Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober

advertisement
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERINTEGRASI KEARIFAN
LOKAL MEMBUAT MINYAK LALA UNTUK MELATIH
KARAKTER SANGGAM
Dewinta Oktaviana, Sri Hartini, dan Misbah
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
[email protected]
Abstrak: Tidak tersedianya modul fisika yang memuat kaitan antara materi fisika dengan
kearifan lokal melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini. Oleh sebab itu, dilakukan
penelitian pengembangan modul fisika materi suhu dan kalor berintegrasi kearifan lokal
membuat minyak lala untuk melatih karakter sanggam. Tujuan dari penelitian ini yaitu
mendeskripsikan kelayakan modul fisika materi suhu dan kalor berintegrasi kearifan lokal
yang layak untuk digunakan pada pembelajaran, dengan tujuan khususnya yaitu
mendeskripsikan validitas modul fisika, kepraktisan modul fisika, efektivitas modul
fisika, dan pencapaian karakter sanggam. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Subjek ujicoba
adalah siswa kelas X-2 di SMA Negeri 2 Paringin. Data diperoleh melalui lembar
validasi, angket respon siswa, tes hasil belajar, dan lembar observasi karakter. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) validasi berupa isi dan tampilan modul berkategori
cukup valid dengan nilai yaitu 79,41% dan 78,20%, (2) kepraktisan modul berkategori
praktis dengan skor rerata 3,18, (3) efektivitas modul berkategori tinggi dengan skor Ngain yaitu 0,89, dan (4) pencapaian karakter sanggam berkategori baik dengan skor rerata
yaitu 3,61. Simpulan penelitian adalah bahwa modul fisika berintegrasi kearifan lokal
pembuatan minyak lala layak digunakan dalam pembelajaran.
Kata Kunci:
Modul fisika, kearifan lokal, sanggam.
Abstract: There is no physics module that contain between physisc and local wisdom,
becomes the background of this research. It is also the reason why the research is
conducted to develop physics module with local wisdom of making “minyak lala” to
exercise “sanggam” character. This research aimed to describe the appropriateness of
physics module of temperature and heat material that interacted with local wisdom which
was suitable to use in learning activity, with the special purposes of describing physics
module validity, practicality of physics module, effectiveness of physics module, and
achievement of “sanggam” character. This research was the development study by using
ADDIE development model. The samples of the subject were students in X-2 class in SMA
Negeri 2 Paringin. The data was obtained from sheet validation, questioner of student’s
response, the learning outcome, the sheet of character observation. The result of the
research showed that: (1) the validation of the contain and view of the module was valid
enough with the score of 79,42% and 78,20%, (2) the module practicality categorized
practice with the average score of 3,18, (3) the effectiveness module had high category
with N-gain score 0.89, and (4) the achievement of “sanggam” character was good
character with the average score of 3,61. The conclusion of this research is physics
module that interact with local wisdom of making “minyak lala” is appropriate to use in
learning activity.
Keywords:
physics module, local wisdom, “sanggam”.
272
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
PENDAHULUAN
Pendidikan
harus
dapat
merupakan
bagian
dari
Provinsi
Kalimantan
Selatan.
Masyarakat
di
diwujudkan dengan suasana serta proses
Kabupaten Balangan masih sangat kuat
pembelajaran
agar
menjunjung adat istiadat dan kearifan
membuat siswa dapat menumbuhkan
lokal yang menjadi ciri khas daerah
potensi diri serta karakter dalam dirinya
tersebut.
yang
kondusif
Berdasarkan
dengan usaha yang sadar dan terencana.
hasil
pengamatan
Seorang pendidik dalam bidang Fisika
yang telah dilakukan di SMA Negeri 2
harus mampu menguasai berbagai media
Paringin, dalam pembelajaran fisika
serta
yang
strategi
agar
ilmu
yang
selama
ini
berjalan,
tidak
disampaikan dapat diterima oleh peserta
mengintegrasikan materi pembelajaran
didik.
(2017)
dengan identitas maupun kearifan lokal
menyatakan bahwa seorang guru harus
daerah Kabupaten Balangan, belum
mampu membuat sendiri materi yang
tersedianya buku atau modul sebagai
diajarkan dan dikemas dalam bentuk
bahan ajar yang digunakan sebagai
yang menarik agar menarik minat siswa
penghubung antara materi pembelajaran
untuk mempelajarinya. Fisika akan lebih
fisika dengan kearifan lokal setempat,
bermakna
keterkaitan
serta pembelajaran fisika di kelas masih
antara materi yang diajarkan dengan
dalam konteks hanya pemberian materi
aktivitas
lingkungan
saja, tidak terlalu menekankan pada
tempat siswa tinggal sebagai sarana
pengembangan karakter yang sesuai
belajar peserta didik. Integrasi materi
dengan karakter daerah setempat.
Rahmayanti,
jika
dkk
terdapat
sehari-hari
di
fisika dengan identitas atau kearifan
Oleh karena itu, solusi yang
lokal sekitar tempat siswa tinggal, tidak
diyakini mampu untuk dapat mengatasi
hanya bertujuan agar siswa lebih mudah
permasalahan yang diperoleh di SMA
memahami materi fisika tetapi juga agar
Negeri
siswa lebih mengenal budaya sekitarnya
dikembangkannya bahan ajar yang tidak
yang mungkin mulai tergantikan dengan
hanya terdapat materi fisika di dalamnya
budaya luar.
tetapi juga terdapat keterkaitan antara
2
Paringin
yaitu
dengan
negara
materi fisika tersebut dengan kearifan
kesatuan yang terdiri dari pulau-pulau
lokal serta karakter daerah tersebut. Hal
dengan setiap daerah memiliki kearifan
tersebut dimaksudkan agar peserta didik
lokalnya tersendiri, salah satunya yaitu
dapat memperoleh pengalaman belajar
daerah
secara langsung dengan keadaan di
Indonesia
merupakan
Kabupaten
Balangan
yang
273
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
sekitar tempat tinggal. Hal tersebut
peserta didik sesuai dengan tingkat
didasari oleh penelitian yang telah
pengetahuan dan usia peserta didik, ini
dilakukan oleh Hidayanto, dkk (2016)
ditujukan agar peserta didik dapat
juga
dengan
belajar secara sendiri (mandiri) dengan
mengembangkan modul fisika berbasis
bantuan dan bimbingan yang minimal
kearifan lokal dapat mengoptimalkan
dari pendidik. Sehingga, modul adalah
karakter siswa serta dapat membuat
salah satu bahan ajar yang disajikan
pembelajaran
dalam bentuk cetak yang tersusun secara
menyatakan
sains
bahwa
lebih
beragam
dengan mengoptimalkan kearifan lokal.
Berdasarkan permasalahan yang
sistematis
serta
berfungsi
untuk
membantu
siswa
menguasai
materi
telah diuraikan di atas, maka penulis
dengan hanya belajar secara mandiri
melakukan sebuah penelitian dengan
karena
judul
spesifik dan mudah dipahami. Menurut
Fisika
yaitu
“Pengembangan
Materi
Suhu
dan
Modul
Kalor
berisi
Mukarramah
tujuan
belajar
(2016),
tujuan
yang
dari
Berintegrasi Kearifan Lokal Pembuatan
penggunaan modul yaitu agar siswa
Minyak Lala untuk Melatih Karakter
dapat belajar sendiri dengan sedikit
Sanggam”. Berdasarkan latar belakang
bantuan atau tanpa bantuan dari guru
di atas, maka rumusan masalah pada
yang hanya bertindak sebagai fasilitator.
penelitian yaitu “Bagaimana kelayakan
Menurut Fajarini (2014) kearifan
modul fisika materi suhu dan kalor
lokal merupakan suatu pandangan hidup
berintegrasi kearifan lokal pembuatan
serta ilmu pengetahuan serta strategi
minyak lala untuk melatih karakter
kehidupan yang berupa aktivitas yang
sanggam?”. Adapun tujuan umum dari
biasa dilakukan oleh masyarakat luas di
penelitian ini adalah mendeskripsikan
suatu daerah dalam menangani masalah
modul fisika materi suhu dan kalor
serta memenuhi kebutuhannya. Kearifan
berintegrasi kearifan lokal pembuatan
lokal
minyak lala untuk melatih karakter
kecerdasan
sanggam.
kehidupan bermasyarakat pemilik dari
merupakan
yang
suatu
bentuk
dihasilkan
dalam
kebudayaan tersebut. Sehingga, kearifan
KAJIAN PUSTAKA
lokal adalah suatu pemikiran tentang
Menurut Prastowo (2015) modul
hidup yang dilandasi budi baik yang
adalah sebuah bahan ajar yang tersusun
dijadikan
secara sistematis dengan menggunakan
aktivitas dalam masyarakat lokal untuk
bahasa yang mudah dimengerti oleh
memenuhi
274
pandangan
hidup
kebutuhan
berupa
hidupnya.
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
Kearifan lokal selalu bersumber dari
Masyarakat. Namun, kata sanggam
hidup masyarakat melalui pengalaman
memiliki arti tersendiri dalam bahasa
yang
Banjar.
yang
berintergrasi
dialaminya.
kearifan
Pendidikan
lokal
adalah
Konteks
budaya
dalam
masyarakat Balangan, karakter Sanggam
pendidikan yang mengajarkan peserta
memiliki
didik untuk mengenal sesuatu yang
Lamun Kada Tuntung (tidak berhenti
konkret
bila belum selesai). Artinya bahwa
dalam
kehidupannya
bermasyarakat (Wagiran, 2012).
makna
Kada
Bamandak
dalam melaksanakan pekerjaan harus
Menurut Kamus Besar Bahasa
dilakukan dengan penuh kesungguhan
Indonesia istilah “karakter” diartikan
dan
sebagai tabiat, sifat kejiwaan, budi
tersebut selesai (Hidayat, 2008). Sesuai
pekerti
dengan karakter yang sudah melekat
atau
akhlak
yang
menjadi
kerja
keras
sampai
perbedaan antara seseorang dengan yang
dalam
lain, serta watak. Pendidikan karakter
sanggam, maka pada penelitian ini
sudah tertuang dalam Undang-Undang
digunakan karakter kerja keras untuk
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
dilatihkan
Pendidikan
Nasional
pembelajaran
menyatakan
bahwa
Nasional
berfungsi
Pasal
3
“Pendidikan
masyarakat
pekerjaan
fisika.
Balangan
kepada
siswa
melalui
menggunakan
Konteks
yaitu
pembelajaran
modul
yang
mengembangkan
melibatkan peserta didik, karakter kerja
kemampuan dan membentuk watak serta
keras merupakan sikap peserta didik
peradaban bangsa yang bermartabat
yang pantang menyerah dalam memacu
dalam rangka mencerdaskan kehidupan
daya tahan kerjanya. Maksud dari tahan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
kerja yaitu perilaku peserta didik yang
potensi peserta didik agar menjadi
mampu
manusia yang beriman dan bertakwa
memecahkan masalah terhadap materi
kepada
yang dipelajarinya, serta menyelesaikan
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
sekuat
tenaga
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
tugasnya
kreatif, mandiri, dan menjadi warga
(Patmawati, dkk, 2013).
negara
yang
demokratis
dengan
dalam
sebaik-baiknya
serta
bertanggung jawab” (Asriati, 2012).
METODE PENELITIAN
Sanggam merupakan salah satu
Penelitian ini yaitu merupakan
karakter yang menjadi slogan dari
penelitian
Kabupaten Balangan yang merupakan
dan pengembangan atau sering disebut
singkatan dari Sanggup Bagawi Gasan
juga dengan “pengembangan” adalah
275
pengembangan.
Penelitian
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
strategi atau metode penelitian yang
yang ditinjau dari validitas, kepraktisan,
cukup
memperbaiki
dan efektivitas modul tersebut. Subjek
praktik pembelajaran. Pada penelitian
uji coba yaitu siswa kelas X-2 di SMA
ini, produk yang dikembangkan yaitu
Negeri 2 Paringin tahun ajaran 2016-
berupa bahan ajar dalam bentuk modul
2017.
ampuh
untuk
fisika materi suhu dan kalor berintegrasi
Teknik pengumpulan data yang
kearifan lokal pembuatan minyak lala
digunakan
untuk melatih karakter sanggam.
pengembangan ini yaitu lembar validasi
Model
digunakan
pengembangan
dalam
yang
penelitian
yang
dan
pada
digunakan
validitas
modul
penelitian
sebagai
penilaian
fisika
yang
pengembangan ini adalah model ADDIE
dikembangkan yang dinilai oleh tiga
(Analyze,
Development,
orang pakar yaitu dua orang pakar
Implementation, Evaluation). Pemilihan
validasi akademisi dan satu orang pakar
model ADDIE ini didasarkan pada
validasi praktisi, angket respon siswa ini
pertimbangan bahwa model tersebut
digunakan
untuk
dikembangkan secara sistematis dan
mengetahui
kepraktisan dari
berlandaskan
fisika yang dikembangkan yang akan
Design,
pada
teori
desain
pembelajaran.
diisi
oleh
siswa
mengukur
setelah
serta
modul
proses
Waktu penelitian direncanakan
pembelajaran selesai dilaksanakan, tes
akan dilaksanakan pada bulan Januari
hasil belajar kognitif siswa berupa
sampai dengan Juni 2017. Tempat
pretest dan posttest digunakan untuk
pelaksanaan penelitian yaitu di kelas X-
mengukur
2
SMA
beralamat
Komplek
Negeri
di
bagaimana
efektivitas
2
Paringin
yang
penggunaan modul yang dikembangkan
Jalan
Ahmad
Yani
saat proses pembelajaran berlangsung,
Terpadu
serta lembar observasi digunakan untuk
Pendidikan
Kelurahan Batu Piring, Harapan Baru,
mengetahui
Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten
sanggam siswa yang dilatihkan dalam
Balangan.
proses pembelajaran diamati oleh dua
Subjek pada penelitian ini yaitu
pencapaian
karakter
orang observer.
modul fisika materi suhu dan kalor
Menurut Rahmayanti, dkk (2017),
berintegrasi kearifan lokal pembuatan
validasi dilakukan berdasarkan penilaian
minyak lala untuk melatih karakter
validator dengan menggunakan lembar
sanggam. Objek penelitian ini yaitu
validasi yang sediakan oleh peneliti
kelayakan modul yang dikembangkan
yang beisi beberapa aspek yang akan
276
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
Tabel 3. Kriteria reliabilitas validasi
modul
penilaian validasi. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini untuk validitas
akademisi dan praktisi.
Tabel 1. Kriteria penilaian tiap aspek
validasi modul
No.
Rerata Skor (𝑋)
Kriteria
1
2
3
4
5
𝑋 > 3,4
2,8 < 𝑋 ≤ 3,4
2,2 < 𝑋 ≤ 2,8
1,6 < 𝑋 ≤ 2,2
𝑋 ≤ 1,6
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
menilai praktis atau tidaknya modul
yang
siswa
kesesuaian dari hasil validasi dengan
3
50,01 % 70,00 %
4
01,00 % 50,00 %
Adapun
angket
Sangat valid, atau
dapat digunakan tanpa
revisi.
Cukup valid, atau dapat
digunakan namun perlu
direvisi kecil.
Kurang
valid,
disarankan
tidak
dipergunakan karena
perlu revisi besar.
pada
saat
respon
siswa
mengenai
manfaat modul, serta efisiensi waktu
pembelajaran
ketika
menggunakan
modul. Pada Tabel 4 berikut merupakan
kriteria kepraktisan modul berdasarkan
analisis angket respon siswa.
Tabel 4. Kriteria kepraktisan modul
menentukan
reabilitas instrumen penilaian modul
dapat digunakan rumus Alpha Cronbach
No.
Rerata Skor (𝑋)
Kriteria
1
2
3
4
5
𝑋 > 3,4
2,8 < 𝑋 ≤ 3,4
2,2 < 𝑋 ≤ 2,8
1,6 < 𝑋 ≤ 2,2
𝑋 ≤ 1,6
Sangat Praktis
Praktis
Cukup Praktis
Kurang Praktis
Tidak Praktis
(Adaptasi Widoyoko, 2016)
yaitu sebagai berikut:
𝑘
disebar
kemudahan dalam menggunakan modul,
Tidak valid, atau
tidak
boleh
dipergunakan.
(Akbar, 2015)
𝑟11 = (𝑘−1) (1 −
yang
kepraktisan modul fisika diperoleh dari
Kriteria
untuk
diukur
Sehingga pada penelitian ini, data
Tabel 2. Kriteria validitas modul
70,01 % 85,00 %
dapat
pembelajaran dengan modul selesai.
kriteria penilaian seperti pada Tabel 2.
2
dikembangkan,
berdasarkan penilaian dari angket respon
yang dikembangkan ditentukan dari
1
0,00 ≤ 𝑟11 < 0,20
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat
Rendah
Tidak
Reliabel
Menurut Wati, dkk (2017) untuk
Valid atau tidaknya modul fisika
No.
5
Kriteria
(Adaptasi Arikunto, 2013)
(Adaptasi Widoyoko, 2016)
Persentase
Validitas
85,01 % 100,00 %
1
2
3
4
Koefisien
Reliabilitas (r)
0,80 ≤ 𝑟11 ≤ 1,00
0,60 ≤ 𝑟11 < 0,80
0,40 ≤ 𝑟11 < 0,60
0,20 ≤ 𝑟11 < 0,40
No.
modul yaitu dari hasil penilaian oleh
Menurut Misbah, dkk (2016),
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2
)
efektivitas modul diperoleh dari data
(1)
prestasi siswa berupa tes hasil belajar.
Sehingga pada penelitian ini, efektivitas
277
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
Tabel 6. Kriteria pencapaian karakter
sanggam
modul fisika yang dikembangkan dilihat
dari ketercapaian peserta didik dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan
modul yang ditinjau dari tes hasil belajar
kognitif siswa yaitu berupa pretest dan
posttest.
Digunakan
persamaan
normalized
gain
(N-gain)
mengetahui
bagaimana
No.
Rerata Skor (𝑋)
1
2
3
4
5
𝑋 > 3,9
3,0 < 𝑋 ≤ 3,9
2,0 < 𝑋 ≤ 3,0
1,1 < 𝑋 ≤ 2,0
𝑋 ≤ 1,1
Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
(Adaptasi Widoyoko, 2016)
untuk
peningkatan
hasil belajar siswa setelah pembelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menggunakan modul fisika.
Hasil
Adapun persamaan N-gain yaitu sebagai
Hasil
berikut:
validasi
pengembangan
modul fisika berintegrasi kearifan lokal
⟨𝑔⟩ =
pembuatan minyak lala untuk melatih
(%⟨𝑆𝑓 ⟩ − %⟨𝑆𝑖 ⟩)
(2)
(100 − %⟨𝑆𝑖 ⟩)
karakter sanggam yaitu dapat dilihat
Tabel 5. Kriteria efektivitas modul
pada Tabel 7, 8, 9, dan 10.
No.
1
2
3
Tabel 7. Hasil perhitungan validasi isi
modul
Nilai N-gain
(⟨𝑔⟩) ≥ 0,7
0,7 > (⟨𝑔⟩) ≥ 0,3
(⟨𝑔⟩) < 0,3
Kriteria
Tinggi
Sedang
Rendah
(Hake, 1998)
Kualitas Isi
Organisasi
Kebahasaan
Evaluasi
Menurut Maulida, dkk (2015)
untuk mengetahui ketercapaian karakter
siswa
yang
digunakan
ingin
lembar
diamati
maka
observasi
untuk
karakter. Sehingga pada penelitian ini,
dalam
setiap
proses
menggunakan lembar observasi yang
79,41%
Reliabilitas
0,65
Konsistensi
Format
Daya Tarik
Bentuk dan
Ukuran
Huruf
Kebahasaan
diisi oleh dua orang observer selama
pembelajaran
3,18
3,33
3,08
3,17
Validitas
Aspek
Penilaian
pembelajaran diperoleh yaitu dengan
proses
RataRata
Kategori
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
valid
Cukup
Tabel 8. Hasil perhitungan validasi
tampilan modul
data pencapaian karakter sanggam yang
diinginkan
Jumlah
Item
Soal
9
2
4
2
Aspek
Penilaian
berlangsung.
Kriteria pencapaian karakter sanggam
siswa dapat dilihatpada Tabel 6.
278
Jumlah
Item
Soal
3
2
4
RataRata
Kategori
3,22
3,00
3,00
Baik
Baik
Baik
3
3,33
Baik
1
3,00
Baik
Cukup
valid
Cukup
Validitas
78,20%
Reliabilitas
0,77
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
Tabel 9. Hasil perhitungan validasi
angket respon siswa
Aspek
Penilaian
Jumlah
Item
Soal
RataRata
Kategori
5
2,93
Baik
5
2,73
4
3,00
Cukup
Baik
Baik
Cukup
valid
Tinggi
Format
Instrumen
Isi
Instrumen
Konstruksi
Validitas
72,02%
Reliabilitas
0,99
Efektivitas modul dapat ditinjau
dari tes hasil belajar (THB) siswa. Tes
hasil belajar digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa saat sebelum dan
sesudah digunakannya modul fisika
yang
Aspek
Penilaian
RataRata
Kategori
7
3,38
Baik
13
3,33
Baik
Konstruksi
Umum
Validitas
Butir
Validitas
83,75%
Reliabilitas
0,81
selama
proses
pembelajaran. Adapun hasil perhitungan
N-gain untuk tes hasil belajar siswa
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 10. Hasil perhitungan validasi tes
hasil belajar siswa
Jumlah
Item
Soal
dikembangkan
Tabel 12. Hasil perhitungan N-gain tes
hasil belajar siswa
RataRata
Pretest
8,22
Rata-Rata
Posttest
N-gain
Kategori
89,69
0,89
Tinggi
Pencapaian
Cukup
valid
Tinggi
oleh
siswa
karakter
diukur
sanggam
melalui
hasil
observasi oleh 2 orang melalui lembar
Responden yang mengisi angket
observasi. Hasil analisis pencapaian
respon siswa yaitu adalah siswa kelas X-
karakter sanggam sebanyak 4 kali
2 SMA Negeri 2 Paringin sebanyak 25
pertemuan dengan menghitung skor
orang yang telah diajarkan dengan
rata-rata pada setiap pertemuan dapat
menggunakan modul fisika. Adapun
dilihat pada Tabel 13.
hasil analisis angket respon siswa untuk
Tabel 13. Hasil analisis pencapaian
karakter sanggam
mengukur kepraktisan modul fisika
Pertemu
an
1
I
2
II
3
III
4
IV
Rata-Rata
Keseluruhan
dapat dilihat pada Tabel 11.
No.
Tabel 11. Hasil analisis angket respon
siswa
No.
Aspek
1
2
Manfaat
Efisiensi Waktu
Pembelajaran
Kemudahan
Penggunaan
Rata-Rata
3
RataRata
3,13
3,19
Kategori
Praktis
Praktis
3,21
Praktis
3,18
Praktis
RataRata
2,96
3,48
3,84
4,16
Cukup Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
3,61
Baik
Kategori
Pembahasan
Modul yang dikembangkan pada
penelitian ini adalah modul fisika materi
suhu dan kalor berintegrasi kearifan
279
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
lokal pembuatan minyak lala untuk
dikategorikan cukup valid dan dapat
melatih karakter sanggam. Modul fisika
digunakan walaupun dengan revisi kecil.
ini dikembangkan agar dapat digunakan
Kemudian,
sebagai panduan dan sumber belajar
sebesar 0,77 dengan kategori derajat
mandiri oleh siswa mengenai materi
reliabilitas cukup.
suhu dan kalor. Namun, tidak hanya
diperoleh
reliabilitasnya
Berdasarkan hasil validasi isi dan
sebagai modul panduan belajar saja
validasi
tetapi modul ini juga dikembangkan
bahwa modul fisika materi suhu dan
yaitu
kalor
dengan
tujuan
agar
siswa
tampilan
modul
berintegrasi
diperoleh
kearifan
lokal
memahami mengenai kearifan lokal
pembuatan minyak lala untuk melatih
disekitarnya
pembuatan
karakter sanggam dikategorikan cukup
minyak lala dan kaitannya dengan mata
valid dan dapat digunakan dengan revisi
pelajaran fisika yang dipelajari siswa di
kecil.
sekolah.
bahwa modul fisika yang dikembangkan
khususnya
Hasil
tersebut
menunjukkan
Hasil validasi modul fisika ini
ini layak dan dapat digunakan dalam
dilihat dari dua aspek penilaian yaitu
tahap uji coba di sekolah serta modul
validasi isi modul dan validasi tampilan
tersebut reliabel. Hal tersebut sesuai
modul. Pada Tabel 7 dapat dilihat hasil
dengan hasil penelitian yang dilakukan
perhitungan validasi isi modul secara
oleh Hidayanto, dkk (2016) bahwa
keseluruhan yang telah divalidasi oleh
validasi modul fisika dilakukan untuk
akademisi dan praktisi diperoleh nilai
mengetahui kelayakan modul apakah
sebesar 79,41% sehingga isi modul
layak atau tidak untuk dapat digunakan
fisika yang dikembangkan dikategorikan
pada
cukup
mengoptimalkan karakter siswa.
valid
dan
dapat
walaupun
dengan
Kemudian,
diperoleh
digunakan
revisi
kecil.
pembelajaran
Pada
reliabilitasnya
mengukur
dalam
penelitian
kepraktisan
ini,
untuk
modul
yang
sebesar 0,65 dengan kategori derajat
dikembangkan
reliabilitas cukup. Selanjutnya, pada
angket respon siswa. Angket respon
Tabel 8 dapat dilihat hasil perhitungan
siswa terlebih dahulu divalidasi oleh
validasi
secara
akademisi
keseluruhan yang telah divalidasi oleh
disebarkan
akademisi dan praktisi diperoleh nilai
menggunakan modul tersebut. Pada
sebesar
78,20%
tampilan
Tabel 9 dapat dilihat hasil perhitungan
modul
fisika
dikembangkan
validasi untuk angket respon siswa
tampilan
modul
sehingga
yang
280
dengan
rangka
dan
menggunakan
praktisi
kepada
siswa
sebelum
yang
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
diperoleh nilai validitasnya yaitu sebesar
tersebut menunjukkan bahwa tes hasil
72,02% sehingga angket respon siswa
belajar kognitif siswa layak digunakan
dikategorikan cukup valid dan dapat
dan
digunakan walaupun dengan revisi kecil.
efektivitas
Kemudian,
reliabilitasnya
dikembangkan serta tes hasil belajar
sebesar 0,99 dengan kategori derajat
tersebut reliabel walaupun masih ada
reliabilitas
tersebut
beberapa butir soal yang direvisi sesuai
respon
dengan kritik dan saran dari validator.
siswa layak serta reliabel untuk dapat
Sesuai dengan menurut Purwanto (2014)
digunakan dan disebarkan kepada siswa
bahwa tes hasil belajar yang dibuat
agar dapat mengukur kepraktisan modul
harus mampu mengukur bagaimana
fisika yang telah dikembangkan. Hal ini
penguasaan siswa terhadap materi yang
seperti yang dinyatakan oleh Darvina,
telah dipelajari oleh siswa di modul atau
dkk (2015) menyatakan bahwa validitas
diajarkan oleh guru di kelas.
diperoleh
tinggi.
menunjukkan
Hasil
bahwa angket
diujicobakan
untuk
modul
mengukur
fisika
yang
merupakan suatu penilaian terhadap
Kepraktisan modul fisika yang
rancangan suatu instrumen di mana
dikembangkan pada penelitian ini diukur
instrumen tersebut dinilai apakah sudah
dengan menggunakan angket respon
layak atau belum.
siswa yang disebarkan kepada siswa
Tes hasil belajar kognitif berupa
kelas X-2 di SMA Negeri 2 Paringin
pretest dan posttest digunakan untuk
setelah proses belajar mengajar dengan
mengetahui efektivitas modul fisika
menggunakan modul fisika materi suhu
yang telah dikembangkan. Sebelum tes
dan kalor berintegrasi kearifan lokal
hasil belajar diujicobakan di sekolah,
pembuatan minyak lala untuk melatih
terlebih
belajar
karakter sanggam selesai. Pada Tabel 11
divalidasi oleh akademisi dan praktisi.
dapat dilihat hasil analisis nilai angket
Pada Tabel 10 dapat dilihat hasil
respon
perhitungan validasi tes hasil belajar
modul yang diberikan siswa secara
siswa
diperoleh
keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar
nilainya sebesar 83,75% sehingga tes
3,18 dengan kategori praktis. Hasil
hasil belajar dikategorikan cukup valid
analisis tersebut menunjukkan bahwa
dan dapat digunakan walaupun dengan
modul fisika materi suhu dan kalor
revisi
diperoleh
berintegrasi kearifan lokal pembuatan
dengan
minyak lala untuk melatih karakter
dahulu
secara
keecil.
reliabilitasnya
tes
hasil
keseluruhan
Kemudian,
sebesar
0,81
kategori derajat reliabilitas tinggi. Hasil
sanggam
281
siswa
dapat
terhadap
kepraktisan
dikatakan
praktis
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
digunakan saat pembelajaran di kelas
siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut
oleh siswa agar mampu belajar secara
didukung
mandiri
Azizahwati,
dengan
tujuan
yang akan
hasil
penelitian
dari
(2015)
yang
dkk
dicapai dapat terarah, serta memudahkan
menyatakan bahwa hasil penelitian yang
siswa untuk memahami materi suhu dan
didapat menunjukkan bahwa melalui
kalor serta aplikasinya terhadap kearifan
pembelajaran berorientasi kearifan lokal
lokal sekitar. Sesuai dengan teori dari
mampu
Widoyoko (2016) yaitu bahwa modul
kognitif siswa.
meningkatkan
hasil
belajar
dapat dikatakan memiliki praktibilitas
Pada penelitian ini modul fisika
(kepraktisan) yang tinggi jika produk
yang dikembangkan digunakan untuk
tersebut
melatih karakter daerah yang sudah
bersifat
dipahami
praktis,
dalam
mudah
pelaksanaan
turun-temurun
pembelajaran.
Untuk
kepada
siswa
yaitu
karakter sanggam. Sanggam sendiri
mengetahui
seberapa
menurut Kamus Bahasa Banjar memliki
efektif modul fisika yang dikembangkan
arti
yang dilihat dari tes hasil kognitif siswa,
karakter sanggam/kerja keras oleh siswa
maka data nilai pretest dan posttest
kelas X-2 dinilai dengan menggunakan
dihitung dengan menggunakan N-gain.
lembar
Pretest dilaksanakan pada saat sebelum
observer. Tingkat pencapaian karakter
pembelajaran
menggunakan
sanggam atau kerja keras selalu diamati
modul fisika berlangsung, sedangkan
oleh observer pada setiap pertemuan
posttest
saat
dapat dilihat pada Tabel 13. Dari hasil
menggunakan
analisis pencapaian karakter sanggam
modul fisika selesai diajarkan kepada
untuk setiap pertemuan, maka diperoleh
siswa. Pada Tabel 12 terlihat bahwa
rata-rata
hasil perhitungan dengan menggunakan
pertemuan pertama yaitu sebesar 2,96
persamaan N-gain untuk tes hasil belajar
dengan kategori cukup baik, pada
siswa sebanyak 25 orang diperoleh nilai
pertemuan kedua sebesar 3,48 dengan
<g> sebesar 0,89 dengan kategori tinggi.
kategori baik, pada pertemuan ketiga
Oleh karena itu, modul fisika materi
sebesar 3,84 dengan kategori baik, dan
suhu dan kalor berintegrasi kearifan
pada pertemuan keempat sebesar 4,16
lokal pembuatan minyak lala untuk
dengan kategori sangat baik.
dilaksanakan
pembelajaran
melatih
dengan
dengan
karakter
pada
sanggam
dapat
yaitu
observasi
Secara
dikatakan efektif untuk dapat membantu
kerja
keras.
oleh
Pencapaian
dua
ketercapaiannya
keseluruhan
orang
pada
diperoleh
rata-rata ketercapaian karakter sanggam
282
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
yaitu sebesar 3,61 dengan kategori baik.
penelitian yaitu sebagai berikut: (1)
Artinya bahwa ketercapaian karakter
validitas
sanggam atau kerja keras siswa kelas X-
dikembangkan
2 selama pembelajaran menggunakan
lembar validasi oleh validator akademisi
modul fisika yang telah dikembangkan
dan praktisi dan dikategorikan cukup
terus
valid, (2) kepraktisan modul fisika yang
meningkat
pada
setiap
modul
diukur
yang
menggunakan
pertemuannya sehingga diperoleh hasil
dikembangkan
bahwa ketercapaiannya dikategorikan
angket respon siswa dan dikategorikan
baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
praktis untuk digunakan pada saat
siswa mulai mampu melatih karakter
proses pembelajaran, (3) efektivitas
sanggam pada dirinya secara terus
modul fisika yang dikembangkan diukur
menerus mulai dari awal pertemuan
menggunakan tes hasil belajar kognitif
sampai pada akhir pertemuan dengan
siswa berupa pretest dan posttest dengan
menggunakan
untuk
kategori efektivitas modul fisika yaitu
melatih karakter sanggam siswa agar
tinggi, dan (4) pencapaian karakter
karakter
sanggam
modul
tersebut
fisika
dapat
terus
atau
diukur
fisika
kerja
menggunakan
keras
diukur
berkembang. Hal tersebut sesuai dengan
menggunakan lembar observasi oleh
hasil penelitian Hidayanto, dkk (2016)
observer dan diperoleh hasil pencapaian
yaitu bahwa dengan mengembangkan
karakter siswa dikategorikan baik.
modul fisika berbasis kearifan lokal
dapat mengoptimalkan karakter siswa
DAFTAR PUSTAKA
serta dapat membuat pembelajaran sains
kearifan lokal.
Akbar, S. (2015). Instrumen Perangkat
Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
SIMPULAN
Arikunto,
S.
(2013).
Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
lebih beragam dengan mengoptimalkan
Berdasarkan hasil pengembangan
Asriati, N. (2012). Mengembangkan
Karakter Peserta Didik Berbasis
Kearifan
Lokal
Melalui
Pembelajaran di Sekolah. Jurnal
Pendidikan
Sosiologi
dan
Humaniora , 3(2), 106-119.
dan uji coba yang telah dilakukan, maka
dapat
disimpulkan
bahawa:
Modul
Fisika materi suhu dan kalor berintegrasi
kearifan lokal pembuatan minyak lala
untuk melatih karakter sanggam layak
Azizahwati, Maaruf, Z., Yassin, R. M.,
&
Yuliani,
E.
(2015).
Pengembangan
Modul
untuk digunakan. Hal tersebut didukung
berdasarkan pada data temuan saat
283
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
Pembelajaran
Fisika
SMA
Berbasis Kearifan Lokal untuk
Meningkatkan
Hasil
Belajar
Siswa. Prosiding Pertemuan
Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY,
ISSN: 0853-0823, 70-73.
Misbah, Wati, M., & Lestari, P. A.
(2016). Effectiveness Physics
Module
Class
X
Using
Cooperative Learning Model
With
a
Peer
Assessment.
International Conference on
Educational
Research
and
Innovation
Proceedings,
ISSN:2443-1753 , 199-202.
Darvina, Y., Masril, & Murtiani. (2015).
Implementasi Buku Ajar Fisika
Bermuatan Nilai-Nilai Karakter
pada Kelas XI Semester 1 di
SMA Kota Padang. Prosiding
Semirata bidang MIPA BKS-PTN
Barat, 132-140.
Mukarramah (2016). Pengembangan
Modul Fisika pada Pokok
Bahasan
Listrik
Dinamis
Menggunakan Model Discovery
Learning
di
SMAN
5
Banjarmasin.
Skripsi.
Banjarmasin:
Universitas
Lambung Mangkurat.
Tidak
Dipublikasikan.
Fajarini, U. (2014). Peranan Kearifan
Lokal dalam Pendidikan Karakter.
Jurnal Sosio Didaktika, 1(2), 123130.
Hake,
Patmawati, D., Johar, R., & Zubaidah,
T. (2013). Pembelajaran Segitiga
dengan Pendekatan Konstektual
Berbasis Karakter di Kelas VII
SMP Negeri 3 Banda Aceh Tahun
Pelajaran 2012/2013. Jurnal
Pendidikan
Matematika
PARADIKMA, 6(2) , 120-129.
R. R. (1998). Interactiveengagement versus traditional
methods: A six-thousand-student
survey of mechanics test data for
introductory physics courses.
American Journal of Physics,
66(1), 64-74.
Hidayanto, F., Sriyono, & Ngazizah, N.
(2016). Pengembangan Modul
Fisika SMA Berbasis Kearifan
Lokal untuk Mengoptimalkan
Karakter Peserta Didik. Jurnal
Radiasi 9(1) , 24-29.
Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: DIVA Press.
Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil
Belajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hidayat, K. (2008). SANGGAM
Perjalanan Panjang Menuju
Otonomi Balangan (1963-2003).
Surabaya: Perum Percetakan
Negara RI.
Rahmayanti, P. R., Wati, M., &
Mastuang. (2017). Pengembangan
Modul
Suhu
dan
Kalor
Menggunakan
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Somatic, Auditory, Visual, and
Intellegent (SAVI) untuk Siswa
Kelas X SMA Negeri 7
Banjarmasin. Berkala Ilmiah
Fisika, 4(3) , 192-200.
Maulida, M., Wati, M., & Annur, S.
(2015). Pengembangan Bahan
Ajar
Berbasis
Pendidikan
Karakter
dalam
Mendukung
Implementasi Kurikulum 2013.
Berkala Ilmiah Fisika, 3(1), 1119.
284
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 5 no.3, Oktober 2017
Wagiran.
(2012).
Pengembangan
Karakter Berbasis Kearifan Lokal
Hamemayu Hayuning Bawana.
Jurnal Pendidikan Karakter.
ISSN: 2089-5003, 2(3), 329-339.
Wati, M., Misbah, Ramadhaniah, N. I.,
&
Mahtari,
S.
(2017).
Pengembangan Modul Fisika
pada Pokok Bahasan Fluida Statik
dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat (STM) di SMAN 4
Banjarmasin. Proceeding Seminar
Nasional IPA VIII, ISBN: 978602-70197-3-7 , 117-123.
Widoyoko, E. P. (2016). Evaluasi
Program
Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
285
Download