MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK BENDA MELALUI PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA SISWA KELAS III SDN BADAUN KECAMATAN DAHA BARAT KABUPATEN HSS Hj. Asniwati dan Siti Kamaliyah Abstrak: Guru merupakan ujung tombak penyelanggaraan pendicffican di sekolah karena guru merupakan pelaksana proses belajar mengajar di kelas. Maka dari itu guru dituntut dapat memilih, menerapkan stmtegi, model dan media yang tepat agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan pada giliranya prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Dalam konteks ini, salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan adalah pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan Hasil penelitian memunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat ketuntasannya dari 69,23% (Mitts I) menjadi 92,30% (Mks II), aktivitas guru dalam pelaksanaan RPP terlaksana dengan lcriteria baik, aktivita siswa semakin aktif, dan respon siswa terhadap pembelajaran Sains adalah positif. Hasil peneitian ini melampaui atau sama dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Dengan demikian hasil belajar materi pokok Gerak Benda melalui pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses siswa kelas III SDN Badaun Kecamatan Daha Barat Kabupaten HSS meningkat. Temuan ini menunjukkan keberhasilan penelitian dan hipotesis 'meBrian dapat diterima. Saran peneliti bagi yang ingin melaksanakan penelitian yang sama adalah perlunya bimbingan yang saber dan intensif, umpan batik yang tegas, dan analisis materi yang alum diajarkan dengan penentuan alokasi waktu. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran langsung, dan pendekatan keterampilan proses. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang menyenangkan, berpusat pada siswa, penguasaan konsep dan hasil belajar siswa yang memuaskan adalah impian semua guru. Tetapi untuk mewujudkan impian guru dituntut lebih profesional untuk merancang pembelajaran agar materi pelajaran program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mudah dipahami oleh siswa, materi pelajaran akan lebih mudah dikuasai dan dihayati oleh siswa bila siswa sendiri mengalami peristiwa belajar tersebut secara langsung. Hal ini sejalan dengan tuntunan Depdiknas (2006: 106) bahwa pembelajaran Sains di SD/ MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 78 than 2008 tentang Ujian Nasional mensyaratkan Sains sebagai salah satu mata pelajaran yang harus di UN-kan. Hal ini menunjukkan pentingnya pembelajaran Sains di sekolah (law bagi perkembangan peserta didik selanjutnya. Sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 23 Tahun 2006 maka salah satu konsep yang harus dituntaskan murid kelas III SD dalam pembelajam Sains adalah Gerak Benda. Dengan demikan, diharapkan siswa dapat menuntaskan kegiatan pembelajaran Sains. Aka proses pembelajaran berhasil dengan baik diharapkan setelah kegiatan pembelajaran jumlah siswa yang memperoleh prestasi belajar di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dan 75%. Kenyataan di lapangan selama ini, khususnya pada mata pelajaran Sains di kelas III SDN Badaun, guru mengalami kesulitan merancang pembelajaran untuk melatihkan keterampilan proses khususnya keterampilan proses dasar yang dapat memudahkan siswa memahami konsep-konsep Sains. Padahal salah satu tujuan pelajaran Sains di SD/ MI pada (Kurikulum Standar Kompetensi, 2004: 6) adalah mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. Kenyataan lain terlihat pada hasil belajar siswa, temyata masih banyak siswa kelas III SDN Badaun yang memperoleh hasil belajar di bawah KKM. Saat ini KKM mata pelajaran Sains kelas III SDN Badaun adalah 6,00. Pada tahun ajaran sebelumnya, yakni 2007/2008 dan 25 orang murid kelas III hanya 10 orang atau 40% yang memperoleh nilai di atas KKM. Menurut pengalaman dan pengtunatan penulis, penyebab masih kurangnya hasil belajar Sains murid di SD karena proses pembelajarn yang berlangsung hingga saat ini masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain kurang melaihka keterampilan proses dalam mengajar dan metode mengajar yang digunakan kebanyakannya adalah ceramah saja. Akibatnya pembelajaran kurang bermakna. Pelajaran Sains yang menuntut pemahaman dan pengalaman belajar yang lebih banyak. Oleh karena itu seharusnya guru tidak hanya memberikan ilmu melalui kegiatan ceramah saja, tetapi harus mencari metode yang dapat memberikan pemahaman lebih baik dan lebih melekat pada siswa. Jika pembelajaran Sains di SDN Badaun masih terns dilakukan dengan metode ceramah saja dikhawatirkan prestasi dan hasil belajar siswa akan kurang menggembirakan. ilmu yang didapat tidak bisa melekat lebih lama di otak siswasiswa karena kurang dipahami dengan baik. Berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan seperti yang diuraikan di atas, perlu dicari pemecahannya dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan proses khususnya proses dasar (pengamatan, klasifilcasi, prediksi, inferensi, pengukuran, dan komunikasi) pada mata pelajaran Sains. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil nelajar Gerak Benda pada siswa kelas III SDN Badaun Kecamatan Daha Barat Kabupaten Hulu Sungai Selatan? 2. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran Gerak Benda dengan menerapkan model pembelajaran lansung dan pendekatan keterampilan proses? 3. Apakah terdapat peningkatan aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran Gerak Benda dengan menerapkan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses? 4. Bagaimana aktivitas guru pada kegiatan pembelajaran Gerak Benda dengan menerapkan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses? C. Rencana Pemecahan Permasalahan kurangnya hasilbelajar Gerak Benda pada murid kelas III SDN Badaun ini akan dipecahkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan keterampilan proses. Secara garis besar pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dalam 4 tahapan, yakni: 1. Perencanaan Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan peneliti ebelum melakukan sesuatu. Semua alat dan bahan-baban serta dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian disiapkan. 2. Pelaksanaan Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang sedang dijalankan. 3. Observasi Pengamatan ini berfungsi untuk melihat proses dari tindakan, efek dari tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul. 4. Refleksi Refleksi meliputi: analisis, sintesis, penafsimn, menjelaskan, dan menyimpukan. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maim tujuan penelitian adalah: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar Gerak Benda dengan menerapkan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses pada siswa kelas III SDN Badaun Kecamatan Daha Barat Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran Gerak Benda dengan menerapkan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses. 3. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran Gerak Benda dengan menerapkan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses. 4. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru pada kegiatan pembelajaran Gerak Benda dengan menerapkan model pembelajaran Iangsung dan pendekatan keterampilan proses. E. Kegnnaan Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut: 1. Bagi guru Meningkatkan wawasan guru dalam penerapan strategi pembelajaran yang tepat dan efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, penelitian tindakan kelas ini akan membuat guru terbiasa untuk melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah. 2. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Gerak Benda sebagai akibat diterapkannya variasi model mengajar para guru. Murid akan lebih tertarik dan termotivasi untuk aktif belajar. 3. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dan sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan sekolah untuk mengadakan variasi pembelajaran yang efektif serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Ngalim Purwanto (2007: 102) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor itu menurut Ngalirn Purwanto (2007: 102) dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Faktor individual, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri organisme itu sendiri, yang termasuk faktor individual adalah faktor kematangan dan pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. 2. Faktor sosial, yaitu faktor-faktor yang ada di luar individu, yang termasuk faktor sosial antara lain: faktor keluarga dan keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Meskipun kesulitan-kesulitan belajar setiap siswa tidak sama jenisnya, namun gejala yang ditimbulkan sebagai akibat dari siswa tersebut mengalami kesulitan belajar adalah sama, di mana dapat dilihat dari prestasi siswa yang mengalami kesulita belajar memperoleh prestasi atau hasil belajar yang rendah serta berada di bawah norma yang telah ditetapkan atau anak tersebut memperoleh prestasi yang lebih rendah dibandingkan dengan prestasi yang telah dicapai sebelumnya. B. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar Pembelajaran Sains sebagai mata pelajaran wajib SD/MI merupakan bahan belajar yang sangat menuntut kemampuan siswa baik secara kognitif maupun psikomotorik, sehingga sangat diperlukan motivasi belajar untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal. 1. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar Mata pelajaran Sains di SD dan MI berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat sains dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs, serta tujuan: a. Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. b. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi. c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. d. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. e. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. f. Menghargai alam dan sepia keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan (Depdiknas, 2003: 6). 2. Pembelajaran Gerak Benda di Kelas III SD a. Standar Kompetensi Siswa mampu mengembangkan pemahamn tentang berbagai cara gerak benda, mengemukakan gagasan tentang arti energi, sumber energi, sumber energi, pengaruh dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta menerapkan pengetahuannya tentang konsep energi gerak. b. Kompetensi Dasar Melakukan penyelidikan tentang cara gerak benda dan berbagai bentuk dan ukuran. c. Hasil Belajar 1) Menyimpulkan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukurannya. 2) Mengaitkan antara gerak benda dan ukurannya. d. Indikator 1) Mengidentifikasi berbagai gerak benda melalui percobaan, misalnya menggelinding, jatuh, mengalir, memantul, dan berputar. 2) Mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda, misalnya: beratringan, bentuk, dan permukaan benda (kasar-halus). 3) Membuat daftar kegunaan gerak benda dalam kehidupan sehari-hari misalnya rods berputar dan air mengalir. 4) Menerapkan berbagai gerak benda untuk kegiatan dan keperluan sehari-hari (Depdiknas, 2003). Haryanto (2004: 116-119) menyatakan bahwa, hampir setiap saat kita bergerak, bahkan ketika tidur pun kita melakukan gerakan. Benda tidak hidup juga dapat bergerak bila menerima pengaruh dari luar. Gerak adalah peristiwa berpindahnya benda. Ada berbagai benda yang bentuknya bulat, misalnya bola dan kelereng. Benda bulat dapat melakukan gerakan berputar. Pada lintasan miring, benda bulat akan bergerak senditi. Gerakannya berupa gerak berputar sanbil berpindah. Gerak seperti itu dinamakan gerak menggelinding. Jika tidak ada yang menahan, benda pasti bergerak ke bawah. Gerak ke bawah disebut jatuh; jenis gerak ini terjadi pada semua bentuk benda. Mulyati Arifin, dick (2008: 66) menyatakan bahwa geralcan benda dipengaruhi oleh ukuran, beret, dan bentuk. Selain itu, gerak benda jugs dipengaruhi oleh kekasaran permukaan bidang yang dilaluinya. C. Keterampilan Proses 1. Pengertian keterampilan proses Keterampilan proses merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada din peserta didik agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang ban yang bennanfaat baik berupa fakta, konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai. Pembelajaran merupakan suatu sarana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip dan teori yang ditemukan. 2. Rincian keterampilan proses Dimyati dan Mujiono (2006: 141) menyebutkan kegiatan-kegiatan yang menunjulckan keterampilan proses, dijabarkan sebagai berikut: a. Mengamati (observasi) Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pengamatan adalah suatu proses untuk memperoleh informasi tentang objek atau gejala alam dengan menggunakan alat indera yang mungkin atau pengembangan slat indera. Pengembangan alat indera yang dimaksud dapat berupa slat Bantu pengamatan atau alat ukur. b. Mengldasifikasikan Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud. c. Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. d. Mengukur Mengukur merupakan suatu keterampilan mengetahui ukuran suatu bends dengan menggunakan slat ukur. Sebenantya pengukuran merupakan bagian dari keterampilan melakukan pengamatan secara kuantitatif. Perilaku yang dapat diamati waktu melakukan pengukuran adalah bagaimana menggunakan slat ukur dan ketepatan ukuran. e. Memprediksi (menduga) Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasartkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. f. Menyimpulkan (inferensi) Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui. 3. Mengajarkan Keterampilan Proses Menurut Dimyati Mudjiono (2006: 151) penerapan pendekatan keterampilan proses perlu untuk mempertimbangkan dan memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran/bidang Audi. Hal lain yang perlu diajarkan dalam mengajarkan keterampilan proses adalah pengembangan keterampilan proses terintegrasi dengan pengembangan produk Sains. Keterampilan proses yang diajarkan tidak perlu sama untuk setiap metode, asal sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan materi yang akan diajarkan. D. Model Pembelajaran Langsung dan Langkah-Langkahnya Faiq Dzaki (dalam Kardi dan Nur, 2000: 5) menyatakan bahwa model pembelajaran langsung merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memeprolaeh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model pembelajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pengetahuan deklaratif ialah pengetahuan tentang sesuatu, dan pengetahuan procedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Pengajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan dan kerja kelompok. Abdul Karim (2008: 15), menyatakan bahwa di dalam pembelajaran langsung ini, modeling merupakan komponen utama. Oleh karena itu di dalam pembelajaran langsung harus tersedia model yang mampu secara menarik dan benar memodelkan perilaku yang akan dilatihkan. Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Langsung No 1 Fase Menyampaikan Perilaku Guru tujuan mempersiapkan siswa. dan Guru menyampaikan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar. 2 Mendemonstrasikan pengetahuan Guru atau keterampilan mendemonstrasikan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap. 3 Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal. 4 Mengecek pemaharnan dan umpan Mencek apakah siswa telah balik berhasil melakukan tugas dengan baik, member umpan balik. 5 Memberi lanjutan kesempatan pelatihan Guru kesempatan mempersiapkan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kerangka teori di atas, maim hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: "Jika guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses, maka hasil dan proses pembelajaran gerak benda pada siswa kelas III SDN Badaun akan lebih baik atau meningkat". METODOLOGI FENELITIAN Pendekatan penelitian tindakan adalah pendekatan kualitatif sedangkan jenis penelitian in adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 2), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencennatana terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Suharsimi Arikunto (2006: 16) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan sekurang-lammgnya dalam 2 siklus. Tahapan setiap siklus terdiri dari; perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian ini direncanakan 2 siklus dengan langkah-langicah; perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, refleksi dan analisis. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Badaun kecamatan Daha Barat Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang siswanya berjumlah 13 orang yang terdiri dari 3 orang siswa lakilaki dan 10 °mg perempuan dengan kemampuan yang heterogen. Faktor-faktor yang diteliti antara lain adalah sebagai berikut: 1. Faktor siswa Faktor yang diteliti dari siswa adalah hasil belajar, aktivitas siswa, dan respon siswa terhadap pelajaran Sains melalui pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses di SDN Badaun kecamatan Daha Barat dalam mempelajari materi Gerak Benda 2. Faktor guru Hal yang diamati adalah proses pembelajaran yang tercermin dari keterlaksanaan RPP yang memperlihatkan aktivitas guru menerapkan pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses yang merupakan pendukung keberhasilan faktor-faktor yang diteliti pada siswa. Kriteria yang dijadikan indicator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila 75% siswa berhasil memperoleh nilai 60 ke atas dalam menjawab soal tes formatif pada materi Gerak Benda, respon siswa terhadap pembelajaran > 60% menyatakan senang, aktivitas siswa mencapai kriteria baik, dan dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sains. HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Badaun Kecamatan Daha Barat Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Badaun yang berjumlah 13 orang, terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 3 orang siswa laki-laki. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya nilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sains khususnya pada materi gerak benda. Untuk direncanakan tindakan kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak benda dengan mengunakan pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses. Adapun hasil observasi dan evaluasi pada penelitian iti dapat disampaikan sebagai berikut: Tabel 2. Rangkuman Hasil Pelaksanaan Tindakan No 1 Unsur yang diamati Aktivitas guru pada pelaksanaan RPP 2 3 4 Siklus I RPP 1 RPP 2 RPP 1 RPP 2 2,33 2,66 3,50 3,66 Kurang Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Hasil Belajar Aktivitas Siswa Respon siswa Siklus II 69,23% 92,30% Tuntas Tuntas Kurang Cukup Aktif Aktif Aktif Aktif Senang Agar lebih jelas terlihat perkembangan aktivitas guru pada pelaksanaan RPP yang merupakan gambaran proses pembelajaran yang dilaksanakan guru maka dapat kita lihat pada grafik di bawah ini. Grafik 1. Tingkatan Aktivitas Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan RPP Siklus I dan lI Sedangkan ketuntasan hasil belajar secara Idasikal siklus I dan II dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 2. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II Berdasarkan hasil tersebut skor rata-rata guru pada RPP 1 adalah 2,33 (kurang baik), RPP 2 skornya 2,66 (cukup baik), RPP 3 skornya 3,50 (cukup baik), dan RPP 4 skornya 3,66 (baik). Untuk hasil belajara juga terjadi kenaikan persentase ketuntasan belajar dari 69,23% pada siklus I menjadi 92,30% pada siklus II. Aktivitas pada pertemuan pertama kurang aktif, pertemuan kedua siswa terlihat cukup aktif, pertemuan ketiga siswa sudah terlihat cukup aktif dan pada pertemuan keempat siswa dapat mempertahankan keaktifannya dalam mengikuti pembelajaran. Respon siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan adalah positif. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi: "Jika guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses, maka hasil dan proses pembelajaran Gerak Benda pada siswa kelas III SDN Badaun akan lebih baik atau meningkat dapat diterima. KESIMPULAN Berdasarkan temuan siklus I dan II, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga penelitian ini dinyatakan berhasil. 2. Respon siswa dengan penerapan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses adalah positif. 3. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. 4. Aktivitas guru dalam pelaksanaan RPP dengan menerapkan model pembelajaran langsung dan pendekatan keterampilan proses berjalan sesuai rencana. DAFTAR RUJUKAN Arifin Mulyati, (2007), IPA dan Lingkunganku Kelas III SD/ MI, Depdiknas: Pusat Perbukuan. Dimyati dan Mujiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hambaz. B. Uno, (2007), Profesi Kependidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Haryanto, (2004), Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III, Jakarta: Erlangga. Ibrahim, M. (2003), Pengamatan, Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP. Karim, (2008), Pembelajaran Kontekstual (CTL) Matematika di Sekolah Dasar, Banjarmasin: Depdiknas Universitas Lambung Mangkurat Program S1 PGSD. Moh. Uzer Usmsn dan Lilis Setiawati, (2001), Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto, (2007), Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. Rukaesih, A. (2007), ASB Tematik untuk SD Kelas HI, Jakarta: Ganesa Exact. Sri Harmi, (2004), Jendela Sains Lingkungan dan Adam Sekitar, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Suhardi dan Suharyanto, (2004), Bimbingan Pembelajaran Sains 3 SD/ MI, Surakarta: Mediatama. Suharsimi Arikunto, dkk. (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Suryosubroto, (2005), Tatadaksana Kurikulum, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Winataputra dan Tita, (1995), Materi Pokok Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka.