partisipasi politik masyarakat kepulauan riau pada pemilihan kepala

advertisement
PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU PADA
PEMILIHAN KEPALA DAERAH GUBERNUR PERIODE 2015-2020
JURNAL
OLEH:
BEINTAN BOESKH CAKRA MAY HENDRA PUTRA
NIM. 120563201053
PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTA ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
1
PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KEPULAUAN RIAU PADA
PEMILIHAN KEPALA DAERAH GUBERNUR PERIODE 2015-2020
Beintan Boeskh Cakra May Hendra Putra
NIM. 120563201053
Pembimbing I : Wahjoe Pangestoeti, M.Si
Pembimbing II : Ramadhani Setiawan, M.Soc,Sc
Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas
Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
[email protected]
ABSTRAK
Pemilihan kepala daerah gubernur Kepulauan Riau periode 2015-2020
merupakan suatu momentum utama demokrasi tingkat lokal di Provinsi
Kepulauan Riau. Kegiatan pemilihan kepala daerah gubernur ini menghendaki
adanya partisipasi politik dari setiap masyarakat dalam aktivitas penyelenggaraan
kehidupan politik. Dengan demikian, kontek partisipasi politik yang penting dan
paling menunjang pada kegiatan pemilihan kepala daerah adalah partisipasi dari
kaum pemilih. Mengingat partisipasi pemilih adalah inti akhir dari keberhasilan
kegiatan demokrasi pada pemilihan gubernur Kepulauan Riau maupun tidak
dikarenakan oreantasi pemilih adalah hal yang penting. Pada pemilihan kepala
daerah gubernur Kepulauan Riau tahun 2015 daftar pemilih tetap adalah
1.213.737, namun angka persentase partisipasi pemilih yang menggunakan hak
pilih hanya 55,49% dan yang tidak memilih yaitu 44,51%.
Masih rendahnya partisipasi pemilih pada pemilihan kepala daerah
gubernur Kepulauan Riau tahun 2015 penulis melakukan penelitian untuk mencari
faktor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk
menggambarkan faktor penyebab rendahnya partisipasi pemilih pada pemilihan
gubernur Kepulauan Riau tahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian penulis
rendahnya partisipasi pemilih ini disebabkan oleh faktor kurangnya rangsangan
politik, faktor karakteristik sosial, faktor minimnya calon, faktor keadaan politik,
faktor kepedulian lingkungan politik dan faktor calon-calon yang akan dipilih.
Kata kunci: Demokrasi , partisipasi politik, dan kaum pemilih
2
POLITICAL PARTICIPATION IN PUBLIC RIAU ISLANDS REGION
GOVERNOR CHIEF ELECTION PERIOD 2015-2020
Beintan Boeskh Cakra May Hendra Putra
NIM. 120563201053
Supervisor I Wahjoe Pangestoeti, M.Si
Supervisor II Ramadhani Setiawan, M.Soc, Sc
Prodi Public Administration, Faculty of Social and Political Maritime
University Raja Ali Haji Tanjungpinang
[email protected]
ABSTRACT
The election of the head of the Riau Islands Governor area the period
2015-2020 is a major local democratic momentum in the province of Riau Islands.
The activities of the election of the head of the regional Governor of this requires
the existence of political participation of any community in the activities of
organizing political life. Thus, the contexts of political participation is important
and most support on election activities of the head area is participation of the
voters. Given the turnout is the core end of the success of the activities of the
democracy on election of Governor of Riau Islands province or not because the
oreantasi selector is the important thing. On the election of the head of the
regional Governor of Riau Islands by 2015 remains voters ' list is 1,213,737, but
the turnout percentage figures using only 55.49% of voting rights and do not
choose namely 44,51%.
Still the low turnout at the election of the head of the regional Governor of
Riau Islands 2015 author do peneliatan to find factors cause. This study uses
qualitative methods to describe factors cause low turnout at the elections of the
Governor of Riau Islands by 2015. Based on the results of the research the author
of the low turnout was caused by lack of political stimuli, social characteristics,
minimum figure factory, political factors, political and environmental factors
concern candidates will be selected.
Key words: Democracy, political participation, and votters
3
I.
PENDAHULUAN
kegiatan, baik itu kegiatan secara
1.1. Latar Belakang
pembangunan maupun secara politik.
Indonesia merupakan salah satu
Politik berasal dari bahasa Yunani
negara di dunia yang menganut paham
yaitu polis yang berarti kota, kemudian
demokrasi. Dalam paham ini rakyat
berkembang
memiliki
kedudukan
penting,
sebab
ditangan
rakyat.
menjad
polities
yang
yang
sangat
berarti warganegara, dan politika yang
kedaulatan
berada
berarti
Sehingga
sistem
karena itu, partisipasi politik adalah
pemerintahan
sebuah
berkuasa
(Khairul,
masyarakat yang turut andil dalam
2012:22). Sehingga semua masyarakat
setiap kegiatan politik mulai dari
Indonesia
untuk
proses
secara
masyarakat terhdap kegiatan politik
pembangunan, kesehatan, pendidikan
sampai aktivita pemilihan calon-calon
dan juga politik. Sehingga partisipasi
pemimpin
sangatlah penting.
DPR/DPRD,
berdaulat
memiliki
berpartisipasi
baik
hak
Secara etimologis partisipasi
dari
Oleh
demokrasi adalah dimana semua orang
atau
aktivitas
negara.
kampanye,
baik
Bupati/Walikota.
seseorang
pengawasan
itu
Presiden,
Gubernur,
dan
Menurut
Miriam
berasal dari bahasa latin yaitu pars
Budiardjo
yang memiliki arti bagian dan capere
politik masyarakat adalah kegiatan
yang
seseorang
memiliki
arti
mengambil.
(2013:367)
atau
Partisipasi
sekelompok
orang
Sehingga partisipasi memiliki makna
untuk turut serta aktif dalam kehidupan
yaitu mengambil atau turut terlibat
politik,
dalam setiap peranan aktivitas suatu
memilih pimpinan negara, dan secara
antara
lain
dengan
jalan
4
langsung
maupun
tidak
langsung
partisipasi juga mengurangi kejenuhan
mempengaruhi kebijakan pemerintah
masyarakat
(Public
Sekelompok
demokrasi secara terus menerus tanpa
masyarakat ini yang apabila dalam
ada jeda 1 sampai 1,5 tahun sehingga
aktivitas negara tidak turut andil atau
memunculkan mekanisme baru pilkada
berpartisipasi
serentak
Polcy).
dapat
mempengaruhi
terhadap
tahap
1
ditahun
kegiatan
2015.
kebijakan publik. Mengingat partisipasi
Legalitas pilkada serentak ini pada UU
politik merupakan suatu bagaian dari
No. 8 Tahun 2015 dalam lembaran
sistem politik. Jika partisipasi politik
negara Republik Indonesia Tahun 2015
dari
nomor 57.
masyarakat
rendah
dapat
mempengaru sistem tersebut.
Pilkada
penting
dari
Namun, pada pilkada gubernur
merupakan
aspek
demokrasi
yang
Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015,
masih
jauh
dari
tingkat
yang
tinggi.
merupakan konsep yang berani untuk
partisipasi
sebuah
Rendahnya partisipasi politik ini dapat
harapan
akan
pemerintahan
terbaik
berpartisipasi
pada
memiliki
kita
dilihat dari data hasil pilkada gubernur
keputusan
2015 yang masih berada pada angka
pemerintah (Brian dalam Kumolo,
44,59% dan yang memilih hanya
2015:31). Proses kegiatan pilkada pada
55,41%. Secara perbandingan dari
tahun 2015 ini dengan mekanisme
setiap pilkada gubernur Kepulauan
sistem baru dengan harapan dapat
Riau memang mengalami peningkatan,
mendongkrak
namun angka tersebut tidaklah terlalu
angka
jika
politik
harapan
partisipasi
pemilih. Selain mendongrak angka
5
signifikan. Adapun data-data mengenai
PEMILIHAN
perbandingannya sebagai berikut.
GUBERNUR PERIODE 2015-2020.
KEPALA
DAERAH
1.2. Perumusan Masalah
Tabel 1. Perbandingan Partisipasi
Pemilih pada Pilgub Kepri dari
Mengapa partisipasi politik
2005-2015
masyarakat Kepulauan pada pemilihan
Pilgub
Memilih
Golput
2005-2010
51,97%
48,03%
kepala daerah Gubernur Periode 2015-
2010-2015
53,15%
46,85%
2020 masih rendah ?
2015-2020
55,41%
44,59%
Sumber: KPUD, Batam Pos, Tribun
II. LLANDASAN TEORI
2.1. Partisipasi Politik
Batam
Dari tabel diatas dapas dilihat
Secara etimologis, partisipasi
bahwa angka partisipasi politik pemilih
berasal dari bahasa latin pars yang
di Kepulauan Riau masih rendah.
artinya bagian dan capere, yang artinya
Dengan masih rendahnya partisipasi
mengambil,
politik pemilih ini tentunya dapat
mengambil
mempengaruhi demokrasi Indonesia
Inggris, participate atau participation
terutama ditingkat lokal. Rendahnya
berarti
partisipasi tersebut tentu dipengaruhi
mengambil
beberapa faktor. Sehingga membuat
partisipasi berarti mengambil bagian
penulis
atau
untuk
tertarik
mengangkat
sehingga
bagian.
Dalam
mengambil
bahasa
bagian
peranan.
mengambil
diartikan
atau
Sehingga
peranan
dalam
penelitian dengan judul PARTISIPASI
aktivitas atau kegiatan politik suatu
POLITIK
negara.
KEPULAUAN
MASYARAKAT
RIAU
PADA
Sedangkan
politik
dalam
bahasa Yunani polis yang berarti kota
atau negara kota. Kemudian arti itu
6
berkembang
menjadi
polites
yang
maupun tidak langsung mempengaruhi
berarti
warganegara,
politeia
yang
kebijakan pemerintah (Public Polcy).
berarti
semua
berhubungan
Kegiatan partisipasi politik masyarakat
dengan negara, politika yang berarti
ini berupa kegiatan individu atapun
pemerintahan negara dan politikos yang
secara kelompok yang aktif dalam
berarti
politik,
yang
kewarganegaraan.
Dengan
mempengaruhi
kebijakan
demikian kata politik menunjukkan
publik dan juga melakukan pemilihan
suatu
yaitu
pejabat publik mulai dari tingkat pusat
kehidupan politik yang lazim dimaknai
dan sampai ketingkat daerah. Secara
sebagai kehidupan yang menyangkut
konsep
segi-segi kekuasaan dengan unsur-
masyarakat yang memiliki pengaruh
unsur:
aspek
negara
(power),
kehidupan,
teori
adalah
partisipasi
partisipasi
politik
(state),
kekuasaan
besar
pengambilan
keputusan
Dengan partisipasi pemilih yang tinggi
(decision making), kebijakan (policy,
akan
beleid), dan pembagian (distribution)
demokrasi sedangkan jika rendah maka
atau alokasi (allocation).
menunjukkan
Menurut
(2013:367)
menunjukkan
pemilih.
kematangan
rendahnya
demokrasi
Miriam
Budiardjo
dan kebosanan konstituen terhadap
Partisipasi
politik
kegiatan demokrasi mengingat tidak
masyarakat adalah kegiatan seseorang
adanya
timbal
atau sekelompok orang untuk turut
konstituennya.
balik
kepada
serta aktif dalam kehidupan politik,
antara lain dengan jalan memilih
pimpinan negara, dan secara langsung
7
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
2.2. Kerangka Pemikiran
Partisipasi
Politik
1. Faktor
Rangsangan
Politik
2. Faktor
Karakteristik
Sosial
3. Faktor Minim
Calon
4. Faktor
Keadaan
Politik
5. Faktor
Lingkungan
Partisipasi
Pemilih Saat
Pilkada
Kepri 2015
kualitatif lebih menekankan makna
daripada
generalisasi
atau
lebih
menggambarkan.
3.2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah objek
tempat yang akan dilakukan penelitian
oleh peneliti. Pada penelitian ini untuk
III. METODE PENELITIAN
menggambarkan
partisipasi
pemilih
3.1. Jenis Penelitian
pada pilkada gubernur Kepri 2015
Jenis penelitian yang digunakan
peneliti memilih lokasi penelitian di
oleh peneliti pada penelitian ini adalah
Kota Tanjungpinang.
metode penelitian kualitatif. Menurut
3.3. Data penelitian
Sugiyono (2008:9) metode penelitian
3.3.1. Data Primer
kualitatif adalah metode penelitian
Data primer adalah data yang
yang
berlandas
pada
filsafat
dihasilkan secara langsung ataupun
postpositivisme,
digunakan
untuk
juga bisa dikatakan data asli tanpa
meneliti pada kondisi obyek yang
perantara.
alamiah,
dimana
peneliti
adalah
sebagai
instrumen
kunci,
Teknik
Data
primer
dapat
berupa opini subjek (orang) secara
individual atau kelompok, hasil
pengumpulan data secara triangulasi
observasi, kejadian atau kegiatan
(gabungan) dengan menggabungkan
dan hasil pengujian.
sumber-sumber data informasi dan
melakukan
analisis
bersifat
8
tertentu yang telah ditetapkan sehingga
3.3.2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan
sumber
data
penelitian
yaang
penetapan informan lebih pada dengan
cara
(Purposive
Sampling).
Pada
diperoleh peneliti secara tidak
penelitian ini informan berjumlah 17
langsung
(Tujuh Belas) orang
dengan
melalui
perantara. Data sekunder yang
3.5. Pengumpulan Data
didapat berupa dari catatan atau
Wawancara merupakan teknik
laporan yang telah disusun dalam
pengumpulan data
bentuk arsip yang dipublikasikan
melalui proses tatap muka dan tanya
maupun yang tidak dipublikasikan.
jawab langsung antara pengumpul data
3.4. Informan Penelitian
maupun peneliti terhadap narasumber
Informan
adalah
atau sumber data. Dalam penelitian ini
untuk
penulis mengumpulkan data dengan
memberikan informasi tentang situasi
alat pengumpulan data berupa alat
dan kondisi latar belakang penelitian.
perekam wawancara dan pedoman
Informan merupakan orang-orang yang
wawancara. Keguanaan alat perekam
benar mengetahui permasalahan yang
adalah untuk mengumpulkan setiap
akan diteliti. Hal ini dikarenakan
wawancara yang dilaksanakan kepada
penelitian kualitatif lebih didasari pada
para
kualitas informasi yang terkait dengan
dianalisis
tema penelitian yang diajukan berupa
tersebut. Selain itu kegunaan pedoman
pertanyaan terhadap informan. Peneliti
wawancara agar setiap pertanyaan
orang
yang
penelitian
yang dilakukan
dimanfaatkan
responden
hasil
dan
dari
kemudian
wawancara
memilih informan menurut kriteria
9
sesuai dengan penelitian dan tidak
memiliki latar pendidikan S1 yang
keluar dari kontek suatu penelitian.
merupakan
adalah
cara
IAIN.
Semasa
mahasiswa beliau aktif di organisasi,
3.6. Teknik Analisa Data
Teknik
lulusan
yang
yang peneliti ketahui dari hasi diskusi
dilakukan seseorang dalam rangka
beliau
untuk
mahasiswa, yaitu organisasi KAMMI
mengimplementasikan
suatu
pernah
aktif
metode. Dengan teknik maka seseorang
yang
dapat mengumpulkan dan menganalisa
digeluti oleh beliau.
suatu data yang didapatkannya. Dalam
penelitian
ini
analisa data
peneliti
dengan
melakukan
menggunakan
merupakan
Kemudian
di
organisasi
organisasi
terdapat
yang
partai
politik yang peneliti wawancara, yaitu
Suparno
dari
PDIP.
Suparno
teknik Miles and Hubermen. Menurut
merupakan salah satu tim pemenangan
Miles and Hubermen dalam Sugiyono
calon Soerya Ansar dan merupakan
(2014:246)
bahwa
bagian dari parlemen sekaligus ketua
aktivitas dalam analisis data, yaitu data
DPRD Kota Tanjungpinang. Jabatan
reduction, data display dan conclusion
Suparno selain ketua dewan juga
drawing
merupakan orang yang cukup memiliki
IV. PEMBAHASAN
pengaruh dipartai sehingga berada
mengemukakan
4.1. Karakteristik Responden
Responden
pertama
adalah
diposisi bagian ketua bidang kaderisasi
dari PDIP Kepri. Pemilihan Suparno
ketua dari KPUD Kepri. Ketua KPUD
sebagai
responden
penelitian
Kepri yang peneliti wawancarai adalah
dikarenakan beliau merupakan orang
Said Sirajudin, S.Ag. Bapak Said
10
yang
paham
dengan
pokok
permasalahan dari penelitian ini.
Selain
itu
terdapat
merupakan wartawan yang memang
meliput
khusus
berita-berita
yang
pihak
berkaitan politik khususnya seputar
akademisi yang merupakan sebagai
kegiatan pilkada 2015. Beliau di
orang pemberi informasi selanjutnya.
Tanjungpinang pos berada pada divisi
Pihak akademisi ini peneliti pilih
produksi dan merupakan redaktur dari
adalah
Tanjungpinang pos. Posisinya sebagai
Zamzani
merupakan
Akarim
dosen
dari
yang
Stisipol
.
wartawan yang meliput khusus pilkada
Zamzani juga merupakan mantan dari
Kepri 2015 yang lalu menjadikan
rektor Stisipol Raja Haji. Pengalaman
peneliti memilih beliau sebagai sumber
sebagai
informasi.
pengamat
menjadikan
perpolitikan
sebagai
Informan penelitian selanjutnya
memberikan
adalah dari 10 masyarakat provinsi
informasi yang sangat jelas untuk
Kepri. Masyarakat ini memiliki latar
penelitian
ini
pendidikan
informan
yang
responden
mengingat
Zamzami
yang akan
dan
juga
cukup
Zamzami
sebagai
berharga
merupakan
yang
bermacam-macam
dengan yang paling tinggi tingkat
pendidikannya
adalah
D3
dan
pengamat dari perpolitikan semasa
kebanyakan dari informan penelitian
pilkada gubernur Kepri.
ini adalah lulusan SMA (Sekolah
Dari
media
peneliti
Menengah Atas). Mereka yang menjadi
memilih media dari Tanjungpinang pos
informan penelitian adalah orang-orang
dengan
yang
wartawan
massa
yang
memberi
informasinya adalah Abbas, S.E. Abas
memang
sudah
memberikan
keterangan kepada peneliti untuk tidak
11
memilih pada saat pilkada Kepri 2015.
merupakan
Seperti halnya bapak Dedi Triyadi (24
Informan yang selanjutnya adalah ibu
tahun), beliau merupakan orang yang
Nurasni (50 tahun) yang merupakan
tingkat pendidikannya paling tinggi
informan yang lulusan dari tingkat
adalah SMA dan sedang berkuliah di
SMA dengan pekerjaan wiraswasta,
STIE Pembangunan. Kemudian bapak
bapak Arifin (28 tahun) yang juga
Gani (23 tahun) yang juga merupakan
lulusan SMA dengan pekerjaan buruh
informan
berlatar
bangunan. Selain itu juga bapak Ari
juga
Ramadan (26 tahun) yang merupakan
sedang
lulusan SMA. Ibu Nina (24 tahun) juga
penelitian
pendidikannya
merupakan
yang
SMA
orang
dan
yang
pekerja
wiraswasta.
menempuh pendidikan dibangku kuliah
merupakan
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
pendidikannya
Sama Halnya dengan bapak Gani,
pekerjaannya adalah wiraswata Bapak
bapak Maulana Zaki Mubarak (22
Trisno (45 tahun) juga merupakan
tahun)
informan
merupakan
informan
yang
informan
lulusan
lulusan
yang
latar
SMA
yang
SMA
dengan
berlatar pendidikan SMA yang juga
pekerjaan wiraswasta dan buruh. Yang
menempuh
pendidikan
terakhir adalah bapak Tantra (21 tahun)
perkuliahan
saat
ini
dibangku
dan
lokasi
yang
memiliki
latar
belakang
perkuliahan yang sma dengan bapak
pendidikan D3 dari keperawatan dan
Gani. Kemudian terdapat bapak Ahok
beliau merupakan pengangguran.
(30 tahun) yang merupakan informan
yang
keturunan
Tionghoa
yang
memiliki latar pendidikan SMA dan
12
tahun 2005 sampai dengan tahun 2015
4.2. Partisipasi Politik
Masayarakat Kepulauan
tidak ada perubahan. Angkanya hanya
Riau Pada Peilihan
menyentuh 55% saja masyarakat yang
Gubernur 2015
menggunakan
Harapan
demokrasi
ditingkat
pertumbuhan
adanya
lokal
pemerintah
pada
hak
langkah
dalam
pilihnya.
Perlu
kongkrit
dari
hal
ini
adalah
pemilihan kepala daerah ini dengan
lembaga penyelenggara pemilu yaitu
mekanisme
seharusnya
KPUD untuk bisa bekerja lebih keras
berjalan dengan baik. Mengingat dari
lagi dengan menggiatkan sosialisasi.
KPUD
mendapatkan
Begitu juga partai politik sebagai
anggaran untuk perhelatan pemilihan
pengusung seharusnya juga sebagai
kepala
tempat untuk melakukan pendidikan
yang
Kepri
daerah
baru
telah
gubernur
kurang
dimaksimalkan kerjanya. Selain itu
politik
juga partai politik yang merupakan
masyarakat betapa pentingnya sebuah
lembaga yang paling mampu bisa
pemilihan itu. Mengingat lembaga
bersentuhan
dengan
partai politik memiliki tujuan untuk
masyarakat sebagai konstituen tidak
melakukan pendidikan politik terhadap
dimanfaatkan
masyarakat.
langsung
secara
maksimal
dengan
mengingatkan
mengingat partai politik memiliki basis
Jika dilakukan suatu pembiaran
massa dan kantong-kantong mereka
terhadap partisipasi politik masyarakat
untuk
Kepri yang masih rendah juga dapat
dikerahkan
kemasyarakat.
Dari
bergerak
perhelatan
pemilihan kepala daerah gubernur dari
mempengaruhi
pesta
demokrasi.
Apabila partisipasi yang rendah ini
13
dibiarkan tanpa ada melakukan suatu
kegiatan
yang
partisipasi
politik
mempengaruhi
disuatu
dapat
meningkat
tentunya
sistem
daerah
dan
4.3. Partisipasi Politik
Masayarakat Kepulauan
akan
Riau Pada Peilihan
perpolitik
menjadikan
Gubernur 2015
4.3.1. Faktor Rangsangan
kehidupan bernegara ini menjadi tidak
kegiatan sosialisasi yang
baik. Menjadi kurang baikknya pesta
merupakan
demokrasi bisa dalam bentuk semakin
rangsangan terhadap pemilih tidak
sepinya Tempat Pemungutan Suara
berjalan dengan baik. KPUD yang
(TPS) yang disediakan, Kampanye
merupakan
yang sepi,
penyelenggara
polcy
yang dilakukan
suatu
kegiatan
suatu
lembaga
pemilu
pemerintah tidak akan ada dukungan
dianggap
dari masyarakat daerah dan menjadikan
fungsi-fungsinya.
ketidak
arah
dalam hal teknis KPUD Kepulauan
adanya
Riau selain kekurangan anggota
pencarian solusi dengan mencari faktor
mereka juga kekurangan anggaran.
penyebabnya sehingga dapat dilakukan
Mengingat luas daerah Kepulauan
suatu proses pendidikan politik.
Riau
pedulian
perpolitikan.
Maka
terhadap
perlu
sudah
bisa
adalah
membutuhkan
cukup
besar.
menjalankan
Hanya
lautan
saja
sehingga
anggaran
yang
Seharusnya
juga
partai politik yang merupakan
pengusung dari salah satu calon
gubernur
juga
harus
14
menggencarkan sosialisasi kepada
penyelenggara
masyarakat juga turun lapangan
memanfaatkan kerja sama dengan
secara langsung mengingat situasi
LSM dan teman-teman mahasiswa
pemilihan kepala daerah saat ini
untuk
menginginkan seorang pemimpin
mensosialisasikan
yang dekat dengan masyarakatnya.
kepala daerah gubernur. Pengaruh
Selama
kelompok sosial kadang-kadang
perhelatan
kepala
daerah
pemilihan
melihat
seharusnya
saling
bahu-membahu
pemilihan
calon
menjadi sutu instrumen penting
gubernur yang lalu kurang intens
untuk melakukan suatu perubahan
melakukan pendekatan terhadap
dikalangan
masyarakat secara persuasif dan
enggan menggunakan hak pilih.
kontinue.
Jadi, hal yang wajar jika sosialisasi
Perihal dibuktikan dengan
wawancara
yang
adalah aspek terpenting dalam
dengan
kegiatan pemilihan kepala daerah
informan bahwa mereka tidak ada
dengan memperkenalkan calon dan
dorongan dan tidak ada pendekatan
mengajak masyarakat untuk mau
dari calon-calon gubernur yang
memilih.
lalu. Dengan demikian harusnya
4.3.2. Faktor Karakteristik Sosial
ada pemanfaatan dari partai politik
Dari karakteristik sosial
yang
peneliti
masyarakat
memiliki
massa
seperti keadaan ekonomi, umur
masing-masing untuk dikerahakan
dan juga suku menjadi faktor yang
dengan
mempengaruhi
mengajak
basis
masyarakat
memilih. Begitu juga lembaga
masyarakat
Kepulauan Riau untuk menjadi
15
enggan memilih bagi mereka yang
4.3.3. Faktor Minimnya Calon
tidak memilih pada pemilihan
Faktor sedikitnya calon
kepala daerah gubernur Kepulauan
serta kurang menariknya calon saat
Riau 2015 yang lalu. Hal ini masih
pilgub
disebabkan faktor suku yang masih
memiliki
andil
untuk
cukup kental dimasyarakat bahwa
menyebabkan
masih
rendahnya
putra
partisipasi
daerah
kepantasan
yang
memiliki
untuk
Kepri
2015
politik
lalu
juga
masyarakat
memimpin
Kepri. Oleh karena itu perlu
daerah. Selain itu faktor ekonomi
adanya tindakan lanjut dari partai
pun
politik untuk bisa memunculkan
menjadi
daya
tambah
masyarakat untuk tidak memilih,
nama-nama
mengingat faktor tersebut mereka
jargonnya
lebih
ketimbang
melakukan
mengesampingkan
kerja
dan
pemilihan
koalisi.
baru
sebagai
untuk
bersaing
harus
melakukan
Mengingat
kebanyakan
kepala daerah. Terutama dilokasi
partai besar melakukan koalisi
industri, mereka diberlakukan libur
sehingga
tapi dihari itu juga dijadikan hari
demokrasi tidaklah begitu nampak.
lembur, tentunya mereka memilih
Seperti Golkar memiliki nama-
mencari uang ketimbang harus
namanya yang memiliki potensi
libur dan juga nelayan untuk lebih
seperti Ansar Ahmad dan Teddy
memilih melaut.
Jun Askara justru membuat koalisi
kemerihan
pesta
dengan PDIP yang merupakan
partai yang sempat diyakini tidak
16
akan
berkoalisi
malah
masyarakat Kepulauan Riau untuk
dengan
menggunakan hak pilihnya namun
ahmad
malah tidak begitu signifikan.
sebagai wakil dari Soerya (SAH)
Negatif campaign dengan menebas
ketimbah harus menjadi orang
isu-isu yang tidak baik dengan
nomor satu. Kemudian Gerindra
memasang
justru melakukan koalisi dengan
mengejek
partai
Sani
pemilih untuk tidak mau memilih.
Nurdin (Sanur) mengingat mereka
Begitu juga dengan menebar isu
juga memiliki nama-nama yang
yang
berpotensi seperti Imam Sutiawan.
mempengaruhi. Orientasi pemilih
Oleh Karenanya perlu adanya
saat ini sudah lebih maju dengan
reformasi dari tubuh partai untuk
melakukan
mau bersaing bukan berkoalisi
membuat pilihan calon-calonpun
dengan partai yang sama-sama
menjadi dampaknya.
memiliki nama besar. Dengan
4.3.5. Faktor Lingkungan
menjadi
justru
kawan
memasangkan
yang
banyaknya
Ansar
mendukung
calon
yang
maju
poster-poster
dapat
kurang
yang
mempengaruh
baikpun
hal-hal
Keadaan
dapat
tersebut
lingku
menjadikan masyarakat menjadi
memiliki
banyak pilihan.
membentuk suatu watak seseorang
4.3.4. Faktor Keadaan Politik
untuk
meski
keadaan
pengaruh
ngan
apatis
dalam
ataupun
menjadi
peduli. Namun pada pilkada Kepri
perpolitikan yang kondusif yang
2015
kepedulian
masyarakat
seharusnya mampu mendongkrah
kepulauan riau terhadap kegiatan
17
pemilhan kepala daerah kepulauan
1. Faktor Rangsangan
riau masih cukup rendah. Hal ini
Faktor
dikarena
konstituen
dikarenakan KPUD dan partai
pemilih terhadap kegiatan kepala
politik kurang giat melakukan
daerah gubernur kepulauan riau
sosialisasi
sehingga
masih
terhadap perpolitikan masih cukup
ditemukan
masyarakat
yang
kurang baik. Hal inilah yang
tahu bahwa 9 desember ada
menjadikan
pilkada
kesadaran
salah
satu
faktor
partisipasi pemilih dikepri masih
cukup rendah.
namun
ini
mereka
mengganggap itu tidak penting.
2. Faktor Karakteristik Sosial
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Keadaan seperti umur cagub
yang sudah terlalu tua ternyata
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan
rangsangan
dari
hasil
juga
menjadi
pengaruh
penelitian penulis yang didukung dari
masyarakat yang tidak mau
literature dan hasil wawancara penulis
memilih meski pasangan lain
dengan para informan penelitian, maka
juga
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
prioritas anak daerah masih
rendahnya
cukup tinggi.
masyarakat
pemilih
partisipasi
kepri
disebabkan
yaitu
partisipasi
muda
namun
3. Faktor Keadaan Politik
beberapa
Keadaan politik bisa dibilang
faktor. Dengan ditemukan beberapa
kondusif, namun dengan saling
faktor-faktor
menyerang
pada
oleh
politik
lebih
saat
dilapangan tersebut seperti:
penelitian
dengan
menebar
isu-isu negatif ketimbang harus
18
melakukan pendekatan padaa
pilkada 2015 lalu dan tidak
masyarakat dan pengaruh media
sedikit pula yang mengatak
yang menggembar-gemborkan
tidak
kebobrokan
menjadi
peduli
menunjukkan
partai
politik
apatisme
provokasi
kepada
cukup berpengaruh.
masyarakat untuk menjadi tidak
memilih.
Dengan
masyarakat
masih
faktor-faktor
diatas
yang ditemukan oleh penulis saat
4. Faktor Minimnya Calon
melakukan penelitian dilapangan, maka
Dengan minim calon yang maju
perlu adanya tindakan langsung untuk
saat pilkada Kepri 2015 yang
meningkatkan
lalu
masyarakat
masyarakat Kepri. Ini dikarena apabila
adapilihan
partisipasi masih dibiarkan rendah
membuat
menjadi
tidak
sehingga lebih memilih golput
tanpa
ketimbang harus memilih yang
mengganggu
tidak sesuai dengan pilihan hati
sistem
nuraninya.
pesta
5. Faktor Lingkungan
Inti
ada
partisipasi
tindakan
pesta
nyata,
demokrasi
perpolitikan.
demokrasi
politik
bisa
akan
dan
Terganggunya
berpengaruh
terhadap sepinya kegiatan kampanye
dari faktor ini
adalah
calon
pilkada
kepri
kedepannya,
kepedulian, data yang didapat
sepinya TPS (Tempat Pemungutan
penulis
informan
Suara), Tidak peduli terhadap tatanan
mengatakan banyak yang peduli
pemerintah dan polcy yang dikeluarkan
terhadap pilkada tapi justru
oleh pemerintah.
dari
tidak mau memilih pada saat
19
5.2. Saran
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. KPUD maupun partai politik untuk
Budiardjo, Miriam, (1982). Partisipasi
bisa lebih giat melakukan sosialisasi
dan Partai
kepada
Bunga
masyarakat
tentang
pentingnya pemilihan kepala daerah.
Politik: Sebuah
Rampai.
Jakarta:
Gramedia
2. Partai politik untuk lebih bisa
Sanit, Arbi, (1997). Partai, Pemilu dan
memunculkan banyak calon-calon
Demokrasi. cetakan pertama.
terutama
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
partai
besar
agar
masyarakat yang memilih lebih
memiliki banyak pilihan.
Budiardjo, Miriam, (2003). DasarDasar Ilmu Politik. Jakarta:
3. Partai politik, relawan maupun tim
sukses untuk lebih mengedepankan
Gramedia Pustaka Utama
Rush, Michael dan Althoff, (2003).
informasi-informasi
yang
Pengantar
bermanfaat
harus
Jakarta: Rajawali
ketimbang
Sosiologi
Politik.
menyebarkan isu-isu yang dapat
Wursanto, Ig, (2005). Dasar-Dasar
mempengaruhi massa menjadi tidak
Ilmu Organisasi. Yogyakarta:
kondusif.
Andi
4. Masyarakat
meningkatkan
untuk
kepedulian
lebih
Rahman, A.H.I, (2007). Sistem Politik
dan
Indonesia. Yogyakarta: Graha
meningkatkan rasa tanggung jawab
terhadap kegiatan pilkada.
Ilmu.
Gatara, A.A. Said & Said Moh.
Dzulkiah
(2007).
Sosiologi
Politik Konsep dan Dinamika
20
Perkembangan
Kajian.
Bandung: Pustaka Setia.
Subiakto,
Henry &
(2014).
Keban, Yeremias T., (2008). Enam
Dimensi Strategis Admnistrasi
Publik Konsep, Teori dan Isu.
Ida
Rachma,
Komunikasi
Politik,
Media, dan Demokrasi. Jakarta:
Kencana.
Usman,
Nurahmin
Nahar,
(2015).
Yogyakarta: Gava Media.
Percepatan dan perlambatan
Prof. Dr. Damsar, (2010). Penganantar
Demokrasi di Tingkat Lokal
Sosiologi
Politik.
Jakarta:
Kencana
Kepala
Daerah
dalam Poliik Indonesia. Jakarta:
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif,
Kualitatif
dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Umum & Kedaulatan Rakyat.
Jakarta: Rajawali Pers.
Janendjri
Demokrasi
M.,
dan
Eelex Media Komputindo.
Kumolo,
Tjahjo,
Hukum
Fahmi, Khairul, (2012). Pemilihan
Gaffar,
Pemilihan
(2015).
Pilkada
Politik
Serentak.
Jakarta: Expose.
Sahid, Komarudin, (2015). Memahami
Sosiologi Politik. Bogor: Ghalia
(2013).
Pemilu
di
Indonesia.
Isbandi,
Rukminto
Adi,
(2007).
Indonesia. Jakarta: Konstitusi
Perencanaan
Press (KonPress).
Berbasis Aset Komunitas: dari
Setiadi, Elly M. & Kolip, Usman,
(2013).
Pengantar
sosiologi
Politik. Jakarta: Kencana.
Partisipatoris
Pemikiran Menuju Penerapan.
Depok: FISIP UI Press.
Undang-undang Nomor 15 tahun 2011
tentang penyelenggara pemilu
21
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015
tentang perubahan atas undang undang
nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan
gubernur, bupati dan walikota menjadi
undang-undang
22
Download