ETIKA, MORAL DAN AKHLAK Al Mawardi. MS Dosen Pendidikan Agama Islam pada Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRACT Akhlak is attitude or behavior that did by someone with unintentionally and done by again and again. That conduct sometimes gets well character and at odd moments also vice. In Islam, akhlak has to domicile that so sentral as aqidah's supporter and syariah. Aqidah as base as Islam and syariah as ruling as in connection with Allah and creature won't walk properly if not supported by akhlak its self. In scholarly treasury, available difference among behavior with ethic and moral. Review good and evil terminological behavior be base dogma, meanwhile reviews good and evil terminological ethic be logic. So even with moral, review it is up on tradition, custom and culture. Key word: Akhlak, Ethic and Moral ilmu-ilmu I. PENDAHULUAN lainnya, dan bagaimana cara Dewasa ini, telah muncul gejala yang menciptakan manusia yang berbudaya dalam arti kurang baik yang menimbulkan kegoncangan beretika, bermoral dan berakhlak? Menjawab dalam kehidupan sejumlah keluarga, masyarakat dan rumusan ini, penulis mencoba bangsa, diantaranya adalah kenakalan remaja, merekonstruksi dan mengkaji berbagai pemikiran tauran, korupsi oleh para pejabat negara. Salah para pakar dan ulama, dan membuat suatu tulisan satu faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja, yang berjudul “Etika, Moral dan Akhlak.” karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, utamanya pembinaan akhlak. Pembinaan II. PEMBAHASAN akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan 2.1. Pengertian Etika, Moral dan Akhlak makhluk manusia dan makhluk hewani. Manusia Etika adalah suatu ilmu yang mengkaji tanpa akhlak akan hilang derajat kemanusiaannya tentang persoalan baik dan buruk berdasarkan akal sebagai mahkluk mulia, sesuai dengan fitrah, dan pikiran manusia. (Daud Ali, 2008) yang memiliki peran sebagai hamba dan khalifah moral adalah suatu hal yang berkenaan dengan Allah di muka bumi. Oleh karena itu, nilai-nilai baik dan buruk dengan ukuran tradisi dan budaya akhlak harus ditanamkan sejak dini baik melalui yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang. pendidikan maupun Berbeda dengan etika dan moral, akhlak adalah lembaga pendidikan formal yaitu sekolah. Suatu bagian yang membicarakan masalah baik dan bangsa akan jaya dan terkenal bukan ditentukan buruk dengan ukuran wahyu atau al Qur’an dan oleh keluasan wilayah, hadits. keluarga, masyarakat, kekayaan sumber daya Sedangkan alam, serta kuantitas penduduknya, akan tetapi Persoalan baik (al husnu) dan buruk (al adalah karena kualitas akhlak atau tingginya nilai- khutb) telah menjadi perdebatan sejak era awal nilai peradaban yang dimilikinya. kebangkitan Islam. (Kahar, tt) Pada era itu kaum dan Mu’tazilah berpandangan bahwa ukuran baik dan kualitas keilmuan populasi yang ada pada suatu buruk adalah ditentukan oleh akal manusia. Negara akan menyebabkannya terkenal dan Manusia mampu menghadapi tantangan jaman yang serba menyebabkannya mampu bahkan menentukan global. Nabi mana yang baik dan mana yang buruk. Berbeda Muhammad sebagai Rasul terakhir diutus agar dengan aliran Mu’tazilah, aliran Ahlu Sunnah mampu menyempurnakan akhlak manusia. berpandangan bahwa ukuran tentang al husnu dan Integritas, dedikasi, Dalam konteks kredibilitas inilah, justru memiliki kualitas akal yang dikenal al khutb adalah ditentukan oleh wahyu, bukan beberapa istilah berkenaan dengan akhlak, di oleh akal atau rasio manusia. Memang Allah telah antaranya; etika, moral dan akhlak itu sendiri. mengkaruniai manusia dengan kualitas akal, akan Bagaimana tetapi akal tersebut terbatas hanya mampu Dalam khazanah perbedaan keilmuan, antara ketiga terma tersebut? Bagaimana hubungan akhlak dengan 78 mengenal hal-hal yang kongkrit, sesuatu yang bisa menyebabkan seseoarng bersifat pemarah, juga dinalar (rasional). mendorong seseorang untuk bersifat iri, dengki, Masalah perbuatan baik dan buruk, hasut dan fitnah. Nafsu terpuji dan tercela adalah wilayah kajian akhlak. model nafsu berpikir atau anhatiqqah. seseorang mulia dalam pandangan Allah dan berwawasan luas. Berkenaan dengan pengertian manusia. Akhlak adalah sikap atau prilaku baik ini, maka yang dimaksud dengan nafs nathiqah dan buruk yang dilakukan secara berulang-ulang adalah dorongan yang menyebabkan seseorang itu dan diperankan oleh seseorang tanpa disengaja berpikir, atau melakukan pertimbangan terlebih dahulu. fenomena alam dan kekuasaan Allah. Seseorang Akhlak yang terpuji dinamakan akhlak al karimah yang dikendalikan oleh nafs nathiqah akan (akhlak mahmudah). Sedangkan akhlak buruk menyebabkannya menjadi orang yang sadar, atau tercela dinamakan akhlak mazmumah. bersyukur dan berterima kasih kepada Allah sebaliknya karena dipengaruhi oleh hati (al qalb) dan artinya adalah Akhlak merupakan barometer yang menyebabkan Seseorang akan berakhlak baik atau Nathiq ketiga berzikir terhadap fenomena- karena telah memberikan sejumlah nikmah dan angerah-Nya kepada manusia. yang ada pada sanubari yang terdalam. Artinya, Kesadaran dan indikator kebersyukuran bahwa perbuatan baik atau buruk dalam kategori tersebut tercermin melalui sikap dan prilakunya akhlak bukan didasarkan kepada pertimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang akal, tradisi atau pengalaman, tetapi karena bersyukur bisikan hati sanubari yang ada pada setiap orang melakukan itu. untuk meninggalkan segala larangan-Nya yang lazimnya melakukan perbuatan baik atau sebaliknya adalah dinamakan taqwa. Dalam bahasa lain bahwa karena pada diri seseorang itu terdapat tiga model manusia yang dikendalikan oleh nafsu nathiqah nafsu, akan selalau bersikap terpuji, sopan, santun, Menurut yaitu Ibn Arabi, nafsu dorongan syahwaniyyah, nafsu punya ghadabiyyah, dan nafsu anhathiqah. kepada Allah segala tatakrama, akan perintah saling senantiasa Allah menyayangi dan dan Nafsu syahwaniyyah adalah nafs yang menghormati, gemar membantu, peka atau peduli, mendorong seseorang untuk menikmati kelezatan hidup bersih, disiplin, tekun dan rajin, sabar, jujur, dan kesenangan hidup. Nafsu model ini bukan adil, amanah, selalu benar, merasakan apa yang hanya ada pada manusia, tetapi juga ada pada dirasakan orang lain (empati), punya semangat binatang. Seseorang yang dikendalikan oleh nafs hidup dan senantiasa toleran, transparan dan syahwaniyyah akan senantiasa terbiasa melakukan akuntabel. Ada perbuatan-perbuatan yang hanya menyenangkan kebutuhan fisik atau biologis, seperti makan, mampu minum, (syahwaniyyah berhubungan sex, dan sejenisnya. beberapa cara mengendalikan dan agar seseorang kedua ghadabiyyah) nafsu yang Manusia yang kelebihan nafsu syahwaniyyah akan menyebabkan manusia tidak berakhlak mulia, mendorongnya bersifat hedonis, materialis dan yaitu dengan cara tekun melakukan segala individualis. perintah Allah dan meninggalkan segala Nafsu yang kedua yang ada pada setiap laranganNya (ijtinabu al manhiyat), dengan cara diri manusia adalah nafsu ghadabiyyah. Seperti melakukan segala amal-amal wajib (adaa al halnya nafsu syahwaniyyah, nafsu ghadabiyyah wajibah), amal-amalan sunnat (adaa al nafillah), juga dimiliki oleh selain manusia yaitu binatang. dan dengan cara melakukan al-riyadhah, berupa Seseorang nafsu latihan-latihan spiritual seperti berzikr, berpikir, ghadabiyyah akan menyebabkannya cenderung bertahannus, instropeksi diri, dan sejenisnya. bersifat pemarah, tegas, tidak tenang, egois, tidak Dengan tiga pendekatan ini kemungkinan hati kompromi, menang sendiri, dan tergesa-gesa. seseorang akan menjadi berkilau dan bersinar Nafsu model ini bahkan lebih berbahaya dari pada dalam berarti beriman dan berakhlak mulia. nafsu Karena menurut para sufi, hati manusia itu yang dikendalikan syahwaniyyah karena oleh di samping 79 memiliki tiga model, yaitu hati yang mati, hatinya mengenal orang kafir, hati yang hidup, hatinya orang menggunakan hati sanubarinya yang terdalam beriman, dan hati yang redup, hatinya orang (Basyirah). Dalam konteks inilah dapat dipahami munafik. bahwa antara akhlak dan tasawuf memiliki 2.2. Perbedaan Akhlak, Etika dan Moral hubungan yang erat dan saling mendukung. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Artinya, dan mendekati bahwa akhlak Allah yang dengan baik, terpuji akhlak berbeda dengan etika dan moral. Kalau (mahmudah) dan mulia (karimah) bukanlah akhlak lebih bersifat transcendental karena berasal didasari oleh ucapan dan akal pikiran semata, dan bersumber dari Allah, maka etika dan moral tetapi melainkan oleh bisikan dan kilauan hati bersifat sanubari yang terdalam. relatif, dinamis, dan nisbi karena merupakan pemahaman dan pemaknaan manusia Manusia yang berakhlak adalah manusia melalui elaborasi ijtihadnya terhadap persoalan yang suci dan sehat hatinya. Sebaliknya, manusia baik dan buruk demi kesejahteraan hidup manusia yang tidak berakhlak (a moral) adalah manusia di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. yang kotor dan sakit hatinya. Dalam hidup dan Berdasarkan perbedaan sumber ini maka etika dan kehidupan ini, banyak orang mengetahui dan moral senantiasa bersifat dinamis, berobah-obah menyadari bila hatinya kotor dan sakit, akan tetapi sesuai dengan perkembangan kondisi, situasi dan tidak berhasrat membersih dan mengobatinya tuntutan manusia. Etika sebagai aturan baik dan dengan segera. Berbeda dengan kotor dan sakit buruk yang ditentukan oleh akal pikiran manusia fisik, bertujuan untuk menciptakan keharmonisan. membersihkannya. Padahal kalau disadari bahwa maka dengan segera mengobati dan Begitu juga moral sebagai aturan baik penyakit hati itu jauh lebih berbahaya bagi diri buruk yang didasarkan kepada tradisi, adat budaya dan kelangsungan hidupnya, maka pasti akan yang dianut oleh sekelompok masyarakat juga memprioritaskan bertujuan untuk terciptanya keselarasan hidup dengan pengobatan jasd atau fisik yang hanya manusia. Etika, moral dan akhlak merupakan bersifat fana.seseorang yang mengalami sakit salah satu cara untuk menciptakan keharmonisan dalam arti fisik, kalau tidak segera diobati maka dalam hubungan antara sesama manusia (habl akan bertambah parah dan akan mati. Mati minannas) dan hubungan vertikal dengan khaliq bukanlah akhir dari segalanya, tetapi merupakan (habl minallah). pintu dari kehidupan selanjutnya. pengobatan hati disbanding Berbeda dengan orang yang mengalami 2.3.. Akhlak, tasawuf, dan ilmu-ilmu lainnya penyakit hati, kalau tidak dibersihkan dan diobati, Cerita tentang hubungan vertikal antara maka malapetaka yang diakibatkannya bukan manusia dengan Allah sebagai rabbul ‘alamin, hanya di dunia, tetapi bahkan sampai hari akhirat dalam khajanah keislaman dikenal dengan istilah yang abadi. Oleh karena itu upaya untuk tasawuf. Tasawuf adalah proses pendekatan diri membersihkan, kepada Tuhan dengan cara mencucikan hati mengobati agar hati tetap senantiasa sehat, bersih (tasfiat al Qalb). (Syaifullah, 1998). Menurut Zun dalam arti berakhlak mulia senantiasa merupakan Nun al Misri salah seorang sufi terkenal, bahwa suatu keniscayaan yang prioritas. hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan memelihara, Al-Qur’an dan mencegah al-hadis dan sangat Tuhan tetapi bahkan bisa mengenal dan melihat menekankan Tuhan (al Ma’rifah). (Hamka, 1778) Menurutnya, persaudaraan, rasa kesosialan, keadilan, tolong- pengetahuan manusia itu terbagi tiga, yaitu; menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, pengetahuan orang awam yang mengenal Allah baik sangka, berkata benar, pemurah, ramah- hanya dengan cara mengucap dua kalimat tamah, bersih hati, berani, kesucian, hemat, Syahadat, pengetahuan ulama, yaitu mengenal menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan Allah dengan menggunakan akal pikirannya berpikir lurus. Sejumlah nilai-nilai positif tersebut (ra’yu), dan pengetahuan orang sufi, dimana adalah amalan tasawuf yang harus dimiliki oleh kejujuran, kesetiakawanan, 80 seorang muslim agar senantiasa dekat dengan 2.4. Indikator dan Profil Berakhlak dan Allah SWT. Beriman Selain dengan tasawuf, akhlak juga Hati yang bersih dan sehat merupakan berkaitan dengan ilmu tauhid, psikologi, dan ilmu indikator orang yang berakhlak dan beriman. Hal pendidikan. Kalau ilmu tauhid tampil dalam ini sesuai dengan apa yang diisyaratkan oleh Al memberikan landasan terhadap ilmu akhlak, maka Ghazali bahwa indikator manusia berakhlak akhlak tampil dengan memberikan penjabaran dan (husnu al khuluq) adalah tertanamnya iman dalam pengalaman dari Tauhid. Tauhid tanpa akhlak hatinya. yang mulia tiada artinya, dan akhlak yang mulia berakhlak (su’ al khuluq) adalah manusia yang tanpa tauhid maka tidak akan kokoh. Selain itu ada nifaq dalam hatinya. Nifaq adalah sikap tauhid memberikan arah terhadap akhlak, dan mendua terhadap Tuhan, tidak ada kesesuaian akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut. antara hati dan perbuatan. bahasannya, membicarakan yaitu gejala-gejala sama-sama kejiwaan yang manusia yang tidak Iman menurut sebagian para sufi adalah Kaitan akhlak dengan ilmu Jiwa ada pada pokoh Sebaliknya, diibaratkan dengan akar bagi sebuah pohon. Akar yang baik, sehat, segar dan kuat akan tampak dalam tingkah laku. Melalui ilmu jiwa menyebabkan tumbuhnya pohon dengan besar, dapat dimiliki cabangnya yang rindang, daun-daunnya yang seseorang. Jiwa yang bersih dari dosa dan maksiat hijau serta buahnya yang banyak. Pohon yang serta dekat dengan Tuhan, akan melahirkan rindang tersebut akan senantiasa bermanfaat bagi perbuatan yang baik, dan benar, sebaliknya jiwa alam sekitar, baik untuk tempat berteduh bagi yang kotor, banyak berbuat kesalahan dan jauh orang yang kelelahan, atau bisa dimanfaatkan dari Tuhan akan melahirkan perbuatan yang jahat, daun, bunga, buah, dahan, ranting dan batangnya. sesat dan digolongkan sebagai akhlak buruk Sebaliknya akar yang rusak, keropos dan busuk (mazmumah). akan menyebabkan pohon dan daunnya yang layu, diketahui psikologis yang Hubungan akhlak dengan pendidikan kering dan tidak berbuah. Pohon seperti ini akan juga sangat erat. Tujuan pendidikan dalam menjadi ancaman bagi alam sekitar, karena pandangan Islam adalah berhubungan dengan ranting-rantingnya yang kering dan rapuh bisa kualitas mansuia yang berakhlak. Ahmad D. menimbulkan malapetaka bagi setiap makhluk Marimba misalnya mengatakan bahwa tujuan yang lewat di bawahnya. pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup Pohon yang rindang diibaratkan dengan seorang muslim, yaitu menjadi hamba Allah yang orang beriman yang hatinya berkilau, bercahaya mengandung dan dan bersinar. Seseorang yang memiliki iman di penyerahan diri kepada-Nya. Sementara itu Mohd. dalam hatinya, maka akan senantiasa menjadi Athiyah bahwa bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan bagi pendidikan budi pekerti adalah adalah jiwa dari orang lain umumnya. Sebaliknya pohon yang pendidikan islam, dan islam telah menyimpulkan kering dan rapuh adalah diibaratkan dengan orang bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah kafir, munafiq dan musyrik yang hatinya hitam, jiwa pendidikan Islam. (Azmi, 2006). Mencapai kotor dan pekat. Hidup dan kehidupannya suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan senantiasa menyebabkan keonaran dan kerusakan sebenarnya dari pendidikan. Selanjutnya al-Attas bagi alam lingkungannya. implikasi al-Abrasyi, kepercayaan mengatakan mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam Dalam konteks ini, mengutip pandangan adalah manusia yang baik. Kemudian Abdul fatah Muhammad al Ghazali (1996), bahwa ciri atau jalal mengatakan bahwa tujuan umum pendidikan tanda-tanda manusia beriman adalah sebagai Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba berikut: Allah. 1. Manusia yang khusuk dalam shalatnya; 81 Berpaling dari hal-hal yang tidak pelit, cemburu, iri, dengki, hasad, boros, angkuh, berguna; tidak peka kepada pelestarian alam, dan kurang 3. Selalu kembali pada Allah; memiliki rasa tanggung jawab adalah pribadi yang 4. Selalu memuji dan mengagungkan dianggap memiliki akhlak mazmumah (tercela). 2. Allah; 5. Selalu mengabdi kepada Allah; 6. Bergetar hatinya bila disebut-sebut III. PENUTUP Berdasarkan tulisan di atas diketahui nama Allah; bahwa antara akhlak dengan etika, dan moral Berjalan di muka bumi dengan memiliki kesamaan arti, cakupan dan tujuan. tawadhu tidak sombong dan angkuh; Namunpun 8. Bersikap arif terhadap orang awam; perbedaan satu sama lainnya. Dalam perspektif 9. Mencintai Islam akhlak dan tasawuf sangat berkaitan erat 7. orang lain seperti tamu juga juga memiliki karena sama-sama bertujuan untuk mendekatkan mencintai diri sendiri; 10. Menghormati demikian, dan selalu diri kepada Allah SWT. Akhlak adalah salah satu dimensi keilmuan yang perlu digunakan dalam menghargai tetangga; 11. Berbicara selalu baik, santun dan berbagai lini dan profesi kehidupan untuk meningkatkan kualitas ilmu, iman dan amal. penuh makna; 12. Tidak banyak bicara dan bersikap Keberadaannya bahkan dianggap mampu tenang dalam menghadapi segala menentukan maju atau mundurnya suatu negara, persoalan; agama, dan bangsa. Oleh karena itu, bahasan 13. Tidak menyakiti orang lain, baik dengan ucapan, pemikiran dan tentang akhlak adalah sesuatu yang dipentingkan. Tulisan di atas dapat disimpulkan kepada empat hal, di antaranya: perbuatan. 14. Sedangkan menurut Anwar ciri-ciri 1. Akhlak, etika dan moral adalah suatu orang berakhlak adalah; selalu rida disiplin ilmu yang membicarakan tentang kepada Allah, cinta dan beriman persoalan baik dan buruk rukun iman yang enam, taat 2. Antara akhlak, etika dan moral, memiliki beribadah, selalu menepati janji, persamaan dan perbedaan. Persamaannya amanah, sopan dalam ucapan dan adalah sama-sama mengkaji masalah perbuatan, qanaah, tawakal, sabar, baik dan buruk, sedangkan perbedaanya syukur, dan tawadhu. (Anwar, 2008) adalah terletak pada landasan yang dipakai; Ada dua model akhlak, yaitu akhlak terpuji dan akhlak buruk. Sejumlah ciri di atas 3. Dalam konteks sejarah, antara akhlak dan adalah karakteristik akhlak karimah (mulia) atau tasawuf memiliki tujuan dan esensi yang terpuji (mahmudah). Orang yang memiliki akhlak sama, terpuji maka sikap, pikiran dan prilakunya selalu mendekatkan diri kepada Allah; berorientasi pada kebaikan, kejujuran, kesetiaan, 4. yaitu Indikator sebagai orang jalan berakhlak untuk adalah dan sesuatu yang dianggap positif secara agama, beriman atau tidaknya seseorang. Salah norma dan akal pikiran. Sikap-sikap emosional satu positif seperti beriman saling membantu, menghargai, karakter adalah seseorang ketika dikatakan ia mampu rajin, giat, optimis, terbuka, pemberani, bersih, melahirkan kedamaian dan ketenteraman sehat, loyal, bervisi ke depan, sabar, bijaksana, bagi alam lingkungannya. peduli, toleran, dermawan, pemurah dan adil adalah cerminan dari jiwa yang berakhlak Daftar Bacaan karimah. Abuddin Nata. 1994, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf. Jakarta: RajaGrafindo Persda Anwar, Rosihan, 2008, Aqidah Akhlak, Bandung: Pustaka Setia prilaku Sedangkan sebaliknya, yang berorientasi kepada sikap atau itoleransi, tertutup, tidak peduli, pesimis, mudah menyerah, 82 Azmi, Muhammad, 2006, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah: Upaya Mengefektifkan Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Keluarga, Yogyakarta: Belukar Daud Ali, 2002. Muhammad, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada Hamka, 1987. Tasawuf Modern, Jakarta : Pustaka Panjimas Kahar Masyur, tt, Membina Moral dan Akhlak, Jakarta : Rineka Cipta Moh Saifulloh Al Azizz, 1998, Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya:Terbit Terang Quraish, M. Syihab, 1996, Membumikan AlQur’an, Bandung: Mizan Syaikh Muhammad Al-Ghazali, 1996, Kayfa Nata’amal Ma’al-Qur’an, Bandung: Mizan Zainal Sarifin Abbas,1964, Pri Hidup Muhammad Rasulullah Saw, Medan: Firma Rahmad 83 78