38 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Pemberdayaan masyarakat 1) Pemberdayaan masyarakat pada keempat kelompok secara langsung dilakukan oleh jamaah produksi yang diawali dengan dana hibah dari pemerintah sebesar Rp. 10.000.000 yang diberikan kepada SPPQT untuk dikelola sebagai sarana memberdayakan masyarakat, SPPQT kemudian membentuk program jamaah produksi setelah melakukan pengkaderan, yang kemudian tugas jamaah produksi dan kaderlah untuk menemukan bentuk usaha yang cocok dalam kelompok secara demokratis. 2) Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada keempat kelompok yang diteliti terfokus pada petani penggarap dan buruh tani namun tidak menutup kemungkinan individu di luar petani penggarap dan buruh tani untuk ikut andil di dalamnya. 3) Terdapat tiga prinsip pemberdayaan yang tidak terpenuhi pada pemberdayaan masyarakat yang dilakukan jamaah produksi pada empat kelompok yang diteliti, tiga prinsip tersebut adalah prinsip berikut: a) Proses pembelajaran dilakukan secara demokratis. b) Peningkatan status sosial ekonomi dan kemampuan politik mereka dalam masyarakat. c) Dampak bagi kemajuan diri dan masyarakat yang mencakup pembelajaran orang lain, dan partisipasinya dalam pembangunan masyarakatnya. 2. Dampak dari pemberdayaan masyarakat Dampak yang dapat dirasakan dari pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh jamaah produksi dapat dirasakan oleh masyarakat walaupun tidak secara terus menerus. Dampak pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan antara lain: 1) Peningkatan pengetahuan masyarakat pada bidang ekonomi. 2) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk berorganisasi. 3) Peningkatan perekonomian masyarakat. 38 39 3. Permasalahan yang menghambat pemberdayaan masyarakat Permasalahan yang terjadi pada pemberdayaan yang dilakukan pada kelompok yang diteliti antara lain adalah: 1) Minimnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan jamaah produksi. 2) Terdapat individu yang mempunyai kemampuan untuk melakukan aktifitas usaha yang rendah yang berakibat pada gagalnya aktifitas usaha. 3) Tidak dibedakannya entitas ekonomi yang ada. 4) Pengawasan oleh pemerintah tidak dilakukan secara berlanjut (pengawasan dilakukan hingga pembentukan jamaah produksi saja). 5) Pengawasan di luar pemerintah dilakukan oleh pihak internal kelompok sehingga tidak dapat memberikan penilaian objektif. 6) Tidak adanya sistem yang memadai untuk mengatur serta mengawasi kegiatan (aktifitas usaha kelompok) yang dilakukan. 7) Tidak adanya faktor pengikat anggota kelompok. 5.2 Saran 1. Saran untuk kelompok jamaah produksi: 1) Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh jamaah produksi sebaiknya dilihat ulang untuk menyesuaikan dengan prinsip-prinsip yang ada agar dapat meminimalisasi permasalahan yang nantinya dapat terjadi. 2) Sebaiknya materi pendidikan dalam jamaah produksi disesuaikan dengan kemampuan setiap individu, bila dilihat dari kelompok yang diteliti maka materi yang disampaikan akan lebih baik bila disertai dengan lebih banyak praktek. 3) Sebaiknya dibuat sistem yang baik untuk mengatur aktifitas jamaah produksi termasuk kejelasan entitas ekonomi, pengelolaan uang, kejelasan keanggotaan, aktifitas yang dilakukan, evaluasi mengenai aktifitas dan pengawasan yang harus dilakukan. 2. Saran untuk SPPQT sebaiknya untuk kegiatan yang membutuhkan objektifitas penilaian dilakukan oleh individu yang independen, sehingga dapat menghasilkan penilaian yang objektif. 3. Saran untuk penelitian berikutnya agar lebih memperbanyak objek penelitian, dalam penelitian ini objek penelitian yang digunakan hanya empat objek 39 40 sedangkan di Kota Salatiga jumlah total objek yang dapat diteliti berjumlah 26. Diharapkan agar peneliti berikutnya memakai objek penelitian yang lebih banyak agar dapat menggambarkan pemberdayaan masyarakat yang ada dengan lebih akurat. 40