gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang aktivitas

advertisement
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG AKTIVITAS
HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE DI DUSUN PAKEL
HARGOSARI TANJUNGSARI GUNUNGKIDUL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
S
A
T
AR
D
N
JE
APRILYANA ENDAH NOVITASARI
1113040
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2016
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
S
E
K
I
T
D
N
JE
A
T
AR
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
S
E
K
I
T
D
N
JE
A
T
AR
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Aktivitas
Hubungan Seksual Pada Masa Menopause di Dusun Pakel, Hargosari,
Tanjungsari, Gunungkidul”.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat adanya bimbingan, arahan
dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu dan
pada kesempatan ini peneliti dengan rendah hati mengucapkan terima kasih
dengan setulus-tulusnya kepada :
1. Kuswanto Hardjo,dr.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal A. Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M.keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal A. Yani Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun proposal ini.
3. Elvika Fit Ari Shanty, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing peneliti yang telah
mencurahkan segenap waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
mengarahkan dan memberi masukan kepada penulis dengan baik.
4. Wenny Savitri, S.Kep.,Ns.,MNS Selaku dosen penguji hasil penelitian yang
sudah bersedia meluangkan waktunya dan berkenan memberikan pengarahan
demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Drs. Witanto selaku camat Tanjungsari yang sudah berkenan memberikan izin
pada penulis untuk melakukan penelitian..
6. Sumono selaku lurah desa Hargosari yang telah bersedia memberikan izin pada
penulis untuk melakukan penelitian.
7. Semua pihak yang memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu demi penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar
harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
Yogyakarta, Agustus 2016
Aprilyana Endah Novitasari
iv A
T
AR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………....... ii
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR………………………………………………….......iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………..v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………. vii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..viii
INTISARI………………………………………………………………….. ix
ABSTRAK………………………………………………………………… x
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….. 4
C. Tujuan Penelitian………………………………………………....... 4
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 5
E. Keaslian Penelitian ………………………………………………... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori…………………………………………………….. 7
B. Kerangka Teori…………………………………………………….. 24
C. Kerangka Konsep Penelitian………………………………………. 25
D. Pertanyaan Penelitian……………………………………………… 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………………….. 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………. 27
C. Populasi dan sampel……………………………………………….. 27
D. Variabel Penelitian ………………………………………………… 28
E. Definisi Operasional……………………………………………….. 29
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data………………………………. 29
G. Uji Validitas dan Reliabilitas………………………………............. 31
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data……………………………... 33
I. Etika Penelitian……………………………………………............. 35
J. Jalannya Penelitian ………………………………………………...36
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………39
B. Pembahasan………………………………………………………...42
C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………….49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………..50
B. Saran……………………………………………………………….51
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v A
T
AR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ………………………………………………
Gambar 2.2 Kerangka Konsep…………………………………………….
AN
24
25
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
vi A
T
AR
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian………………………………………………..
Tabel 3.1 Definisi Oprasional……………………………………………….
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Aktivitas Hubungan Seksual pada Masa Menopause……………
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden…….
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Ibu tentang Aktivitas Hubungan Seksual pada Masa
Menopause……………………………………………………….
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Pengertian, Frekuensi, Penyebab,
Faktor yang Mempengaruhi dan Cara Mengatasi Keluhan
Aktivitas Hubungan Seksual Pada Masa
Menopaus………………………………………………………..
AN
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
vii 30
40
41
A
T
AR
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
6
29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengantar Kuesioner
Lampiran 2. Inform consent
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Jadwal Penyusunan KTI
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas
Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 7. Master Tabel
Lampiran 8. Tabel Frekuensi
Lampiran 9. Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 10. Surat Izin Uji Validitas
Lampiran 11. Surat izin penelitian
Lampiran 12. Lembar konsultasi
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
viii A
T
AR
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG AKTIVITAS
HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE DI DUSUN PAKEL,
HARGOSARI, TANJUNGSARI, GUNUNGKIDUL
Aprilyana Endah Novitasari1, Elvika Fit Ari Shanty2
INTISARI
Latar Belakang : Menopause merupakan masa yang kritis dalam kehidupan
wanita yang umumnya dimulai pada usia antara 45-55 tahun. Perubahan fisik
yang terjadi seperti penurunan hormon dapat menyebabkan jaringan vagina kering
dan tipis saat melakukan hubungan seksual sehingga ibu merasa sakit dan tidak
nyaman saat bersenggama. Perubahan lain seperti psikologis akan mempengaruhi
kecemasan pada wanita menopause dalam melakukan aktivitas hubungan seksual.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di dapatkan 5 (9,25%)
dari 10 wanita menopause mengatakan sering menolak ketika diajak berhubungan
seksual disebabkan karena malu dan terjadi penurunan gairah seksual serta
merasakan nyeri saat bersenggama.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu
tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause di Dusun Pakel,
Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul 2016.
Metode Penelitian : Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
cross sectional. Pengambilan sampel dengan metode Purposive Sampling yang
berjumlah 38 responden. Alat Pengumpulan data adalah kuesioner, dan analisa
data menggunakan analisis univariate.
Hasil penelitian : Tingkat pengetahuan tentang aktivitas hubungan seksual
dalam kategori cukup sebanyak 24 orang (63,2%), pengertian menopause dalam
aktivitas hubungan seksual dalam kategori baik sebanyak 25 responden (65,8%),
frekuensi aktivitas hubungan seksual dalam kategori cukup sebanyak 18
responden (47,4%), penyebab perubahan aktivitas seksual dalam kategori kurang
sebanyak 27 responden (71,1%), faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas
hubungan seksual dalam kategori cukup sebanyak 28 responden (73,7%), cara
mengatasi keluhan aktivitas hubungan seksual dalam kategori baik sebanyak 15
responden (39,5).
Kesimpulan : Hasil penelitian didapatkan gambaran mengenai tingkat
pengetahuan ibu tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause dalam
kategori cukup yaitu sebanyak 24 orang (63,2%) dari 38 responden.
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
Kata Kunci : Pengetahuan, Aktivitas Hubungan seksual, Masa Menopause
1
2
Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta Dosen DIII Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta ix A
T
AR
The Description of Mother Knowledge Level about Sexual Activity during
Menopausal Period in Pakel Hamlet, Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul
ABSTRAK
AprilyanaEndahNovitasari1, Elvika Fit Ari Shanty2
Background :Menopause is a critical period in a woman's life which begins at the
age of 45-55 years old. Physical changes such as hormonal decline could lead to
dry and thin vaginal tissue so that a mother may experiences pain and uncomfort
during sexual intercourse. Another transformation such as psychological changes
may influence anxiety in a woman with menopause about sexual activity. The
result of a preliminary study identified 5 (9,25%) out of 10 women with
menopause who expressed rejection frequently to have any sexual intercourse due
to embarrassment, decline in sexual passion, and pain during sexual intercourse.
Objective : To identify The Description of Mother’s Knowledge Level about
Sexual Activity during Menopause Period in Pakel Hamlet, Hargosari,
Tanjungsari, Gunungkidul.
Method : The method of this study was descriptive with survey approach.
Samples were selected through Purposive Sampling technique as many as 38
respondents. Data compilation instrument were questionnaires and data analysis
applied univariate analysis.
Result : The knowledge level about sexual activity was in sufficient category as
many as 24 respondents (63,2%), definition of menopause in relation to sexual
activity was in good category as many as 25 respondents (65,8%), frequency of
sexual activity was in sufficient category as many as 18 respondents (47,4%),
causes of sexual activity changes was in poor category as many as 27 respondents
(71,1%), factors that influenced sexual activity were in sufficient category as
many as 28 respondents (73,7%), strategy to overcome complaint against sexual
activity was in good category as many as 15 respondents (39,5%).
Conclusion :The result of this study described that mothers' knowledge level
about sexual activity during menopause period was in sufficient category as many
as 24 respondents (63,2%) out of 38 respondents.
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
Keywords : Knowledge, Sexual Activity, Menopause Period.
1
Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta
1
Dosen DIII Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta x A
T
AR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menopause merupakan masa yang kritis dalam kehidupan wanita yang
umumnya dimulai pada usia antara 45-55 tahun, banyak terjadi perubahan fisik
maupun psikis pada diri seorang perempuan. Hal tersebut dapat mengakibatkan
banyak keluhan, misalnya banyak keringat, jantung berdebar, sakit kepala, mudah
tersinggung, cepat merasa lelah dan kurang bersemangat, pada periode inilah
biasanya seorang wanita telah merasa dirinya menjadi tua dan takut tidak dapat
memenuhi kebutuhan seksual suami (At-tharsyah, 2010).
Sebelum terjadi masa menopause terlebih dahulu seseorang wanita akan
mengalami masa premenopause yang dimulai sekitar umur 40 tahun, haid menjadi
AN
lebih sedikit atau siklus menjadi lebih panjang, lebih pendek atau tidak beraturan
A
RT
sama sekali. Kadang-kadang disertai nyeri haid pada proses premenopauseA
terjadi
AK
penurunan fungsi indung telur dalam menghasilkan sel telur dan Y
hormon-hormon
G
Oorgan-organ
reproduksi, Sehingga terjadi penurunan fungsi pula pada
tertentu.
Y
I
N
Keadaan tersebut dapat terjadi cepat maupun
YA dapat diperlambat dengan
.
A tepat dan hal tersebut didasari oleh
serangkaian cara dan sikap hidup L
yang
RA dan menghadapi masa menopause
pengetahuan
untuk mengantisipasi
E
ND
(Proverawati, 2010).
E
S Jhormon yang dapat membuat jaringan vagina kering dan tipis,
Penurunan
E
K
Imembuat
T
dapat
ketika hubungan seksual sakit dan tidak nyaman. Penurunan
S
A
K
A
T
S
U
P
R
E
P
hormon dapat mengurangi dorongan seks. Perubahan emosional dapat membuat
wanita merasa terlalu strees untuk melakukan aktivitas seksual (Mulyani, 2013).
Pada masa menopause sebaiknya untuk tidak membatasi aktifitas hubungan
seksual,
karena
aktifitas
hubungan
seksual
yang
teratur
akan
dapat
mempertahankan elastisitas vagina sehingga dapat mengurangi keluhan nyeri saat
bersenggama (Baziad, 2010).
Frekuensi dalam aktivitas seksual seseorang tidak ada patokan tertentu, dan
tergantung kesepakatan masing-masing pasangan. Frekuensi hubungan seksual
sangat tergantung pada dorongan
seksual, keadaan fisik, dan psikis serta
1
2
kehidupan bersama kedua belah pihak. Frekuensi hubungan seksual setiap orang
tidak sama, dan bervariasi rata-rata 1-4 kali seminggu pada usia 30-40 tahun, pada
usia 40-55 tahun melakukan hubungan seksual 1-3 kali per minggu masih
dikatakan normal. Dan pada usia 55-60 tahun keatas melakukan hubungan seksual
1-2 kali per bulan juga dikatakan normal (Irianto, 2009).
Faktor psikologis seperti kecemasan juga dapat mempengaruhi fungsi
seksual seseorang, 70% disfungsi seksual disebabkan karena faktor psikologis
(Potter dan Perry, 2009). Wanita cemas dengan berakhirnya era reproduksi yang
berarti berhentinya nafsu seksual dan fisik. Apalagi menyadari dirinya akan
menjadi tua, yang berarti kecantikannya akan memudar. Seiring dengan hal ini
fungsi
organ
tubuhnya
akan
menurun.
Hal
ini
akan
menghilangkan
kebanggaannya sebagai wanita. Keadaan ini dikhawatirkan akan mempengaruhi
hubungannya dengan suami maupun lingkungan sosialnya (Rostiana, 2009).
AN
Gangguan seksual yang sering dialami oleh wanita menopause secara
A YAK
K
A OG
berdampak pada aliran darah ke vagina yang berkurang, cairan vagina berkurang
T ANI Y
S
U .Y
dan sel-sel epitel vagina menjadi tipis dan mudah cidera (Baziad, 2010). Cairan
vagina yang makin berkurang ini umumnya menyebabkan wanita merasakan nyeri
P AL A
R
E ER
pada saat melakukan hubungan seksual atau dispareunia sehingga hubungan seks
P
makin jarang dilakukan pada masa menopause (Baziad, 2010). Nyeri yang
D
N
JE
diperparah dengan jarangnya hubungan seksual yang dilakukan tersebut kemudian
S
E
K
I
dapat
STberupa kurangnya minat untuk melakukan seks dan sulit untuk dirangsang.
membuat libido menjadi menurun (Rebecca, 2010). Menurunnya libido tersebut
Masalah yang muncul sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan tentang
penurunan fungsi reproduksi dan fungsi seksual di usia menopause adalah
gangguan biopsikososial yang akan mempengaruhi kinerja wanita di usia
menopause dan juga mengakibatkan terganggunya hubungan suami istri
(Martaadisoebrata, dkk, 2009).
Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014, Gunungkidul merupakan
kabupaten dengan jumlah penduduk tertinggi No. 3 di DIY pada tahun 2014
sebanyak 698.825 jiwa terdiri atas laki-laki sebanyak 337.920 ribu penduduk
dan perempuan mencapai 360.905 ribu penduduk. Pada kelompok umur 45-54
A
T
AR
biologis disebabkan karena kurangnya kadar estrogen dalam tubuh sehingga
3
tahun sebanyak 101.439 jiwa dengan jumlah laki-laki 47.640 jiwa dan perempuan
mencapai 54.999 ribu penduduk (BPS, 2014).
Terdapat pendapat bahwa tenaga kesehatan mempunyai anggapan wanita
menopause tidak aktif secara seksual dan tidak membutuhkan pendidikan serta
konseling mengenai kebutuhan kesehatan reproduksi bagi mereka. Faktanya
beberapa wanita menopause masih aktif secara seksual untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dan selalu mempertimbangkan bahwa kehidupan seksual
penting dalam hidup. Beberapa penelitian menunjukkan banyak manula. Usia 50
tahun masih aktif secara seksual (Kusmiran, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa
tenaga kesehatan perlu memperhatikan kebutuhan kesehatan reproduksi bagi
wanita menopause.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi perubahan hidup pada wanita
menopause, khususnya aktivitas seksual yaitu dengan memberikan pendidikan
kesehatan
sehingga
dapat
membantu
wanita
AN
menopause
dan
suami
A YAK
K
A OG
seksualnya, untuk itu secara interpersonal konseling merupakan metode yang
T ANI Y
S
U .Y
sesuai untuk memberikan informasi dan meningkatkan serta membantu pasangan
suami istri mengatasi masalah aktivitas seksualnya, di Dusun Pakel, Desa
P AL A
R
E ER
Hargosari, Kecamatan Tanjungsari sebelumnya belum pernah diadakan sosialisasi
P
tentang masalah kesehatan reproduksi pada masa menopause.
D
N
JE
Kurangnya informasi tentang hubungan seksual pada masa menopause
S
E
K
I
tentang
ST kesehatan reproduksi yang berhubungan dengan aktivitas seksual pada
dikarenakan di Dusun Pakel belum ada tenaga kesehatan yang mensosialisasikan
masa menopause dan disana tidak ada posyandu lansia.
Berdasarkan data hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Dusun Pakel,
Hargosari pada tanggal 29 April 2016 didapatkan data jumlah semua wanita
menopause yaitu 54 orang. Hasil wawancara kepada 10 (18,5%) wanita
menopause, 2 (3,7%) dari 10 wanita menopause mengatakan aktifitas seksual
mereka tidak ada masalah dan masih aktif berhubungan seksual, dan 5 (9,25%)
responden mengatakan sering menolak ketika diajak berhubungan seksual
disebabkan malu dan terjadi penurunan gairah seksual serta merasakan nyeri saat
bersenggama sehingga jarang untuk melakukan hubungan seksual, Sedangkan 3
A
T
AR
mengembangkan pengetahuannya dan dapat mengatasi perubahan aktivitas
4
(5,5%) responden lainnya sudah mengetahui bahwa salah satu penyebab
terjadinya perubahan aktivitas seksual di usia menopause yaitu perubahan fisik
seperti vagina kering dan terjadi penurunan gairah seksual tetapi mereka tetap
melakukan hubungan seksual di masa menopause.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melakukan penelitian tentang
“Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Aktivitas Hubungan Seksual Pada Masa
Menopause di Dusun Pakel, Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin meneliti
“Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Aktifitas Hubungan
Seksual Pada Masa Menopause di Dusun Pakel Hargosari Tanjungsari
Gunungkidul".
AN
1. Tujuan Umum Penelitian
T ANI Y
S
U .Y
Diketahuinya Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Aktivitas Hubungan Seksual
Pada Masa Menopause di Dusun Pakel, Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul.
P AL A
R
E ER
2. Tujuan Khusus Penelitian
P
a. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang pengertian menopause dalam
D
N
JE
aktivitas hubungan seksual.
S
E
K
TIpada masa menopause.
b. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang frekuensi aktivitas hubungan seksual
S
c. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang penyebab perubahan aktivitas
seksual pada masa menopause.
d. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan aktivitas seksual pada masa menopause.
e. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang cara mengatasi keluhan saat
melakukan aktivitas seksual.
A
T
AR
A YAK
K
A OG
C. Tujuan Penelitian
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya
dalam ilmu kebidanan terutama gambaran pengetahuan ibu tentang aktivitas
hubungan seksual pada masa menopause.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu Menopause di Dusun Pakel
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sehingga
wanita menopause dapat menjalani kehidupan seksual, yang harmonis
bersama pasangannya.
b. Bagi Puskesmas Tanjungsari
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan upaya petugas
ksehatan terutama bidan, dalam memberikan informasi, melalui konseling
AN
atau penyuluhan terhadap masyarakat khususnya tentang kesehatan
hubungan seksual.
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
c. Bagi Stikes A, Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
P AL A
R
E ER
mahasiswa maupun dosen yang dapat diakses melalui perpustakaan.
P
d. Bagi peneliti
D
N
JE
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti
S
selanjutnya untuk meningkatkan hasil penelitian agar lebih baik.
E
K
I
T
S
A
T
AR
reproduksi pada masa menopause yang berhubungan dengan aktivitas
6
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1.
Keaslian Penelitian
No
Nama, Tahun dan Judul
Metode Penelitian
Hasil
1
Tophan,
2010.
Analisis
Perubahan
Perilaku Seksual Ibu
Menopause Terhadap
Tingkat
Kepuasan
Suami
Dalam
Melakukan Hubungan
Seksual Di Desa Ledug
Kecamatan Kembaran
Banyumas
Korelasional
(hubungan)
antar
variabel
dengan
pendekatan
cross
sectional.
Pengambilan sampel
dalam penelitian ini
menggunakan tehnik
purposive sampling
Perubahan perilaku
seksual
ibu
menopause termasuk
dalam
kategori
adaptif sebanyak 46
psangan
(76,7%)
Tingkat
kepuasan
suami
dalam
melakukan hubungan
seksual.
2
Anisa, 2010. Gambaran
Pengetahuan Ibu Usia
45-55 Tahun Tentang
Aktivitas
Hubungan
Seksual Pada Masa
Menopause
di
Kelurahan
Ungaran
Kabupaten Semarang
Desain penelitian ini
menggunakan metode
deskriptif
dengan
pendekatan
crossectional.
Populasi yang diambil
yaitu sebanyak 860
wanita usia 45-55
tahun yang ada di
Kelurahan Ungaran
Kabupaten Semarang.
Dengan
jumlah
sampel 90 responden
dan
tehnik
pengambilan sampel
yaitu menggunakan
Stratified Proposional
Random Sampling
Hasil
penelitian
didapatkan gambaran
mengenai
tingkat
pengetahuan wanita
tentang
premenopause dari
90 responden yang
memiliki
pengetahuan
baik
yaitu sebanyak 53
orang (58,9%).
Persamaan : sama
sama
meneliti
tentang
aktivitas
seksual
mwanita
usia menopause
Perbedaan :
Populasi, Sampel,
tempat penelitian
dan
metode
penelitian.
Desain
pada
penelitian ini adalah
deskriptif
dengan
besar sampel 103
dan
metode
pengambilan sampel
penelitian
secara
random
sampling
dengan
teknik
simple
random
sampling
Hasil
penelitian
diperoleh kategori
pengetahuan
kurang 33 orang
(32,0%), kategori
pengetahuan cukup
46 orang (44,7%),
kategori
pengetahuan baik
24 orang (23,3%).
Persamaan : sama
sama
meneliti
tentang aktivitas
seksual mwanita
usia menopause
Perbedaan :
Populasi, Sampel,
tempat penelitian
dan
metode
penelitian.
S
E
K
I
T
3
T ANI Y
S
U .Y
S
A
T
AR
D
N
JE
Gea, Agustini. 2009.
Pengetahuan
Ibu
Usia
Menopause
Tentang
Aktifitas
Seksual Pada Usia
Menopause
Di
Kelurahan Pangkalan
Masyhur Kecamatan
Medan Johor Tahun
2009
AN
A YAK
K
A OG
P AL A
R
E ER
P
Persamaan dan
Perbedaan
Persamaan : sama
sama
meneliti
tentang
aktivitas
seksual
mwanita
usia menopause
Perbedaan :
Populasi, Sampel,
tempat penelitian
dan
metode
penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
1.
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Pakel Desa Hargosari
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul Provinsi Yogyakarta pada
bulan Agustus 2016. Padukuhan Pakel merupakan sebuah padukuhan yang
terletak di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul. Jarak Padukuhan
Pakel dengan Kecamatan Tanjungsari kurang lebih 4 km, sedangkan jarak
dari kabupaten Gunungkidul kurang lebih 18 km. Padukuhan Pakel terdiri
AN
dari 09 RW dan 09 RT dengan luas wilayah 35,5 Ha dan jumlah penduduk
A YAK
K
A OG
Desa Hargosari dengan jumlah wanita menopause terbanyak yang berada di
T ANI Y
S
U .Y
Padukuhan Pakel. Padukuhan ini merupakan daerah dimana tenaga kesehatan
masih kurang, karena diwilayah tersebut pelayanan dari tenaga kesehatan dan
P AL A
R
E ER
kader kurang aktif ditunjukkan dengan belum terbentuknya posyandu lansia
tetapi hanya terdapat posyandu balita.
P
ND
E
berada dalam
S J kondisi masyarakat yang menengah kebawah, hal ini dapat
E
dibuktikan
dengan masih banyaknya penduduk yang memiliki mata
IK
T
S
Kondisi ekonomi masyarakat Dusun Pakel dapat dikatakan masih
pencaharian tidak tetap (serabutan) dan buruh tani.
2.
Karakteristik Subjek Penelitian
Berdasarkan karakteristik responden
penelitian wanita menopause di
padukuhan pakel, Desa Hargosari, Kecamatan tanjungsari Gunungkidul.
39 A
T
AR
54,4 jiwa. Kecamatan Tanjungsari membawahi beberapa Desa salah satunya
40
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi karakteristik wanita menopause di Padukuhan
Pakel, Desa Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul.
Usia
45-50
51-55
Pendidikan
SD
SLTP
SLTA
Pekerjaan
IRT
Buruh/Tani
Wiraswasta
Jumlah
F
22
16
Persentase(%)
58,0%
42,0%
30
4
4
78,9%
10,5%
10,5%
18
18
2
38
47,4%
47,4%
5,3%
100%
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di
AN
Padukuhan Pakel berusia antara 45-50 tahun sebanyak 22 responden (58,0%)
A
RdanT
dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 30 responden (78,9%)
A
K
mayoritas bekerja sebagai sebagai IRT serta buruh/taniYA
sebanyak 18
OG
responden (47,4%).
Y
NI
A
Y
.
A
3. Analisis Univariat
L
A
R
Gambaran tingkat E
pengetahuan
ibu tentang aktivitas hubungan seksual
D
pada masa menopause
EN di Dusun Pakel Desa Hargosari, Tanjungsari
J
S dapat diuraikan sebagai berikut :
Gunungkidul
E
K
I
STa) Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang aktivitas hubungan seksual
A
K
A
T
S
U
P
R
E
P
pada masa menopause.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu
tentang Aktivitas Hubungan Seksual pada Masa Menopause
di Dusun Pakel Tahun 2016
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Persentase (%)
31,6%
63,2%
5,3%
100%
F
12
24
2
38
Sumber : Data Primer 2016
41
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui wanita menopause di Padukuhan
Pakel Desa Hargosari, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul tahun 2016
sebagian besar memiliki pengetahuan cukup tentang gambaran tingkat
pengetahuan ibu tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause
yaitu sebanyak 24 orang (63,2%) dari 38 responden.
b) Gambaran tingkat pengetahuan ibu berdasarkan pengertian, frekuensi,
penyebab, faktor yang mempengaruhi dan cara mengatasi keluahan
aktivitas hubungan seksual pada masa menopause.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu
tentang Pengertian, Frekuensi, Penyebab, Faktor Yang
Mempengaruhi dan Cara Mengatasi Keluahan aktivitas hubungan
seksual pada masa menopause
di Dusun Pakel Tahun 2016
Pengetahuan
Pengertian
Baik
Cukup
Kurang
Frekuensi
Baik
Cukup
Kurang
Penyebab
Baik
Cukup
Kurang
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Baik
Cukup
Kurang
Cara mengatasi keluhan
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
65,8%
26,3%
7,9%
A
L
A
17
18
3
44,7%
47,4%
7,9%
PEJENDER
1
10
27
2,6%
26,3%
71,1%
S
E
K
I
T
S
6
28
4
15,8%
73,7%
10,5%
15
10
13
38
39,5%
26,3%
34,2%
100%
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa wanita menopause di
Padukuhan
Pakel sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan baik
tentang pengertian menopause dalam aktivitas hubungan seksual yaitu
A
T
AR
Persentase (%)
25
10
3
T ANI Y
S
U .Y
RP
AN
A YAK
K
A OG
F
42
sebanyak 25 orang (65,8%), frekuensi aktivitas hubungan seksual pada
masa menopause dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang (47,4%),
penyebab perubahan aktivitas seksual pada masa menopause dalam
kategori kurang sebanyak 27 orang (71,1%), faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan aktivitas seksual dalam kategori cukup sebanyak
28 orang (73,7%), dan cara mengatasi keluhan saat melakukan aktivitas
hubungan seksual pada masa menopause yaitu dalam kategori baik
sebanyak 15 responden (39,5%).
B.
Pembahasan
Dalam penelitian ini, tampak sebagian besar responden mempunyai tingkat
pengetahuan yang cukup terhadap gambaran pengetahuan ibu tentang
AN
aktivitas hubungan seksual pada masa menopause. Pengetahuan dapat
A YAK
K
A OG
budaya, lingkungan, pengalaman dan usia (Notoatmodjo, 2007).
T ANI Y
S
U .Y
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang aktivitas hubungan seksual pada
masa menopause.
P AL A
R
E ER
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden
P
yang mempunyai pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 24 responden
D
N
JE
(63,2%). Hal ini didukung dengan usia ibu yang sebagian besar antara 45-
S
E
K
TI umur (Mubarak, 2006). Umur sangat mempengaruhi masyarakat dalam
50 tahun. Salah satu yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu
S
memperoleh informasi yang lebih banyak secara langsung maupun tidak
langsung sehingga dapat menambah pengalaman, kemantangan, dan
pengetahuan semakin bertambahnya umur seseorang,maka kemantangan
berfikir akan meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah yaitu SD. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena pada zaman dahulu belum adanya
pemerataan program wajib belajar 9 tahun yang diselenggarakan oleh
pemerintah Indonesia. Sehingga rasa ingin tahu dan kemampuan menyerap
A
T
AR
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan, informasi, sosial
43
masih kurang. Banyak faktor yang perlu diperhatikandalam keberhasilan
pendidikan kesehatan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat (Maulana, 2009).
Pendidikan bertujuan untuk mengubah pengetahuan atau pengertian,
pendapat, konsep-konsep, sikap dan presepsi serta meningkatkan
pengetahuan yang cukup atau kurang (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, menurut jenis
pekerjaan mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga. Pekerjaan ibu rumah tangga memungkinkan memiliki waktu yang
lebih banyak untuk memperhatikan diri sendiri dan keluarga semakin
banyak, sehingga ibu mampu mengenali perubahan-perubahan yang terjadi
pada dirinya dan mampu menangani masalah seksual yang terjadi pada
AN
masa menopause dengan informasi yang dia dapatkan dari berbagai media.
A
RT
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian menopause A
dalam
AK
Y
aktivitas hubungan seksual.
G
Omenunjukkan
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh
bahwa
Y
I
N
responden yang mempunyai pengetahuan
YA baik tentang menopause di
.
Ayaitu sebanyak 25 responden (65,8%).
Dusun Pakel dalam kategoriL
baik
A
Rmenunjukkan
Pengetahuan yang baik
bahwa wanita menopause mampu
E
D
N pengertian menopause. Hal tersebut ditunjukan dalam
mengetahui E
tentang
J
S kuesioner yang di berikan oleh peneliti dengan banyaknya
pengisian
E
K
TI
A
K
A
T
S
U
P
R
E
P
S
jawaban responden yang benar (80%), secara umum wanita menopause
sudah memiliki pengetahuan baik tentang pengertian menopause dalam
aktivitas hubungan seksual hal ini dikarenakan lebih banyak informasi
yang di dapat walaupun sebagian besar tingkat pendidikan dalam kategori
rendah.
Menurut Notoatmodjo (2007), informasi akan memberikan
pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki
pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik
dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan
dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Selain informasi majalah,
44
koran, TV, radio dan internet bisa juga dengan lingkungan tempat
tinggalnya mempengaruhi pengetahuan ibu menjadi baik, dari tetangga
satu dengan yang lain saling bertukar informasi sehingga memperkaya
pengetahuan mereka.
Penelitian ini sejalan dengan Anisa Rizki (2010) didapatkan hasil
bahwa sebagian besar berpengetahuan baik (82,2%) karena rata-rata
pendidikan mereka tinggi, dalam hal ini pendidikan sangat berperan
penting dengan pengetahuan seseorang semakin tinggi jenjang pendidikan
seseorang maka pengetahuannya akan semakin baik pula.
Menopause diartikan sebagai suatu masa ketika secara fisiologis
siklus menstruasi berhenti, hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut usia
perempuan (Smart, 2010). Menopause adalah berhentinya menstruasi
AN
secara permanen yang disebabkan hilangnya fungsi folikel-folikel sel telur
A
T
R
(Safitri, 2009). Aktifitas hubungan seksual di usia menopause
bagi
A
AKaktifitas
sebagian wanita mengalami perubahan berupa penurunan
Y
G
Ofungsi
hubungan seksual hal ini dikaitkan dengan penurunan
seksual yang
Y
I
N
A
berupa kekeringan vagina, dsypareuniY(kekejangan
yang menyakitkan di
.
A elastisitas vagina, berkurangnya
dalam otot-otot vagina), berkurangnya
L
A
R
pelendiran (lubrikasi)
saat bersenggama, hilangnya sensasi klitoris dan
E
ND sentuhan (Manuaba, 2009).
terganggunya
sensasi
E
S Jpengetahuan ibu tentang frekuensi aktivitas hubungan
3. Tingkat
E
TIK
A
K
A
T
S
U
P
R
E
P
S
seksual pada masa menopause.
Berdasarkan hasil
analisis
dapat
diketahui
bahwa
wanita
menopause di Padukuhan Pakel mayoritas memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup mengenai frekuensi aktivitas hubungan seksual pada masa
menopause yaitu sebanyak 18 orang (47,4%). Didukung dari informasi
yang didapatkan peneliti dari wanita menopause mengatakan bahwa
pengalaman rasa sakit dan nyeri saat bersenggama mempengaruhi
frekuensi dan minat dalam melakukan hubungan seksual pada masa
menopause.
45
Hasil penelitian menurut informasi dari para responden mereka
juga mengaku bahwa rasa sakit yang mereka rasakan saat bersenggama
menjadikan malas untuk berhubungan seksual. Setelah dilakukan
wawancara ternyata mereka sering pisah ranjang, mereka hidup dalam satu
rumah tetapi mereka tidak tidur dalam satu tempat tidur, hal ini juga yang
mengakibatkan berkurangnya frekuensi aktivitas seksual pada masa
menopause.
Apabila seseorang sering atau pernah mengalami perubahan pada
saat melakukan hubungan seksual berupa ketidaknyamanan seperti nyeri
saat senggama sehingga mengakibatkan seseorang menjadi malas untuk
berhubungan seksual dan mengurangi frekuensi untuk bersenggama.
Seperti
menurut teori Mubarak, (2007) Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu minat dan pengalaman.
AN
A
RT
Penelitian ini tidak sejalan dengan Anisa Rizki (2010) A
dengan
AK
judul gambaran tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun Y
tentang aktivitas
G
Obesar
hubungan seksual yang mendapatkan hasil sebagian
berpengetahuan
Y
I
N
kurang yaitu sebanyak 33 responden
YA (36,7%) disebabkan karena
.
A yang didapat sehingga berpengaruh
kurangnya penyuluhan dan informasi
L
A
pada pengalaman. ER
NDdalam aktivitas seksual seseorang tidak ada patokan
Frekuensi
E
J
S dan
tertentu,
tergatung kesepakatan masing-masing pasangan. Frekuensi
E
K
I
T
A
K
A
T
S
U
P
R
E
P
S
hubungan seksual sangat tergantung pada dorongan seksual, keadaan fisik,
dan psikis serta kehidupan bersama kedua belah pihak. Frekuensi
hubungan seksual setiap orang tidak sama, dan bervariasi rata-rata 1-4 kali
seminggu pada usia 30-40 tahun, pada usia 40-55 tahun melakukan
hubungan seksual 1-3 kali per minggu masih dikatakan normal. Jika kedua
pasangan sudah saling menginginkan, maka kepuasan seksual dapat
dicapai oleh pasangan. Dengan komunikasi yang baik dan saling terbuka
antara kedua pasangan, kepuasan seksual dapat tercapai, sehingga
keharmonisan keluarga akan tetap terwujud meskipun memasuki usia
menopause (Irianto, 2009).
46
4. Tingkat pengetahuan ibu tentang penyebab perubahan aktivitas
seksual pada masa menopause.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa di Padukuhan
Pakel sebagian besar wanita menopause memiliki tingkat pengetahuan
kurang mengenai penyebab perubahan aktivitas seksual pada masa
menopause sebanyak 27 orang (71,1%). Hasil penelitian ini disebabkan
karena kurangnya sosialisasi dari tenaga kesehatan khususnya tentang
kesehatan reproduksi masa menopause pada wilayah tersebut yang tempat
tinggalnya berada di daerah pedesaan, sehingga hal tersebut berpengaruh
pada informasi dan pengalaman yang di rasakan. Serta tidak adanya
posyandu lansia sebagai wadah informasi sehingga dapat mengakibatkan
pengetahuannya menjadi kurang.
AN
Penelitian ini tidak sejalan dengan Anisa Rizki (2010) yang
A
RT
menunjukkan bahwa, hasil penelitian sebagian besar responden
A
AK
berpengetahuan baik dikarenakan mereka tinggal di daerahY
perkotaan yang
G
Odan
sangat strategis dekat dengan fasilitas pendidikan
kesehatan yang
Y
I
N
A mendapatkan informasi, itu
bagus, sehingga mereka dapat denganY
mudah
.
A mereka.
semua akan mempengaruhi pengetahuan
L
A
R
Terganggunya
aktifitas seksual di usia menopause dipengaruhi
E
D
Nfisik
oleh kelelahan
setelah beraktifitas, gejolak panas, jantung berdebarE
J
Sgangguan tidur, depresi, mudah tersinggung, gelisah, nyeri tulang
debar,
E
K
TI
A
K
A
T
S
U
P
R
E
P
S
dan otot dan sebagainya. Akibat dari gangguan tersebut maka tidak jarang
wanita di usia menopause tidak dapat menikmati aktifitas hubungan
seksual (Baziad, 2010). Pada masa menopause terjadi penuruanan hormon
estrogen dan progesterone hal ini menyebabkan kekurangan estrogen dan
progesteron yang dapat menurunkan libido wanita dengan menciptakan
perubahan-perubahan fisik yang secara sederhana membuat tindak
senggama kurang nikmat. Kekeringan dan penipisan dinding vagina dapat
menimbulkan ketidaknyamanan fisik selama senggam (Northrup, 2006).
47
5. Tingkat pengetahuan ibu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan aktivitas seksual pada masa menopause.
Berdasarkan hasil
analisis
dapat
diketahui
bahwa
wanita
menopause di Padukuhan Pakel sebagian besar memiliki tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 28 orang (73,7%). Hal ini dikarenakan
responden belum mendapatkan informasi yang mendalam tentang faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan aktivitas seksual pada masa
menopause.
Perubahan yang terjadi pada wanita menopause, antara lain ada
beberapa alasan yang membuat gairah seksualitas wanita menopause
menurun, salah satunya adalah karena kelelahan.
kelelahan bisa
disebabkan karena banyaknya aktivitas sehari-hari yang dikerjakan oleh
AN
wanita menopause dan kelelahan merupakan respons normal dari aktivitas
A
RT
fisik (Potter dan Perry, 2009). Menopause dapat menjadi masalah A
apabila
K
A
wanita tersebut tidak mengetahui secara benar tanda-tanda
atau sindrom
Y
G
Omenopause.
yang terjadi pada diri mereka ketika memasuki
Adanya
Y
I
N
A kurangnya lubrinasi dan
keluhan fisik seperti kekeringan padaYvagina,
.
A mempengaruhi perubahan aktivitas
menurunnya fungsi seksualLakan
RA Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh
seksual di usia menopause.
E
ND
perubahan E
yang
terjadi akibat penurunan fungsi reproduksi tetapi juga
J
S oleh informasi yang di dapat, dan pengetahuan tentang
dipengaruhi
E
K
TI
A
K
A
T
S
U
P
R
E
P
S
dampak penurunan fungsi reproduksi terhadap penurunan respons seksual
di usia menopause.
6. Tingkat pengetahuan ibu tentang cara mengatasi keluhan saat
melakukan aktivitas seksual.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa
responden
yang mempunyai pengetahuan tentang cara mengatasi
perubahan aktivitas seksual pada masa menopause yang berjumlah 38
responden sebagian besar memiliki pengetahuan baik tentang cara
mengatasi keluhan saat melakukan aktivitas hubungan seksual pada masa
menopause
yaitu
sebanyak
15
responden
(39,5%).
Dikarenakan
48
pengalaman dan sumber informasi yang mereka dapat lebih banyak.
Dengan mendapatkan informasi dan pengalaman yang mereka dapatkan
sehingga dapat melakukan penanganan tentang keluhan-keluhan yang
dialami oleh wanita menopause sehingga dengan semakin sering
penanganan-penanganan itu dilakukan maka wanita menopause menjadi
tahu tentang penanganan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
keluhan pada aktivitas seksual pada masa menopause tersebut. Hal ini
didukung oleh teori Notoatmodjo (2007), sesuatu yang pernah dilakukan
baik oleh diri sendiri atau orang lain dapat menambah pengetahuan
seseorang tentang sesuatu yang bersifat nonformal.
Penelitian ini sejalan dengan Anisa Rizki (2010) dengan judul
gambaran pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang aktivitas hubungan
AN
seksual pada masa menopause dengan hasil pengetahuan dalam kategori
A
RT
baik yaitu sebanyak 54 responden (60,0%). Informasi dapat berpengaruh
A
AKaktivitas
terhadap pengetahuan ibu tentang penanganan masalah-masalah
Y
G
seksual yang dialami ibu menopause sehingga Idengan
YOmereka mengetahui
N dari informasi tersebut
Aketahui
mereka akan melakukan apa yang mereka
Y
.
untuk melakukan penanganan.L A
RAuntuk mempertahankan kesehatan vitalitas
Upaya pencegahan
E
D
Nyaitu
secara proaktif
olahraga aerobik secara teratur, minum vitamin atau
E
J
S tertentu, istirahat yang cukup serta diet berimbang, batasi lemak
mineral
E
K
TI
A
K
A
T
S
U
P
R
E
P
S
yang kaya fitoestrogen (kedelai dan produk olahannya) seperti tahu dan
tempe (Martaadisoebrata, 2009).
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif akan lebih baik jika
penelitian ini dijadikan penelitian kualitatif, karena penelitian kuantitatif
hanya mengetahui tingkat pengetahuan sampai pada tingkatan tahu/ know
saja, dan alat ukur yang digunakan hanya menggunakan kuesioner akan
49
lebih baik jika penelitian ini dikaji lebih mendalam karena ibu menopause
akan lebih mengerti apabila peneliti melakukan penelitian dengan tatap
muka secara langsung.
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
E
K
I
T
D
N
JE
S
A
T
AR
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Dusun Pakel, Desa Hargosari, Kecamatan
Tanjungsari, Gunungkidul dan pembahasan di atas, peneliti dapat menarik
kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1.
Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu menopause tentang aktivitas hubungan
seksual pada masa menopause dalam kategori cukup sebanyak 24 orang
(63,2%).
2.
Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu menopause tentang pengertian menopause
dalam aktivitas hubungan seksual dalam kategori baik sebanyak 25 orang
AN
(65,8%).
A
RT
3. Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu menopause tentang frekuensi aktivitas
A
K
Asebanyak
hubungan seksual pada masa menopause dalam kategori cukup
18
Y
G
orang (47,4%).
YO
I
ANtentang penyebab perubahan
4. Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu menopause
Y
A. dalam kategori kurang sebanyak 27
aktivitas seksual pada masa menopause
L
RA
orang (71,1%).
E
D
NPengetahuan
5. Mayoritas tingkat
Ibu menopause tentang faktor-faktor yang
E
J
S perubahan aktivitas seksual pada masa menopause dalam
mempengaruhi
E
K
I
STkategori cukup sebanyak 28 orang (73,7%).
A
K
A
T
S
U
P
R
E
P
6.
Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu menopause tentang cara mengatasi
keluhan saat melakukan aktivitas hubungan seksual pada masa menopause
dalam kategori baik sebanyak 15 orang (39,5%).
50
51
B. Saran
Sebagai penutup dalam penelitian ini, peneliti dapat mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut :
1.
Bagi Bidan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
tenaga kesehatan, agar tenaga kesehatan mampu melanjutkan dan lebih
meningkatkan perhatian terhadap wanita menopause terutama memberikan
penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang pemenuhan kebutuhan seksual
yang sehat di usia menopause sehingga wanita menopause dan pasangannya
tetap dapat memenuhi kebutuhan seksual dalam rumah tangganya serta dapat
mengembangkan penelitian lebih lanjut di bidang seksualitas pada
menopause.
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya
AN
A
T
Peneliti selanjutnya diharapakan untuk dapat memperdalamAR
dan
AKbaru atau
mengembangkan penelitian ini dengan menambahakan tori-teori
Y
G
O
metode penelitian sehingga dapat menyempurnakan
penelitian
yang sudah
Y
I
N
ada.
YA
.
A
L
RA
E
ND
E
SJ
E
IK
T
S
A
K
A
T
S
U
P
R
E
P
DAFTAR PUSTAKA
Alfianti, A.R. (2010). Gambaran Pengetahuan Ibu Usia 45-55 Tahun Tentang
Aktivitas Hubungan Seksual pada Masa Menopause di Kelurahan
Ungaran Kabupaten semarang. Diakses pada tanggal 2 Mei 2016 pukul
20.05 )
Arikunto, S. (2010).a. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
_________. (2010).b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
At-Tharsyah. (2010). Serba-Serbi Wanita. Jakarta: Al-Mahira.
Baziad. (2010). Menopause Dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
AN
A YAK
K
A OG
Badan Pusat Statistika Daerah Istimewa Yogyakarta. (2014). Data Kependudukan
Tahun 2014 Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta.
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul. (2014). Data Kependudukan
Tahun 2013 Kabupaten Gunungkidul. Yogyakarta.
P
Hawari. (2010). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Cetakan Keempat, Ed.
Kedua. Jakarta: FKUI
S
E
K
I
T
A
T
AR
Badan Pusat Statistika Daerah Istimewa Yogyakarta. (2010). Data Kependudukan
Tahun 2010 Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta.
D
N
JE
Hidayat, A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
S
Irianto. 2009. Seksiologi. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Kartono. (2010). Psikologi Wanita. Bandung: Mandar Maju
Kasdu. (2010). Kiat Sehat dan Bahagia Di Usia Menopause. Puspa swara.
Jakarta: Gramedia.
Kusmiran. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
Kesuma, B. (2009). Mengatasi Sindrom Menopause. Yogyakarta: Pustaka
Panasea.
Lestari, D. (2010). Seluk Beluk Menopause. ogjakarta: Gara Ilmu.
Martaadisoebrata,D., Sastrawinata,S., & Saifudin, A.B. (2009). Bunga Rampai
Obsteri Dan Genekologi Sosial. Jakarta: YBP-SP.
Manuaba. (2009). Sinopsis Obsteri 1. Jakarta: EGC.
Mulyani, S. (2013). Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia
Pertengahan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nappy. (2009). Perawatan Kesehatan Menopause Alami. Jakarta: Harapan Baru.
Northrup. (2006). Bijak Saat Menopause. Jakarta: Q-Press.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
AN
Andi Offset.
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
___________. (2012).b. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
A
T
AR
___________. (2010).a. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku. Yogyakarta:
P AL A
R
E ER
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan..
Jakarta: Salemba Medika.
P
D
N
E
Pangkahila. (2007).
J Gairah Seksual Yang Hilang. Jakarta: Gramedia Widiasarana
S
Indonesia.
E
K
I
Potter
ST & Perry. (2009). Fundamental of nursing Buku 1 Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kandungan. YBP-SP: Jakarta.
Proverawati. (2010). Menopause Dan Sindrom Menopause. Jakarta: Nuha
Medika.
Rebecca. (2010) .Menopause. Jakarta: Erlangga.
Rostiana Triana. (2009). Kecemasan Pada Wanita Yang Mengalami Menopause.
Jurnal Edu Health. Vol. 4 No. 2.
Safitri, A. (2009). Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Menopause pada Wanita
Di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009. Disertasi sarjana.
Uversitas Sumatra Utara.
Stuar, G.W., & Sundeen,S. J. (2010). Keperawatan Jiwa : Aplikasi Pada Praktek
Klinis. Jakarta: EGC.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
____________. (2011).a. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
___________. (2012).b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi
Revisi. Bandung: Alfabeta.
Sulistyoningsih, H. (2011). Metodelogi Penelitian Kebidanan KuantitatifKualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tagliaferri. (2006). The New Menopause Book. Jakarta: PT Indeks.
Varney, Helen. (2009). Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC.
AN
A YAK
K
A OG
T ANI Y
S
U .Y
P AL A
R
E ER
P
S
S
E
K
I
T
D
N
JE
A
T
AR
Wijiyanti. (2009). Fakta Penting Sekitar Reproduksi Wanita. Yogyakarta:
Diglosia Printika.
Download