ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 35 PENGARUH KEMAMPUAN ANTIBIOTIK BACITRACIN DARI BACILLUS SUBTILLIS YANG DIBIAKKAN PADA LIMBAH CAIR TAHU / WHEY TERHADAP BAKTERI GRAM (+) (STAPHYLOCOCCUS AUREUS) DAN GRAM (-) (PSEUDOMONAS AERUGINOSA) oleh : Rohmi Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Abstract : Researchers examined antibiotic Bacitracin by Bacillus subtilis bacteria growth media effluent know / Whey which often lead to water pollution. Bacillus subtulis allowed to grow well on Whey, Bacillus thuringiensis has been successfully grown in wastewater know. as practiced by Silvia Deny Pandy et al, 2006 in a study entitled "Spore formation in Bacillus thuringiensis serovar israelensis on Whet Medium. From the observation of growth on the growth of Bacillus subtillis Nutrienth Broth media Lag phase or phase adjustment occurs from 0 to 4 hours, or phase exponential phase of growth ranging from 24 to 48 hours and stationary phase or phases atrophy ranging from 48 hours followed by a phase of death in 60 hours of incubation of the observations on the growth of Bacillus subtillis media Whey phase lag or phase adjustment occurs from 0 to 4 hours, or the phase of exponential growth phase from 24 to 48 hours and the stationary phase or phases of cessation of growth ranging from 48 hours followed by a phase of death in 60 hours of incubation. While there are differences in the number of bacteria on the growth phase of a 24-hour Broth Nutrienth mediated bacterial counts. From the observation of the inhibition assay obtained a description ability in inhibiting the growth of two types of bacteria, which is classified as an intermediate to sensitive When compared to the results of inhibition zone diameter of Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa against Butanol extract with ether before there is a reduction in the diameter of the extraction zone done and using TLC with eluent Metahanol then obtainable. Each Rf 0, 30. examination AAS in whey extract and extract obtained Peak NB 474.9225 Bacitracin yanf means there is content in the extract according to Della reseach Wei and Yin Chung Sin May 2003. Keywords : Bacillus subtillis,, Whey, antibiotics, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus Pendahuluan Dalam dermatoterapi pada manusia, pemberian antibiotik secara topikal dapat menggunakan vehikulum salap (ointment) untuk mempermudah proses penetrasi ke kulit. Beberapa contoh salap antibiotik antara lain. Bacitracin (basitrasin) merupakan antibiotik yang bersifat bakterisid terhadap bakteri Gram-positif. Maupun gram negatif (Syarif A et.al 2007). Basitrasin adalah suatu polipeptida yang dihasilkan dari pertumbuhan organisme kelompok Licheniformis dari Bacillus subtilis (Familia bacillaceae), (FI IV, 1995).. Selain itu, mikroba ini juga membebaskan enzim yang bersifat litik (melarutkan) terhadap sel bakteri hidup. (Machmud et al. 2002). Kendala dari penggunaan antibiotik Basitrasin secara umum dan khususnya pada bidang pertanian dan peternakan adalah harganya yang mahal, sebab diproduksi dengan media sintetik, yaitu media Nutrient Broth. Selama ini air limbah tahu belum pernah dimanfaatkan, sehingga dapat mencemari lingkungan sekitar. Air limbah tahu adalah air sisa penggumpalan tahu (whey) yang dihasilkan selama proses pembuatan tahu. Jika ditinjau dari komposisi kimianya, ternyata air limbah tahu mengandung nutrien (protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya) yang bila dibiarkan dibuang begitu saja ke sungai justru dapat menimbulkan pencemaran. Tetapi jika dimanfaatkan akan menguntungkan pemilik mitra tahu atau masyarakat yang berminat mengolahnya. Whey tahu mempunyai prospek untuk dimanfaatkan sebagai media fermentasi bakteri. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu merupakan limbah organik yang degradable atau mudah diuraikan oleh mikroorganisme secara alamiah (Darsono (2007). Bacillus subtilis dicirikan sebagai bakteri gram positif, berbentuk batang, bersel satu, berukukuran (0,5-2,5) x (1,0-1,2) µm, bersifat aerob atau anaerob fakultatif, dan katalase positif. B. subtilis bertahan _______________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 2, Maret 2013 36 Media Bina Ilmiah pada suhu 5-75° C dengan tingkat keasaman (pH) antara 2-8. Pada kondisi kurang menguntungkan, Bacillus akan membentuk struktur tahan berupa endospora .Koloni bakteri pada medium agar berbentuk bulat, tepi teratur, permukaan tidak mengkilap, menjadi tebal dan keruh (opaque), kadangkadang mengkerut dan berwarna krem atau kecoklatan , bentuk koloni agak bervariasi pada media yang berbeda. Koloni meluas pesat pada medium yang permukaannya lembab, namun biakan bakteri dari medium padat tidak mudah larut dalam air. Beberapa strain membentuk lebih dari satu jenis antibiotik. Selain itu, mikroba ini juga membebaskan enzim yang bersifat litik (melarutkan) terhadap sel bakteri hidup. (Machmud, 2002). Limbah cair tahu memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi. Tanpa proses penanganan yang baik, limbah tahu akan menyebabkan dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan estetika lingkungan sekitar (Darmono. 2001). Antibiotik Bacitracin yang dihasil oleh bakteri Bacillus subtilis dengan media pertumbuhan limbah cair tahu yang selama ini sering menyebabkan pencemaran air. Bacillus subtulis memungkinkan dapat tumbuh dengan baik dilimbah cair tahu karena Bacillus thuringiensis telah berhasil dibiakkan pada limbah cair tahu. seperti yang dilakukan oleh Deny Silvia Pandy dkk ,2006. METODE Penelitian ini bersifat eksplorasi dan eksperimen. Penelitian eksplorasi dengan cara mengukur diameter zona hambat Bacitracin yang dihasilkan Bacillus subtillis yang dibiakkan pada media pertumbuhan Limbah cair tahu terhadap bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) dan gram negatif (Pseudomonas aeruginosa) Subyek penelitian adalah limbah cair tahu yang merupakan air sisa penggumpalan tahu (whey) yang dihasilkan selama proses pembuatan tahu, memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi. Analisis data dengan ANOVA taraf 0,05 menunjukkan tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan antara zona hambatan yang dibentuk Oleh berbagai jenis ekstrak maupun standar HASIL a. Uji sterilitas B. subtillis sesuai dengan penelitian Kosimdan Surya Rosa Putra 2010 Setelah dilakukan Uji sterilitas biakan Bacillussubtillis yang dibuat dan dilakukan pengamatan hasil pengecatan gram tidak terdapat bakteri lainnya _______________________________________________ Volume 7, No. 2, Maret 2013 ISSN No. 1978-3787 sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. b. Pembuatan kurva pertumbuhan sesuai dengan penelitian Muhamad Kosim dan surya Rosa Putra 2010 Penanaman bakteri baik dari media Nutreint Broth atau Whey dilakukan penanaman setiap beberapa jam sekali untuk mengamati pertumbuhan bakteri dikedua media. Tabel 1. Hasil pengamatan pertumbuhan Bacillus Subtillis pada media Nutrient broth dan Limbah cair tahu Jumlah bakteri (CFU/mL) Waktu inkubasi Media NB Media limbah tahu 0 50000000 50000000 4 1020000000 1980000000 24 2,03E+12 1,69E+12 36 1,87E+13 1,57E+13 48 2,01E+13 1,79E+13 60 1,98E+13 1,7E+13 72 1,85E+13 1,5E+13 Dari tabel diatas dapat disajikan dengan gambaran grafik. 2.5E+13 Jumlah bakteri (CFU/mL) Media NB 2E+13 1.5E+13 1E+13 5E+12 0 0 24 48 72 Jumlah bakteri (CFU/mL) Media limbah tahu Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Bacillus subtillis pada media Limbah tahu cair dan Nutrient Broth Dari hasil pengamatan pertumbuhan tersebut maka pertumbuhan Bacillus subtillis pada media Nutrienth Broth fase Lag atau fase penyesuaian terjadi mulai 0- 4 jam, fase exponensial atau fase pertumbuhan mulai dari 24 sampai 48 jam dan fase stationer atau fase berhentinya pertumbuhan mulai dari 48 jam diikuti dengan fase kematian pada 60 jam masa inkubasi. Dari hasil pengamatan pertumbuhan Bacillus subtillis pada media Limbah cair tahu fase Lag atau fase penyesuaian terjadi mulai 0 - 4 jam, fase exponensial atau fase pertumbuhan mulai dari 24 sampai 48 jam dan fase stationer atau fase berhentinya pertumbuhan mulai dari 48 jam http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 37 diikuti dengan fase kematian pada 60 jam masa inkubasi. Sedangkan fase 24 jam terdapat perbedaan jumlah pertumbuhan bakteri pada media Nutrient broth. b. c. Setelah dilakukan Identifikas AAS baik pada ekstrak biakan Bacillus subtillis pada biakan Whey maka terdeteksi adanya Bacitracin dengan puncak sekitar 474, 9225 Hasil Ekstraksi dan Uji diameter Zona Hambatan Ali Abdul Hussein S. AL-Janabi B 2006 Setelah dilakukan ekstraksi terhadap biakan Bacillus subtillis pada kedua jenis media maka dari 3 didapatkan ekstrak kasar sebesar masing-masing sekitar 35 gram, Ekstrak dilakukani uji zona hambat Staphylococcus aureus dan Pseudomonas auroginosa Hasil Identifikasi kualitatif dengan menggunakan Adsorbbance Atomic Spectrofotometry (AAS ) menurut Della Wai-mei Sin, Yiu-chung Wong 2003 Tabel 2. Hasil Uji Pendahuluan diameter Zona hambat Staphylococcus aureus dan Pseudomonas auroginosa terhadap biakan Limbah cair tahu dan Media Nutrienth Broth Media LCT NB Zing B S aureus 20 18 19 21 23 23 21 17 23 P aeruginosa 19 22 20 20 19 21 24 25 23 Analisa Data Signifikasi diameter zona hambat pada kultur bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa yang dianalisis dengan ANOVA taraf 0,05 menunjukkan tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan antara zona hambatan yang dibentuk. Oleh berbagai jenis ekstrak maupun standar. a. Hasil Identifikasi Bacitracin menggunakan kromatografi Lapis Tipis menurut H. K. Tsuji, E, (1974)..danK. Tsuji, J.H. et al (1974) 597.dalam Della Wa et,al 2003 Setelah dilakukan Identifikasi menggunnakan KLT dengan berbagi jenis fase gerak maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasill Uji uji ekstrak dengan KLT Ekstrak Mobil Phase Rf LCT Sstationer phasr Silica gel Methanol 0,30 NB Silica gel Methanol 0,30 Zinc B Silica gel Methanol: N 0,84 Butanol Hasil Uji dengan KLT seperti diatas sudah sesuai dengan sumber Della Wa et,al 2003 Gambar 2. Hasil Pemeriksaan AAS Pembahasan a. Uji sterilitas B. subtillis sesuai dengan penelitian Kosimdan Surya Rosa Putra 2010 Uji sterilisasi diperlukan agar biakan benarbenar murni tanpa terkontaminasi pertumbuhan bakteri lain, hasil penelitian ini bisa menjadi bebas dari bakteri lain dimungkinkan dari sejak kultur awal, mulai dari isolasi sampai dengan perbanyakan bakteri. b. Pembuatan kurva pertumbuhan sesuai dengan penelitian Muhamad Kosim dan surya Rosa Putra 2010 Hasil pengamatan pertumbuhan menunjukkan bahwa pertumbuhan Bacillus subtillis pada media Nutrient Broth lebih optimal daripada Whey, hal ini dapat terjadi karena media Nutrienth Broth memenuhi semua unsur-unsur nutrisi yang diperlukanberbeda dengan media Whey yang hanya diberi tambahan glukosa sebesar1 % c. Hasil Ekstraksi dan Uji diameter Zona Hambatan Ali Abdul Hussein S. AL-Janabi B 2006 Hasil ekstraksi berupa pasta kental kekuningan stabil apabila disimpan pada suhu 4oC selama sebulan, Hasil ekstraksi kemudian dilakukan uji sensitivitas metode Kirby bauer sumuran dengan melarutkan ekstrak padaetanol 5% sebagai pelarut organik pada dua jenis Bakteri yaitu Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa mewakili bakteri gram positif dan gram negatif dengan Zinc Bacitracin sebagai kontrol positif ternyata diameter zona hambat ekstrak kasar baik dari ekstrak Whey maupun dari Nutrient Broth _______________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 2, Maret 2013 38 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 tidak menunjukkan adanya perbedaaan yang signifikan dalam hal menghambat pertumbuhan kedua bakteri, demikian pula apabila dibandingkan dengan standar. Department, Education College, Karbala University, Iraq. E-mail: [email protected] 8 August, 2006 d. Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press, Jakarta. Hasil Identifikasi Bacitracin menggunakan kromatografi Lapis Tipis menurut H. K. Tsuji, E, (1974)..dan K. Tsuji, J.H. et al (1974) 597. dalam Della Wa et,al 2003 Pada pemeriksaan KLT didapatkan spot Bacitracin dengan eluen methanol yaitu 0,3 sesua dengan penelitian Della Wa et,al 2003 adanya kesamaan Rf dari ekstrak Whey dan ekstrak Nutrient Broth menunjukkan zat yang sama pada spot dengan Rf yang sama yaitu 0,3, sedangkan dengan standar zinc bacitracin terdapat perbedaan karena memang zatnya berbeda dan menggunakan eluen yang berbeda, tetapi KLT Zinc Bacitracin tetap diperlukan karena merupakan standar kerja e. Hasil Identifikasi kualitatif dengan menggunakan Adsorbbance Atomic Spectrofotometry (AAS ) menurut Della Wai-mei Sin, Yiu-chung Wong 2003 Setelah dilakukan Identifikas AAS baik pada ekstrak biakan Bacillus subtillis pada biakan Whey maka terdeteksi adanya Bacitracin dengan puncak sekitar 474, 9225 sesuai dengan penelitian Della Wai-mei Sin, Yiu-chung Wong 2003 Hal ini membuktikan baik pada ekstrak whey maupun ekstrak Nutrient Broth terdapat Bacitracin. Penutup a. Simpulan Bacillus subtillis berhasil dibiakan pada media Limbah cair tahu steril / whey, Selain mampu dibiakkan didalamWhey juga mampu menghasilkan antibiotik Bacitracin . Ekstrak Whey yang mengandung Bacitracin mampu menghambat pertumbuhan bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) dan gram negatif (Pseudomonas aeruginosa) yang patogen pada manusia. b. Saran Penelitian masih bersifat semi kuantitatif belum bisa mengidentifikasi Jenis Bacitracin yang dihasilkan. Agar pertumbuhan Bacillus lebih Optimal perlu ditambahkan beberapa bahan misalnya Karbohidrat dari gula sederhana. DAFTAR PUSTAKA Ali Abdul Hussein S. AL-Janabi Identification of Bacitracin Produced by Local Isolate of Bacillus licheniformis Ali Abdul Hussein S. AL-Janabi Biology _______________________________________________ Volume 7, No. 2, Maret 2013 Analytical methodologies foridentifying a polypeptide antibiotic Della Wai-mei Sin, Yiu-chung Wong Trends in Analytical Chemistry, Vol. 22, No. 11, 2003 Deny Silvina Pandy, Sang Gede Purnama, I Gede Sudiana Pemanfaatan Limbah Cair Industri Pengolahan Tahu untuk Memproduksi Spora Bacillus Thuringiennsis Serovar Israelensis Dan Aplikasinya Sebagai Biokontrol Larva Nyamuk. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Udayana, Denpasar Dwi N. Susilowati, Ratih D. Hastuti dan Erny Yuniarti Isolasi dan Karekteristik Aktinomisetes Penghasil Antibakteri Enteropatogen Escherichia coli K1.1 Pseudomonas pseudomallei 02 05, dan Listeria monocytogenes 5407 Jurnal Agro Biogen 3 (1):1523 G. G. F. NEWTON AND E. P. ABRAHAM Ayfivin and Bacitracin: Resolution of Crude Products into Similar Series of Peptides The Sir William Dunn School of Pathology, University of Oxford (Received 13 February 1950) Herbert S. Anker, Balbina a. Johnson, Joseph Goldberg, and Frank l. Meleney Bacitracin: Methods Of Production, Concentration, And Partial Purification, With A Summary Of The Chemical Properties Of Crude Bacitracin. Departments of Biochemistry and Surgery, College of Physicians and Surgeons, Columbia University, New York, N. Y.Received for publication August 11, 1947 K. Tsuji, J.H. Robertson, J.A. Bach, J. Chromatogr. 99 (1974) 597. Lia Dahlia, 2003 Skripsi Fermentasi Pseudomonas pyocyanea Penghasil antibiotika Program Studi Biokimia Jurusan Kimia FPMIPA IPB http://www.lpsdimataram.com ISSN No. 1978-3787 Machmud, 2002. seleksi dan karakteristik Patogen Tanaman Proseding seminar hasil penelitian Rintisan dan Biotekhnologi Tanaman Bogor. Mukhamad Kosim, surya rosa Putra Pengaruh Suhu pada Protease dari Bacillus subtilis Prosiding Skripsi Semester Genap 2010 Muhammad Awais, Aamer Ali Shah, Abdul Hameed and Farida Hasan Isolation, identification and Optimization of Bacitracin Produced Bacillus sp Departemen of Microbiology, Facility of Biological Scienes, Quaid, Azamuniversity, Islamabad, Pakistan. Mardialis, 2002 Metode Penelitian Bumi Aksara H. Oka, K. Harada, M. Suzuki, H. Nakazawa, Y. Ito, Anal.Chem. 61 (1989) 1998. Satpal Singh Bisht*, B.Praveen, Amrita Panda And V.Rajakumar, 2011 Isolation, Purification And Characterization Of Bacitracin From Bacillus Sp.Department of Biotechnology, Roland Institute of Pharmaceutical Sciences Berhampur760010, Orissa India. Email: [email protected] Received: 2 May 2011, Revised and Accepted: 6 June 2011 Media Bina Ilmiah 39 Suryabrata, S (2002) Metodologi Penelitian PT Raja Grafindo Persada Syarief, rizal dan I. Aniez. 1988. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanian. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. Snell, N., K. Ijichi and J.C. Lewis. 1955. Paper Chromatographic Identification of Polypeptide Gram Positive Inhibiting Antibiotics. Western Utilization Research Branch, U.S Department of Agriculture, Albany, California. Isolation, Purification And Characterization Of Bacitracin From Bacillus Sp. Satpal Singh Bisht*, B.Praveen, Amrita Panda And V.Rajakumar. Department of Biotechnology, Roland Institute of Pharmaceutical Sciences Berhampur-760010, Orissa India. Email: [email protected] Received: 2 May 2011, Revised and Accepted: 6 June 2011 Widawati, S dan Suliasih . 2006. Populasi Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) di Cikaniki, Gunung botol, dan Ciptarasa, serta Kemampuannya Melarutkan P Terikat di Media Pikovskaya Padat.Biodiversitas. 7(2):109-113. _______________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 2, Maret 2013