Kekayaan Spesies Calanoida (Copepoda

advertisement
1
KEKAYAAN SPESIES CALANOIDA (COPEPODA:
CRUSTACEA) DI PERAIRAN PANTAI BITUNG
SULAWESI UTARA
EKO HERIYANTO
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
2
ABSTRAK
EKO HERIYANTO. Kekayaan Spesies Calanoida (Copepoda: Crustacea) di Perairan Pantai
Bitung Sulawesi Utara. Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan MULYADI.
Calanoida (Subkelas Copepoda) merupakan zooplankton yang paling banyak ditemukan di
perairan, baik perairan tawar, payau maupun laut. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan
kekayaan spesies Calanoida di Perairan Pantai Bitung Sulawesi Utara. Tiga puluh tiga botol
sampel plankton koleksi Pusat Penelitian Oseanografi tahun 2004 digunakan dalam penelitian ini.
Identifikasi spesimen dilakukan sampai tingkat spesies. Empat puluh delapan spesies Calanoida
dalam 25 genus dan 15 famili ditemukan dalam penelitian ini. Jumlah spesies di padang lamun
lebih banyak dibandingkan terumbu karang, sedangkan jumlah spesies Calanoida di pagi hari lebih
banyak dibandingkan malam hari.
ABSTRACT
EKO HERIYANTO. Species Richness of Calanoida (Copepoda: Crustacea) in Coastal Territorial
Water Bitung of North Sulawesi. Supervised by TRI ATMOWIDI and MULYADI.
Calanoida (Subclass of Copepoda) is a zooplankton found in territorial fresh water, estuary
and also in the sea. This research was conducted to know the species richness of Calanoida in
Coastal Territorial Water Bitung of North Sulawesi. Thirty three bottles of Calanoida samples
collected by Research Center for Oceanography in 2004. Specimens were identified to species
level. Forty eight species of Calanoida belong to 25 genera and 15 families has been found in this
research. The number of species at seagrass was higher than in coral reef and the number of
species in the morning was higher than in the night.
3
KEKAYAAN SPESIES CALANOIDA (COPEPODA:
CRUSTACEA) DI PERAIRAN PANTAI BITUNG
SULAWESI UTARA
EKO HERIYANTO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
4
Judul skripsi : Kekayaan Spesies Calanoida (Copepoda: Crustacea) di Perairan
Pantai Bitung Sulawesi Utara.
Nama
: Eko Heriyanto
NIM
: G34103057
Menyetujui:
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Tri Atmowidi, M.Si.
NIP 132 055 226
Dr. Mulyadi, APU.
NIP 320 004 730
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Dr. Drh. Hasim, DEA.
NIP 131578806
Tanggal Lulus :
5
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Purworejo pada tanggal 29 Juni 1985 dari ayah Hery Triatmo dan ibu
Sri Rahayu. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara.
Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 2 Purworejo dan pada tahun yang sama lulus
seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Departemen
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengikuti organisasi antara lain sebagai
ketua divisi jamur ”Bioworld” dan sebagai anggota organisasi wahana alam Biologi. Selain itu,
penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Biologi Dasar dan Perkembangan Hewan pada
tahun ajaran 2006/2007. Pada tingkat empat, penulis pernah mendapatkan beasiswa BBM.
Pengalaman kerja yang pernah ditekuni oleh penulis ialah sebagai tenaga pengajar dari lembaga
Nurul Ilmi dan Lukman Education pada tahun 2005 sampai 2006. Penulis juga pernah mengikuti
praktek lapang dengan judul Penanganan Hama Kecoa pada Lingkungan Komersial di PT
Terminix Indonesia (PT APCO).
6
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga
karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang berjudul Kekayaan Spesies Calanoida
(Copepoda: Crustacea) di Perairan Pantai Bitung Sulawesi Utara ini dilaksanakan sejak bulan
Maret 2007 hingga Agustus 2007 di laboratorium Crustacea, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian
Biologi-LIPI Cibinong.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Tri Atmowidi, M.Si. dan Dr. Mulyadi,
APU selaku pembimbing yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Ir. Agustin Wydia Gunawan, M.S. selaku penguji. Di
samping itu, ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Dr. Augy Syahailatua yang
telah berkenan memberikan tema penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada
Ibu Conni M. Sidabalok, S.Si., Ibu Ir. Endang Purwaningsih, Ibu Dewi Kartika, S.Si., M.Si yang
telah membantu segala keperluan penulis di laboratorium. Selain itu, penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak, Ibu, dan Adik Tri atas doa dan kasih sayangnya yang telah diberikan
kepada penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2008
Eko Heriyanto
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................................ vii
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1
METODE ............................................................................................................................................. 2
Penyortiran dan Identifikasi ....................................................................................................... 2
Analisis Data ............................................................................................................................. 2
HASIL .................................................................................................................................................. 2
Kekayaan Spesies ...................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 4
SIMPULAN .......................................................................................................................................... 7
SARAN ................................................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 7
LAMPIRAN ......................................................................................................................................... 9
vii
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Jumlah spesies, genus, dan famili Calanoida (Copepoda: Crustacea) di perairan
pantai Bitung, Sulawesi Utara............................................................................................ 2
2 Spesies Calanoida (Copepoda: Crustacea) yang ditemukan di habitat padang lamun dan
terumbu karang di pantai Bitung, Sulawesi Utara .............................................................. 3
3 Sebaran spesies Calanoida yang ditemukan di perairan Bitung, perairan sekitar
Indonesia, dan Samudera di dunia ..................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Beberapa spesies Calanoida yang ditemukan di perairan pantai Bitung,
Sulawesi Utara .................................................................................................................... 4
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Famili, Genus, dan Spesies Kopepoda di perairan Selat Lembeh Bitung Sulawesi
Utara, Data Maret 2003 ................................................................................................... 10
2 Peta lokasi pengambilan sampel di perairan pantai Bitung Sulawesi Utara ...................... 12
3 Gambar deskripsi U. vulgaris betina dengan subspesiesnya dan variasi posterior tubuh
sebelah kiri akhir metasome kelima................................................................................... 13
4 Gambar deskripsi C. darwini betina dengan subspesiesnya dan variasi posterior tubuh
sebelah kiri akhir metasome kelima................................................................................... 14
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Plankton adalah organisme yang hidupnya
melayang dalam air dengan kemampuan
renang yang sangat terbatas, sehingga selalu
terbawa hanyut oleh arus (Nontji 2006).
Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan,
yaitu fitoplankton yang terdiri dari tumbuhan
laut yang bebas melayang dan hanyut dalam
laut serta mampu berfotosintesis; dan
zooplankton yang terdiri dari hewan-hewan
laut yang bebas melayang dan hanyut dalam
laut. Zooplankton terdiri dari meroplankton
dan holoplankton. Meroplankton adalah
plankton yang hanya sebagian dari daur
hidupnya
bertindak
sebagai
plankton
(plankton temporer). Contoh plankton
temporer ialah larva dari berbagai jenis udang
dan larva-larva dari hewan air lainnya.
Holoplankton adalah plankton yang selama
daur hidupnya tetap sebagai plankton
(plankton sejati) seperti Copepoda (Nybakken
1992).
Kajian biosistematika Copepoda di
perairan Indonesia masih sangat sedikit.
Kontribusi pengetahuan tentang Copepoda
perairan Indonesia pada umumnya berasal dari
laporan ekspedisi-ekspedisi besar yang
dilakukan pada satu abad yang lalu, terutama
di pearairan Indonesia timur (Challenger
1872-1876; Siboga 1899-1900; Snellius,
1929-1930).
Copepoda merupakan mikrokrustasea
holoplanktonik yang menghuni berbagai tipe
perairan dan membentuk berbagai tipe
kehidupan. Humes (1994) menyatakan saat ini
jumlah Copepoda yang telah dideskripsi di
dunia mencapai 11.500 spesies yang terbagi
dalam 200 famili dan 1.650 genus yang
menghuni berbagai tipe perairan tawar, payau,
dan laut.
Copepoda
mendominasi
populasi
zooplankton di perairan laut dengan
persentase berkisar antara 50-80%
dari
biomassa zooplankton dalam ekosistem laut.
Beberapa diantaranya bersifat herbivor
(pemakan fitoplankton) dan membentuk rantai
makanan antara fitoplankton dan ikan.
Copepoda merupakan organisme laut yang
sangat beragam dan melimpah, dan
merupakan mata rantai yang sangat penting
dalam rantai makanan dan ekonomi lautan
(Wickstead 1976).
Copepoda umumnya berukuran 0.5-2 mm,
meskipun ada beberapa spesies Copepoda
parasit yang mencapai ukuran lebih dari 18
mm. Tubuh Copepoda ordo Calanoida relatif
lebih besar, berbentuk lonjong serta panjang,
umumnya metasome dua kali panjang
urosome. Antena pertama umumnya lebih
panjang dari kepala serta segmen kepala
menunjukkan adanya pemisahan yang jelas.
Untuk membedakan spesies-spesies dari
Calanoida dapat dilihat pada jumlah ruas
abdomen, jumlah ruas antena pertama,
struktur dan bentuk kaki kelimanya (Wyrtki
1961).
Peranan Copepoda sebagai plankton di
lautan yaitu sebagai pakan alami bagi
berbagai jenis biota laut, seperti ikan herring
dan ikan mackerel; bioindikator upwelling
(Calanoides philippinensis dan Rinchalanus
nasutus), polusi, dan pola arus; serta sebagai
pengatur bagi kepadatan populasi plankton
berbahaya (red tide) (Nontji
1993).
Kelangkaan data Copepoda laut di Indonesia
memerlukan suatu kajian biosistematika yang
akurat untuk menambah data keanekaragaman
spesies dengan gambar dan deskripsinya.
Perairan Indonesia khususnya wilayah
Sulawesi Utara, mempunyai keanekaragaman
hayati
yang
tinggi.
Tingginya
keanekaragaman tersebut
didukung oleh
kondisi alami lautan yang melalui wilayah ini.
Secara global, sirkulasi laut di wilayah ini
merupakan bagian dari lintasan oseanik yang
disebut oceanic conveyor belt. Lintasan ini
membawa air permukaan yang hangat
bersalinitas rendah dari arah timur ke barat
masuk ke perairan dalam Atlantik Utara yang
bersalinitas tinggi dan bersuhu rendah.
Selanjutnya, arus ini mengalir dari arah barat
ke timur dan muncul lagi di Samudera Pasifik
(Susetiono 2004).
Sulawesi Utara mempunyai perairan pantai
yang cukup luas dengan berbagai biota yang
mendiaminya termasuk daerah terumbu
karang yang menempati hampir 95%.
Ekosistem
terumbu
karang
memiliki
kompleksitas produksi yang berkaitan erat
dengan ekosistem lain, seperti padang lamun
dan mangrove. Hal ini memberikan gambaran
bahwa lokasi ini secara umum kaya akan biota
laut (Ruyitno 2002).
Padang lamun yang padat akan
menguntungkan bagi beberapa hewan dari
serangan pemangsa. Kondisi fisik dan habitat
yang beragam menyebabkan efisiensi
pemangsa menjadi lebih rendah dalam
melakukan
deteksi,
pengejaran,
dan
menangkap mangsa. Habitat terumbu karang
maupun padang lamun mempunyai biota laut
yang berbeda-beda, termasuk plankton
(Susetiono 2004).
2
Tujuan
Penelitian ini bertujuan menentukan
kekayaan spesies Calanoida (Copepoda:
Crustacea) di dua habitat yang berbeda, yaitu
padang
lamun dan terumbu karang di
Perairan Pantai Bitung Sulawesi Utara.
Analisis data
Kekayaan spesies Calanoida
padang lamun, terumbu karang
pengambilan ditampilkan dalam
dibandingkan
dengan
hasil
sebelumnya.
METODE
di habitat
dan waktu
tabel dan
penelitian
HASIL
Penyortiran dan Identifikasi
Sebanyak 33 botol sampel Calanoida
koleksi tahun 2004 digunakan dalam
penelitian ini. Penyortiran dan identifikasi
spesies Copepoda dilaksanakan selama bulan
Maret sampai Agustus 2007 di laboratorium
Crustacea, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian
Biologi,
Lembaga
Ilmu
Pengetahuan
Indonesia, Cibinong.
Penyortiran dilakukan untuk memisahkan
Copepoda dari organisme planktonik lainnya
dan detritus. Copepoda hasil sortiran
kemudian dipisahkan antara anggota dari
ordo Calanoida dan ordo lainnya.
Metode penyortiran dilakukan sebagai
berikut: Sampel plankton diendapkan dalam
botol sampel. Endapan yang terjadi
dituangkan sedikit demi sedikit pada cawan
petri, lalu diamati menggunakan mikroskop
stereo. Calanoida yang ditemukan dimasukkan
ke dalam botol vial yang diisi dengan alkohol
70% berdasarkan jenisnya serta diberi label.
Hal ini bertujuan untuk mengawetkan sampel
tersebut. Selanjutnya, obyek diidentifikasi
dengan mikroskop compound. Pembedahan
beberapa
spesies
dan
penggambaran
dilakukan di bawah mikroskop compound
dengan bantuan kamera lucida.
Calanoida yang telah mengalami tahap
penyortiran, diidentifikasi dengan meletakkan
sampel di kaca obyek yang telah diberi larutan
campuran antara gliserin, air suling dan
methyl blue. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan mikroskop compound. Setiap
individu Calanoida diidentifikasi sampai
tingkat spesies dengan menggunakan kunci
identifikasi berdasarkan Mulyadi (2002 dan
2004).
Kekayaan Spesies
Jumlah spesies Calanoida yang ditemukan
di perairan pantai Bitung, Sulawesi Utara
yaitu 15 famili, 25 genus, dan 48 spesies.
Jumlah spesies, genus, dan famili Calanoida
yang ditemukan bervariasi pada waktu
pengamatan dan lokasi yang berbeda. Jumlah
spesies Calanoida di padang lamun (43
spesies, 24 genus, dan 15 famili) lebih banyak
dibandingkan dengan terumbu karang (39
spesies, 22 genus, dan 14 famili). Jumlah
spesies Calanoida di pagi hari (45 spesies, 24
genus, dan 15 famili) lebih banyak
dibandingkan malam hari (37 spesies, 23
genus, dan 14 famili) (Tabel 1).
Tiga puluh lima spesies Calanoida
(72.92%) ditemukan di dua habitat, yaitu
padang lamun dan terumbu karang. Sebanyak
23 spesies (47.92%) ditemukan di dua habitat,
yaitu pagi dan malam hari, sedangkan 8
spesies (16.67%) hanya ditemukan di pagi
hari dan 3 spesies lainnya (6.25%) hanya
ditemukan di malam hari (Tabel 2). Beberapa
gambar spesies Calanoida yang ditemukan
ditunjukkan pada Gambar 1.
Spesies yang ditemukan paling dominan di
padang lamun dan terumbu karang selama
pengamatan yaitu
Undinula vulgaris,
Cosmocalanus darwini,
Subeucalanus
subcrassus, Acrocalanus gibber dan Acartia
erythraea.
Spesies yang paling sedikit
ditemukan yaitu Pleuromamma gracilis,
Candacia
catula,
Candacia
curta,
Paracandacia
truncata,
Pareucalanus
attenuatus,
Centropages
gracilis,
Centropages elongatus, Pseudodiaptomus
philippinensis, Pseudodiaptomus sp., Acartia
bispinosa, Acartia pacifica, dan Labidocera
kroyeri (Tabel 2).
Tabel 1 Jumlah spesies, genus, dan famili Calanoida (Copepoda: Crustacea) di perairan pantai
Bitung, Sulawesi Utara
Lamun dan Karang
Takson
Malam
37
Padang Lamun
Jumlah
48
Pagi
40
Malam
30
Terumbu Karang
Spesies
Pagi
45
Jumlah
43
Pagi
37
Malam
31
Jumlah
39
Genus
24
23
25
23
19
24
21
21
22
Famili
15
14
15
15
11
15
14
13
14
3
Tabel 2 Spesies Calanoida (Copepoda: Crustacea) yang ditemukan di habitat padang lamun
dan terumbu karang di pantai Bitung, Sulawesi Utara.
Famili
Spesies
Calanidae
Undinula vulgaris
Cosmocalanus darwini
Canthocalanus pauper
Scolecitrichidae
Scolecithrix danae
Lucicutidae
Lucicutia flavicornis
Metridinidae
Pleuromamma gracilis
Euchaetidae
Euchaeta marina
E. concinna
Candaciidae
Candacia discaudata
C. bradyi
C. catula
C. curta
Paracandacia truncata
Eucalanidae
Subeucalanus crassus
S. subcrassus
S. dentatus
S. mucronatus
Pareucalanus attenuatus
Rinchalanus cornutus
Centropagidae
Centropages calaninus
C. gracilis
C. furcatus
C. orsinii
C. tenuiremis
C. elongatus
Calocalanidae
Calocalanus pavo
Paracalanidae
Acrocalanus gibber
Parvocalanus crassirostris
Paracalanus aculeatus
Bestiolina sp.
Pseudodiaptomidae
Pseudodiaptomus sp.
P. incisus
P. philippinensis
Temoridae
Temora turbinata
T. discaudata
Tortanidae
Tortanus vietnamensis
Acartiidae
Acartia erythraea
A. bispinosa
A. pacifica
Pontellidae
Calanopia thompsoni
C. minor
C. elliptica
Labidocera acuta
L. bataviae
L. laevidentata
L. minuta
L. kroyeri
Pontellina plumata
Keterangan :
● = ditemukan
- = tidak ditemukan
Padang Lamun
Terumbu Karang
Pagi
Malam
Pagi
Malam
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
-
●
●
●
●
●
●
●
-
-
-
●
●
●
-
●
●
●
●
●
●
●
-
●
●
-
●
●
●
-
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
-
●
●
●
●
-
●
●
●
●
-
●
●
●
-
●
●
●
●
●
●
●
●
-
●
-
●
●
●
●
●
●
●
●
●
-
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
-
●
-
●
-
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
-
●
●
●
-
●
●
-
●
-
●
●
●
●
●
●
●
-
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
4
a
d
g
b
c
e
f
h
i
Gambar 1 Beberapa spesies Calanoida yang ditemukan di perairan pantai Bitung, Sulawesi
Utara. U. vulgaris (betina) (a), C. bradyi (betina) (b), C. discaudata (jantan) (c), L.
kroyeri (betina) (d), Labidocera sp. (jantan) (e), S. dentatus (betina) (f), Temora
sp. (jantan) (g), P. truncata (jantan) (h), Pseudodiaptomus sp. (betina) (i).
PEMBAHASAN
Sebanyak 48 spesies Calanoida berhasil
diidentifikasi selama pengamatan. Jumlah
spesies ini lebih banyak dibandingkan dengan
data pengambilan sampel tahun 2003 (36
spesies) di lokasi yang sama (Mohammad
2005). Tiga puluh spesies yang sama
ditemukan di tahun 2003 dan 2004, 18 spesies
yang lain hanya ditemukan pada tahun 2004
sedangkan 6 spesies ditemukan di tahun 2003
dan tidak ditemukan di tahun 2004 (Lampiran
1).
Mulyadi (2004) melaporkan spesies yang
ada di perairan dunia bersifat neritik, oseanik,
maupun neritik-oseanik (Tabel 3), meskipun
demikian semua spesies tersebut dapat
ditemukan di perairan pantai Bitung. Hal ini
disebabkan karena salinitas perairan yang
tinggi (27 psu) dan suhu yang rendah (25oC).
Perairan ini terbuka dan berhubungan
langsung dengan Laut Banda, sehingga
kemungkinan ditemukannya plankton oseanik
di Bitung sangat besar. Selain itu, perairan ini
sama sekali tidak dipengaruhi oleh air tawar
(sungai).
Boxshall & Halsey (2004) melaporkan
spesies dari famili Calanoida Acartidae,
Centropagidae, Paracalanidae, Temoridae,
Pontellidae,
Pseudodiaptomidae
dan
Tortanidae menyukai habitat di daerah dekat
pantai. Beberapa famili yang umum dijumpai
di daerah epipelagik adalah Calanidae,
Paracalanidae, Centropagidae, Eucalanidae,
Temoridae,
Candaciidae,
Pontellidae,
Acartidae dan Tortanidae. Kelompok famili
lainnya (Lucicutidae dan Scolecitrichidae)
hidup di perairan dalam, tetapi dengan adanya
kemampuan migrasi vertikal mereka dapat
bergerak ke daerah epipelagik.
Nontji (1993) mengemukakan bahwa
perairan di Sulawesi termasuk di dalamnya
perairan Selat Lembeh Tanjung Merah,
Bitung diduga dipengaruhi oleh upwelling
yang terjadi di Laut Banda. Gerakan air naik
ini membawa zat hara yang kaya akan fosfat
dan nitrat ke permukaan, yang selalu disertai
dengan produksi plankton yang tinggi. Diduga
melimpahnya beberapa spesies Copepoda
tersebut karena proses upwelling ini.
5
Tabel 3 Sebaran Spesies Calanoida yang ditemukan di perairan Bitung, perairan sekitar Indonesia dan
Samudera di dunia (Mulyadi 2004).
Perairan Sekitar Indonesia
No.
Spesies
Samudra
A
B
C
D
E
F
I
P
At
Keterangan
O
1
U. vulgaris
●
●
●
●
●
●
●
●
●
2
C. darwini
●
●
●
●
●
●
●
●
●
O
3
C. pauper
●
●
●
●
●
●
●
●
●
N-O
4
S.danae
●
●
●
●
●
●
●
●
●
O
5
L. flavicornis
●
●
●
●
●
●
●
●
-
O
6
P. gracilis
●
●
●
●
●
●
●
●
●
O
7
E. marina
●
●
●
●
●
●
●
●
●
O
8
E. concinna
●
●
●
●
●
●
●
●
-
N-O
9
C. discaudata
●
●
●
●
●
●
●
●
-
N
10
C. bradyi
●
●
●
●
●
●
●
●
-
N
11
C. catula
●
●
●
●
●
●
●
●
●
O
12
C. curta
●
●
●
●
●
●
●
●
-
O
13
P. truncata
●
●
●
●
●
●
●
●
●
O
14
S. crassus
●
●
●
●
●
●
●
●
●
O
15
S. subcrassus
●
●
●
●
●
●
●
●
-
O
16
S. dentatus
●
-
-
-
●
●
●
●
-
O
17
S. mucronatus
●
●
●
●
●
●
●
●
●
O
18
P. attenuatus
●
●
●
●
●
●
●
●
●
O
19
R. cornutus
●
●
●
●
●
●
●
●
-
O
20
C. calaninus
●
●
●
●
●
●
●
●
-
O
21
C. gracilis
●
●
●
●
●
●
●
●
-
O
22
C. furcatus
●
●
●
●
●
●
●
●
●
O
23
C. orsini
●
●
●
●
●
●
●
●
-
N
24
C. tenuiremis
●
●
●
●
●
●
●
●
-
N
25
C. elongatus
●
●
●
-
●
●
●
●
-
O
26
C. pavo
●
●
●
●
●
●
●
●
●
O
27
A. gibber
●
●
●
●
●
●
●
●
●
N
28
P. crassirostris
●
●
●
●
●
●
●
●
●
N-O
29
P. aculeatus
●
●
●
●
●
●
●
●
●
N-O
30
Bestiolina sp.
n
-
-
-
-
-
-
-
-
N
31
32
33
Pseudodiaptomus sp.
P. incisus
P. philippinensis
n
nr
nr
-
●
-
-
-
●
-
-
-
N
N
N
34
T. turbinata
●
●
●
●
●
●
●
●
●
N
35
T. discaudata
●
●
●
●
●
●
●
●
●
N
36
nr
●
-
-
-
-
-
-
-
N
37
Tortanus
vietnamensis
A. erythraea
●
●
●
●
●
●
●
●
-
N-O
38
A. bispinosa
●
●
-
●
●
●
●
●
-
N-O
39
A. pacifica
●
●
●
●
●
●
●
●
●
N-O
40
C. thompsoni
●
-
-
●
●
●
●
●
-
N-O
41
C. minor
●
●
●
●
●
●
●
●
-
O
42
C. elliptica
●
●
●
●
●
●
●
●
-
O
43
L. acuta
●
●
●
●
●
●
●
●
-
O
44
L. bataviae
●
-
-
●
-
-
●
●
-
O
45
L. laevidentata
●
●
●
●
●
●
●
●
-
O
46
L. minuta
●
●
●
●
●
●
●
●
-
N-O
47
L. kroyeri
●
●
●
●
●
●
●
●
-
O
48
P. plumata
●
●
●
●
●
●
●
●
●
N-O
Keterangan : A : Indonesia
B : Vietnam
C : China
D : Australia
E : Jepang
F : Filipina
n : new species (spesies baru) (n & nr adalah hasilnr : new records (catatan baru) penelitian ini)
●
I
P
: ditemukan
At : Samudra Atlantik
: tidak ditemukan N : Neritik
: Samudra India
O : Oseanik
: Samudra Pasifik
6
Hasil pengambilan sampel di perairan
Bitung (Lampiran 2) di pagi hari
menunjukkan jumlah spesies yang lebih
banyak dibandingkan malam hari. Hal ini
berbanding terbalik dengan adanya migrasi
vertikal harian pada zooplankton. Migrasi
vertikal harian adalah pergerakan naik
zooplankton menjelang malam hari dan
bergerak turun pada pagi hari. Faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah tangkapan spesies
Calanoida pada pengamatan ini ialah adanya
jelly fish yang melimpah yang tertangkap
plankton net pada sampel malam hari,
sehingga jumlah Calanoida yang tersaring
sangat sedikit. Disamping itu, kondisi habitat
yang sudah tidak alami lagi menyebabkan
menurunnya populasi Calanoida. Hampir
seluruh habitat padang lamun dan terumbu
karang telah rusak.
Sebanyak 42 spesies (87.5%) ditemukan
dalam penelitian ini adalah tipikal plankton
Indo-Pasifik. Sebanyak 20 spesies (41.67%)
bersifat kosmopolitan yaitu ditemukan di
semua perairan dunia di Samudera India,
Pasifik, dan Atlantik. Sebanyak 26 spesies
(54.17%) mempunyai habitat oseanik dan 10
spesies (20.83%) di habitat neritik-oseanik,
sedangkan 12 spesies lainnya (25%)
mempunyai habitat neritik (Tabel 3). Sebagian
besar spesies Calanoida yang ditemukan di
perairan pantai Bitung termasuk spesies IndoPasifik terdiri atas 42 spesies (87.5%). Tidak
ada spesies yang hanya dilaporkan dari
Samudera Hindia atau Pasifik.
P. incisus, P. philippinensis, dan T.
vietnamensis merupakan spesies endemik
untuk laut Cina, perairan Filipina, dan
perairan Vietnam. Namun, ketiga spesies
tersebut ditemukan di perairan pantai Bitung.
Menurut Sallas & Pillai (1973) Calanopia
thompsoni yang semula diyakini endemik
untuk perairan Pasifik Barat juga ditemukan
di perairan Indonesia hingga Samudera
Hindia.
Hasil penelitian menunjukkan adanya 2
spesies (Bestiolina sp. dan Pseudodiaptomus
sp.) yang belum dideskripsikan (undescribed
species). Kedua spesies tersebut kemungkinan
merupakan spesies baru.
P. incisus selama ini dilaporkan endemik
untuk perairan estuari di Cina, tetapi dapat
ditemukan pula di perairan Bitung. Begitu
pula P. philippinensis yang dideskripsi
pertama kali dari habitat terumbu karang
perairan Filipina oleh Walter (1984) juga
ditemukan di perairan Bitung. Jenis lainnya
yang juga ditemukan ialah T. vietnamensis
dideskripsi pertama kalinya oleh Nishida dan
Rumengan (2005). Menurut Wyrtki (1956)
penyebaran spesies-spesies ini dimungkinkan
karena kesamaan hidrologi dan oseanografi
perairan Asia Tenggara yang meliputi Laut
Cina Selatan, Laut Andaman, Laut Sulu,
Perairan Indonesia, Perairan Filipina, dan
Teluk Carpentaria.
Menurut Fleminger (1986) U. vulgaris
mempunyai distribusi yang luas di perairan
tropik dan subtropik. U. vulgaris betina
mempunyai 3 subspesies yaitu U. vulgaris
typica yang ditemukan di perairan neritik
kontinental Pasifik Timur, pantai Asia, dan
Afrika Timur; U. vulgaris zeylanica
ditemukan di pantai sekitar pulau-pulau
oseanik; dan U. vulgaris giesbrecthti yang
terkonsentrasi dalam jumlah besar di perairan
Indonesia bagian timur (Lampiran 3).
Cosmocalanus
darwini
mempunyai
distribusi di perairan epipelagik tetapi
seringkali juga ditemukan di perairan yang
lebih dalam. Tiga subspesies C. darwini yang
telah dikenal memiliki 3 subspesies ialah C.
d. typica, C. d. symmetrica, dan C. d.
intermedia yang sebelumnya dilaporkan di
perairan Indo-Pasifik. C. d. typica ditemukan
di perairan Hindia dan Indo-Malaysia; C. d.
symmetrica ditemukan di perairan Hindia dan
Indo-Malaysia; dan C. d. intermedia
ditemukan
di
perairan
Indo-Malaysia
(Fleminger
1986). Hasil penelitian ini
menunjukkan ketiga subspesies tersebut
ditemukan di perairan Bitung (Lampiran 4).
Acartia erythraea umumnya ditemukan
melimpah di perairan neritik-oseanik. A.
erythraea merupakan kelompok euryhaline
marine yang melimpah pada salinitas 20 psu
atau lebih. Spesies ini tersebar luas di perairan
tropik Indo-Pasifik. Selain itu, spesies ini juga
dilaporkan dari Samudera Hindia yang
meliputi Pantai Birma, Kepulauan Maldive
dan Laccadive, Laut Arab dan Laut Merah,
Pantai Durban, Afrika Timur. Samudera
Pasifik Barat yang meliputi Pantai Kabira,
Jepang, Korea, Perairan timur Indonesia,
sepanjang pesisir pantai Jawa dan terkadang
melimpah di pantai Cilacap. Spesies ini
ditemukan dominan di perairan Bitung, tetapi
tidak melimpah jumlahnya (Mulyadi 2004).
Acartia pacifica merupakan spesies
estuarine marine yang memiliki toleransi
yang luas terhadap salinitas. Spesies ini
terdapat di habitat neritik-oseanik. A. pacifica
menyebar luas di Indo-Pasifik, yang meliputi
bagian utara Laut Jepang, daerah Izu, Jepang
tengah, perairan Great Barrier Reef, dan
perairan Indonesia. Spesies ini hanya
ditemukan di padang lamun pada pagi hari
7
dengan jumlah yang sangat sedikit (Mulyadi
2004).
Pseudodiaptomus merupakan Copepoda
karakteristik di perairan estuarin yang
seringkali melimpah di perairan pantai dan
dapat mendominasi biomassa zooplankton
(Barnes
1974). Hanya 3 spesies
Pseudodiaptomus
(P.
incisus,
P.
philippinensis, dan Pseudodiaptomus sp.)
yang ditemukan dalam penelitian ini.
Anggota dari famili Pontellidae yang
ditemukan dari sampel tahun 2003 tetapi tidak
ditemukan pada pengambilan sampel tahun
2004 ialah Pontella denticaudata, P.
spinifera, dan Pontellopsis armata. Ketiga
spesies tersebut merupakan tipikal plankton
oseanik yang sangat jarang ditemukan di
perairan dunia. P. denticaudata dan P. armata
ditemukan di daerah perairan epipelagik.
Kedua spesies ini mempunyai daerah
distribusi di Indo-Pasifik, sedangkan P.
plumata yang ditemukan di tahun 2004
mempunyai sebaran di daerah epipelagik
perairan dunia.
SIMPULAN
Sebanyak 48 spesies dari 25 genus dan 15
famili Calanoida diperoleh dalam penelitian
ini. Jumlah spesies di habitat padang lamun
(43 spesies, 24 genus, dan 15 famili) lebih
banyak dibandingkan terumbu karang (39
spesies, 22 genus, dan 14 famili). Jumlah
spesies lebih banyak
ditemukan pada
pengambilan sampel di pagi hari (45 spesies,
24 genus, dan 15 famili) dibandingkan malam
hari (37 spesies, 23 genus, dan 14 famili).
Tiga
spesies
(T.
vietnamensis,
P.
philippinensis, dan P. incisus) adalah catatan
baru bagi perairan Indonesia, sedangkan dua
spesies (Bestiolina sp. dan Pseudodiaptomus
sp.) diduga spesies baru di dunia.
SARAN
Perlu dilanjutkan penelitian mengenai
keanekaragaman, kelimpahan, dan komposisi
Calanoida yang lebih menyeluruh pada musim
yang berbeda. Selain itu, perlu dilakukan
pengambilan sampel secara vertikal agar dapat
ditemukan spesies-spesies Copepoda lainnya
untuk memperkaya koleksi data Copepoda
perairan Indonesia dan mendeskripsi spesiesspesies yang belum terdeskripsi. Hasil
penelitian ini dapat menjadi dasar dan
panduan dalam mendeskripsikan spesiesspesies Copepoda yang ditemukan di perairan
pantai Indonesia, dan kaitannya
memprediksi kesuburan perairan.
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Barnes RSK. 1974. Estuarine Biology, Studies
in Biology. London: Edward Arnold
Ltd.
Boxshall GA, Halsey SH. 2004. An
Introduction to Copepods Diversity.
London: The Ray Society.
Brady GS. 1883. Report on the Copepoda
collected by H.M.S. Challenger during
the year 1872-1876. Challenger Exped.
Zool 8(23): 1-142, 55 pls.
Fleminger A. 1986. The Pleistocene equatorial
barrier between the Indian and Pasific
Oceans and a likely cause for Wallace’s
line. UNESCO techn. Pap Mar Sci 49:
84-97.
Humes AG. 1994. How many Copepods?
Hydrobiologia 292/293: 1-7.
Mohammad AN. 2005. Komposisi dan
sebaran Kopepoda di selat Lembeh
Tanjung Merah Bitung, Sulawesi Utara.
[skripsi]. Jakarta: Fakultas Biologi,
Universitas Nasional Jakarta.
Mulyadi. 2002. The Calanoid Copepods
family Pontellidae from Indonesian
waters, with notes on its species-groups.
Treubia 32: 1-167.
Mulyadi. 2004. Calanoid Copepods in
Indonesian Waters. Bogor: P2O-LIPI.
Nishida S, Rumengan IFM. 2005. A new
species of Pseudodiaptomus (Copepoda: Calanoida: Pseudodiaptomidae)
from the coastal waters of Sulawesi,
Indonesia. J Ecol 52: 27-32.
Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta:
Djambatan.
Nontji A. 2006. Tiada Kehidupan di Bumi
tanpa Keberadaan Plankton. Jakarta:
P2O-LIPI.
Nybakken JW. 1992. Biologi Laut. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Umum.
Ruyitno et al. 2002. Perairan Sulawesi dan
Sekitarnya. Jakarta: P2O-LIPI.
Scott A. 1909. The Copepoda of the Siboga
Expidition, part 1. free-swimming,
littoral and semiparasitic Copepoda.
Siboga Exped Mon 29a: 1-323, pls. 169.
Sillas EG, Pillai PP. 1973. The Calanoid
Copepod family Pontellidae from the
Indian Ocean. J Mar Biol Ass India 15:
771-858.
8
Susetiono. 2004. Fauna Padang Lamun
Tanjung Merah Selat Lembeh. Jakarta:
P2O-LIPI.
Vervoort W. 1946. Biological results of the
Snellius
Expedition
XV.
The
bathypelagic Copepoda Calanoida of
the Snellius Expedition. Families
Calanidae, Eucalanidae, Paracalanidae
and Pseudocalanidae. Temminckia 8: 1181.
Walter TC. 1984. New species of
Pseudodiaptomus from the IndoPacific, with a clarification of P.
aurivilii and P. mertoni (Crustacea:
Copepoda: Calanoida). Proc Biol Soc
Wash 97: 369-391.
Wickstead JH. 1976. Marine Zooplankton.
London: Edward Arnold Ltd.
Wyrtki K. 1956. Monthly charts of surface
salinity in Indonesian and surrounding
waters. J Conseil 3.
Wyrtki K. 1961. Physical oceanography of the
southeast Asian water. Naga Rep 2: 1195p.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Famili, Genus, dan Spesies Kopepoda di perairan Selat Lembeh Bitung Sulawesi Utara, Data Maret 2003 (Mohammad 2005)
No.
Famili
Genus
1.
Acartidae
2.
Calanidae
3.
Candaciidae
Chantocalanus
Cosmocalanus
Undinula
Candacia
4.
Centropagidae
Paracandacia
Centropages
5.
Eucalanidae
Eucalanus
6.
7.
Euchaetidae
Paracalanidae
Euchaeta
Acrocalanus
8.
9.
Calocalanidae
Pontellidae
Paracalanus
Calocalanus
Calanopia
Acartia
Labidocera
Spesies
Acartia erythraea
Acartia pacifica
Chantocalanus pauper
Cosmocalanus darwini
Undinula vulgaris
Candacia bradyi
Candacia curta
Paracandacia truncata
Centropages calaninus
Centropages gracilis
Centropages furcatus
Centropages orsinii
Eucalanus attenuatus
Eucalanus dentatus
Eucalanus crassus
Eucalanus mucronatus
Eucalanus subcrassus
Euchaeta marina
Acrocalanus gibber
Acrocalanus gracilis
Paracalanus aculeatus
Calocalanus pavo
Calanopia minor
Calanopia australica
Labidocera acuta
Terumbu Karang
Pagi
Malam
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
Padang Lamun
Pagi
Malam
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
Lanjutan Lampiran 1
No.
Famili
Genus
Pontella
10.
Pseudodiaptomidae
Pontellina
Pontellopsis
Pseudodiaptomus
11.
Temoridae
Temora
12.
Tortanidae
Tortanus
Spesies
Labidocera bataviae
Labidocera minuta
Pontella denticaudata
Pontella spinifera
Pontellina plumata
Pontellopsis armata
Pseudodiaptomus incisus
Pseudodiaptomus philippinensis
Temora discaudata
Temora turbinata
Tortanus sp.
Terumbu Karang
Pagi
Malam
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
Padang Lamun
Pagi
Malam
●
●
●
●
●
●
●
●
●
12
Lampiran 2 Peta lokasi pengambilan sampel di perairan pantai Bitung Sulawesi Utara
Bitung
Tanjung
Merah
Keterangan
:
: lokasi pengambilan sampel
P. Lembeh
13
Lampiran 3 Gambar deskripsi U. vulgaris betina dengan subspesiesnya dan variasi posterior tubuh
sebelah kiri akhir metasome kelima
14
Lampiran 4 Gambar deskripsi C. darwini betina dengan subspesiesnya dan variasi posterior tubuh
sebelah kiri akhir metasome kelima
Download