Unduh fulltext - STIKES Rajawali

advertisement
Jurnal Kesehatan Stikes Satriya Bhakti Nganjuk, Vol. 2 No. 1, Desember 2014
PENGARUH PEMBERIAN POSISI TERHADAP NILAI TIDAL VOLUME
Budi Rustandi1, Sari Fatimah2, Titin Mulyati3
1
Dosen STIKes Rajawali Bandung, Mahasiswa Magister Keperawatan Unpad Bandung
Dosen Magister Keperawatan Unpad Bandung
3
Kepala Ruang GICU RSUP Hasan Sadikin Bandung
2
ABSTRAK
Pengaturan posisi bertujuan untuk mengutamakan kenyamanan pasien,
mencegah
pembentukan ulkus akibat tekanan serta mengurangi kejadian trombosis vena dalam, emboli paru,
atelektasis dan pneumonia. Posisi yang diberikan adalah HOB, lateral kiri dan kanan diikuti oleh
posisi tubuh lain seperti terlentang atau posisi semi telentang. Posisi tersebut dapat mempengaruhi
perubahan tidal volume karena adanya resistensi atau terbatasnya pengembangan paru sehingga
status oksigenasi dan hemodinamik berubah. Pasien yang terpasang ventilasi mekanik dengan mode
CPAP memaksa pasien untuk berusaha bernapas secara mandiri tanpa bantuan dari ventilator
sehingga monitoring tidal volume pada berbagai posisi perlu dilakukan secara ketat. Monitoring
tidal volume dilihat pada monitor ventilator. Nilai tidal volume pada posisi lateral akan
meningkatkan resistensi karena salah satu paru berada pada posisi tergantung yang menyebabkan
pegembangan paru terbatas. Kondisi ini jika tidak di perhatikan dapat menyebabkan kondisi pasien
lebih buruk sampai terjadi hipoksia. Metode. Tujuan dari literature review untuk mengetahui
pengaruh posisi terhadap nilai tidal volume. Penelusuran EBSCO, NCBI dan Cochrane Database
dilakukan untuk mendapatkan sumber-sumber artikel dan jurnal yang sesuai. Hasil. Posisi dapat
memberikan manfaat terapeutik untuk mencegah terjadinya ulkus akibat tekanan serta mengurangi
kejadian trombosis vena dalam, emboli paru, atelektasis dan pneumonia. Posisi yang diberikan pada
pasien adalah HOB, lateral kanan dan kiri. Pada posisi lateral menyebabkan dinamika komplians
paru dan dead space menjadi lebih rendah dan resistensi paru lebih tinggi pada paru
yang dependent dibanding yang nondependent. Meskipun begitu dinamika komplians total paru
berkurang dan pengurangan terjadi meskipun pernapasan terkontrol atau spontan. Penurunan ini
bersifat progresif dan mungkin disebabkan oleh timbulnya atelektasis pada paru dependent dan
overdistensi dari paru yang nondependent. Kesimpulan. Nilai tidal volume posisi HOB elevation
30 lebih baik dari posisi lateral (Jurnal Kesehatan, Vol. 2 (I), hal. 36-43; 2014)
Kata kunci: posisi, tidal volume, ventilasi mekanik
PENDAHULUAN
Jalur mekanisme pertahanan normal,
sering terhenti ketika terpasang ventilasi
mekanik, penurunan mobilitas dan juga
gangguan reflek batuk dapat menyebabkan
infeksi pada paru-paru (Smeltzer, Bare,
Hinkle, Cheever, 2008)Pengaturan posisi
pasien merupakan salah satu komponen
penting dalam melakukan perawatan di unit
intensif. Kondisi tersebut diyakini dapat
36
mempengaruhi morbiditas dan mortalitas
pasien kritis (Dillon, Munhro, & Grap, 2002).
Pengaturan posisi pasien secara rutin di unit
perawatan intensif (ICU) bertujuan untuk
mengutamakan
kenyamanan,
mencegah
pembentukan ulkus akibat tekanan serta
mengurangi kejadian trombosis vena dalam,
emboli paru, atelektasis dan pneumonia
(Banasik 2001; Keller 2002; Krishnagopalan
2002; Nielsen 2003; Schallom 2005)
Jurnal Kesehatan Stikes Satriya Bhakti Nganjuk, Vol. 2 No. 1, Desember 2014
Pengaturan
posisi
biasanya
dengan
memindahkan pasien antara lateral kanan dan
kiri diikuti oleh posisi tubuh lain seperti
terlentang atau posisi semi telentang (Kim
2002; Shively 1988). Beberpa posisi tubuh
dapat mempengaruhi pengembagan paru dan
dinding thorax. Volume paru dan pertukaran
gas dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi
(Ignativicius & Workman, 2006).
Ukuran volume paru-paru digambarkan
oleh aliran udara yang masuk dan keluar
selama proses respirasi, kondisi tersebut biasa
disebut sebagai tidal volume (Hudak & Gallo,
2005). Proses inspirasi dibutuhkan dalam
usaha mencapai tidal volume yang optimal.
Selama proses inspirasi, volume thorax
bertambah besar karena diafraghma turun dan
iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot.
Thorax mengalami pembesaran ke tiga arah;
anteroposterior, lateral dan vertical (Price &
Wilson, 2012)
Faktor ekstrapulmonal yang memiliki
kontribusi dalam meningkatkan tekanan
puncak inspirasi (Peak Inspiratory Pressure)
adalah pengembangan dinding thorax. Kondisi
yang dapat mengganggu ekspansi dinding
thorax, diantaranya adalah distensi abdomen,
penekanan rongga thorax dan kekuatan
kontraksi otot abdomen. Keadaan tersebut
dapat menyebabkan meningkatnya tekanan
puncak inspirasi. (Grossbach, chlan, & Tracy,
2011). Berkurangnya daya kembang dinding
thorak dapat ditemui pada obesitas,
peregangan abdomen dan perubahan bentuk
tulang rangka dada, misalnya pada kasus
kifoskoliosis (Price & Wilson, 2012). Paruparu akan mengalami kesulitan pada saat
inspirasi jika daya kembang dinding thorax
menurun
Hubungan posisi secara mekanik dengan
terbatasnnya gerakan dada dapat membatasi
pengembangan paru dan menyebabkan
berkurangnya volume paru. Pada subjek sehat
yang sadar, kapasitas vital pada posisi lateral
menurun hingga 10% jika dibandingkan
dengan posisi duduk. Penurunan yang lebih
besar dapat dilihat pada penggunaan posisi rest
kedney,
dimana
fleksi truncal dapat
menyebabkan penurunan kapasitas vital
hingga 15%. Penurunan ini disebabkan
terbatasnya pergerakan dinding dada dan
gangguan
pergerakan
hemidiafragma
ipsilateral. Tidal volume dapat berkurang
hingga 14%. Pada orang dewasa yang sadar,
penurunan fungsional residual capacity (FRC)
yang hampir sebesar 16% dapat dilihat ketika
subjek berubah posisi dari posisi duduk ke
posisi lateral.
Kondisi
intrapulmonal
dan
ekstrapulmonal pasien dapat mempengaruhi
besarnya tidal volume yang akan berikan oleh
ventilasi mekanik kecuali pada seting volume
control, tidal volume akan konstan akan tetapi
peak pressure berpariasi. Kemampuan paru
dan dinding thorax dalam melakukan ekspansi
dapat menentukan jumlah tidal volume yang
diberikan. Penurunan ekspansi dinding thorak
menyebabkan kebutuhan terhadap tekanan
untuk memasukan volume udara inspirasi
menjadi lebih tinggi, termasuk penyakit paru
yang diakibatkan oleh berbagai kondisi
termasuk atelektasi, edema pulmo, fibrosis dan
pneumonia (Marino, 2007).
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat
terjadinya suatu fenomena dimana pentingnya
pemberian posisi HOB elevation, lateral kiri,
lateral kanan. Pentingnya observasi tidal
volume pada pasien terpasang ventilasi
mekanik pada posisi lateral kiri dan kanan
sehubungan
dengan
keterbatasan
pengembangan thoraks. monitoring tidal
volume untuk mengetahui secara cepat
perubahan
status
oksigenasi
dan
hemodinamik.
Pengaturan posisi perlu
dipertimbangkan
untuk
mencegah
pembentukan ulkus akibat tekanan serta
mengurangi kejadian trombosis vena dalam,
emboli paru, atelektasis dan pneumonia .
37
Jurnal Kesehatan Stikes Satriya Bhakti Nganjuk, Vol. 2 No. 1, Desember 2014
METODE
Tujuan dari literature review ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian posisi
terhadap niali tidal volume. Penelusuran
EBSCO, NCBI dan Cochrane Database
dilakukan untuk mendapatkan sumber-sumber
artikel dan jurnal yang sesuai.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Definisi tidal volume
Tidal volume (TV) adalah volume udara
yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali
bernafas normal; besarnya antara 5-15
ml/kgBB atau kira-kira 500 ml pada rata-rata
orang dewasa muda (Guyton & Hall, 2001).
Ruang rugi adalah bagian dari tidal volume
yang tidak berpartisipasi dalam pertukaran
gas alveoli. Ruang rugi (diukur dalam ml)
terdiri dari udara dalam jalan nafas (area mati
anatomis) ditambah volume udara alveolar
yang tidak terlibat dalam pertukaran gas (area
mati fisiologis; misalnya udara tak diperfusi
dalam alveolus karena embolisme paru
(Hudak & Gallo, 2010).
Pengukuran volume menunjukan jumlah
udara dalam paru-paru selama beberapa waktu
dalam berbagai siklus pernafasan. Tiap
volume tidak dapat dibagi kedalam bagian
yang lebih kecil, karena ini volume
merupakan bagian yang menunjukan unit
dasar (Hudak & Gallo, 2010). Marino (2007)
menyebutkan
bahwa
peningkatan dan
penurunan resistensi jalan nafas, penururnan
compliance paru dan faktor-faktor yang
membuat
dinding
thorax
mengalami
gangguan dalam melakukan ekspansi paru
dapat menyebabkan
tingginya kebutuhan
terhadap tekanan untuk memasukan tidal
volume
Faktor yang mempengaruhi tidal volume
1.
38
Faktor intrapulmonal:
1) Edema pulmo
2.
2) Pneumonia
3) Ateletaksis
4) Pneumothorak
Faktor ekstrapulmonal:
1) Posisi
2) Kekuatan kontraksi abdomen
3) Intraabdominal pressure
4) Kelainan bentuk dinding thorak
Faktor
resfirasi
yang
mempengaruhi
proses
1.
Ventilasi
Yang paling penting dalam sistem
ventilasi paru adalah terus menerus
memperbaharui udara dalam area pertukaran
gas paru, dimana udara dan darah paru saling
berdekatan. Yang termasuk area-area ini
adalah alveoli, kantong alveolus, duktus
alveolaris, bronkiolus respiratorius. Kecepatan
udara baru yang masuk pada erea ini disebut
ventilasi alveolus. Namun, anehnya, selama
pernafasan normal dan tenang, volume tidal
hanya cukup untuk mengisi saluran nafas
bagian bawah sampai bronkiolus terminalis,
dengan hanya sebagian kecil udara inspirasi
yang masuk ke dalam alveoli. Oleh karena itu,
udara yang baru ini bergerak dari bronkiolus
terminalis ke dalam alveoli melalui jarak yang
pendek adalah dengan cara difusi (Guyton &
Hall, 2001).
2.
Volume paru dan kapasitas paru
Pengukuran volume menunjukan jumlah
udara dalam paru-paru selama beberapa waktu
dalam berbagai siklus pernafasan. Tiap volume
tidak dapat dibagi kedalam bagian yang lebih
kecil, karena ini volume merupakan bagian
yang menunjukan unit dasar (Hudak & Gallo,
2010), terdiri dari tidal volume, volume
cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi
dan volume residu.
3.
Rekoil elastis
Elastisitas adalah kembalinya bentuk asli
setelah perubahan karena kekuatan dari luar.
Jurnal Kesehatan Stikes Satriya Bhakti Nganjuk, Vol. 2 No. 1, Desember 2014
Paru-paru dan dada bersifat elastis,
memerlukan energi untuk bergerak tetapi
dapat dengan cepat kembali kedalam bentuk
awalnya pada saat kondisi energi tidak
mencukupi lagi. Kondisi ini diperkirakan
kurang lebih 70 persen ekspansi dan kontraksi
paru-paru diselesaikan olah perubahan ukuran
anteroposterior dan kurang lebih 30 persen
dicapai melalui perubahan panjang karena
gerakan diafragma.
4.
Komplain
Paru-paru dan toraxs mempunyai
karakteristik
elastic
dan
menunjukan
kemampuan mengembang. Kemampuan ini
disebut compliance yang merupakan ukuran
dari
elastisitas
paru-paru.
Komplain
ditunjukkan sebagai peningkatan volume
dalam paru-paru untuk tiap unit peningkatan
tekanan intra alveolar. Komplain paru-paru
total normal, pada kedua paru-paru dan torak
adalah 0,13 L/cm tekanan air. Dengan kata
lain tiap waktu tekanan ditingkatkan sampai
jumlah tertentu untuk meningkatkan tinggi
kolom air 1 cm, pengembangan paru-paru
dengan volume 130 ml.
5.
Tekanan
Udara yang ditangkap jalan nafas adalah
campuran terutama nitrogen dan oksigen dan
sejumlah kecil karbondioksida dan uap air.
Molekul dari berbagai gas bekerja bagai dalam
larutan dan menunjukan gerakan seperti bijibijian. Namun demikian campuran gas-gas
seperti udara mempunai semua jenis molekul
bahkan disebar melalui volume yang ada.
Karena pelepasan molekul ini konstan, volume
gas menimbulkan tekanan pada dinding
penampung. Tekanan ini dapat didefinisikan
sebagai kekuatan dengan mana gas atau
campuran gas berusaha untuk bergerak dari
batas lingkungan yang ada.
6.
Ruang rugi
Pada orang dewasa dalam posisi tegak,
kekuatan gravitasi dapat meningkatkan
tekanan intra pleural pada dasar paru-paru.
Kondisi tersebut mengakibatkan
makin
banyak pertukaran udara terjadi pada bagian
atas dibandingkan pada area dasar paru-paru.
Seiring dengan kondisi tersebut, pada berbagai
posisi tubuh kekuatan gravitasi meningkatkan
jumlah upaya yang dibutuhkan untuk ventilasi
pada bagian paru-paru yang tergantung.
Kondisi ini menyebabkan pertukaran dalam
ventilasi pada bagian ini menurun dan ventilasi
lain dari area yang kurang tergantung
meningkat
Pengaruh Posisi Terhadap Tidal Volume
Pengaturan
posisi
semi
fowler
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
pernafasan, mencegah aspirasi, meningkatkan
kenyamanan. Pengaturan posisi semi fowler
adalah dengan menaikkan kepala tempat tidur
sebesar 30 sampai 90 , pasien berada dalam
posisi setengah duduk dan lutut sedikit
difleksikan (Smith-Temple & Johnson, 2011).
Peningkatan tekanan thorak akan
menyebabkan perbedaan tekanan antara vena
perifer dan jantung. Hal tersebut menyebabkan
aliran balik vena meningkat selama inspirasi.
Makin besar kemampuan inspirasi, makin
besar efeknya. Bernafas yang dalam dan
sering, seperti pada saat melakukan latihan,
membantu darah mengalir dari vena perifer ke
jantung (Vander, Sherman, Luciano, 2001).
Terdapat variasi pada posisi HOB
dalam setiap tingkatannya, dimana nilai RSBI
pada semi fowler 30 derajat merupakan rerata
terbaik
sehubungan
dengan
stabilitas
hemodinamik
dibandingkan
dengan
semifowler 15 dan 45 derajat. Pada posisi
semifowler 15 derajat terjadi desak ruang
rongga abdomen yang menyebabkan tidal
volume menurun sehingga nilai rerata RSBI
meningkat, sedangkan pada semifowler 45
derajat meskipun tidal volume meningkat
namun peningkatan tersebut menyebabkan
meningkatnya tekanan intra thorax sehingga
39
Jurnal Kesehatan Stikes Satriya Bhakti Nganjuk, Vol. 2 No. 1, Desember 2014
venous return menurun sehingga tubuh
melakukan kompensasi yang ditandai dengan
meningkatnya nilai RSBI (Taryono, 2013)
Lebih lanjut dalam penelitian Burns et
al. (1994) menyebutkan bahwa terjadi
penurunan frekuensi pernafasan pada pasien
dengan intubasi yang diberikan posisi backrest
elevation 45 dibandingkan 90 derajat, namun
tidak terdapat perbedaan tidal volume pada
kedua besar sudut backrest elevation tersebut.
Hubungan perubahan posisi secara mekanik
dengan terbatasnnya gerakan dada dapat
membatasi
pengembangan
paru
dan
menyebabkan berkurangnya volume paru.
Pada posisi lateral terbatasnya pergerakan
dinding dada dan gangguan pergerakan
hemidiafragma
ipsilateral
dapat
mempengaruhi perubahan nilai tidal volume
(Benumof, 2000).
Menurt Benumof, (2000)Selain itu
terdapat
gambaran
perubahan
nilai
hemodinamik pada posisi dari supine ke posisi
lateral. Perubahan akan pada posisi lateral
terjadi akibat pengisian vena pada ekstremitas
yang bersangkutan nampak terganggu. Venous
return dapat berkurang karena kinking vena
kava inferior. Dekatnya vena kava inferior ke
bagian kanan memudahkan penekanan oleh
ginjal. Hal ini dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah yang lebih besar daripada posisi
lateral kiri
Seperti semua posisi yang lain,
hubungan posisi secara mekanik dengan
terbatasnnya gerakan dada dapat membatasi
pengembangan paru dan menyebabkan
berkurangnya volume paru. Pada subjek sehat
yang sadar, kapasitas vital pada posisi lateral
menurun hingga 10% jika dibandingkan
dengan posisi duduk. Penurunan yang lebih
besar dapat dilihat pada penggunaan posisi
ginjal,
dimana
fleksi truncal dapat
menyebabkan penurunan kapasitas vital
hingga 15%. Penurunan ini disebabkan
terbatasnya pergerakan dinding dada dan
40
gangguan
pergerakan
hemidiafragma
ipsilateral. Tidal volume dapat berkurang
hingga 14%. Pada orang dewasa yang sadar,
penurunan FRC yang hampir sebesar 16%
dapat dilihat ketika subjek berubah posisi dari
posisi duduk ke posisi lateral. Penurunan ini
hampir sama besar dengan posisi prone tetapi
kurang bila dibandingkan dengan penurunan
FRC pada posisi supine (28% ). (Benumof,
2000).
Berdasarkan hasil penelitian Porto EF
et al. menemukan adanya korelasi negatif
antara nilai rata-rata akhir tekanan ekspirasi
positif dan kepatuhan sistem pernapasan (r =
0,59, p = 0,002). FiO2 yang diberikan adalah
0,6 untuk lateral dekubitus dan 0,5 untuk
terlentang dan posisi duduk (p = 0.049).
Perubahan posisi pasien dengan terpasang
ventilasi mekanik invasif menyebabkan osilasi
kepatuhan paru, tidal volume dan saturasi O2.
Fungsi paru lebih baik pada posisi duduk
daripada posisi yang lain. Hasil pengamatan
didapatkan bahwa nilai tidal volume lebih
besar dalam posisi duduk daripada posisi
dorsal maupun lateral dekubitus (p = 0,001).
Hal ini terkait dengan kepatuhan pada sistem
pernapasan, yang merupakan ukuran dari
elastisitas dan ketahanan terhadap perubahan
ketika menghadapi setiap hambatan. Hal itu
juga terlihat bahwa aliran paru yang lebih
rendah dalam dorsal decubitus dibanding pada
posisi lateral dan duduk (p = 0,044). Kondisi
ini mungkin disebabkan oleh kompresi
mekanik yang lebih besar pada daerah dada
pada posisi dorsal decubitus, sehingga
mengurangi aliran pernapasan.
Schellongowski P, at all, (2007)
menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa
Posisi Lateral yang curam merusak kepatuhan
pada sistem pernapasan. Posisi lateral yang
curam dan berkepanjangan tidak membawa
manfaat
terhadap
oksigenasi
atau
hemodinamik. Respon individu dengan posisi
yang berbeda tidak dapat diprediksi. Jadi Jeda
Jurnal Kesehatan Stikes Satriya Bhakti Nganjuk, Vol. 2 No. 1, Desember 2014
pada posisi yang ekstrim harus sesingkat
mungkin
Peran Perawat
Peran perawat dalam merawat pasien
dengan ventilasi mekanik dengan mode CPAP
terutama dalam melakukan perubahan posisi
adalah tetap waspada
untuk mencegah
terjadinya perubahan respon hemodinamik
yang mengindikasikan adana perubahan nilai
tidal volume yang dapat menyebabkan
terjadinya hipoksia. Pasien yang mengalami
peningkatan tekanan puncak inspirasi (Peak
Inspiratory Pressure) perlu dimonitoring
ketat. Kondisi tersebut sebagai akibat
terbatasnya ekspansi dinding thorax, seperti
distensi abdomen, penekanan rongga thorax
dan kekuatan kontraksi otot abdomen.
(Grossbach, chlan, & Tracy, 2011).
Berkurangnya daya kembang dinding thorak
dapat ditemui pada obesitas, peregangan
abdomen dan perubahan bentuk tulang rangka
dada, misalnya pada kasus kifoskoliosis
(Price & Wilson, 2012). Paru-paru akan
mengalami kesulitan pada saat inspirasi jika
daya kembang dinding thorax menurun.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa posisi mempengaruhi nilai
tidal volume pada pasien terpasang ventilasi
mekanik terutama dengan mode CPAP. Nilai
tidal volume pada posisi HOB elevation 30
menunjukan nilai lebih baik dibandingkan
posisi lateral. Presentase status oksigenasi
pada posisi HOB elevation dan posisi lateral
berdasarkan hasil penelitian memberikan hasil
yang bervariasi pada beberapa penelitian,
sehingga perlu dilakukan lagi beberapa
penelitian replikatif untuk mempertegas
pengaruh posisi nilai tidal volume. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
perawat dalam melakukan mobilisasi pada
pasien dengan ventilasi mekanik dengan usaha
pernapasan mandiri di ruang intensif.
REFERENSI
Alimul, A.A. (2006). Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta, Salemba
Medika.
Ballew, C. (2011). Factors Associated With
The Level Of Backrest Elevation in A
Thoracic Cardiovascular Intensive Care
Unit. American Journal of Critical Care,
10
(5),
395-399.
doi:
http://dx.doi.org/10.4037/ajcc2011884.
Benumof J.L. (2000).Scientific Principles
Physiology and Anesthesia Respiratory
Physiology and Respiratory Fungtion
During Anesthesi. Willians & Wilkins.
Inc. Lippincott Company.
Benumof J.L. (2000).Physiology of The
Lateral Decubital Position. Willians &
Wilkins. Inc. Lippincott Company
Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., Erb. G.
(2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan
Klinik.
Jakarta,
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC.
Bulechek, G.M. et al. (2013). Nursing
Intervention Classification (NIC). United
Stated of America, Elsevier Inc.
Chulay, M. and S. M. Burns (2006). Essensial
Of Critical Care Nursing. United States
of
America,
The
McGraw-Hill
Companies.
Cortes, G.A., Dries, D.J., Marini, J.J. (2012).
Annual Update in Intensive Care and
Emergency Medicine: Position and the
Compromised Respiratory System. New
York, Springer.
Debora, O. (2011). Proses Keperawatan dan
Pemeriksaan Fisik. Jakarta, Salemba
Medika.
Departemen Kesehatan RI, (2006). Standar
Pelayanan Keperawatan di ICU.
Dharma, K. K. (2011). Metodelogi Penelitian
Keperawatan: Panduan Melaksanakan
dan Menerapkan Hasil Penelitian.
Jakarta, Trans Info Media.
41
Jurnal Kesehatan Stikes Satriya Bhakti Nganjuk, Vol. 2 No. 1, Desember 2014
Dillon, A., Munro, C.L., Grap M.J. (2002).
Nurses' Accuracy in Estimating Backrest
Elevation. American Journal of Critical
Care, 11, 34-37.
Fink, M. P., Abraham, E., Vincent, J.,
Kochanek, P.M. (2005). Textbook of
Critical Care. Philadelphia, Elsevier
Saunder.
Ganong, W. F. (2005). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Grap, M. J. (2009). Not-So-Trivial Pursuit:
Mechanical Ventilation Risk Reduction.
American Journal of Critical Care, 18,
299-309. doi: 10.4037/ajcc2009724.
Grossbach, I., Chlan, L., Tracy, M.F. (2011).
Overview of Mechanical Ventilatory
Support and Management of Patient and
Ventilator-Related Responses. Critical
Care
Nurse,
31,
30-44.
doi:
10.4037/ccn2011595.
Hammell, G. L. (2011) Critical Review: The
effects of left lateral body positioning on
GERD, during feeding and post-feeding
of the preterm infant The University of
Western Ontario.
Hewitt, Bucknall, Tracey K. and David (2009),
Lateral Positioning For Critically Ill
Adult Patients, Cochrane database of
systematic reviews, no. 3, pp. 1-13
Hudak C.M. & Gallo B.M. (2010). Critical
Care Nursing: A Holistic Approach.
Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
Ignatavicius, D.D. & Workman, M.L. (2006)
Medical Surgical Nursing: Critical
Thinking for Collaborative Care.
Philadelphia, Elsevier.
Kementerian
Kesehatan
RI,
(2011).
Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya
Kesehatan
tentang
Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive
Care Unit (ICU) di Rumah Sakit.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., Snyder, S.J.
(2011). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik.
Jakarta,
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC.
42
LeMone, P. & Burke, K. (2008). MedicalSurgical Nursing: Critical Thinking in
Client Care. United Stated, Pearson
Prentice Hall.
Marino, P.L. (2007). The ICU Book.
Philadelphia, Lippincott Williams &
Wilkins.
Menteri Kesehatan RI, (2010). Keputusan
Menteri Kesehatan RI tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan High Care
Unit (HCU) di Rumah Sakit.
Morton, P.G., Fontaine, D., Hudak, C.M.,
Gallo, B.M. (2013). Keperawatan Kritis:
Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Morton, P.G. & Fontaine, D.K. (2009).
Critical Care Nursing: A Holistic
Approach. Philadelphia, Lippincott
William & Wilkin. Volume 1.
Muharriza (2012). Pengaruh Pengaturan Sudut
Backrest Elevation terhadap Ekspansi
Dinding Thorak Pasien dengan Ventilasi
Mekanik di Ruang GICU RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung. Program
Pascasarjana, Bandung, Universitas
Padjadjaran.
Shah, D.S., Desai, A.R., & Gohil, N. (2012). A
Comparision of Effect of Semi Fowler’s
VS Side Lying Position on Tidal
Volume and Pulse Oxymetry in ICU
Patiens. Innovative Jounal of Medical
and Health Science, 2, 81 -85
Park H.Y., Park K.Y. (2002) Blood Pressure
Variation on Each Measuring Site in the
Right Lateral Position. Journal of
Korean Academy of Nursing (2002) Vol.
32, No. 7
Perry, A.N., Peterson, V.R., Potter, P.A.
(2005). Buku Saku Keterampilan dan
Prosedur Dasar. Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Pilbeam, S.P. (1998). Mechanical Ventilation:
Physiological and Clinical Application.
Philadelphia, Mosby, Inc.
Jurnal Kesehatan Stikes Satriya Bhakti Nganjuk, Vol. 2 No. 1, Desember 2014
Polit, D. F. & Beck C.T. (2004). Nursing
Research: Principles and Methods.
Philadelphia, Lippincott Williams &
Wilkins.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik. Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Price, S. A. and Wilson L.M. (2012).
Patofisiologi: Konsep Klinis Prosesproses Penyakit. Jakarta, Penerbit Buku
Kedookteran EGC.
Rab, T. (2007). Agenda Gawat Darurat
(Critical Care), jilid 1. Bandung, P.T.
Alumni Bandung.
Schumacher and Chernecky (2010). Critical
Care &
Emergency Nursing. US,
Elsevier.
Urden, L. D., Stacy, K.M., Lough, M.E. et al.
(2010). Critical Care Nursing. USA,
Mosby Elsevier.
Vander, A., Sherman, J., Luciano, D. (2001).
Human Physiology: The Mechanism of
Body Function. New York, McGrawHill Companies, Inc.
Wauters, J. & Wilmer, A. (2007). Noosa, 2
Years Later… A Critical Analysis of
Recent Literature. Acta Clinica Belgica,
62, Supplement 1, 33-43.
WHO (2005). Pedoman Perawatan Pasien.
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wip, C. & Napolitano, L. (2009). Bundles to
Prevent
Ventilator-Associated
Pneumonia: How Valuable Are They?.
Curr Opin Infect Dis., 22(2):159-66, doi:
10.1097/QCO.0b013e3283295e7b.
Seeley, R.R., Stephens, T.D., Tate, P. (2003).
Anatomy & Physiology. New York,
Mcgraw-Hill Companies.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L.,
Cheever, K.H. (2008). Brunner &
Suddarth’s Textbook of Medical Surgical
Nursing.
Philadelphia,
Lippincott
Williams & Wilkins.
Smith-Temple, J. & Johnson, J.Y. (2010).
Buku
Saku
Prosedur
Klinis
Keperawatan. Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sole, M.L., Klein, D.G., Moseley, M.J. (2013).
Introduction to Critical Care Nursing.
Missouri, Elsevier Saunder.
Sugiyono (2012). Statistika untuk Penelitian.
Bandung, Alfabeta.
Taryono, Y. (2013). Perbandingan Nilai Rapid
Shallow Breathing Index Pada Semi
Fowler 15o, 30o dan 45o Pasien Dengan
Gagal Napas Akut Yang Terpasang
Ventilator di Ruang GICU RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung. Program
Pascasarjana,
Jakarta,
Universitas
Indonesia
Thomas, J. & Monaghan, T. (2012). Buku
Saku Oxford: Pemeriksaan Fisik &
Ketrampilan Praktis. Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
43
Download