Doc - JURNAL AKADEMIKA IKIP PGRI Wates

advertisement
PENINGKATAN KETERAMPILAN
BERMAIN MUSIK
MELALUI PENGALAMAN MUSIK
PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Drs. Suhartono M. Pd
Dosen PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRACT
This research is aimed to: (1) describe the steps of
learning music by music experiental which improve music playing
skill of elementary school students; (2) improve music playing skill
of elementary school students by music experiental.
This research use classroom action research. Setting of
the research is the Elementary School State 1 Brecong, Kebumen
in second semester of academic year 2011/2012. The subjects
research were 35 students grade 5 from Elementary School State
1 Brecong, includes 16 female and 19 male. The resarch data
were music achievement test as quantitative data and learning
music effectiveness by music experiental as qualitative data. Data
resources were students, class teacher, and colleague. The
technique of collecting data includes test, observation, and
questionnaire with data validity using triangulation. The data is
analyzed using quantitative-analysis and qualitative-analysis which
includes three steps: data reduction, providing data, and
conclusion/verification. The indicators result were: (1) learning
music experiental in accord with learning steps; and (2) 85% more
students improve in music playing skill. The research using three
cycles includes four steps: planning, acting, observing and
reflecting.
The outcome of the research shows that music
experiental improve music playing skill of elementary school
students in accord with steps: music listening, singing, music
playing, reading music, dance with the song, and music creativity.
37
AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012
The music experiental improve music playing skill of elementary
school students. The mean of achievement test in pretest 68, 73 of
cycle 1, 78 of cycle 2, and 80 of cycle 3.
Key words: music experiental, skill, music playing
LATAR BELAKANG MASALAH
Pembelajaran Seni Musik merupakan salah satu materi
yang termuat dalam mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan (SBK).Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2004 memberikan rambu-rambu bagi
seorang guru dalam mengorganisasikan pekerjaan mereka
sebagai tenaga pendidik.KTSP juga memberikan panduan awal
dengan menentukan Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi
Dasar (KD). Berdasar SK dan KD tersebut, guru menjabarkan ke
dalam bentuk yang lebih detail, seperti penentuan indikator,
materi pembelajaran, menetapkan buku-buku sumber, strategi
pembelajaran yang digunakan, bentuk dan jenis penilaian yang
akan digunakan oleh guru.
Kurikulum pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
di kelas V sekolah dasar terdiri dari beberapa bagian, meliputi
seni rupa, seni musik, seni tari, dan keterampilan. Dalam
pembelajaran seni musik, standar kompetensi bagi peserta didik
kelas V adalah mengapresiasi karya seni musik dan
mengekspresikan diri melalui karya seni musik. Salah satu
kompetensi dasar yang harus dicapai adalah peserta didik mampu
menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik.
Diharapkan seorang guru mampu menjadi fasilitator dan
motivator yang baik dalam proses pembelajaran, khususnya pada
saat pembelajaran seni musik. Tak bisa dipungkiri bahwa
sebagian besar guru, ketika menyampaikan materi SBK, mereka
lebih memilih menyampaikan materi tentang seni rupa atau
keterampilan lain. Saat pembelajaran seni musik, kegiatan
38
Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono)
bernyanyi menjadi alternatif utama tanpa diiringi dengan
penggunaan media atau alat musik tertentu.Hal ini merupakan
suatu yang perlu dibenahi dan perlu diperbaiki. Penggunanan
media dan alat musik akan menjadi alternatif yang efektif untuk
menjembatani peserta didik dengan musik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mencoba
mengembangkan pembelajaran musik melalui pengalaman musik.
Pengalaman
musik
mencakup
kegiatan
bernyanyi,
mendengarkan, bermain, bergerak, dan kreativitas dengan
menggunakan berbagai macam alat peraga dan media
pembelajaran, antara lain: alat-alat musik yang sebenarnya,
media dan alat peraga yang mempermudah, penyederhandaan
pembelajaran musik, berbasis pada lagu selanjutnya didalami
berbagai unsur musik yang dapat dipelajari dari lagu tersebut,
sehingga anak belajar berbagai unsur musik melalui pengalaman
nyata.
Pembelajaran musik melalui pengalaman musik yang
nyata akan memberi kemudahan dan menyenangkan bagi siswa.
Berbagai kegiatan nyata melalui pengalaman musik antara lain:
(1) bernyanyi, misalnya: melalui penggunaan lagu yang dikuasai
selanjutnya dipelajari unsur-unsurnya, dikembangkan dalam
ansambel, didalami dalam membaca musik melalui papan not
balok, dan sebagainya, (2) Bermain alat musik, misalnya:
mengembangkan ansambel musik, baik alat musik tunggal
maupun alat musik campuran yang dilakukan secara bertahap
dan terus menerus.
Bermain musik ansambel melalui pengalaman musik
merupakan cara yang mudah dan menyenangkan untuk
mengembangkan keterampilan bermain musik siswa. Selain itu,
juga akan membentuk perilaku dan sikap siswa menjadi berani,
mandiri, bertanggung jawab, disiplin, kreatif, dan peka terhadap
39
AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012
lingkungan. Belajar musik ansambel melalui pengalaman musik di
sekolah dasar tidak selamanya harus menggunakan sarana alatalat musik ansambel yang sesungguhnya. Di sinilah dituntut
adanya kreativitas guru dalam menerapkan model pembelajaran,
dan bagaimana mengelola alat-alat musik yang tersedia di
sekolah sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah.
Ansambel (ensemble) berasal dari bahasa Perancis yang
artinya bersama. Bermain ansambel berarti memainkan sebuah
lagu secara bersama (dua orang atau lebih) dengan
menggunakan berbagai macam instrumen musik (Hartayo, 1994).
Sementara itu, Kodijat (1986) berpendapat bahwa ensamble
merupakan rombongan, permainan bersama, sekelompok musisi.
Pendapat yang senada diungkapkan oleh Bastomi (dalam Sujoko,
2009) bahwa ansambel musik adalah bermain musik yang
dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok dengan
menggunakan alat-alat musik sederhana. Berdasarkan pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa ansambel merupakan bermain
musik yang dilakukan secara bersama-sama atau kelompok
dengan memainkan lagu-lagu sederhana, menggunakan
instrumen dan alat musik sederhana. Permainan tiap pemain
dalam ansambel berbeda-beda, disesuaikan dengan instrumen
(kelompoknya) sehingga akan terbentuk sebuah melodi
gabungan dari musik tersebut.
Musik adalah ekspresi artistik dengan bunyi-bunyian atau
melodi dari alat-alat musik ritmis, atau nada-nada yang harmonis
(Taylor, dalam Josep, 2003). Jamalus danBusroh menyatakan
bahwa musik merupakan salah satu bentuk seni sebagai bahasa
emosi yang bersifat universal (1991). Orang dapat
mengungkapkan emosinya melalui musik. Kemampuan untuk
mengungkapkan emosi melalui musik ini merupakan keterampilan
yang unik terhadap perasaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa musik merupakan suatu bentuk seni sebagai
40
Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono)
bahasa emosi yang dituangkan dalam ekspresi artistik dengan
bunyi-bunyian atau melodi dari alat-alat musik ritmis, atau nadanada yang harmonis.
Menurut Munawar (2011) penyajian musik ansambel
dibagi menjadi dua, yaitu: (a) Musik ansambel sejenis, yaitu
bentuk penyajian musik ansambel yang menggunakan alat-alat
musik sejenis, misalnya ansambel recorder, ansambel gitar, atau
ansambel biola; (b) Musik ansambel campuran, yaitu bentuk
penyajian musik ansambel yang menggunakan beberapa jenis
alat musik. Alat-alat musik yang digunakan beberapa atau
bermacam-macam jenis alat music, misalnya ansambel campuran
yang akan memainkan lagu-lagu tertentu, maka alat musik yang
digunakan terdiri beberapa macam alat musik, antara lain
recorder, pianika, gitar, castanyet, triangle, tambourine, dan
cymbal.
Salah satu contoh musik ansambel sejenis yaitu ansambel
recorder. Meskipun menggunakan alat musik yang sama,
permainan tiap pemain dalam ansambel sejenis berbeda-beda
disesuaikan dengan instrumen musik sehingga
ketika
digabungkan akan membentuk sebuah melodi gabungan dari
musik tersebut. Jenis recorder yang sering digunakan adalah jenis
recorder sopran. Recorder sopran mempunyai wilayah suara dari
nada c’ sampai dengan nada a’, tetapi untuk nada tinggi hampir
dapat dipastikan bunyinya disonan sekali.
Melalui kegiatan bermain ansambel musik, manfaat yang
dapat diperoleh adalah mengajarkan siswa untuk berlatih bekerja
sama (cooperatif learning). Mereka akan merasa bertanggung
jawab pada setiap tugas yang dipercayakan kepadanya dan
mengerjakan dengan tekun, cermat, bersemangat dan
berkualitas. Para siswa akan mempunyai kepekaan, kepedulian
terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka juga akan
41
AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012
berempati pada kesusahan, kesedihan, dan penderitaan orang
lain. Tanpa kerja sama di antara siswa, maka permainan
ansambel musik yang baik di sekolah tidak akan terwujud.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dari bermain ansambel musik,
di antaranya: siswa akan mempunyai sikap disiplin yang tinggi,
misalnya: kebiasaan meletakkan dan mengembalikan alat-alat
musik setelah bermain, juga akan dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari di rumahnya, sikap sportif dalam mengakui kesalahan
dan menerima pendapat orang lain, akan didapatkan juga dengan
bermain musik secara kelompok.
Pengalaman musik merupakan penghayatan suatu lagu
melalui kegiatan mendengarkan, bermain, bernyanyi, bergerak
mengikuti musik, membaca musik, sehingga anak mendapatkan
gambaran menyeluruh tentang ungkapan lagu tersebut (Jamalus
dan Busroh, 1991). Pengalaman musik dimanfaatkan untuk
memupuk pengetahuan, apresiasi, sekaligus mengembangkan
keterampilan, sehingga mendorong kegiatan anak untuk
mengungkapkan ekspresinya secara kreatif estetis.
Belajar musik melalui pengalaman musik memerlukan
alat musik aktif. Alat musik aktif berupa alat-alat musik yang
dapat dimainkan, misalnya: alat musik melodis, alat musik
harmonis, dan alat musik ritmis.Alat musik aktif efektif untuk
pengembangan rasa dan keterampilan bermain musik.
Pembelajaran yang menekankan praktik langsung pada siswa
dalam berbagai kegiatan pengalaman musik secara menyeluruh,
misalnya: bergerak sesuai gerak musik, bernyanyi, menulis,
membaca, bermain musik, improvisasi, dan kreativitas (Jamalus
dan Busroh, 1991). Pendapat yang senada diungkapkan oleh
Safrina bahwa jenis-jenis kegiatan pengalaman musik yang
dilakukan oleh siswa di antaranya: mendengarkan musik,
bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca
musik, dan krativitas siswa (2002).
42
Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono)
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengalaman musik merupakan penghayatan
suatu lagu dalam upaya mengembangkan kemampuan siswa
untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui kegiatan
mendengarkan musik, bernyanyi, bemain alat musik, bergerak
mengikuti musik, membaca musik, dan kreativitas musik,
sehingga siswamendapat gambaran yang menyeluruh tentang
ungkapan lagu tersebut. Pengalaman musik dengan pengamatan
yang sadar akan meninggalkan perbendaharaan bermacammacam unsur musik di dalam ingatan siswa.
Langkah-langkah belajar musik melalui pengalaman
musik dalam pelaksanaan pembelajaran seni musik yaitu: (1)
mendengarkan musik, (2) bernyanyi, (3) bermain musik, (4)
bergerak mengikuti musik, (5) membaca musik, dan (6)
kreativitas musik. Melalui penggunaan pengalaman musik
diharapkan keterampilan bermain musik ansambel siswa dapat
optimal dan pengetahuan, pemahaman serta apresiasi musik
dapat tertanam dengan baik dalam suasana yang gembira pada
saat pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,
yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
(1) Bagaimana langkah-langkah belajar musikmelaluipengalaman
musik yang dapat meningkatkan keterampilan bermain musik
siswa sekolah dasar? (2) Apakah belajar musikmelalui
pengalaman musik dapat meningkatkan keterampilan bermain
musik siswa sekolah dasar?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian
ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan langkah-langkah belajar
musikmelaluipengalaman musik yang dapat meningkatkan
keterampilan bermain musik siswa sekolah dasar; (2)
43
AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012
meningkatkan keterampilan bermain musik siswa sekolah dasar
melalui pengalaman musik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas.Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1
Brecong, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen.Waktu
pelaksanaannya yaitu pada semester II Tahun Ajaran 2011/2012.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester II SD
Negeri 1 Brecong Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 35
siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif
dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil evaluasi belajar
seni musik.Data kualitatif berupa keefektifan pembelajaran di
kelas ketika guru mengajar Seni Musik dengan menggunakan
pengalaman musik.
Sumber data yang digunakan peneliti pada penelitian ini
yaitu siswa, guru, dan teman guru sejawat. Data kegiatan proses
dan hasil pembelajaran tentang penerapan kegiatan pengalaman
musik anak dalam bermain ansambel musik diperoleh melalui tes
perbuatan, obsrvasi, dan angket. Validasi/keabsahandata
penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu triangulasi
sumber, tiangulasi metode, dan triangulasi instrumen.Adpun
analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif
meliputi 3 alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus
menerus selama dan setelah pengumpulan data, yakni reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi
(Miles dan Huberman, 1992).
Indikator kinerjapenelitian tindakan kelas ini yaitu: (1)
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pengalaman musik
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran: (a) Guru
dapatmelaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang
44
Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono)
telah disusun secara tepat; (b) Guru dapat memperdengarkan
musik kepada siswa; (c) Guru dapat memberi contoh bernyanyi
yang baik; (d) Guru dapat memberi contoh cara memainkan
musik yang benar; (e) Guru dapat memberi contoh bergerak
mengikuti musik sesuai irama; (f) Guru dapat memberi contoh
membaca musik yang benar; (g) Guru dapat mengarahkan siswa
mengembangkan kreativitas musik; dan (2) Minimal 85% dari
jumlah siswa telah mengalami peningkatan keterampilan bermain
musik ansambel yang ditandai dengan: (a) Siswa dapat
memainkan alat musik dengan posisi bermain musik yang benar;
(b) Siswa dapat memainkan alat musik sesuai dengan melodi;
dan (c) Siswa dapat memainkan alat musik dengan lancar.
Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti
merencanakan tindakan sebanyak 3 siklus dengan menggunakan
prosedur penelitian Arikunto, dkk.yang terdiri atas empat
komponen yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, refleksi (2008). Perencanaan disusun berdasarkan
masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang telah
diajukan.Tahap pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada
rencana awal yang telah disusun.Pada pelaksanaan tindakan,
guru berperan sebagai pemberdaya siswa. Kegiatan observasi
atau pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan.Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dan hasil tindakan tersebut.Kegiatan observasi ini
dilakukan untuk mengetahui keberhasilan yaitu perubahan yang
lebih baik. Hasil observasi ini akan digunakan sebagai
pertimbangan untuk mengadakan refleksi dalam menyusun
tindakan selanjutnya. Tahap refleksi merupakan kegiatan analisissintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua
informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Melalui
proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang
mantap dan tajam. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar
45
AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012
pemikiran untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya.Evaluasi
merupakan kegiatan terakhir dari refleksi yang terakhir.Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh setelah
diadakan
tindakan.Pada
tahap
evaluasi-refleksi,
peneliti
membandingkan kondisi awal sebelum dan kondisi sesudah
diadakannya tindakan. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti, dan
observer mengadakan diskusi untuk memaknai data yang
diperoleh sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Pembelajaran Seni Musik menggunakan metode
pengalaman musik didasarkan pada hasil triangulasi data yang
diperoleh dari pengamatan, wawancara, dan angket selama
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terdapat pada tabel
berikut.
Tabel 1.Pembelajaran Seni Musik dengan Menggunakan Metode
Pengalaman Musik
Skor Rata-rata
Aspek yang dinilai 120
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Pertemuan Pertama
Pertemuan Kedua
Pertemuan Ketiga
Skor rata-rata
2,95
3,00
3,25
3,07
3,00
3,15
3,35
3,17
2,85
3,00
3,25
3,03
Skor
ratarata
2,93
3,05
3,28
3,09
Keterangan
C
B
B
B
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa secara
keseluruhan pembelajaran berjalan sudah baik. Peningkatan skor
rata-rata yang diberikan observer menunjukkan adanya perbaikan
dalam proses pembelajaran.
Pada pertemuan pertama guru sudah melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran dengan cukup baik, tetapi masih
ada beberapa langkah pembelajaran yang belum dilakukan yaitu
46
Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono)
langkah ke-2 dan 6 dari 6 langkah yang direncanakan.Pada
langkah ke-2 tersebut guru belum terdengar memberikan contoh
bernyanyi sampai syair lagu selesai, guru hanya memberikan
contoh bernyanyi pada syair awal lagu kemudian dilanjutkan oleh
siswa. Hal ini disebabkan guru lebih fokus dalam mengkondisikan
siswa agar dapat menyanyikan lagu dengan benar. Begitu juga
pada langkah ke-6 guru belum maksimal dalam membimbing
siswa untuk mengembangkan kreativitas musik. Pada pertemuan
kedua guru sudah melengkapi beberapa langkah yang belum
dilakukan pada pertemuan pertama, tetapi masih ada langkah
yang kurang maksimal yaitu langkah ke-6. Pada langkah ke-6
tersebut guru hanya membimbing kreativitas musik secara
klasikal. Pertemuan ketiga guru sudah berusaha melengkapi
langkah yang belum dilakukan pada pertemuan kedua, akan
tetapi masih ada salah satu langkah kegiatan dengan belum
sempurna yaitu langkah ke-3 yang nampak pada kegiatan
membimbing siswa dalam bermain musik ansambel. Pada
langkah ke-3 ini guru masih terfokus membimbing secara klasikal.
Hal ini menyebabkan siswa yang masih mengalami kesulitan
dalam bermain ansambel kurang mendapatkan perhatian yang
lebih dari guru.
Data yang diperoleh dari hasil evaluasi kegiatan
pembelajaran pada siklus I dapat dilihatpada tabel berikut.
Tabel 2. Keterampilan Bermain Musik Ansambel Siklus I
Nilai
≥ 80
70 – 79
60 – 69
Kategori
Amat Baik
Baik
Cukup
Jumlah Siswa
15
14
4
Persentase
42,86%
40,00%
11,43%
Keterangan
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa siswa
yang telah mencapai KKM dengan kategori “A” sebanyak 15 siswa
atau 42,86%, sementara siswa dengan kategori “B” sebanyak 14
47
AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012
siswa atau 40,00%, sedangkan siswa yang masih di bawah KKM
sebanyak 4 siswa dengan kategori “C” atau 11,43%.
Berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh siswa pada
siklus I, persentase siswa yang telah mencapai KKM mencapai
82,86. Hasil belajar siswa pada saat pembelajaran Seni Musik
secara keseluruhan belum mencapai target keberhasilan yang
diinginkan, yakni 85%.
Siklus II
Hasil
pengamatan
pembelajaran
Seni
Musik
menggunakan metode pengalaman musik didasarkan pada hasil
triangulasi data yang diperoleh dari pengamatan, wawancara,
dan angket selama pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
dipaparkan pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Observasi Pembelajaran Seni Musik dengan
Menggunakan Metode Pengalaman Musik
Skor Rata-rata
Aspek yang dinilai 120
Obs 1
Obs 2
Obs 3
Pertemuan Pertama
Pertemuan Kedua
Pertemuan Ketiga
Skor rata-rata
3,15
3,45
3,35
3,32
3,60
3,55
3,60
3,58
3,20
3,65
3,40
3,42
Skor
ratarata
3,32
3,55
3,45
3,44
Keterang
an
B
A
B
B
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan pembelajaran berjalan sudah baik. Peningkatan skor
rata-rata yang diberikan observer menunjukkan adanya perbaikan
dalam proses pembelajaran jika dibandingkan siklus I.
Berdasarkan hasil observasi ketiga observer pada pertemuan
pertama, guru sudah terlihat melengkapi kekurangan-kekurangan
yang muncul pada siklus I, tetapi masih ada satu langkah
pembelajaran yang belum dilakukan secara maksimal yaitu
langkah ke-6. Pada pertemuan kedua guru sudah berusaha
melengkapi beberapa langkah yang belum dilakukan pada
48
Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono)
pertemuan pertama, sehingga langkah-langkah pengalaman
musik dapat dilakukan dengan baik.
Data yang diperoleh dari hasil evaluasi kegiatan
pembelajaran pada siklus II dapat dilihatpada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Keterampilan Bermain Musik Ansambel Siklus II
Nilai
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
Keterangan
≥ 80
Amat Baik
15
42,86%
Tuntas
70 – 79
Baik
16
45,71%
Tuntas
60 – 69
Cukup
4
11,43%
Belum Tuntas
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selama
kegiatan pembelajaran pada siklus II dapat dilihat bahwa siswa
yang telah mencapai standar ketuntasan minimal dengan kategori
“A” mencapai15 siswa (42,86%,) siswa dengan kategori “B”
mencapai 16 siswa (45,71%), dan yang masih dibawah standar
ketuntasan minimal sebanyak 4 siswa dengan kategori “C”
(11,43%).
Berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh siswa pada
siklus II, dapat dilihat bahwa persentase siswa yang telah
mencapai standar ketuntasan minimal mencapai 88,57%. Hasil
belajar siswa pada saat pembelajaran Seni Musik secara
keseluruhan telah mencapai target keberhasilan yang diinginkan,
yakni 85%.
Berdasarkan
hasil
pengamatan
pelaksanaan
pembelajaran Seni Musik pada Siklus II yang dilakukan peneliti
dan observer, dapat diambil beberapa kesimpulan.Pertama,
pemilihan metode pengalaman musik dalam pembelajaran Seni
Musik sudah tepat dan dapat menjembatani materi yang
disampaikan oleh guru, tetapi guru masih belum melaksanakan
49
AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012
pembelajaran secara maksimal.Kedua, guru memberikan motivasi
yang lebih kepada siswa-siswinya dalam mengembangkan
kreativitas musik sehingga mereka dapat menyalurkan daya
kreativitas mereka dalam mainkan musik ansambel.Ketiga,
pemberian penguatan kepada siswa perlu ditingkatkan dalam
upaya menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa yang
berdampak pada kegembiraan siswa pada pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut di atas, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran pada siklus II telah sesuai dengan perencanaan,
akan tetapi masih perlu dilaksanakan kegiatan pemantapan
pembelajaran yang mempertegas dan memperjelas bahwa
kegiatan pembelajaran Seni Musik menggunakan metode
pengalaman musik dapat terbukti efektif dalam peningkatan
keterampilan bermain musik.
Siklus III
Hasil penilaian proses terhadap pembelajaran Seni Musik
dengan menggunakan pengalaman musik terlihat pada tabel 5
berikut.
Tabel 5. Observasi Pembelajaran Seni Musik dengan
Menggunakan Metode Pengalaman Musik
Aspek yang dinilai 120
Pertemuan Pertama
Pertemuan Kedua
Pertemuan Ketiga
Skor rata-rata
Obs 1
3,35
3,50
3,55
3,47
Skor Rata-rata
Obs 2
Obs 3
3,60
3,40
3,55
3,65
3,60
3,60
3,58
3,55
Skor
rata-rata
3,45
3,57
3,58
3,53
Keterang
an
B
A
A
A
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa secara
keseluruhan pembelajaran menunjukkan adanya perbaikan
dibandingkan siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi
ketiga observer pada pertemuan pertama untuk guru sudah
terlihat melengkapi kekurangan-kekurangan yang muncul pada
50
Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono)
siklus II, yaitu langkah ke 6. Pada langkah ke 6 tersebut guru
membimbing kreativitas musik, misalnya dengan memberi contoh
pada pembagian tugas dalam bermain musik ansambel dan
menciptakan kreasi gerak mengikuti musik. Pada siklus III
kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan baik sebesar
100% (6 langkah). Hal ini berimbas pada perolehan hasil belajar
Seni Musik siswa kelas V ini, sebagian besar dari mereka telah
mencapai standar minimal yang ditargetkan oleh peneliti.
Hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan pada akhir
pembelajaran terlihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Keterampilan Bermain Musik Ansambel Siklus III
Nilai
Kategori
Jumlah Siswa
Persentase
Keterangan
≥ 80
Amat Baik
16
45,71%
Tuntas
70 – 79
Baik
17
48,57%
Tuntas
60 – 69
Cukup
2
5,71%
Belum Tuntas
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa siswa
yang telah mencapai standar ketuntasan minimal dengan kategori
“A” mencapai16 siswa (45,71%), siswa dengan kategori “B”
mencapai 17 siswa (48,57%), dan yang masih di bawah standar
ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa dengan kategori “C”
(5,71%).
Berdasrakan hasil belajar yang telah diperoleh siswa
siklus III dapat dilihat bahwa persentase siswa yang telah
mencapai standar ketuntasan minimal mencapai 94,28. Hasil
belajar siswa pada saat pembelajaran Seni Musik secara
keseluruhan telah mencapai target keberhasilan yang diinginkan,
yakni 85%.
51
AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012
Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh
observer dan peneliti pada tindakan siklus I, II, dan III dapat
diperoleh perbandingan anatara hasil pretest, keterampilan
bermain musik ansambel pada siklus I, II, dan III. Tabel 7
merupakan perbandingan hasil pretest, keterampilan bermain
musik ansambel anatara hasil pretest, siklus I, siklus II, dan siklus
III.
Tabel 7. Perbandingan Hasil Pretest, Siklus I, Siklus II,
dan Siklus III
Interva
l
Nilai
≥ 80
70 –
79
60 –
69
≤ 59
Jumlah
Pretest
Siklus I
Siklus III
Siklus II
Fre
k
Persent
ase
Frek
Persentas
e
Frek
Persentas
e
Frek
Persentas
e
13
37,14%
15
42,86%
15
42,86%
13
37,14%
14
40,00%
17
48,57%
9
25,71%
6
17,14%
3
8,57%
35
100%
35
100%
35
100%
4
11,43%
14
40,00%
11
31,43%
6
17,14%
35
100%
Secara lebih jelas perbandingan hasil pretest, siklus I,
siklus II, dan siklus II dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai
berikut:
frekuensi
20
Amat
Baik
15
10
Baik
5
0
Pretest
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 1. Perbandingan Hasil Pretest, Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III
52
Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono)
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa persentase
siswa yang telah mencapai KKM meningkat dari 51,43% menjadi
91,43%.Persentase siswa yang belum mencapai KKM juga
menurun dari 48,57% menjadi 8,57%.Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan metode pengalaman musik dalam
pembelajaran Seni Musik dapat meningkatkan keterampilan
bermain musik ansambel siswa kelas V SD Negeri 1 Brecong
Tahun Ajaran 2011/2012.
Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan
tindakan dalam setiap siklus, penggunaan metode pengalaman
musik terbukti efektif dan tepat dalam mengaktifkan siswa untuk
mengembangkan pengalaman yang telah mereka miliki dalam
bermain musik ansambel. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Priyono (2011) dengan judul “Meningkatkan
Keterampilan Bermain Ansambel Menggunakan File MIDI Siswa
Kelas VIC SD 1 Yayasan Pupuk Kaltim Bontang menyimpulkan
bahwa nilai pementasan bermain ansambel siswa mengalami
kenaikan yang sangat nyata ditunjukkan nilai pada siklus II
(siklus terakhir) nilai terendah 80, tertinggi 93, rata-rata kelas 87,
81, persentase ketuntasan belajar 100%.
Selain itu, suasana pembelajaran seni musik dengan
metode pengalaman musik terlihat lebih hidup. Hal ini dapat
terlihat dari semangat dan ekspresi siswa dalam bermain musik
ansambel. Penggunaan metode pengalaman musik merupakan
salah satu solusi yang tepat untuk diterapkan dalam pelaksanaan
pembelajaran Seni Musik siswa SD. Siswa yang semula tidak
tertarik dalam suasana pembelajaran Seni Musik, setelah peneliti
menerapkan penggunaan metode pengalaman musik suasana
kelas jauh berbeda dibandingkan sebelum diadakan tindakan
penelitian. Siswa menjadi termotivasi dan bersemangat jika akan
melaksanakan pembelajaran Seni Musik.
53
AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012
Setiap kelompok yang telah dibentuk juga tidak merasa
terbebani jika mereka diberi tugas untuk membawa alat musik
yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Terlebih alat
musik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang peneliti
adakan memang tidak begitu membebani dari sisi finansial, serta
cara mendapatkan alat musik yang digunakan relatif mudah
untuk diperoleh di rumah masing-masing. Tidak jarang dalam
satu kelompok yang sampaimembawa alat musik lebih dari yang
diperintahkan oleh guru. Hal ini menandakan rasa antusias dan
tanggung jawab dari dalam diri siswa yang menjadikan mereka
tetap fokus dan memperhatikan segala apa yang diperintahkan
oleh guru. Kondisi semacam ini harus benar-benar dimanfaatkan
dengan baik oleh peneliti karena dari awal persiapan
pembelajaran siswa sudah menunjukkan keantusiasannya dengan
bertanggung jawab pada tugas mereka masing-masing untuk
membawa peralatan yang dibutuhkan.
Pada pelaksanaan tindakan, selama pengamatan
pembelajaran Seni Musik menggunakan metode pengalaman
musik selalu memberikan kesan yang menarik dalam
kebersamaan dan memberikan rasa tanggungjawab dalam diri
siswa, karena pada permainan ansambel musik dilakukan secara
bersama-sama (kelompok). Setiap anggota kelompok tercipta
suasana kebersamaan dan saling memotivasi dalam bermain
ansambel. Hal ini tampak dari kepedulian anggota kelompok
terhadap anggota lain yang masih kesulitan dalam bermain
ansambel. Mereka akan saling membatu dalam memberikan
masukan dan memberikan contoh memainkan alat musik kepada
anggota kelompok yang masih kesulitan.
Tanggung jawab para siswa juga terlihat saat diberikan
pembagian tugas dalam kelompok untuk menciptakan kreativitas
musik dan membawa alat musik yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Pada kegiatan kreativitas musik, setiap siswa
54
Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono)
bertanggungjawa b untuk memainkan musik sesuai dengan
aturan permainan musik ansambel sesuai dengan kreasi
kelompoknya sehingga mereka memiliki rasa tanggung jawab
pada tugas masing-masing.
SIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan halhal sebagai berikut: (1) Pelaksanakan metode pengalaman musik
yang dapat meningkatkan keterampilan bermain musik ansambel
pada siswa sekolah dasar sesuai dengan langkah-langkah atau
komponen yang ada dalam metode pengalaman musik yaitu
mendengarkan musik, bernyanyi, bermain musik, membaca
musik,bergerak mengikuti lagu, dan kreativitas musik; (2)
Penggunaan metode pengalaman musik dalam pembelajaran Seni
Musik dapat meningkatkan keterampilan bermain musik ansambel
pada siswa swekolah dasar. Hal ini terbukti dengan meningkatnya
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dan hal ini
ditunjukkan dengan adanya perubahan ke arah yang lebih baik
dari aspek posisi memainkan musik, tinggi rendah nada, dan
penguasaan lagu selama pelaksanaan tindakan siklus I sampai
dengan siklus III, yang semula pada pretest mendapat nilai ratarata 68, pada siklus I meningkat menjadi 73, pada siklus II 78,
dan pada siklus III menjadi 80.
Berdasarkan kesimpulan pelaksanaan pengguanaan
metode pengalaman musik dalam peningkatan keterampilan
bermain musik yang diuraikan sebelumnya, ada beberapa saran
peneliti demi kemajuan pendidikan di Indonesia pada umumnya
dan bagi sekolah dasar khususnya, antara lain: (1) Guru
hendaknya melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada
siswa; (2) Kegiatan pembelajaran Seni Musik seharusnya
menggunakan metode pengalaman musik dan ditunjang dengan
media yang tepat guna menyalurkan sekaligus mengembangkan
daya kreatif siswa dalam bermain music; (3) Dalam implementasi
55
AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012
pengajaran guru diberikan keleluasaan untuk mengembangkan
pengajarannya, termasuk mengembangkan kurikulum; (4)
Sekolah seharusnya menyediakan sarana pembelajaran,
khususnya sarana yang menunjang dalam pembelajaran Seni
Musik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., dkk.(2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Kebumen: Disdikbud.
Hartayo, J. (1994). Musik Konvensional dengan ‘Do Tetap’.
Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.
Jamalus
Busroh, H. (1991). Pendidikan Kesenian 1
(Musik).Jakarta:
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
&
Josep, W. (2003).Teori Musik I & II.Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Kodijat, L. (1986).Istilah-Istilah Musik.Djambatan.
Milles,
& Huberman, A.M. (1992).Qualitative
Analysis.Baverly Hills: Sage Publisher.
M.B.
Data
Munawar, P. (2011). Musik Ansambel. Diunduh 10 November
2011 dari
http://id.shvoong.-com/society-andnews/culture/2172781-musikansambel
/#ixzz1eK9vecxx.
Priyono,
Ketrampilan Bermain
Ansambel Menggunakan File MIDI Siswa Kelas VIC SD-1
Yayasan Pupuk Kaltim Bontang. Diunduh 2 Januari 2012
D.
dari:
P.
(2011).Meningkatkan
http://drawankabulpriyono.56
Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono)
blogspot.com/2011/11/
kelas-ptk-seni.-html.
penelitian-tindakan-
Safrina, R. (2002). Pendidikan Seni Musik.Bandung: CV. Maulana.
Ansambel Musik Sekolah Sebagai Model
Pembelajaran Dalam Pengembangan Musik Melayu di
SMP.Diunduh 8 Oktober 2011.
Sujoko.(2009).
57
Download