Q adalah Jumlah barang yang diminta

advertisement
PENDAHULUAN
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Inti masalah
ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas
dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya
terbatas. Permasalahan tersebut kemudian
menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg:
scarcity).
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος
(oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos),
atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan
sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga."
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom
adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam
bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan
beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs
makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi
positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya.
Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen
keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain
bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik,
kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi —
seperti yang telah disebutkan di atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori
yang dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi,
invisble hand, informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan sebagainya.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks
yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang dimana
orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum,
kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini.
Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok
persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia.
Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada
sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami
perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadangkadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan
yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya dilakukan para ahli ekonomi?" The
traditional Chicago School, with its emphasis on economics being an empirical science aimed at
explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of
analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that a consistent economic
theory may be useful even if at present no real world economy bears out its prediction.
Makro Ekonomi  Segala perilaku ekonomi secara keseluruhan, seperti : bergeraknya berbagai
harga barang atau output penganggaran
Mikro Ekonomi  Mengamati dari sisi yang lebih sempit, seperti : mempelajari unsur ekonomi
yang lebih kecil (perusahaan atau RT)
A. Hukum Permintaan dan Penawaran
Di dalam pasar terdapat penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli yang berinteraksi akan
melakukan proses tawar-menawar. Proses tawar-menawar ini menunjukkan adanya permintaan
dan penawaran barang. Penjual akan menawarkan barang dagangannya dengan harga yang telah
ditentukan dan pembeli akan meminta barang diinginkan dengan harga rendah. Proses tawarmenawar ini akan berlangsung hingga tercapai kesepakatan harga.
a. Permintaan
1. Pengertian Permintaan
Perhatikan contoh pengalaman berikut ini. Desi ingin membuka usaha toko buah, untuk
itu dia membeli buah jeruk di pasar, tetapi sebelumnya dia membuat catatan belanja berikut
ini.
Tabel 17.1 Daftar Pembelian Jeruk
Berdasarkan daftar belanjaan Desi di atas menunjukkan bahwa pada saat harga jeruk
sebesar Rp4.500,00, Desi akan membeli jeruk sebanyak 140 kg. Ketika harga Rp6.000,00, maka
Desi hanya akan membeli jeruk sebanyak 20 kg. Kesediaan Desi untuk membeli jeruk dalam
berbagai jumlah pada tingkat harga tertentu merupakan contoh permintaan. Pada saat Desi
menyusun daftar permintaan jeruk, apakah hanya mempertimbangkan harga saja? Tentunya
tidak, bukan? Desi juga harus mempertimbangkan uang yang dimilikinya. Jika uang yang
tersedia dapat digunakan untuk memenuhi keinginan Desi untuk membeli jeruk maka
permintaan jeruk dapat terjadi. Lalu apakah yang dimaksud permintaan? Apabila dalam
merumuskan pengertian permintaan hanya memerhatikan faktor harga barang dan jumlah
barang yang diminta, serta menganggap faktor-faktor selain harga tidak berubah, maka
permintaan adalah keseluruhan jumlah barang atau jasa yang bersedia diminta pada berbagai
tingkat harga, waktu, dan tempat tertentu.
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa selain faktor harga masih ada faktorfaktor lain yang memengaruhi permintaan. Namun, faktor-faktor selain harga pengaruhnya
tidak sekuat faktor harga. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi permintaan.
a. Harga Barang itu Sendiri
Harga barang akan memengaruhi jumlah
barang yang diminta. Jika harga naik jumlah
permintaan barang tersebut akan meningkat,
sedangkan jika harga turun maka jumlah
permintaan barang akan menurun.
b. Harga Barang Subtitusi (Pengganti)
Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang
dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang
akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi
naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. Contohnya kaos adalah
pengganti kemeja. Jika di pasar harga kaos lebih murah dibandingkan kemeja, maka
permintaan akan kaos lebih banyak bila dibandingkan permintaan terhadap kemeja.
c. Harga Barang Komplementer (Pelengkap)
Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya
sepeda motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka
kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.
d. Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan
besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi
maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika
pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun.
Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. Misalnya pendapatan Ibu Tia dari hasil
dagang minggu pertama Rp200.000,00 hanya dapat untuk membeli kopi 20 kg. Tetapi
ketika hasil dagang minggu kedua Rp400.000,00, Ibu Tia dapat membeli kopi sebanyak
40 kg.
e. Selera Konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang
yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka
permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini
banyak orang yang mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game,
karena selera konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone
yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.
f. Intensitas Kebutuhan Konsumen
Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang
diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan
menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah.
Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka
permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat,
misalnya dengan meningkatnya curah hujan maka intensitas kebutuhan akan jas hujan
semakin meningkat. Konsumen akan bersedia membeli jas hujan hingga Rp25.000,00
walaupun kenyataannya harga jas hujan Rp15.000,00.
g. Perkiraan Harga di Masa Depan
Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen
cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan
semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun,
maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada
dugaan kenaikan harga bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar
yang lebih banyak.
h. Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika
jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta
akan meningkat.
3. Macam-Macam Permintaan
Permintaan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, antara lain permintaan
berdasarkan daya beli dan jumlah subjek pendukung.
a. Permintaan Menurut Daya Beli
Berdasarkan daya belinya, permintaan dibagi menjadi tiga macam, yaitu
permintaan efektif, permintaan potensial, dan permintaan absolut.
A. Permintaan efektif adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang atau
jasa yang disertai dengan daya beli atau kemampuan membayar. Pada
permintaan jenis ini, seorang konsumen memang membutuhkan barang itu dan
ia mampu membayarnya.
B. Permintaan potensial adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang dan
jasa yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk membeli, tetapi belum
melaksanakan pembelian barang atau jasa tersebut. Contohnya Pak Luki
sebenarnya mempunyai uang yang cukup untuk membeli kulkas, namun ia
belum mempunyai keinginan untuk membeli kulkas.
C. Permintaan absolut adalah permintaan konsumen terhadap suatu barang atau
jasa yang tidak disertai dengan daya beli. Pada permintaan absolut konsumen
tidak mempunyai kemampuan (uang) untuk membeli barang yang diinginkan.
Contohnya Hendra ingin membeli sepatu olahraga. Akan tetapi uang yang
dimiliki Hendra tidak cukup untuk membeli sepatu olahraga. Oleh karena itu
keinginan Hendra untuk membeli sepatu olahraga tidak bisa terpenuhi.
b. Permintaan Menurut Jumlah Subjek Pendukungnya
Berdasarkan jumlah subjek pendukungnya, permintaan terdiri atas
permintaan individu dan permintaan kolektif.
1.
Permintaan individu
Permintaan individu adalah permintaan yang dilakukan oleh seseorang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh bentuk permintaan individu seperti
pada Tabel 17.1 mengenai daftar permintaan jeruk Desi.
2.
Permintaan kolektif
Permintaan kolektif atau permintaan pasar adalah kumpulan dari permintaanpermintaan perorangan/individu atau permintaan secara keseluruhan para
konsumen di pasar. Contohnya, selain Desi, di pasar juga ada beberapa pembeli
lainnya yang akan membeli jeruk. Jika permintaan Desi dan teman-temannya
tersebut digabungkan maka terbentuk permintaan pasar. Bentuk permintaan
kolektif dapat kalian lihat pada Tabel 17.2.
Tabel 17.2 Daftar Permintaan Pasar terhadap Jeruk
4. Hukum Permintaan
Perhatikan lagi pada Tabel 17.1 mengenai daftar permintaan jeruk Desi. Apa yang dapat
kalian simpulkan dari tabel tersebut? Ketika harga jeruk Rp4.500,00/kg permintaan Desi
sebesar 140 kg. Namun ketika harga jeruk Rp6.000,00/kg, permintaan turun menjadi 20 kg. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi harga suatu barang, permintaan akan turun. Kondisi
tersebut menggambarkan bunyi hukum permintaan. Hukum permintaan adalah hukum yang
menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan
jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila
harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan
berbunyi:
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan
tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
5. Kurva Permintaan
Hukum permintaan yang telah kalian pelajari di atas dapat digambarkan menggunakan
suatu grafik yang disebut kurva permintaan. Perhatikan kembali daftar permintaan yang
dilakukan Desi dalam membeli jeruk pada tabel berikut ini.
Tabel 17.3 Permintaan Jeruk Desi
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat grafik seperti gambar di samping. Bentuk kurva
permintaan di samping memiliki kemiringan (slope) negatif atau bergerak dari kiri atas ke kanan
bawah. Artinya apabila harga jeruk turun, jumlah barang yang diminta bertambah atau
sebaliknya (ceteris paribus). Perlu kalian sadari, bahwa ketika menganalisis permintaan,
terdapat dua istilah yang berbeda, yaitu permintaan dan jumlah barang yang bersedia diminta.
Apakah perbedaan dari kedua istilah tersebut? Menurut para ahli ekonomi, permintaan
adalah keseluruhan dari kurva permintaan atau keseluruhan dari titik yang ada pada kurva (A +
B + C + D + E + F + G). Dengan demikian permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan
daripada hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Adapun jumlah barang yang bersedia
diminta adalah banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Misalnya titik A,
menggambarkan bahwa pada harga Rp4.500,00 jumlah yang diminta adalah 140 kg. Dengan
demikian, setiap titik yang ada pada kurva menggambarkan jumlah barang yang diminta.
6. Pergeseran Kurva Permintaan
Pergeseran kurva permintaan menunjukkan adanya perubahan permintaan yang
ditimbulkan oleh faktor-faktor selain harga. Pergeseran kurva permintaan ditunjukkan dengan
bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri. Kembali pada contoh di depan mengenai permintaan
Desi terhadap jeruk. Pada contoh di depan menunjukkan bahwa berubahnya jumlah jeruk yang
diminta Desi akibat dari perubahan harga jeruk itu sendiri. Bagaimana jika faktor lainnya seperti
pendapatan Desi memengaruhi jumlah jeruk yang diminta? Apabila pendapatan Desi
mengalami peningkatan, maka jumlah jeruk yang diminta pun juga akan meningkat. Namun
ketika pendapatan Desi mengalami penurunan maka jumlah jeruk yang diminta akan turun.
Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 17.4 dan bentuk kurva berikut ini.
Tabel 17.4 Daftar Jumlah Jeruk yang Diminta Akibat Perubahan Pendapatan
Apabila dari tabel di atas diubah dalam bentuk grafik, maka akan tampak seperti di bawah ini.
Perhatikan kurva permintaan di atas. Kurva permintaan mengalami pergeseran ke kanan
dari D ke D1 dan bergeser ke kiri dari D ke D2. Pergeseran ke kanan dari kurva permintaan
menunjukkan pertambahan jumlah permintaan karena adanya peningkatan pendapatan.
Sedangkan kurva bergeser ke kiri menunjukkan penurunan jumlah permintaan karena
penurunan pendapatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan
pendapatan dapat mengubah jumlah permintaan akan barang serta dapat menggeser kurva
permintaan.
b. Penawaran Barang dan Jasa
1. Pengertian Penawaran
Berdasarkan daftar permintaan jeruk Desi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
harga, jumlah barang yang diminta semakin sedikit. Hal tersebut apabila dilihat dari sisi
pembeli. Bagaimana jika dilihat dari sisi penjual jeruk? Supaya kalian dapat menjawab
pertanyaan tersebut, mari kita pelajari bersama mengenai daftar penjualan jeruk Pak Heri
berikut ini.
Tabel 17.5 Daftar Penjualan Jeruk Pak Heri
Tabel di atas menunjukkan berbagai jumlah jeruk yang ingin dijual oleh Pak Heri pada
berbagai tingkat harga tertentu pada saat tertentu. Pak Heri sebagai penjual tentunya ingin
mendapatkan keuntungan yang besar. Oleh karena itu jika Pak Heri menjual jeruknya dengan
harga Rp4.500,00, jumlah jeruk yang ingin ditawarkan sebanyak 50 kg. Apabila harganya
Rp4.750,00, jumlah jeruk yang ditawarkan adalah 60 kg. Akan tetapi jika harga jeruk setiap satu
kilogramnya sebesar Rp6.000,00, Pak Heri akan menjual lebih banyak lagi jeruknya, yaitu
sebanyak 110 kg. Daftar yang menunjukkan penjualan jeruk Pak Heri itulah merupakan contoh
penawaran. Penawaran adalah keseluruhan jumlah barang yang bersedia ditawarkan pada
berbagai tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Jika harga naik, jumlah barang yang
ditawarkan bertambah. Begitu juga ketika harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan
juga turun atau semakin sedikit.
Seperti halnya pembeli, apakah penjual juga hanya memperhitungkan faktor harga saja
dalam menyusun daftar penawaran? Tentu saja tidak. Pada kenyataannya banyak faktor yang
memengaruhi penawaran penjual. Namun ketika merumuskan penawaran, cukup dengan
menghubungkan harga dan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Faktor-faktor selain harga
dianggap tidak berubah (ceteris paribus).
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran
Penawaran dan produksi mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal-hal yang
mendorong dan menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap jumlah penawaran.
Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi penawaran.
a. Harga Barang itu Sendiri
Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang
yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika barang yang ditawarkan turun
jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun. Misalnya jika harga sabun
mandi meningkat dari Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang
penjual tawarkan akan meningkat pula.
b. Harga Barang Pengganti
Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan
jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang
pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah. Contohnya
harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah,
sehingga penjual lebih banyak menjual teh.
c. Biaya Produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang
digunakan dalam proses produksi, seperti biaya
untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji
pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan
sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat,
maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan
menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena
produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan
meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.
d. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang
ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam
menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern
akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual
barang dengan jumlah yang banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya
sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern,
perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual
untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan
Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak.
e. Pajak
Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi
tinggi, akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.
f. Perkiraan Harga di Masa Depan
Perkiraan harga di masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah
penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan
penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan. Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa
naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi
jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.
3. Macam-Macam Penawaran
Apabila ditinjau dari jumlah barang yang ditawarkan, penawaran dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu penawaran perorangan dan penawaran kolektif.
a. Penawaran Individu
Penawaran individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual.
Contoh penawaran jeruk oleh Pak Heri (lihat Tabel 17.5).
b. Penawaran Kolektif
Penawaran kolektif disebut juga penawaran pasar. Penawaran kolektif adalah
keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh penjual di pasar. Penawaran
pasar merupakan penjumlahan dari keseluruhan penawaran perorangan. Contoh
penawaran kolektif yang dilakukan oleh Pak Heri dan pedagang buah jeruk di pasar
dapat kalian lihat pada Tabel 17.6.
4. Hukum Penawaran
Coba kalian perhatikan daftar penawaran jeruk Pak Heri. Pada tabel tersebut akan
terlihat bahwa apabila harga Rp4.500,00, jumlah jeruk yang ditawarkan Pak Heri sebanyak 50
kg. Pada saat harga Rp4.750,00. Pak Heri menawarkan jeruknya sebanyak 60 kg. Hingga pada
harga Rp6.000,00, jumlah jeruk yang ditawarkan sebanyak 110 kg. Apa yang dapat kalian
simpulkan dari tabel di atas? Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga
barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran.
Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan
tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak
berubah (ceteris paribus).
5. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga barang
dengan jumlah barang yang ditawarkan. Coba kalian perhatikan Tabel 17.5 mengenai daftar
penawaran jeruk Pak Heri. Kurva penawaran dapat dibuat berdasarkan tabel tersebut.
Perhatikan kurva di atas. Kurva bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Dengan demikian
kurva penawaran mempunyai slope positif. Artinya jumlah barang yang ditawarkan berbanding
lurus dengan harga barang. Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang
ditawarkan.
6. Pergeseran Kurva Penawaran
Sama halnya pada pergeseran kurva permintaan, kurva penawaran juga dapat
mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran
selain faktor harga. Bergesernya kurva penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan
atau ke kiri. Kurva penawaran bergeser ke kiri, artinya jumlah penawarannya mengalami
kenaikan. Namun, ketika kurva penawaran barang bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan
penawaran barang. Misalnya diperkirakan harga jeruk bulan depan akan naik karena harga
pupuk naik. Kenaikan harga jeruk menyebabkan penurunan penawaran jeruk. Sehingga ketika
diperkirakan harga di masa depan naik, maka penjual akan mengurangi jumlah barang yang
dijualnya. Tabel berikut ini yang akan menunjukkan jumlah jeruk yang ditawarkan Pak Heri
sebelum dan sesudah kenaikan harga.
Tabel 17.7 Daftar Jumlah Jeruk yang Ditawarkan Akibat Perubahan Kenaikan Harga
Tabel di atas jika dibuat grafik akan tampak seperti berikut ini.
Perhatikan kurva penawaran di atas. Kurva penawaran S bergeser ke kiri menjadi S1. Hal
ini menunjukkan bahwa jumlah penawaran akan jeruk mengalami penurunan. Penurunan kurva
penawaran jeruk tersebut sebagai akibat dari meningkatnya harga pupuk. Jadi dapat
disimpulkan bahwa adanya perubahan dari salah satu atau lebih faktor-faktor yang dulu
dianggap tetap, akan mengubah jumlah penawaran sekaligus menggeser kurva penawaran.
Tabel 17.6 Daftar Penawaran Pasar terhadap Jeruk
B. Konsep Elastisitas Dalam Ekonomi
A. Pengertian Elastisitas
Salah satu pokok bahasan yang palin penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep
elastisitas. Pemahaman dari elastisitas harga dari permitaan Dan penawaran membantu para
ahli ekonomi untuk menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap
permintaan Dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan
harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva demand Dan kurva supply beubah? Dan
berapa besar pengaruhnya?
Untuk menjawab ini pakailah konsep elastisitas.
Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat
kepekaan/respon dari julah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang
mempengaruhinya.
a) Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur
derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat
perubahan faktor yang mempengaruhi.
Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal
tiga elastisitas permintaan, yahitu :
1. elastisitas harga permintaan
2. elastisitas silang
3. elastisitas pendapatan
1) Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat
perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada
persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di
pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun
Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi,
maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair,
dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga
permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :
ΔQ
Eh
ΔP
:
ΔQ
atau Eh =
P
X
Q
P
ΔP
Q
Dimana :
Eh
adalah elastisitas harga permintaan
Q
adalah Jumlah barang yang diminta
P
adalah harga barang tersebut
Δ
adalah delta atau tanda perubahan.
Hasil akhir dari elastisitas tersebut memberikan 3 kategori :
1. Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah
barnag yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar
koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [
% ΔP < % Δ Q].
2. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase
perubahan jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity
(unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva
permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
3. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah
barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic
dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya
lebih vuram[ % ΔP > % Δ Q].
Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan karena perbedaan total
penerimaan (Total Renenue)nya sebagai akibat perubahan harga masing-masing kategori.
Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga keadan tersebut, tergantung dititik
mana mengjkurnya. Pada harga tinggi, elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada
harga yang rendah elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan titik
tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan satu atau unity (unitari),
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga
permintaan, yaitu :
1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling
tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang
yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal
dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar
dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini
berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang
jumlah permintaan dapat lebih banyak.
2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan
tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang
terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal
dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol
(Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah
permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan
harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan
penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah
barang yang akan dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode
waktu penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan besar bilamana :
1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
2. harga relatif tinggi
3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang
rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda
tersebut sangat dibutuhkan.
2) Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga
barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan
komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang
berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of
demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada
produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan
dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap)
terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan
harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas
silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan
jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
ΔQx
Py
Es = ——- x ——- > 0
Δ Px
Qx
Δ Qy
Px
Es = ——- x ——- < 0
Δ Py
Substitusi
Komplementer
Qy
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva
atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan
antara suatu barang dengan barang lain.
b) Elastisitas Penawaran
1) Elastisitas Harga Penawaran (The Price Elasticity of Suply)
Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian
elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon
produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan
penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah
barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Δ Qs
P
Es. = ——– x ——–
ΔP
Q
Dimana :
Q
adalah jumlah barang yang ditawarkan;
P
adalah harga barang;
S
adalah delta atau perobahan.
Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut
juga dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
a. Elastis (Es > 1)
b. In Elastis (Es < 1),
c. Unity (Es = 1).
d. Elastis Sempurna (Es = ~ );
e. In Elastis Sempurna (Es = 0).
c) Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan
berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut
diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan
jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
ΔQ
ΔY
Em = ——Q
ΔQ
: ——–
atau
Y
Y
Em = ——– x
ΔY
——–
Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah
barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari
pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian
pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah
barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta
sebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang
yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini
disebut dengan barang inferior atau giffen.
Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli
ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah
barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut.
Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri
terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran.
Adapun tiga waktu tersebut adalah :
(1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang
sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya
sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna.
Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a.
The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan
untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau
masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas
kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity.
The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru
untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk
pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan
perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis,
b. Cara Menghitung Elastisitas Permintaan
Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu :
1. Elastisitas Titik (Point elasticity)
Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang
diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan,
2. Elastisitas Busur (Art Elastisity)
Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan
yang besar.
Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk :
a) Elastisitas Jarak.
Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari
titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A.
b) Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point;
Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah
dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari
hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara
pengukuran jarak (a).
c. Elastisitas dan Penerimaan
Elastisitas berhubungan dengan reaksi jumlah barang terhadap perubahan harga,
pada suatu kurva permintaan atau penawaran tertentu.
Elastisitas perlu diketahui oleh penjual sebab; jika jumlah barang besar reaksinya
terhadap perubahan harga, maka suatu penurunan harga akan menaikkan jumlah
pengeluaran konsumen untuk barang tersebut, berarti juga menaikkan penghasilan.
Jika jumlah barang tidak ada atau kecil reaksinya terhadap perubahan harga, maka
penurunan harga hanya akan menurunkan jumlah penghasilan yang diterima penjual
dari penjualan barang tersebut.
Bagi penjual yang penting adalah hubungan antara perubahan harga, elastisitas
dan jumlah penerimaan penjual, jika kuantitas dikalikan dengan harga per unit, maka
akan menghasilkan jumlah penerimaan, karena total penerimaan dari penjualan dalam
suatu pasar adalah sama dengan harga produk kali dengan harga barang yang dijual (TR
= P x Q).
Koefisien dari elastisitas permintaan dapat dipakai untuk meramalkan apa yang
akan terjadi terhadap total penerimaan dari penjualan; apa yang akan terjadi dengan
total pengeluaran konsumen bila harga berobah.
Sepanjang kurva permintaan, Harga dan Quantitas barang akan selalu bergerak
berlawanan arah, suatu penurunan harga (p) akan memberikan total penerimaan yang
lebih rendah dan suatu kenaikkan kuantitas (Q) akan menaikkan total penerimaan (TR).
Apa yang sesungguhnya terjadi terhadap Total Penerimaan, tergantung kepada
reaksi permintaan terhadap perobahan harga barang.
Pada permintaan yang elastis, maka penurunan harga mengakibatkan persentase
kenaikkan kuantitas yang dijual melebihi persentase turunnya harga, sehingga akan
menyebabkan kenaikkan jumlah penerimaan.
Pada permintaan yang in elastis, maka suatu penurunan harga akan memberikan
kenaikkan kuantitas yang terjual relatif lebih kecil daripada penurunan harga, sehingga
jumlah penerimaan penjual menjadi turun.
Pada permintaan yang unitari, maka persentase kenaikan kuantitas akan sama
dengan persentase harga, dan jumlah penerimaan penjual akan tetap tidak berubah jika
terjadi kenaikkan harga dan sebaliknya.
Oleh karena itu, seorang penjual yang akan merubah harga harus memperhatikan
elastisitas permintaan setiap tingkat harga tersebut.
Jadi berobahnya total penerimaan (TR) dapat memberikan cara yang cepat, untuk
meneliti apakah suatu titik berada pada titik elastis, in elastis dan unitari, dengan cara :
a) Bilamana P diturunkan dan TR menurun pula, maka permintaan adalah inelastis,
atau jika P dan TR bergerak arah yang sama, maka Eh < 1;
b) Bilamana P diturunkan dan menyebabkan TR meningkat, maka permintaan adalah
elastis, atau jika P dan TR bergerak berbeda arah, maka Eh > 1;
c) Bilamana P dinaikkan atau diturunkan, sedangkan TR sama saja, maka permintaan
bersifat elastis kesatuan (unity) atau jika TR tidak berobah, ketika P berobah, maka
Eh = 1.
Jadi ada dua cara untuk menentukan apakah permintaan tersebut adalah Elastis, In
elastis atau Unity, yaitu cara :
1) Metode Perhitungan Koefisien Elastisitas harga dari permintaan yang diperoleh
dari informasi P dan Q.
Observasi apa yang akan terjadi terhadap Total Penerimaan/Total Revanue (TR),
apabila P berobah dan pengujian total penerimaan (Total Revanue Test), tapi
cara kedua ini tidak memberikan suatu nilai koefisien.
C.Macam-macam biaya dan pendapatan serta
pendapatan maksimum dengan pendekatan
total, marginal, rata-rata, dsb.
A. Biaya
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi guna memproduksi output.
Macam-macam biaya, yaitu:
1. Total Fixed Cost (biaya total tetap) adalah jumlah biaya yang tetap yang tidak
dipengaruhi oleh tingkat produksi.Contoh penyusutan, sewa, dsb.Biaya total (TFC) tidak
tergantung pada kuantitas output (Q), sedangkan biaya variabel total bergantung pada
kuantitas output.
2. Total Variabel Cost (biaya variabel total) adalah jumblah biaya-biaya yang dibayarkan
yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan.Contoh biaya bahan mentah,
tenaga kerja dan sebagainya.
3. Total Cost (biaya total) adalah penjumblahan antara biaya total tetap dengan biaya total
variabel. TC = TFC + TVC
4. Averege Fixed Cost (biaya tetap rata-rata) adalah biaya tetap yang dibebankan untuk
setiap unit output.
Biaya tetap rata-rata (AFC) menurun secara kontinyu sampai mendekati garis horisontal,
karena AFC = TFC/Q
5. Averege Fixed Cost (biaya variabel rata-rata) adalah biaya variabel yang dibebankan
untuk setiap unit output.
6. Averege Total Cost (onggkos total rata-rata) adalah biaya produksi yang dibebankan
untuk setiap unit output.
7. Marginal Cost (biaya marginal) adalah tambahan atau berkurangnya biaya total karena
bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.
B. Kurva Biaya
Biaya produksi dibedakan menjadi;
1. Biaya Produksi Jangka Pendek
Dalam biaya produksi jangka pendek perusahaan sudah mempunyai peralatan-peralatan
untuk produksi seperti mesin,gedung dan tanah.Masalah yang perlu diperhatikan adalah
masalah kebijaksanaan bahan baku,tenaga kerja dan lain-lain yang merupakan biaya
variabel.Jadi dalam biaya produksi jangka pendek ini terdapat biaya tetap dan biaya variabel.
Kurva Biaya Total
Kurva Biaya Variabel dan Rata-rata
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari gambar diatas sebagai berikut:
1. AVC minimum bila garis singgung kurva TVC melalui titik origin.
2. ATC minimum bila garis singgung TC melalui titik origin.
3. AVC dan ATC minimum bila keduanya memotong MC.
1. 2. Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam biaya produksi jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor produksi,
Sehingga tidak ada biaya tetap dalam jangka panjang.Semua pengeluaran merupakan
biaya variabel.
Kemungkinan Kapasitas Produksi
Dalam analisa ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurve AC.Kapasitas 1
ditunjukkan oleh ACI,kapasitas 2 ditunjukkan oleh ACI2 dan kapasitas 3 oleh ACI3,dengan
demikian pengusaha mempunyai 3 alternatif kapasitas produksi beserta biayanya.
Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa:
1. Produksi < 125 unit,kapasitas 1 merupakan kapasitas yang paling efisien,karena biaya
produksinya paling minimum.
2. Produksi antara 125 sampai 140 unit,kapasitas 2 merupakan kapasitas yang paling
efisien.
3. Produksi > 140 unit,kapasitas 3 merupakan kapasitas yang paling efisien.
Kurva Long Run Average Cost (LRAC) adalah kurva yang menunjukkan biaya rata-rata yang
paling minimum untuk berbagai tingkat produksi,apabila perusahaan selalu menambah
kapasitas produksiny.LRAC Curve dibentuk dari kumpulan AC yang banyak sekali,maka
bentuknya menyerupai huruf U.
Kurva Long Run Average Cost
Kurva LRAC tidak menyinggung kurve-kurve AC pada titik yang terendah.Dalam gambar
tersebut hanya kurva Acx yang disinggung oleh kurva LRAC pada titik yang paling rendah yaitu
titik B.Kurva-kurva AC yang ada disebelah kiri dan kanan kurva Acx tidak disinggung pada titik
yang paling minimum.Dalam jangka panjang titik terendah AC tidak menggambarkan biaya
produksi yang paling minimum untuk menghasilkan satu tingkat produksi,sebab terdapat AC
lain yang dapat lebih meminimumkan biaya.Kurva AC1 dan AC2,titik A merupakan titik
terendah dari ACI,sehingga dalam jangka pendek produksi sebesar qa merupakan produksi
dengan biaya yang paling minimum. Tapi dalam jangka panjang belum merupakan biaya yang
paling minimum,sebab jika kapasitas produksi yang berikutnya digunakan (AC2),produksi qa
dapat diproduksi dengan biaya yang lebih rendah lagi A2 pada AC2.
Kurva Biaya Produksi Jangka Panjang
Jika perusahaan ingin berproduksi 2 unit untuk jangka pendek,pengusaha memilih
kapasitas pabrik pada kurva SACI dengan biaya Rp 300,-.Untuk produksi 4 unit,pengusaha akan
memilih kapasitas pabrik pada kurva SACI2 dengan biaya Rp 150,-.Pada produksi 4 unit
ini,perusahaan dapat menggunakan kapasitas pada SACI,tapi biayanya lebih tinggi dan
seterusnya.Kurva LRAC disebut pula dengan kurva amplop,sebab SAC selalu di dalamnya.
Kurva LRAC menyerupai bentuk huruf U disebabkan oleh sebagai berikut:
1. Economies Of Scale atau Increasing Returns To Scale.
Kurva LRAC bergerak kekanan semakin menurun.Ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan produksi, karena para pengusaha bisa memperbesar fasilitas produksi,sehingga
terjadi penghematan biaya produksi.Hal ini menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi
rendah.Faktor-faktor yang merupakan Economies Scale sebagai berikut:
1. Spesialisasi faktor-faktor produksi.
2. Penurunan harga bahan mentah,karena pembelian yang besar.
3. Hasil dari produk sampingan.
4. Perusahaan besar mendorong pengembangan fasilitas diluar perusahaan yang berguna
baginya.
5. Diseconomies Of Scale atau Decreasing Returns To Scale.
Perusahaan yang terus berkembang besar pada suatu tngkat tertentu cenderung tidak
efisien,sehingga produktifitasnya menurun.Akibatnya biaya produksi menaik.Hal ini terlihat
pada kurva LRAC sisi kanan menaik.
C. Penerimaan (Revenue)
Penerimaan atau Revenue adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan
barang atau outputnya.Macam-macam revenue sebagai berikut:
1. Total Revenue (TR) adalah penerimaan total dari hasil penjualan output.
2. Average Revenue (AR) adalah penerimaan perunit dari penjualan output.
3. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat
dari penambahan atau pengurangan satu unit output.
Bentuk-bentuk kurva TR,MR dan AR tergantung dari jenis pasarnya sebagai berikut:
1. Pasar Persaingan Sempurna
Dalam pasar ini harga ditentukan oleh pasar.
TR,AR dan MR di Pasar Persaingan Sempurna
1. Pasar Persaingan Tidak Sempurna.
Dalam pasar ini perusahaan dapat mempengaruhi harga,bahkan menentukannya.
TR,AR dan MR di Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Sifat-sifat dari konsep revenue sebagai berikut:
1. Total Revenue naik pada saat Eh dari kurva permintaan (AR) lebih dari satu yang berarti
penurunan harga 1% ,berakibat kenaikan permintaan lebih dari 1%.
2. Total Revenue maksimum pada Eh = 1.
3. Total Revenue turun pada saat Eh < 1 yang berarti penurunan harga 1% berakibat
kenaikan permintaan < 1%.
D. Keuntungan Maximum
1. Pendekatan Total
Laba Total (p)
adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC).
Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC. Pada selisih negative
antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan berada
pada titik impas.
Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut:

Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan
maksimum dengan biaya minimum.

Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC.
Hasil Penjualan Total,seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari
menjual barangjang diproduksikannja dinamakan hasil penjualan total (TR:yaitu dari perkataan
Total Revenue).Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah
walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan.Ini menyebabkan kurva
penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik O.
Mencari Keuntungan Dengan Pendekatan Total
Kurva TC berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami
kerugian. Produksi mencapai diantara 2 sampai 9 unit kurva TC berada di bawah kurva
TR,perusahaan memperoleh keuntungan.Menentukan Keuntungan Maksimum dengan Kurva
Biaya dan Penjualan Total.Garis tegak di antara TC dan TR,garis tegak yang terpanjang produksi
adalah 7 unit,menggambarkan keuntungan yang paling maksimum.Produksi mencapai 10 unit
atau lebih kurva TC telah beada di atas kurva TR kembali, perusahaan mengalami kerugian
kembali.Perpotongan di antara kurva TC dan kurva TR dinamakan titik impas (break-even point)
yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah sama dengan hasil
penjualan total yang diterimanya.Perpotongan tersebut berlaku di dua titik,yaitu titik A dan
titik B.
2. Pendekatan Marginal
Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama
dengan biaya marginal (MC).Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit
perubahan output. Secara matematis dirumuskan:
Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau
penjualan.Hasil Penjualan Marjinal,satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat
penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan
adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari perkataan
Marjinal’Revenue), yaitu tambahan hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari menjual satu
unit lagi barangyang diproduksikannya.Dalam pasar persaingan sempurna berlaku keadaan
berikut harga hasil penjualan rata-rata hasil penjualan marjinal.Kurva d() = AR0 = MRn
menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 3000, dan kurva d0 = AR0 = MR0
menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 6000.
Mencari Keuntungan Maksimum Dengan Pendekatan Marginal
Pendekatan Biaya Marjinal dan Hasil Penjualan Marjinal.Dalam jangka pendek terdapat
empat kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian perusahaan (atau keadaan
keseimbangan perusahaan), yaitu; :

Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal)

Mendapat untung normal

Mengalami kerugaian tetapi masih dapat membayar biaya berubah

Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan.
3. Pendekatan Rata-rata
Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna
hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000
maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian
kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan
dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} =
AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp
6000.
Dalam
mencari
keuntungan
maksimum
dengan
pendekatan
rata-rata,yaitu
menggabungkan antara pasar persaingan sempurna dengan persaingan pasar tidak sempurna:
Mencari Keuntungan Maksimum di Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa keuntungan maksimum adalah pada Q = 4 satuan.
Berdasarkan Gambar tersebut, keuntungan maksimum dicapai pada kurva TR dan TC
yang jarak vertikalnya paling lebar.
Jika dengan menggunakan MR = MC, keuntungan maksimum dicapai pada saat MR
berpotongan dengan MC.
Dalam mencari keuntungan maksimum di Pasar Persaingan Sempurna sebagai berikut:
Mencari Keuntungan Maksimum di Pasar Persaingan Sempurna
D. Struktur Pasar
A. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak
sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen
yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan
lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
 Jumlah penjual dan pembeli banyak
 Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
 Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
 Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and
supply)
 Posisi tawar konsumen kuat
 Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
 Sensitif terhadap perubahan harga
 Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
B. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual
banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut
berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah
seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat
pasar monopolistik :
 Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
 Mirip dengan pasar persaingan sempurna
 Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
 Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
 Relatif mudah keluar masuk pasar
C. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh
beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang
termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat,
dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
 Harga produk yang dijual relatif sama
 Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
 Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
 Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
D. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu
produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara
(pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
 Hanya terdapat satu penjual atau produsen
 Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan
monopoli
 Umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk kepentingan hajat hidup
orang banyak
 Sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undang maupun
butuh sumber daya yang sulit didapat
 Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan
 Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses
E. Tambahan :
 Monopsoni adalah kebalikan dari monopoli, yaitu di mana hanya terdapat satu
pembeli saja yang membeli produk yang dihasilkan.
 Monopoli adalah sesuatu yang dilarang di Republik Indonesia yang diperkuat
dengan undang-undang anti monopoli.
E. Uang
a) Definisi Uang
Uang adalah suatu benda yang pada dasarnya berfungsi sebagai :
A. medium of exchange
B. store of value
C. unit of account
D. standard for deffered payment
Motif Memegang Uang (Keynes)

Transactions Motive

Precautionary Motive

Speculative Motive
b) Otorita Penciptaan Uang

Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia melaksanakan fungsi otoritas moneter yang
salah satu tugasnya adalah mengeluarkan dan mengedarkan uang.

Di AS, selain bank sentral (The Federal Reserve), Departemen Keuangan (Treasury Departement)
juga mempunyai wewenang untuk menciptakan uang dengan pecahan logam tertentu.
c) Uang Beredar

Uang kartal; (logam dan kertas) yang ada di tangan masyarakat (di luar bank umum) dan siap
dibelanjakan, setiap saat dikeluarkan oleh bank sentral.

Uang giral; yaitu uang di rekening giro (demand deposits) yang diciptakan oleh bank-bank umum
atau dikenal BPUG (Bank umum Pencipta Uang Giral)

Uang kuasi; yaitu uang dalam bentuk tabungan (saving deposits) dan deposito berjangka (time
deposit) yang dikeluarkan oleh bank-bank umum.
Perbedaan:
1. Uang kartal dikeluarkan dan diedarkan oleh BI sementara uang giral dan uang kuasi diciptakan
dan diedarkan oleh bank umum.
2. Dari peggunaannya, uang kartal dan giral dapat digunakan langsung sebagai alat pembayaran;
uang kuasi tidak dapat secara langsung digunakan sebagai alat pembayaran.
Uang Beredar
Jenis-Jenis Uang Beredar di Indonesia terdiri dari DUA macam :
1. Uang beredar dalam arti sempit (M1) yaitu kewajiban sistem moneter (bank sentral dan
bank umum) terhadap sektor swasta domestik (penduduk) meliputi uang kartal (C) dan uang
giral (D)
2. Uang beredar dalam arti luas (M2) disebut juga Likuiditas Perekonomian yaitu kewajiban
sistem moneter terhadap sektor swasta domestik meliputi M1 ditambah uang kuasi (T)
d) Mekanisme Penciptaan Uang

Terdiri dari tiga pelaku; bank sentral, bank umum dan sektor swasta domestik. Interaksi
terjadi antara penawaran uang oleh sistem moneter dan permintaan uang oleh sektor
swasta domestik.

Penciptaan uang primer oleh otoritas moneter.
Uang primer/inti (M0) adalah uang kartal dan simpanan giro bank umum. Disebut primer /
inti karena jenis uang ini merupakan inti atau “biang”dalam proses penciptaan uang beredar
(C, D, dan T). “Uangkartal adalah uang primer TETAPI tidak semua uang primer adalah uang
kartal.”
Mekanisme Penciptaan Uang

Penciptaan Uang Oleh Bank Umum
Bank umum menciptakan uang giral dan kuasi melalui beberapa cara yaitu:
1. Substitusi; masyarakat menyetor uang kartal ke bank umum ke dalam simpanan
giro, tabungan, atau deposito.
2. Transformasi; bank umum membeli surat berharga dan kemudian membukukan
dalam bentuk simpanan giro, tabungan, atau deposito.
3. Pemberian kredit; bank umum memberikan kredit kepada nasabah dan
membukukan kredit tersebut ke rekening giro atas nama debitur yang menerima
kredit tersebut.
e) Mekanisme Penciptaan Uang

Hubungan M0, M1, M2
Otoritas moneter tidak sepenuhnya dapat mengendalikan uang beredar, sebab sangat
tergantung faktor bank umum dan perilaku masyarakat. Bank sentral hanya dapat
mengendalikan M0.

Money Multiplier (mm)
Konsep mm menjelaskan bagaimana proses penciptaan uang giral dan kuasi akibat adanya
perubahan M0. Berapabesar atau berapa kali perubahan uang beredar sebagai akibat
perubahan uang primer (M1).

Determinan mm adalah:
c (currency ratio) yaitu rasio uang giral terhadap uang kartal t (time and savings deposits
rasio)
yaitu
rasio
tabungan
dan
deposito
(uang
kuasi)
terhadap
uang
giral
r (reserve ratio) yaitu rasio cadangan bank terhadap total simpanan (giral + kuasi)

Currency Ratio (r)
r dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dalam memilih memegang uang kartal atau giral.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat:
1. Biaya penggunaan uang giral; biaya transportasi dan biaya administrasi simpanan
2. Kenyamanan dan Keamanan; uang giral lebih aman dan nyaman dalam penyelesaian
transaksi yang relatif besar.

Time and savings deposits ratio (t)
Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat menentukan t, yaitu:
1. Opportunity cost; t berubah searah dengan suku bunga uang kuasi dan berlawanan
arah dengan suku bunga uang giral.
2. Pendapatan masyarakat; t berubah searah dengan perubahan tingkat pendapatan.
3. Kemajuan layanan sektor perbankan; t meningkat bila layanan sektor perbankan
semakin maju

Reserve ratio (r)
Di bank umum, r dibagi dua yaitu:
1. legal reserve ratio; rasio cadangan resmi terhadap simpanan masyarakat yang
dipengaruhi oleh ketentuan bank sentral
2. excess reserve ratio; rasio cadangan terhadap simpanan masyarakat yang
dipengaruhi oleh keperluan bank akan terhadap likuiditas jangka pendek (simpanan
giro atau simpanan tabungan)
f)
Faktor yang mempengaruhi uang beredar, yaitu:
1. faktor yang mempengaruhimm, yaitu c, t, dan r.
2. faktor yang mempengaruhi perubahan uang primer.Hal ini terkait dengan perubahan
transaksi keuangan daerah yang tercermin pada pos-pos Neraca Otoritas Moneter baik
dari sisi penggunaan uang primermaupun faktor yang mempengaruhi uang primer
(aktiva luar negeri bersih, aktiva dalam negeri bersih, dan aktiva lainnya bersih).
g) Peranan Uang dalam Perekonomian
1. Uang dan kegiatan ekonomi
Perkembangan perekonomian dapat diamati dari dua sektor yang saling terkait yaitu
SEKTOR RIIL (pasar barang dan jasa) dan SEKTOR MONETER (pasar uang). Aliran uang
akan sebanding dengan aliran barang dan jasa. Teori Klasik:
M x V = P x T dimana V dan T diasumsikan konstan dalam short run.
Download