MODUL PERKULIAHAN SEMINAR MEDIA PRESENTASI INDIVIDU Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting Tatap Muka 13 Kode MK Disusun Oleh 11872 Christina Arsi Lestari, M.Ikom Abstract Kompetensi Seminar Media adalah sarana bagi para mahasiswa/i untuk tampil di depan kelas menunjukan talentanya sebagai pembicara. Sehingga dari pertemuan setelah UTS mahasiswa/i menjadi penyaji dalam seminar secara individu, dalam bentuk seminar mengenai outline riset media mereka masing-masing. Melalui modul berbagai tema 28 ini, riset dijabarkan media mahasiswa/i dalam fenomena komunikasi dari menunjukan ranah broadcasting dengan bentuk seminar secara individu. 29 IDEOLOGI DI BALIK VIDEO KLIP LAGU “CONSUMED FUTURE” DARI BAND METAL DREAMSHADE Outline Skripsi Disusun Oleh: Vinsensius Eka Septian Luan 44110010200 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA BARAT 2014 30 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Musik merupakan suatu kajian yang masih jarang dilirik, membuat peneliti tertarik untuk menelisik lebih dalam. Terlebih membahas mengenai tema-tema dari grup band metal yang tidak lagi bertemakan cinta, perasaan dan mendayu-dayu seperti kebanyak band musik cinta. Musisi sekarang ini mencari berbagai bentuk inovasi untuk menunjukan eksistensi mereka melalui lagu-lagu yang bersifat kontroversi, kritik social, kritik politik, dan membahas masalah sosial yang sedang terjadi pada masyarakat dengan gaya mereka yang terkesan urakan, keras dan meledak-ledak. Di mana telah menjadi pandangan alamiah bahwa musisi musik metal itu sangar dan dominan dengan penampilan serba hitam, untuk mengimbangi musik mereka yang cadas dan keras. Kreatifitas dalam dunia musik yang semakin berkembang dan penuh dengan persaingan membuat para musisinya harus terus memutar otak untuk terus berkreasi agar dapat menunjukan eksistensinya, bahkan menjadi legend dalam aliran musiknya yang terus berkembang. Bentuk kreatifitas yang dilakukan oleh para musisi dengan memperbaiki penampilan dan cara bermusiknya. Para musisi music metal membuat cara bermusik yang berbeda dari aliran band musik lainnya, yaitu dengan membuat lagu yang lirik atau tampilan video klipnya kontroversial, atau dengan membuat lagu yang membahas tentang masalah sosial yang sedang terjadi di masyarakat yang jarang di angkat oleh kebanyakan band, serta memodifikasi aliran musik sehingga aliran metal berkembang dengan banyak variasi genre hingga saat ini. Aliran musik ini lebih digandrungi oleh anak muda yang masih dalam pencarian jati diri, cenderung labil dan ingin mendapatkan kebebasan padahal masih sangat rentan dalam memilih jalan hidup yang benar. Para penganut kelompok music metal dinilai mempunyai kecenderungan sikap agresif yang tinggi. Keagresifan itu muncul dikarenakan irama musik yang disandangnya mempunyai beat yang sangat cepat, dampaknya akan memompa jantung semakin cepat dan ketika jantung bekerja terlalu cepat dari biasanya akan menimbulkan efek Physiology yang menyebabkan aliran darah yang deras ke seluruh bagian tubuh (yang dikenal sebagai adrenalin yang meningkat), dari sisi kesehatan ini tidak baik, karena jantung tidak bisa di paksa bekerja terlalu cepat yang bisa menyebabkan hipertensi, kemudian efek psikologisnya, ketika tubuh dalam keadaan tidak balance, maka akan menstimulasi suatu kencenderungan prilaku yang agresif dan reaktif. 31 Musik metal merupakan modifikasi dari musik Rock yang terkenal di awal tahun 70an kemudian berkembang pada tahun 1975 menjadi heavy metal. Heavy metal merupakan gabungan antara blues dan rock yang kemudian berkembang pesat di Inggris dan berubah menjadi New Wave Of British Heavy Metal (NWOBHM) yang menggabungkan antara punk dan heavy metal. Dan semakin berkembangnya zaman aliran band metal menjadi lebih variatif di bandingkan dengan aliran musik lain.39 Band pertama yang beraliran rock adalah band yang berasal dari Indonesia yaitu The Tielman Brothers yang terbentuk tahun 50an, kemudian pada tahun 1959 hijrah ke belanda dan rekaman di sana. Kemudian aliran rock lebih dikenal melalui The Beatles dan Led Zeppelin. 40 Kemudian band heavy metal pertama yang dikenal masyarakat dunia adalah Rolling Stone yang mulai di kenal sejak tahun 1975 dan seterusnya menjadi aliran musik NWOBHM yang pertama kali di kenalkan oleh Motorhead dan Iron Maiden. Hingga kini aliran musik metal semakin berkembang.41 Dalam setiap lagu pasti memiliki sebuah lirik, lagu yang baik adalah musik yang dapat mengiringi makna dari sebuah lirik atau bahkan instrument musik dapat memperkuat dan menyembunyikan makna di balik wacana lirik sebuah lagu. Lirik mempunyai peranan penting pada sebuah lagu, bila sebuah lagu hanya instrument musiknya saja maka lagu tersebut hanya dapat mempengaruhi perasaan saja, tetapi dengan adanya lirik dalam sebuah lagu, lagu itu dapat lebih bermakna, bahkan dalam lirik tersebut dapat berisi ideology dari pemilik lagu tersebut atau bahkan doktrin yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang mendengarkannya. Musik merupakan produk kebudayaan manusia. Perkembangan di banyak lini kehidupan manusia telah merubah musik menjadi industri yang memproduksi budayanya sendiri. Musik tidak hanya produk kebudayaan tetapi juga dapat menciptakan perubahan dan revolusi sosial di beberapa wilayah kebudayaan manusia. Lirik memiliki peranan besar dalam mengkomunikasikan pemikiran para musisi. Melalui lirik mereka, musisi menyuarakan idenya secara konotatif dan denotatif. Di beberapa negara yang menganut kebebasan berekspresi, ide musisi kerap dianggap tabu dan kontroversial. Misalnya isu yang banyak dimunculkan oleh musisi Rap seperti Eminem, 39 Crematoria. wacana sejarah metal dan komunitas. Diakses pada tanggal 28-09-2013 melalui http://crematoriaofficial.blogspot.com/2013/01/wacana-sejarah-metal-dan-komunitas.html 40 Phyruhize. Band Rock Pertama di Dunia. Diakses pada http://www.phyruhize.com/2012/07/band-rock-pertama-di-dunia.html 41 Ibid. crematoria tanggal 28-09-2013 melalui 32 Snoop Dog, Tupac, dan rapper lainnya biasanya isu mengenai kekerasan, obat-obatan terlarang, dan seksualitas. Isu ini kemudian membawa pertentangan di dalam masyarakat yang diikuti dengan larangan orang tua kepada anak-anak terhadap musik ini. Dalam masalah tersebut, beberapa musisi berpendapat bahwa mereka menyampaikan kenyataan yang benarbenar terjadi di tengah masyarakat. Terlepas dari argumen tersebut sebagian masyarakat tetap tidak percaya dan menganggap hal ini adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan dan untuk mendapatkan popularitas. Perbedaan interpretasi bisa saja terjadi. Hal ini di sebabkankan setiap orang memiliki perbedaan latar belakang pengetahuan. Makna dalam sebuah produk tekstual tidaklah stabil dan tidak dapat di masukkan ke dalam satu kata, kalimat, atau teks tunggal tertentu. Makna tidak memiliki sumber keaslian tunggal,namun ia adalah hasil hubungan antar teks, yaitu intertekstualitas. Tidak ada makna denotatif yang jelas dan stabil karena semua makna mengandung jejak makna lain dari tempat lain. Sehingga dalam menafsirkan sesuatu seseorang bisa saja berbeda dengan yang lain karena perbedaan pengalaman yang dimiliki. Di sisi lain musik juga menjadi bagian dari kebudayaan global. Hal ini tidak lepas dari berbagai penemuan atau inovasi di bidang teknologi khususnya musik. Penemuan-penemuan baru ini memiliki peran penting dalam penyebaran informasi, pengetahuan, nilai-nilai,dan budaya. Misalkan media kepingan dan pita kaset yang memiliki posisi penting di dekade yang lalu kini telah diambil alih oleh media pemutar digital. Atau dengan kata lain hari ini kita semakin mudah mengakses hal-hal tersebut melalui digitalisasi teknologi komunikasi. Sebagai sebuah karya seni, musik merupakan hasil karya manusia yang difungsikan sebagai sarana untuk berkomunikasi, baik yang menceritakan kisah nyata ataupun imajinasi. Dalam setiap karyanya, musisi akan lebih cenderung menggunakan bahasa simbol untuk menyampaikan ide atau gagasan sebagai bentuk universalitas bagi setiap orang bahkan zaman. Tindakan inilah yang menghadirkan arti historis yang menjadikan suatu karya seni tetap dikenang dan abadi sepanjang masa. Hal ini juga erat kaitannya dengan eksistensi musisi.Tema dalam setiap lirik lagu juga berbeda. Pada umumnya lagu kritik sosial mengambil tema tentang korupsi, kemiskinan, ketidakadilan, tekanan ekonomi, kerusakan lingkungan atau globalisasi. Walaupun kritik sering menjadi sebuah persoalan, namun musisi dengan kemampuan kreatifnya mampu menjadikan kritik sebagai alat kontrol dalam masyarakat. Karena bagi mereka, kehidupan merupakan suatu lahan untuk menemukan ide atau gagasan dalam menciptakan sebuah karya. Melalui cara ini, dengan sendirinya musisi telah menempatkan musik sebagai alat untuk berkomunikasi. Sehingga orang usia lanjut maupun yang masih muda dapat dipertemukan. Bahkan musisi yang hidup berabad-abad yang 33 lalu dan di tempat yang jauh, dapat berkomunikasi kembali dengan orang-orang di masa sekarang melalui karya yang ditinggalkannya, mereka lahir dan dikenal sepanjang masa dari teks yang mereka konstruksi dalam bait-bait lagu. Salah satu band rock yang menghadirkan sisi controversial di balik layar televisi adalah band Dreamshade. Dreamshade sendiri bila di artikan dalam bahasa Indonesia memiliki dua artian, pertama adalah naungan dari mimpi, sedangkan yang kedua berarti mimpi yang menghilang secara perlahan (pudar). Band Dreamshare adalah band beraliran melodic death metal ini yang berasal dari Lugano Switzerland (Swiss). Pada awalnya tahun 2006 gitaris mereka fella dan rocco memulai mencari personil full selama satu tahun dan dan pada tahun ke 2 mulai membuat EP (Extended Play) atau yang lebih di kenal sebagai single yang berjudul “To The Edge of Reality” yang kemudian mendapat sambutan positif dari masyarakat pecinta lagu metal di Negara mereka, sehingga mereka berkesempatan manggung di festival internasional di eropa seperti Metal Camp Open Air dan Summer Breeze Open Air. Hingga pada bulan September 2010 mereka di kontrak oleh Spinefarm Records / Universal Music dan membuat album yang berjudul “What Silence Hides” dan band ini pun berkesempatan bermain di festival internasional yang lain. Pada November 2011 vokalis band ini yang bernama Iko Castelli merasa sudah tidak cocok dengan band ini dan akhirnya di gantikan oleh Kevin Cali, sekaligus mengeluarkan keyboardis mereka, dan anggota band yang dari berenam berubah menjadi berlima. Pada pertengaan tahun 2012 mereka mengarap album baru yang berjudul “The Gift Of Life” dan salah satu lagu dari album ini menarik perhatian sehingga membuat peneliti tertarik untuk menelitinya. Judul lagu dari album tersebut adalah “Consumed Future”, dalam bahasa Indonesia judul tersebut berarti sesuatu yang kita konsumsi atau kita nikmati di masa depan. Berdasarkan lirik lagu ini, lagu ini meceritakan tentang seseorang yang ini sekali masuk ke dalam dunia televisi, dia ingin sekali menjadi bagian dari dunia televisi, padahal orang tuanya menyuruhnya tak usah bermimpi untuk bisa tampil di televisi karena seseorang tersebut tak memiliki keahlian apapun. Lama kelamaan dia bosan dengan apa yang ada di televisi, tetapi di sisi lain dia ingin sekali menjadi bagian dari televisi. Berikut adalah gambaran dari lirik lagu “Consumed Future”:42 Mama says I'm not good at anything Keep my mouth shut, say nothing 42 Dark Lyric. Dreamshade Lyric. Di akses pada http://www.darklyrics.com/lyrics/dreamshade/thegiftoflife.html tanggal 15 oktober 2013 melalui 34 Not venting my thoughts, just sit and waste like a living ghost, cause I feel misplaced I want my dream but it feels so far away I want to be on the cover of magazines I want to be on MTV or have my own reality I wish they would break down the walls to get to me Isn't this so fucking insane? The world behind the box is taking over my brain Mama says I'm not good at anything I stare at emptiness and say nothing Don't open my mouth, just sit and waste Like a living ghost, cause I feel misplaced I hate seeing all this shit but at the same time I want to be a part of it "Suicide!" Repeats itself in my mind I wish they would break down the walls to get to me Isn't this so fucking insane? The world behind the box is taking over my brain Maka dari lirik lagu ini terlihat jelas bahwa dunia televisi hanya menjual mimpi kepada kebanyakan orang yang menyaksikannya, dan televisi memiliki peran yang besar sebagai perusak moral dari masyarakat. Lirik lagu tersebut digambarkan melalui video klipnya dengan visualisasi seorang wanita yang sedang duduk dan menonton televisi, dan terlihat dari raut muka dan gimmick tubuhnya bahwa ia ingin sekali seperti apa yang dilihatnya dalam televisi, dan segala upaya dilakukannya agar dia dapat terlihat seperti yang ditontonya di televisi, mulai dari berdandan seksi, hingga menggunakan rambut palsu. Namun hal ini malah membuatnya frustasi hingga kehilangan kesadaran dan jati dirinya. Membuat otaknya tidak lagi berpikir jernih sehingga yang terbayang hanyalah upaya untuk selalu bermimpi menjadi bagian dari dunia di televisi. 35 Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini akan berfokus kepada wacana video dan lirik lagu “Consumed Future” dari band Dreamshade. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di jabarkan sebelumnya, maka permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini adalah bagaimana wacana kritik sosial dalam video dan lirik lagu “Consumed Future” dari band Dreamshade? 1.3 Tujuan Penelitian Setelah dilakukan penelitian ini dapat diperoleh berbagai pewacanaan di dalam sebuah produk budaya pop yaitu musik dalam video klip. Secara terperinci dan lebih jelasnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan menggambarkan bentuk pewacanaan kritik sosial yang di gambarkan dalam video dan lirik lagu “Consumed Future” dari band Dreamshade. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil studi yang teruji secara ilmiah dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang mencakup kegunaan akademis maupun praktis, dan kegunaan tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Akademis Secara akademis penelitian ini akan memberikan kontribusi pada ilmu komunikasi massa, khususnya pesan pada hasil produk budaya pop yaitu musik dalam video klip, sebagai relasi antara teks-konteks dan wacana bentukan media. Selain itu diharapkan pula penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada metodologi penelitian kualitatif dengan strategi analisis wacana atau fokus kepada bahasa yang digunakan. Demikian pula memiliki manfaat lain di bidang ilmu komunikasi massa tentang isi pesan visual dan verbal dalam sebuah musik. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai salah satu tulisan yang memberikan informasi kepada masyarakat mengenai wacana video dan lirik lagu, sehingga masyarakat dapat lebih kritis memandang dan memaknai pesan yang terkandung di dalam sebuah visualisasi video klip. Kepada insan musik dunia dan Indonesia pada khususnya agar terus berkarya dengan menghadirkan kesadaran pada masyarakat luas, bahwa dunia ini sedang di landa krisis sosial dan krisis moral. 36 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Musik Populer: Dari Teori Kritis Hingga Studi Budaya Musik merupakan sebuah karya seni yang telah menjadi topik yang tidak kalah pentingnya dengan fenomena budaya lain. Bisa dilihat melalui kelahiran industri rekaman, perkembangan media, lahirnya beragam genre hingga meleburnya batasan-batasan geografis oleh pesatnya persebaran informasi memiliki andil penting pada pembentukan bagai musik sebagai budaya popular. Pada dekade 60-an, menjadi periode di mana musik popular menjadi fenomena budaya yang penting untuk menjadi perhatian. Grup-grup musik seperti The Beatles, Led Zeppelin hingga Jimmy Hendrix menjadi agen yang membawa musik sebagai budaya popular pada posisi sangat penting. Di Indonesia sendiri, melalui Koes Plus, musik popular menjadi persoalan politis. Pelarangan dan penahanan atas anggota-anggota band ini di masa orde lama karena dianggap antek-antek budaya imperialis yang dapat merusak pikiran kaum muda. Musik kemudian bukan hanya persoalan bunyi yang berirama tetapi juga sarat dengan nilai-nilai politis dan budaya. Keberadaan dan perkembangan musik populer menjadi budaya global tidak dapat dilepaskan dari penemuan alat rekam serta pesatnya pertumbuhan media-media elektronik dan digital. Musik yang awalnya hanya dinikmati oleh komunitas tertentu kemudian menjadi budaya bersama. Sehingga membincangkan music khususnya musik popular tentu saja tidak dapat dilepaskan dari kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan penyebaran budaya. Modernitas sebagai suatu kondisi ditandai oleh kemajuan teknologi memilki andil signifikan membawa musik pada posisinya sekarang. Pada awalnya musik dipandang sebagai bahasa yang hanya dapat dipahami oleh segelintir orang. Hal ini dikarenakan musik memiliki bahasa yang ditulis secara tidak biasa sebagaimana bahasa yang kerap kita gunakan dalam bahasa sehari-hari. Bahasa ini dihadirkan dalam beragam simbol dan dikenal dengan istilah partitur. Pertama, musik klasik yang digubah dan dimainkan para professional terlatih dan pada awalnya hanya tersebar dalam kalangan terbatas yaitu kaum bangsawan dan lembaga religius. Kedua, musik tradisonal, adalah musik yang dimiliki secara bersama-sama oleh suatu masyarakat. Ketiga, musik popular, juga dibawakan oleh para professional, disebarkan melalui media elektronik dan dikonsumsi oleh beragam masyarakat. Musik popular menduduki posisi penting khususnya menyangkut pelibatan media dalam penyebarannya. Pembagian di atas, membawa studi tentang musik bersinggungan 37 langsung dengan kajian media dan komunikasi. Dengan demikian kita dapat memahami bahwa musik selain sebagai bentuk seni juga merupakan salah satu bentuk dari teks media. Sebagaimana artikel surat kabar atau program tayangan televisi, musik popular sebagai salah satu bentuk media, tentu saja memiliki pesan-pesan yang dikonstruksi dengan cara tertentu oleh komunikator atau sang pembuat musik. Meski demikian pengenalan tentang musik khususnya sebagai teks dengan kekhasannya dibandingkan dengan teks-teks lainnya sangat penting untuk dipahami terlebih dahulu. Bagi Alex Sobur sistem tanda musik adalah oditif. Namun untuk mencapai pendengarnya, pengubah musik mempersembahkan kreasinya dengan perantara pemain musik dalam bentuk sistem tanda perantara tertulis, jadi visual. Bagi semiotikus musik, adanya tanda perantara, yakni musik yang dicatat dalam partitur orkestra, merupakan jalan keluar. Hal ini sangat memudahkan dalam menganalisis karya musik sebagai teks. Itulah sebabnya mengapa penelitian musik semula terutama terarah pada sintaksis. Meski demikian semiotika tidak dapat hidup hanya dengan mengandalkan sintaksis, tidak ada semiotika tanpa semantik. Jadi, juga tidak ada semiotika musik tanpa semantik musik. Semantik musik bertujuan untuk mencari denotatum musik yang mungkin ada. Karena denotatum musik itu merupakan isi tanggapan dan perasaan yang sangat kompleks dan sulit dilukiskan, namun Aart van Zoest melihat adanya tiga kemungkinan antara lain: (van Zoest, 1993:122; dalam Sobur, 2009:144145):43 Kemungkinan pertama ialah untuk menganggap unsur-unsur struktur musik sebagai ikonis bagi gejala-gejala neurofisiologis pendengar. Dengan demikian, irama musik dapat dihubungkan dengan ritme biologis. Kemungkinan kedua adalah untuk menganggap gejala-gejala struktural dalam musik sebagai ikonis bagi gejala-gejala struktural dunia penghayatan yang dikenal. Ditinjau dari sudut ini, van Zoest memberi contoh, suatu tema ketuk dapat dipandang sebagai ikonis metaforis bagi sebuah simfoni. Kemungkinan ketiga, adalah untuk mencari denotatum musik ke arah isi tanggapan dan perasaan yang dimunculkan musik lewat indeksikal. Bagi van Zoest sifat indeksikal tanda musik ini adalah kemungkinan paling penting dari ketiga kemungkinan yang ada. Simbolitas dalam musik bukannya tidak ada. Pengenalan jenis historitas dan gaya, tergantung pada unsur-unsur simbolis dalam tanda kompleks yakni karya musik. Tambahan pula dari sudut pendekatan sintaksis, kita harus menganggap karya musik, secara keseluruhan 43 Alex Sobur. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda Karya. Hlm: 144 38 termasuk pendengar, sebagai argumen. Hal ini juga berlaku untuk bagian-bagian makrostrukturalnya (van Zoest dalam Sobur, 2009: 145).44 Musik pop sebetulnya merupsksn bagian terpenting di antara sekian banyak cabang seni pertunjukan. Musik ini digandrungi oleh setiap masyarakat. Namun ironisnya, musik ini justru jarang mendapatkan pembahasan komprehensif dalam penelitian musik di Indonesia.45 Fabio DaSilva (dkk) dalam The Sosiology of Music (1984), seperti disititir sasongko berujar, “Music Will Be Discribed But Not Defined.” Dengan demikian, definisi musik pop membawa kekaburan bawaan dari definisi musik yang tidak jelas. Untunglah Suka Harjana mengungkapkan ciri musik pop yang pada intinya merupakan musik orang kebanyakan, komersial, hiburan, dan salah satu bentuk dari pengaruh kebudayaan barat. 46 Musik pop barangkali merupakan gejala paling penting pada jaman ini. Saya kira, bila denotatanya terkandung dalam musik pop barangkali kita harus mencarinya dalam bidang-bidang perasaan dasar. Perasaan dasar yang dimaksud meliputi perasaan duka, asmara, pesona cinta, kesepian, rasa tidak dipahami, dan sebagainya. Dalam musik pop orang meneriaki dan menangisi segala sesuatu yang dalam iklim efisiensi, organisasi dan prestasi, harus dipaksakan.47 Alan P Marriam menerbitkan sebuah buku yang di sebut Antrophology Of Music ditekankan studi tentang fungsi musik didalam masyarakat. Ia lebih tertarik untuk meneliti simbolisme musik serta fungsinya didalam masyarakat. Marriam mengusulkan studi tentang musik itu seyogyanay meliputi Instrumentation, Word of Songs, Native Typology, and Classification of Music, Rule and Status of Musicians, Fuction of Music In Relation To Other Aspect of Cultrure and Music as Creative Activity (Bandem, 1981:43).48 Bagi James Lull (1998, 93-94), musik merupakan sebuah domain budaya pop dimana kita dapat dengan mudah menemukan banyak contoh konkret tentang bagaimana kekusaan budaya dijalankan. Lihat saja dimensi dan potensi budaya dari Rock and Roll pada 1950-an. Dasawarsa 1950 jauh kebih dari sekedar sebuah era dalam sejarah musik pop. Dasawarsa ini merupakan suatu ruang budaya yang luas diakui, khas, dan romantis. Gaya khas pakaian, tarian, bahasa, dan hubungan gender, dalam pandangan Lull, merupakn bagian dari ciri-ciri 44 Alex Sobur. 2009. Ibid. Hlm: 145 45 Alex Sobur. 2009. Op Cit 46 Alex Sobur. 2009. Op Cit 47 Alex Sobur. 2009. Ibid. Hlm: 146 48 Alex Sobur. 2009. Ibid. Hlm: 147 39 budaya yang berkaitan dengan era Rock and Roll tersebut. Di Indonesia sendiri menurut Remy Sylado musik pop sudah diterima sebagai aib. Orang tak suka lama-lama menyiapkan hati pada diskusi pop, lantaran kuatir kehilangan penghargaan umum terhadap kesungguhannya berpikir (Sylado, 1977:23).49 Generasi demi generasi dalam musik pop bermuculan, kemudian tenggelam meneninggalkan batas-batas yang tidak jelas untuk dapat dipakai buat memisah-misahkan mereka. Dalam pandangan Suzan Piper dan Sawung Jabo, adalah karena kurang memadainya sumber-sumber untuk mendokumentasikan perkembangannya, yang juga mencerminkan sifat kelenturan kebudayaan yang selalu terbuka terhadap sumber-sumber luar, senantiasa tanggap, menhimpun semuanya itu dan menciptakannya kembali. Untuk menganalisis musik tentu juga diperlukan disiplin lain, sebut saja misalnya Ethnomusicology dan Antropologi. Sebagai sebuah disiplin yang populer dan memiliki metodologi yang sangat unik, Ethnomusicology merupakan ilmu pengtahuan tentang musik yang relatif muda umurnya. Mantle Hood, seorang pelopor Ethnomusicology dari USA memberikan definisi tentang Ethnomusicology sebagai studi musik dari segi sosial dan kebudayaannya (Bandem, 1981:41).50 Musik itu dipelajari melalui peraturan tertentu yang dihubungkan dengan bentuk kesenian lainnya termasuk bahasa, agama, dan falsafah. Dalam sebuah tulisannya ihwal perkembangan Ethnomusicology ini, I Made Bandem (1981:41) menuturkan:51 Kendati Ethnomusicology itu umurnya kurang dari seratus tahun, namun uraian tetang musik eksotik sudah dijumpai jauh sebelumnya. Uraian-uraian tersebut ditulis oleh para penjelajah dunia, utusan-utusan agama, orang-orang yang suka berziarah dan para ahli filologi. Pengenalan musik asia di dunia barat semula dilakukan oleh Marco Polo, Musik Cina oleh De Halde (1735), dan J.M. Amiot (1779), serta musik arab oleh Andres (1787). Periode tersebut, menurut Bandem dianggap sebagai asal mula berkembangnya Ethnomusicology dan pada saat itu sudah diterbitkannya sebuah Ensiklopedi Musik. Penelitian tentang musik rakyat dari berbagai bangsa di eropa, konon telah dilakukan pula oleh Grim dan Herder dua orang filsuf kenamaan di eropa. Dalam perkembangan selanjutnya, Bandem melihat adanya upaya para ahli dari berbagai disiplin untuk bergabung. Individu- 49 Alex Sobur. 2009. Op Cit 50 Alex Sobur. 2009. Ibid. Hlm: 148 51 Alex Sobur. 2009. Ibid. Hlm: 148 40 individu yang cakap dan memiliki latar berlakang yang luas, akhirnya menjadi pelopor dalam bidang Ethnomusicology. Komunikasi sendiri dipandang sebagai pembuatan pesan dalam bentuk tanda, di mana tanda-tanda ini akan dimaknai berdasarkan kode yang dimiliki oleh partsipan komunikasi. Sehingga makna yang dipahami tergantung dari sebarapa partsisipan tersebut berbagi kode yang sama. Penelitian ini memposisikan Dreamshade sebagai pembaca tidak sekedar sebagai pengarang. Studi ini berusaha menjauh dari cara pandang pemposisian pengarang sebagai. Bagaimanapun pengarang dan pembaca adalah subjek yang sama-sama aktif membangun makna berdasarkan nilai dan kepentingan masing-masing. Meski seringkali posisi pengarang cenderung dipahami berdasarkan produk yang dihasilkannya, sementara di sisi lain ia juga aktif sebagai subjek pembaca atas lingkungan sosial di mana mereka hidup. Menyadari posisi pengarang sebagai pembaca justru menjadi salah satu tanggung jawab yang harus dilakukan oleh seorang peneliti atas karya-karya mereka. Bagi peneliti, penilaian atas suatu karya terlebih dahulu dimulai dari memahami sang pengarang termasuk posisinya sebagai pembaca. Konsekuensinya, lirik-lirik lagu dalam “Consumed Future” dipandang sebagai teks yang juga bermuatan kode-kode budaya. Studi tentang musik dapat dibagi dalam empat wilayah besar sebagaimana media lainnya. Pertama, pada level teks, disini terkait dengan lirik, suara yang muncul dari instrument yang digunakan, hingga nada yang digunakan. Kedua, pada level produksi, terkait dengan posisi pengarang dalam penciptaan teks juga menyangkut latar belakang dan nilai yang di anut oleh sang pengarang. Di level ini juga kita dapat memahami bagaimana peran industri dapur rekaman dalam menentukan musik apa yang akan diedarkan. Ketiga, pada level pembaca atau pendengar, studi pada level ini berusaha untuk memahami bagaimana suatu musik di apresiasi oleh para pendengar hingga fans dari musisi tertentu. Keempat, pada level konteks, mencakup tentang bagaimana situasi sosial, budaya, politik hingga ekonomi di mana musik tersebut tumbuh baik pada tingkat lokal maupun global. Pada penelitian ini sendiri, penulis memilih level teks sebagai wilayah yang akan dikaji. 2.2 Musik Sebagai Komunikasi dan Teks Musik pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun dari waktu ke waktu beraneka ragam bunyi, seperti klakson maupun mesin sepeda motor dan mobil, handphone, radio, televisi, tape recorder, dan sebagainya senantiasa mengerumuni kita, tidak semuanya dapat dianggap sebagai musik 41 karena sebuah karya musik harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut merupakan suatu sistem yang ditopang oleh berbagai komponen seperti melodi, harmoni, ritme, timbre (warna suara), tempo, dinamika, dan bentuk. Sebelum lebih jauh membahas syarat-syarat tersebut berikut aspek-aspek lain yang terkait dengannya seperti sejarah musik, pencipta musik, karya-karya musik, dan berbagai formasi pertunjukan musik, bab ini akan terlebih dahulu meninjau beberapa definisi tentang musik, fungsi musik, dan jenis-jenis musik.52 Walaupun banyak dari para ahli musik telah mencoba memberikan definisi tentang musik, namun hingga kini belum ada satupun yang diyakini merupakan satu-satunya pengertian yang paling lengkap. Tampaknya ada yang memahami musik sebagai kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengarannya. Di samping itu ada juga yang pemahamannya bertolak dari asumsi bahwa musik adalah suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. Walaupun demikian ada juga yang berbeda pandangan dari kedua model tersebut. Terlepas dari berbagai perbedaan sudut pandang tersebut, beberapa definisi berikut ini dapat membantu kita untuk memahami pengertian tentang musik.53 Dari penulis-penulis Indonesia di antaranya dapat dijumpai sejumlah definisi tentang musik: Jamalus (1988, 1) berpendapat bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Rina (2003, 9) setuju dengan pendapat bahwa musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyibunyian. Prier (1991, 9) setuju dengan pendapat Aristoteles bahwa musik merupakan curahan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.54 Menurut ahli perkamusan (lexicographer) musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional” Walaupun demikian selama berabad-abad para ahli menganggap bahwa definisi kamus tersebut kurang memuaskan. Sebagai alternatif, di antaranya ada yang memahami musik sebagai ”bahasa para dewa”; yang lain mengatakan bahwa: ”music begins where speech ends” 52 Moh. Muttaqin. 2008. Seni Musik Klasik. E-Book, Departemen Pendidikan Nasional. Hlm.3 53 Loc.Cit 54 Loc.Cit 42 (musik mulai ketika ucapan berhenti). Romain Rolland berpendapat bahwa musik adalah suatu janji keabadian; bagi Sydney Smith musik ialah satu-satunya pesona termurah dan halal di muka bumi.55 Goethe berpendapat bahwa musik mengangkat dan memuliakan apa saja yang diekspresikannya. Mendelssohn meyakini bahwa musik dapat mencapai suatu wilayah yang kata-kata tidak sanggup mengikutinya, dan Tchaikovsky berkata bahwa musik adalah ilham yang menurunkan kepada kita keindahan yang tiada taranya. Musik adalah logika bunyi yang tidak seperti sebuah buku teks atau sebuah pendapat. Ia merupakan suatu susunan vitalitas, suatu mimpi yang kaya akan bunyi, yang terorganisasi dan terkristalisasi. Sehubungan dengan itu Herbert Spencer, seorang filsuf Inggris mempertimbangkan musik sebagai seni murni tertinggi yang terhormat. Dengan demikian musik adalah pengalaman estetis yang tidak mudah dibandingkan pada setiap orang, sebagaimana seseorang dapat mengatakan sesuatu dengan berbagai cara (Ewen 1963, vii-viii).56 Dari perspektif interpretasi atau penikmatannya, musik juga dapat dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut Machlis (1963, 4) memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda.57 Setiap kata-kata memiliki pengertian yang kongkrit, sementara nada-nada memiliki pengertian karena hubungannya dengan nada-nada yang lain. Kata-kata mengekspresikan ideide yang spesifik sedangkan musik menyugestikan pernyataan-pernyataan misterius dari pikiran atau perasaan. Dari beberapa pendapat di atas setidaknya dapat dipahami bahwa musik merupakan salah satu cabang seni pertunjukan seperti tari, drama, puisi, dan sebagainya. Sebagai sebuah karya seni, musik adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat komposisi jalinan nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun instrumental. Di samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun atas kesatuan unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur, dan ekspresi.58 55 Moh. Muttaqin. Ibid. Hlm.4 56 Loc.Cit 57 Loc.Cit 58 Moh. Muttaqin. Ibid. Hlm.4-5 43 2.3 Wacana dalam Musik Pencipta lagu dalam hal ini disebut seorang kreator. Pesan ini dibuat oleh seorang kreator yang disebut pencipta lagu. Sehingga, dalam hal ini pencipta lagu merupakan seorang komunikator yang mengkode pesan dalam hal ini berupa lirik lagu kepada pendengarnya, dengan tujuan untuk memberitahu, memengaruhi, membujuk atau menghibur. Sarana atau media seperti radio, televisi, tape recorder, compact disk, atau internet digunakan untuk menyebarluaskan lagu ini. Lagu sangat berhubungan dengan erat dengan lirik. Hal ini karena melalui lirik bisa disampaikan pesan pencipta lagu. Lirik lagu merupakan pengekspresian sang pencipta lagu terhadap fenomena sekitar di mana dia tinggal. Dengan demikian musik tidak hanya bunyi suara belaka, karena menyangkut pula manusia sebagai individu maupun kelompok sosial dalam wadah pergaulan hidup dengan wafah bahasa atau lirik sebagai penunjangnya. Pengertian teks tidak hanya meliputi hasil produksi media massa atau publikasi, teks juga bisa diartikan sebagai realitas nyata yang mempunyai atau menghasilkan makna. Sehingga dari pengertian di atas, lirik lagu merupakan salah satu bentuk teks. Teks berkaitan dengan budaya, karena itu makna yang terbentuk dari suatu teks yang sama bisa berbeda antara satu orang dengan yang lain. Lirik lagu, sebagaimana bahasa, dapat sebagai sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang beredar dalam masyarakat. Lirik lagu dapat pula sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu ketika sebuah lirik lagu mulai diperdengarkan kepada khalayak, juga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap tersebarnya sebuah keyakinan, nilai bahkan prasangka tertentu. Melalui lirik lagu dapat menggambarkan realitas sosial yang tengah terjadi di masyarakat. Dari perspektif filsafat, musik diartikan sebagai bahasa nurani yang menghubungkan pemahaman dan pengertian antar manusia pada sudut-sudut ruang dan waktu, di mana pun kita berada. Oleh karena itu Nietzsche, seorang filsuf Jerman, meyakini bahwa musik tidak diragukan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan itu ia mengatakan: "Without music, life would be an error." Dalam kenyataannya musik memang memiliki fungsi atau peran yang sangat penting sehingga tidak satupun manusia yang bisa lepas dari keberadaan musik.59 A. Musik Sebagai Hiburan 59 Moh. Muttaqin. Loc.Cit 44 Aristoteles, filsuf Yunani yang lahir di Stagira pada tahun 384 SM, mengatakan bahwa musik mempunyai kemampuan untuk mendamaikan hati yang gundah. Sehubungan dengan itu musik memiliki efek terapi yang rekreatif dan lebih jauh lagi dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Pandangan Aristoteles ini setidaknya memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam mengarungi bahtera kehidupannya, manusia tidak selalu menjumpai hal-hal yang menyenangkan. Suatu ketika ia bisa mengalami peristiwa yang menyedihkan, memilukan, atau bahkan menyakitkan, sedangkan di lain waktu, bisa juga mengalami peristiwa yang sungguh menyenangkan.60 Musik dapat mempengaruhi hidup seseorang, hanya dengan musik, suasana ruang batin seseorang dapat dipengaruhi. Entah apakah itu suasana bahagia ataupun sedih, bergantung pada pendengar itu sendiri. Yang pasti, musik dapat memberi semangat pada jiwa yang lelah, resah dan lesu. Apalagi bagi seseorang yang sedang jatuh cinta, musik seakanakan dapat menjadi kekuatan untuk menyemangati perjalanan cinta seseorang.61 Sebagai hiburan, musik dapat memberikan rasa santai dan nyaman atau penyegaran pada pendengarnya. Terkadang pada saat pikiran kita lagi risau, serba buntu, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan; dengan mendengarkan musik, segala pikiran bisa kembali segar. Hasilnya, kita bersemangat kembali mengerjakan sesuatu yang tertunda. Di samping itu sebagai hiburan, musik juga dapat menyembuhkan depresi, musik terbukti dapat menurunkan denyut jantung. Ini membantu menenangkan dan merangsang bagian otak yang terkait ke aktivitas emosi dan tidur. Peneliti dari Science University of Tokyo menunjukkan bahwa musik dapat membantu menurunkan tingkat stres dan gelisah. Penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan musik klasik adalah cara terbaik untuk membantu mengatasi depresi.62 B. Musik dan Terapi Kesehatan Musik dapat berfungsi sebagai alat terapi kesehatan. Ketika seseorang mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada di otaknya dapat diperlambat atau dipercepat dan pada saat yang sama kinerja sistem tubuh pun mengalami perubahan. Bahkan, musik mampu mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi stres seseorang, serta mampu meningkatkan daya ingat. Musik dan kesehatan memiliki kaitan erat, dan tidak diragukan bahwa dengan mendengarkan 60 Loc.Cit 61 Loc.Cit 62 Moh. Muttaqin Ibid. Hlm.5-6 45 music kesukaannya seseorang akan mampu terbawa ke dalam suasana hati yang baik dalam waktu singkat.63 Musik juga memiliki kekuatan memengaruhi denyut jantung dan tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo, dan volumenya. Makin lambat tempo musik, denyut jantung semakin lambat dan tekanan darah menurun. Akhirnya, pendengar pun terbawa dalam suasana santai, baik itu pada pikiran maupun tubuh. Oleh karena itu, sejumlah rumah sakit di luar negeri mulai menerapkan terapi musik pada pasiennya yang mengalami rawat inap. Musik dapat menyembuhkan sakit punggung kronis, ia bekerja pada sistem syaraf otonom yaitu bagian sistem syaraf yang bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung, dan fungsi otak—yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua system tersebut bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan ratusan otot dalam punggung. Mendengarkan musik secara teratur membantu tubuh santai secara fisik dan mental sehingga membantu menyembuhkan dan mencegah sakit punggung. Para ahli yakin setiap jenis musik klasik seperti Mozart atau Beethoven dapat membantu sakit otot.64 Fungsi kesehatan lain ialah untuk membantu kelahiran. Dengan memperdengarkan musik, ibu hamil akan terbantu dalam menghadapi rasa sakit saat melahirkan. Bentuk ekspresi melalui musik dapat menyembuhkan sakit dalam tubuh dan membantu otot menjadi relaks. Dokter menganjurkan jenis musik klasik atau musik masa kini tetapi mendengarkan musik pilihan sendiri juga baik. Telah terbukti bahwa musik juga sangat membantu anak sebelum menjalani operasi. Mendengarkan musik bagi anak yang tengah menunggu operasi dapat membantu menyembuhkan ketakutan dan gelisah karena musik membantu menenangkan ketegangan otot. Meskipun tidak ada musik khusus, musik-musik yang akrab bagi anakanak jelas yang terbaik.65 C. Musik dan Kecerdasan Musik memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan manusia. Salah satu istilah untuk sebuah efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan intelegensia seseorang, yaitu Efek Mendengarkan Musik Mozart. Hal ini sudah terbukti, ketika seorang ibu yang sedang hamil duduk tenang, seakan terbuai alunan musik tadi yang juga ia perdengarkan di perutnya. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi 63 Moh. Muttaqin Ibid. Hlm.6 64 Loc.Cit 65 Loc.Cit 46 akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik. Dengan cara tertentu, otak pun akan distimulasi untuk “belajar” segala sesuatu lewat nada-nada musik. Selain itu, musik-musik yang berirama klasik adalah jenis musik yang dianjurkan banyak pakar buat ibu hamil dan si bayi, yaitu bisa mencerdaskan bayi dan juga bisa memberi ketenangan buat ibu yang sedang hamil.66 Sehubungan dengan itu mencegah kehilangan daya ingat. Bagi banyak orang yang mengalami kehilangan daya ingat dimana berbicara dengan bahasa menjadi tidak berguna. Musik dapat membantu pasien mengingat nada atau lagu dan berkomunikasi dengan sejarah mereka. Ini karena bagian otak yang memproses musik terletak sebelah memori. Para peneliti menunjukkan bahwa orang dengan kehilangan daya ingat merespon lebih baik terhadap jenis musik pilihannya.67 D. Musik dan Kepribadian Musik diyakini dapat meningkatkan motivasi seseorang. Bagi orang yang berolahraga musik dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan olahraga yang lebih baik. Untuk selanjutnya pada saat berolahraga musik membantu olahragawan untuk meningkatkan daya tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan olahragawan dari setiap pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga. Jenis musik terbaik untuk olah raga adalah musik dengan musik tempo tinggi seperti hip-hop atau musik dansa.68 Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan suasana hati tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Coba saja diingat saat upacara bendera setiap Senin pagi yang di dalam upacara tersebut kita diwajibkan menyanyikan lagu wajib nasional itu, semata-mata kan hanya untuk menimbulkan motivasi mencintai negeri, mengenang jasa pahlawan, dan memberi semangat baru pada pesertanya. Hal ini seharusnya berlaku juga pada irama mars yang merupakan irama untuk mengobarkan semangat perjuangan. Perkembangan kepribadian seseorang juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jenis musik yang didengar. Sewaktu kecil kita suka mendengarkan lagu-lagu anak, setelah dewasa 66 Moh. Muttaqin Ibid. Hlm.7 67 Loc.Cit 68 Loc.Cit 47 kita pun akan memilih sendiri jenis musik yang kita sukai. Pemilihan jenis musik yang disukai bisa dibilang membantu kita untuk memberikan nuansa hidup yang kita butuhkan. E. Fungsi Musik dalam Masyarakat Sebagai bagian dari kesenian yang merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan universal, musik memiliki fungsi sosial yang secara universal umumnya dapat ditemukan di setiap kebudayaan suku bangsa manapun di seluruh dunia. Antara lain dijabarkan sebagai berikut:69 1. Fungsi Ekspresi Emosional Pada berbagai kebudayaan, musik memiliki fungsi sebagai kendaraan dalam mengekspresikan ide-ide dan emosi. Di Barat musik digunakan untuk menstimulasi perilaku sehingga dalam masyarakat mereka ada lagu-lagu untuk menghadirkan ketenangan. Para pencipta musik dari waktu ke waktu telah menunjukkan kebebasannya mengungkapkan ekspresi emosinya yang dikaitkan dengan berbagai objek cerapan seperti alam, cinta, sukaduka, amarah, pikiran, dan bahkan mereka telah mulai dengan cara-cara mengotak-atik nadanada sesuai dengan suasana hatinya. 2. Fungsi Penikmatan Estetis Pada dasarnya setiap orang telah dikaruniai oleh Tuhan Allah dengan berbagai kemampuan belajar (ability to learn) dan bakat (talent) tentang apa saja. Selain bisa belajar dari lingkungan alam dan sosialnya, orang juga bisa belajar dari pengalamannya sendiri. Setiap orang memiliki kemampuan dan kecepatan berbeda-beda dalam hal mencerap atau memahami keindahan tentang apa saja termasuk pula keindahan musik. Untuk menikmati rasa indah (estetis), maka orang perlu belajar dengan cara membiasakan diri mendengarkan musik-musik kesukaannya sendiri. Kemudian ia bisa mulai mencoba mendengarkan musik-musik jenis lain yang baru didengarnya dan kemudian akan menyukainya. Setiap jenis musik memiliki keunikan melodis, ritmis, dan harmonis; maupun terkait dengan komposisi dan instrumentasinya. 3. Fungsi Hiburan Hiburan (entertainment) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan hati bagi seseorang atau publik. Musik sebagai salah satu cabang seni juga memiliki fungsi menyenangkan hati, membuat rasa puas akan irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari harmoninya. Seseorang bisa saja tidak memahami teks musik, tetapi ia cukup terpuaskan atau terhibur hatinya dengan pola-pola melodi, atau pola-pola ritme dalam irama musik tertentu. 69 Moh. Muttaqin Ibid. Hlm.8-11 48 Jika para penikmat musik klasik sangat senang dengan kompleksitas bangun musik dan orkestrasinya, maka pencinta musik pop lebih terhibur dengan teks syair, melodi yang menyentuh kalbu, atraksi panggung, atau bahkan hanya popularitas penyanyinya saja. Kini musik bahkan ditengarai lebih berfungsi hiburan karena industri music berkembang dengan sangat cepat. 4. Fungsi Komunikasi Musik sudah sejak dahulu digunakan untuk alat komunikasi baik dalam keadaan damai maupun perang. Komunikasi bunyi yang menggunakan sangkakala (sejenis trumpet), trumpet kerang juga digunakan dalam suku-suku bangsa pesisir pantai, kentongan juga digunakan sebagai alat komunikasi keamanan di Jawa, dan teriakan-teriakan pun dikenal dalam suku-suku asli yang hidup baik dipegunungan maupun di hutan-hutan. Bunyi-bunyi teratur, berpola-pola ritmik, dan menggunakan aluralur melodi itu menandakan adanya fungsi komunikasi dalam musik. Komunikasi elektronik yang menggunakan telepon semakin hari semakin banyak menggunakan bunyi-bunyi musikal. 5. Fungsi Representasi Simbolik Dalam berbagai budaya bangsa, suku-suku, atau daerah-daerah yang masih mempertahankan tradisi nenek-moyang mereka; music digunakan sebagai sarana mewujudkan simbol-simbol dari nilai-nilai tradisi dan budaya setempat. Kesenangan, kesedihan, kesetiaan, kepatuhan, penghormatan, rasa bangga, dan rasa memiliki, atau perasaan-perasaan khas mereka disimbolkan melalui musik baik secara sendiri maupun menjadi bagian dari tarian, syair-syair, dan upacara-upacara. 6. Fungsi Respon Sosial Para pencipta lagu nasional Indonesia sangat peka terhadap adanya kondisi sosial, tingkat kesejahteraan rakyat, dan kegelisahan masyarakat. Mereka menciptakan lagu-lagu populer yang menggunakan syair-syair menyentuh perhatian publik seperti yang dilakukan oleh Bimbo, Ebiet G. Ade, Iwan Fals, Harry Roesli, Gombloh, Ully Sigar Rusady, dan masih banyak lagi. Pada umumnya para pencipta lagu itu melakukan kritik sosial dan bahkan protes keras terutama ditujukan kepada pemerintah. Para pengamen jalanan juga tak kalah seru mengumandangkan lagu-lagu protes sosialnya, misalnya lagu yang bertema PNS, penderitaan anak jalanan, generasi muda yang tanpa arah, dan lain sebagainya. 7. Fungsi Pendidikan Norma Sosial Musik banyak pula digunakan sebagai media untuk mengajarkan norma-norma, aturan-aturan yang sekalipun tidak tertulis namun berlaku di tengah masyarakat. Para pencipta lagu anak seperti Bu Kasur, Pak Kasur, Pak Daljono, AT Mahmud, Ibu Sud—semua berupaya 49 mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat kepada orangtua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada guru, dan lain sebagainya. Keindahan alam, kesejahteraan sosial, kenyamanan hidup, dan semua norma-norma kehidupan bermasyarakat telah mendapatkan perhatian yang sangat penting dari para pencipta lagu tersebut. 8. Fungsi Pelestari Kebudayaan Lagu-lagu daerah banyak sekali berfungsi sebagai pelestari budayanya, karena tematema dan cerita di dalam syair menggambarkan budaya secara jelas. Syair-syair lagu sering juga berasal dari pantun-pantun yang biasa dilantunkan oleh masyarakat adat dan daerahdaerah di Indonesia. Budaya Minangkabau dapat dipertahankan keberadaannya dengan berbagai cara, tetapi musik Minang sangat jelas karakteristiknya yang mudah mewakili daya tarik terhadap tempat berkembangnya budaya itu ialah Propinsi Sumatera Barat dan sekitarnya. Lagu-lagu Jawa, mulai dari yang klasik hingga kini yang berwarna populer seperti musik campursari, digemari masyarakat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melengkapi musik kroncong yang lebih dahulu berkembang. Ada budaya Jawa yang dilestarikan melalui syair-syair berbasa Jawa, melodi-melodi yang bernuansa Jawa dari karawitan. Musik Sunda dan sekitarnya di Propinsi Jawa Barat memiliki rasa yang sangat khas adalah bagian dari upacara-upacara sosial dan keagamaan masyarakatnya. Indonesia memiliki kekayaan budaya dan terutama musiknya seperti termasuk yang paling dikenal dunia seperti Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan Papua. 9. Fungsi Promosi Dagang Musik yang dikreasi untuk kepentingan promosi dagang kini banyak berkembang seiring dengan laju pertumbuhan iklan yang disiarkan melalui radio-radio siaran dan televisitelevisi swasta terutama di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Musik-musik iklan bisa saja dirancang oleh penciptanya secara baru, tetapi juga ada yang berbentuk penggalan lagu yang sudah ada, sudah populer, dan digemari segmen pasar yang dituju. 2.4 Analisis Wacana Kritis Ada beberapa pengertian tentang wacana. Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dikatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat yang bertautan sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu. Sementara itu, Harimurti Kridalaksana, mengemukakan: ”Wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki 50 gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.70 Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia,dsb.), paragraf atau kata yang membawa amanat yang lengkap. Menurut pendapat D. Maingueneau, mungkin sebaiknya digunakan istilah ”ujaran” untuk mengacu pada satuan bahasa yang merupakan realisasi dari ”tindak tutur”, bila ditinjau dalam lingkup ketat struktur linguistik, dan dipakai istilah wacana bila meninjaunya dari situasi komunikasinya (baik terdiri dari satu kata, satu kalimat maupun banyak kalimat, meskipun tidak banyak wacana yang terdiri dari satu kalimat saja). Pada penjelasan selanjutnya akan digunakan istilah wacana untuk satuan bahasa yang komunikatif, yaitu yang sedang menjalankan fungsinya. Ini berarti bahwa wacana arus mempunyai pesan yang jelas dan bersifat otonom, dapat berdiri sendiri. Berkat dukungan situasi komunikasinya, wacana tersebut dapat dipahami, meskipun tidak merupakan suatu kalimat yang lengkap. Dengan demikian, pemahaman wacana haruslah memperhitungkan konteks situasinya, karena hal itu mempengaruhi makna wacana. Pada umumnya, wacana tersusun dalam suatu struktur yang jelas. Wacana tidak mempunyai bentuk yang pasti, dapat terdiri dari satu kata saja, satu kalimat, satu paragraf, satu artikel, satu buku, juga dapat terdiri dari beberapa buku, bahkan juga satu bidang ilmu, misalnya wacana sastra, wacana politik, dan lain-lain. Apabila diperhatikan lebih dalam, pengertian wacana sebagai ”satuan bahasa yang komunikatif” menunjukkan bahwa yang penting di dalam wacana adalah kesatuan makna. Titik singgung dari analisis wacana adalah studi mengenai bahasa atau pemakaian bahasa. Bagaimana bahasa dipandang dalam analisis wacana. Ada tiga pandangan mengenai paradigma wacana yang diungkapkan A. S Hikamdalam buku Analisis Wacana karangan Eriyanto.71 Pandangan pertama diwakili oleh kaum positivisme-empiris. Menurutnya bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek di luar dirinya. Seluruh pengalamanpengalaman manusia dianggap dapat diekspresikan melalui penggunaan bahasa, tanpa ada kendala atau distorsi, sejauh ia dinyatakan dengan memakai pernyataan-pernyataan yang 70 Harimurti Kridalaksana,”Kamus Linguistik”,(Gramedia Pustaka Utama,1993) 71 Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. LKIS: Yogyakarta. 2009. Hlm 4-6 51 logis, sintaksis, dan memiliki hubungan dengan pengalaman empiris. Dalam kaitannya dengan analisis wacana, konsekuensi logis dalamdari pemahaman ini adalah orang tidak perlu mengetahui makna-makna subjektif atau nilai yang mendasari pernyataannya, karena yang dilihat adalah kebenaran ia memakai bahasa yang sesuaidengan kaidah sintaksis dan semantik. Oleh karena itu, tata bahasa, sintaksis adalah hal utama yang dilihat menurut pandangan ini. Pandangan kedua, disebut konstruktivisme. Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran fenomenologi. Aliran ini menolak pandangan empirisme atau positivismeyang memisahkan subjek dan objek bahasa. Bahasa tidak lagi dilihat sebagai tolok ukur kebenaran suatu realitas. Konstruktivisme menganggap subjek adalah faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. Subjek memiliki kemampuan untuk mengontrol maksud-maksud tertentu dalam wacana. Menurut pandangan ini, bahasa diatur dan dihidupkan oleh pernyataan-pernyataan yang bertujuan. Oleh karena itu, analisis wacana dilakukan untuk membongkar makna di dalam pernyataan. Pandangan ketiga disebut pandangan kritis. Pandangan ini hendak memprotes aliran sebelumnya dinilai kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Analisis wacana tidak dipusatkan kepada kebenaran atau ketidakbenaran struktur tata bahasa atau proses penafsiran seperti pada analisis konstruktivisme. Dalam analisis ini individu dianggap sebagai seseorang yang tidak netral, yang bisa dengan bebas melakukan penafsiran sesuai dengan pikirannya. Karena ia sangat dipengaruhi oleh keadaan dan kekuatan sosial lingkungan di masyarakat. Oleh karena itu analisis wacana digunakan untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa: batasan-batasan apa yang diperkenankan menjadi wacana, perspektif apa yang harus dipakai, topik apa yang dibicarakan. 2.5 Model Analisis Wacana Van Dijk 52 Sebenarnya banyak model analisis wacana yang dijadikan acuan. Namun dalam penelitian ini dipilih model analisis Van Dijk karena bisa diaplikasikan secara praktis. a. Teks Dimensi pertama dalam analisis ini adalah teks. Teks yang diteliti adalah struktur dari teks, yang bisa diamati dari elemen yang disusun oleh Van Dijk. berikut adalah struktur atau elemen 53 wacana Van Dijk.72 Struktur wacana Hal yang diamati Elemen Struktur Makro TEMATIK (Apa yang dikatakan?) Topik Superstruktur SKEMATIK (Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai?) Skema Struktur Mikro SEMANTIK (Makna yang ingin ditekankan dalam teks berita?) Latar, Detil, Maksud, Pra-anggapan, Nominalisasi Struktur Mikro SINTAKSIS (Bagaimana pendapat disampaikan?) bentuk kalimat, koherensi, kata ganti Struktur Mikro STILISTIK (Pilihan kata apa yang dipakai?) Leksikon Struktur Mikro RETORIS (Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan?) Grafis, Metafora, Ekspresi Gambar 2.2: Elemen Wacana Van Dijk 1. Tematik Tematisasi merupakan proses pengaturan tekstual yang diharapkan pembaca sedemikian sehingga dia dapat memberikan perhatian pada bagian-bagian terpenting dari isi teks, yaitu tema. Tema sering dikaitkan dengan topik. Topik secara teoritis dapat digambarkan sebagai dalil (proporsi), sebagai bagian dari informasi penting dari suatu wacana dan memainkan peranan penting sebagai pembentuk kesadaran sosial. Topik merupakan pesan inti yang hendak komunikator sampaikan (garis besar wacana). Van Dijk mendefinisikan 72 Ibid. Hlm. 228-229 54 topik sebagai struktur makro dari suatu wacana. Dari topik kita bisa mengetahui masalah dan solusi yang diambil komunikator. 2. Skematik Jika topik merupakan bentuk umum dari wacana, skematik merupakan bentuk umum dari teks. Skematik mungkin strategi dari komunikator untuk mendukung makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung. Skematik memberikan tekanan, mana informasi yang akan didahulukan atau sebaliknya sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. 3. Semantik Semantik dalam skema Van Dijk, yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antarproporsi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana, tetapi juga menggiring ke arah sisi tertentu dari suatu peristiwa. 4. Sintaksis Strategi penempatan sebuah prioritas informasi juga terdapat pada sintaksis (kalimat), dengan cara pemakaian kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kategori sintaksis yang spesifik, pemakaian kalimat aktif dan pasif, peletakan anak kalimat, pemakaian kalimat yang kompleks, dan sebagainya. Sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Salah satu strategi pada level semantic ini adalah dengan pemakaian koherensi. Koherensi akan ditampilkan melalui hubungan sebab akibat, bisa juga sebagai penjelas. Strategi pada level sintaksis 55 yang lain adalah dengan menggunakan bentuk kalimat. Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. 5. Stilistik Pusat perhatian stilistik adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Disini berarti style adalah bahasa. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan, pola prima, matra yang digunakan seorang sastrawan yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Kita bisa menduga seseorang dari gaya bahasa yang muncul karena kecenderungan seseorang tersebut yang secara konsisten memakai gaya bahasa tertentu. 6. Retoris Retoris memaparkan gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Misalnya dengan pemakaian yang berlebihan atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasif. Pemakaiannya diantaranya menggunakan gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (pemakaian kata-kata yang permulaannya sama bunyinya seperti sajak). Bentuk gaya retoris lainnya adalah ejekan (ironi) atau metanomi. Tujuannya untuk melebihkan suatu yang positif mengenai diri sendiri dan melebihkan keburukan pihak lawan. Strategi retoris diantaranya interaksi, yaitu bagaimana pembicara menempatkan atau memposisikan dirinya diantara khalayak (formal, santai, dsb). Strategi lainnya adalah ekspresi, untuk membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu dari teks yang disampaikan. Adapula strategi visual image, ditampilkan dalam penggambaran detil berbagai hal yang ingin ditonjolkan. 56 b. Kognisi Sosial Dimensi berikutnya yang menjadi bahan analisis adalah kognisi sosial. Dalam pandangannya, teks diasumsikan tidak mempunyai makna, karena makna terbentuk dari kognisi komunikator. Dalam kerangka analisis Van Dijk, perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial: kesadaran mental komunikator yang membentuk teks tersebut.73 Pertanyaan utama yang diajukan Van Dijk adalah bagaimana pembuat teks mendengar dan membaca peristiwa, bagaimana peristiwa tersebut dimengerti, dimaknai, ditampilkan dalam pikiran. Bagaimana peristiwa tersebut difokuskan, diseleksi dan disimpulkan dalam keseluruhan proses produksi teks.74 Wartawan mempunyai model untuk memahami peristiwa yang menjadi ide dalam pembuatan sebuah program acara televisi. Pertama seleksi, yang menunjukkan bagaimana sumber, peristiwa, informasi diseleksi. Kedua reproduksi, yakni bagaimana informasi yang dipilih itu digandakan atau tidak dipakai sama sekali. Ketiga penyimpulan, yaitu bagaimana realitas yang kompleks itu disimpulkan saat hendak menyimpulkannya. Terakhir adalah transformasi lokal, yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa akan ditampilkan.75 c. Analisis Sosial Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual untuk mengetahui bagaimana 73 Ibid. hal. 259 74 Ibid. hal. 267 75 Ibid. hal. 268-270 57 wacana tentang ssuatu hal diproduksi dan dikonstrkusi dalam masyarakat. Menurut Van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini ada dua poin yang penting:76 1. Praktik kekuasaan, didefinisikan sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya) untuk mengontrol kelompok lain. Selain control yang bersifat fisik, menurut Van Dijk kekuasaan juga berbentuk persuasif. Akses, Van Dijk memberi perhatian pada akses diantara masing-masing kelompok dalam masyarakat. Akses yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan untuk mengontrol kesadaran khalayak lebih besar, tetapi juga menentukan topik apa dan isi wacana yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan secara cermat dan sistematis fakta, gejala, fenomena, opini atau pendapat, sikap yang menggambarkan suatu kejadian. Penelitian ini berusaha menemukan berbagai faktor yang mempengaruhi suatu keadaan atau obyek yang di dalamnya terdapat upaya deskripsi, pencatatan, dan analisis. 76 Ibid. hal. 271-274 Penerapannya dalam penelitian ini adalah menggali dan menggambarkan wacana video dan lirik lagu “Consumed Future” dari band Dreamshade. Dalam penelitian deskriptif di mana penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan. Dalam hal ini peneliti hanya memaparkan situasi atau peristiwa untuk menemukan factor penyebab, tanpa harus mencari atau menjelaskan hubungan, dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggali berbagai hal yang mempengarui subyek yang diteliti. 3.2 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis wacana terhadap pesan yang disebarkan. Analisis wacana yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dipakai oleh Teun A. Van Dijk. Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktek produksi yang harus diamati.39 Analisis wacana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor atau tokoh, kelompok atau apapun) diinformasikan oleh media melalui penggunaan bahasa. Analisis wacana suatu metode analisis yang ditujukan untuk mengetahui prinsip-prinsip yang digunakan oleh komunikator dari perspektif mereka. Di sini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksikan dengan makna tertentu. Peristiwa dipahami dengan bentukan tertentu.40 Melalui berbagai karyanya Van Dijk membuat kerangka analisis wacana yang dapat didayagunakan. Van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur atau tingkatan, 39 Eriyanto, “Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media”, (Yogyakarta: LKIS, 2001), Hal 6-7 40 Ibid, Eriyanto, Hal. 3 58 59 yang masing-masing saling mendukung. Tingkatan tersebut antara lain adalah Struktur Makro, Superstruktur, dan Struktur Mikro. Penelitian ini mencoba menggali dan menemukan berbagai hal yang merupakan pewacanaan dari video dan lirik lagu “Consumed Future” dari band Dreamshade, sehingga dapat menjadi acuan dalam menganalisis wacana yang disampaikan lewat musik. Dengan kata lain penelitian ini ingin mengetahui praktik penyajian pesan melalui produk musik. 3.3 Unit Analisis Unit analisis merupakan satuan yang di teliti. Unit analisis dalam penelitian ini adalah audio-visual lagu “Consumed Future” dari band Dreamshade. Melalui penggambaran visualisasi video klip dan narasi dari lirik lagu tersebut menunjukan gambaran dunia pertelevisian yang selalu mengumbar mimpi bagi khalayaknya. Sehingga keberadaan video klip tersebut merupakan bentuk kritik dari berbagai realitas semu yang dihadirkan melalui televisi. 3.4 Definisi Konsep Berikut ini merupakan pengertian dari berbagai konsep yang digunakan dalam penelitian ini: a. Analisis Wacana: Harimurti Kridalaksana, mengemukakan: ”Wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.41 Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia,dsb.), paragraf atau kata yang membawa amanat yang lengkap. 41 Harimurti Kridalaksana,”Kamus Linguistik”,(Gramedia Pustaka Utama,1993) 2014 59 Seminar Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 60 b. Musik: musik juga dapat dipahami sebagai bahasa karena ia memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut Machlis (1963, 4) memahami musik sebagai bahasa emosi-emosi yang tujuannya sama seperti bahasa pada umumnya, yaitu untuk mengkomunikasikan pemahaman. Sebagai bahasa musik juga memiliki tata bahasa, sintaksis, dan retorika, namun tentunya musik merupakan bahasa yang berbeda.42 3.5 Fokus Penelitian Dalam penelitian ini fokus pengamatan berdasarkan elemen wacana menurut Van Dijk yang masing-masing elemen pengamatan atas wacana tersaji berikut ini: Struktur Wacana Struktur Makro Super Struktur Struktur Mikro Tabel 3.1 Elemen Wacana Van Dijk Unit yang Diamati Tematik Skematik Semantik Sintaksis Stilistik Retoris Elemen Topik Skema Latar, Detail, Maksud, Pra Anggapan, Nominalisasi Bentuk kalimat, Koherensi, Kata ganti Leksikon Grafis, Metafora, Ekspresi Untuk memperoleh gambaran elemen-elemen struktur wacana diatas, berikut penjelasannya:43 1. Tematik Secara harafia tema berarti ‘sesuatu yang telah diuraikan’ atau ‘sesuatu yang telah ditempatkan’. Kata ini berasal dari kata Yunani ‘Tithenai’ yang berarti menempatkan atau meletakan. Dilihat dari sebuah sudut tulisan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. Sebuah tema bukan merupakan hasil dari seperangkat elemen yang spesifik, melainkan wujud-wujud kesatuan yang dapat dilihat dalam teks atau bagi cara-cara yang dilalui agar beraneka kode dapat terkumpul dan 42 Op.Cit. Moh. Muttaqin. Hlm.4 43 Op.Cit. Eriyanto. Hlm. 228-229 2014 60 Seminar Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 61 koheren. Tematik merupakan proses pengaturan tekstual yang diharapkan pembaca sedemikian sehingga dapat memberikan perhatian pada bagian-bagian terpenting dari isi teks, yaitu tema. 2. Skematik Skematis atau superstruktur menggambarkan bentuk umum dari suatu teks. Bentuk wacana umum disusun dengan sejumlah kategori atau pembagian umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup dan sebagainya. Skematik mungkin merupakan strategi dari komunikator untuk mendukung makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung. Apakah informasi penting disampaikan di awal, atau pada kesimpulan bergantung pada makna yang didistribusikan dalam wacana. Dengan kata lain, struktur skematik memberikan tekanan bagian mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan bagian penting di bagian akhir agar terkesan kurang menonjol. 3. Sematik Hal terpenting dalam analisis wacana adalah makna yang ditunjukan oleh struktur teks. Dalam studi linguistik konvensional, maka kata dihubungkan dengan arti yang terdapat dalam kamus, sedangkan dalam analisis wacana, makna kata adalah praktik yang ingin dikomunikasikan sebagai suatu strategi. Dalam pengertian umum sematik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal maupun makna gratikal. Makna leksikal adalah makna unit semantik yang terkecil yang disebut leksem, sedangkan makna gramatikal adalah makna yang dibentuk dari penggabungan satuan-satuan kebahasaan. Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks seperti makna yang eksplisit ataupun implisit, 2014 61 Seminar Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 62 makna yang sengaja disembunyikan dan bagaimana orang menulis atau berbicara mengenai hal itu. Dengan kata lain, semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana tetapi juga menggiring ke arah sisi tertentu dari suatu peristiwa. 4. Sintaksis Sintaksis merupakan strategi untuk menampilkan diri secara positif dan lawan secara negatif, juga dilakukan dengan manipulasi politik dengan menggunakan sintaksis seperti pada pemakaian kata ganti, aturan kata, pemakaian kategori sintaksis yang spesifik, pemakaian kalimat aktif atau pasif, peletakan anak kalimat, pemakaian kalimat yang komplek dan sebagainya. 5. Stilistik Pusat perhatian stilistik adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Apa yang disebut gaya bahasa itu sesungguhnya terdapat dalam berbagai ragam bahasa, ragam lisan dan ragam tulis, ragam non-sastra, dan ragam sastra, karena gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentu untuk maksud tertentu. Akan tetapi secara tradisional gaya bahasa selalu ditautkan dengan teks sastra, khususnya sastra tertulis. 6. Retoris Strategi dalam level retoris disini adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan berhubungan erat dengan sebagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada khalayak. Pemakaiannya di antaranya dengan menggunakan gaya repetisi, aliterasi, sebagai suatu strategi untuk menarik perhatian atau untuk menekankan sisi tertentu agar diperhatikan oleh khalayak. Bentuk gaya retoris lain adalah ejekan dan mengenai diri sendiri dan melebihkan keburukan pihak lawan. Strategi retoris juga muncul dalam bentuk interaksi, yakni bagaimana pembicara menempatkan atau 2014 62 Seminar Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 63 memposisikan dirinya antara khalayak. Apakah memakai gaya formal, atau malah santai yang menunjukan kesan sebagaimana ia menampilkan dirinya. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan menurut sumber data adalah sebagai berikut: 3.6.1. Data Primer Data primer yaitu data peneliti yang diperoleh dari audio-visual video klip lagu “Consumed Future” dari band Dreamshade. Teknik pengumpulan data tahap awal dilakukan dengan melakukan observasi dan penulisan skrip tayangan tersebut. Tahap berikutnya melakukan pemeriksaan kesesuaian antara skrip dan tayangan yang ada. Data yang sudah dikumpulkan, dikategorikan berdasarkan kedekatan topik, langkah selanjutnya dianalisis sesuai dengan kerangka analisis Van Dijk untuk judul sinetron yang menjadi unit analisis. Observasi ulang dilakukan untuk memberikan beberapa catatan konteks-konteks teks (suara, intonasi, kata-kata, ekspresi, dan tampilan gambar) pada tayangan. Hal ini untuk melihat konteks teks, walaupun sebagian besar yang di skrip merupakan kata-kata (suara) dalam tayangan tersebut. 3.6.2 Data Sekunder Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh melalui pengumpulan informasi dari berbagai bentuk catatan baik buku, karya tulis ilmiah dan bentuk yang memungkinkan peneliti mendapatkan informasi tambahan untuk melengkapi penulisan penelitian ini. 3.7 Teknik Analisis Data 2014 63 Seminar Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 64 Eriyanto mengemukakan, analisis wacana secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok atau apapun) diinformasikan oleh media melalui penggunaan bahasa. Analisis wacana suatu metode analisis yang ditujukan untuk mengetahui prinsip-prinsip yang digunakan oleh komunikator dari perspektif mereka. Disini realitas sosial dimaknai dan dikontruksi dengan makna tertentu. Peristiwa dipahami dengan bentukan tertentu.44 Proses penelitian kualitatif dilakukan tidak secara linier, tetapi dilakukan secara singular, pada saat deskripsi data sekaligus dipahami makna tersembunyi dari apa yang dideskripsikan. Ketajaman dan ‘penjiwaan’ pada apa yang diteliti dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan secara intent dan tetap memikirkan secara intent, sehingga dapat menemukan dan bagaimana keterkaitan benang merah antar elemen yang ada. Proses analisis wacana ini secara pragmatis dilakukan dengan langkah; observasi pada pesan audio dan video dari lagu “Consumed Future” dari band Dreamshade yang telah dipilih, hasil observasi tersebut berupa teks atau skrip isi pesan verbal. Langkah berikutnya dilakukan analisis wacana dengan menggunakan kerangka analisis Van Dijk. Hasil analisis wacana tahap ini dipadukan dengan pesan visual dan pesan audio, sebagai bahan pembahasan. Berdasarkan penemuan tersebut baru ditarik kesimpulan-kesimpulan dan saran. Dalam penelitian kuantitatif instrumen penelitian berkaitan dengan sejauhmana suatu instrumen (alat ukur) mampu mengukur apa yang hendak diukur dan memiliki konsistensi apabila mengukur gejala yang sama pada waktu dan tempat yang berbeda. Disamping itu alat ukur yang memenuhi validitas reliabilitas tersebut juga harus digunakan dengan benar oleh peneliti sehingga diperoleh data yang benar. Instrumen penelitian yang valid dan reliabel apabila salah dalam pengumpulan data juga tidak menghasilkan kualitas data yang benar, apalagi validitas-reliabilitas tidak terpenuhi 44 Eriyanto, Op.Cit, Hal. 3 2014 64 Seminar Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 65 dan kualitas pengumpulan data juga tidak benar, maka tidak mungkin ada temuan penelitianjawaban permasalahan yang benar pula. Sedangkan dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian tersebut adalah peneliti sendiri, sehingga ‘validitas-reliabilitas peneliti’ seperti penguasaan teori, pemahaman obyek yang diteliti, penguasaan metode kualitatif, kepekaan, perhatian, kesiapan-kesiapan lain dalam penelitian dilapangan. Dalam penelitian ini keabsahan data dilakukan dengan standart dependabilitas dengan konsistensi peneliti dalam proses pengumpulan data, interpretasi dan analisis data. Diskusi secara intent dengan para dosen pembimbing juga dilakukan untuk mempertajam temuan penelitian. Daftar Pustaka Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. LKIS: Yogyakarta. 2009 Kridalaksana, Harimurti,”Kamus Linguistik”,(Gramedia Pustaka Utama,1993) Muttaqin, Moh.. 2008. Seni Musik Klasik. E-Book, Departemen Pendidikan Nasional. Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda Karya. Hlm: 144 Crematoria. wacana sejarah metal dan komunitas. Diakses pada tanggal 28-09-2013 melalui http://crematoriaofficial.blogspot.com/2013/01/wacana-sejarah-metal-dankomunitas.html Phyruhize. Band Rock Pertama di Dunia. Diakses pada tanggal 28-09-2013 melalui http://www.phyruhize.com/2012/07/band-rock-pertama-di-dunia.html Dark Lyric. Dreamshade Lyric. Di akses pada tanggal 15 oktober 2013 melalui http://www.darklyrics.com/lyrics/dreamshade/thegiftoflife.html 2014 65 Seminar Media Christina Arsi Lestari, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id