PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN MUSIK MELALUI PENGALAMAN MUSIK PADA SISWA SEKOLAH DASAR Drs. Suhartono M. Pd Dosen PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRACT This research is aimed to: (1) describe the steps of learning music by music experiental which improve music playing skill of elementary school students; (2) improve music playing skill of elementary school students by music experiental. This research use classroom action research. Setting of the research is the Elementary School State 1 Brecong, Kebumen in second semester of academic year 2011/2012. The subjects research were 35 students grade 5 from Elementary School State 1 Brecong, includes 16 female and 19 male. The resarch data were music achievement test as quantitative data and learning music effectiveness by music experiental as qualitative data. Data resources were students, class teacher, and colleague. The technique of collecting data includes test, observation, and questionnaire with data validity using triangulation. The data is analyzed using quantitative-analysis and qualitative-analysis which includes three steps: data reduction, providing data, and conclusion/verification. The indicators result were: (1) learning music experiental in accord with learning steps; and (2) 85% more students improve in music playing skill. The research using three cycles includes four steps: planning, acting, observing and reflecting. The outcome of the research shows that music experiental improve music playing skill of elementary school students in accord with steps: music listening, singing, music playing, reading music, dance with the song, and music creativity. 37 AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012 The music experiental improve music playing skill of elementary school students. The mean of achievement test in pretest 68, 73 of cycle 1, 78 of cycle 2, and 80 of cycle 3. Key words: music experiental, skill, music playing LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran Seni Musik merupakan salah satu materi yang termuat dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2004 memberikan rambu-rambu bagi seorang guru dalam mengorganisasikan pekerjaan mereka sebagai tenaga pendidik.KTSP juga memberikan panduan awal dengan menentukan Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD). Berdasar SK dan KD tersebut, guru menjabarkan ke dalam bentuk yang lebih detail, seperti penentuan indikator, materi pembelajaran, menetapkan buku-buku sumber, strategi pembelajaran yang digunakan, bentuk dan jenis penilaian yang akan digunakan oleh guru. Kurikulum pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di kelas V sekolah dasar terdiri dari beberapa bagian, meliputi seni rupa, seni musik, seni tari, dan keterampilan. Dalam pembelajaran seni musik, standar kompetensi bagi peserta didik kelas V adalah mengapresiasi karya seni musik dan mengekspresikan diri melalui karya seni musik. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai adalah peserta didik mampu menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik. Diharapkan seorang guru mampu menjadi fasilitator dan motivator yang baik dalam proses pembelajaran, khususnya pada saat pembelajaran seni musik. Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar guru, ketika menyampaikan materi SBK, mereka lebih memilih menyampaikan materi tentang seni rupa atau keterampilan lain. Saat pembelajaran seni musik, kegiatan 38 Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono) bernyanyi menjadi alternatif utama tanpa diiringi dengan penggunaan media atau alat musik tertentu.Hal ini merupakan suatu yang perlu dibenahi dan perlu diperbaiki. Penggunanan media dan alat musik akan menjadi alternatif yang efektif untuk menjembatani peserta didik dengan musik. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mencoba mengembangkan pembelajaran musik melalui pengalaman musik. Pengalaman musik mencakup kegiatan bernyanyi, mendengarkan, bermain, bergerak, dan kreativitas dengan menggunakan berbagai macam alat peraga dan media pembelajaran, antara lain: alat-alat musik yang sebenarnya, media dan alat peraga yang mempermudah, penyederhandaan pembelajaran musik, berbasis pada lagu selanjutnya didalami berbagai unsur musik yang dapat dipelajari dari lagu tersebut, sehingga anak belajar berbagai unsur musik melalui pengalaman nyata. Pembelajaran musik melalui pengalaman musik yang nyata akan memberi kemudahan dan menyenangkan bagi siswa. Berbagai kegiatan nyata melalui pengalaman musik antara lain: (1) bernyanyi, misalnya: melalui penggunaan lagu yang dikuasai selanjutnya dipelajari unsur-unsurnya, dikembangkan dalam ansambel, didalami dalam membaca musik melalui papan not balok, dan sebagainya, (2) Bermain alat musik, misalnya: mengembangkan ansambel musik, baik alat musik tunggal maupun alat musik campuran yang dilakukan secara bertahap dan terus menerus. Bermain musik ansambel melalui pengalaman musik merupakan cara yang mudah dan menyenangkan untuk mengembangkan keterampilan bermain musik siswa. Selain itu, juga akan membentuk perilaku dan sikap siswa menjadi berani, mandiri, bertanggung jawab, disiplin, kreatif, dan peka terhadap 39 AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012 lingkungan. Belajar musik ansambel melalui pengalaman musik di sekolah dasar tidak selamanya harus menggunakan sarana alatalat musik ansambel yang sesungguhnya. Di sinilah dituntut adanya kreativitas guru dalam menerapkan model pembelajaran, dan bagaimana mengelola alat-alat musik yang tersedia di sekolah sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah. Ansambel (ensemble) berasal dari bahasa Perancis yang artinya bersama. Bermain ansambel berarti memainkan sebuah lagu secara bersama (dua orang atau lebih) dengan menggunakan berbagai macam instrumen musik (Hartayo, 1994). Sementara itu, Kodijat (1986) berpendapat bahwa ensamble merupakan rombongan, permainan bersama, sekelompok musisi. Pendapat yang senada diungkapkan oleh Bastomi (dalam Sujoko, 2009) bahwa ansambel musik adalah bermain musik yang dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok dengan menggunakan alat-alat musik sederhana. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ansambel merupakan bermain musik yang dilakukan secara bersama-sama atau kelompok dengan memainkan lagu-lagu sederhana, menggunakan instrumen dan alat musik sederhana. Permainan tiap pemain dalam ansambel berbeda-beda, disesuaikan dengan instrumen (kelompoknya) sehingga akan terbentuk sebuah melodi gabungan dari musik tersebut. Musik adalah ekspresi artistik dengan bunyi-bunyian atau melodi dari alat-alat musik ritmis, atau nada-nada yang harmonis (Taylor, dalam Josep, 2003). Jamalus danBusroh menyatakan bahwa musik merupakan salah satu bentuk seni sebagai bahasa emosi yang bersifat universal (1991). Orang dapat mengungkapkan emosinya melalui musik. Kemampuan untuk mengungkapkan emosi melalui musik ini merupakan keterampilan yang unik terhadap perasaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa musik merupakan suatu bentuk seni sebagai 40 Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono) bahasa emosi yang dituangkan dalam ekspresi artistik dengan bunyi-bunyian atau melodi dari alat-alat musik ritmis, atau nadanada yang harmonis. Menurut Munawar (2011) penyajian musik ansambel dibagi menjadi dua, yaitu: (a) Musik ansambel sejenis, yaitu bentuk penyajian musik ansambel yang menggunakan alat-alat musik sejenis, misalnya ansambel recorder, ansambel gitar, atau ansambel biola; (b) Musik ansambel campuran, yaitu bentuk penyajian musik ansambel yang menggunakan beberapa jenis alat musik. Alat-alat musik yang digunakan beberapa atau bermacam-macam jenis alat music, misalnya ansambel campuran yang akan memainkan lagu-lagu tertentu, maka alat musik yang digunakan terdiri beberapa macam alat musik, antara lain recorder, pianika, gitar, castanyet, triangle, tambourine, dan cymbal. Salah satu contoh musik ansambel sejenis yaitu ansambel recorder. Meskipun menggunakan alat musik yang sama, permainan tiap pemain dalam ansambel sejenis berbeda-beda disesuaikan dengan instrumen musik sehingga ketika digabungkan akan membentuk sebuah melodi gabungan dari musik tersebut. Jenis recorder yang sering digunakan adalah jenis recorder sopran. Recorder sopran mempunyai wilayah suara dari nada c’ sampai dengan nada a’, tetapi untuk nada tinggi hampir dapat dipastikan bunyinya disonan sekali. Melalui kegiatan bermain ansambel musik, manfaat yang dapat diperoleh adalah mengajarkan siswa untuk berlatih bekerja sama (cooperatif learning). Mereka akan merasa bertanggung jawab pada setiap tugas yang dipercayakan kepadanya dan mengerjakan dengan tekun, cermat, bersemangat dan berkualitas. Para siswa akan mempunyai kepekaan, kepedulian terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka juga akan 41 AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012 berempati pada kesusahan, kesedihan, dan penderitaan orang lain. Tanpa kerja sama di antara siswa, maka permainan ansambel musik yang baik di sekolah tidak akan terwujud. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari bermain ansambel musik, di antaranya: siswa akan mempunyai sikap disiplin yang tinggi, misalnya: kebiasaan meletakkan dan mengembalikan alat-alat musik setelah bermain, juga akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di rumahnya, sikap sportif dalam mengakui kesalahan dan menerima pendapat orang lain, akan didapatkan juga dengan bermain musik secara kelompok. Pengalaman musik merupakan penghayatan suatu lagu melalui kegiatan mendengarkan, bermain, bernyanyi, bergerak mengikuti musik, membaca musik, sehingga anak mendapatkan gambaran menyeluruh tentang ungkapan lagu tersebut (Jamalus dan Busroh, 1991). Pengalaman musik dimanfaatkan untuk memupuk pengetahuan, apresiasi, sekaligus mengembangkan keterampilan, sehingga mendorong kegiatan anak untuk mengungkapkan ekspresinya secara kreatif estetis. Belajar musik melalui pengalaman musik memerlukan alat musik aktif. Alat musik aktif berupa alat-alat musik yang dapat dimainkan, misalnya: alat musik melodis, alat musik harmonis, dan alat musik ritmis.Alat musik aktif efektif untuk pengembangan rasa dan keterampilan bermain musik. Pembelajaran yang menekankan praktik langsung pada siswa dalam berbagai kegiatan pengalaman musik secara menyeluruh, misalnya: bergerak sesuai gerak musik, bernyanyi, menulis, membaca, bermain musik, improvisasi, dan kreativitas (Jamalus dan Busroh, 1991). Pendapat yang senada diungkapkan oleh Safrina bahwa jenis-jenis kegiatan pengalaman musik yang dilakukan oleh siswa di antaranya: mendengarkan musik, bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik, dan krativitas siswa (2002). 42 Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono) Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman musik merupakan penghayatan suatu lagu dalam upaya mengembangkan kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui kegiatan mendengarkan musik, bernyanyi, bemain alat musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik, dan kreativitas musik, sehingga siswamendapat gambaran yang menyeluruh tentang ungkapan lagu tersebut. Pengalaman musik dengan pengamatan yang sadar akan meninggalkan perbendaharaan bermacammacam unsur musik di dalam ingatan siswa. Langkah-langkah belajar musik melalui pengalaman musik dalam pelaksanaan pembelajaran seni musik yaitu: (1) mendengarkan musik, (2) bernyanyi, (3) bermain musik, (4) bergerak mengikuti musik, (5) membaca musik, dan (6) kreativitas musik. Melalui penggunaan pengalaman musik diharapkan keterampilan bermain musik ansambel siswa dapat optimal dan pengetahuan, pemahaman serta apresiasi musik dapat tertanam dengan baik dalam suasana yang gembira pada saat pembelajaran. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana langkah-langkah belajar musikmelaluipengalaman musik yang dapat meningkatkan keterampilan bermain musik siswa sekolah dasar? (2) Apakah belajar musikmelalui pengalaman musik dapat meningkatkan keterampilan bermain musik siswa sekolah dasar? Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan langkah-langkah belajar musikmelaluipengalaman musik yang dapat meningkatkan keterampilan bermain musik siswa sekolah dasar; (2) 43 AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012 meningkatkan keterampilan bermain musik siswa sekolah dasar melalui pengalaman musik. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas.Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Brecong, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen.Waktu pelaksanaannya yaitu pada semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester II SD Negeri 1 Brecong Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil evaluasi belajar seni musik.Data kualitatif berupa keefektifan pembelajaran di kelas ketika guru mengajar Seni Musik dengan menggunakan pengalaman musik. Sumber data yang digunakan peneliti pada penelitian ini yaitu siswa, guru, dan teman guru sejawat. Data kegiatan proses dan hasil pembelajaran tentang penerapan kegiatan pengalaman musik anak dalam bermain ansambel musik diperoleh melalui tes perbuatan, obsrvasi, dan angket. Validasi/keabsahandata penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber, tiangulasi metode, dan triangulasi instrumen.Adpun analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif meliputi 3 alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles dan Huberman, 1992). Indikator kinerjapenelitian tindakan kelas ini yaitu: (1) Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pengalaman musik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran: (a) Guru dapatmelaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang 44 Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono) telah disusun secara tepat; (b) Guru dapat memperdengarkan musik kepada siswa; (c) Guru dapat memberi contoh bernyanyi yang baik; (d) Guru dapat memberi contoh cara memainkan musik yang benar; (e) Guru dapat memberi contoh bergerak mengikuti musik sesuai irama; (f) Guru dapat memberi contoh membaca musik yang benar; (g) Guru dapat mengarahkan siswa mengembangkan kreativitas musik; dan (2) Minimal 85% dari jumlah siswa telah mengalami peningkatan keterampilan bermain musik ansambel yang ditandai dengan: (a) Siswa dapat memainkan alat musik dengan posisi bermain musik yang benar; (b) Siswa dapat memainkan alat musik sesuai dengan melodi; dan (c) Siswa dapat memainkan alat musik dengan lancar. Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti merencanakan tindakan sebanyak 3 siklus dengan menggunakan prosedur penelitian Arikunto, dkk.yang terdiri atas empat komponen yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi (2008). Perencanaan disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang telah diajukan.Tahap pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada rencana awal yang telah disusun.Pada pelaksanaan tindakan, guru berperan sebagai pemberdaya siswa. Kegiatan observasi atau pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan hasil tindakan tersebut.Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan yaitu perubahan yang lebih baik. Hasil observasi ini akan digunakan sebagai pertimbangan untuk mengadakan refleksi dalam menyusun tindakan selanjutnya. Tahap refleksi merupakan kegiatan analisissintesis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar 45 AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012 pemikiran untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya.Evaluasi merupakan kegiatan terakhir dari refleksi yang terakhir.Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh setelah diadakan tindakan.Pada tahap evaluasi-refleksi, peneliti membandingkan kondisi awal sebelum dan kondisi sesudah diadakannya tindakan. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti, dan observer mengadakan diskusi untuk memaknai data yang diperoleh sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I Pembelajaran Seni Musik menggunakan metode pengalaman musik didasarkan pada hasil triangulasi data yang diperoleh dari pengamatan, wawancara, dan angket selama pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terdapat pada tabel berikut. Tabel 1.Pembelajaran Seni Musik dengan Menggunakan Metode Pengalaman Musik Skor Rata-rata Aspek yang dinilai 120 Obs 1 Obs 2 Obs 3 Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga Skor rata-rata 2,95 3,00 3,25 3,07 3,00 3,15 3,35 3,17 2,85 3,00 3,25 3,03 Skor ratarata 2,93 3,05 3,28 3,09 Keterangan C B B B Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan pembelajaran berjalan sudah baik. Peningkatan skor rata-rata yang diberikan observer menunjukkan adanya perbaikan dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan cukup baik, tetapi masih ada beberapa langkah pembelajaran yang belum dilakukan yaitu 46 Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono) langkah ke-2 dan 6 dari 6 langkah yang direncanakan.Pada langkah ke-2 tersebut guru belum terdengar memberikan contoh bernyanyi sampai syair lagu selesai, guru hanya memberikan contoh bernyanyi pada syair awal lagu kemudian dilanjutkan oleh siswa. Hal ini disebabkan guru lebih fokus dalam mengkondisikan siswa agar dapat menyanyikan lagu dengan benar. Begitu juga pada langkah ke-6 guru belum maksimal dalam membimbing siswa untuk mengembangkan kreativitas musik. Pada pertemuan kedua guru sudah melengkapi beberapa langkah yang belum dilakukan pada pertemuan pertama, tetapi masih ada langkah yang kurang maksimal yaitu langkah ke-6. Pada langkah ke-6 tersebut guru hanya membimbing kreativitas musik secara klasikal. Pertemuan ketiga guru sudah berusaha melengkapi langkah yang belum dilakukan pada pertemuan kedua, akan tetapi masih ada salah satu langkah kegiatan dengan belum sempurna yaitu langkah ke-3 yang nampak pada kegiatan membimbing siswa dalam bermain musik ansambel. Pada langkah ke-3 ini guru masih terfokus membimbing secara klasikal. Hal ini menyebabkan siswa yang masih mengalami kesulitan dalam bermain ansambel kurang mendapatkan perhatian yang lebih dari guru. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi kegiatan pembelajaran pada siklus I dapat dilihatpada tabel berikut. Tabel 2. Keterampilan Bermain Musik Ansambel Siklus I Nilai ≥ 80 70 – 79 60 – 69 Kategori Amat Baik Baik Cukup Jumlah Siswa 15 14 4 Persentase 42,86% 40,00% 11,43% Keterangan Tuntas Tuntas Belum Tuntas Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa siswa yang telah mencapai KKM dengan kategori “A” sebanyak 15 siswa atau 42,86%, sementara siswa dengan kategori “B” sebanyak 14 47 AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012 siswa atau 40,00%, sedangkan siswa yang masih di bawah KKM sebanyak 4 siswa dengan kategori “C” atau 11,43%. Berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh siswa pada siklus I, persentase siswa yang telah mencapai KKM mencapai 82,86. Hasil belajar siswa pada saat pembelajaran Seni Musik secara keseluruhan belum mencapai target keberhasilan yang diinginkan, yakni 85%. Siklus II Hasil pengamatan pembelajaran Seni Musik menggunakan metode pengalaman musik didasarkan pada hasil triangulasi data yang diperoleh dari pengamatan, wawancara, dan angket selama pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dipaparkan pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Observasi Pembelajaran Seni Musik dengan Menggunakan Metode Pengalaman Musik Skor Rata-rata Aspek yang dinilai 120 Obs 1 Obs 2 Obs 3 Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga Skor rata-rata 3,15 3,45 3,35 3,32 3,60 3,55 3,60 3,58 3,20 3,65 3,40 3,42 Skor ratarata 3,32 3,55 3,45 3,44 Keterang an B A B B Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa secara keseluruhan pembelajaran berjalan sudah baik. Peningkatan skor rata-rata yang diberikan observer menunjukkan adanya perbaikan dalam proses pembelajaran jika dibandingkan siklus I. Berdasarkan hasil observasi ketiga observer pada pertemuan pertama, guru sudah terlihat melengkapi kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I, tetapi masih ada satu langkah pembelajaran yang belum dilakukan secara maksimal yaitu langkah ke-6. Pada pertemuan kedua guru sudah berusaha melengkapi beberapa langkah yang belum dilakukan pada 48 Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono) pertemuan pertama, sehingga langkah-langkah pengalaman musik dapat dilakukan dengan baik. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi kegiatan pembelajaran pada siklus II dapat dilihatpada tabel 4 berikut. Tabel 4. Keterampilan Bermain Musik Ansambel Siklus II Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase Keterangan ≥ 80 Amat Baik 15 42,86% Tuntas 70 – 79 Baik 16 45,71% Tuntas 60 – 69 Cukup 4 11,43% Belum Tuntas Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran pada siklus II dapat dilihat bahwa siswa yang telah mencapai standar ketuntasan minimal dengan kategori “A” mencapai15 siswa (42,86%,) siswa dengan kategori “B” mencapai 16 siswa (45,71%), dan yang masih dibawah standar ketuntasan minimal sebanyak 4 siswa dengan kategori “C” (11,43%). Berdasarkan hasil belajar yang telah diperoleh siswa pada siklus II, dapat dilihat bahwa persentase siswa yang telah mencapai standar ketuntasan minimal mencapai 88,57%. Hasil belajar siswa pada saat pembelajaran Seni Musik secara keseluruhan telah mencapai target keberhasilan yang diinginkan, yakni 85%. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran Seni Musik pada Siklus II yang dilakukan peneliti dan observer, dapat diambil beberapa kesimpulan.Pertama, pemilihan metode pengalaman musik dalam pembelajaran Seni Musik sudah tepat dan dapat menjembatani materi yang disampaikan oleh guru, tetapi guru masih belum melaksanakan 49 AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012 pembelajaran secara maksimal.Kedua, guru memberikan motivasi yang lebih kepada siswa-siswinya dalam mengembangkan kreativitas musik sehingga mereka dapat menyalurkan daya kreativitas mereka dalam mainkan musik ansambel.Ketiga, pemberian penguatan kepada siswa perlu ditingkatkan dalam upaya menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa yang berdampak pada kegembiraan siswa pada pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas, pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II telah sesuai dengan perencanaan, akan tetapi masih perlu dilaksanakan kegiatan pemantapan pembelajaran yang mempertegas dan memperjelas bahwa kegiatan pembelajaran Seni Musik menggunakan metode pengalaman musik dapat terbukti efektif dalam peningkatan keterampilan bermain musik. Siklus III Hasil penilaian proses terhadap pembelajaran Seni Musik dengan menggunakan pengalaman musik terlihat pada tabel 5 berikut. Tabel 5. Observasi Pembelajaran Seni Musik dengan Menggunakan Metode Pengalaman Musik Aspek yang dinilai 120 Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga Skor rata-rata Obs 1 3,35 3,50 3,55 3,47 Skor Rata-rata Obs 2 Obs 3 3,60 3,40 3,55 3,65 3,60 3,60 3,58 3,55 Skor rata-rata 3,45 3,57 3,58 3,53 Keterang an B A A A Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan pembelajaran menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi ketiga observer pada pertemuan pertama untuk guru sudah terlihat melengkapi kekurangan-kekurangan yang muncul pada 50 Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono) siklus II, yaitu langkah ke 6. Pada langkah ke 6 tersebut guru membimbing kreativitas musik, misalnya dengan memberi contoh pada pembagian tugas dalam bermain musik ansambel dan menciptakan kreasi gerak mengikuti musik. Pada siklus III kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan baik sebesar 100% (6 langkah). Hal ini berimbas pada perolehan hasil belajar Seni Musik siswa kelas V ini, sebagian besar dari mereka telah mencapai standar minimal yang ditargetkan oleh peneliti. Hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan pada akhir pembelajaran terlihat pada tabel 6 berikut. Tabel 6. Keterampilan Bermain Musik Ansambel Siklus III Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase Keterangan ≥ 80 Amat Baik 16 45,71% Tuntas 70 – 79 Baik 17 48,57% Tuntas 60 – 69 Cukup 2 5,71% Belum Tuntas Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang telah mencapai standar ketuntasan minimal dengan kategori “A” mencapai16 siswa (45,71%), siswa dengan kategori “B” mencapai 17 siswa (48,57%), dan yang masih di bawah standar ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa dengan kategori “C” (5,71%). Berdasrakan hasil belajar yang telah diperoleh siswa siklus III dapat dilihat bahwa persentase siswa yang telah mencapai standar ketuntasan minimal mencapai 94,28. Hasil belajar siswa pada saat pembelajaran Seni Musik secara keseluruhan telah mencapai target keberhasilan yang diinginkan, yakni 85%. 51 AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012 Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer dan peneliti pada tindakan siklus I, II, dan III dapat diperoleh perbandingan anatara hasil pretest, keterampilan bermain musik ansambel pada siklus I, II, dan III. Tabel 7 merupakan perbandingan hasil pretest, keterampilan bermain musik ansambel anatara hasil pretest, siklus I, siklus II, dan siklus III. Tabel 7. Perbandingan Hasil Pretest, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Interva l Nilai ≥ 80 70 – 79 60 – 69 ≤ 59 Jumlah Pretest Siklus I Siklus III Siklus II Fre k Persent ase Frek Persentas e Frek Persentas e Frek Persentas e 13 37,14% 15 42,86% 15 42,86% 13 37,14% 14 40,00% 17 48,57% 9 25,71% 6 17,14% 3 8,57% 35 100% 35 100% 35 100% 4 11,43% 14 40,00% 11 31,43% 6 17,14% 35 100% Secara lebih jelas perbandingan hasil pretest, siklus I, siklus II, dan siklus II dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut: frekuensi 20 Amat Baik 15 10 Baik 5 0 Pretest Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 1. Perbandingan Hasil Pretest, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III 52 Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono) Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa persentase siswa yang telah mencapai KKM meningkat dari 51,43% menjadi 91,43%.Persentase siswa yang belum mencapai KKM juga menurun dari 48,57% menjadi 8,57%.Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pengalaman musik dalam pembelajaran Seni Musik dapat meningkatkan keterampilan bermain musik ansambel siswa kelas V SD Negeri 1 Brecong Tahun Ajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus, penggunaan metode pengalaman musik terbukti efektif dan tepat dalam mengaktifkan siswa untuk mengembangkan pengalaman yang telah mereka miliki dalam bermain musik ansambel. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Priyono (2011) dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Bermain Ansambel Menggunakan File MIDI Siswa Kelas VIC SD 1 Yayasan Pupuk Kaltim Bontang menyimpulkan bahwa nilai pementasan bermain ansambel siswa mengalami kenaikan yang sangat nyata ditunjukkan nilai pada siklus II (siklus terakhir) nilai terendah 80, tertinggi 93, rata-rata kelas 87, 81, persentase ketuntasan belajar 100%. Selain itu, suasana pembelajaran seni musik dengan metode pengalaman musik terlihat lebih hidup. Hal ini dapat terlihat dari semangat dan ekspresi siswa dalam bermain musik ansambel. Penggunaan metode pengalaman musik merupakan salah satu solusi yang tepat untuk diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Musik siswa SD. Siswa yang semula tidak tertarik dalam suasana pembelajaran Seni Musik, setelah peneliti menerapkan penggunaan metode pengalaman musik suasana kelas jauh berbeda dibandingkan sebelum diadakan tindakan penelitian. Siswa menjadi termotivasi dan bersemangat jika akan melaksanakan pembelajaran Seni Musik. 53 AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012 Setiap kelompok yang telah dibentuk juga tidak merasa terbebani jika mereka diberi tugas untuk membawa alat musik yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Terlebih alat musik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang peneliti adakan memang tidak begitu membebani dari sisi finansial, serta cara mendapatkan alat musik yang digunakan relatif mudah untuk diperoleh di rumah masing-masing. Tidak jarang dalam satu kelompok yang sampaimembawa alat musik lebih dari yang diperintahkan oleh guru. Hal ini menandakan rasa antusias dan tanggung jawab dari dalam diri siswa yang menjadikan mereka tetap fokus dan memperhatikan segala apa yang diperintahkan oleh guru. Kondisi semacam ini harus benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh peneliti karena dari awal persiapan pembelajaran siswa sudah menunjukkan keantusiasannya dengan bertanggung jawab pada tugas mereka masing-masing untuk membawa peralatan yang dibutuhkan. Pada pelaksanaan tindakan, selama pengamatan pembelajaran Seni Musik menggunakan metode pengalaman musik selalu memberikan kesan yang menarik dalam kebersamaan dan memberikan rasa tanggungjawab dalam diri siswa, karena pada permainan ansambel musik dilakukan secara bersama-sama (kelompok). Setiap anggota kelompok tercipta suasana kebersamaan dan saling memotivasi dalam bermain ansambel. Hal ini tampak dari kepedulian anggota kelompok terhadap anggota lain yang masih kesulitan dalam bermain ansambel. Mereka akan saling membatu dalam memberikan masukan dan memberikan contoh memainkan alat musik kepada anggota kelompok yang masih kesulitan. Tanggung jawab para siswa juga terlihat saat diberikan pembagian tugas dalam kelompok untuk menciptakan kreativitas musik dan membawa alat musik yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pada kegiatan kreativitas musik, setiap siswa 54 Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono) bertanggungjawa b untuk memainkan musik sesuai dengan aturan permainan musik ansambel sesuai dengan kreasi kelompoknya sehingga mereka memiliki rasa tanggung jawab pada tugas masing-masing. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan halhal sebagai berikut: (1) Pelaksanakan metode pengalaman musik yang dapat meningkatkan keterampilan bermain musik ansambel pada siswa sekolah dasar sesuai dengan langkah-langkah atau komponen yang ada dalam metode pengalaman musik yaitu mendengarkan musik, bernyanyi, bermain musik, membaca musik,bergerak mengikuti lagu, dan kreativitas musik; (2) Penggunaan metode pengalaman musik dalam pembelajaran Seni Musik dapat meningkatkan keterampilan bermain musik ansambel pada siswa swekolah dasar. Hal ini terbukti dengan meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dan hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan ke arah yang lebih baik dari aspek posisi memainkan musik, tinggi rendah nada, dan penguasaan lagu selama pelaksanaan tindakan siklus I sampai dengan siklus III, yang semula pada pretest mendapat nilai ratarata 68, pada siklus I meningkat menjadi 73, pada siklus II 78, dan pada siklus III menjadi 80. Berdasarkan kesimpulan pelaksanaan pengguanaan metode pengalaman musik dalam peningkatan keterampilan bermain musik yang diuraikan sebelumnya, ada beberapa saran peneliti demi kemajuan pendidikan di Indonesia pada umumnya dan bagi sekolah dasar khususnya, antara lain: (1) Guru hendaknya melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa; (2) Kegiatan pembelajaran Seni Musik seharusnya menggunakan metode pengalaman musik dan ditunjang dengan media yang tepat guna menyalurkan sekaligus mengembangkan daya kreatif siswa dalam bermain music; (3) Dalam implementasi 55 AKADEMIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 12, No. 1, Oktober 2012 pengajaran guru diberikan keleluasaan untuk mengembangkan pengajarannya, termasuk mengembangkan kurikulum; (4) Sekolah seharusnya menyediakan sarana pembelajaran, khususnya sarana yang menunjang dalam pembelajaran Seni Musik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., dkk.(2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kebumen: Disdikbud. Hartayo, J. (1994). Musik Konvensional dengan ‘Do Tetap’. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. Jamalus Busroh, H. (1991). Pendidikan Kesenian 1 (Musik).Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. & Josep, W. (2003).Teori Musik I & II.Semarang: Universitas Negeri Semarang. Kodijat, L. (1986).Istilah-Istilah Musik.Djambatan. Milles, & Huberman, A.M. (1992).Qualitative Analysis.Baverly Hills: Sage Publisher. M.B. Data Munawar, P. (2011). Musik Ansambel. Diunduh 10 November 2011 dari http://id.shvoong.-com/society-andnews/culture/2172781-musikansambel /#ixzz1eK9vecxx. Priyono, Ketrampilan Bermain Ansambel Menggunakan File MIDI Siswa Kelas VIC SD-1 Yayasan Pupuk Kaltim Bontang. Diunduh 2 Januari 2012 D. dari: P. (2011).Meningkatkan http://drawankabulpriyono.56 Peningkatan Keterampilan Musik melalui Pengalaman Musik (Suhartono) blogspot.com/2011/11/ kelas-ptk-seni.-html. penelitian-tindakan- Safrina, R. (2002). Pendidikan Seni Musik.Bandung: CV. Maulana. Ansambel Musik Sekolah Sebagai Model Pembelajaran Dalam Pengembangan Musik Melayu di SMP.Diunduh 8 Oktober 2011. Sujoko.(2009). 57