Salah Tanggap Seruan Jihad Dalam Islam Kampungmuslim.org – Apakah Islam itu mempunyai agenda/ tujuan untuk memerintah seluruh dunia? Apakah ada suatu informasi (perintah) apapun di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Sallallaahu ‘alaihi wasallam yang memberikan arahan kepada umat Islam satu agenda agar melancarkan jihad yang terusmenerus sampai kamu mendirikan satu pemerintahan Islam di atas (terhadap) seluruh umat manusia? Kami tidak pernah menemukan hal yang aneh seperti demikian baik di dalam Al-Qur’an sekalipun atau Sunnah Nabi Muhammad Sallallaahu ‘alaihi wasallam. Namun hingga saat ini masih ada orang-orang yang menggunakan kaidah anak sekolahan (anak TK) yang mengambil kesimpulan pada ayat secara terpisah dan menggunakannya untuk membangun sebuah teori. Jadi biarkan saja, kita tinggalkan saja anak-anak yang masih belajar itu, mereka haya membuang buang waktu kita saja. Tidak! Islam tidak pernah sekalipun mempunya misi (agenda) untuk mendirikan satu pemerintahan Islam atas seluruh umat manusia, Tentu saja Tidak! Jadi untuk tujuan apa kita melancarkan peperangan? Yang pertama harus ditekankan adalah, Jihad dalam Islam yang sesuai (berdasarkan) dengan Al-Qur’an yang mana adalah satu perkara yang sangat penting. Yaitu adalah ketika kamu melancarkan peperangan sebagai bentuk mempertahankan diri (tindak balas) terhadap segala bentuk penindasan dan kezaliman. Namun meski penindasan telah di lakukan kepada kita, kita tidak boleh memberikan tindakan balasan dengan peperangan sehingga setelah (sampai) kita sudah mencoba dan gagal berunding dengan cara aman dan damai untuk menyelesaikan masalah tersebut. Itulah ajaran yang datang dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Sallallaahu ‘alaihi wasallam. Jadi islam bukanlah agama yang suka berperang, itu dilakukan hanya setelah kita gagal mencari penyelesaian melalui cara yang aman dan damai, hanya setelah itu barulah kamu mempunyai kebenaran/ diizinkan untuk melawan (berperang). Jika kita melancarkan peperanganan dan jika musuh meminta berdamai atau jika musuh kamu ingin berdamai yang bermaksud tidak lagi mau melakukan serangan maka kita juga haruslah setuju untuk berdamai, itulah ajaran di dalam Al-Qur’an. Yang kedua yang harus ditekankan adalah, Al-Qur’an memerintahkan kita ini (dalam hal jihad/ berperang) adalah bukan lagi kebenaran untuk berperang/ jihad, tapi ini adalah perintah atau arahan kewajiban untuk berperang/ jihad, yaitu ketika: “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanitawanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah Kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah Kami penolong dari sisi Engkau!”. [Al-Qur’an Surah An-nisa ayat 5] Bukan saja mereka telah ditindas tetapi ia harus lebih dari itu, yaitu orang-orang yang ditindas tersebut haruslah menyeru meminta pertolongan agar dibebaskan dari penindasan. Dan jika mereka (orang yang tertindas) melakukan hal itu (minta tolong) maka barulah orang-orang Islam dimanapun mereka berada dimuka bumi ini berkewajiban untuk ikut campur dan membebaskan mereka yang tertindas. Apa ada yang salah dengan kamu, dimana kamu tidak bangun dan tidak terbersit sekalipun niat untuk berperang/ jihad di jalan Allah, untuk tujuan apa (perintah yang kedua ini)? Yang pertama sebelumnya adalah sebagai respon jika ada terjadi serangan, dan yang kedua adalah untuk membebaskan orang-orang yang tertindas. Islam adalah agama yang tidak memberikan toleransi terhadap penindasan, seperti contohnya ‘pemerintahan ukraina yang membunuh orang-orang dijalanan.’ Perhatikan baik-baik bahwa Islam tidak mentolerir terhadap segala bentuk penindasan. Jika kamu (pemerintahan ukraina) menggunakan tentara bersenjata dan menyerang rakyat kamu sendiri maka itu adalah penindasan dan Rusia beserta muslim checen mempunyai hak untuk memberikan respon sebagai bentuk pembelaan terhadap penindasan tersebut. Jadi Islam bukanlah agama yang didatangkan untuk menjajah dunia! Islam tidak pernah menjadi agama yang bertujuan memerintah seluruh dunia ini (setiap inchi dunia seperti halnya yang dilakukan oleh Amerika dan Israel). Tapi sangat jelas sekali bahwa Islam datang untuk membebaskan dunia dari penindasan dengan syarat orang-orang yang tertindas itu meminta pertolongan agar membantu mereka, untuk membebaskan mereka dari penindasan tersebut. Imran Nazar Hosein *Keteguhan pendirian Imran Nazar Hosein mengenai pemahaman seruan jihad defensif maupun offensif ini adalah tetap sama seperti yang pernah dinyatakan pada kuliahnya lebih dari 10 tahun yang lalu.* Di bawah ini keterangan singkat yang diutarakannya lebih dari 10 tahun yang lalu : “Sebelum kamu melakukan respon perlawanan terlebih dahulu kamu harus menunjukkan bahwa kamu ingin berdamai, carilah kesepakatan aman dalam semua konflik, walaupun kamu harus terpaksa berhijrah (jika itu pilihan terakhir yang ada). Hanya jika semua jalan penyelesaian secara aman sudah tidak ada maka pada waktu itulah orang-orang Muslim diizinkan memberikan respon (mempertahankan diri) dengan kekuatan yang ada yang bertujuan untuk pertahanan dan pembebasan diri terhadap penindasan. Rasulullah Sallallaahu ‘alaihi wasallam pernah berpesan, ‘Jika kamu berjumpa dengan musuh kamu di medan perang, kamu tidak melakukannya (berperang) karena kepuasan maupun kesenangan, sebaliknya kamu merasa berat berperang dan terpaksa saling bunuh dalam perang dan sebelum perang dimulai kamu berkata kepada mereka sekali lagi ‘apakah sudah tidak ada jalan lain bagi kita untuk menyeelesaikan konflik ini selain daripada peperangan?’ Dan ketika beliau Rasulullah Sallallaahu ‘alaihi wasallam pada saat peperangan akan dimulai, beliau berpesan ‘Tunggu dulu sehingga seorang diantara kamu (Muslim) mati syahid dulu, dan letakkan jasad Syuhada tersebut di hadapan musuh dan kamu berkata kepada mereka ‘masihkan ada jalan penyelesaian yang aman/ sudah tidak ada lagikan jalan penyelesaian yang lebih aman?’ dan berkatalah “Kami bersedia menerima seorang syuhada di fihak kami jika kamu setuju mencapai jalan penyelesaian secara aman dan semestinya juga secara adil.”