1 KEKAYAAN SPESIES CALANOIDA (COPEPODA: CRUSTACEA) DI PERAIRAN PANTAI BITUNG SULAWESI UTARA EKO HERIYANTO DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 ABSTRAK EKO HERIYANTO. Kekayaan Spesies Calanoida (Copepoda: Crustacea) di Perairan Pantai Bitung Sulawesi Utara. Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan MULYADI. Calanoida (Subkelas Copepoda) merupakan zooplankton yang paling banyak ditemukan di perairan, baik perairan tawar, payau maupun laut. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kekayaan spesies Calanoida di Perairan Pantai Bitung Sulawesi Utara. Tiga puluh tiga botol sampel plankton koleksi Pusat Penelitian Oseanografi tahun 2004 digunakan dalam penelitian ini. Identifikasi spesimen dilakukan sampai tingkat spesies. Empat puluh delapan spesies Calanoida dalam 25 genus dan 15 famili ditemukan dalam penelitian ini. Jumlah spesies di padang lamun lebih banyak dibandingkan terumbu karang, sedangkan jumlah spesies Calanoida di pagi hari lebih banyak dibandingkan malam hari. ABSTRACT EKO HERIYANTO. Species Richness of Calanoida (Copepoda: Crustacea) in Coastal Territorial Water Bitung of North Sulawesi. Supervised by TRI ATMOWIDI and MULYADI. Calanoida (Subclass of Copepoda) is a zooplankton found in territorial fresh water, estuary and also in the sea. This research was conducted to know the species richness of Calanoida in Coastal Territorial Water Bitung of North Sulawesi. Thirty three bottles of Calanoida samples collected by Research Center for Oceanography in 2004. Specimens were identified to species level. Forty eight species of Calanoida belong to 25 genera and 15 families has been found in this research. The number of species at seagrass was higher than in coral reef and the number of species in the morning was higher than in the night. 3 KEKAYAAN SPESIES CALANOIDA (COPEPODA: CRUSTACEA) DI PERAIRAN PANTAI BITUNG SULAWESI UTARA EKO HERIYANTO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Biologi DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 4 Judul skripsi : Kekayaan Spesies Calanoida (Copepoda: Crustacea) di Perairan Pantai Bitung Sulawesi Utara. Nama : Eko Heriyanto NIM : G34103057 Menyetujui: Pembimbing I Pembimbing II Drs. Tri Atmowidi, M.Si. NIP 132 055 226 Dr. Mulyadi, APU. NIP 320 004 730 Mengetahui: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. Drh. Hasim, DEA. NIP 131578806 Tanggal Lulus : 5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Purworejo pada tanggal 29 Juni 1985 dari ayah Hery Triatmo dan ibu Sri Rahayu. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 2 Purworejo dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengikuti organisasi antara lain sebagai ketua divisi jamur ”Bioworld” dan sebagai anggota organisasi wahana alam Biologi. Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Biologi Dasar dan Perkembangan Hewan pada tahun ajaran 2006/2007. Pada tingkat empat, penulis pernah mendapatkan beasiswa BBM. Pengalaman kerja yang pernah ditekuni oleh penulis ialah sebagai tenaga pengajar dari lembaga Nurul Ilmi dan Lukman Education pada tahun 2005 sampai 2006. Penulis juga pernah mengikuti praktek lapang dengan judul Penanganan Hama Kecoa pada Lingkungan Komersial di PT Terminix Indonesia (PT APCO). 6 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang berjudul Kekayaan Spesies Calanoida (Copepoda: Crustacea) di Perairan Pantai Bitung Sulawesi Utara ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2007 hingga Agustus 2007 di laboratorium Crustacea, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI Cibinong. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Tri Atmowidi, M.Si. dan Dr. Mulyadi, APU selaku pembimbing yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Ir. Agustin Wydia Gunawan, M.S. selaku penguji. Di samping itu, ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Dr. Augy Syahailatua yang telah berkenan memberikan tema penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Conni M. Sidabalok, S.Si., Ibu Ir. Endang Purwaningsih, Ibu Dewi Kartika, S.Si., M.Si yang telah membantu segala keperluan penulis di laboratorium. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak, Ibu, dan Adik Tri atas doa dan kasih sayangnya yang telah diberikan kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Februari 2008 Eko Heriyanto DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................................ vii PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1 METODE ............................................................................................................................................. 2 Penyortiran dan Identifikasi ....................................................................................................... 2 Analisis Data ............................................................................................................................. 2 HASIL .................................................................................................................................................. 2 Kekayaan Spesies ...................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 4 SIMPULAN .......................................................................................................................................... 7 SARAN ................................................................................................................................................ 7 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 7 LAMPIRAN ......................................................................................................................................... 9 vii viii DAFTAR TABEL Halaman 1 Jumlah spesies, genus, dan famili Calanoida (Copepoda: Crustacea) di perairan pantai Bitung, Sulawesi Utara............................................................................................ 2 2 Spesies Calanoida (Copepoda: Crustacea) yang ditemukan di habitat padang lamun dan terumbu karang di pantai Bitung, Sulawesi Utara .............................................................. 3 3 Sebaran spesies Calanoida yang ditemukan di perairan Bitung, perairan sekitar Indonesia, dan Samudera di dunia ..................................................................................... 5 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Beberapa spesies Calanoida yang ditemukan di perairan pantai Bitung, Sulawesi Utara .................................................................................................................... 4 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Famili, Genus, dan Spesies Kopepoda di perairan Selat Lembeh Bitung Sulawesi Utara, Data Maret 2003 ................................................................................................... 10 2 Peta lokasi pengambilan sampel di perairan pantai Bitung Sulawesi Utara ...................... 12 3 Gambar deskripsi U. vulgaris betina dengan subspesiesnya dan variasi posterior tubuh sebelah kiri akhir metasome kelima................................................................................... 13 4 Gambar deskripsi C. darwini betina dengan subspesiesnya dan variasi posterior tubuh sebelah kiri akhir metasome kelima................................................................................... 14 PENDAHULUAN Latar Belakang Plankton adalah organisme yang hidupnya melayang dalam air dengan kemampuan renang yang sangat terbatas, sehingga selalu terbawa hanyut oleh arus (Nontji 2006). Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu fitoplankton yang terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis; dan zooplankton yang terdiri dari hewan-hewan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut. Zooplankton terdiri dari meroplankton dan holoplankton. Meroplankton adalah plankton yang hanya sebagian dari daur hidupnya bertindak sebagai plankton (plankton temporer). Contoh plankton temporer ialah larva dari berbagai jenis udang dan larva-larva dari hewan air lainnya. Holoplankton adalah plankton yang selama daur hidupnya tetap sebagai plankton (plankton sejati) seperti Copepoda (Nybakken 1992). Kajian biosistematika Copepoda di perairan Indonesia masih sangat sedikit. Kontribusi pengetahuan tentang Copepoda perairan Indonesia pada umumnya berasal dari laporan ekspedisi-ekspedisi besar yang dilakukan pada satu abad yang lalu, terutama di pearairan Indonesia timur (Challenger 1872-1876; Siboga 1899-1900; Snellius, 1929-1930). Copepoda merupakan mikrokrustasea holoplanktonik yang menghuni berbagai tipe perairan dan membentuk berbagai tipe kehidupan. Humes (1994) menyatakan saat ini jumlah Copepoda yang telah dideskripsi di dunia mencapai 11.500 spesies yang terbagi dalam 200 famili dan 1.650 genus yang menghuni berbagai tipe perairan tawar, payau, dan laut. Copepoda mendominasi populasi zooplankton di perairan laut dengan persentase berkisar antara 50-80% dari biomassa zooplankton dalam ekosistem laut. Beberapa diantaranya bersifat herbivor (pemakan fitoplankton) dan membentuk rantai makanan antara fitoplankton dan ikan. Copepoda merupakan organisme laut yang sangat beragam dan melimpah, dan merupakan mata rantai yang sangat penting dalam rantai makanan dan ekonomi lautan (Wickstead 1976). Copepoda umumnya berukuran 0.5-2 mm, meskipun ada beberapa spesies Copepoda parasit yang mencapai ukuran lebih dari 18 mm. Tubuh Copepoda ordo Calanoida relatif lebih besar, berbentuk lonjong serta panjang, umumnya metasome dua kali panjang urosome. Antena pertama umumnya lebih panjang dari kepala serta segmen kepala menunjukkan adanya pemisahan yang jelas. Untuk membedakan spesies-spesies dari Calanoida dapat dilihat pada jumlah ruas abdomen, jumlah ruas antena pertama, struktur dan bentuk kaki kelimanya (Wyrtki 1961). Peranan Copepoda sebagai plankton di lautan yaitu sebagai pakan alami bagi berbagai jenis biota laut, seperti ikan herring dan ikan mackerel; bioindikator upwelling (Calanoides philippinensis dan Rinchalanus nasutus), polusi, dan pola arus; serta sebagai pengatur bagi kepadatan populasi plankton berbahaya (red tide) (Nontji 1993). Kelangkaan data Copepoda laut di Indonesia memerlukan suatu kajian biosistematika yang akurat untuk menambah data keanekaragaman spesies dengan gambar dan deskripsinya. Perairan Indonesia khususnya wilayah Sulawesi Utara, mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi. Tingginya keanekaragaman tersebut didukung oleh kondisi alami lautan yang melalui wilayah ini. Secara global, sirkulasi laut di wilayah ini merupakan bagian dari lintasan oseanik yang disebut oceanic conveyor belt. Lintasan ini membawa air permukaan yang hangat bersalinitas rendah dari arah timur ke barat masuk ke perairan dalam Atlantik Utara yang bersalinitas tinggi dan bersuhu rendah. Selanjutnya, arus ini mengalir dari arah barat ke timur dan muncul lagi di Samudera Pasifik (Susetiono 2004). Sulawesi Utara mempunyai perairan pantai yang cukup luas dengan berbagai biota yang mendiaminya termasuk daerah terumbu karang yang menempati hampir 95%. Ekosistem terumbu karang memiliki kompleksitas produksi yang berkaitan erat dengan ekosistem lain, seperti padang lamun dan mangrove. Hal ini memberikan gambaran bahwa lokasi ini secara umum kaya akan biota laut (Ruyitno 2002). Padang lamun yang padat akan menguntungkan bagi beberapa hewan dari serangan pemangsa. Kondisi fisik dan habitat yang beragam menyebabkan efisiensi pemangsa menjadi lebih rendah dalam melakukan deteksi, pengejaran, dan menangkap mangsa. Habitat terumbu karang maupun padang lamun mempunyai biota laut yang berbeda-beda, termasuk plankton (Susetiono 2004). 2 Tujuan Penelitian ini bertujuan menentukan kekayaan spesies Calanoida (Copepoda: Crustacea) di dua habitat yang berbeda, yaitu padang lamun dan terumbu karang di Perairan Pantai Bitung Sulawesi Utara. Analisis data Kekayaan spesies Calanoida padang lamun, terumbu karang pengambilan ditampilkan dalam dibandingkan dengan hasil sebelumnya. METODE di habitat dan waktu tabel dan penelitian HASIL Penyortiran dan Identifikasi Sebanyak 33 botol sampel Calanoida koleksi tahun 2004 digunakan dalam penelitian ini. Penyortiran dan identifikasi spesies Copepoda dilaksanakan selama bulan Maret sampai Agustus 2007 di laboratorium Crustacea, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong. Penyortiran dilakukan untuk memisahkan Copepoda dari organisme planktonik lainnya dan detritus. Copepoda hasil sortiran kemudian dipisahkan antara anggota dari ordo Calanoida dan ordo lainnya. Metode penyortiran dilakukan sebagai berikut: Sampel plankton diendapkan dalam botol sampel. Endapan yang terjadi dituangkan sedikit demi sedikit pada cawan petri, lalu diamati menggunakan mikroskop stereo. Calanoida yang ditemukan dimasukkan ke dalam botol vial yang diisi dengan alkohol 70% berdasarkan jenisnya serta diberi label. Hal ini bertujuan untuk mengawetkan sampel tersebut. Selanjutnya, obyek diidentifikasi dengan mikroskop compound. Pembedahan beberapa spesies dan penggambaran dilakukan di bawah mikroskop compound dengan bantuan kamera lucida. Calanoida yang telah mengalami tahap penyortiran, diidentifikasi dengan meletakkan sampel di kaca obyek yang telah diberi larutan campuran antara gliserin, air suling dan methyl blue. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop compound. Setiap individu Calanoida diidentifikasi sampai tingkat spesies dengan menggunakan kunci identifikasi berdasarkan Mulyadi (2002 dan 2004). Kekayaan Spesies Jumlah spesies Calanoida yang ditemukan di perairan pantai Bitung, Sulawesi Utara yaitu 15 famili, 25 genus, dan 48 spesies. Jumlah spesies, genus, dan famili Calanoida yang ditemukan bervariasi pada waktu pengamatan dan lokasi yang berbeda. Jumlah spesies Calanoida di padang lamun (43 spesies, 24 genus, dan 15 famili) lebih banyak dibandingkan dengan terumbu karang (39 spesies, 22 genus, dan 14 famili). Jumlah spesies Calanoida di pagi hari (45 spesies, 24 genus, dan 15 famili) lebih banyak dibandingkan malam hari (37 spesies, 23 genus, dan 14 famili) (Tabel 1). Tiga puluh lima spesies Calanoida (72.92%) ditemukan di dua habitat, yaitu padang lamun dan terumbu karang. Sebanyak 23 spesies (47.92%) ditemukan di dua habitat, yaitu pagi dan malam hari, sedangkan 8 spesies (16.67%) hanya ditemukan di pagi hari dan 3 spesies lainnya (6.25%) hanya ditemukan di malam hari (Tabel 2). Beberapa gambar spesies Calanoida yang ditemukan ditunjukkan pada Gambar 1. Spesies yang ditemukan paling dominan di padang lamun dan terumbu karang selama pengamatan yaitu Undinula vulgaris, Cosmocalanus darwini, Subeucalanus subcrassus, Acrocalanus gibber dan Acartia erythraea. Spesies yang paling sedikit ditemukan yaitu Pleuromamma gracilis, Candacia catula, Candacia curta, Paracandacia truncata, Pareucalanus attenuatus, Centropages gracilis, Centropages elongatus, Pseudodiaptomus philippinensis, Pseudodiaptomus sp., Acartia bispinosa, Acartia pacifica, dan Labidocera kroyeri (Tabel 2). Tabel 1 Jumlah spesies, genus, dan famili Calanoida (Copepoda: Crustacea) di perairan pantai Bitung, Sulawesi Utara Lamun dan Karang Takson Malam 37 Padang Lamun Jumlah 48 Pagi 40 Malam 30 Terumbu Karang Spesies Pagi 45 Jumlah 43 Pagi 37 Malam 31 Jumlah 39 Genus 24 23 25 23 19 24 21 21 22 Famili 15 14 15 15 11 15 14 13 14 3 Tabel 2 Spesies Calanoida (Copepoda: Crustacea) yang ditemukan di habitat padang lamun dan terumbu karang di pantai Bitung, Sulawesi Utara. Famili Spesies Calanidae Undinula vulgaris Cosmocalanus darwini Canthocalanus pauper Scolecitrichidae Scolecithrix danae Lucicutidae Lucicutia flavicornis Metridinidae Pleuromamma gracilis Euchaetidae Euchaeta marina E. concinna Candaciidae Candacia discaudata C. bradyi C. catula C. curta Paracandacia truncata Eucalanidae Subeucalanus crassus S. subcrassus S. dentatus S. mucronatus Pareucalanus attenuatus Rinchalanus cornutus Centropagidae Centropages calaninus C. gracilis C. furcatus C. orsinii C. tenuiremis C. elongatus Calocalanidae Calocalanus pavo Paracalanidae Acrocalanus gibber Parvocalanus crassirostris Paracalanus aculeatus Bestiolina sp. Pseudodiaptomidae Pseudodiaptomus sp. P. incisus P. philippinensis Temoridae Temora turbinata T. discaudata Tortanidae Tortanus vietnamensis Acartiidae Acartia erythraea A. bispinosa A. pacifica Pontellidae Calanopia thompsoni C. minor C. elliptica Labidocera acuta L. bataviae L. laevidentata L. minuta L. kroyeri Pontellina plumata Keterangan : ● = ditemukan - = tidak ditemukan Padang Lamun Terumbu Karang Pagi Malam Pagi Malam ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● - ● ● ● ● ● ● ● - - - ● ● ● - ● ● ● ● ● ● ● - ● ● - ● ● ● - ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● - ● ● ● ● - ● ● ● ● - ● ● ● - ● ● ● ● ● ● ● ● - ● - ● ● ● ● ● ● ● ● ● - ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● - ● - ● - ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● - ● ● ● - ● ● - ● - ● ● ● ● ● ● ● - ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● 4 a d g b c e f h i Gambar 1 Beberapa spesies Calanoida yang ditemukan di perairan pantai Bitung, Sulawesi Utara. U. vulgaris (betina) (a), C. bradyi (betina) (b), C. discaudata (jantan) (c), L. kroyeri (betina) (d), Labidocera sp. (jantan) (e), S. dentatus (betina) (f), Temora sp. (jantan) (g), P. truncata (jantan) (h), Pseudodiaptomus sp. (betina) (i). PEMBAHASAN Sebanyak 48 spesies Calanoida berhasil diidentifikasi selama pengamatan. Jumlah spesies ini lebih banyak dibandingkan dengan data pengambilan sampel tahun 2003 (36 spesies) di lokasi yang sama (Mohammad 2005). Tiga puluh spesies yang sama ditemukan di tahun 2003 dan 2004, 18 spesies yang lain hanya ditemukan pada tahun 2004 sedangkan 6 spesies ditemukan di tahun 2003 dan tidak ditemukan di tahun 2004 (Lampiran 1). Mulyadi (2004) melaporkan spesies yang ada di perairan dunia bersifat neritik, oseanik, maupun neritik-oseanik (Tabel 3), meskipun demikian semua spesies tersebut dapat ditemukan di perairan pantai Bitung. Hal ini disebabkan karena salinitas perairan yang tinggi (27 psu) dan suhu yang rendah (25oC). Perairan ini terbuka dan berhubungan langsung dengan Laut Banda, sehingga kemungkinan ditemukannya plankton oseanik di Bitung sangat besar. Selain itu, perairan ini sama sekali tidak dipengaruhi oleh air tawar (sungai). Boxshall & Halsey (2004) melaporkan spesies dari famili Calanoida Acartidae, Centropagidae, Paracalanidae, Temoridae, Pontellidae, Pseudodiaptomidae dan Tortanidae menyukai habitat di daerah dekat pantai. Beberapa famili yang umum dijumpai di daerah epipelagik adalah Calanidae, Paracalanidae, Centropagidae, Eucalanidae, Temoridae, Candaciidae, Pontellidae, Acartidae dan Tortanidae. Kelompok famili lainnya (Lucicutidae dan Scolecitrichidae) hidup di perairan dalam, tetapi dengan adanya kemampuan migrasi vertikal mereka dapat bergerak ke daerah epipelagik. Nontji (1993) mengemukakan bahwa perairan di Sulawesi termasuk di dalamnya perairan Selat Lembeh Tanjung Merah, Bitung diduga dipengaruhi oleh upwelling yang terjadi di Laut Banda. Gerakan air naik ini membawa zat hara yang kaya akan fosfat dan nitrat ke permukaan, yang selalu disertai dengan produksi plankton yang tinggi. Diduga melimpahnya beberapa spesies Copepoda tersebut karena proses upwelling ini. 5 Tabel 3 Sebaran Spesies Calanoida yang ditemukan di perairan Bitung, perairan sekitar Indonesia dan Samudera di dunia (Mulyadi 2004). Perairan Sekitar Indonesia No. Spesies Samudra A B C D E F I P At Keterangan O 1 U. vulgaris ● ● ● ● ● ● ● ● ● 2 C. darwini ● ● ● ● ● ● ● ● ● O 3 C. pauper ● ● ● ● ● ● ● ● ● N-O 4 S.danae ● ● ● ● ● ● ● ● ● O 5 L. flavicornis ● ● ● ● ● ● ● ● - O 6 P. gracilis ● ● ● ● ● ● ● ● ● O 7 E. marina ● ● ● ● ● ● ● ● ● O 8 E. concinna ● ● ● ● ● ● ● ● - N-O 9 C. discaudata ● ● ● ● ● ● ● ● - N 10 C. bradyi ● ● ● ● ● ● ● ● - N 11 C. catula ● ● ● ● ● ● ● ● ● O 12 C. curta ● ● ● ● ● ● ● ● - O 13 P. truncata ● ● ● ● ● ● ● ● ● O 14 S. crassus ● ● ● ● ● ● ● ● ● O 15 S. subcrassus ● ● ● ● ● ● ● ● - O 16 S. dentatus ● - - - ● ● ● ● - O 17 S. mucronatus ● ● ● ● ● ● ● ● ● O 18 P. attenuatus ● ● ● ● ● ● ● ● ● O 19 R. cornutus ● ● ● ● ● ● ● ● - O 20 C. calaninus ● ● ● ● ● ● ● ● - O 21 C. gracilis ● ● ● ● ● ● ● ● - O 22 C. furcatus ● ● ● ● ● ● ● ● ● O 23 C. orsini ● ● ● ● ● ● ● ● - N 24 C. tenuiremis ● ● ● ● ● ● ● ● - N 25 C. elongatus ● ● ● - ● ● ● ● - O 26 C. pavo ● ● ● ● ● ● ● ● ● O 27 A. gibber ● ● ● ● ● ● ● ● ● N 28 P. crassirostris ● ● ● ● ● ● ● ● ● N-O 29 P. aculeatus ● ● ● ● ● ● ● ● ● N-O 30 Bestiolina sp. n - - - - - - - - N 31 32 33 Pseudodiaptomus sp. P. incisus P. philippinensis n nr nr - ● - - - ● - - - N N N 34 T. turbinata ● ● ● ● ● ● ● ● ● N 35 T. discaudata ● ● ● ● ● ● ● ● ● N 36 nr ● - - - - - - - N 37 Tortanus vietnamensis A. erythraea ● ● ● ● ● ● ● ● - N-O 38 A. bispinosa ● ● - ● ● ● ● ● - N-O 39 A. pacifica ● ● ● ● ● ● ● ● ● N-O 40 C. thompsoni ● - - ● ● ● ● ● - N-O 41 C. minor ● ● ● ● ● ● ● ● - O 42 C. elliptica ● ● ● ● ● ● ● ● - O 43 L. acuta ● ● ● ● ● ● ● ● - O 44 L. bataviae ● - - ● - - ● ● - O 45 L. laevidentata ● ● ● ● ● ● ● ● - O 46 L. minuta ● ● ● ● ● ● ● ● - N-O 47 L. kroyeri ● ● ● ● ● ● ● ● - O 48 P. plumata ● ● ● ● ● ● ● ● ● N-O Keterangan : A : Indonesia B : Vietnam C : China D : Australia E : Jepang F : Filipina n : new species (spesies baru) (n & nr adalah hasilnr : new records (catatan baru) penelitian ini) ● I P : ditemukan At : Samudra Atlantik : tidak ditemukan N : Neritik : Samudra India O : Oseanik : Samudra Pasifik 6 Hasil pengambilan sampel di perairan Bitung (Lampiran 2) di pagi hari menunjukkan jumlah spesies yang lebih banyak dibandingkan malam hari. Hal ini berbanding terbalik dengan adanya migrasi vertikal harian pada zooplankton. Migrasi vertikal harian adalah pergerakan naik zooplankton menjelang malam hari dan bergerak turun pada pagi hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah tangkapan spesies Calanoida pada pengamatan ini ialah adanya jelly fish yang melimpah yang tertangkap plankton net pada sampel malam hari, sehingga jumlah Calanoida yang tersaring sangat sedikit. Disamping itu, kondisi habitat yang sudah tidak alami lagi menyebabkan menurunnya populasi Calanoida. Hampir seluruh habitat padang lamun dan terumbu karang telah rusak. Sebanyak 42 spesies (87.5%) ditemukan dalam penelitian ini adalah tipikal plankton Indo-Pasifik. Sebanyak 20 spesies (41.67%) bersifat kosmopolitan yaitu ditemukan di semua perairan dunia di Samudera India, Pasifik, dan Atlantik. Sebanyak 26 spesies (54.17%) mempunyai habitat oseanik dan 10 spesies (20.83%) di habitat neritik-oseanik, sedangkan 12 spesies lainnya (25%) mempunyai habitat neritik (Tabel 3). Sebagian besar spesies Calanoida yang ditemukan di perairan pantai Bitung termasuk spesies IndoPasifik terdiri atas 42 spesies (87.5%). Tidak ada spesies yang hanya dilaporkan dari Samudera Hindia atau Pasifik. P. incisus, P. philippinensis, dan T. vietnamensis merupakan spesies endemik untuk laut Cina, perairan Filipina, dan perairan Vietnam. Namun, ketiga spesies tersebut ditemukan di perairan pantai Bitung. Menurut Sallas & Pillai (1973) Calanopia thompsoni yang semula diyakini endemik untuk perairan Pasifik Barat juga ditemukan di perairan Indonesia hingga Samudera Hindia. Hasil penelitian menunjukkan adanya 2 spesies (Bestiolina sp. dan Pseudodiaptomus sp.) yang belum dideskripsikan (undescribed species). Kedua spesies tersebut kemungkinan merupakan spesies baru. P. incisus selama ini dilaporkan endemik untuk perairan estuari di Cina, tetapi dapat ditemukan pula di perairan Bitung. Begitu pula P. philippinensis yang dideskripsi pertama kali dari habitat terumbu karang perairan Filipina oleh Walter (1984) juga ditemukan di perairan Bitung. Jenis lainnya yang juga ditemukan ialah T. vietnamensis dideskripsi pertama kalinya oleh Nishida dan Rumengan (2005). Menurut Wyrtki (1956) penyebaran spesies-spesies ini dimungkinkan karena kesamaan hidrologi dan oseanografi perairan Asia Tenggara yang meliputi Laut Cina Selatan, Laut Andaman, Laut Sulu, Perairan Indonesia, Perairan Filipina, dan Teluk Carpentaria. Menurut Fleminger (1986) U. vulgaris mempunyai distribusi yang luas di perairan tropik dan subtropik. U. vulgaris betina mempunyai 3 subspesies yaitu U. vulgaris typica yang ditemukan di perairan neritik kontinental Pasifik Timur, pantai Asia, dan Afrika Timur; U. vulgaris zeylanica ditemukan di pantai sekitar pulau-pulau oseanik; dan U. vulgaris giesbrecthti yang terkonsentrasi dalam jumlah besar di perairan Indonesia bagian timur (Lampiran 3). Cosmocalanus darwini mempunyai distribusi di perairan epipelagik tetapi seringkali juga ditemukan di perairan yang lebih dalam. Tiga subspesies C. darwini yang telah dikenal memiliki 3 subspesies ialah C. d. typica, C. d. symmetrica, dan C. d. intermedia yang sebelumnya dilaporkan di perairan Indo-Pasifik. C. d. typica ditemukan di perairan Hindia dan Indo-Malaysia; C. d. symmetrica ditemukan di perairan Hindia dan Indo-Malaysia; dan C. d. intermedia ditemukan di perairan Indo-Malaysia (Fleminger 1986). Hasil penelitian ini menunjukkan ketiga subspesies tersebut ditemukan di perairan Bitung (Lampiran 4). Acartia erythraea umumnya ditemukan melimpah di perairan neritik-oseanik. A. erythraea merupakan kelompok euryhaline marine yang melimpah pada salinitas 20 psu atau lebih. Spesies ini tersebar luas di perairan tropik Indo-Pasifik. Selain itu, spesies ini juga dilaporkan dari Samudera Hindia yang meliputi Pantai Birma, Kepulauan Maldive dan Laccadive, Laut Arab dan Laut Merah, Pantai Durban, Afrika Timur. Samudera Pasifik Barat yang meliputi Pantai Kabira, Jepang, Korea, Perairan timur Indonesia, sepanjang pesisir pantai Jawa dan terkadang melimpah di pantai Cilacap. Spesies ini ditemukan dominan di perairan Bitung, tetapi tidak melimpah jumlahnya (Mulyadi 2004). Acartia pacifica merupakan spesies estuarine marine yang memiliki toleransi yang luas terhadap salinitas. Spesies ini terdapat di habitat neritik-oseanik. A. pacifica menyebar luas di Indo-Pasifik, yang meliputi bagian utara Laut Jepang, daerah Izu, Jepang tengah, perairan Great Barrier Reef, dan perairan Indonesia. Spesies ini hanya ditemukan di padang lamun pada pagi hari 7 dengan jumlah yang sangat sedikit (Mulyadi 2004). Pseudodiaptomus merupakan Copepoda karakteristik di perairan estuarin yang seringkali melimpah di perairan pantai dan dapat mendominasi biomassa zooplankton (Barnes 1974). Hanya 3 spesies Pseudodiaptomus (P. incisus, P. philippinensis, dan Pseudodiaptomus sp.) yang ditemukan dalam penelitian ini. Anggota dari famili Pontellidae yang ditemukan dari sampel tahun 2003 tetapi tidak ditemukan pada pengambilan sampel tahun 2004 ialah Pontella denticaudata, P. spinifera, dan Pontellopsis armata. Ketiga spesies tersebut merupakan tipikal plankton oseanik yang sangat jarang ditemukan di perairan dunia. P. denticaudata dan P. armata ditemukan di daerah perairan epipelagik. Kedua spesies ini mempunyai daerah distribusi di Indo-Pasifik, sedangkan P. plumata yang ditemukan di tahun 2004 mempunyai sebaran di daerah epipelagik perairan dunia. SIMPULAN Sebanyak 48 spesies dari 25 genus dan 15 famili Calanoida diperoleh dalam penelitian ini. Jumlah spesies di habitat padang lamun (43 spesies, 24 genus, dan 15 famili) lebih banyak dibandingkan terumbu karang (39 spesies, 22 genus, dan 14 famili). Jumlah spesies lebih banyak ditemukan pada pengambilan sampel di pagi hari (45 spesies, 24 genus, dan 15 famili) dibandingkan malam hari (37 spesies, 23 genus, dan 14 famili). Tiga spesies (T. vietnamensis, P. philippinensis, dan P. incisus) adalah catatan baru bagi perairan Indonesia, sedangkan dua spesies (Bestiolina sp. dan Pseudodiaptomus sp.) diduga spesies baru di dunia. SARAN Perlu dilanjutkan penelitian mengenai keanekaragaman, kelimpahan, dan komposisi Calanoida yang lebih menyeluruh pada musim yang berbeda. Selain itu, perlu dilakukan pengambilan sampel secara vertikal agar dapat ditemukan spesies-spesies Copepoda lainnya untuk memperkaya koleksi data Copepoda perairan Indonesia dan mendeskripsi spesiesspesies yang belum terdeskripsi. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dan panduan dalam mendeskripsikan spesiesspesies Copepoda yang ditemukan di perairan pantai Indonesia, dan kaitannya memprediksi kesuburan perairan. dalam DAFTAR PUSTAKA Barnes RSK. 1974. Estuarine Biology, Studies in Biology. London: Edward Arnold Ltd. Boxshall GA, Halsey SH. 2004. An Introduction to Copepods Diversity. London: The Ray Society. Brady GS. 1883. Report on the Copepoda collected by H.M.S. Challenger during the year 1872-1876. Challenger Exped. Zool 8(23): 1-142, 55 pls. Fleminger A. 1986. The Pleistocene equatorial barrier between the Indian and Pasific Oceans and a likely cause for Wallace’s line. UNESCO techn. Pap Mar Sci 49: 84-97. Humes AG. 1994. How many Copepods? Hydrobiologia 292/293: 1-7. Mohammad AN. 2005. Komposisi dan sebaran Kopepoda di selat Lembeh Tanjung Merah Bitung, Sulawesi Utara. [skripsi]. Jakarta: Fakultas Biologi, Universitas Nasional Jakarta. Mulyadi. 2002. The Calanoid Copepods family Pontellidae from Indonesian waters, with notes on its species-groups. Treubia 32: 1-167. Mulyadi. 2004. Calanoid Copepods in Indonesian Waters. Bogor: P2O-LIPI. Nishida S, Rumengan IFM. 2005. A new species of Pseudodiaptomus (Copepoda: Calanoida: Pseudodiaptomidae) from the coastal waters of Sulawesi, Indonesia. J Ecol 52: 27-32. Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan. Nontji A. 2006. Tiada Kehidupan di Bumi tanpa Keberadaan Plankton. Jakarta: P2O-LIPI. Nybakken JW. 1992. Biologi Laut. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Ruyitno et al. 2002. Perairan Sulawesi dan Sekitarnya. Jakarta: P2O-LIPI. Scott A. 1909. The Copepoda of the Siboga Expidition, part 1. free-swimming, littoral and semiparasitic Copepoda. Siboga Exped Mon 29a: 1-323, pls. 169. Sillas EG, Pillai PP. 1973. The Calanoid Copepod family Pontellidae from the Indian Ocean. J Mar Biol Ass India 15: 771-858. 8 Susetiono. 2004. Fauna Padang Lamun Tanjung Merah Selat Lembeh. Jakarta: P2O-LIPI. Vervoort W. 1946. Biological results of the Snellius Expedition XV. The bathypelagic Copepoda Calanoida of the Snellius Expedition. Families Calanidae, Eucalanidae, Paracalanidae and Pseudocalanidae. Temminckia 8: 1181. Walter TC. 1984. New species of Pseudodiaptomus from the IndoPacific, with a clarification of P. aurivilii and P. mertoni (Crustacea: Copepoda: Calanoida). Proc Biol Soc Wash 97: 369-391. Wickstead JH. 1976. Marine Zooplankton. London: Edward Arnold Ltd. Wyrtki K. 1956. Monthly charts of surface salinity in Indonesian and surrounding waters. J Conseil 3. Wyrtki K. 1961. Physical oceanography of the southeast Asian water. Naga Rep 2: 1195p. LAMPIRAN Lampiran 1 Famili, Genus, dan Spesies Kopepoda di perairan Selat Lembeh Bitung Sulawesi Utara, Data Maret 2003 (Mohammad 2005) No. Famili Genus 1. Acartidae 2. Calanidae 3. Candaciidae Chantocalanus Cosmocalanus Undinula Candacia 4. Centropagidae Paracandacia Centropages 5. Eucalanidae Eucalanus 6. 7. Euchaetidae Paracalanidae Euchaeta Acrocalanus 8. 9. Calocalanidae Pontellidae Paracalanus Calocalanus Calanopia Acartia Labidocera Spesies Acartia erythraea Acartia pacifica Chantocalanus pauper Cosmocalanus darwini Undinula vulgaris Candacia bradyi Candacia curta Paracandacia truncata Centropages calaninus Centropages gracilis Centropages furcatus Centropages orsinii Eucalanus attenuatus Eucalanus dentatus Eucalanus crassus Eucalanus mucronatus Eucalanus subcrassus Euchaeta marina Acrocalanus gibber Acrocalanus gracilis Paracalanus aculeatus Calocalanus pavo Calanopia minor Calanopia australica Labidocera acuta Terumbu Karang Pagi Malam ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● Padang Lamun Pagi Malam ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● Lanjutan Lampiran 1 No. Famili Genus Pontella 10. Pseudodiaptomidae Pontellina Pontellopsis Pseudodiaptomus 11. Temoridae Temora 12. Tortanidae Tortanus Spesies Labidocera bataviae Labidocera minuta Pontella denticaudata Pontella spinifera Pontellina plumata Pontellopsis armata Pseudodiaptomus incisus Pseudodiaptomus philippinensis Temora discaudata Temora turbinata Tortanus sp. Terumbu Karang Pagi Malam ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● Padang Lamun Pagi Malam ● ● ● ● ● ● ● ● ● 12 Lampiran 2 Peta lokasi pengambilan sampel di perairan pantai Bitung Sulawesi Utara Bitung Tanjung Merah Keterangan : : lokasi pengambilan sampel P. Lembeh 13 Lampiran 3 Gambar deskripsi U. vulgaris betina dengan subspesiesnya dan variasi posterior tubuh sebelah kiri akhir metasome kelima 14 Lampiran 4 Gambar deskripsi C. darwini betina dengan subspesiesnya dan variasi posterior tubuh sebelah kiri akhir metasome kelima