PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH GUBERNUR PERIODE 2015-2020 JURNAL OLEH: BEINTAN BOESKH CAKRA MAY HENDRA PUTRA NIM. 120563201053 PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTA ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016 1 PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH GUBERNUR PERIODE 2015-2020 Beintan Boeskh Cakra May Hendra Putra NIM. 120563201053 Pembimbing I : Wahjoe Pangestoeti, M.Si Pembimbing II : Ramadhani Setiawan, M.Soc,Sc Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang [email protected] ABSTRAK Pemilihan kepala daerah gubernur Kepulauan Riau periode 2015-2020 merupakan suatu momentum utama demokrasi tingkat lokal di Provinsi Kepulauan Riau. Kegiatan pemilihan kepala daerah gubernur ini menghendaki adanya partisipasi politik dari setiap masyarakat dalam aktivitas penyelenggaraan kehidupan politik. Dengan demikian, kontek partisipasi politik yang penting dan paling menunjang pada kegiatan pemilihan kepala daerah adalah partisipasi dari kaum pemilih. Mengingat partisipasi pemilih adalah inti akhir dari keberhasilan kegiatan demokrasi pada pemilihan gubernur Kepulauan Riau maupun tidak dikarenakan oreantasi pemilih adalah hal yang penting. Pada pemilihan kepala daerah gubernur Kepulauan Riau tahun 2015 daftar pemilih tetap adalah 1.213.737, namun angka persentase partisipasi pemilih yang menggunakan hak pilih hanya 55,49% dan yang tidak memilih yaitu 44,51%. Masih rendahnya partisipasi pemilih pada pemilihan kepala daerah gubernur Kepulauan Riau tahun 2015 penulis melakukan penelitian untuk mencari faktor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan faktor penyebab rendahnya partisipasi pemilih pada pemilihan gubernur Kepulauan Riau tahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian penulis rendahnya partisipasi pemilih ini disebabkan oleh faktor kurangnya rangsangan politik, faktor karakteristik sosial, faktor minimnya calon, faktor keadaan politik, faktor kepedulian lingkungan politik dan faktor calon-calon yang akan dipilih. Kata kunci: Demokrasi , partisipasi politik, dan kaum pemilih 2 POLITICAL PARTICIPATION IN PUBLIC RIAU ISLANDS REGION GOVERNOR CHIEF ELECTION PERIOD 2015-2020 Beintan Boeskh Cakra May Hendra Putra NIM. 120563201053 Supervisor I Wahjoe Pangestoeti, M.Si Supervisor II Ramadhani Setiawan, M.Soc, Sc Prodi Public Administration, Faculty of Social and Political Maritime University Raja Ali Haji Tanjungpinang [email protected] ABSTRACT The election of the head of the Riau Islands Governor area the period 2015-2020 is a major local democratic momentum in the province of Riau Islands. The activities of the election of the head of the regional Governor of this requires the existence of political participation of any community in the activities of organizing political life. Thus, the contexts of political participation is important and most support on election activities of the head area is participation of the voters. Given the turnout is the core end of the success of the activities of the democracy on election of Governor of Riau Islands province or not because the oreantasi selector is the important thing. On the election of the head of the regional Governor of Riau Islands by 2015 remains voters ' list is 1,213,737, but the turnout percentage figures using only 55.49% of voting rights and do not choose namely 44,51%. Still the low turnout at the election of the head of the regional Governor of Riau Islands 2015 author do peneliatan to find factors cause. This study uses qualitative methods to describe factors cause low turnout at the elections of the Governor of Riau Islands by 2015. Based on the results of the research the author of the low turnout was caused by lack of political stimuli, social characteristics, minimum figure factory, political factors, political and environmental factors concern candidates will be selected. Key words: Democracy, political participation, and votters 3 I. PENDAHULUAN kegiatan, baik itu kegiatan secara 1.1. Latar Belakang pembangunan maupun secara politik. Indonesia merupakan salah satu Politik berasal dari bahasa Yunani negara di dunia yang menganut paham yaitu polis yang berarti kota, kemudian demokrasi. Dalam paham ini rakyat berkembang memiliki kedudukan penting, sebab ditangan rakyat. menjad polities yang yang sangat berarti warganegara, dan politika yang kedaulatan berada berarti Sehingga sistem karena itu, partisipasi politik adalah pemerintahan sebuah berkuasa (Khairul, masyarakat yang turut andil dalam 2012:22). Sehingga semua masyarakat setiap kegiatan politik mulai dari Indonesia untuk proses secara masyarakat terhdap kegiatan politik pembangunan, kesehatan, pendidikan sampai aktivita pemilihan calon-calon dan juga politik. Sehingga partisipasi pemimpin sangatlah penting. DPR/DPRD, berdaulat memiliki berpartisipasi baik hak Secara etimologis partisipasi dari Oleh demokrasi adalah dimana semua orang atau aktivitas negara. kampanye, baik Bupati/Walikota. seseorang pengawasan itu Presiden, Gubernur, dan Menurut Miriam berasal dari bahasa latin yaitu pars Budiardjo yang memiliki arti bagian dan capere politik masyarakat adalah kegiatan yang seseorang memiliki arti mengambil. (2013:367) atau Partisipasi sekelompok orang Sehingga partisipasi memiliki makna untuk turut serta aktif dalam kehidupan yaitu mengambil atau turut terlibat politik, dalam setiap peranan aktivitas suatu memilih pimpinan negara, dan secara antara lain dengan jalan 4 langsung maupun tidak langsung partisipasi juga mengurangi kejenuhan mempengaruhi kebijakan pemerintah masyarakat (Public Sekelompok demokrasi secara terus menerus tanpa masyarakat ini yang apabila dalam ada jeda 1 sampai 1,5 tahun sehingga aktivitas negara tidak turut andil atau memunculkan mekanisme baru pilkada berpartisipasi serentak Polcy). dapat mempengaruhi terhadap tahap 1 ditahun kegiatan 2015. kebijakan publik. Mengingat partisipasi Legalitas pilkada serentak ini pada UU politik merupakan suatu bagaian dari No. 8 Tahun 2015 dalam lembaran sistem politik. Jika partisipasi politik negara Republik Indonesia Tahun 2015 dari nomor 57. masyarakat rendah dapat mempengaru sistem tersebut. Pilkada penting dari Namun, pada pilkada gubernur merupakan aspek demokrasi yang Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015, masih jauh dari tingkat yang tinggi. merupakan konsep yang berani untuk partisipasi sebuah Rendahnya partisipasi politik ini dapat harapan akan pemerintahan terbaik berpartisipasi pada memiliki kita dilihat dari data hasil pilkada gubernur keputusan 2015 yang masih berada pada angka pemerintah (Brian dalam Kumolo, 44,59% dan yang memilih hanya 2015:31). Proses kegiatan pilkada pada 55,41%. Secara perbandingan dari tahun 2015 ini dengan mekanisme setiap pilkada gubernur Kepulauan sistem baru dengan harapan dapat Riau memang mengalami peningkatan, mendongkrak namun angka tersebut tidaklah terlalu angka jika politik harapan partisipasi pemilih. Selain mendongrak angka 5 signifikan. Adapun data-data mengenai PEMILIHAN perbandingannya sebagai berikut. GUBERNUR PERIODE 2015-2020. KEPALA DAERAH 1.2. Perumusan Masalah Tabel 1. Perbandingan Partisipasi Pemilih pada Pilgub Kepri dari Mengapa partisipasi politik 2005-2015 masyarakat Kepulauan pada pemilihan Pilgub Memilih Golput 2005-2010 51,97% 48,03% kepala daerah Gubernur Periode 2015- 2010-2015 53,15% 46,85% 2020 masih rendah ? 2015-2020 55,41% 44,59% Sumber: KPUD, Batam Pos, Tribun II. LLANDASAN TEORI 2.1. Partisipasi Politik Batam Dari tabel diatas dapas dilihat Secara etimologis, partisipasi bahwa angka partisipasi politik pemilih berasal dari bahasa latin pars yang di Kepulauan Riau masih rendah. artinya bagian dan capere, yang artinya Dengan masih rendahnya partisipasi mengambil, politik pemilih ini tentunya dapat mengambil mempengaruhi demokrasi Indonesia Inggris, participate atau participation terutama ditingkat lokal. Rendahnya berarti partisipasi tersebut tentu dipengaruhi mengambil beberapa faktor. Sehingga membuat partisipasi berarti mengambil bagian penulis atau untuk tertarik mengangkat sehingga bagian. Dalam mengambil bahasa bagian peranan. mengambil diartikan atau Sehingga peranan dalam penelitian dengan judul PARTISIPASI aktivitas atau kegiatan politik suatu POLITIK negara. KEPULAUAN MASYARAKAT RIAU PADA Sedangkan politik dalam bahasa Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti itu 6 berkembang menjadi polites yang maupun tidak langsung mempengaruhi berarti warganegara, politeia yang kebijakan pemerintah (Public Polcy). berarti semua berhubungan Kegiatan partisipasi politik masyarakat dengan negara, politika yang berarti ini berupa kegiatan individu atapun pemerintahan negara dan politikos yang secara kelompok yang aktif dalam berarti politik, yang kewarganegaraan. Dengan mempengaruhi kebijakan demikian kata politik menunjukkan publik dan juga melakukan pemilihan suatu yaitu pejabat publik mulai dari tingkat pusat kehidupan politik yang lazim dimaknai dan sampai ketingkat daerah. Secara sebagai kehidupan yang menyangkut konsep segi-segi kekuasaan dengan unsur- masyarakat yang memiliki pengaruh unsur: aspek negara (power), kehidupan, teori adalah partisipasi partisipasi politik (state), kekuasaan besar pengambilan keputusan Dengan partisipasi pemilih yang tinggi (decision making), kebijakan (policy, akan beleid), dan pembagian (distribution) demokrasi sedangkan jika rendah maka atau alokasi (allocation). menunjukkan Menurut (2013:367) menunjukkan pemilih. kematangan rendahnya demokrasi Miriam Budiardjo dan kebosanan konstituen terhadap Partisipasi politik kegiatan demokrasi mengingat tidak masyarakat adalah kegiatan seseorang adanya timbal atau sekelompok orang untuk turut konstituennya. balik kepada serta aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara, dan secara langsung 7 induktif/kualitatif, dan hasil penelitian 2.2. Kerangka Pemikiran Partisipasi Politik 1. Faktor Rangsangan Politik 2. Faktor Karakteristik Sosial 3. Faktor Minim Calon 4. Faktor Keadaan Politik 5. Faktor Lingkungan Partisipasi Pemilih Saat Pilkada Kepri 2015 kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi atau lebih menggambarkan. 3.2. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah objek tempat yang akan dilakukan penelitian oleh peneliti. Pada penelitian ini untuk III. METODE PENELITIAN menggambarkan partisipasi pemilih 3.1. Jenis Penelitian pada pilkada gubernur Kepri 2015 Jenis penelitian yang digunakan peneliti memilih lokasi penelitian di oleh peneliti pada penelitian ini adalah Kota Tanjungpinang. metode penelitian kualitatif. Menurut 3.3. Data penelitian Sugiyono (2008:9) metode penelitian 3.3.1. Data Primer kualitatif adalah metode penelitian Data primer adalah data yang yang berlandas pada filsafat dihasilkan secara langsung ataupun postpositivisme, digunakan untuk juga bisa dikatakan data asli tanpa meneliti pada kondisi obyek yang perantara. alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, Teknik Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil pengumpulan data secara triangulasi observasi, kejadian atau kegiatan (gabungan) dengan menggabungkan dan hasil pengujian. sumber-sumber data informasi dan melakukan analisis bersifat 8 tertentu yang telah ditetapkan sehingga 3.3.2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data penelitian yaang penetapan informan lebih pada dengan cara (Purposive Sampling). Pada diperoleh peneliti secara tidak penelitian ini informan berjumlah 17 langsung (Tujuh Belas) orang dengan melalui perantara. Data sekunder yang 3.5. Pengumpulan Data didapat berupa dari catatan atau Wawancara merupakan teknik laporan yang telah disusun dalam pengumpulan data bentuk arsip yang dipublikasikan melalui proses tatap muka dan tanya maupun yang tidak dipublikasikan. jawab langsung antara pengumpul data 3.4. Informan Penelitian maupun peneliti terhadap narasumber Informan adalah atau sumber data. Dalam penelitian ini untuk penulis mengumpulkan data dengan memberikan informasi tentang situasi alat pengumpulan data berupa alat dan kondisi latar belakang penelitian. perekam wawancara dan pedoman Informan merupakan orang-orang yang wawancara. Keguanaan alat perekam benar mengetahui permasalahan yang adalah untuk mengumpulkan setiap akan diteliti. Hal ini dikarenakan wawancara yang dilaksanakan kepada penelitian kualitatif lebih didasari pada para kualitas informasi yang terkait dengan dianalisis tema penelitian yang diajukan berupa tersebut. Selain itu kegunaan pedoman pertanyaan terhadap informan. Peneliti wawancara agar setiap pertanyaan orang yang penelitian yang dilakukan dimanfaatkan responden hasil dan dari kemudian wawancara memilih informan menurut kriteria 9 sesuai dengan penelitian dan tidak memiliki latar pendidikan S1 yang keluar dari kontek suatu penelitian. merupakan adalah cara IAIN. Semasa mahasiswa beliau aktif di organisasi, 3.6. Teknik Analisa Data Teknik lulusan yang yang peneliti ketahui dari hasi diskusi dilakukan seseorang dalam rangka beliau untuk mahasiswa, yaitu organisasi KAMMI mengimplementasikan suatu pernah aktif metode. Dengan teknik maka seseorang yang dapat mengumpulkan dan menganalisa digeluti oleh beliau. suatu data yang didapatkannya. Dalam penelitian ini analisa data peneliti dengan melakukan menggunakan merupakan Kemudian di organisasi organisasi terdapat yang partai politik yang peneliti wawancara, yaitu Suparno dari PDIP. Suparno teknik Miles and Hubermen. Menurut merupakan salah satu tim pemenangan Miles and Hubermen dalam Sugiyono calon Soerya Ansar dan merupakan (2014:246) bahwa bagian dari parlemen sekaligus ketua aktivitas dalam analisis data, yaitu data DPRD Kota Tanjungpinang. Jabatan reduction, data display dan conclusion Suparno selain ketua dewan juga drawing merupakan orang yang cukup memiliki IV. PEMBAHASAN pengaruh dipartai sehingga berada mengemukakan 4.1. Karakteristik Responden Responden pertama adalah diposisi bagian ketua bidang kaderisasi dari PDIP Kepri. Pemilihan Suparno ketua dari KPUD Kepri. Ketua KPUD sebagai responden penelitian Kepri yang peneliti wawancarai adalah dikarenakan beliau merupakan orang Said Sirajudin, S.Ag. Bapak Said 10 yang paham dengan pokok permasalahan dari penelitian ini. Selain itu terdapat merupakan wartawan yang memang meliput khusus berita-berita yang pihak berkaitan politik khususnya seputar akademisi yang merupakan sebagai kegiatan pilkada 2015. Beliau di orang pemberi informasi selanjutnya. Tanjungpinang pos berada pada divisi Pihak akademisi ini peneliti pilih produksi dan merupakan redaktur dari adalah Tanjungpinang pos. Posisinya sebagai Zamzani merupakan Akarim dosen dari yang Stisipol . wartawan yang meliput khusus pilkada Zamzani juga merupakan mantan dari Kepri 2015 yang lalu menjadikan rektor Stisipol Raja Haji. Pengalaman peneliti memilih beliau sebagai sumber sebagai informasi. pengamat menjadikan perpolitikan sebagai Informan penelitian selanjutnya memberikan adalah dari 10 masyarakat provinsi informasi yang sangat jelas untuk Kepri. Masyarakat ini memiliki latar penelitian ini pendidikan informan yang responden mengingat Zamzami yang akan dan juga cukup Zamzami sebagai berharga merupakan yang bermacam-macam dengan yang paling tinggi tingkat pendidikannya adalah D3 dan pengamat dari perpolitikan semasa kebanyakan dari informan penelitian pilkada gubernur Kepri. ini adalah lulusan SMA (Sekolah Dari media peneliti Menengah Atas). Mereka yang menjadi memilih media dari Tanjungpinang pos informan penelitian adalah orang-orang dengan yang wartawan massa yang memberi informasinya adalah Abbas, S.E. Abas memang sudah memberikan keterangan kepada peneliti untuk tidak 11 memilih pada saat pilkada Kepri 2015. merupakan Seperti halnya bapak Dedi Triyadi (24 Informan yang selanjutnya adalah ibu tahun), beliau merupakan orang yang Nurasni (50 tahun) yang merupakan tingkat pendidikannya paling tinggi informan yang lulusan dari tingkat adalah SMA dan sedang berkuliah di SMA dengan pekerjaan wiraswasta, STIE Pembangunan. Kemudian bapak bapak Arifin (28 tahun) yang juga Gani (23 tahun) yang juga merupakan lulusan SMA dengan pekerjaan buruh informan berlatar bangunan. Selain itu juga bapak Ari juga Ramadan (26 tahun) yang merupakan sedang lulusan SMA. Ibu Nina (24 tahun) juga penelitian pendidikannya merupakan yang SMA orang dan yang pekerja wiraswasta. menempuh pendidikan dibangku kuliah merupakan Universitas Maritim Raja Ali Haji. pendidikannya Sama Halnya dengan bapak Gani, pekerjaannya adalah wiraswata Bapak bapak Maulana Zaki Mubarak (22 Trisno (45 tahun) juga merupakan tahun) informan merupakan informan yang informan lulusan lulusan yang latar SMA yang SMA dengan berlatar pendidikan SMA yang juga pekerjaan wiraswasta dan buruh. Yang menempuh pendidikan terakhir adalah bapak Tantra (21 tahun) perkuliahan saat ini dibangku dan lokasi yang memiliki latar belakang perkuliahan yang sma dengan bapak pendidikan D3 dari keperawatan dan Gani. Kemudian terdapat bapak Ahok beliau merupakan pengangguran. (30 tahun) yang merupakan informan yang keturunan Tionghoa yang memiliki latar pendidikan SMA dan 12 tahun 2005 sampai dengan tahun 2015 4.2. Partisipasi Politik Masayarakat Kepulauan tidak ada perubahan. Angkanya hanya Riau Pada Peilihan menyentuh 55% saja masyarakat yang Gubernur 2015 menggunakan Harapan demokrasi ditingkat pertumbuhan adanya lokal pemerintah pada hak langkah dalam pilihnya. Perlu kongkrit dari hal ini adalah pemilihan kepala daerah ini dengan lembaga penyelenggara pemilu yaitu mekanisme seharusnya KPUD untuk bisa bekerja lebih keras berjalan dengan baik. Mengingat dari lagi dengan menggiatkan sosialisasi. KPUD mendapatkan Begitu juga partai politik sebagai anggaran untuk perhelatan pemilihan pengusung seharusnya juga sebagai kepala tempat untuk melakukan pendidikan yang Kepri daerah baru telah gubernur kurang dimaksimalkan kerjanya. Selain itu politik juga partai politik yang merupakan masyarakat betapa pentingnya sebuah lembaga yang paling mampu bisa pemilihan itu. Mengingat lembaga bersentuhan dengan partai politik memiliki tujuan untuk masyarakat sebagai konstituen tidak melakukan pendidikan politik terhadap dimanfaatkan masyarakat. langsung secara maksimal dengan mengingatkan mengingat partai politik memiliki basis Jika dilakukan suatu pembiaran massa dan kantong-kantong mereka terhadap partisipasi politik masyarakat untuk Kepri yang masih rendah juga dapat dikerahkan kemasyarakat. Dari bergerak perhelatan pemilihan kepala daerah gubernur dari mempengaruhi pesta demokrasi. Apabila partisipasi yang rendah ini 13 dibiarkan tanpa ada melakukan suatu kegiatan yang partisipasi politik mempengaruhi disuatu dapat meningkat tentunya sistem daerah dan 4.3. Partisipasi Politik Masayarakat Kepulauan akan Riau Pada Peilihan perpolitik menjadikan Gubernur 2015 4.3.1. Faktor Rangsangan kehidupan bernegara ini menjadi tidak kegiatan sosialisasi yang baik. Menjadi kurang baikknya pesta merupakan demokrasi bisa dalam bentuk semakin rangsangan terhadap pemilih tidak sepinya Tempat Pemungutan Suara berjalan dengan baik. KPUD yang (TPS) yang disediakan, Kampanye merupakan yang sepi, penyelenggara polcy yang dilakukan suatu kegiatan suatu lembaga pemilu pemerintah tidak akan ada dukungan dianggap dari masyarakat daerah dan menjadikan fungsi-fungsinya. ketidak arah dalam hal teknis KPUD Kepulauan adanya Riau selain kekurangan anggota pencarian solusi dengan mencari faktor mereka juga kekurangan anggaran. penyebabnya sehingga dapat dilakukan Mengingat luas daerah Kepulauan suatu proses pendidikan politik. Riau pedulian perpolitikan. Maka terhadap perlu sudah bisa adalah membutuhkan cukup besar. menjalankan Hanya lautan saja sehingga anggaran yang Seharusnya juga partai politik yang merupakan pengusung dari salah satu calon gubernur juga harus 14 menggencarkan sosialisasi kepada penyelenggara masyarakat juga turun lapangan memanfaatkan kerja sama dengan secara langsung mengingat situasi LSM dan teman-teman mahasiswa pemilihan kepala daerah saat ini untuk menginginkan seorang pemimpin mensosialisasikan yang dekat dengan masyarakatnya. kepala daerah gubernur. Pengaruh Selama kelompok sosial kadang-kadang perhelatan kepala daerah pemilihan melihat seharusnya saling bahu-membahu pemilihan calon menjadi sutu instrumen penting gubernur yang lalu kurang intens untuk melakukan suatu perubahan melakukan pendekatan terhadap dikalangan masyarakat secara persuasif dan enggan menggunakan hak pilih. kontinue. Jadi, hal yang wajar jika sosialisasi Perihal dibuktikan dengan wawancara yang adalah aspek terpenting dalam dengan kegiatan pemilihan kepala daerah informan bahwa mereka tidak ada dengan memperkenalkan calon dan dorongan dan tidak ada pendekatan mengajak masyarakat untuk mau dari calon-calon gubernur yang memilih. lalu. Dengan demikian harusnya 4.3.2. Faktor Karakteristik Sosial ada pemanfaatan dari partai politik Dari karakteristik sosial yang peneliti masyarakat memiliki massa seperti keadaan ekonomi, umur masing-masing untuk dikerahakan dan juga suku menjadi faktor yang dengan mempengaruhi mengajak basis masyarakat memilih. Begitu juga lembaga masyarakat Kepulauan Riau untuk menjadi 15 enggan memilih bagi mereka yang 4.3.3. Faktor Minimnya Calon tidak memilih pada pemilihan Faktor sedikitnya calon kepala daerah gubernur Kepulauan serta kurang menariknya calon saat Riau 2015 yang lalu. Hal ini masih pilgub disebabkan faktor suku yang masih memiliki andil untuk cukup kental dimasyarakat bahwa menyebabkan masih rendahnya putra partisipasi daerah kepantasan yang memiliki untuk Kepri 2015 politik lalu juga masyarakat memimpin Kepri. Oleh karena itu perlu daerah. Selain itu faktor ekonomi adanya tindakan lanjut dari partai pun politik untuk bisa memunculkan menjadi daya tambah masyarakat untuk tidak memilih, nama-nama mengingat faktor tersebut mereka jargonnya lebih ketimbang melakukan mengesampingkan kerja dan pemilihan koalisi. baru sebagai untuk bersaing harus melakukan Mengingat kebanyakan kepala daerah. Terutama dilokasi partai besar melakukan koalisi industri, mereka diberlakukan libur sehingga tapi dihari itu juga dijadikan hari demokrasi tidaklah begitu nampak. lembur, tentunya mereka memilih Seperti Golkar memiliki nama- mencari uang ketimbang harus namanya yang memiliki potensi libur dan juga nelayan untuk lebih seperti Ansar Ahmad dan Teddy memilih melaut. Jun Askara justru membuat koalisi kemerihan pesta dengan PDIP yang merupakan partai yang sempat diyakini tidak 16 akan berkoalisi malah masyarakat Kepulauan Riau untuk dengan menggunakan hak pilihnya namun ahmad malah tidak begitu signifikan. sebagai wakil dari Soerya (SAH) Negatif campaign dengan menebas ketimbah harus menjadi orang isu-isu yang tidak baik dengan nomor satu. Kemudian Gerindra memasang justru melakukan koalisi dengan mengejek partai Sani pemilih untuk tidak mau memilih. Nurdin (Sanur) mengingat mereka Begitu juga dengan menebar isu juga memiliki nama-nama yang yang berpotensi seperti Imam Sutiawan. mempengaruhi. Orientasi pemilih Oleh Karenanya perlu adanya saat ini sudah lebih maju dengan reformasi dari tubuh partai untuk melakukan mau bersaing bukan berkoalisi membuat pilihan calon-calonpun dengan partai yang sama-sama menjadi dampaknya. memiliki nama besar. Dengan 4.3.5. Faktor Lingkungan menjadi justru kawan memasangkan yang banyaknya Ansar mendukung calon yang maju poster-poster dapat kurang yang mempengaruh baikpun hal-hal Keadaan dapat tersebut lingku menjadikan masyarakat menjadi memiliki banyak pilihan. membentuk suatu watak seseorang 4.3.4. Faktor Keadaan Politik untuk meski keadaan pengaruh ngan apatis dalam ataupun menjadi peduli. Namun pada pilkada Kepri perpolitikan yang kondusif yang 2015 kepedulian masyarakat seharusnya mampu mendongkrah kepulauan riau terhadap kegiatan 17 pemilhan kepala daerah kepulauan 1. Faktor Rangsangan riau masih cukup rendah. Hal ini Faktor dikarena konstituen dikarenakan KPUD dan partai pemilih terhadap kegiatan kepala politik kurang giat melakukan daerah gubernur kepulauan riau sosialisasi sehingga masih terhadap perpolitikan masih cukup ditemukan masyarakat yang kurang baik. Hal inilah yang tahu bahwa 9 desember ada menjadikan pilkada kesadaran salah satu faktor partisipasi pemilih dikepri masih cukup rendah. namun ini mereka mengganggap itu tidak penting. 2. Faktor Karakteristik Sosial V. KESIMPULAN DAN SARAN Keadaan seperti umur cagub yang sudah terlalu tua ternyata 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rangsangan dari hasil juga menjadi pengaruh penelitian penulis yang didukung dari masyarakat yang tidak mau literature dan hasil wawancara penulis memilih meski pasangan lain dengan para informan penelitian, maka juga dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa prioritas anak daerah masih rendahnya cukup tinggi. masyarakat pemilih partisipasi kepri disebabkan yaitu partisipasi muda namun 3. Faktor Keadaan Politik beberapa Keadaan politik bisa dibilang faktor. Dengan ditemukan beberapa kondusif, namun dengan saling faktor-faktor menyerang pada oleh politik lebih saat dilapangan tersebut seperti: penelitian dengan menebar isu-isu negatif ketimbang harus 18 melakukan pendekatan padaa pilkada 2015 lalu dan tidak masyarakat dan pengaruh media sedikit pula yang mengatak yang menggembar-gemborkan tidak kebobrokan menjadi peduli menunjukkan partai politik apatisme provokasi kepada cukup berpengaruh. masyarakat untuk menjadi tidak memilih. Dengan masyarakat masih faktor-faktor diatas yang ditemukan oleh penulis saat 4. Faktor Minimnya Calon melakukan penelitian dilapangan, maka Dengan minim calon yang maju perlu adanya tindakan langsung untuk saat pilkada Kepri 2015 yang meningkatkan lalu masyarakat masyarakat Kepri. Ini dikarena apabila adapilihan partisipasi masih dibiarkan rendah membuat menjadi tidak sehingga lebih memilih golput tanpa ketimbang harus memilih yang mengganggu tidak sesuai dengan pilihan hati sistem nuraninya. pesta 5. Faktor Lingkungan Inti ada partisipasi tindakan pesta nyata, demokrasi perpolitikan. demokrasi politik bisa akan dan Terganggunya berpengaruh terhadap sepinya kegiatan kampanye dari faktor ini adalah calon pilkada kepri kedepannya, kepedulian, data yang didapat sepinya TPS (Tempat Pemungutan penulis informan Suara), Tidak peduli terhadap tatanan mengatakan banyak yang peduli pemerintah dan polcy yang dikeluarkan terhadap pilkada tapi justru oleh pemerintah. dari tidak mau memilih pada saat 19 5.2. Saran VI. DAFTAR PUSTAKA 1. KPUD maupun partai politik untuk Budiardjo, Miriam, (1982). Partisipasi bisa lebih giat melakukan sosialisasi dan Partai kepada Bunga masyarakat tentang pentingnya pemilihan kepala daerah. Politik: Sebuah Rampai. Jakarta: Gramedia 2. Partai politik untuk lebih bisa Sanit, Arbi, (1997). Partai, Pemilu dan memunculkan banyak calon-calon Demokrasi. cetakan pertama. terutama Yogyakarta: Pustaka Pelajar. partai besar agar masyarakat yang memilih lebih memiliki banyak pilihan. Budiardjo, Miriam, (2003). DasarDasar Ilmu Politik. Jakarta: 3. Partai politik, relawan maupun tim sukses untuk lebih mengedepankan Gramedia Pustaka Utama Rush, Michael dan Althoff, (2003). informasi-informasi yang Pengantar bermanfaat harus Jakarta: Rajawali ketimbang Sosiologi Politik. menyebarkan isu-isu yang dapat Wursanto, Ig, (2005). Dasar-Dasar mempengaruhi massa menjadi tidak Ilmu Organisasi. Yogyakarta: kondusif. Andi 4. Masyarakat meningkatkan untuk kepedulian lebih Rahman, A.H.I, (2007). Sistem Politik dan Indonesia. Yogyakarta: Graha meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap kegiatan pilkada. Ilmu. Gatara, A.A. Said & Said Moh. Dzulkiah (2007). Sosiologi Politik Konsep dan Dinamika 20 Perkembangan Kajian. Bandung: Pustaka Setia. Subiakto, Henry & (2014). Keban, Yeremias T., (2008). Enam Dimensi Strategis Admnistrasi Publik Konsep, Teori dan Isu. Ida Rachma, Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta: Kencana. Usman, Nurahmin Nahar, (2015). Yogyakarta: Gava Media. Percepatan dan perlambatan Prof. Dr. Damsar, (2010). Penganantar Demokrasi di Tingkat Lokal Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Kepala Daerah dalam Poliik Indonesia. Jakarta: Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Umum & Kedaulatan Rakyat. Jakarta: Rajawali Pers. Janendjri Demokrasi M., dan Eelex Media Komputindo. Kumolo, Tjahjo, Hukum Fahmi, Khairul, (2012). Pemilihan Gaffar, Pemilihan (2015). Pilkada Politik Serentak. Jakarta: Expose. Sahid, Komarudin, (2015). Memahami Sosiologi Politik. Bogor: Ghalia (2013). Pemilu di Indonesia. Isbandi, Rukminto Adi, (2007). Indonesia. Jakarta: Konstitusi Perencanaan Press (KonPress). Berbasis Aset Komunitas: dari Setiadi, Elly M. & Kolip, Usman, (2013). Pengantar sosiologi Politik. Jakarta: Kencana. Partisipatoris Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press. Undang-undang Nomor 15 tahun 2011 tentang penyelenggara pemilu 21 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang perubahan atas undang undang nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati dan walikota menjadi undang-undang 22