja. Pada awal berdiri, permodalan
Ragajaya Mandiri hanya berasal dari milik sendiri. Dalam perkembangannya,
Ragajaya Mandiri mendapatkan tambahan modal dari modal patungan sebesar Rp
75 juta untuk memperbesar skala produksinya. Dari awal berdiri sampai saat ini,
Ragajaya Mandiri belum pernah melakukan peminjaman dana dari lembaga
keuangan. Salah satu kelemahan perusahaan adalah keterbatasan dalam
pengelolaan keuangan secara rapi dan baik. Kondisi ini terjadi pada Ragajaya
Mandiri dimana perusahaan tidak memiliki sumberdaya manusia yang ahli dalam
hal pembukuan keuangan.
Biasanya transaksi yang terjadi hanya dicatat dalam bentuk nota dan
itupun tidak disimpan dengan baik sehingga sumber dana yang dimiliki tidak
digunakan secara efektif untuk pengembangan usaha. Meskipun pengelolaan
keuangan pada Ragajaya Mandiri belum tertata rapi, akan tetapi untuk hal yang
berkaitan dengan proses produksi biasanya dicatat oleh asisten yang digunakan
sebagai kontrol dalam pemberian upah kepada karyawan setiap minggunya.
6.1.4. Produksi dan Operasi
Ragajaya Mandiri melakukan proses produksi yaitu mengolah bahan baku
menjadi berbagai macam aneka produk olahan ikan. Proses produksi yang
dilakukan oleh Ragajaya Mandiri membutuhkan bahan baku yaitu fillet ikan yang
berasal dari ikan berjenis kakap, mata goyang, dan kuniran. Bahan baku tersebut
diproses hingga menjadi pasta, lalu diolah menjadi berbagai varian.
60
Selain itu, dibutuhkan juga bahan-bahan lain yaitu bahan penunjang, bahan
bakar, dan pengemasan. Bahan penunjang yang dibutuhkan berupa sagu, tapioka,
garam, gula, bawang merah, bawang putih, lada, minyak goreng, wortel, dan telur.
Bahan bakar yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri adalah gas elpiji, dan jenis
kemasan yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri dalam mengemas produknya
yaitu plastik tipe Polyethylene.
Teknologi yang digunakan adalah campuran mekanik (mesin) dan manual
(tenaga manusia). Beberapa peralatan yang digunakan antara lain grinder, blender
dan sealer machine. Grinder digunakan untuk penggilingan daging sehingga
daging lebih halus dan berbentuk pasta gel. Penggunaan grinder masih
memerlukan
tenaga
manusia.
Sedangkan
untuk
menghancurkan
bumbu
menggunakan blender yang menggunakan tenaga listrik. Sementara pengemasan
menggunakan sealer machine yang menggunakan energi listrik. Secara umum,
tahap-tahap proses produksi pengolahan produk Ragajaya Mandiri adalah sebagai
berikut :
1. Pemiletan ikan
Daging ikan dipisahkan dari durinya dan menjadi fillet ikan.
2. Fillet Ikan
Fillet ikan merupakan bahan baku utama. Sebelum digiling Fillet ikan ditaruh
dalam ember ataupun bak penampungan selanjutnya diberi es agar fillet ikan
tetap segar dan tidak mengeras.
3. Penggilingan daging ikan
Fillet ikan yang sudah dicuci kemudian dimasukkan ke dalam grinder untuk
digiling sehingga berbentuk pasta. Pada saat penggilingan ditambahkan garam
secukupnya. Garam diberikan pada awal penggilingan guna meningkatkan
kerekatan pasta ikan, jika dilakukan pada akhir penggilingan sifat kerekatan
pasta akan menurun.
4. Pengadonan
Daging yang sudah berbentuk pasta dimasukkan ke dalam baskom besar untuk
dilakukan pengadonan dengan penambahan bahan baku lainnya seperti tepung
tapioka, santan dan telur yang berguna untuk menjaga kualitas kekenyalan.
61
Selanjutnya adonan ditambahkan bumbu berupa garam, gula, bawang merah,
bawang putih dan merica yang sebelumnya telah dihaluskan dengan blender.
Pengadukan adonan masih menggunakan tenaga manual. Hasil adonan yang
telah selesai dimasukkan ke dalam ember untuk dilakukan pencetakan.
Adonan yang sudah selesai diaduk menghasilkan adonan yang homogen yang
siap dibentuk menjadi berbagai macam produk olahan.
5. Pencetakan
Pencetakan adonan menggunakan tangan dan sendok atau garpu. Proses
pencetakan berlangsung cepat, adonan yang telah dicetak langsung dimasukan
ke dalam penggorengan untuk dimasak.
6. Pemasakan
Pemasakan adonan dilakukan diatas penggorengan dengan menggunakan
minyak sayur yang dicanpur dengan air dengan suhu yang tidak terlalu panas.
7. Penirisan
Penirisan dilakukan untuk mendinginkan produk yang telah masak dan
mengurangi kadar minyak yang terdapat dalam produk setelah dimasak.
Penirisan dilakukan di meja penirisan yang berukuran panjang 2 meter x lebar
1 meter. Pada bagian lebar meja penirisan dipasang kipas yang berguna untuk
mempercepat proses penirisan.
8. Pengemasan
Setelah produk yang ditiriskan selesai, produk tersebut dikemas dalam plastik
menggunakan sealer machine untuk menutup kemasan. Pengemasan
dilakukan untuk menjaga agar produk tidak mudah rusak ketika dalam proses
pemasaran.Secara ringkas, proses produksi produk olahan ikan Ragajaya
Mandiri dapat dilihat pada Gambar 9.
1. Ikan
2. Fillet Ikan
3. Penggilingan daging
ikan
6. Penirisan
7. Pemasakan
5. Pencetakan
4. Pengadonan
(Penambahan bumbu)
8. Pengemasan
Gambar 9. Alur Proses Produksi Produk Olahan Ikan Ragajaya Mandiri
Sumber: Ragajaya Mandiri, 2010
62
6.1.5. Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan komponen yang sangat penting bagi
kemajuan perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah dan jenis orang yang
tepat di tempat kerja, dan pada saat yang tepat mampu menyelesaikan tugas-tugas
dengan baik maka sumberdaya tersebut akan membantu perusahaan mencapai
sasaran-sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Selain itu, setiap perusahaan
harus menjaga loyalitas karyawan sebab secara tidak langsung karyawan juga
berperan serta dalam menentukan pertumbuhan perusahaan.
Manajemen sumber daya manusia Ragajaya Mandiri masih bersifat
sederhana dan belum memiliki bagian khusus untuk menangani sumber daya
manusia. Saat ini, jumlah karyawan tetap berjumlah 3 orang dan yang bekerja
pada proses produksi berjumlah 15 orang dengan status karyawan tidak tetap.
Karyawan Ragajaya Mandiri kebanyakan terdiri dari perempuan dan berasal dari
daerah sekitar perusahaan. Ragajaya Mandiri ingin memberdayakan perempuan
dan ibu rumah tangga sebagai tenaga kerja yang terampil dan diharapkan bisa
membantu meningkatkan taraf hidup keluarga pada masyarakat menengah ke
bawah.
Sistem kompensasi karyawan yang ditetapkan perusahaan berdasarkan per
kg hasil produksi produk olahan ikan yang dihasilkan per harinya dan dibayarkan
setiap minggu. Besarnya kompensasi untuk karyawan adalah kg hasil produksi
dikali Rp. 2000 dibagi dengan jumlah tenaga kerja.
Sistem perekrutan karyawan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan sebagian besar karyawan Ragajaya Mandiri berasal dari daerah
sekitar perusahaan. Dalam proses perekrutan karyawan, Ragajaya Mandiri tidak
melakukan proses perekrutan secara terstruktur dan tidak melalui tes, sistem
perekrutan dilakukan secara kekeluargaan. Ragajaya Mandiri melakukan proses
produksi setiap hari dengan waktu kerja karyawan rata-rata 8 jam per hari. Tidak
ada fasilitas dan perlengkapan khusus yang diberikan oleh perusahaan, karyawan
hanya berpakaian apa adanya dari rumahnya.
63
6.1.6. Penelitian dan Pengembangan
Pengembangan yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri tidak dilakukan
oleh bagian khusus karena belum memiliki bagian penelitian dan pengembangan
pada unit perusahaannya. Pengembangan yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri
masih terbatas pada pengembangan varian produk. Pada tahun 2008, produk
Ragajaya Mandiri berjumlah 14, sedangkan pada tahun 2009 berkembang menjadi
18 varian produk, dan untuk saat ini, produk yang dihasilkan oleh Ragajaya
Mandiri sudah mencapai 20 varian produk dan akan terus dikembangkan.
6.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah suatu lingkungan yang berada di luar
perusahaan yang terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kinerja di dalam perusahaan.
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi Ragajaya Mandiri.
6.2.1. Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari
luar perusahaan. Faktor-faktor utama yang dianalisis dalam lingkungan jauh yaitu
faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.
1. Politik
Kondisi politik dan keamanan yang stabil akan memberikan pengaruh
positif terhadap keberlangsungan suatu usaha. Peraturan dan kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi usaha yang ada di negara tersebut. Berikut ini merupakan beberapa
kebijakan
pemerintah
yang memiliki
pengaruh
terhadap
perkembangan
perusahaan.

Undang-undang nomor 45 tahun 2009 Tentang Perikanan Pasal 23 yaitu
Setiap orang dilarang menggunakan bahan baku, bahan tambahan
makanan, bahan penolong, dan/atau alat yang membahayakan kesehatan
manusia dan/atau lingkungan dalam melaksanakan penanganan dan
pengolahan ikan.
64
Berdasarkan undang-undang tersebut,
maka
setiap pelaku usaha
pengolahan ikan harus menjaga kualitas produksinya agar produk yang
dihasilkan tidak berbahaya bagi konsumen.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor. PER. 01/MEN/2007
tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil
Perikanan. Dalam peraturan ini dinyatakan bahwa keamanan pangan harus
dijamin sepanjang rantai produksi, dan semua pihak yang terlibat dalam
penyediaan produk perikanan bertanggung jawab terhadap aspek
keamanan pangannya. Dalam merealisasikan peraturan tersebut, Dinasdinas terkait harus aktif dalam pengawasan mulai dari ikan turun dari
kapal sampai pada tahap produksi usaha-usaha yang bergerak didalam
pengolahan ikan. Selain itu, untuk mendukung peraturan tersebut salah
satu dari misi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor adalah
“Menjaga lingkungan yang kondusif bagi masyarakat peternakan dan
perikanan serta masyarakat veteriner”. Misi ini mengandung makna yaitu
menciptakan rasa aman bagi masyarakat peternakan dan perikanan serta
masyarakat veteriner dari bahaya penularan penyakit hewan menular dan
zoonosis serta dari pangan asal hewan dan ikan serta hasil pangan asal
hewan dan ikan yang mengandung bahan tambahan makanan berbahaya.

Pendirian WARALABA pengolahan ikan. Waralaba pengolahan ikan
pertama berdiri di Kabupaten Bogor yaitu di Jalan Raya Tonjong
Sudimampir RT 03/01 Desa Cimanggis Kecamatan Bojong gede.
Waralaba ini diharapkan menjadi fasilitas penyediaan sumber permodalan
melalui lembaga keuangan dan peningkatan konsumsi ikan. Hadirnya
usaha pemasaran ikan, dapat dikelola profesional dalam bentuk waralaba.
Itu diharapkan terjadi proses kemitraan yang saling menguntungkan di
antara pelaku usaha perikanan, khususnya kelompok UKM. Rencananya
waralaba akan didirikan di beberapa kota. Tapi untuk sekarang fokus di
Jawa Barat.
65

Kerjasama Direktorat Usaha dan Investasi Departemen Perikanan dan
Kelautan dengan UKM di bidang perikanan dan lembaga keuangan, yakni
Bank Bukopin dalam mendirikan badan usaha Arta Fish dan Swamitra
Syariah. Tujuannya adalah melakukan terobosan melalui program
pemberdayaan masyarakat. Salah satunya kemudahan berusaha dan akses
permodalan kelompok UKM perikanan, mulai dari produksi hingga
pemasaran.
2. Ekonomi
Kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap
perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah tertentu.
Kondisi ekonomi dapat mendukung kelancaran atau menghambat usaha yang
berkembang di suatu daerah tertentu. Beberapa faktor yang berkaitan dengan
kondisi ekonomi suatu daerah, antara lain :

Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah bisa dilihat dengan menggunakan
indikator laju pertumbuhan PDRB. PDRB merupakan indikator yang menunjukan
kemampuan daerah untuk menghasilkan nilai tambah. Laju pertumbuhan PDRB
Kabupaten Bogor bisa dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2007 – 2009 (%)
Kode
Lapangan usaha
sektor
Tahun
2007
2008
2009
1
Pertanian
4,63
3,93
4,12
2
Pertambangan
4,79
2,56
3,10
3
Industri
5,34
5,10
2,79
4
Listrik, Gas, Air bersih
8,02
5,45
1,71
5
Bangunan
6,55
6,18
8,96
6
Perdagangan
8,38
8,01
8,03
7
Angkutan
9,32
6,12
8,69
8
Keuangan
7,63
7,07
6,22
9
Jasa
5,43
5,14
4,52
6,05
5,58
4,14
PDRB
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2010
66
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa kondisi perekonomian Kabupaten
Bogor pada tahun 2007 tumbuh sebesar 6,05 persen namun pada tahun 2008 dan
tahun 2009 mengalami pertumbuhan melambat yaitu sebesar 5,58 persen dan 4,14
persen. Laju pertumbuhan yang melambat bisa menghambat kelancaran suatu
usaha.

Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu daerah bisa dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku menunjukkan
kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah serta nilai
PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar.
Berikut ini Tabel 17 PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor.
Tabel 17. PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2006 – 2009
Lapangan usaha
Tahun
2006
2007
2008
2009
2.091.009,87
2.439.762,17
2.662.442,43
2.904.499,04
510.672,58
583.972,74
705.284,45
800.324,90
Industri Pengolahan
28.800.577,71
32.304.257,86
36.063.100,58
40.428.260,00
Listrik,gas,air bersih
1.463.090,42
1.660.347,05
1.936.331,22
2.059.574,60
Bangunan
1.444.729,87
1.687648,42
2.079.205,89
2.465.044,65
Perdagangan,hotel
6.935.058,45
8.037.785,30
9.674.902,80
11.435.852,36
Angkutan,komunikasi
1.835.578,16
2.049.535,56
2.396.127,48
2.798.037,98
662.988,12
751.008,09
875.666,95
992.733,03
1.575.325.41
1.765.902,49
1.996.349,64
2.199.461,99
45.319.030,59
51.280.219,68
58.389.411,43
66.083.788,55
Pertanian
Pertambangan
Keuangan
Jasa
PDRB
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2010
Struktur perekonomian Kabupaten Bogor dari tahun 2006 hingga tahun 2009
merupakan struktur yang didominasi oleh sektor industri pengolahan. Pada tahun
2009 dominasi sektor industri pengolahan sebesar 61,18 persen dari jumlah PDRB
atas dasar harga berlaku. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bogor, pembentukan PDRB sektor industri pengolahan didominasi oleh subsektor
industri makanan, minuman, dan tembakau.
67
Industri pengolahan ikan merupakan salah satu bagian dari subsektor industri
makanan, minuman, dan tembakau. Struktur ekonomi Kabupaten Bogor yang
semakin membaik khususnya sektor industri pengolahan merupakan peluang bagi
kelompok usaha-usaha tertentu yang akan mengembangkan usahanya.

Laju Inflasi
Laju inflasi adalah meningkatnya tingkat harga barang atau jasa kebutuhan
masyarakat secara rata-rata Tingginya tingkat inflasi menunjukkan adanya
kenaikan harga rata-rata barang atau jasa tingkat konsumen yang cukup tinggi,
sehingga terjadi penurunan kemampuan daya beli uang untuk memperoleh barang
atau jasa.
Angka inflasi di Indonesia selama kurun Januari 2010 sampai dengan Februari
2011 mengalami kondisi yang fluktuatif. Nilai inflasi tertinggi yaitu pada bulan
Januari 2011 sebesar 7,02 persen. Sedangkan nilai inflasi terendah yaitu pada
bulan Maret 2010 sebesar 3,43 persen. Perkembangan laju inflasi selama kurun
waktu bulan Januari 2010 sampai dengan Februari 2011 dapat dilihat pada Tabel
18.
Tabel 18. Perkembangan Tingkat Inflasi Periode Januari 2010– Februari 2011(%)
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Tahun
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
Tingkat Inflasi
3,72
3,81
3,43
3,91
4,16
5,05
6,22
6,44
5,80
5,67
6,33
6,96
7,02
6,84
Sumber : [BI] Bank Indonesia. 2011. Laporan Inflasi : Berdasarkan Perhitungan Inflasi Tahunan.
Jakarta. http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/
68
Berdasarkan tabel 18, tingkat inflasi sejak Januari 2010 mengalami kenaikan
hingga Agustus 2010. Setelah itu, pada bulan September 2010 sampai dengan
Oktober 2010, inflasi menurun hingga mencapai 5,67. Namun keadaan ini tidak
berlangsung lama, inflasi kembali naik secara fluktuatif hingga mencapai 7,02
pada Januari 2011 dan turun kembali hingga mencapai 6,84 pada Februari 2011.
Kondisi inflasi yang berfluktuatif berpengaruh pada stabilitas ekonomi dan dapat
berdampak terhadap daya beli masyarakat yang rendah. Dengan demikian, laju
inflasi Indonesia tetap menjadi faktor ancaman bagi pelaku usaha karena nilainya
cenderung masih fluktuatif.

Kenaikan harga bahan baku
Industri pengolahan ikan sangat bergantung pada peranan bahan baku yaitu ikan
atau daging/fillet ikan. Peningkatan harga ikan akan mempengaruhi besarnya
biaya produksi perusahaan. Bahan baku pada Ragajaya Mandiri adalah ikan kakap
dan tambahan ikan lain seperti mata goyang dan kuniran yang diperoleh di Muara
Baru. Harga ikan kakap di pasar dipengaruhi oleh pasokan yang mengalami
fluktuatif. Jika cuaca buruk datang, di daerah Muara Baru pasokannya turun 3040% dari situasi normal yang mencapai 500 ton per hari. Pada bulan September
2010, harga ikan kakap mencapai harga Rp. 38.500; Harga ikan kakap pada bulan
November 2010 berada pada kisaran Rp. 29.000 – Rp. 34.000 dan fillet ikan
kakap pada harga 37.000. (Warta Pasar ikan, 2010).
3. Sosial
Faktor sosial dan budaya mempengaruhi suatu perusahaan mencakup
keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang
yang berada di lingkungan perusahaan tersebut (David, 2006). Meningkatnya
pengetahuan masyarakat akan gizi, kesibukan pekerjaan dan peningkatan
pendapatan, secara bersamaan diikuti oleh perilaku hidup merubah pola konsumsi
masyarakat modern yaitu dengan mengkonsumsi makanan praktis siap saji namun
memiliki nilai gizi yang baik. Hal ini merupakan pangsa pasar potensial bagi
industri pengolahan ikan yang bersifat praktis, mudah, dan cepat cara
penyajiannya serta bernilai gizi baik.
69
Salah satu faktor lingkungan eksternal yang juga mempengaruhi
perusahaan adalah faktor demografi. Peningkatan jumlah penduduk merupakan
faktor sosial yang berpotensi dapat menciptakan pangsa pasar yang potensial
untuk setiap bidang usaha. Selama periode 2006 - 2010 perkembangan penduduk
Indonesia terus mengalami peningkatan (BPS, 2010). Peningkatan jumlah
penduduk Indonesia selama periode 2006 - 2010 dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2006 – 2010
Tahun
Jumlah Penduduk (orang)
Pertumbuhan (Persen)
2006
222.550.700
2007
225.642.000
1,39
2008
228.523.300
1,28
2009
231.471.251
237.641.326
1,29
2010*
1,49
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010
Keterangan : *) angka sementara
Pertumbuhan jumlah penduduk juga terjadi di Kabupaten Bogor, dari
tahun 2007 hingga tahun 2009 terjadi pertumbuhan penduduk sebanyak 225.506
jiwa atau sebesar 5,04 persen. Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Bogor
dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2007 - 2009
Tahun
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Pertumbuhan (persen)
2007
4.251.838
--
2008
4.340.520
2,03
2009
4.477.344
3,01
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2010
Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Bogor diduga memberikan
peluang tersedianya pasar potensial bagi usaha pengolahan ikan karena
peningkatan laju perkembangan penduduk berbanding lurus dengan peningkatan
konsumsi penduduk terhadap bahan makanan dan minuman.
70
4. Teknologi
Perkembangan teknologi dapat menjadi peluang bagi suatu industri dalam
menghadapi persaingan. Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat
memberikan kemudahan-kemudahan bagi siapa saja termasuk para pelaku usaha
dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Perkembangan teknologi pengolahan
ikan memberi pengaruh bagi usaha ini.
Dalam industri pengolahan ikan, perkembangan teknologi pada aspek
produksi dapat dilihat dari mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan
selama proses produksi, misalnya penggunaan food processor dalam pengadukan
adonan. Untuk mengaduk adonan daging yang sudah ada dalam bentuk pasta dan
tepung tapioka serta bumbu dalam food processor membutuhkan waktu
pengadonan 45- 60 menit dengan kapasitas 75-120 kg/jam. Dengan pemanfaatan
teknologi secara optimal, maka proses produksi akan semakin cepat dan mampu
menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih banyak daripada jika dikerjakan
secara manual. Untuk mendukung proses produksi dalam pembuatan produk, saat
ini Ragajaya Mandiri hanya memiliki grinder (mesin penggiling daging ikan)
menjadi pasta ikan, tetapi proses pengadukan adonan masih dikerjakan secara
manual.
Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran adalah dengan adanya
Selimut gel untuk kebutuhan pengiriman produk agar dapat tahan lama sehingga
dapat menjaga kesegaran mulai dari pengemasan hingga sampai di tujuan. Selimut
gel diproduksi dalam bentuk gulungan dengan ukuran lebar 450 mm. Terdiri dari
sel-sel kecil berukuran 75 x 90 mm dilaminasi dengan film plastik di satu sisi dan
kain, setiap sel mengandung polimer, gel terbiodegradasi tidak beracun dan dapat
menyerap air sehingga dapat mengembang. Selimut gel bisa mempertahankan
suhu produk sensitif yang membutuhkan perlindungan kestabilan suhu selama
dalam rantai pasokan. Selimut gel bisa digunakan selama masa transportasi untuk
menjaga produk agar tetap segar sampai ditujuan dan cocok untuk produk seperti
ikan segar dan olahan ikan agar terjaga kualitasnya. Selain itu, penggunaan
selimut gel dapat meminimkan biaya pengiriman, ruang penyimpanan dan
beratnya. Jika dirawat dengan baik selimut gel dingin dapat digunakan berulangulang.
71
Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi seperti telepon dan
media internet akan mempermudah promosi dan komunikasi antara pelaku usaha
dengan pelanggan atau dengan pemasok ketika melakukan pemesanan produk.
Perkembangan teknologi di bidang transportasi, seperti jasa pengiriman akan
mempercepat pendistribusian dari produsen ke konsumen sehingga akan
memperlancar proses pemasaran produk. Dalam mendukung pemasaran produk,
Ragajaya Mandiri telah memiliki fasilitas berupa telepon dan mobil yang
digunakan pengangkutan bahan baku dari pemasok. Ragajaya Mandiri
memanfaatkan jasa pengiriman untuk pendistribusian produk ke agen yang ada di
Jawa Tengah, dan Jombang.
6.2.2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri merupakan lingkungan yang berada di sekitar usaha
yang memiliki pengaruh langsung terhadap operasional usaha. Faktor lingkungan
industri memberi pengaruh yang lebih besar daripada lingkungan jauh.
Lingkungan industri terdiri dari lima kekuatan Porter, yaitu persaingan antar
perusahaan sejenis, ancaman pendatang baru, produk substitusi, kekuatan tawarmenawar pemasok, dan kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen.
1. Persaingan antar Perusahaan Sejenis
Persaingan yang terjadi dalam industri pengolahan ikan cukup kompetitif.
Secara umum, persaingan yang terjadi dalam industri pengolahan ikan adalah
persaingan pangsa pasar, kualitas produk, dan harga jual produk. Persaingan
pangsa pasar terjadi jika jumlah pelaku usaha pengolahan ikan yang beroperasi
semakin banyak sehingga para pelaku usaha harus menentukan daerah atau pasar
mana yang dapat dimasuki untuk memasarkan produknya. Persaingan kualitas
produk terjadi karena setiap pelaku usaha ingin produk yang dijualnya diterima
oleh konsumen sehingga harus mampu melihat selera konsumen baik melalui
kualitas rasa, variasi bentuk, maupun variasi ukuran. Selain itu, dalam industri
pengolahan ikan terdapat persaingan harga jual produk. Pesaing usaha pengolahan
ikan tidak hanya perusahaan skala menengah, dan kecil tetapi juga skala besar
dengan modal besar, kapasitas besar, dan jaringan distribusi yang luas. Adapun
beberapa perusahaan sejenis dengan Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel
21.
72
Tabel 21. Perusahaan Sejenis Dengan Ragajaya Mandiri
No
1
Nama Produk
Bening Food
Perusahaan
Lokasi
Bening Jati Anugrah
Bogor
Bogor
3
Citra Mandiri
Samaky
4
PT. Frozen Food Pahala
Bogor
2
Bogor
5
Ocean King
PT. Makanan Sehat Nusantara ( MSN)
Jakarta
6
Diva Food
Ikan Sehat Nusantara
Bekasi
7
Bakso Super 14 Bakso Super 14
Tangerang
8
Rumah Daging Olah ”Saudaraku”
Bekasi
9
Fathan frozen food
Jakarta
PT Salimah Prima Cita
Jakarta
Oryza Frozen Food
Jakarta
10
Pak celup
11
Sumber : Profil Perusahaan .http://olahanikan.indonetwork.co.id (Diolah), 2011
2. Ancaman Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru dalam industri dapat meningkatkan intensitas
persaingan antar perusahaan. Masuknya pendatang baru tergantung mudah
tidaknya hambatan masuk dalam industri. Jika hambatan ini besar, ancaman
masuknya pendatang baru akan rendah. Beberapa hambatan dalam memasuki
suatu industri yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya
beralih pemasok, akses saluran distribusi, biaya tidak menguntungkan terlepas
dari skala.
a. Skala Ekonomis
Pelaku usaha pada industri pengolahan ikan tidak hanya beroperasi pada skala
besar, tetapi siapa saja dapat memulai usaha pengolahan ikan dari skala usaha
kecil maupun skala rumah tangga dan dapat melakukan produksi sesuai
dengan kemampuan kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
b. Diferensiasi Produk
Produk olahan ikan yang dihasilkan dalam industri umumnya sama. Perbedaan
yang terjadi antara perusahaan adalah pada kualitas rasa, variasi bentuk dan
ukuran, harga jual produk, komposisi bahan baku serta pengemasan.
73
c. Kebutuhan Modal
Kebutuhan modal yang digunakan untuk membuka usaha pengolahan ikan
tidak begitu besar, untuk skala rumah tangga pelaku usaha minimal memiliki
mesin giling ukuran kecil dan peralatan rumah tangga untuk proses produksi.
d. Biaya Beralih Pemasok
Biaya beralih pemasok yang harus dikeluarkan oleh pendatang baru cukup
besar agar pelaku usaha yang telah ada pindah dari pemasok tetapnya. Biaya
beralih pemasok dalam industri ini umumnya adalah biaya untuk menguji atau
menerima sumber baru. Selain itu, pasokan bahan baku yang fluktuatif
menyebabkan pendatang baru akan kesulitan dalam memaksa perusahaan
pengolahan yang telah ada agar beralih dari pemasok lama.
e. Akses ke Saluran Distribusi
Pendatang baru pada industri pengolahan ikan memiliki peluang untuk
memasuki saluran distribusi yang telah dikuasai oleh perusahaan yang telah
ada, yaitu dengan memproduksi produk yang sama atau lebih baik namun
dengan harga yang relatif lebih murah.
f. Biaya tidak Menguntungkan terlepas dari Skala
Perusahaan yang telah lama dan besar umumnya memiliki keunggulan
bersaing yang tidak dimiliki oleh perusahaan pendatang baru yang akan masuk
ke industri pengolahan ikan, misalnya dalam hal pengalaman, teknologi,
penguasaan terhadap sumberdaya produksi, dan lokasi yang menguntungkan.
Tetapi proses pengolahan ikan relatif mudah dipelajari dan mudah untuk
mendapatkan teknologi pengolahannya. Hal tersebut memberikan kemudahan
bagi para pendatang baru untuk memasuki industri ini.
3. Ancaman Produk Substitusi
Keberadaan produk substitusi dapat menjadi ancaman bagi suatu
perusahaan jika produk substitusi tersebut mempunyai harga yang lebih murah
namun memiliki kualitas yang sama dengan produk yang ditawarkan perusahaan.
Pada umumnya faktor harga jual dan mutu produk sering digunakan oleh pelaku
usaha sebagai alat dalam menghadapi keberadaan produk substitusi.
74
Produk yang dapat digolongkan menjadi produk substitusi pada produk
olahan ikan adalah bakso sapi, nugget ayam, sosis sapi, sosis ayam, dan produk
olahan lainnya yang menggunakan daging sapi dan ayam. Meskipun keberadaan
produk substitusi ini tinggi, tetapi keputusan pembelian tetap berada di tangan
konsumen yang memiliki kebebasan untuk memilih sesuai dengan seleranya.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Kekuatan tawar-menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan
dalam suatu industri, yaitu ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal
atau hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus. Keberadaan pemasok
bahan baku seperti kakap, udang, mata goyang, dan kuniran memiliki peranan
yang sangat penting terhadap keberlangsungan proses produksi. Kekuatan tawar
menawar pemasok dalam industri ini relatif kecil, hal ini karena jumlah pemasok
ikan kakap dan udang cukup banyak dan pemasok mata goyang dan kuniran pun
berasal dari banyak nelayan. Berdasarkan hal tersebut, maka kekuatan tawarmenawar pemasok dapat dikatakan tidak terlalu kuat, karena perusahaan tidak
terlalu sulit untuk berganti dari satu pemasok ke pemasok lainnya.
5. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen dikatakan cukup kuat,
ketika konsumen besar jumlahnya, konsumen membeli dalam jumlah besar, dan
produk yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. Untuk
kekuatan tawar menawar dapat dikatakan memiliki kekuatan tawar-menawar yang
cukup kuat karena pembeli memiliki alternatif pilihan yang sangat beragam
sehingga pembeli dapat memilih produk mana yang terbaik dengan harga yang
relatif murah. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah perusahaan
sejenis, dimana masing-masing perusahaan menawarkan produk yang semakin
banyak jenisnya termasuk dari harga jual produk. Selain itu, pembeli juga
menghadapi biaya peralihan yang relatif kecil karena pembeli dapat dengan
mudahnya berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain untuk
memperoleh produk olahan ikan.
75
VII FORMULASI STRATEGI PEMASARAN
7.1. Tahap Input
Tahap input yaitu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan
dan terdiri atas analisis matriks IFE dan analisis matriks EFE yang bertujuan
untuk merumuskan informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
7.1.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

Pengalaman pemilik perusahaan
Usaha pengolahan ikan Ragajaya Mandiri dirintis oleh Bapak Yudhi
Winarsono Basuki dengan latar belakang lulusan Sekolah Tinggi Perikanan (STP)
dan istrinya Ibu Dewi Mulyawati yang pernah bekerja di bagian Research and
Development (R & D) sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang
makanan olahan berbasis ikan. Dengan latar belakang tersebut, pemilik
perusahaan memiliki pengalaman dan jaringan pemasaran untuk produk olahan
ikan yang diproduksi, sehingga pengalaman dari pemilik perusahaan tersebut
merupakan kekuatan perusahaan dalam memasarkan produk olahan ikannya
kepada distributor dan agen.

Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
Walaupun pengendalian hanya terbatas pada bahan baku dan proses
produksi tetapi pengendalian yang baik terhadap bahan baku bisa menjadi
kekuatan perusahaan karena produk yang dihasilkan akan memiliki mutu yang
baik. Pengendalian terhadap bahan baku bisa dilihat dari bahan baku ikan kakap,
Ragajaya Mandiri membeli ikan kakap dari pabrik dengan pertimbangan yaitu
pabrik memiliki fasilitas pendingin sehingga kesegaran ikan lebih terjamin.
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku juga sesuai dengan tujuan
perusahaan yaitu selalu menjaga kualitas sehingga diharapkan terjaga mutu,
kesehatan, dan keamanan pangan. Produk yang memiliki mutu yang baik akan
menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam memasarkan produknya kepada
konsumen.

Memiliki banyak varian produk
Produk yang dikeluarkan Ragajaya Mandiri berjumlah 20 varian dengan
spesifikasi dan harga yang berbeda-beda. Hal ini merupakan kekuatan bagi
perusahaan karena dengan memiliki banyak varian produk, maka pilihan produk
yang ditawarkan kepada konsumen semakin beraneka ragam dari segi varian dan
harga.

Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
Produk Ragajaya Mandiri telah memiliki kelengkapan perizinan pada label
kemasan produk seperti merek produk, nama perusahaan, berat isi, tanggal
kadaluarsa, komposisi, keterangan halal, dan izin depkes. Sertifikat halal didapat
dari POM MUI JABAR dengan nomor 01031035011108 dan izin usaha yaitu PIRT No. 202320201087. Kelengkapan perizinan pada label merupakan kekuatan
yang dimiliki produk Ragajaya Mandiri. Hal ini dikarenakan labelisasi
menjadikan konsumen lebih percaya terhadap produk yang dipasarkan
perusahaan.

Akses terhadap Bahan Baku Cukup Terjamin
Bahan baku utama dalam pembuatan produk olahan ikan pada Ragajaya
Mandiri adalah ikan kakap yang dibeli dari pabrik dengan pertimbangan bahwa
harga dari pabrik lebih stabil dan pabrik memiliki fasilitas pendingin sehingga
kesegaran ikan lebih terjamin. Selain itu, ikan kakap cukup mudah diperoleh dan
banyak tersedia pada pemasok. Hal ini dapat menjadi kekuatan bagi perusahaan
karena ketersediaan bahan baku untuk proses produksi cukup terjamin, sehingga
bisa memenuhi permintaan setiap bulan dari distributor dan agen.

Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
Perencanaan perusahaan menunjukan persiapan masa depan untuk
penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan
tujuan. Saat ini, perusahaan hanya memiliki rencana memasarkan produk olahan
ikan pada area kompleks perumahan tetapi belum memiliki perencanaan secara
tertulis sehingga belum bisa menganalisis apakah rencana pemasaran tersebut bisa
berhasil atau tidak.
77

Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
Koordinasi dalam pembagian berpengaruh terhadap kelancaran selama
pelaksanaan aktivitas kerja, sehingga proses kerja yang dilakukan tidak terhambat.
Pada Ragajaya Mandiri, pembagian tugas kurang terkoordinasi dengan baik
karena tugas dari karyawan biasanya berubah sesuai dengan perintah sehingga
proses kerja yang dilakukan agak terhambat. Saat ini, kegiatan distribusi produk
yang dilakukan oleh karyawan kepada distributor dan agen belum ada pembagian
tugas yang jelas.

Pembayaran dengan sistem retur
Sistem pembayaran yang dilakukan sebagian besar pelanggan kepada
perusahaan adalah pembayaran dengan sistem retur yaitu pembayaran tidak
dilakukan saat pemesanan pertama tetapi dilakukan ketika pemesanan kedua.
Pembayaran dengan sistem retur menyebabkan perusahaan tidak langsung
menerima uang tunai untuk keperluan operasional lainnya dan bisa menjadi
kelemahan pada usaha kecil dan menengah seperti Ragajaya Mandiri.

Pemasaran secara pasif
Perusahaan melakukan pemasaran secara pasif yaitu pelanggan datang
langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Saat ini, perusahaan belum
memiliki tenaga penjual sendiri untuk melakukan upaya pemasaran yang aktif.
Pemasaran kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen. Sehingga
ada produk yang belum terjual setiap bulannya.

Perusahaan belum menentukan target pasar
Proses pemasaran terkait pada pemilihan target pasar (Segmentation,
Targetting, Positioning) dan bauran pemasaran. Saat ini, perusahaan belum
melakukan pemilihan target pasar untuk produk yang dijualnya. Perusahaan
melakukan pemasaran dengan cara pelanggan datang langsung atau memesan
langsung kepada perusahaan. Pemasaran produk kepada konsumen hanya
dilakukan oleh distributor dan agen tanpa menentukan target pasar yang akan
dimasuki perusahaan untuk produk olahan ikan.
78

Perusahaan belum mempunyai cold storage
Saat ini, perusahaan hanya memiliki satu unit freezer dan belum
mempunyai cold storage untuk menyimpan produknya sehingga bisa menjadi
kelemahan perusahaan dalam menjaga mutu dan proses distribusi produk kepada
distributor dan agen karena semua produk olahan yang diproduksi oleh Ragajaya
Mandiri harus disimpan dalam suhu beku agar sesuai masa expired selama 6 - 8
bulan. Jika disimpan di dalam lemari es (bukan freezer beku) hanya tahan 30 hari.
Sedangkan dalam suhu ruangan (tanpa pendingin) produk Ragajaya Mandiri
dalam waktu 24 jam rasanya sudah berubah dan produk olahan ikan paling lama
tahan sekitar dua hari. Sehingga jalur distribusi produk Ragajaya Mandiri harus
memerlukan waktu kurang dari 24 jam agar mutu produk bisa terjamin
kualitasnya.

Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
Karyawan yang bekerja berjumlah 15 orang dengan status karyawan tidak
tetap yang terdiri dari perempuan dan berasal dari daerah sekitar perusahaan.
Karyawan bisa bebas keluar masuk perusahaan karena sistem perekrutan
karyawan dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tingginya tingkat
keluar masuk karyawan bisa menjadi kelemahan bagi perusahaan yang berakibat
pada kegiatan operasional perusahaan salah satunya kegiatan penjualan produk.
7.1.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman

Pendirian waralaba pengolahan ikan
Waralaba pengolahan ikan pertama berdiri di Kabupaten Bogor yaitu di
Jalan Raya Tonjong Sudimampir RT 03/01 Desa Cimanggis Kecamatan Bojong
gede. Waralaba ini diharapkan menjadi fasilitas penyediaan sumber permodalan
melalui lembaga keuangan dan peningkatan konsumsi ikan. Hadirnya usaha
pemasaran ikan, dapat dikelola profesional dalam bentuk waralaba dan diharapkan
terjadi proses kemitraan yang saling menguntungkan di antara pelaku usaha
perikanan, khususnya kelompok UKM. Rencananya waralaba akan didirikan di
beberapa kota. Tapi untuk sekarang fokus di Jawa Barat. Pendirian waralaba
pengolahan ikan bisa menjadi peluang bagi Ragajaya Mandiri dalam memasarkan
produknya.
79

Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Pemerintah melalui KKP telah mencanangkan meningkatkan konsumsi
ikan nasional melalui Gerakan Makan Ikan Nasional (Gemarikan) sebagai upaya
meningkatkan kecerdasan masyarakat. Peningkatan konsumsi ikan didukung oleh
target KKP pada tahun 2014 yaitu pemanfaatan produksi ikan nasional yang
ditargetkan sebesar 22,39 juta ton. Dengan adanya Gerakan Makan Ikan Nasional
(Gemarikan) yang dicanangkan oleh pemerintah maka peluang permintaan produk
olahan ikan diduga akan meningkat dan bisa menjadi salah satu peluang bagi
Ragajaya Mandiri untuk memasarkan produknya.

Peningkatan jumlah penduduk
Peningkatan jumlah penduduk merupakan faktor sosial yang diduga dapat
menciptakan pangsa pasar yang potensial untuk setiap bidang usaha begitupun
bagi perkembangan usaha pengolahan ikan seperti Ragajaya Mandiri. Hal ini
dikarenakan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat, permintaan
makanan dan minuman akan meningkat karena peningkatan laju perkembangan
penduduk berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi penduduk terhadap
bahan makanan dan minuman. Sehingga pertumbuhan jumlah penduduk diduga
dapat menyebabkan permintaan pasar meningkat karena tingkat kebutuhan yang
tinggi.

Perubahan pola konsumsi masyarakat
Salah satu bahan makanan yang baik untuk dikonsumsi karena nilai gizi
yang terkandung di dalamnya adalah ikan. Perkembangan teknologi menyebabkan
pengolahan hasil perikanan semakin berkembang, tidak hanya sebatas proses
pengolahan saja, tetapi sudah disesuaikan dengan keinginan dan selera konsumen.
Pola konsumsi masyarakat modern saat ini semakin menyadari pentingnya
mengkonsumsi makanan yang bergizi yaitu dengan mengkonsumsi makanan
praktis siap saji namun memiliki nilai gizi yang baik seperti makanan olahan
setengah jadi dari produk berbahan baku ikan, misalnya bakso ikan, sosis ikan,
kaki naga, nugget ikan. Perubahan pola konsumsi masyarakat merupakan peluang
bagi Ragajaya Mandiri untuk memasarkan produknya.
80

Perkembangan teknologi dan informasi
Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran yaitu adanya produk
selimut gel yang berfungsi untuk kebutuhan pengiriman produk agar produk tidak
rusak dan tahan lama. Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi seperti
telepon dan media internet akan mempermudah promosi dan komunikasi antara
pelaku usaha dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat bisa
menghambat kelancaran dan perkembangan berbagai kelompok usaha yang
beroperasi di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, kondisi ini merupakan ancaman
bagi Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya karena laju pertumbuhan
ekonomi yang melambat bisa berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat.

Tingkat inflasi yang fluktuatif
Tingkat inflasi yang fluktuatif dapat mempengaruhi keberlangsungan suatu
usaha dan berpengaruh pada stabilitas ekonomi. Inflasi yang tinggi memberikan
dampak negatif terhadap kondisi masyarakat. Hal ini karena inflasi yang tinggi
menunjukkan adanya kenaikan harga rata-rata barang atau jasa di tingkat
konsumen yang cukup tinggi, sehingga terjadi penurunan kemampuan daya beli
uang untuk memperoleh barang atau jasa. Laju inflasi Indonesia tetap menjadi
faktor ancaman bagi pelaku usaha karena nilainya masih cenderung berfluktuatif
sehingga standar hidup masyarakat turun dan akhirnya menurunnya daya beli
masyarakat.

Kenaikan harga bahan baku
Kenaikan harga bahan baku sangat mempengaruhi biaya produksi.
Peningkatan harga bahan baku akan mempengaruhi biaya operasional perusahaan
yang semakin meningkat. Biaya operasional yang tinggi akan semakin
menurunkan besarnya marjin laba yang didapatkan perusahaan atau harga jual
produk akan semakin tinggi. Hal ini menjadi ancaman karena menyebabkan
produk Ragajaya Mandiri kurang bisa bersaing dengan perusahaan pesaing
lainnya.
81

Persaingan antar perusahaan sejenis
Persaingan yang terjadi dalam industri pengolahan ikan adalah persaingan
pangsa pasar, kualitas produk, dan harga jual produk. Pesaing usaha pengolahan
ikan tidak hanya perusahaan skala besar dengan modal besar, kapasitas besar, dan
jaringan distribusi yang luas, tetapi juga skala menengah, dan kecil. Persaingan
yang terjadi antar perusahaan sejenis merupakan ancaman bagi usaha Ragajaya
Mandiri dalam memasarkan produknya kepada konsumen.

Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
Hambatan masuk ke dalam industri pengolahan ikan yang rendah
menyebabkan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendirikan
usaha sejenis. Kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang telah ada
termasuk Ragajaya Mandiri karena bisa terjadi perebutan pangsa pasar.

Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
Dalam industri pengolahan ikan, pembeli memiliki kekuatan tawar
menawar yang tergolong kuat karena pembeli memiliki kekuatan untuk
menentukan pilihan dalam membeli produk olahan ikan sesuai dengan seleranya.
Selain itu, masing-masing perusahaan menawarkan produk yang semakin
bervariasi dan semakin banyak jenisnya termasuk dari segi mutu produk dan harga
jual produk menyebabkan pembeli menghadapi biaya peralihan yang relatif kecil
karena pembeli dapat dengan mudah berpindah dari satu perusahaan ke
perusahaan yang lain untuk memperoleh produk olahan ikan. Oleh karena itu,
kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi Ragajaya Mandiri yang bisa kehilangan
konsumennya.
Hasil identifikasi faktor internal menghasilkan lima faktor kunci kekuatan
dan tujuh faktor kunci kelemahan yang dimiliki oleh Ragajaya Mandiri.
Sedangkan hasil identifikasi faktor eksternal, terdapat lima faktor kunci peluang
dan enam faktor kunci ancaman yang dihadapi Ragajaya Mandiri. Ringkasan hasil
identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan dapat dilihat
pada Tabel 22.
82
Tabel 22. Hasil Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Perusahaan
Faktor Strategis
Internal
Kekuatan
Kelemahan
Manajemen
 Pengalaman pemilik perusahaan
 Pengendalian
yang
baik
terhadap bahan baku
Pemasaran
 Memiliki banyak varian produk
 Memiliki
kelengkapan
perizinan pada label kemasan
 Belum memiliki perencanaan
pemasaran secara tertulis
 Pembagian
tugas
tidak
terkoordinasi dengan baik
 Pembayaran dengan sistem retur
 Pemasaran secara pasif
 Perusahaan belum menentukan
target pasar
Keuangan
Produksi dan
Operasi
Sumberdaya
Manusia
Penelitian dan
Pengembangan
 Akses terhadap bahan baku  Perusahaan belum mempunyai
cukup terjamin
cold storage
 Tingkat keluar masuk karyawan
tinggi
Faktor Strategis
Eksternal
Politik
Peluang
 Pendirian waralaba pengolahan
ikan
 Pemerintah
mencanangkan
Gerakan Makan Ikan Nasional
(Gemarikan)
 Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten
Bogor
yang
melambat
 Tingkat inflasi yang fluktuatif
 Kenaikan harga bahan baku
Ekonomi
Sosial
Teknologi
Ancaman
 Peningkatan jumlah penduduk
 Perubahan
pola
konsumsi
masyarakat
 Perkembangan teknologi dan
informasi
Lingkungan
industri
 Persaingan antar perusahaan
sejenis
 Hambatan
masuk
industri
pengolahan ikan rendah
 Pembeli memiliki kekuatan
dalam memilih produk olahan
ikan
Sumber : Data Primer (diolah)
83
7.1.3. Analisis Matriks IFE
Analisis matriks IFE dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor
strategis internal perusahaan. Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan
internal perusahaan, terdapat lima faktor kunci kekuatan dan tujuh faktor kunci
kelemahan yang dimiliki oleh Ragajaya Mandiri. Setelah itu dilakukan pengisian
kuesioner mengenai
pembobotan dengan menggunakan metode
matriks
perbandingan berpasangan, selanjutnya pemberian peringkat (rating) terhadap
variabel - variabel kekuatan dan kelemahan tersebut. Pembobotan yang diberikan
mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor strategis internal terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri tanpa memandang apakah faktor kunci
tersebut merupakan kekuatan atau kelemahan perusahaan. Hasil Analisis matriks
IFE Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Analisis Matriks IFE Ragajaya Mandiri
Faktor Internal Utama
Kekuatan
Pengalaman pemilik perusahaan
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan perizinan pada label
kemasan
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Bobot
rata-rata
Rating
rata-rata
Rata-rata
Tertimbang
0,0934
0,0972
0,1035
3,0000
3,0000
4,0000
0,2803
0,2917
0,4141
0,0909
3,3333
0,3030
0,0960
3,0000
0,2879
1,5770
Kelemahan
Belum memiliki perencanaan pemasaran
secara tertulis
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan
baik
Pembayaran dengan sistem retur
Pemasaran secara pasif
0,0707
2,0000
0,1414
0,0606
2,0000
0,1212
0,0972
0,0707
2,0000
1,6667
0,1944
0,1178
Perusahaan belum menentukan target pasar
0,0821
2,0000
0,1641
Perusahaan belum mempunyai cold storage
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
0,0795
0,0581
1,3333
2,0000
0,1061
0,1162
0,9613
Total
2,5383
Sumber : Data Primer
84
Berdasarkan analisis matriks IFE pada Tabel 23, faktor strategis internal
yang dianggap sebagai faktor terpenting terhadap keberhasilan suatu perusahaan
dalam pemasaran produk olahan ikan bisa dilihat dari faktor yang memiliki bobot
rata-rata terbesar yaitu memiliki banyak varian produk dengan nilai bobot ratarata sebesar 0,1035. Dengan memiliki banyak varian produk, maka pilihan produk
yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen semakin beraneka ragam dari segi
varian maupun harga.
Kekuatan utama bagi Ragajaya Mandiri adalah memiliki banyak varian
produk yang diindikasikan dengan nilai rating rata-rata sebesar 4,0000. Kekuatan
utama yang dimiliki Ragajaya mandiri yaitu memiliki banyak varian produk
merupakan faktor yang dianggap penting oleh responden dalam keberhasilan
suatu perusahaan dalam pemasaran produk olahan ikan. Dengan memiliki
kekuatan utama tersebut, Ragajaya Mandiri dituntut untuk mempertahankan
kekuatan utamanya tersebut agar bisa berhasil dalam pemasaran produk olahan
ikan. Sedangkan kelemahan utama bagi Ragajaya Mandiri adalah perusahaan
belum mempunyai cold storage yang diindikasikan dengan nilai rating rata-rata
sebesar 1,3333.
Total nilai rata-rata tertimbang faktor kekuatan sebesar 1,5770 dan untuk
faktor kelemahan sebesar 0,9613. Hal ini mengindikasikan bahwa Ragajaya
Mandiri bisa memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dalam menjalankan usahanya.
Total nilai rata-rata tertimbang matriks IFE sebesar 2,5383 mengindikasikan
bahwa kondisi Ragajaya Mandiri berada pada kondisi rata-rata tetapi posisi
internal Ragajaya Mandiri belum berada pada posisi internal yang kuat sehingga
Ragajaya Mandiri harus lebih mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dalam
mengatasi kelemahannya.
7.1.4. Analisis Matriks EFE
Analisis matriks EFE dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor
strategis eksternal perusahaan. Berdasarkan hasil identifikasi, terdapat enam
faktor kunci peluang dan enam faktor kunci ancaman yang dihadapi perusahaan.
Pembobotan yang diberikan mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari
faktor strategis eksternal tersebut dalam mempengaruhi industri.
85
Selanjutnya pemberian peringkat (rating) terhadap enam faktor kunci
peluang dan enam faktor kunci ancaman. Untuk faktor peluang, peringkat yang
diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam merespon peluang yang
ada. Untuk faktor ancaman, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghindari ancaman yang dihadapi. Hasil Analisis matriks
EFE Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Analisis Matriks EFE Ragajaya Mandiri
Bobot
rata-rata
Rating
rata-rata
Rata-rata
Tertimbang
0,0636
1,3333
0,0848
0,1061
2,0000
0,2121
0,0879
0,1045
0,1197
2,6667
3,0000
3,0000
0,2343
0,3136
0,3591
1,2041
Ancaman
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor
yang melambat
Tingkat inflasi yang fluktuatif
0,0742
1,6667
0,1237
Kenaikan harga bahan baku
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
Hambatan masuk industri pengolahan ikan
rendah
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih
produk olahan ikan
0,0697
0,0879
0,1136
1,6667
3,3333
3,3333
0,1162
0,2929
0,3788
0,0894
2,0000
0,1788
0,0833
2,6667
0,2222
Faktor Eksternal Utama
Peluang
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan
Ikan Nasional
Peningkatan jumlah penduduk
Perubahan pola konsumsi masyarakat
Perkembangan teknologi dan informasi
1,3126
2,5167
Total
Sumber : Data Primer
Berdasarkan analisis matriks EFE pada Tabel 24, faktor strategis eksternal
yang dianggap sebagai faktor terpenting dalam mempengaruhi pemasaran produk
olahan ikan bisa dilihat dari faktor yang memiliki bobot rata-rata terbesar yaitu
Perkembangan teknologi dan informasi dengan nilai bobot rata-rata sebesar
0,1197. Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran adalah dengan adanya
selimut gel untuk kebutuhan pengiriman produk agar dapat tahan lama sehingga
dapat menjaga kesegaran mulai dari pengemasan hingga sampai di tujuan.
86
Selain itu, penggunaan selimut gel dapat meminimkan biaya pengiriman,
ruang penyimpanan dan beratnya. Jika dirawat dengan baik selimut gel dingin
dapat
digunakan
berulang-ulang.
Perkembangan
teknologi
di
bidang
telekomunikasi seperti telepon dan media internet akan mempermudah promosi
dan komunikasi antara pelaku usaha dengan pelanggan ketika melakukan
pemesanan produk.
Peluang yang dapat direspon dengan sangat baik oleh Ragajaya Mandiri
dalam pemasaran produk olahan ikan adalah perubahan pola konsumsi masyarakat
dan Perkembangan teknologi dan informasi yang diindikasikan dengan nilai rating
rata-rata sebesar 3,0000; Perubahan pola konsumsi masyarakat yang bisa direspon
dengan sangat baik dicirikan dengan semakin bertambahnya varian produk yang
diproduksi oleh Ragajaya Mandiri dibandingkan dengan awal pendiriannya.
Perkembangan teknologi dan informasi bisa direspon dengan sangat baik karena
didukung oleh kemudahan perusahaan dalam mengakses teknologi tersebut
melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik seperti internet, seminar,
dan majalah.
Ancaman terbesar yang dihadapi Ragajaya Mandiri adalah laju
pertumbuhan ekonomi yang melambat dan tingkat inflasi yang fluktuatif yang
ditunjukan dengan nilai rating rata-rata sebesar 1,667. Nilai rata-rata tersebut
mengindikasikan perusahaan kurang mampu untuk menghindari ancaman
tersebut. Hal ini terjadi karena Ragajaya Mandiri sangat jarang dalam mengakses
informasi mengenai laju pertumbuhan ekonomi atau tingkat inflasi.
Total nilai rata-rata tertimbang faktor peluang sebesar 1,2041 dan untuk
faktor ancaman sebesar 1,3126. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor ancaman
yang dihadapi sedikit direspon lebih baik
jika dibandingkan dengan
faktor
peluang yang ada oleh Ragajaya Mandiri terhadap pemasaran produk olahan ikan.
Total nilai matriks EFE sebesar 2,5167 mengindikasikan bahwa peluang dan
ancaman yang mempengaruhi kondisi Ragajaya Mandiri berada pada kondisi
menengah.
87
7.2. Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan berfokus pada menciptakan alternatif strategi yang
layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci. Teknik tahap
pencocokkan terdiri atas analisis matriks IE dan analisis matriks SWOT.
7.2.1. Analisis Matriks IE
Total nilai yang diperoleh dari matriks IFE sebesar 2,5383 dan total nilai
matriks EFE sebesar 2,5167. Total nilai yang diperoleh dari matriks IFE dan total
nilai matriks EFE tersebut melalui matriks IE dapat digunakan untuk
menunjukkan posisi perusahaan dalam industri. Analisis matriks IE menunjukkan
bahwa posisi Ragajaya Mandiri berada pada sel V yaitu memiliki kemampuan
internal rata-rata dan pengaruh eksternal pada kondisi menengah. Pada kondisi
seperti ini perusahaan dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara
(hold and maintain) (Gambar 10).
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE
Kuat
3,0 - 4,0
4,0
Rata-rata
2,0 – 2,99
Lemah
1,0 – 1,99
2,0
3,0
1,0
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG EFE
2,5383
Tinggi
3,0 - 4,0
I
II
IV
V
III
3,0
Menengah
2,0 – 2,99
2,5167
VI
Pertahankan dan Pelihara
2,0
Rendah
1,0 – 1,99
VI
I
VI
II
IX
1,0
Gambar 10. Analisis Matriks IE Ragajaya Mandiri
Sumber : Data Primer
88
Berdasarkan analisis matriks IE pada Gambar 10, strategi yang biasa
digunakan oleh perusahaan pada kondisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan
strategi pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar bertujuan untuk
meningkatkan posisi perusahaan yang dihubungkan dengan produk dan pasar
yang sedang dilayani perusahaan sekarang ini. Penetrasi pasar bisa menjadi
strategi yang efektif yaitu ketika pasar saat ini tidak jenuh dengan produk atau jasa
yang ada, tingkat penggunaan pelanggan saat ini dapat meningkat secara
signifikan atau pangsa pasar pesaing utama menurun sementara penjualan total
industri meningkat. Sedangkan strategi pengembangan produk adalah strategi
yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi
produk/jasa saat ini dan biasanya melibatkan biaya penelitian dan pengembangan
yang besar. Pengembangan produk bisa menjadi strategi yang efektif ketika
perusahaan memiliki produk yang berhasil yang berada pada tahap dewasa dalam
siklus hidup produk dan mencoba menarik pelanggan untuk mencoba produk yang
baru, perusahaan bersaing dalam industri yang memiliki perkembangan teknologi
yang cepat, perusahaan memiliki kemampuan litbang yang kuat, atau ketika
pesaing utama menawarkan produk dengan kualitas yang lebih baik pada harga
yang bersaing.
7.2.2. Analisis Matriks SWOT
Setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dan didapatkan inti strategi
berdasarkan
kekuatan
(strenghts),
kelemahan
(weaknesses),
peluang
(opportunities), dan ancaman (threats), maka dapat diformulasikan alternatif
strategi. Analisis SWOT adalah analisis identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang, secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan dan ancaman. Matriks SWOT disusun dengan mengkombinasikan
faktor kunci internal (kekuatan-kelemahan) dan faktor kunci eksternal (peluangancaman) sehingga menghasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh
perusahaan. Analisis matriks SWOT Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Gambar
11.
89
Internal
Eksternal
Opportunities-O
1. Pendirian
waralaba
pengolahan ikan
2. Pemerintah
mencanangkan Gerakan
Makan Ikan Nasional
3. Peningkatan
jumlah
penduduk
4. Perubahan pola konsumsi
masyarakat
5. Perkembangan teknologi
dan informasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Strengths-S
1. Pengalaman
pemilik
perusahaan
2. Pengendalian yang baik
terhadap bahan baku
3. Memiliki banyak varian
produk
4. Memiliki
kelengkapan
perizinan pada label
kemasan
5. Akses terhadap bahan
baku cukup terjamin
Strategi S-O :
1. Meningkatkan
kegiatan
promosi (S3, S4, O1, O2,
O3, O4, O5)
Weaknesses-W
1. Belum
memiliki
perencanaan
pemasaran
secara tertulis
2. Pembagian tugas tidak
terkoordinasi dengan baik
3. Pembayaran dengan sistem
retur
4. Pemasaran secara pasif
5. Perusahaan
belum
menentukan target pasar
6. Perusahaan
belum
memiliki cold storage
7. Tingkat keluar masuk
karyawan tinggi
Strategi W-O :
2. Menetapkan target pasar
dalam penjualan produk
(W5, O2 O3, O4)
3. Rekrutmen tenaga penjual
sendiri (W4, W7, O2, O3,
O4, O5)
4. Menggunakan
sistem
teknologi
data
base
terkomputerisasi
dalam
pemasaran produk (W1,
W3, O4, O5)
5. Menetapkan jalur utama
distribusi produk (W6, O2,
O3, O4, O5)
Threats-T
Strategi S-T :
Strategi W-T :
Laju
pertumbuhan 6. Menerapkan
kebijakan 7. Menyediakan pemesanan
ekonomi
Kabupaten
harga
yang
bersaing
produk secara online (W2,
Bogor yang melambat
dengan harga pesaing (S1,
W7, T1, T2, T4, T6)
Tingkat
inflasi
yang
S2, S3, S5, T1, T2, T3,
fluktuatif
T4, T6)
Kenaikan Harga Bahan
Baku
Persaingan
antar
Perusahaan Sejenis
Hambatan masuk industri
pengolahan ikan rendah
Pembeli
memiliki
kekuatan dalam memilih
produk olahan ikan
Gambar 11. Analisis Matriks SWOT
Sumber : Data Primer
90
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif strategi yang
dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1. STRATEGI S-O
Strategi S-O dibuat dengan memanfaatkan kekuatan internal perusahaan
untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang direkomendasikan
kepada perusahaan yaitu:

Meningkatkan kegiatan promosi
Pemasaran produk yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri selama ini
hanya melalui distributor dan agen, membuat penjualan tidak mengalami
peningkatan yang signifikan. Meningkatkan kegiatan promosi yang lebih gencar
bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk Ragajaya Mandiri. Promosi yang
telah dilakukan oleh Ragajaya Mandiri adalah promosi tidak langsung yaitu
melalui media internet dan promosi potongan harga untuk setiap varian produk
baru. Promosi bisa dilakukan melalui berbagai media baik media cetak ataupun
elektronik. Promosi melalui media internet yang sudah dilakukan bisa
ditingkatkan dengan membuat web sendiri, atau menjadi bagian dari promosi yang
dilakukan oleh situs-situs lain, sedangkan promosi harga yang sudah dilakukan
bisa dipertahankan. Selain itu, promosi bisa dilakukan dengan menyebarkan
brosur produk yang berisi manfaat dan kandungan gizi produk secara kontinyu.
Banyaknya varian produk dan memiliki perizinan yang dicantumkan pada label
kemasan merupakan faktor yang bisa mendukung keberhasilan kegiatan promosi
yang dilakukan Ragajaya Mandiri.
2. STRATEGI W-O
Strategi W-O bertujuan untuk meminimalkan kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi
yang direkomendasikan kepada perusahaan yaitu:

Menetapkan target pasar dalam penjualan produk
Proses pemasaran terkait pada pemilihan target pasar (Segmentation,
Targetting, Positioning) dan bauran pemasaran. Saat ini, perusahaan belum
melakukan pemilihan target pasar untuk produk yang dijualnya. Perusahaan
melakukan pemasaran dengan cara pelanggan datang langsung atau memesan
langsung kepada perusahaan.
91
Pemasaran produk kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen
tanpa menentukan target pasar yang akan dimasuki perusahaan untuk produk
olahan ikan. Selain produk yang sudah dijual oleh perusahaan kepada distributor
dan agen, perusahaan bisa menetapkan target pasar terlebih dahulu dalam
penjualan produknya sehingga dengan menetapkan target pasar untuk penjualan
produk diharapkan penjualan produk dari perusahaan akan naik secara signifikan.

Rekrutmen tenaga penjual sendiri
Sebagian besar pelanggan Ragajaya Mandiri melakukan pembayaran
dengan sistem retur yaitu pembayaran dilakukan ketika pemesanan kedua. Selain
itu, Ragajaya Mandiri melakukan pemasaran secara pasif yaitu pelanggan datang
langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Salah satu strategi yang bisa
dilakukan adalah dengan cara memiliki tenaga penjual sendiri dalam memasarkan
produknya selain melalui distributor dan agen. Perusahaan yang memiliki tenaga
penjual sendiri langsung memasarkan produknya kepada konsumen dan sistem
pembayaran yang dipakai sebaiknya sistem pembayaran tunai sehingga
perusahaan bisa meningkatkan penjualan produknya.

Menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi dalam
pemasaran produk
Pengelolaan keuangan yang dilakukan perusahaan tergolong sederhana
dan cenderung kurang rapi. Biasanya transaksi penjualan yang terjadi hanya
dicatat dalam bentuk nota dan pembukuan yang dilakukan juga sederhana. Selain
itu, sistem pembayaran yang dilakukan sebagian besar pelanggan kepada
perusahaan adalah pembayaran dengan sistem retur yaitu pembayaran tidak
dilakukan saat pemesanan pertama tetapi dilakukan ketika pemesanan kedua.
Strategi untuk meminimalkan kelemahan tersebut adalah dengan menggunakan
sistem teknologi data base terkomputerisasi, sehingga transaksi penjualan produk
dan pembayaran pelanggan akan bisa dikelola dengan baik. Selain itu, dengan
menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi maka data-data
penjualan produk tiap bulannya akan terdata dengan baik sehingga perusahaan
bisa menganalisis kegiatan pemasaran produk yang sudah dan harus dilakukan
untuk meningkatkan penjualan produknya.
92

Menetapkan jalur utama distribusi produk
Saluran distribusi yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri adalah saluran
distribusi tidak langsung yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya
menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai
kepada konsumen. Biaya kirim ditanggung pembeli dan dibayar ke perusahaan
expedisi masing - masing ketika pengambilan. Produk olahan ikan yang bersifat
mudah rusak yang dalam suhu ruangan (tanpa pendingin) produk Ragajaya
Mandiri dalam waktu 24 jam rasanya sudah berubah dan produk olahan ikan
paling lama tahan sekitar dua hari. Sehingga Ragajaya Mandiri harus menetapkan
jalur utama distribusi dengan lama pengiriman maksimal 24 jam agar produk yang
diterima oleh distributor atau agen dalam kondisi baik. Jalur utama distribusi yang
bisa dilakukan oleh Ragajaya Mandiri adalah melalui Expedisi/jasa pengiriman
PT. HERONA EXPRESS (via kereta api) dan JNE (Paket 1 hari sampai).
3. STRATEGI S-T
Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Alternatif
strategi yang direkomendasikan kepada perusahaan yaitu:

Menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing
Penetapan harga jual yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri berdasarkan
biaya produksi ditambah margin keuntungan. Margin keuntungan yang besar akan
berakibat pada harga jual yang mahal kepada konsumen untuk produk yang
dihasilkan dan hal tersebut bisa mengakibatkan produk kalah bersaing di pasar
karena harga jualnya terlalu mahal daripada produsen lain yang menghasilkan
produk sejenis. Produk yang dikeluarkan Ragajaya Mandiri berjumlah 20 varian
produk dengan spesifikasi dan harga yang berbeda-beda, harga yang diterima oleh
konsumen akhir cenderung lebih mahal dibandingkan dengan harga pesaing
karena besarnya margin keuntungan untuk tiap agen perantara. Perusahaan bisa
menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing dengan cara
sedikit menurunkan margin keuntungan sehingga harga yang diterima oleh
konsumen akhir tidak terlalu berbeda dengan harga yang ditawarkan pesaing.
93
4. STRATEGI W-T
Strategi W-T adalah strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman. Alternatif strategi yang direkomendasikan kepada perusahaan yaitu:

Menyediakan pemesanan produk secara online
Adanya perkembangan teknologi internet dan perubahan pola konsumsi
masyarakat modern merupakan peluang bagi Ragajaya Mandiri dalam
memasarkan produk olahan yang bersifat praktis, mudah, cepat cara penyajiannya
serta bernilai gizi baik. Saat ini, Ragajaya Mandiri belum melakukan upaya
pemasaran yang aktif. Pemasaran kepada konsumen hanya dilakukan oleh
distributor dan agen saja, sehingga ada selisih antara rata-rata produksi dengan
rata-rata penjualan tiap bulannya. Ragajaya Mandiri bisa menyediakan pemesanan
produk secara online untuk memasarkan produknya sehingga selisih antara ratarata produksi dengan rata-rata penjualan tiap bulannya bisa dihindari.
7.3. Tahap Keputusan (Analisis Matriks QSP)
Analisis matriks QSP bertujuan untuk menghasilkan alternatif strategi
pemasaran yang terbaik bagi perusahaan dari berbagai alternatif strategi
pemasaran yang ada dengan menentukan daya tarik relatif berdasarkan seberapa
jauh faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan. Analisis matriks QSP
menggunakan input dari tahap masukan (input), yaitu analisis lingkungan internal
dan eksternal melalui matriks IFE dan EFE dan tahap pencocokan, yaitu matriks
IE dan alternatif strategi pemasaran pada matriks SWOT. Nilai AS (Alternatif
Score) digunakan sebagai penentu daya tarik relatif dari berbagai alternatif
strategi pemasaran yang dihasilkan dari analisis SWOT, didasarkan pada sejauh
mana faktor tersebut mempengaruhi strategi pemasaran yang dibuat. Nilai TAS
(Total Attractiveness Scores) diperoleh dari hasil perkalian antara bobot rata-rata
dan nilai AS dari setiap faktor kunci strategis. Kemudian menghitung nilai STAS
(Sum Total Attractiveness Scores) dengan cara menjumlahkan seluruh nilai TAS
dari masing-masing faktor internal dan eksternal (Lampiran 11). Setelah itu, nilai
STAS dibagi dengan jumlah responden untuk mendapatkan nilai STAS rata-rata.
Hasil perhitungan STAS rata-rata pada Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel
25.
94
Tabel 25. Prioritas Alternatif Strategi Pemasaran Pada Ragajaya Mandiri
STAS Rata-
Prioritas
Rata
Strategi
5,2285
5,1432
1
5,2419
5,0202
5,0655
2
4,3639
4,7212
4,6225
4,5692
6
STAS Strategi 4
5,1856
4,8917
4,9644
5,0139
4
STAS Strategi 5
5,1008
5,1273
4,9338
5,0540
3
STAS Strategi 6
5,0432
4,9775
4,5366
4,8524
5
STAS Strategi 7
4,2280
3,8606
4,1992
4,0960
7
Responden 1
Responden 2
Responden 3
STAS Strategi 1
5,0588
5,1422
STAS Strategi 2
4,9343
STAS Strategi 3
Sumber : Data Primer
Keterangan Tabel :
Responden 1 : Bapak Yudhi (Pemilik Ragajaya mandiri)
Responden 2 : Ibu Dian (Asisten/ManajerRagajaya mandiri)
Responden 3 : Ibu Lili Nus Chalimah, S.Pt (Kepala Seksi Pengembangan Usaha
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor)
Berdasarkan hasil perhitungan STAS rata-rata pada Tabel 25, prioritas
strategi pemasaran terbaik yang dilakukan Ragajaya Mandiri saat ini adalah
meningkatkan kegiatan promosi dengan STAS (Sum Total Attractiveness Scores)
rata-rata tertinggi sebesar 5,1432. Urutan prioritas strategi pemasaran produk
olahan ikan pada Ragajaya Mandiri adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kegiatan promosi (STAS = 5,1432)
2. Menetapkan target pasar dalam penjualan produk (STAS = 5,0655)
3. Menetapkan jalur utama distribusi produk (STAS = 5,0540)
4. Menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi dalam pemasaran
produk (STAS = 5,0139)
5. Menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing (STAS =
4,8524)
6. Rekrutmen tenaga penjual sendiri (STAS = 4,5692)
7. Menyediakan pemesanan produk secara online (STAS = 4,0960)
95
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada Ragajaya Mandiri,
maka diperoleh kesimpulan :
1. Faktor strategis internal yang menjadi kekuatan yaitu pengalaman pemilik
perusahaan, pengendalian yang baik terhadap bahan baku, memiliki banyak
varian produk, memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan, dan akses
terhadap bahan baku cukup terjamin. Sedangkan faktor strategis internal yang
menjadi kelemahan yaitu belum memiliki perencanaan pemasaran secara
tertulis, pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik, pembayaran dengan
sistem retur, pemasaran secara pasif, perusahaan belum menentukan target
pasar, perusahaan belum mempunyai cold storage, dan tingkat keluar masuk
karyawan tinggi. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang yaitu
pendirian waralaba pengolahan ikan, pemerintah mencanangkan Gerakan
Makan Ikan Nasional, peningkatan jumlah penduduk, perubahan pola
konsumsi masyarakat, dan perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan
faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman adalah laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat, tingkat inflasi yang fluktuatif,
kenaikan harga bahan baku, persaingan antar perusahaan sejenis, hambatan
masuk industri pengolahan ikan rendah, dan pembeli memiliki kekuatan dalam
memilih produk olahan ikan.
2. Posisi Ragajaya Mandiri berada pada sel V (pertahankan dan pelihara).
Alternatif strategi pemasaran pada Ragajaya Mandiri, yaitu : meningkatkan
kegiatan promosi, menetapkan target pasar dalam penjualan produk,
rekrutmen tenaga penjual sendiri, menggunakan sistem teknologi data base
terkomputerisasi dalam pemasaran produk, menetapkan jalur utama distribusi
produk, menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing, dan
menyediakan pemesanan produk secara online.
3. Strategi pemasaran yang menjadi prioritas bagi Ragajaya Mandiri adalah
meningkatkan kegiatan promosi dengan nilai STAS (Sum Total Attractiveness
Scores) rata-rata tertinggi sebesar 5,1432.
8.2. Saran
1. Perusahaan
sebaiknya
menggunakan
sistem
teknologi
data
base
terkomputerisasi dalam pemasaran produk.
2. Perusahaan sebaiknya menyediakan pemesanan produk secara online untuk
mengatasi kelebihan produksi setiap bulannya.
97
DAFTAR PUSTAKA
Adwiyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Edisi ke-1. Jakarta : Bumi
Aksara.
[BI] Bank Indonesia. 2011. Laporan Inflasi : Berdasarkan Perhitungan Inflasi
Tahunan. Jakarta. http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/
[7 Maret
2011]
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Kabupaten Bogor dalam Angka. Bogor: BPS
Kabupaten Bogor.
_______. 2009. PDRB Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009.
Bogor: BPS Kabupaten Bogor.
_______. 2010. Statistik Indonesia 2010. Jakarta.
David, FR. 2006. Manajemen Strategis Konsep. Edisi ke-10. Budi IS, penerjemah.
Jakarta : Salemba Empat. Terjemahan dari : Strategic Management.
[Direktorat Kredit, BPR dan UMKM]. 2008. Pola Pembiayaan Pengolahan Ikan
Berbasis Fish Jelly Product (otak-otak dan kaki naga).. Jakarta .
http://www.bi.go.id/ [25 April 2011]
[Dirjen P2HP-KKP] Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan 2007. Masalah dan Kebijakan
Peningkatan Produk Perikanan Untuk Pemenuhan Gizi Masyarakat. Di dalam
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia; Jakarta, 21 November 2007.
[Disnakan] Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2010. Usaha
Pengolahan Ikan di Kabupaten Bogor Tahun 2009. Bogor .
http://disnakan.bogorkab.go.id [ 7 Maret 2011]
Glueck, W. F. dan Jack Lawrance R. 1992. Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan. Jakarta : Erlangga
Herman. November 2010. Selimut Gel Dingin/Panas Solusi Praktis Menjaga Rantai
Dingin/Hangat. Warta Pasar Ikan : Vol. 87 Halaman 29.
Indariawati, P. 2009. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Industri Keripik
Singkong PT Inti Sari Rasa di Bekasi. [Tesis]. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana,
Institut Pertanian Bogor.
Irianto H, Giyatmi S. 2009. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Juanda, B. 2007. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor : IPB Press.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Kelautan dan Perikanan dalam
Angka 2009. Jakarta . http://www.kkp.go.id [7 Maret 2011]
______. 2011. Outlook Perikanan Tahun 2011. Jakarta . http://www.kkp.go.id [7
Maret 2011]
Kaharuddin, Sylvia R. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Jambu Biji Organik di PT
Sawangan Makmur Parung, Bogor. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Kotler P, Amstrong. 2005. Prinsip-Prinsip Pemasaran. jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Kotler P, Keller KL. 2007. Manajemen Pemasaran. Ed ke-12. Jilid 1. Molan B,
penerjemah. Jakarta: PT Indeks. Terjemahan dari: Marketing Management.
Nisa, YK. 2005. Strategi Pemasaran Tanaman Anggrek (Studi Kasus : Antika
Anggrek, Taman Anggrek Ragunan. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Risman. 2009. Strategi Pemasaran Produk DAFA Yoghurt Pada Unit Pengolahan
Peternakan Yayasan Darul Fallah Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
[Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Porter, Michael E. 1991. Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan
Pesaing. Maulana A, penerjemah; Hutauruk G, editor. Jakarta : Erlangga.
Terjemahan dari Competitif Strategy
Purnama DF. 2009. Strategi Pemasaran Produk Olahan Wortel (Studi Kasus
Kelompok Wanita Tani Kartini di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan
Cipanas, Kabupaten Bogor). [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Putri, Fanny SA. 2008. Formulasi Strategi Pemasaran Obat Tradisional Pada Taman
Syifa di Kota Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT : teknik membedah kasus bisnis. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
99
Umar, H. 1999. Riset Strategi Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Widayat, W. November 2010. Sistem Ketertelusuran Produk Perikanan Budidaya.
Warta Pasar Ikan : Vol. 87 Halaman 23.
100
LAMPIRAN
Lampiran 1. Usaha Pengolahan Ikan di Kabupaten Bogor Tahun 2009
No
Nama Perusahaan
Bidang Usaha
Rata-rata
Pemasaran
prod/tahun
(ton)
1
2
PETIKAN CITA HALUS
Pengasapan Ikan
2.16
KELOMPOK CITRA
DUMBO
Pengasapan Lele
18.00
4
5
6
7
8
9
Ujang
Kodir
Sirod
Solihin
Harun
Satibi
Pengolahan
Pindang/Cue
Bandeng Presto
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
10
Asep Kusnadi
Pemindangan Ikan
840.00
11
12
13
14
15
16
17
18
Oman
Andi
Maman
Awang
Hj. Yuhindun
H. Gopur
H. Dimin
Mumuh
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
20.40
22.80
41.40
40.50
84.00
48.00
36.00
60.00
19
H. Oban
Pemindangan Ikan
192.00
20
Pajri
Pemindangan Ikan
96.00
21
22
23
24
25
Neman
Suma
Midud
Suhandi
Deden
192.00
180.00
84.00
36.00
180.00
26
H. Dimas
27
Sanusi
28
Rosidah
29
Ina
30
Medi
31
32
33
34
Sajum
Komsiah
Asmi
Nasir
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
Pemindangan Ikan
(Tongkol)
Pemindangan Ikan
(Tongkol)
Pemindangan Ikan
(Tongkol)
Pemindangan Ikan
(Bandeng,
Pemindangan Ikan
(Bandeng,
Pindang Ikan Mas
Pindang Ikan Mas
Pindang Ikan Mas
Pengepakan ebi
3
P.D. DELLA
1,620.00
218.40
12.00
12.00
18.00
22.08
9.80
192.00
24.00
Swalayan-swalayan di
Jabodetabek
Pasar Senen - Jkt
Pasar Anyar - Bogor
Tangerang
Cibinong, Citeureup,
Cisalak - Depok, Pasar
Pasar Cibinong
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Lokal
Bogor, Ciawi, Cijeruk,
Cigombong, Caringin
Cisarua
Ciawi
Cigudeg, Jasinga
Cigudeg, Jasinga
Parung Panjang
Parung Panjang
Parung Panjang
Parung Panjang
Pasar Leuwiliang, Cigudeg,
Ciampea
Pasar Lw liang
Ps, Cigudeg, Ciampea
& Pasar Jambu Dua
Pasar Leuwiliang, Ciampea
Pasar Leuwliang,Ciampea
Pasar Leuwiliang
Pasar Leuwiliang
Pasar Cibungbulang
Pasar Cibungbulang
Pasar Citeureup
24.00
Pasar Citeureup
48.00
Cariu, Tanjungsari
21.60
Cariu, Karawang, Tanjungsari
3.00
1.92
1.92
72.00
Tanjung Sari
Tanjung Sari
Tanjung Sari
102
35
36
37
38
39
Roni Syaputra
Amung
M. Edi
Mei Gunawan/Rama Guna
Makmur
40
Ragajaya Mandiri
41
Bening Jati Anugrah
42
Citra Mandiri
43
Samaky
44
Maria
45
Hanada
Pengepakan ebi
Pengepakan ebi
Pengepakan ebi
Pengepakan ebi
Pengepakan ebi
Value
Added(Ekado,
keong mas, udang
gulung, kaki naga,
siomay,
karageikan ,
rajungan, donat
ikan)
Value
Added(Ekado,
keong mas, udang
gulung, kaki naga,
siomay, bakso
marlin, cilok ikan,
otak- otak, udang
gulung, lumpia,
dll)
Kaki naga,
Nugget, Otak-otak
Kaki naga, Nugget
Pempek, kerupuk
3 jenis, pem- pek
kulit, tekwan,
pindang patin
A. Produksi
Teri nasi
goreng,peyek
udang, peyek teri
B. Goreng
Kerupuk kulit
C. Pengemasan
Kerupuk
Ikan teri goreng
tepung
Pasteurisasi
daging rajungan
Frozen baby clam
48.00
36.00
48.00
48.00
36.00
60.00
Jabodetabek, Jawa Tengah,
Jombang
4.011.40
Jabodetabek, Banten, Bandung
0.19
Rumah Sakit Milenia,
Perumdos IPB, Ciampea
Leuwiliang
1,716.00
Sukaraja, Jakarta, Kota Bogor
0.43
0.48
3.36
Jabodetabek, Pekanbaru,
Kalimantan
8.40
46
CV. Quindofood
47
PT. Fresh On Time Seafood
48
PT. Frozen Food Pahala
Shrimp Nugget
Dragon Leg
4.82
2.81
49
PT. Kusuma Kaisan
Ubur-ubur
1,440.00
Jumlah
Tangerang, Cikarang,
Bekasi, Bogor
6.00
450.00
180.00
USA, Asia
Swalayan di Indonesia(Alfa,
Superindo, Hero, Hypermart,
Yogya)
Jepang, China
12,576.61
103
Lampiran 2. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
PENILAIAN BOBOT DAN RATING
FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL DAN INTERNAL PERUSAHAAN
FORMULASI STRATEGI PEMASARAN PRODUK
OLAHAN IKAN PADA RAGAJAYA MANDIRI
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
:
………………………………………………………………..
Pekerjaan/Jabatan
:
………………………………………………………………..
Alamat
:
………………………………………………………………..
Kami mohon Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar, karena
kuisioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah.
Peneliti :
IWAN KURNIAWAN
H34050778
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
104
A. Kuisioner pemberian nilai bobot terhadap faktor strategis internal dan eksternal perusahaan
Petunjuk pengisian
 Pemberian bobot terhadap faktor strategis internal dan eksternal perusahaan dengan memberikan nilai pada kolom yang tersedia
 Bobot setiap variabel ditentukan menggunakan skala 1, 2, dan 3 berdasarkan pada keterangan berikut :
1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Faktor-Faktor Strategis Internal
Pengalaman pemilik perusahaan
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
Pembayaran dengan sistem retur
Pemasaran secara pasif
Perusahaan belum menentukan target pasar
Perusahaan belum mempunyai cold storage
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
A
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
B C D E F G H I
J
K L
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan seterusnya secara konsisten
105
A
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
B
C
D
E
F
G
H
I
J
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Faktor-Faktor Strategis Eksternal
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Peningkatan jumlah penduduk
Perubahan pola konsumsi masyarakat
Perkembangan teknologi dan informasi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
Tingkat inflasi yang fluktuatif
Kenaikan harga bahan baku
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
K
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
K
x
Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan seterusnya secara konsisten
106
B. Kuisioner pemberian nilai peringkat/rating terhadap faktor strategis
Internal dan Eksternal Perusahaan
1. Pemberian nilai peringkat /rating terhadap faktor strategis Internal
Faktor strategis internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Faktor internal yang dilihat mencakup manajemen, pemasaran,
keuangan, produksi dan operasi, sumberdaya manusia serta penelitian dan
pengembangan.
Petunjuk pengisian :

Tentukan nilai peringkat/rating terhadap faktor-faktor internal tersebut
dengan memberikan tanda x (silang) pada kolom yang tersedia

Penilaian rating berdasarkan pada keterangan berikut :
Nilai 4 = kekuatan besar/mayor
Nilai 2 = kelemahan kecil/ minor
Nilai 3 = kekuatan kecil/minor
Nilai 1 = kelemahan utama/ mayor
Faktor Strategis Internal
Peringkat (Rating)
4
3
2
1
Pengalaman pemilik perusahaan
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
Pembayaran dengan sistem retur
Pemasaran secara pasif
Perusahaan belum menentukan target pasar
Perusahaan belum mempunyai cold storage
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
107
2. Pemberian nilai peringkat /rating terhadap faktor strategis eksternal
Faktor strategis eksternal terdiri dari peluang yang harus dimanfaatkan dan
ancaman yang harus dihindari oleh perusahaan.
Petunjuk pengisian

Tentukan nilai peringkat/rating terhadap faktor-faktor eksternal tersebut
dengan memberikan tanda x (silang) pada kolom yang tersedia


Penilaian rating berdasarkan pada keterangan berikut:
1 = Kurang
3 = Baik
2 = Sedang
4 = Sangat Baik
Untuk faktor peluang, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam merespon peluang yang ada. Untuk faktor ancaman,
peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghindari ancaman yang dihadapi.
Faktor Strategis Eksternal
Peringkat (Rating)
4
3
2
1
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Peningkatan jumlah penduduk
Perubahan pola konsumsi masyarakat
Perkembangan teknologi dan informasi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang
melambat
Tingkat inflasi yang fluktuatif
Kenaikan harga bahan baku
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan
ikan
108
Kuisioner Penelitian Penentuan Strategi Terpilih QSPM
Pengisian kuisioner ini ditujukan untuk mendapatkan kemenarikan relatif
dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh melalui analisis matriks IE dan
analisis SWOT dan menetapkan strategi yang terbaik untuk direkomendasikan
kepada pihak perusahaan.
Petunjuk pengisisan

Tentukan daya tarik relatif dari masing-masing faktor kunci internal dan
eksternal untuk masing-masing alternatif strategi dengan cara memberikan
nilai pada kolom yang tersedia

Penentuan nilai berdasarkan keterangan berikut :
Nilai 4 = sangat menarik
Nilai 3 = cukup menarik
Nilai 2 = agak menarik
Nilai 1 = tidak menarik

Alternatif strategi :
STRATEGI 1 =
Meningkatkan kegiatan promosi
STRATEGI 2 =
Menetapkan target pasar dalam penjualan produk
STRATEGI 3 =
Rekrutmen tenaga penjual sendiri
STRATEGI 4 =
Menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi dalam pemasaran produk
STRATEGI 5 =
Menetapkan jalur utama distribusi produk
STRATEGI 6 =
Menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing
STRATEGI 7 =
Menyediakan pemesanan produk secara online
109
Faktor
Kunci
Bobot
Rata-Rata
Kekuatan
A
B
C
D
E
Kelemahan
F
G
H
I
J
K
L
Peluang
M
N
O
P
Q
Ancaman
R
S
T
U
V
W
STAS
Strategi 1
AS
TAS
Strategi 2
AS
TAS
Strategi 3
AS
TAS
Strategi 4
AS
TAS
Strategi 5
AS
TAS
Strategi 6
AS
TAS
Strategi 7
AS
TAS
0,0934
0,0972
0,1035
0,0909
0,0960
0,0707
0,0606
0,0972
0,0707
0,0821
0,0795
0,0581
0,0636
0,1061
0,0879
0,1045
0,1197
0,0742
0,0697
0,0879
0,1136
0,0894
0,0833
110
Keterangan :
Faktor-Faktor Kunci Strategi Internal-Eksternal :
KEKUATAN
A
B
C
D
E
KELEMAHAN
F
G
H
I
J
K
L
PELUANG
M
N
O
P
Q
ANCAMAN
R
S
T
U
V
W
Pengalaman pemilik perusahaan
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
Pembayaran dengan sistem retur
Pemasaran secara pasif
Perusahaan belum menentukan target pasar
Perusahaan belum mempunyai cold storage
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Peningkatan jumlah penduduk
Perubahan pola konsumsi masyarakat
Perkembangan teknologi dan informasi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
Tingkat inflasi yang fluktuatif
Kenaikan harga bahan baku
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
111
Lampiran 3. Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Pembobotan Faktor Internal
A.
Nama Responden : Bapak Yudhi (Pemilik Ragajaya Mandiri)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Faktor-Faktor Strategis Internal
Pengalaman pemilik perusahaan
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
Pembayaran dengan sistem retur
Pemasaran secara pasif
Perusahaan belum menentukan target pasar
Perusahaan belum mempunyai cold storage
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
Total
A B
x 1
3 x
2 1
3 2
2 2
1 1
2 1
1 2
3 2
2 1
2 2
1 1
C
2
3
x
2
2
1
1
2
2
1
2
1
D
1
2
2
x
2
1
1
2
2
1
2
1
E
2
2
2
2
x
2
1
2
1
2
3
1
F
3
3
3
3
2
x
2
1
1
1
2
2
G
2
3
3
3
3
2
x
2
2
2
3
2
H
3
2
2
2
2
3
2
x
2
3
3
1
I
1
2
2
2
3
3
2
2
x
2
3
1
J
2
3
3
3
2
3
2
1
2
x
3
1
K M
2 3
2 3
2 3
2 3
1 3
2 2
1 2
1 3
1 3
1 3
x 3
1 x
Total
22
28
25
27
24
21
17
19
21
19
28
13
264
Bobot
0,0833
0,1061
0,0947
0,1023
0,0909
0,0795
0,0644
0,0720
0,0795
0,0720
0,1061
0,0492
1,0000
Keterangan :
1= Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
112
B. Nama Responden : Ibu Dian (Asisten/manajer Ragajaya Mandiri)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Faktor-Faktor Strategis Internal
Pengalaman pemilik perusahaan
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
Pembayaran dengan sistem retur
Pemasaran secara pasif
Perusahaan belum menentukan target pasar
Perusahaan belum mempunyai cold storage
A B
x 2
2 x
2 2
1 2
2 2
1 1
1 1
2 3
1 1
2 2
1 1
C
2
2
x
2
2
1
1
2
1
2
1
D
3
2
2
x
2
1
1
3
2
1
2
E
2
2
2
2
x
1
1
2
1
1
1
F
3
3
3
3
3
x
2
3
2
2
2
G
3
3
3
3
3
2
x
3
1
2
3
H
2
1
2
1
2
1
1
x
1
1
1
I
3
3
3
2
3
2
3
3
x
2
2
J
2
2
2
3
3
2
2
3
2
x
1
K
3
3
3
2
3
2
1
3
2
3
x
L
3
3
3
2
3
2
2
3
2
2
2
Total
28
26
27
23
28
16
16
30
16
20
17
Bobot
0,1061
0,0985
0,1023
0,0871
0,1061
0,0606
0,0606
0,1136
0,0606
0,0758
0,0644
L
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
1
1
2
1
2
2
1
2
2
2
x
17
0,0644
264
1,0000
Total
1
Keterangan :
1= Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
113
C. Nama Responden : Ibu Lili Nus Chalimah, S,Pt (Kepala Seksi Pengembangan Usaha Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Bogor)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Faktor-Faktor Strategis Internal
Pengalaman pemilik perusahaan
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
Pembayaran dengan sistem retur
Pemasaran secara pasif
Perusahaan belum menentukan target pasar
Perusahaan belum mempunyai cold storage
A
x
2
3
2
2
1
1
3
1
2
2
B
2
x
3
2
2
2
1
3
2
2
1
C
1
1
x
1
2
2
1
2
1
1
1
D
2
2
3
x
2
2
1
2
2
3
2
E
2
2
2
2
x
1
1
2
2
2
2
F
3
2
2
2
3
x
1
2
3
3
2
G
3
3
3
3
3
3
x
3
2
2
2
H
1
1
2
2
2
2
1
x
1
2
1
I
3
2
3
2
2
1
2
3
x
3
2
J
2
2
3
1
2
1
2
2
1
x
1
K
2
3
3
2
2
2
2
3
2
3
x
L
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
Total
24
23
30
22
24
19
15
28
19
26
18
Bobot
0,0909
0,0871
0,1136
0,0833
0,0909
0,0720
0,0568
0,1061
0,0720
0,0985
0,0682
L
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
1
1
1
1
2
2
2
1
2
1
2
x
16
0,0606
264
1,0000
Total
Keterangan :
1= Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
114
Lampiran 4. Penentuan Peringkat Faktor Internal Strategis
A.Nama Responden : Bapak Yudhi (Pemilik Ragajaya Mandiri)
Peringkat (Rating)
Faktor Strategis Internal
4
3
Pengalaman pemilik perusahaan
x
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
x
2
1
x
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
x
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
x
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
x
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
x
Pembayaran dengan sistem retur
x
x
Pemasaran secara pasif
Perusahaan belum menentukan target pasar
x
x
Perusahaan belum mempunyai cold storage
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
x
Keterangan :
1 = Kelemahan utama/mayor
3 = kekuatan kecil/minor
2 = Kelemahan kecil/minor
4 = Kekuatan besar/mayor
115
B. Nama Responden : Ibu Dian (Asisten/manajer Ragajaya Mandiri)
Peringkat (Rating)
Faktor Strategis Internal
4
3
Pengalaman pemilik perusahaan
x
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
x
Memiliki banyak varian produk
x
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
x
2
x
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
x
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
x
Pembayaran dengan sistem retur
x
Pemasaran secara pasif
x
Perusahaan belum menentukan target pasar
x
Perusahaan belum mempunyai cold storage
x
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
x
Keterangan :
1 = Kelemahan utama/mayor
3 = kekuatan kecil/minor
2 = Kelemahan kecil/minor
4 = Kekuatan besar/mayor
116
1
C. Nama Responden : Ibu Lili Nus Chalimah, S.Pt (Kepala Seksi
Pengembangan Usaha Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Bogor)
Peringkat (Rating)
Faktor Strategis Internal
4
3
Pengalaman pemilik perusahaan
x
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
x
2
1
x
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
x
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
x
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
x
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
x
Pembayaran dengan sistem retur
x
Pemasaran secara pasif
x
Perusahaan belum menentukan target pasar
x
x
Perusahaan belum mempunyai cold storage
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
x
Keterangan :
1 = Kelemahan utama/mayor
3 = kekuatan kecil/minor
2 = Kelemahan kecil/minor
4 = Kekuatan besar/mayor
117
Lampiran 5. Hasil Pembobotan Rata-Rata Faktor Strategi Internal pada Ragajaya mandiri
Pengalaman pemilik perusahaan
0,0833
0,1061
0,0909
Bobot
Rata-Rata
0,0934
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
0,1061
0,0985
0,0871
0,0972
Memiliki banyak varian produk
0,0947
0,1023
0,1136
0,1035
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
0,1023
0,0871
0,0833
0,0909
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
0,0909
0,1061
0,0909
0,0960
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
0,0795
0,0606
0,0720
0,0707
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
0,0644
0,0606
0,0568
0,0606
Pembayaran dengan sistem retur
0,0720
0,1136
0,1061
0,0972
Pemasaran secara pasif
0,0795
0,0606
0,0720
0,0707
Perusahaan belum menentukan target pasar
0,0720
0,0758
0,0985
0,0821
Perusahaan belum mempunyai cold storage
0,1061
0,0644
0,0682
0,0795
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
0,0492
0,0644
0,0606
0,0581
Total
1,0000
1,0000
1,0000
1,0000
Faktor-Faktor Strategi Internal
Bobot 1
Bobot 2 Bobot 3
Keterangan :
Bobot 1 = hasil pembobotan faktor strategi internal oleh Bapak Yudhi (Pemilik Ragajaya Mandiri)
Bobot 2 = hasil pembobotan faktor strategi internal oleh Ibu Dian (Asisten/manajer Ragajaya mandiri)
Bobot 3 = hasil pembobotan faktor strategi internal oleh Ibu Lili Nus Chalimah, S.Pt (Kepala Seksi Pengembangan Usaha Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor)
118
Lampiran 6. Hasil Rating Rata-Rata Faktor Strategi Internal pada Ragajaya mandiri
FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
Pengalaman pemilik perusahaan
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
Pembayaran dengan sistem retur
Pemasaran secara pasif
Perusahaan belum menentukan target pasar
Perusahaan belum mempunyai cold storage
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
Rating Rating
1
2
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
Rating
3
3
3
4
3
3
2
2
2
2
2
1
2
Rating
Rata-Rata
3,0000
3,0000
4,0000
3,3333
3,0000
2,0000
2,0000
2,0000
1,6667
2,0000
1,3333
2,0000
Keterangan :
Rating 1 = hasil rating faktor strategi internal oleh Bapak Yudhi (Pemilik Ragajaya mandiri)
Rating 2 = hasil rating faktor strategi internal oleh Ibu Dian (Asisten/ManajerRagajaya mandiri)
Rating 3 = hasil rating faktor strategi internal oleh Ibu Lili Nus Chalimah, S.Pt (Kepala Seksi Pengembangan Usaha Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Bogor)
119
Lampiran 7. Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Pembobotan Faktor Eksternal
A. Nama Responden : Bapak Yudhi (Pemilik Ragajaya Mandiri)
Faktor-Faktor Strategis Eksternal
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Peningkatan jumlah penduduk
A
x
3
3
B
1
x
1
C
1
3
x
D
1
2
2
E
1
2
1
F
2
3
3
G
2
3
3
H
1
2
2
I
1
2
1
J
1
2
2
K
1
3
2
Total
Bobot
12
25
20
0,0545
0,1136
0,0909
Perubahan pola konsumsi masyarakat
3
2
2
x
2
3
3
3
2
2
2
24
0,1091
F
G
H
I
Perkembangan teknologi dan informasi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
Tingkat inflasi yang fluktuatif
Kenaikan harga bahan baku
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
3
2
2
3
3
2
1
1
2
2
3
1
1
2
3
2
1
1
1
2
x
1
1
1
2
3
x
3
2
3
3
1
x
2
3
3
2
2
x
2
2
1
1
2
x
2
1
2
2
3
3
2
1
2
3
26
13
15
19
26
0,1182
0,0591
0,0682
0,0864
0,1182
J
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
3
2
2
2
2
3
2
2
1
x
2
21
0,0955
K
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
Total
3
1
2
2
1
2
3
2
1
2
x
19
0,0864
220
1,0000
A
B
C
D
E
120
B. Nama Responden : Ibu Dian (Asisten/manajer Ragajaya Mandiri)
A
x
3
3
B
1
x
2
C
1
2
x
D
1
2
2
E
1
2
1
F
2
3
3
G
2
2
2
H
2
2
2
I
1
1
2
J
1
2
2
K
2
2
2
Total
A
B
C
Faktor-Faktor Strategis Eksternal
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Peningkatan jumlah penduduk
14
21
21
0,0636
0,0955
0,0955
D
Perubahan pola konsumsi masyarakat
3
2
2
x
2
3
3
2
2
3
3
25
E
F
G
H
I
Perkembangan teknologi dan informasi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
Tingkat inflasi yang fluktuatif
Kenaikan harga bahan baku
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
3
2
2
2
3
2
1
2
2
3
3
1
2
2
2
2
1
1
2
2
x
1
1
1
2
3
x
2
2
3
3
2
x
2
3
3
2
2
x
3
2
1
1
1
x
2
2
1
2
3
3
1
2
2
3
26
14
16
18
27
0,1136
0,1182
J
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
3
2
2
1
2
2
3
2
1
x
2
20
0,0909
K
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
2
2
2
1
1
3
2
2
1
2
x
18
220
0,0818
Total
Bobot
0,0636
0,0727
0,0818
0,1227
1,0000
121
C. Nama Responden : Ibu Lili Nus Chalimah, S.Pt (Kepala Seksi Pengembangan Usaha Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Bogor)
Faktor-Faktor Strategis Eksternal
A
B
C
D
E
F
G H
I
J
K
Total
A
Pendirian waralaba pengolahan ikan
x
1
2
2
1
2
2
1
1
2
2
16
0,0727
B
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
3
x
2
2
2
2
3
2
2
3
3
24
0,1091
C
Peningkatan jumlah penduduk
2
2
x
2
1
2
2
2
2
1
1
17
0,0773
D
Perubahan pola konsumsi masyarakat
2
2
2
x
1
2
3
2
2
2
2
20
0,0909
E
Perkembangan teknologi dan informasi
3
2
3
3
x
3
3
2
2
3
3
27
0,1227
F
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
2
2
2
2
1
x
3
3
2
3
2
22
0,1000
G
Tingkat inflasi yang fluktuatif
2
1
2
1
1
1
x
2
1
2
2
15
0,0682
H
Kenaikan harga bahan baku
3
2
2
2
2
1
2
x
2
2
3
21
0,0955
I
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
3
2
2
2
2
2
3
2
x
2
2
22
0,1000
J
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
2
1
3
2
1
1
2
2
2
x
2
18
0,0818
K
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
2
1
3
2
1
2
2
1
2
2
x
18
0,0818
220
1,0000
Total
Bobot
122
Lampiran 8. Penentuan Peringkat Faktor Esternal Strategis
A. Nama Responden : Bapak Yudhi (Pemilik Ragajaya mandiri)
Faktor Strategis Eksternal
Peringkat (Rating)
4
3
2
x
Pendirian waralaba pengolahan ikan
x
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Peningkatan jumlah penduduk
x
Perubahan pola konsumsi masyarakat
x
Perkembangan teknologi dan informasi
x
x
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
x
Tingkat inflasi yang fluktuatif
x
Kenaikan harga bahan baku
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
x
x
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
x
Keterangan :
1 = Kurang
3 = Baik
2 = Sedang
4 = Sangat Baik
1
Untuk faktor peluang, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam merespon peluang yang ada. Untuk faktor ancaman, peringkat
yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghindari
ancaman yang dihadapi.
123
B. Nama Responden : Ibu Dian (Asisten/manajer Ragajaya Mandiri)
Faktor Strategis Eksternal
Peringkat (Rating)
4
3
2
Pendirian waralaba pengolahan ikan
x
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
x
Peningkatan jumlah penduduk
x
Perubahan pola konsumsi masyarakat
x
Perkembangan teknologi dan informasi
x
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
x
Tingkat inflasi yang fluktuatif
x
Kenaikan harga bahan baku
x
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
x
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
x
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
x
Keterangan :
1 = Kurang
3 = Baik
2 = Sedang
4 = Sangat Baik
Untuk faktor peluang, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam merespon peluang yang ada. Untuk faktor ancaman, peringkat
yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghindari
ancaman yang dihadapi.
124
1
C. Nama Responden : Ibu Lili Nus Chalimah, S.Pt (Kepala Seksi
Pengembangan UsahaDinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor)
Faktor Strategis Eksternal
Peringkat (Rating)
4
3
2
1
x
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
x
Peningkatan jumlah penduduk
x
Perubahan pola konsumsi masyarakat
x
Perkembangan teknologi dan informasi
x
x
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
x
Tingkat inflasi yang fluktuatif
x
Kenaikan harga bahan baku
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
x
x
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
x
Keterangan :
1 = Kurang
3 = Baik
2 = Sedang
4 = Sangat Baik
Untuk faktor peluang, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam merespon peluang yang ada. Untuk faktor ancaman, peringkat
yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghindari
ancaman yang dihadapi.
125
Lampiran 9. Hasil Pembobotan Rata-Rata Faktor Strategi Eksternal pada Ragajaya mandiri
Pendirian waralaba pengolahan ikan
0,0545
0,0636
0,0727
Bobot
Rata-Rata
0,0636
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
0,1136
0,0955
0,1091
0,1061
Peningkatan jumlah penduduk
0,0909
0,0955
0,0773
0,0879
Perubahan pola konsumsi masyarakat
0,1091
0,1136
0,0909
0,1045
Perkembangan teknologi dan informasi
0,1182
0,1182
0,1227
0,1197
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
0,0591
0,0636
0,1000
0,0742
Tingkat inflasi yang fluktuatif
0,0682
0,0727
0,0682
0,0697
Kenaikan harga bahan baku
0,0864
0,0818
0,0955
0,0879
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
0,1182
0,1227
0,1000
0,1136
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
0,0955
0,0909
0,0818
0,0894
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
Total
0,0864
1,0000
0,0818
1,0000
0,0818
1,0000
0,0833
1,0000
Faktor-Faktor Strategi Eksternal
Bobot 1
Bobot 2 Bobot 3
Keterangan :
Bobot 1 = hasil pembobotan faktor strategi internal oleh Bapak Yudhi (Pemilik Ragajaya Mandiri)
Bobot 2 = hasil pembobotan faktor strategi internal oleh Ibu Dian (Asisten/manajer Ragajaya mandiri)
Bobot 3 = hasil pembobotan faktor strategi internal oleh Ibu Lili Nus Chalimah, S,Pt (Kepala Seksi Pengembangan UsahaDinas Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Bogor)
126
Lampiran 10. Hasil Rating Rata-Rata Faktor Strategi Eksternal pada Ragajaya mandiri
FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Rating Rating
1
2
1
2
Rating
3
1
Rating
Rata-Rata
1,3333
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
2
2
2
2,0000
Peningkatan jumlah penduduk
3
3
2
2,6667
Perubahan pola konsumsi masyarakat
3
3
3
3,0000
Perkembangan teknologi dan informasi
3
3
3
3,0000
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
1
2
2
1,6667
Tingkat inflasi yang fluktuatif
2
2
1
1,6667
Kenaikan harga bahan baku
4
3
3
3,3333
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
3
3
4
3,3333
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
2
2
2
2,0000
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
3
2
3
2,6667
Keterangan :
Rating 1 = hasil rating faktor strategi internal oleh Bapak Yudhi (Pemilik Ragajaya mandiri)
Rating 2 = hasil rating faktor strategi internal oleh Ibu Dian (Asisten/ManajerRagajaya mandiri)
Rating 3 = hasil rating faktor strategi internal oleh Ibu Lili Nus Chalimah, S,Pt (Kepala Seksi Pengembangan Usaha Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Bogor)
127
Lampiran 11. Analisis Matriks QSP (QSPM) Pada Ragajaya mandiri
A. Nama Responden : Bapak Yudhi (Pemilik Ragajaya mandiri)
Bobot
Rata-Rata
Faktor
Kunci
Kekuatan
A
B
C
D
E
Kelemahan
F
G
H
I
J
K
L
Peluang
M
N
O
P
Q
Ancaman
R
S
T
U
V
W
STAS
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
Strategi 5
Strategi 6
Strategi 7
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.0934
0.0972
0.1035
0.0909
0.0960
2
2
4
3
2
0,1869
0,1944
0,4141
0,2727
0,1919
2
3
3
3
3
0,1869
0,2917
0,3106
0,2727
0,2879
2
1
3
3
2
0,1869
0,0972
0,3106
0,2727
0,1919
2
2
3
2
3
0,1869
0,1944
0,3106
0,1818
0,2879
2
3
3
2
3
0,1869
0,2917
0,3106
0,1818
0,2879
2
3
3
2
3
0,1869
0,2917
0,3106
0,1818
0,2879
2
3
2
2
2
0,1869
0,2917
0,2071
0,1818
0,1919
0.0707
0.0606
0.0972
0.0707
0.0821
0.0795
0.0581
2
2
2
3
2
1
2
0,1414
0,1212
0,1944
0,2121
0,1641
0,0795
0,1162
2
1
2
2
2
3
3
0,1414
0,0606
0,1944
0,1414
0,1641
0,2386
0,1742
1
3
2
3
2
2
2
0,0707
0,1818
0,1944
0,2121
0,1641
0,1591
0,1162
2
2
2
3
1
4
3
0,1414
0,1212
0,1944
0,2121
0,0821
0,3182
0,1742
2
3
2
2
2
2
4
0,1414
0,1818
0,1944
0,1414
0,1641
0,1591
0,2323
2
1
2
2
3
1
2
0,1414
0,0606
0,1944
0,1414
0,2462
0,0795
0,1162
3
3
2
2
3
1
2
0,2121
0,1818
0,1944
0,1414
0,2462
0,0795
0,1162
0,0636
0,1061
0,0879
0,1045
0,1197
2
2
3
3
3
0,1273
0,2121
0,2636
0,3136
0,3591
2
3
3
3
2
0,1273
0,3182
0,2636
0,3136
0,2394
2
2
3
3
2
0,1273
0,2121
0,2636
0,3136
0,2394
3
2
3
3
4
0,1909
0,2121
0,2636
0,3136
0,4788
2
3
2
3
4
0,1273
0,3182
0,1758
0,3136
0,4788
2
2
3
3
3
0,1273
0,2121
0,2636
0,3136
0,3591
1
2
1
1
3
0,0636
0,2121
0,0879
0,1045
0,3591
0,0742
0,0697
0,0879
0,1136
0,0894
0,0833
2
2
3
3
3
4
0.1485
0.1394
0.2636
0.3409
0.2682
0.3333
5,0588
2
2
3
2
2
3
0.1485
0.1394
0.2636
0.2273
0.1788
0.2500
4,9343
2
1
2
2
2
3
0.1485
0.0697
0.1758
0.2273
0.1788
0.2500
4,3639
2
2
3
3
2
3
0.1485
0.1394
0.2636
0.3409
0.1788
0.2500
5,1856
2
2
3
2
3
2
0.1485
0.1394
0.2636
0.2273
0.2682
0.1667
5,1008
3
3
4
2
3
3
0.2227
0.2091
0.3515
0.2273
0.2682
0.2500
5,0432
2
1
2
3
3
2
0.1485
0.0697
0.1758
0.3409
0.2682
0.1667
4,2280
128
B. Nama Responden : Ibu Dian (Asisten/manajer Ragajaya Mandiri)
Faktor
Kunci
Bobot
Rata-Rata
Kekuatan
A
B
C
D
E
Kelemahan
F
G
H
I
J
K
L
Peluang
M
N
O
P
Q
Ancaman
R
S
T
U
V
W
STAS
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
Strategi 5
Strategi 6
Strategi 7
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,0934
0,0972
0,1035
0,0909
0,0960
2
2
4
3
2
0,1869
0,1944
0,4141
0,2727
0,1919
2
3
2
3
3
0,1869
0,2917
0,2071
0,2727
0,2879
1
2
3
2
2
0,0934
0,1944
0,3106
0,1818
0,1919
2
2
3
2
3
0,1869
0,1944
0,3106
0,1818
0,2879
2
3
3
2
3
0,1869
0,2917
0,3106
0,1818
0,2879
2
3
3
2
3
0,1869
0,2917
0,3106
0,1818
0,2879
2
2
1
2
2
0,1869
0,1944
0,1035
0,1818
0,1919
0,0707
0,0606
0,0972
0,0707
0,0821
0,0795
0,0581
2
3
2
3
2
1
2
0,1414
0,1818
0,1944
0,2121
0,1641
0,0795
0,1162
2
2
2
3
2
3
2
0,1414
0,1212
0,1944
0,2121
0,1641
0,2386
0,1162
3
3
2
3
2
2
2
0,2121
0,1818
0,1944
0,2121
0,1641
0,1591
0,1162
2
1
2
2
2
3
3
0,1414
0,0606
0,1944
0,1414
0,1641
0,2386
0,1742
2
2
2
2
2
3
4
0,1414
0,1212
0,1944
0,1414
0,1641
0,2386
0,2323
2
1
2
2
2
2
3
0,1414
0,0606
0,1944
0,1414
0,1641
0,1591
0,1742
3
3
2
2
3
1
2
0,2121
0,1818
0,1944
0,1414
0,2462
0,0795
0,1162
0,0636
0,1061
0,0879
0,1045
0,1197
2
3
3
3
3
0,1273
0,3182
0,2636
0,3136
0,3591
2
3
3
4
3
0,1273
0,3182
0,2636
0,4182
0,3591
2
2
3
3
3
0,1273
0,2121
0,2636
0,3136
0,3591
2
3
2
3
3
0,1273
0,3182
0,1758
0,3136
0,3591
2
2
2
3
4
0,1273
0,2121
0,1758
0,3136
0,4788
1
2
2
3
3
0,0636
0,2121
0,1758
0,3136
0,3591
1
1
2
2
2
0,0636
0,1061
0,1758
0,2091
0,2394
0,0742
0,0697
0,0879
0,1136
0,0894
0,0833
2
2
3
3
3
3
0,1485
0,1394
0,2636
0,3409
0,2682
0,2500
5,1422
2
2
3
3
2
3
0,1485
0,1394
0,2636
0,3409
0,1788
0,2500
5,2419
2
2
2
3
2
3
0,1485
0,1394
0,1758
0,3409
0,1788
0,2500
4,7212
2
2
3
3
2
3
0,1485
0,1394
0,2636
0,3409
0,1788
0,2500
4,8917
2
2
3
3
3
2
0,1485
0,1394
0,2636
0,3409
0,2682
0,1667
5,1273
3
3
4
3
3
2
0,2227
0,2091
0,3515
0,3409
0,2682
0,1667
4,9775
2
2
2
2
2
2
0,1485
0,1394
0,1758
0,2273
0,1788
0,1667
3,8606
129
C. Nama Responden : Ibu Lili Nus Chalimah, S.Pt (Kepala Seksi Pengembangan UsahaDinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor )
Faktor
Kunci
Bobot
Rata-Rata
Kekuatan
A
B
C
D
E
Kelemahan
F
G
H
I
J
K
L
Peluang
M
N
O
P
Q
Ancaman
R
S
T
U
V
W
STAS
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
Strategi 5
Strategi 6
Strategi 7
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,0934
0,0972
0,1035
0,0909
0,0960
2
2
3
3
2
0,1869
0,1944
0,3106
0,2727
0,1919
2
3
2
3
3
0,1869
0,2917
0,2071
0,2727
0,2879
2
2
2
2
2
0,1869
0,1944
0,2071
0,1818
0,1919
2
2
3
2
2
0,1869
0,1944
0,3106
0,1818
0,1919
2
3
2
2
3
0,1869
0,2917
0,2071
0,1818
0,2879
2
3
3
1
2
0,1869
0,2917
0,3106
0,0909
0,1919
2
2
1
2
2
0,1869
0,1944
0,1035
0,1818
0,1919
0,0707
0,0606
0,0972
0,0707
0,0821
0,0795
0,0581
3
3
3
3
2
2
2
0,2121
0,1818
0,2917
0,2121
0,1641
0,1591
0,1162
2
2
2
2
2
3
3
0,1414
0,1212
0,1944
0,1414
0,1641
0,2386
0,1742
2
3
3
3
2
2
2
0,1414
0,1818
0,2917
0,2121
0,1641
0,1591
0,1162
2
2
2
3
2
3
2
0,1414
0,1212
0,1944
0,2121
0,1641
0,2386
0,1162
2
2
2
2
2
3
3
0,1414
0,1212
0,1944
0,1414
0,1641
0,2386
0,1742
1
1
2
2
2
2
3
0,0707
0,0606
0,1944
0,1414
0,1641
0,1591
0,1742
3
3
2
2
3
2
2
0,2121
0,1818
0,1944
0,1414
0,2462
0,1591
0,1162
0,0636
0,1061
0,0879
0,1045
0,1197
2
3
3
3
4
0,1273
0,3182
0,2636
0,3136
0,4788
2
2
2
3
3
0,1273
0,2121
0,1758
0,3136
0,3591
2
2
3
2
3
0,1273
0,2121
0,2636
0,2091
0,3591
2
3
2
3
4
0,1273
0,3182
0,1758
0,3136
0,4788
2
2
3
3
3
0,1273
0,2121
0,2636
0,3136
0,3591
1
2
2
2
3
0,0636
0,2121
0,1758
0,2091
0,3591
2
2
2
2
2
0,1273
0,2121
0,1758
0,2091
0,2394
0,0742
0,0697
0,0879
0,1136
0,0894
0,0833
2
2
2
3
2
3
0,1485
0,1394
0,1758
0,3409
0,1788
0,2500
5,2285
2
2
3
3
3
3
0,1485
0,1394
0,2636
0,3409
0,2682
0,2500
5,0202
1
2
3
2
3
3
0,0742
0,1394
0,2636
0,2273
0,2682
0,2500
4,6225
2
2
3
2
3
3
0,1485
0,1394
0,2636
0,2273
0,2682
0,2500
4,9644
2
2
3
3
3
2
0,1485
0,1394
0,2636
0,3409
0,2682
0,1667
4,9338
2
3
3
3
3
3
0,1485
0,2091
0,2636
0,3409
0,2682
0,2500
4,5366
2
2
2
2
3
2
0,1485
0,1394
0,1758
0,2273
0,2682
0,1667
4,1992
130
Keterangan :
Faktor-Faktor Kunci Strategi Internal-Eksternal :
KEKUATAN
A
B
C
D
E
KELEMAHAN
F
G
H
I
J
K
L
PELUANG
M
N
O
P
Q
ANCAMAN
R
S
T
U
V
W
Alternatif Strategi :
STRATEGI 1 =
Meningkatkan kegiatan promosi
Pengalaman pemilik perusahaan
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
STRATEGI 2 =
Menetapkan target pasar dalam penjualan produk
STRATEGI 3 =
STRATEGI 5 =
Rekrutmen tenaga penjual sendiri
Menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi dalam
pemasaran produk
Menetapkan jalur utama distribusi produk
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
Pembayaran dengan sistem retur
Pemasaran secara pasif
Perusahaan belum menentukan target pasar
Perusahaan belum mempunyai cold storage
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
STRATEGI 6 =
Menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing
STRATEGI 7 =
Menyediakan pemesanan produk secara online
STRATEGI 4 =
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Peningkatan jumlah penduduk
Perubahan pola konsumsi masyarakat
Perkembangan teknologi dan informasi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
Tingkat inflasi yang fluktuatif
Kenaikan harga bahan baku
Persaingan antar Perusahaan Sejenis
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
131
Lampiran 12. Produk Ragajaya Mandiri
Lumpia Ikan
Lumpia Udang
Siomay
Ekado
Sosis Ikan
Nugget Ikan
Bakso Ikan
Fish Stick
Kaki Naga Udang
132
Bakwan Ikan
Pangsit Ikan
Donat Ikan
Udang Gulung
Otak-otak Panjang
Kekian
Rajungan
133
Download