EKSTRAKSI FREKUENSI SINYAL GAMELAN MENGGUNAKAN BAND PASS FILTER UNTUK TRANSKRIPSI Propila Dhahani Permatasari, Yoyon K. Suprapto, Surya Sumpeno. Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS dibutuhkan analisa rekaman musik yang telah dimainkan dengan cara mentranskripsi musik menjadi notasi lagu. Untuk mendapatkan notasi lagu daru musik gamelan dibuthkan proses ekstraksi suara masing-masing instrumen. Peralatan gamelan disuarakan dengan memukul peralatan dengan sebuah palu yang terbuat dari kayu. Kekerasan pukulan dapat mempengaruhi perubahan spektrum suara yang dihasilkan. Perubahan sifat spektrum ini akan mempengaruhi cara memisahkan suara (Ekstraksi). Ekstraksi dilakukan pada berbagai perangkat musik untuk berbagai kepentingan seperti pembuatan note musik secara otomatis, analisa tempo musik, analisa jenis musik yang dimainkan dll. Tetapi ekstraksi untuk peralatan musik tradisional seperti gamelan sangat sedikit sekali dilakukan sehingga perkembangan musik tradisional sedikit tertinggal terhadap musik barat. ABSTRAK - Dalam bermain musik, termasuk musik gamelan pemain musik belum tentu memainkan instrumen dengan notasi yang benar. Untuk mengetahui benar atau tidaknya permainan musik maka dibutuhkan analisa rekaman musik yang telah dimainkan dengan cara mentranskripsi musik menjadi notasi lagu. Untuk mendapatkan notasi lagu dari musik gamelan dibuthkan proses ekstraksi suara masing-masing instrumen.Ekstraksi suara pada penelitian ini menggunakan band pass filter. Dari hasil pengujian diperoleh prosentase NER untuk musik sintetik sebesar 0%, musik akustik1 yang terdiri dari instrumen saron dan bonang NERnya sebesar 9,18%, musik akustik2 yang terdiri dari instrumen saron dan peking NERnya sebesar 0%, dan musik akustik3 yang terdiri dari instrumen saron dan demung NERnya sebesar 0%. Musik akustik1 yang terdiri dari instrumen saron dan bonang NERnya paling tinggi ini dikarenakan bonang mempunyai frekuensi dasar sama dengan saron sehingga mempengaruhi kinerja ekstraksinya. II. METODE YANG DIUSULKAN Desain dan implementasi dari sistem diawali dengan tahap pengambilan sample suara yang kemudian diolah dengan menggunakan filter bandpass filter dimana filter ini digunakan untuk melewatkan range frekuensi tiap nada dasar saron. Keluaran dari hasil dari pengolahan dengan menggunakan filter bandpass akan dilakukan proses envelope kemudian threshold dimana proses ini digunakan untuk menghilangkan noise pada sinyal keluaran yang kemudian diproses untuk mendapatkan hasil notasi. Berikut gambar 1 merupakan gambar blok diagram dari perencanaan sistem. Kata kunci: Gamelan, Band pass filter, Pengolahan sinyal digital A I. PENDAHULUAN Ada beberapa perbedaan antara musik barat dan musik timur dalam filsafat dan karater. Sementara musik barat menekankan pada gerakan maju, musik gamelan menekankan berulangulang dalam karakter yang sering membosankan dan membuat rasa kantuk. Musik gamelan tidak hanya untuk hiburan, tetapi dapat digunakan sebagai alat terapi. Gamelan dapat membantu tahap sebelum mencapai keadaan Samadhi Meditasi. Melalui media musik, orang dapat membuat pemurnian berpikir, pemurnian hati dan jiwa yang mengarah ke penyembuhan psikologis[1]. Gamelan merupakan salah satu musik tradisional Indonesia yang semakin diterima oleh peristiwa internasional. Musisi kelas dunia Banyak sudah menerima konsep musik timur seperti komponis Perancis Claude Achille Debussy, musisi Hungaria Bella Bartok, musisi US Colin Mc Phee, musisi Tamagawa Backet Wheeler [1]. Dalam bermain musik, termasuk musik gamelan pemain musik belum tentu memainkan instrumen dengan notasi yang benar. Untuk mengetahui benar atau tidaknya permainan musik maka Gambar 1. Blok diagram perencanaan sistem 1 III. EKSPERIMEN 3.1 SINYAL SUARA MASUKAN Terdapat 2 jenis musik gamelan yang akan digunakan dalam percobaan ini yaitu: 1. Musik gamelan syntetic yaitu musik gamelan yang dibuat sendiri nada nada dasar yang ingin dibuat. 2. Musik gamelan acoustic yaitu musik gamelan yang merupakan rekaman dari permainan musik gamelan.Semua peralatan dari berbagai gamelan direkam suara masing masing lempeng yang dipukul sekali. Pukulan dapat dilakukan dengan berbagai variasi, kadang dipukul keras, sedang dan lembut. Variasi lain dapat dilakukan dengan memilih lokasi palu memukul lempengan, kadang didaerah atas, dibawah dan ditengah. yang diamati dipukul merupakan alat musik yang dipukul. Gambar 3. Gambar parameter band pass filter Derajat Kemiripan ini merupakan membandingkan antara sinyal nada dasar asli dengan sinyal hasil filter BPF dalam hal ini digunakan window kasier dalam percobaannya.Dipilih filter ini karena Kaiser filter ini dapat menciptakan filter yang sempit dan tajam. Algoritma similarity:[1] 1. Dengan bantuan tabel berikut: Tabel 1. Tabel frekuensi dasar saron [1] Contoh gambar sinyal suara masukan: Notasi Saron 1 Saron 2 Saron 3 Saron 5 Saron 6 Gambar 2. Gambar sinyal masukan 3.2 FILTER BAND PASS FILTER Pada bandpass filter memiliki 4 parameter yaitu stop1, pass1, pass2 dan stop 2. Dan untuk menentukan nilai 4 parameter tersebut pada tiap nada dasar saron dilakukan pengujian Derajat Kemiripan. Frekuensi Dasar (Hz) Frekuensi (Hz) diharapkan (*) Gamelan1 Gamelan2 Gamelan3 Gamelan4 Rata2 528 528 504 539 525 528 610 610 574 610 601 607 703 703 688 703 699 699 797 762 792 799 788 805 915 922 879 926 911 926 2. Ambil sinyal Saronreff1 sebagai sinyal referensi saron1. 3. Hitung derajad kemiripan dengan persamaan: 3.2.1 Derajat Kemiripan Bila dipunyai dua buah sinyal A dan B. Kedua sinyal ini disebut identik bila komponen frekuensi penyusun kedua sinyal tersebut mempunyai derajat kemiripan yang besar. Pada filter Band Pass Filter (BPF) terdapat empat parameter yang digunakan dalam filternya yaitu Stop1, Pass1, Pass2 dan Stop2. Dimana Stop1 adalah nilai frekuensi stop awalnya, dan Stop2 adalah nilai frekuensi stop akhirnya, sedangkan Pass1 adalah nilai frekuensi awal bandpass filternya dan Pass2 adalah nilai frekuensi akhir bandpass filternya. Dan untuk menentukan nilai frekuensi empat parameter tersebut pada tiap nada dasar saron dilakukan dengan melakukan percobaan derajat kemiripan. Berikut gambar parameter bandpass filter : 4. Pass2 = pass2 + 10, stop2 = stop2 + 10 5. Ulangi proses 3 sampai | M n - M n 1 | < 0.01 Contoh percobaan,misal: stop1 = 500, pass1 = 510, pass2 = 520 dan stop2 = 530. Hasil prosentase kemiripan: Gambar 4. Grafik similarity 2 Dari pengamatan gambar tersebut didapatkan nilai kemiripan terbaik saron1 untuk 4 parameter stop1, pass1, pass2 dan stop2 di frekuensi 500 Hz, 510 Hz, 540 Hz dan 560 Hz. Berikut tabel frekuensi tiap nada dasar yang digunakan dalam pengujian: 3.4 THRESHOLD Proses threshold ini merupakan proses untuk menghilangkan noise pada sinyal hasil envelope. Proses threshold dilakukan dengan memotong sinyal yang dianggap noise. Berikut hasil threshold dari salah satu hasil pengujian. Tabel 2. Tabel Nada dasar saron Saron 1 Saron 2 Saron 3 Saron 5 Saron 6 FStop1 (Hz) 500 550 650 750 900 FPass1 (Hz) 510 560 660 760 910 FPass2 (Hz) 540 630 730 820 960 FStop2 (Hz) 560 640 740 830 970 Gambar 7. Gambar saron1 sebelum di threshold 3.2.2 Proses Band Pass Filter Pada proses band pass filter ini dari sinyal asli musik gamelan di filter untuk dicari nada nada dasar saron yang ada di dalam musik tersebut. Berikut gambar 5 adalah contoh hasil pengujian dari salah satu sinyal masukan yaitu sinyal musik sintetik setelah dilakukan proses band pass filter. Gambar 8. Gambar saron1 setelah di threshold Dari gambar 2.8 dan 2.9 dapat dilihat perbedaan sinyal sebelum di threshold dan setelah di threshold. Pada gambar 2.9 dapat dilihat sinyal yang dianggap noise pada bagian bawah gambar 2.8 telah dihilangkan atau di threshold. Jadi proses di threshold ini merupakan memberikan nilai „0‟ pada sinyal yang dianggap noise. Gambar 5. Gambar Hasil Proses Band Pass Saron3 Pada gambar 5 dapat dilihat sinyal asli difilter menggunakan band pass filter. Hasil dari band pass filter tersebut terdapat 6 sinyal saron2 pada range waktu 2x ms – 8x ms. 3.5HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut hasil dari tiap sampel musik : 1. Musik Sintetik Berikut tabel 3 merupakan tabel hasil Generate note untuk musik sintetik : Tabel 3. Tabel Hasil Generate Note Musik Sintetik 3.3 ENVELOPE Setelah sinyal musik gamelan dilewatkan range frekuensi tersebut maka kemudian di envelope dengan mencari nilai absolut dan nilai maksimumnya. Berikut hasil envelope dari salah satu pengujian yaitu sinyal musik synthetic: N Jml o t e 1 2 3 5 6 7 0 8 7 0 2 4 21 Gambar 6. Gambar hasil envelope Keterangan: 3 1 0 0 2 8 8 Perkiraan Note 3 7 7 5 0 0 6 2 2 7 4 4 Benar S I D 0 8 7 0 2 4 21 0 0 0 1. S = Substitution (Note yang dikenali salah) 2. I = Insertion ( Note seharusnya tidak ada tapi dikenali sebagai note) 3. D = Deletion (Note tidak dikenali sehingga terhapus) 3. Musik Akustik2 (Saron+Peking) Berikut tabel 5 merupakan tabel hasil Generate note untuk Akustik file „mysrpk.wav‟ dengan 2 instrumen yaitu saron dan peking : Tabel 5. Tabel Hasil Generate Note Akustik2 Untuk menghitung error digunakan rumus berikut: N o t e NER= x 100% = 0 % 2. Musik Akustik1 (Saron+Bonang) Berikut tabel 4 merupakan tabel hasil Generate note untuk Akustik file „msrnbng2.wav‟ dengan 2 instrumen yaitu saron dan bonang : Tabel 4. Tabel Hasil Generate Note Akustik1 N Jm o l t e 1 2 3 5 6 7 0 12 26 24 24 12 98 1 2 Perkiraan Note 3 5 6 7 Tr ue 1 11 12 0 12 23 23 20 11 89 0 12 1 28 1 23 23 0 13 29 23 23 S I 1 2 1 1 1 3 3 Jml Perkiraan Note 1 2 1 2 3 0 8 17 5 17 6 17 7 9 68 3 5 6 True 0 17 17 0 0 0 17 17 17 D 0 8 17 8 0 8 S I 7 17 17 17 9 9 9 68 Keterangan: 1. S = Substitution (Note yang dikenali salah) 2. I = Insertion ( Note seharusnya tidak ada tapi dikenali sebagai note) 3. D = Deletion (Note tidak dikenali sehingga terhapus) D Untuk menghitung error digunakan rumus berikut: 2 1 3 NER = Keterangan: 1. S = Substitution (Note yang dikenali salah) 2. I = Insertion ( Note seharusnya tidak ada tapi dikenali sebagai note) 3. D = Deletion (Note tidak dikenali sehingga terhapus) x100% = 0% 4. Musik Akustik3 (Saron+Demung) Berikut tabel 6 merupakan tabel hasil Generate note untuk Akustik file „manyardmsrn.wav‟ dengan 2 instrumen yaitu saron dan bdemung : Untuk menghitung error digunakan rumus berikut: Tabel 6. Tabel Hasil Generate Note Akustik3 NER = x100% = 9,18% 4 No te Jm l 1 2 3 5 6 7 0 4 8 7 7 4 30 1 0 2 4 Perkiraan Note 3 8 5 6 7 7 7 0 4 8 7 7 4 4 Tru e 0 4 8 7 7 4 30 S I D 0 0 0 Keterangan: 1. S = Substitution (Note yang dikenali salah) 2. I = Insertion ( Note seharusnya tidak ada tapi dikenali sebagai note) 3. D = Deletion (Note tidak dikenali sehingga terhapus) IV. PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Dari hasil pengujian tugas akhir yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari hasil pengujian diperoleh prosentase NER untuk musik sintetik sebesar 0%, musik akustik1 yang terdiri dari instrumen saron dan bonang NERnya sebesar 9,18%, musik akustik2 yang terdiri dari instrumen saron dan peking NERnya sebesar 0%, dan musik akustik3 yang terdiri dari instrumen saron dan demung NERnya sebesar 0%, semakin kecil nilai NERnya menunjukkan semakin baik kinerjanya. 2. Parameter pengoperasian dalam band pass filternya yaitu nilai frekuensi fstop1, fpass1, fpass2 dan fstop2 tiap saron sangat mempengaruhi kinerja hasilnya. 3. Dari hasil pengujian pada sampel kedua yaitu rekaman akustik1 yang terdiri dari instrumen saron dan bonang nilai NERnya tertinggi ini dikarenakan bonang mempunyai frekuensi dasar sama dengan frekuensi dengan saron sehingga mempengaruhi kinerja ektraksi notenya. Untuk menghitung error digunakan rumus berikut: NER = x100% = 0 % Dari hasil pengujian 4 sampel musik yang telah dijalankan berikut perbandingan serta grafik hasil NER pada tiap sampel musik. Tabel 4.7 Tabel Perbandingan Ner NO SAMPEL MUSIK JUMLAH INSTRUMEN JUMLAH NOTE %NER 1 Musik Sintetik („saron.wav‟) 1 (saron) 22 0% 2 Musik Akustik 1 („msrnbng2.wav‟) 2 (saron dan bonang) 98 9,18% 3 Musik Akustik 2 („mysrpk.wav‟) 2 (saron dan peking) 68 0% 4 Musik Akustik 3 („manyardmsrn.wav‟) 2 (saron dan demung) 30 0% 4.2 SARAN Pada penelitian selanjutnya diharapkan bagaimana memisahkan suara-suara lain yang mempengaruhi suara saron, sehingga kinerja ektraksi bisa lebih baik. V. DAFTAR PUSTAKA 1. Yoyon K Suprapto, “Ekstraksi Suara Saron Berbasis Spektral Density Menggunakan Filter Multidimensi”. 2. “Pengantar Pengolahan Sinyal” <http://www.docstoc.com/docs/46765421/PENGANTA R-PENGOLAHAN-SINYAL>, November 2010. 3. Suprapto, Yoyon K, “Ekstraksi Suara Saron Berbasis TimeFrequency Model Menggunakan Filter Multidimensi”, September 2010. 4. Suprapto, Yoyon K , Diah Puspito Wulandari, Aris Tjahjanto, “Saron Musik Transcription Using LPF-Cross Correlation”, Journal of Theoretical and Applied Information Technology,15th October 2011,Vol. 32 No.1. 5. “Rahayu Supanggah, Menduniakan Gamelan” <http://warisanindonesia.com/2012/03/rahayusupanggah-menduniakan-gamelan/>, Supanggah, di download pada tanggal 12 Mei 2012 6. “Sejarah Gaemlan Jawa dan Perkembangannya”, http://haxims.blogspot.com/2009/10/sejarah-gamelanjawa-dan.html, di download pada tanggal 12 Mei 2012 7. “Sampling dan Aliasing”, http://lecturer.eepisits.edu/~tribudi/LN_Sinyal_sistem_Prak/prak_SinyalSist em_4.pdf, di download pada tanggal 15 Mei 2012. Gambar 9. Perbandingan Hasil NER Dari 4 Sampel Musik Dari tabel 7 dan gambar 9 menunjukkan bahwa pada musik Akustik3 nilai errornya paling tinggi, ini menunjukkan instrumen yang ada dalam Akustik mempengaruhi kinerja ektraksi. Hal ini dikarenakan mempunyai frekuensi dasar yang sama. 5