GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE DI DUSUN PAKEL HARGOSARI TANJUNGSARI GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T S A T AR D N JE APRILYANA ENDAH NOVITASARI 1113040 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016 AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Aktivitas Hubungan Seksual Pada Masa Menopause di Dusun Pakel, Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul”. Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat adanya bimbingan, arahan dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini peneliti dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada : 1. Kuswanto Hardjo,dr.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal A. Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M.keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal A. Yani Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun proposal ini. 3. Elvika Fit Ari Shanty, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing peneliti yang telah mencurahkan segenap waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan, mengarahkan dan memberi masukan kepada penulis dengan baik. 4. Wenny Savitri, S.Kep.,Ns.,MNS Selaku dosen penguji hasil penelitian yang sudah bersedia meluangkan waktunya dan berkenan memberikan pengarahan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Drs. Witanto selaku camat Tanjungsari yang sudah berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian.. 6. Sumono selaku lurah desa Hargosari yang telah bersedia memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian. 7. Semua pihak yang memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu demi penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T D N JE S Yogyakarta, Agustus 2016 Aprilyana Endah Novitasari iv A T AR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………….i LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………....... ii HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………….. iii KATA PENGANTAR………………………………………………….......iv DAFTAR ISI………………………………………………………………..v DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… vi DAFTAR TABEL………………………………………………………. vii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..viii INTISARI………………………………………………………………….. ix ABSTRAK………………………………………………………………… x BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………….. 4 C. Tujuan Penelitian………………………………………………....... 4 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 5 E. Keaslian Penelitian ………………………………………………... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori…………………………………………………….. 7 B. Kerangka Teori…………………………………………………….. 24 C. Kerangka Konsep Penelitian………………………………………. 25 D. Pertanyaan Penelitian……………………………………………… 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian…………………………………………………….. 27 B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………. 27 C. Populasi dan sampel……………………………………………….. 27 D. Variabel Penelitian ………………………………………………… 28 E. Definisi Operasional……………………………………………….. 29 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data………………………………. 29 G. Uji Validitas dan Reliabilitas………………………………............. 31 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data……………………………... 33 I. Etika Penelitian……………………………………………............. 35 J. Jalannya Penelitian ………………………………………………...36 BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……………………………………………………39 B. Pembahasan………………………………………………………...42 C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………….49 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………………………..50 B. Saran……………………………………………………………….51 AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T D N JE S DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v A T AR DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori ……………………………………………… Gambar 2.2 Kerangka Konsep……………………………………………. AN 24 25 A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T D N JE S vi A T AR DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian……………………………………………….. Tabel 3.1 Definisi Oprasional………………………………………………. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Aktivitas Hubungan Seksual pada Masa Menopause…………… Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden……. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Aktivitas Hubungan Seksual pada Masa Menopause………………………………………………………. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pengertian, Frekuensi, Penyebab, Faktor yang Mempengaruhi dan Cara Mengatasi Keluhan Aktivitas Hubungan Seksual Pada Masa Menopaus……………………………………………………….. AN P AL A R E ER P S E K I T D N JE S vii 30 40 41 A T AR A YAK K A OG T ANI Y S U .Y 6 29 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pengantar Kuesioner Lampiran 2. Inform consent Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Lampiran 4. Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 7. Master Tabel Lampiran 8. Tabel Frekuensi Lampiran 9. Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 10. Surat Izin Uji Validitas Lampiran 11. Surat izin penelitian Lampiran 12. Lembar konsultasi AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T D N JE S viii A T AR GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL PADA MASA MENOPAUSE DI DUSUN PAKEL, HARGOSARI, TANJUNGSARI, GUNUNGKIDUL Aprilyana Endah Novitasari1, Elvika Fit Ari Shanty2 INTISARI Latar Belakang : Menopause merupakan masa yang kritis dalam kehidupan wanita yang umumnya dimulai pada usia antara 45-55 tahun. Perubahan fisik yang terjadi seperti penurunan hormon dapat menyebabkan jaringan vagina kering dan tipis saat melakukan hubungan seksual sehingga ibu merasa sakit dan tidak nyaman saat bersenggama. Perubahan lain seperti psikologis akan mempengaruhi kecemasan pada wanita menopause dalam melakukan aktivitas hubungan seksual. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di dapatkan 5 (9,25%) dari 10 wanita menopause mengatakan sering menolak ketika diajak berhubungan seksual disebabkan karena malu dan terjadi penurunan gairah seksual serta merasakan nyeri saat bersenggama. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause di Dusun Pakel, Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul 2016. Metode Penelitian : Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan metode Purposive Sampling yang berjumlah 38 responden. Alat Pengumpulan data adalah kuesioner, dan analisa data menggunakan analisis univariate. Hasil penelitian : Tingkat pengetahuan tentang aktivitas hubungan seksual dalam kategori cukup sebanyak 24 orang (63,2%), pengertian menopause dalam aktivitas hubungan seksual dalam kategori baik sebanyak 25 responden (65,8%), frekuensi aktivitas hubungan seksual dalam kategori cukup sebanyak 18 responden (47,4%), penyebab perubahan aktivitas seksual dalam kategori kurang sebanyak 27 responden (71,1%), faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas hubungan seksual dalam kategori cukup sebanyak 28 responden (73,7%), cara mengatasi keluhan aktivitas hubungan seksual dalam kategori baik sebanyak 15 responden (39,5). Kesimpulan : Hasil penelitian didapatkan gambaran mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause dalam kategori cukup yaitu sebanyak 24 orang (63,2%) dari 38 responden. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T D N JE S Kata Kunci : Pengetahuan, Aktivitas Hubungan seksual, Masa Menopause 1 2 Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta Dosen DIII Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta ix A T AR The Description of Mother Knowledge Level about Sexual Activity during Menopausal Period in Pakel Hamlet, Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul ABSTRAK AprilyanaEndahNovitasari1, Elvika Fit Ari Shanty2 Background :Menopause is a critical period in a woman's life which begins at the age of 45-55 years old. Physical changes such as hormonal decline could lead to dry and thin vaginal tissue so that a mother may experiences pain and uncomfort during sexual intercourse. Another transformation such as psychological changes may influence anxiety in a woman with menopause about sexual activity. The result of a preliminary study identified 5 (9,25%) out of 10 women with menopause who expressed rejection frequently to have any sexual intercourse due to embarrassment, decline in sexual passion, and pain during sexual intercourse. Objective : To identify The Description of Mother’s Knowledge Level about Sexual Activity during Menopause Period in Pakel Hamlet, Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul. Method : The method of this study was descriptive with survey approach. Samples were selected through Purposive Sampling technique as many as 38 respondents. Data compilation instrument were questionnaires and data analysis applied univariate analysis. Result : The knowledge level about sexual activity was in sufficient category as many as 24 respondents (63,2%), definition of menopause in relation to sexual activity was in good category as many as 25 respondents (65,8%), frequency of sexual activity was in sufficient category as many as 18 respondents (47,4%), causes of sexual activity changes was in poor category as many as 27 respondents (71,1%), factors that influenced sexual activity were in sufficient category as many as 28 respondents (73,7%), strategy to overcome complaint against sexual activity was in good category as many as 15 respondents (39,5%). Conclusion :The result of this study described that mothers' knowledge level about sexual activity during menopause period was in sufficient category as many as 24 respondents (63,2%) out of 38 respondents. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T D N JE S Keywords : Knowledge, Sexual Activity, Menopause Period. 1 Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta 1 Dosen DIII Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta x A T AR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa yang kritis dalam kehidupan wanita yang umumnya dimulai pada usia antara 45-55 tahun, banyak terjadi perubahan fisik maupun psikis pada diri seorang perempuan. Hal tersebut dapat mengakibatkan banyak keluhan, misalnya banyak keringat, jantung berdebar, sakit kepala, mudah tersinggung, cepat merasa lelah dan kurang bersemangat, pada periode inilah biasanya seorang wanita telah merasa dirinya menjadi tua dan takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami (At-tharsyah, 2010). Sebelum terjadi masa menopause terlebih dahulu seseorang wanita akan mengalami masa premenopause yang dimulai sekitar umur 40 tahun, haid menjadi AN lebih sedikit atau siklus menjadi lebih panjang, lebih pendek atau tidak beraturan A RT sama sekali. Kadang-kadang disertai nyeri haid pada proses premenopauseA terjadi AK penurunan fungsi indung telur dalam menghasilkan sel telur dan Y hormon-hormon G Oorgan-organ reproduksi, Sehingga terjadi penurunan fungsi pula pada tertentu. Y I N Keadaan tersebut dapat terjadi cepat maupun YA dapat diperlambat dengan . A tepat dan hal tersebut didasari oleh serangkaian cara dan sikap hidup L yang RA dan menghadapi masa menopause pengetahuan untuk mengantisipasi E ND (Proverawati, 2010). E S Jhormon yang dapat membuat jaringan vagina kering dan tipis, Penurunan E K Imembuat T dapat ketika hubungan seksual sakit dan tidak nyaman. Penurunan S A K A T S U P R E P hormon dapat mengurangi dorongan seks. Perubahan emosional dapat membuat wanita merasa terlalu strees untuk melakukan aktivitas seksual (Mulyani, 2013). Pada masa menopause sebaiknya untuk tidak membatasi aktifitas hubungan seksual, karena aktifitas hubungan seksual yang teratur akan dapat mempertahankan elastisitas vagina sehingga dapat mengurangi keluhan nyeri saat bersenggama (Baziad, 2010). Frekuensi dalam aktivitas seksual seseorang tidak ada patokan tertentu, dan tergantung kesepakatan masing-masing pasangan. Frekuensi hubungan seksual sangat tergantung pada dorongan seksual, keadaan fisik, dan psikis serta 1 2 kehidupan bersama kedua belah pihak. Frekuensi hubungan seksual setiap orang tidak sama, dan bervariasi rata-rata 1-4 kali seminggu pada usia 30-40 tahun, pada usia 40-55 tahun melakukan hubungan seksual 1-3 kali per minggu masih dikatakan normal. Dan pada usia 55-60 tahun keatas melakukan hubungan seksual 1-2 kali per bulan juga dikatakan normal (Irianto, 2009). Faktor psikologis seperti kecemasan juga dapat mempengaruhi fungsi seksual seseorang, 70% disfungsi seksual disebabkan karena faktor psikologis (Potter dan Perry, 2009). Wanita cemas dengan berakhirnya era reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual dan fisik. Apalagi menyadari dirinya akan menjadi tua, yang berarti kecantikannya akan memudar. Seiring dengan hal ini fungsi organ tubuhnya akan menurun. Hal ini akan menghilangkan kebanggaannya sebagai wanita. Keadaan ini dikhawatirkan akan mempengaruhi hubungannya dengan suami maupun lingkungan sosialnya (Rostiana, 2009). AN Gangguan seksual yang sering dialami oleh wanita menopause secara A YAK K A OG berdampak pada aliran darah ke vagina yang berkurang, cairan vagina berkurang T ANI Y S U .Y dan sel-sel epitel vagina menjadi tipis dan mudah cidera (Baziad, 2010). Cairan vagina yang makin berkurang ini umumnya menyebabkan wanita merasakan nyeri P AL A R E ER pada saat melakukan hubungan seksual atau dispareunia sehingga hubungan seks P makin jarang dilakukan pada masa menopause (Baziad, 2010). Nyeri yang D N JE diperparah dengan jarangnya hubungan seksual yang dilakukan tersebut kemudian S E K I dapat STberupa kurangnya minat untuk melakukan seks dan sulit untuk dirangsang. membuat libido menjadi menurun (Rebecca, 2010). Menurunnya libido tersebut Masalah yang muncul sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan tentang penurunan fungsi reproduksi dan fungsi seksual di usia menopause adalah gangguan biopsikososial yang akan mempengaruhi kinerja wanita di usia menopause dan juga mengakibatkan terganggunya hubungan suami istri (Martaadisoebrata, dkk, 2009). Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014, Gunungkidul merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk tertinggi No. 3 di DIY pada tahun 2014 sebanyak 698.825 jiwa terdiri atas laki-laki sebanyak 337.920 ribu penduduk dan perempuan mencapai 360.905 ribu penduduk. Pada kelompok umur 45-54 A T AR biologis disebabkan karena kurangnya kadar estrogen dalam tubuh sehingga 3 tahun sebanyak 101.439 jiwa dengan jumlah laki-laki 47.640 jiwa dan perempuan mencapai 54.999 ribu penduduk (BPS, 2014). Terdapat pendapat bahwa tenaga kesehatan mempunyai anggapan wanita menopause tidak aktif secara seksual dan tidak membutuhkan pendidikan serta konseling mengenai kebutuhan kesehatan reproduksi bagi mereka. Faktanya beberapa wanita menopause masih aktif secara seksual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan selalu mempertimbangkan bahwa kehidupan seksual penting dalam hidup. Beberapa penelitian menunjukkan banyak manula. Usia 50 tahun masih aktif secara seksual (Kusmiran, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kesehatan perlu memperhatikan kebutuhan kesehatan reproduksi bagi wanita menopause. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi perubahan hidup pada wanita menopause, khususnya aktivitas seksual yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan sehingga dapat membantu wanita AN menopause dan suami A YAK K A OG seksualnya, untuk itu secara interpersonal konseling merupakan metode yang T ANI Y S U .Y sesuai untuk memberikan informasi dan meningkatkan serta membantu pasangan suami istri mengatasi masalah aktivitas seksualnya, di Dusun Pakel, Desa P AL A R E ER Hargosari, Kecamatan Tanjungsari sebelumnya belum pernah diadakan sosialisasi P tentang masalah kesehatan reproduksi pada masa menopause. D N JE Kurangnya informasi tentang hubungan seksual pada masa menopause S E K I tentang ST kesehatan reproduksi yang berhubungan dengan aktivitas seksual pada dikarenakan di Dusun Pakel belum ada tenaga kesehatan yang mensosialisasikan masa menopause dan disana tidak ada posyandu lansia. Berdasarkan data hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Dusun Pakel, Hargosari pada tanggal 29 April 2016 didapatkan data jumlah semua wanita menopause yaitu 54 orang. Hasil wawancara kepada 10 (18,5%) wanita menopause, 2 (3,7%) dari 10 wanita menopause mengatakan aktifitas seksual mereka tidak ada masalah dan masih aktif berhubungan seksual, dan 5 (9,25%) responden mengatakan sering menolak ketika diajak berhubungan seksual disebabkan malu dan terjadi penurunan gairah seksual serta merasakan nyeri saat bersenggama sehingga jarang untuk melakukan hubungan seksual, Sedangkan 3 A T AR mengembangkan pengetahuannya dan dapat mengatasi perubahan aktivitas 4 (5,5%) responden lainnya sudah mengetahui bahwa salah satu penyebab terjadinya perubahan aktivitas seksual di usia menopause yaitu perubahan fisik seperti vagina kering dan terjadi penurunan gairah seksual tetapi mereka tetap melakukan hubungan seksual di masa menopause. Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Aktivitas Hubungan Seksual Pada Masa Menopause di Dusun Pakel, Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin meneliti “Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Aktifitas Hubungan Seksual Pada Masa Menopause di Dusun Pakel Hargosari Tanjungsari Gunungkidul". AN 1. Tujuan Umum Penelitian T ANI Y S U .Y Diketahuinya Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Aktivitas Hubungan Seksual Pada Masa Menopause di Dusun Pakel, Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul. P AL A R E ER 2. Tujuan Khusus Penelitian P a. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang pengertian menopause dalam D N JE aktivitas hubungan seksual. S E K TIpada masa menopause. b. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang frekuensi aktivitas hubungan seksual S c. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang penyebab perubahan aktivitas seksual pada masa menopause. d. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan aktivitas seksual pada masa menopause. e. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang cara mengatasi keluhan saat melakukan aktivitas seksual. A T AR A YAK K A OG C. Tujuan Penelitian 5 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu kebidanan terutama gambaran pengetahuan ibu tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Ibu Menopause di Dusun Pakel Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sehingga wanita menopause dapat menjalani kehidupan seksual, yang harmonis bersama pasangannya. b. Bagi Puskesmas Tanjungsari Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan upaya petugas ksehatan terutama bidan, dalam memberikan informasi, melalui konseling AN atau penyuluhan terhadap masyarakat khususnya tentang kesehatan hubungan seksual. A YAK K A OG T ANI Y S U .Y c. Bagi Stikes A, Yani Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi P AL A R E ER mahasiswa maupun dosen yang dapat diakses melalui perpustakaan. P d. Bagi peneliti D N JE Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti S selanjutnya untuk meningkatkan hasil penelitian agar lebih baik. E K I T S A T AR reproduksi pada masa menopause yang berhubungan dengan aktivitas 6 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian No Nama, Tahun dan Judul Metode Penelitian Hasil 1 Tophan, 2010. Analisis Perubahan Perilaku Seksual Ibu Menopause Terhadap Tingkat Kepuasan Suami Dalam Melakukan Hubungan Seksual Di Desa Ledug Kecamatan Kembaran Banyumas Korelasional (hubungan) antar variabel dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling Perubahan perilaku seksual ibu menopause termasuk dalam kategori adaptif sebanyak 46 psangan (76,7%) Tingkat kepuasan suami dalam melakukan hubungan seksual. 2 Anisa, 2010. Gambaran Pengetahuan Ibu Usia 45-55 Tahun Tentang Aktivitas Hubungan Seksual Pada Masa Menopause di Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan crossectional. Populasi yang diambil yaitu sebanyak 860 wanita usia 45-55 tahun yang ada di Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang. Dengan jumlah sampel 90 responden dan tehnik pengambilan sampel yaitu menggunakan Stratified Proposional Random Sampling Hasil penelitian didapatkan gambaran mengenai tingkat pengetahuan wanita tentang premenopause dari 90 responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 53 orang (58,9%). Persamaan : sama sama meneliti tentang aktivitas seksual mwanita usia menopause Perbedaan : Populasi, Sampel, tempat penelitian dan metode penelitian. Desain pada penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel 103 dan metode pengambilan sampel penelitian secara random sampling dengan teknik simple random sampling Hasil penelitian diperoleh kategori pengetahuan kurang 33 orang (32,0%), kategori pengetahuan cukup 46 orang (44,7%), kategori pengetahuan baik 24 orang (23,3%). Persamaan : sama sama meneliti tentang aktivitas seksual mwanita usia menopause Perbedaan : Populasi, Sampel, tempat penelitian dan metode penelitian. S E K I T 3 T ANI Y S U .Y S A T AR D N JE Gea, Agustini. 2009. Pengetahuan Ibu Usia Menopause Tentang Aktifitas Seksual Pada Usia Menopause Di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Tahun 2009 AN A YAK K A OG P AL A R E ER P Persamaan dan Perbedaan Persamaan : sama sama meneliti tentang aktivitas seksual mwanita usia menopause Perbedaan : Populasi, Sampel, tempat penelitian dan metode penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1. Hasil Penelitian Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Pakel Desa Hargosari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul Provinsi Yogyakarta pada bulan Agustus 2016. Padukuhan Pakel merupakan sebuah padukuhan yang terletak di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul. Jarak Padukuhan Pakel dengan Kecamatan Tanjungsari kurang lebih 4 km, sedangkan jarak dari kabupaten Gunungkidul kurang lebih 18 km. Padukuhan Pakel terdiri AN dari 09 RW dan 09 RT dengan luas wilayah 35,5 Ha dan jumlah penduduk A YAK K A OG Desa Hargosari dengan jumlah wanita menopause terbanyak yang berada di T ANI Y S U .Y Padukuhan Pakel. Padukuhan ini merupakan daerah dimana tenaga kesehatan masih kurang, karena diwilayah tersebut pelayanan dari tenaga kesehatan dan P AL A R E ER kader kurang aktif ditunjukkan dengan belum terbentuknya posyandu lansia tetapi hanya terdapat posyandu balita. P ND E berada dalam S J kondisi masyarakat yang menengah kebawah, hal ini dapat E dibuktikan dengan masih banyaknya penduduk yang memiliki mata IK T S Kondisi ekonomi masyarakat Dusun Pakel dapat dikatakan masih pencaharian tidak tetap (serabutan) dan buruh tani. 2. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan karakteristik responden penelitian wanita menopause di padukuhan pakel, Desa Hargosari, Kecamatan tanjungsari Gunungkidul. 39 A T AR 54,4 jiwa. Kecamatan Tanjungsari membawahi beberapa Desa salah satunya 40 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik wanita menopause di Padukuhan Pakel, Desa Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul. Usia 45-50 51-55 Pendidikan SD SLTP SLTA Pekerjaan IRT Buruh/Tani Wiraswasta Jumlah F 22 16 Persentase(%) 58,0% 42,0% 30 4 4 78,9% 10,5% 10,5% 18 18 2 38 47,4% 47,4% 5,3% 100% Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di AN Padukuhan Pakel berusia antara 45-50 tahun sebanyak 22 responden (58,0%) A RdanT dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 30 responden (78,9%) A K mayoritas bekerja sebagai sebagai IRT serta buruh/taniYA sebanyak 18 OG responden (47,4%). Y NI A Y . A 3. Analisis Univariat L A R Gambaran tingkat E pengetahuan ibu tentang aktivitas hubungan seksual D pada masa menopause EN di Dusun Pakel Desa Hargosari, Tanjungsari J S dapat diuraikan sebagai berikut : Gunungkidul E K I STa) Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang aktivitas hubungan seksual A K A T S U P R E P pada masa menopause. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Aktivitas Hubungan Seksual pada Masa Menopause di Dusun Pakel Tahun 2016 Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Persentase (%) 31,6% 63,2% 5,3% 100% F 12 24 2 38 Sumber : Data Primer 2016 41 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui wanita menopause di Padukuhan Pakel Desa Hargosari, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul tahun 2016 sebagian besar memiliki pengetahuan cukup tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause yaitu sebanyak 24 orang (63,2%) dari 38 responden. b) Gambaran tingkat pengetahuan ibu berdasarkan pengertian, frekuensi, penyebab, faktor yang mempengaruhi dan cara mengatasi keluahan aktivitas hubungan seksual pada masa menopause. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Pengertian, Frekuensi, Penyebab, Faktor Yang Mempengaruhi dan Cara Mengatasi Keluahan aktivitas hubungan seksual pada masa menopause di Dusun Pakel Tahun 2016 Pengetahuan Pengertian Baik Cukup Kurang Frekuensi Baik Cukup Kurang Penyebab Baik Cukup Kurang Faktor-Faktor yang mempengaruhi Baik Cukup Kurang Cara mengatasi keluhan Baik Cukup Kurang Jumlah 65,8% 26,3% 7,9% A L A 17 18 3 44,7% 47,4% 7,9% PEJENDER 1 10 27 2,6% 26,3% 71,1% S E K I T S 6 28 4 15,8% 73,7% 10,5% 15 10 13 38 39,5% 26,3% 34,2% 100% Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa wanita menopause di Padukuhan Pakel sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pengertian menopause dalam aktivitas hubungan seksual yaitu A T AR Persentase (%) 25 10 3 T ANI Y S U .Y RP AN A YAK K A OG F 42 sebanyak 25 orang (65,8%), frekuensi aktivitas hubungan seksual pada masa menopause dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang (47,4%), penyebab perubahan aktivitas seksual pada masa menopause dalam kategori kurang sebanyak 27 orang (71,1%), faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan aktivitas seksual dalam kategori cukup sebanyak 28 orang (73,7%), dan cara mengatasi keluhan saat melakukan aktivitas hubungan seksual pada masa menopause yaitu dalam kategori baik sebanyak 15 responden (39,5%). B. Pembahasan Dalam penelitian ini, tampak sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup terhadap gambaran pengetahuan ibu tentang AN aktivitas hubungan seksual pada masa menopause. Pengetahuan dapat A YAK K A OG budaya, lingkungan, pengalaman dan usia (Notoatmodjo, 2007). T ANI Y S U .Y 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause. P AL A R E ER Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden P yang mempunyai pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 24 responden D N JE (63,2%). Hal ini didukung dengan usia ibu yang sebagian besar antara 45- S E K TI umur (Mubarak, 2006). Umur sangat mempengaruhi masyarakat dalam 50 tahun. Salah satu yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu S memperoleh informasi yang lebih banyak secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat menambah pengalaman, kemantangan, dan pengetahuan semakin bertambahnya umur seseorang,maka kemantangan berfikir akan meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah yaitu SD. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada zaman dahulu belum adanya pemerataan program wajib belajar 9 tahun yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia. Sehingga rasa ingin tahu dan kemampuan menyerap A T AR dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan, informasi, sosial 43 masih kurang. Banyak faktor yang perlu diperhatikandalam keberhasilan pendidikan kesehatan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat (Maulana, 2009). Pendidikan bertujuan untuk mengubah pengetahuan atau pengertian, pendapat, konsep-konsep, sikap dan presepsi serta meningkatkan pengetahuan yang cukup atau kurang (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, menurut jenis pekerjaan mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan ibu rumah tangga memungkinkan memiliki waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan diri sendiri dan keluarga semakin banyak, sehingga ibu mampu mengenali perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan mampu menangani masalah seksual yang terjadi pada AN masa menopause dengan informasi yang dia dapatkan dari berbagai media. A RT 2. Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian menopause A dalam AK Y aktivitas hubungan seksual. G Omenunjukkan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh bahwa Y I N responden yang mempunyai pengetahuan YA baik tentang menopause di . Ayaitu sebanyak 25 responden (65,8%). Dusun Pakel dalam kategoriL baik A Rmenunjukkan Pengetahuan yang baik bahwa wanita menopause mampu E D N pengertian menopause. Hal tersebut ditunjukan dalam mengetahui E tentang J S kuesioner yang di berikan oleh peneliti dengan banyaknya pengisian E K TI A K A T S U P R E P S jawaban responden yang benar (80%), secara umum wanita menopause sudah memiliki pengetahuan baik tentang pengertian menopause dalam aktivitas hubungan seksual hal ini dikarenakan lebih banyak informasi yang di dapat walaupun sebagian besar tingkat pendidikan dalam kategori rendah. Menurut Notoatmodjo (2007), informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Selain informasi majalah, 44 koran, TV, radio dan internet bisa juga dengan lingkungan tempat tinggalnya mempengaruhi pengetahuan ibu menjadi baik, dari tetangga satu dengan yang lain saling bertukar informasi sehingga memperkaya pengetahuan mereka. Penelitian ini sejalan dengan Anisa Rizki (2010) didapatkan hasil bahwa sebagian besar berpengetahuan baik (82,2%) karena rata-rata pendidikan mereka tinggi, dalam hal ini pendidikan sangat berperan penting dengan pengetahuan seseorang semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang maka pengetahuannya akan semakin baik pula. Menopause diartikan sebagai suatu masa ketika secara fisiologis siklus menstruasi berhenti, hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan (Smart, 2010). Menopause adalah berhentinya menstruasi AN secara permanen yang disebabkan hilangnya fungsi folikel-folikel sel telur A T R (Safitri, 2009). Aktifitas hubungan seksual di usia menopause bagi A AKaktifitas sebagian wanita mengalami perubahan berupa penurunan Y G Ofungsi hubungan seksual hal ini dikaitkan dengan penurunan seksual yang Y I N A berupa kekeringan vagina, dsypareuniY(kekejangan yang menyakitkan di . A elastisitas vagina, berkurangnya dalam otot-otot vagina), berkurangnya L A R pelendiran (lubrikasi) saat bersenggama, hilangnya sensasi klitoris dan E ND sentuhan (Manuaba, 2009). terganggunya sensasi E S Jpengetahuan ibu tentang frekuensi aktivitas hubungan 3. Tingkat E TIK A K A T S U P R E P S seksual pada masa menopause. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa wanita menopause di Padukuhan Pakel mayoritas memiliki tingkat pengetahuan yang cukup mengenai frekuensi aktivitas hubungan seksual pada masa menopause yaitu sebanyak 18 orang (47,4%). Didukung dari informasi yang didapatkan peneliti dari wanita menopause mengatakan bahwa pengalaman rasa sakit dan nyeri saat bersenggama mempengaruhi frekuensi dan minat dalam melakukan hubungan seksual pada masa menopause. 45 Hasil penelitian menurut informasi dari para responden mereka juga mengaku bahwa rasa sakit yang mereka rasakan saat bersenggama menjadikan malas untuk berhubungan seksual. Setelah dilakukan wawancara ternyata mereka sering pisah ranjang, mereka hidup dalam satu rumah tetapi mereka tidak tidur dalam satu tempat tidur, hal ini juga yang mengakibatkan berkurangnya frekuensi aktivitas seksual pada masa menopause. Apabila seseorang sering atau pernah mengalami perubahan pada saat melakukan hubungan seksual berupa ketidaknyamanan seperti nyeri saat senggama sehingga mengakibatkan seseorang menjadi malas untuk berhubungan seksual dan mengurangi frekuensi untuk bersenggama. Seperti menurut teori Mubarak, (2007) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu minat dan pengalaman. AN A RT Penelitian ini tidak sejalan dengan Anisa Rizki (2010) A dengan AK judul gambaran tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun Y tentang aktivitas G Obesar hubungan seksual yang mendapatkan hasil sebagian berpengetahuan Y I N kurang yaitu sebanyak 33 responden YA (36,7%) disebabkan karena . A yang didapat sehingga berpengaruh kurangnya penyuluhan dan informasi L A pada pengalaman. ER NDdalam aktivitas seksual seseorang tidak ada patokan Frekuensi E J S dan tertentu, tergatung kesepakatan masing-masing pasangan. Frekuensi E K I T A K A T S U P R E P S hubungan seksual sangat tergantung pada dorongan seksual, keadaan fisik, dan psikis serta kehidupan bersama kedua belah pihak. Frekuensi hubungan seksual setiap orang tidak sama, dan bervariasi rata-rata 1-4 kali seminggu pada usia 30-40 tahun, pada usia 40-55 tahun melakukan hubungan seksual 1-3 kali per minggu masih dikatakan normal. Jika kedua pasangan sudah saling menginginkan, maka kepuasan seksual dapat dicapai oleh pasangan. Dengan komunikasi yang baik dan saling terbuka antara kedua pasangan, kepuasan seksual dapat tercapai, sehingga keharmonisan keluarga akan tetap terwujud meskipun memasuki usia menopause (Irianto, 2009). 46 4. Tingkat pengetahuan ibu tentang penyebab perubahan aktivitas seksual pada masa menopause. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa di Padukuhan Pakel sebagian besar wanita menopause memiliki tingkat pengetahuan kurang mengenai penyebab perubahan aktivitas seksual pada masa menopause sebanyak 27 orang (71,1%). Hasil penelitian ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi dari tenaga kesehatan khususnya tentang kesehatan reproduksi masa menopause pada wilayah tersebut yang tempat tinggalnya berada di daerah pedesaan, sehingga hal tersebut berpengaruh pada informasi dan pengalaman yang di rasakan. Serta tidak adanya posyandu lansia sebagai wadah informasi sehingga dapat mengakibatkan pengetahuannya menjadi kurang. AN Penelitian ini tidak sejalan dengan Anisa Rizki (2010) yang A RT menunjukkan bahwa, hasil penelitian sebagian besar responden A AK berpengetahuan baik dikarenakan mereka tinggal di daerahY perkotaan yang G Odan sangat strategis dekat dengan fasilitas pendidikan kesehatan yang Y I N A mendapatkan informasi, itu bagus, sehingga mereka dapat denganY mudah . A mereka. semua akan mempengaruhi pengetahuan L A R Terganggunya aktifitas seksual di usia menopause dipengaruhi E D Nfisik oleh kelelahan setelah beraktifitas, gejolak panas, jantung berdebarE J Sgangguan tidur, depresi, mudah tersinggung, gelisah, nyeri tulang debar, E K TI A K A T S U P R E P S dan otot dan sebagainya. Akibat dari gangguan tersebut maka tidak jarang wanita di usia menopause tidak dapat menikmati aktifitas hubungan seksual (Baziad, 2010). Pada masa menopause terjadi penuruanan hormon estrogen dan progesterone hal ini menyebabkan kekurangan estrogen dan progesteron yang dapat menurunkan libido wanita dengan menciptakan perubahan-perubahan fisik yang secara sederhana membuat tindak senggama kurang nikmat. Kekeringan dan penipisan dinding vagina dapat menimbulkan ketidaknyamanan fisik selama senggam (Northrup, 2006). 47 5. Tingkat pengetahuan ibu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan aktivitas seksual pada masa menopause. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa wanita menopause di Padukuhan Pakel sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 28 orang (73,7%). Hal ini dikarenakan responden belum mendapatkan informasi yang mendalam tentang faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan aktivitas seksual pada masa menopause. Perubahan yang terjadi pada wanita menopause, antara lain ada beberapa alasan yang membuat gairah seksualitas wanita menopause menurun, salah satunya adalah karena kelelahan. kelelahan bisa disebabkan karena banyaknya aktivitas sehari-hari yang dikerjakan oleh AN wanita menopause dan kelelahan merupakan respons normal dari aktivitas A RT fisik (Potter dan Perry, 2009). Menopause dapat menjadi masalah A apabila K A wanita tersebut tidak mengetahui secara benar tanda-tanda atau sindrom Y G Omenopause. yang terjadi pada diri mereka ketika memasuki Adanya Y I N A kurangnya lubrinasi dan keluhan fisik seperti kekeringan padaYvagina, . A mempengaruhi perubahan aktivitas menurunnya fungsi seksualLakan RA Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh seksual di usia menopause. E ND perubahan E yang terjadi akibat penurunan fungsi reproduksi tetapi juga J S oleh informasi yang di dapat, dan pengetahuan tentang dipengaruhi E K TI A K A T S U P R E P S dampak penurunan fungsi reproduksi terhadap penurunan respons seksual di usia menopause. 6. Tingkat pengetahuan ibu tentang cara mengatasi keluhan saat melakukan aktivitas seksual. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan tentang cara mengatasi perubahan aktivitas seksual pada masa menopause yang berjumlah 38 responden sebagian besar memiliki pengetahuan baik tentang cara mengatasi keluhan saat melakukan aktivitas hubungan seksual pada masa menopause yaitu sebanyak 15 responden (39,5%). Dikarenakan 48 pengalaman dan sumber informasi yang mereka dapat lebih banyak. Dengan mendapatkan informasi dan pengalaman yang mereka dapatkan sehingga dapat melakukan penanganan tentang keluhan-keluhan yang dialami oleh wanita menopause sehingga dengan semakin sering penanganan-penanganan itu dilakukan maka wanita menopause menjadi tahu tentang penanganan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi keluhan pada aktivitas seksual pada masa menopause tersebut. Hal ini didukung oleh teori Notoatmodjo (2007), sesuatu yang pernah dilakukan baik oleh diri sendiri atau orang lain dapat menambah pengetahuan seseorang tentang sesuatu yang bersifat nonformal. Penelitian ini sejalan dengan Anisa Rizki (2010) dengan judul gambaran pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang aktivitas hubungan AN seksual pada masa menopause dengan hasil pengetahuan dalam kategori A RT baik yaitu sebanyak 54 responden (60,0%). Informasi dapat berpengaruh A AKaktivitas terhadap pengetahuan ibu tentang penanganan masalah-masalah Y G seksual yang dialami ibu menopause sehingga Idengan YOmereka mengetahui N dari informasi tersebut Aketahui mereka akan melakukan apa yang mereka Y . untuk melakukan penanganan.L A RAuntuk mempertahankan kesehatan vitalitas Upaya pencegahan E D Nyaitu secara proaktif olahraga aerobik secara teratur, minum vitamin atau E J S tertentu, istirahat yang cukup serta diet berimbang, batasi lemak mineral E K TI A K A T S U P R E P S yang kaya fitoestrogen (kedelai dan produk olahannya) seperti tahu dan tempe (Martaadisoebrata, 2009). C. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif akan lebih baik jika penelitian ini dijadikan penelitian kualitatif, karena penelitian kuantitatif hanya mengetahui tingkat pengetahuan sampai pada tingkatan tahu/ know saja, dan alat ukur yang digunakan hanya menggunakan kuesioner akan 49 lebih baik jika penelitian ini dikaji lebih mendalam karena ibu menopause akan lebih mengerti apabila peneliti melakukan penelitian dengan tatap muka secara langsung. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S E K I T D N JE S A T AR BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di Dusun Pakel, Desa Hargosari, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul dan pembahasan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan penelitian sebagai berikut : 1. Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu menopause tentang aktivitas hubungan seksual pada masa menopause dalam kategori cukup sebanyak 24 orang (63,2%). 2. Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu menopause tentang pengertian menopause dalam aktivitas hubungan seksual dalam kategori baik sebanyak 25 orang AN (65,8%). A RT 3. Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu menopause tentang frekuensi aktivitas A K Asebanyak hubungan seksual pada masa menopause dalam kategori cukup 18 Y G orang (47,4%). YO I ANtentang penyebab perubahan 4. Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu menopause Y A. dalam kategori kurang sebanyak 27 aktivitas seksual pada masa menopause L RA orang (71,1%). E D NPengetahuan 5. Mayoritas tingkat Ibu menopause tentang faktor-faktor yang E J S perubahan aktivitas seksual pada masa menopause dalam mempengaruhi E K I STkategori cukup sebanyak 28 orang (73,7%). A K A T S U P R E P 6. Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu menopause tentang cara mengatasi keluhan saat melakukan aktivitas hubungan seksual pada masa menopause dalam kategori baik sebanyak 15 orang (39,5%). 50 51 B. Saran Sebagai penutup dalam penelitian ini, peneliti dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Bidan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan, agar tenaga kesehatan mampu melanjutkan dan lebih meningkatkan perhatian terhadap wanita menopause terutama memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang pemenuhan kebutuhan seksual yang sehat di usia menopause sehingga wanita menopause dan pasangannya tetap dapat memenuhi kebutuhan seksual dalam rumah tangganya serta dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut di bidang seksualitas pada menopause. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya AN A T Peneliti selanjutnya diharapakan untuk dapat memperdalamAR dan AKbaru atau mengembangkan penelitian ini dengan menambahakan tori-teori Y G O metode penelitian sehingga dapat menyempurnakan penelitian yang sudah Y I N ada. YA . A L RA E ND E SJ E IK T S A K A T S U P R E P DAFTAR PUSTAKA Alfianti, A.R. (2010). Gambaran Pengetahuan Ibu Usia 45-55 Tahun Tentang Aktivitas Hubungan Seksual pada Masa Menopause di Kelurahan Ungaran Kabupaten semarang. Diakses pada tanggal 2 Mei 2016 pukul 20.05 ) Arikunto, S. (2010).a. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. _________. (2010).b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. At-Tharsyah. (2010). Serba-Serbi Wanita. Jakarta: Al-Mahira. Baziad. (2010). Menopause Dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. AN A YAK K A OG Badan Pusat Statistika Daerah Istimewa Yogyakarta. (2014). Data Kependudukan Tahun 2014 Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. T ANI Y S U .Y P AL A R E ER Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul. (2014). Data Kependudukan Tahun 2013 Kabupaten Gunungkidul. Yogyakarta. P Hawari. (2010). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Cetakan Keempat, Ed. Kedua. Jakarta: FKUI S E K I T A T AR Badan Pusat Statistika Daerah Istimewa Yogyakarta. (2010). Data Kependudukan Tahun 2010 Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. D N JE Hidayat, A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. S Irianto. 2009. Seksiologi. Bandung: Sinar Baru Algensindo Kartono. (2010). Psikologi Wanita. Bandung: Mandar Maju Kasdu. (2010). Kiat Sehat dan Bahagia Di Usia Menopause. Puspa swara. Jakarta: Gramedia. Kusmiran. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Kesuma, B. (2009). Mengatasi Sindrom Menopause. Yogyakarta: Pustaka Panasea. Lestari, D. (2010). Seluk Beluk Menopause. ogjakarta: Gara Ilmu. Martaadisoebrata,D., Sastrawinata,S., & Saifudin, A.B. (2009). Bunga Rampai Obsteri Dan Genekologi Sosial. Jakarta: YBP-SP. Manuaba. (2009). Sinopsis Obsteri 1. Jakarta: EGC. Mulyani, S. (2013). Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia Pertengahan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nappy. (2009). Perawatan Kesehatan Menopause Alami. Jakarta: Harapan Baru. Northrup. (2006). Bijak Saat Menopause. Jakarta: Q-Press. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. AN Andi Offset. A YAK K A OG T ANI Y S U .Y ___________. (2012).b. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. A T AR ___________. (2010).a. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku. Yogyakarta: P AL A R E ER Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.. Jakarta: Salemba Medika. P D N E Pangkahila. (2007). J Gairah Seksual Yang Hilang. Jakarta: Gramedia Widiasarana S Indonesia. E K I Potter ST & Perry. (2009). Fundamental of nursing Buku 1 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kandungan. YBP-SP: Jakarta. Proverawati. (2010). Menopause Dan Sindrom Menopause. Jakarta: Nuha Medika. Rebecca. (2010) .Menopause. Jakarta: Erlangga. Rostiana Triana. (2009). Kecemasan Pada Wanita Yang Mengalami Menopause. Jurnal Edu Health. Vol. 4 No. 2. Safitri, A. (2009). Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Menopause pada Wanita Di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009. Disertasi sarjana. Uversitas Sumatra Utara. Stuar, G.W., & Sundeen,S. J. (2010). Keperawatan Jiwa : Aplikasi Pada Praktek Klinis. Jakarta: EGC. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ____________. (2011).a. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ___________. (2012).b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta. Sulistyoningsih, H. (2011). Metodelogi Penelitian Kebidanan KuantitatifKualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tagliaferri. (2006). The New Menopause Book. Jakarta: PT Indeks. Varney, Helen. (2009). Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC. AN A YAK K A OG T ANI Y S U .Y P AL A R E ER P S S E K I T D N JE A T AR Wijiyanti. (2009). Fakta Penting Sekitar Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Diglosia Printika.