anatomi tumbuhan - Biologi UIN Alauddin Makassar

advertisement
LOGO
ANATOMI TUMBUHAN
STRUKTUR UMUM TUMBUHAN
Nurlailah Mappanganro
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
PENDAHULUAN
ANATOMI
TUMBUHAN
Ilmu Yang
mempelajari
bentuk serta
susunan
dalam tubuh
tumbuhan
Pokok bahasan
antum:
1.Sel tumbuhan
(sitologi)
2.Jaringan tumbuhan
(histologi)
3.Organ tumbuhan
(organologi)
PENDAHULUAN
Hubungan anatomi tumbuhan dengan ilmu
lainnya
oFisiologi tumbuhan:bentuk dan struktur organ
berhubungan dengan fungsinya. Fungsi bagian tumbuhan
bertumpu pada pengetahuan yang baik tentang sel dan
jaringan yang berkaitan dengan fungsi tersebut.
oFitopatologi: pengaruh penyakitakan dipahami dengan
baikstruktur normal jaringan yang terserang
oHortikulturapemangkasan, penempelan.Peristiwa
pengiringnya spt: penyembuhan luka,regenerasi,
perkembangan akar dan tunas baruakan lebih baik jika
sifat struktur yang melandasi peristiwa dipahami dengan
baik.
STRUKTUR UMUM TUMBUHAN
Evolusi tumbuhan
 Tumbuhan hijau di air tumbuhan hijau di darat 
mengembangkan struktur yang lebih rumit
 Dunia tumbuhan:
- Thallophyta (Alga,lumut,lumut kerak)
- Tracheophyta (paku-pakuan,tumbuhan berbiji)
 Tumbuhan berbiji :
- Gymnospermae
- Angiospermae
STRUKTUR UMUM TUMBUHAN
1
2
3
Perkembangan embrio hingga tumbuhan dewasa
Macam jaringan pada tumbuhan
Jenis sel dan jaringan
STRUKTUR UMUM TUMBUHAN
Perkembangan embrio hingga tumbuhan dewasa
Gambar 1. Skema penampang membujur berbagai organ tumbuhan: (1) biji
kacang-kacangan; (2,3,4) tumbuhan dikotil pada tiga tahap
perkembangan (embrio, kecambah, dewasa); (5) bunga; (6) biji
tomat; dan (7) biji jagung (Fahn, 1989).
STRUKTUR UMUM TUMBUHAN
Gambar 2. Skema tumbuhan Dikotil yang menunjukkan susunan jaringan utama:
(1) Penampang membujur dan (2,3,4) Penampang melintang pada
berbagai tingkat (Essau, 1953).
STRUKTUR UMUM TUMBUHAN
Macam jaringan pada tumbuhan
 Sistem dermal,meliputi epidermis dan
periderm
 Sistem jaringan pembuluh,terdiri dari
xilem dan floem
 Sistem jaringan dasar,meliputi parenkim,
kolenkim, sklerenkim
STRUKTUR UMUM TUMBUHAN
Jenis sel dan jaringan
 Epidermis:seringkali berbentuk lempengan,fungsi sebagai
pelindung mekanis dan membatasi transpirasi dan
pertukaran udara.
 Periderm:-jaringan gabus (felem)suberin/zat gabus
-Kambium gabus (felogen)
 Parenkim: sel hidup, bentuk beragam,fungsi dalam
fotosintesis,penyimpanan bahan dan
penyembuhan luka.
 Kolenkim: jaringan hidup,bentuk prisma hingga
memanjang,dinding berpenebalan tak rata,sebagai
penyokong dalam organ yang muda
 Sklerenkim: berkesinambungan atau berupa berkas yang
ramping,dinding tebal,berlignin,fungsi sebagai penyokong
bagian tumbuhan yang telah dewasa.
STRUKTUR UMUM TUMBUHAN
…Lanjutan
 Xilem: jaringan kompleks,berfungsi dalam pengangkut
air,penyimpanan makanan,serta penyokong.
 Floem: jaringan kompleks,berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis,menyimpan makanan cadangan,dan sebagai
pendukung.
 Struktur sel sekresi: sebagai rambut dan nektarium di
permukaan tumbuhan,sebagai rongga atau saluran sekresi
dalam tubuh,sel lateks penghasil cairan seperti getah
LOGO
ANATOMI TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
Nurlailah Mappanganro
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
SEL


Sel adalah unit struktural dan fungsional dari makhluk hidup.
Sejarah penemuan sel :
- Tahun 1665, Robert Hooke, mengamati sayatan tipis gabus
botol.
- Tahun 1671, Nehemiah Grew, mengamati sel-sel tumbuhan .
- Tahun 1880, Hanstein, menggunakan istilah protoplast
- Tahun 1831, Robert Brown menemukan nukleus
- Tahun 1846, Hugo van Mohl, melihat perbedaan antara
protopolasma dan cairan sel
- Tahun 1862, kolliker memperkenalkan istilah sitoplasma

Berdasarkan keberadaan nukleus,dikenal dua
kelompok organisme :

Prokariot
 Eukariot
Struktur Sel Tumbuhan
Secara umum sel tumbuhan terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
1. Dinding Sel
2. Protoplasma
3. Inti sel (Nukleus)
1. Dinding Sel
• Bagian sel yang letaknya paling luar.
• Sebagai penguat dan pelindung sel.
• Terbagi menjadi 3 bagian
pokok:
A. Lamela tengah
B. Dinding primer
C. Dinding sekunder
2. Protoplasma

Bagian sel yang terletak di
sebelah dalam dinding sel.

Meliputi :
A. Sistem membran
B. Sitoplasma
- Komponen protoplasma
(organel-organel)
A. Sistem Membran
Terdiri atas senyawa-senyawa lipida,protein,dan karbohidrat
 Ukuran sangat tipis


Fungsi membran :
- Pembatas isi sel dengan
lingkungan luar.
- Mengatur permeabilitas terhadap
senyawa atau ion.
- Protein membran berfungsi
sebagai protein mengenal atau
sebagai reseptor molekul khusus
(hormon, antigen, metabolit).
- Reseptor terhadap perubahan
lingkungan seperti suhu dan
cahaya
B. Sitoplasma




Berupa cairan kental
Bahan dasar sekitar 85-90% air
Tembus cahaya
Komponen protoplasma:
1. Retikulum Endoplasma (RE)
2. Ribosom
3. Sferosom
4. Diktiosom (Aparatus Golgi)
5. Mitokondria
6. Mikrobodi
7. Mikrotubula
8. Plastida
9. Kloroplas
10. Vakuola
1. Retikulum Endoplasma



Sistem membran yang terdapat bebas
dalam sitoplasma
Bentuk seperti lembaran-lembaran,
bentuk pipa,atau lapisan berlubang.
Fungsi :
- Penghubung selaput luar inti dengan
sitoplasma.
- Transpor protein yang disentesis
dalam ribosom
- Biosintesis fosfolipid,glikolipid dan
sterol
2. Ribosom
Merupakan struktur terkecil.
 Secara acak tersebar di dalam
sitoplasma,tetapi ada yang
terikat pada membran
retikulum endoplasma kasar.
 Berupa butir-butir yang
befungsi sebagai tempat
sintesis protein.

3. Sferosom
Berupa butir-butir bulat
 Mengandung lipid dan protein
 Bersifat sangat mobil pada sel hidup

4. Diktiosom (Aparatus Golgi)
Merupakan kumpulan sisterna
berbentuk sirkuler.
 Masing-masing elemen dikelilingi
oleh membran yang halus.
 Fungsi:
- Secara aktif terlibat dalam
proses sekresi,terutama pada
sel-sel kelenjar.
- Membentuk dinding sel tumbuhan

5. Mitokondria
Memiliki bentuk
bulat,memanjang,dan kadang
berbentuk cuping.
 Berfungsi sebagai pusat
respirasi sel yang menghasilkan
banyak ATP.

6. Mikrobodi
Diselubungi oleh membran
tunggal dan matriksnya tampak
seperti granul atau fibril.
 Peranannya membantu prosesproses biokimia dalam sel dan
fotorespirasi.

7. Mikrotubula
Terdiri dari tubul protein yang
lurus dan ramping.
 Amat penting karena terlibat
dalam membentuk serta
mempertahankan bentuk sel
serta diferensisasi kimiawi.

8. Plastida
Organel yang khas pada sel
tumbuhan.
 Amat dinamis dan mampu
membelah,tumbuh,dan
berdiferensiasi menjadi
berbagai bentuk.
 Berfungsi sebagai pembawa
pigmen, terdiri dari 3 tipe yaitu
kloroplas,kromoplas,dan
leukoplas.

9. Kloroplas
Pada umumnya berbentuk seperti
lensa.
 Didalam kloroplas terdapat zat hijau
daun atau klorofil dan sedikitnya dua
zat warna kuning atau merah,atau
kelompok zat warna.
 Berfungsi dalam fotosintesis dan
pada kebanyakan tumbuhan
berfungsi pula dalam pembentukan
pati dari karbohidrat terlarut hasil
fotosintesis, serta melarutkannya lagi.

10. Vakuola



Organel yang paling besar volumenya
pada sel tumbuhan dewasa.
Dibatasi membran tonoplas.
Fungsi :
- Sebagai “gudang” tempat berbagai
macam organik dan anorganik,seperti
karbohidrat,protein,kristal,sistolit,minyak,t
annin,lateks,gum,resin,dan lemak.
- Mengatur air untuk mempertahankan
turgor sel.
- Berperan dalam gerak pada tumbuhan
3. Inti Sel (Nukleus)


Memiliki bentuk bulat atau lonjong.
Fungsi :
- Berperan penting dalam aktivitas
sel,terutama dalam sintesis protein.
- Komposisinya terdiri atas membran
nukleus,matriks,dan anak inti.
TERIMA KASIH
JARINGAN MUDA (MERISTEM)
Nurlailah Mappanganro
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDINLOGO
MAKASSAR
Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai
asal fungsi serta struktur yang sama
Secara garis besar pada tumbuhan
ada 2 macam jaringan:
1. Jaringan muda (Meristem)
2. Jaringan dewasa
1. Jaringan muda (Meristem)
 Meristem adalah jaringan embrionik yang
terdapat pada tumbuhan dewasa.
 Sifat-sifat jaringan meristem secara umum:
 Sel-selnya memiliki dinding yang tipis.
 Bentuk sel isodiametris,dengan inti besar.
 Kaya protoplasma.
 Protoplas tidak mengandung makanan cadangan
dan kristal-kristal.
 Plastida masih pada tahap pro plastida.
 Memiliki vakuola kecil yang tersebar di seluruh
protoplas.
 Jaringan meristem digolongkan berdasarkan
bermacam-macam kriteria, antara lain berdasarkan
letak pada tubuh tumbuhan,asal dan jaringan mana
yang menghasilkannya,struktur,tingkat
perkembangan dan fungsinya.
 Berdasarkan asalnya, meristem ada 2 macam:
a. Meristem primer,
yaitu meristem yang tersusun yang terdiri dari selsel yang berasal dari jaringan embrionik.
b. Meristem sekunder,
yaitu meristem yang berasal dari jaringan dewasa
yang bersifat meristematis kembali.
 Menurut letaknya pada tubuh tumbuhan, meristem dibedakan
menjadi:
a. Meristem apikal
b. Meristem interkalar
c. Meristem lateral
 Pada meristem apikal dibedakan menjadi:
- Bagian promeristem,
terdiri dari pemula-pemula apikal beserta derivatnya.
- Bagian meristematik,terdiri dari 3 meristem:
a) Protoderm,yang akan menghasilkan epidermis dan
derivatnya
b) Prokambium,yang akan berkembang menjadi jaringan
pembuluh primer
c) Meristem dasar,yang akan membentuk jaringan dasar
Penampang bujur ujung batang (atas)
dan ujung akar (bawah).
a. Meristem Apikal
 Sel-sel yang tetap di dalam kondisi meristem disebut sel
pemula,sedangkan hasil pembelahannya disebut
derivatnya.
 Berdasarkan jumlah sel,susunan dan aktivitas sel pemula
serta derivat-derivatnya pada meristem yang mengalami
perubahan, konsep meristem pada apikal tumbuhan
berpembuluh berbeda-beda :
a). Meristem apikal (apeks) pucuk adalah bagian yang
tepat di atas primordium daun yang paling muda yang
bersifat meristematik.
 Struktur apeks pucuk pada beberapa kelompok tumbuhan:
1. Pterydophyta,
- Memiliki satu atau lebih sel pemula.
- Bentuk sel apikal tunggal tetrahedron dan dasarnya mengarah ke
permukaan apeks.
- Sel apikal tunggal ditemukan pada psilotales,Equisetum dan
beberapa paku sejati.
2. Gimnospermae,
- Arah pembelahan sel di permukaan apeks pucuk adalah antiklinal
dan periklinal sekaligus.
- Sel induk sentral pada posisi median di bawah lapisan
permukaan.
- Ukuran sel induk sentral relatif besar,polyhedral,tersusun tidak
beraturan,dan dinding selnya tebal,terutama di sudut sel.
3 zona meristem pada kelompok gimnospermae:
a. Tipe Cycas
- Tidak memiliki zona sel induk sentral tetapi terdapat meristem
permukaan dengan bidang pembelahan antiklinal,periklinal dan
diagonal.
- Contoh Cycas revolute
b. Tipe Ginkgo,terdapat 5 zona meristem:
- Meristem permukaan,yaitu lapisan teratas mewakili zona inisiasi
seluruh apeks.
- Sel induk sentral,pada posisi median di bawah lapisan permukaan.
- Meristem perifer,sepanjang dasar dan sisi lateral yang merupakan
akibat pembelahan sel induk sentral dalam arah datar dan miring.
- Meristem rusuk,pembelahan dengan bidang pembelahan horizontal
di bagian dasar,sel-sel yang terbentuk dalam deretan sejajar sumbu
yang rupanya seperti rusuk.
- Zona berbentuk piala yang disebut zona transisional lir-kambium.
- Contoh Ginkgo biloba,Zamia spp.
c. Tipe cryptomeria-Abies:terdapat 4 zona,yaitu:
- Zona meristem permukaan
- Sel induk sentral,
- Meristem perifer
- Meristem rusuk.
- Contoh Pinus Montana,Abies concolor.
3. Angiospermae,
- Menurut teori Histogen oleh Hanstein (1868),apeks pucuk pada
angiospermae dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Dermatogen,yaitu bagian luar
b. Plerom, yaitu bagian terdalam
c. Periblem,yaitu bagian yang terdapat diantara dermatogen
dan pleron.
-
Schmidt (1924), apeks pucuk dibedakan menjadi 2 bagian
a. Tunika,
- selapis sel terluar atau mungkin beberapa lapis sel yang
mengelilingi kelompok sel di bagian yang disebut
korpus.
- Terjadi dalam bidang antiklinal.
b. Korpus,
- Bagian pusat titik tumbuh yang memiliki kemampuan
membelah ke segala arah.
- Pembelahannya terjadi di segala arah.
- Ukuran selnya lebih besar dari tunika.
- 2 tipe utama korpus berdasarkan susunan internal:
a. Tipe Angiospermae biasa,dibedakan menjadi 3 tipe utama:
- Zona sel induk sentral
- Meristem rusuk
- Meristem perifer
b. Tipe Opuntia,selain zona di atas ada zona transisi lir-kambium.
Company Logo
 Teori Histogen & Tunika Corpus
Gambar : Diagram
meristem pucuk menurut
teori histogen (Hanstein
Gambar : teori tunikakorpus (Schmidt)
Company Logo
b). Apeks reproduktif
- Berkembang dari apeks vegetatif
- Fungsi apeks vegetatif : menghasilkan pertumbuhan
sumbu dalam arah panjang
- Fungsi apeks reproduktif: membentuk daerah
meristematis yang lebih luas,tempat berkembangnya
berbagai bagian bunga
b). Apeks akar
- Pada beberapa Pterydophyta seperti equisetum seluruh
akarnya berkembang sebagai hasil pembelahan satu sel
apikal,sedangkan pada yang lain dari beberapa sel
pemula.
- Bila ada hanya satu sel tunggal maka bentuk sel
tetrahedral dan membelah-belah,sehingga pembelahan
sel baru terhadap pertumbuhan tubuh akar meliputi tiga
sisi bagian atasnya dan ke arah tudung akar dari bagian
dasar.
b. Meristem interkalar




Merupakan turunan dari meristem apeks.
Meristem yang menyebabkan pemanjangan ruas.
Jaringan primer yang aktif melakukan pembelahan.
Paling sering dijumpai pada batang suku gramineae.
Gambar : letak meristem interkalar dalam tubuh
tumbuhan rumput-rumputan yaitu di pangkal ruas
dekat buku batang, di pelepah dan dipangkal daun
serta tangkai karangan bunga. Meristem ditunjukkan
dengan titik-titik.
c. Meristem lateral
 Meristem lateral merupakan jaringan dewasa
yang kemudian meristematis kembali.
 Kambium pembuluh dan kambium gabus
merupakan meristem lateral.
Terima Kasih
LOGO
Nurlailah Mappanganro
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDINLOGO
MAKASSAR
2. Jaringan dewasa
 Jaringan meristem yang terus mengalami pembelahan
akan mengalami proses pendewasaan menjadi
jaringan dewasa.
 Jaringan dewasa pada tumbuhan terdiri dari:
A. Jaringan dasar
B. Jaringan penguat/penyokong
C. Jaringan pelindung
D. Jaringan pengangkut
E. Periderm
F. Jaringan sekresi
A. Jaringan Dasar (Parenkim)
- Jaringan yang mengisi sebagian besar organ tumbuhan.
- Pada tubuh primer berkembang dari meristem dasar.
- Pada tubuh sekunder berkembang dari kambium
pembuluh serta kambium gabus.
- Berperan penting dalam penyembuhan luka serta
regenerasi.
- Bentuk dan fungsi fisiologis bermacam-macam.
- Bentuk bermacam-macam:
isodiametris,bulat seperti tiang,
seperti bunga karang,
seperti bintang.
Parenkim bintang pada Juncus effusus.
 Berdasarkan fungsinya pada tumbuhan,parenkim dibagi
menjadi:
a. Parenkim asimilasi (klorenkim),
yaitu sel-sel yang memiliki fungsi fotosintesa pada
tumbuhan.
b. Parenkim gudang/penimbun,
yaitu sel-sel yang berisi cadangan makanan.
c. Parenkim udara,
yaitu yang berfungsi sebagai penyimpan udara untuk
mengapung.
d. Parenkim air,
yaitu sel-sel parenkim yang penuh dengan air.
e. Parenkim pengangkut,
yaitu parenkim yang terdapat pada berkas pengangkut.
Aerenkim pada rhizoma Acorus calamus
Jaringan parenkim. A. aerenkim dengan sel yang bercabang serta ruang antarsel yang
jelas pada daun Canna. B. aerenkim dari sayatan melintang tangkai daun Zantedeschia.
C. Parenkim endosperm pada Secale. D. parenkim endosperm pada Diospyros.
B. Jaringan penguat/penyokong
Fungsi: untuk memperkuat tubuh tumbuhan
Macam jaringan penguat, yaitu:
a. Kolenkim
b. Sklerenkim
a. Kolenkim
-
-
-
-
Terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai
sel prokambium dan berkembang dalam stadium awal
promeristem.
Dinding mengandung selulosa,pektin,dan hemiselulosa.
Umumnya ditemukan pada batang,bunga dan buah.
Pada batang,kolenkim bisa membentuk silinder penuh
atau tersusun menjadi berkas memanjang sejajar sumbu
batang.
Pada daun,kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun
utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat pula
sepanjang tepi daun.
Bentuk sel ada yang berupa prisma pendek atau bisa pula
panjang seperti serat dengan ujung meruncing.
- Berdasarkan cara penebalan dindingnya kolenkim
dikelompokkan menjadi:
a. Kolenkim sudut/angular,
Pembelahan pada sudut-sudut sel.
b. Kolenkim lempeng/papan/lamelar,
Penebalan pada dinding tangensial daripada
dinding radial.
c. Kolenkim tubular/lukunar,
Penebalan terjadi di sekitar ruang antar sel.
d. Kolenkim cincin/anular,
Penebalan yang menyebabkan lumen tidak
menyudut lagi.
b. Sklerenkim
- Jaringan yang terjadi dengan sel-sel yang
berpenebalan sekunder, yang berlignin
atau tidak berlignin serta pada waktu
dewasa bersifat mati.
- Berfungsi sebagai penopang namun
kadang-kadang sebagai pelindung.
- Sel sklerenkim dibedakan menjadi:
1) Sklreid,
- Berasal dari parenkim yang dindingnya mengalami
penebalan sekunder.
- Terdapat pada berkas pengangkut,sel-sel parenkim,korteks
batang,tangkai daun,daging daun,akar,buah dan kulit biji.
- Memiliki tipe-tipe:
a) Brakhisklereid,bentuknya seperti sel parenkim.
b) Makrosklereid,bentuk sel-selnya panjang seperti tiang.
c) Osteosklereid,bentuk sel seperti tiang tetapi pendek dan
kedua ujungnya melebar seperti tulang.
d) Asteosklereid,sel-selnya bercabang-cabang dan bentuknya
seperti bintang.
e) Trikosklereid,sel-selnya sangat panjang,bentuknya seperti
rambut,kadang-kadang bercabang.
2) Serat,
- Berkembang dari sel meristem.
- Mempunyai ukuran panjang yang bervariasi,dengan ujung
meruncing.
- Lumen sempit dengan dinding sekunder tebal.
- Terdapat diantara jaringan xilem dan floem.
- Dibedakan menjadi serat xilem dan serat extra xilem.
- Serat xilem merupakan bagian jaringan pembuluh dan
berkembang dari prokambium.
- Serat xilem dibedakan menjadi serat libriform dan serat
trakeid.
- Serat extra xilem adalah serat yang terdapat pada jaringan
selain xilem.
Company Logo
Terima Kasih
LOGO
Nurlailah Mappanganro
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDINLOGO
MAKASSAR
C. Jaringan Pelindung (Epidermis dan derivatnya)
 Merupakan jaringan pelindung dan lapisan terluar dari organ tumbuhan
yang belum mengalami pertumbuhan sekunder.
 Merupakan lapisan sel yang sangat kompak, tanpa ruang antar sel.
 Fungsi :
- Sebagai pelindung terhadap kekurangan air.
- Sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanis.
- Sebagai pelindung terhadap suhu udara yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
- Sebagai pelindung terhadap kehilangan zat-zat makanan.
- Sebagai pelindung terhadap serangan hama dan penyakit
tumbuhan.
Secara ontogeni,lapisan epidermis
berkembang dari 2 jaringan meristem yang berbeda:
Lapisan epidermis
-Dari protoderm
-Membentuk 1
lapisan terluar.
Lapisan
hipodermis/hidrodermis :
-Dari meristem dasar
-Terdiri dari beberapa lapisan.
-Pada tumbuhan tertentu,
Contoh:Moraceae (Ficus
elastica),Begoniaceae,
Piperaceae
 Susunan sel epidermis :
1. Pada dinding sel,
- Ketebalan dinding sel berbeda-beda.
2. Pada protoplasma,
- Memiliki banyak vakuola yang terletak di bagian tengah
sel.
- Plastid biasanya tidak ada ,sekiranya ada hanya
leukoplas kecil-kecil.
- Kloroplas hanya ditemukan pada tumbuh-tumbuhan yang
mempertahankan hidupnya pada tempat-tempat
terlindung.
Derivat-derivat epidermis :
1. Stoma
- Stoma adalah celah pada
epidermis yang dibatasi oleh
dua sel epidermis yang khusus.
- Sel penjaga/sel penutup
adalah 2 sel yang bentuknya
khas berbeda dengan sel
sekelilingnya, yang membatasi
celah seperti ruang antar sel.
- Sel tetangga adalah sel-sel
epidermis yang berdekatan
dengan sel penjaga.
- Berdasarkan perbedaan letak sel-sel penutup,
macam-macam stoma terdiri dari:
a) Phaneropore,
pada permukaan daun,contoh pada tumbuhan
hidrofit.
b) Kriptopore,
tenggelam /di bawah permukaan,contoh pada
tumbuhan Xerofit.
- Berdasarkan jumlah sel tetangganya,stoma pada dikotil dibedakan
menjadi:
a) Anomositik,
Jumlah sel tetangga yang mengelilingi sel penjaga tidak tentu
dengan bentuk yang tidak dapat dibedakan dengan sel epidermis
lainnya. Contoh: pada Malvaceae, Cucurbitaceae.
b) Anisositik,
Jumlah sel tetangga 3. Contoh: pada Genus Nicotiana, Solanum,
Sedum.
c) Diasitik,
Jumlah sel tetangga 2 dan letaknya tegak lurus terhadap
poros panjang sel penjaga. Contoh pada Caryophylliacea.
d) Parasitik,
Poros panjang sel penjaga sejajar dengan sel tetangga.
Contoh pada suku Mimosaceae,Papilionaceae.
- Sedangkan pada monokotil :
a) Sel penjaga dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga.
Contoh pada suku Musaceae, Cannaceae.
b) Sel penjaga dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga, yang 2
bentuknya bundar,lebih kecil dan terdapat di ujung sel
penjaga. Pada suku Pandanaceae.
c) Sel penjaga didampingi 2 sel tetangga yang sejajar
dengannya setiap sisi. Pada ordo Alismatales.
d) Sel penjaga tidak tergabung dengan sel tambahan yang
manapun. Contoh pada Liliales, Amaryliadeales.
- Berdasarkan hubungan ontogenik antara sel penjaga dengan
sel tetangga, stomata dibagi menjadi 3 tipe:
a) Mesogen,
Sel penjaga dan sel tetangga asalnya sama.
b) Perigen,
Sel tetangga yang tidak memiliki asal yang sama dengan
sel penutup.
c) Mesoperigen,
Satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya
sama, sedangkan yang lainnya tidak.
2. Trikoma atau rambut
-
Merupakan tonjolan epidermis ke arah luar.
Ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak.
Ada yang bersifat kelenjar dan ada yang tidak.
Terdapat pada bagian permukaan tubuh tumbuhan, atau
biasa juga pada biji.
- Fungsi: pelindung terhadap gangguan dari luar, untuk
mengurangi penguapan, pada akar untuk menyerap air dan
garam-garam mineral dari dalam tanah.
- 2 macam trikoma pada tumbuhan:
a) Trikoma non glandular,
Merupakan rambut-rambut biasa yang tidak menghasilkan sekret, terdiri
dari beberapa tipe:
1) Trikoma bersel satu atau banyak dan tidak pipih, contoh pada
Lauraceae, Moraceae, Triticum, Pelargonium, dan Gossypium.
2) Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, contoh pada daun
durian, atau pada tangkai Olea.
3) Rambut bercabang, bersel banyak. Contoh rambut di bawah daun waru
(Hibiscus tiliaceus), atau seperti tempat lilin pada Verbascum.
4) Rambut akar, merupakan percabangan sel epidermis dalam bidang
yang tegak lurus permukaan akar.
b) Trikoma glandular,
Merupakan rambut–rambut yang mengeluarkan sekret berupa larutan
garam, nektar, terpentin, atau hasil metabolit sekunder lainnya.
Modifikasi Epidermis (Trichoma)
Gambar : Macam Trichoma
3. Litosis
- Terdapat pada daun tumbuhan Acanthaceae, Moraceae,
dan Cucurbitaceae
- Litosis ada 2 macam:
a. Seperti rambut (trikoma),contoh pada daun humulus.
b. Merupakan sel yang besar, contoh pada daun Ficus
elastica, Morus alba.
4. Sel Bulliform
- Ciri-ciri:
a) Dapat terbentuk pada kedua permukaan daun.
b) Didalamnya tidak berisi benda-benda padat (kristal)
atau tannin.
c) Hanya berisi cairan sel saja.
d) Terkadang mengandung juga sedikit khlorofil,bahkan
kebanyakan tidak ada khlorofil.
e) Dinding radial tipis
f) Dinding sel terdiri dari selulosa dan pektin.
- Fungsi: untuk membuka dan membebaskan daun-daun
yang menggulung karena sel-selnya tumbuh lebih cepat
dan lebih besar daripada sel epidermis lainnya.
Terima Kasih
LOGO
Lampiran Gambar Tumbuhan
Ficus elastica (Karet kebo)
Begonia
Piperaceae
Tembakau
Caryophylliacea
(angling-anglingan)
Papilionaceae
(Bunga kupu-kupu)
Cannaceae
Alismatales
Liliales
Amaryliadeales
Company Logo
Lauraceae, cth kamfer (Laurus nabilis)
Triticum,cth gandum
Company Logo
www.themegallery.com
Pelargonium, cth geranium
Gossypium,cth kapas
Company Logo
www.themegallery.com
Verbascum
Humulus
Company Logo
www.themegallery.com
Acanthaceae
Morus alba (Mulberry)
Company Logo
Nurlailah Mappanganro
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDINLOGO
MAKASSAR
d. Jaringan Pengangkut
 Merupakan jaringan kompleks.
 Hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi.
 Terbentuk dari sel-sel yang letaknya membentang menurut arah
pengangkutan.
 Berfungsi untuk mengangkut air dan makanan bagi pertumbuhan.
 Penyusun dari jaringan pengangkut :
A. Xilem
B. Floem
Xilem : pengangkut air + hara dr tanah.
Floem : pengangkut hasil asimilasi ke bagian tubuh lain.
A.
Xilem
- Xilem adalah jaringan yang berfungsi sebagai pengangkut air
dan zat-zat mineral dari dalam tanah menuju organ fotosintesa.
- Menurut perkembangannya dibagi atas:
a) Xilem primer, yaitu sel penyusunnya terdiferensiasi selama
pembentukan tubuh primer dari prokambium.
b) Xilem sekunder, yaitu sel penyusunnya dihasilkan dari
pembentukan tubuh sekunder oleh kambium pembuluh.
Batang dikotil
Batang monokotil
- Unsur-unsur xilem:
1) Unsur trakeal,
- Merupakan unsur utama,berfungsi dalam pengangkutan air
dan zat-zat yang terlarut di dalamnya.
- Terdiri dari dua macam sel:
- Sel trakeid
- Sel trakea
- Ciri-ciri trakeid:
a) Sel panjang dengan ujung runcing tanpa lubang.
b) Dindingnya berlignin dan terdapat penebalan sekunder
dengan bermacam-macam noktah.
c) Pengangkutan terjadi dari sel ke sel melalui selaput noktah
dan pasangan noktah di antara ujung trakeid yang saling
menimpa.
- Ciri-ciri trakea:
a) Terdiri atas deretan sel yang tersusun memanjang dan
bersambungan pada ujung dan pangkalnya.
b) Memiliki lubang pada kedua ujungnya.
c) Noktah bermacam-macam
d) Pengangkutan terjadi melalui lubang.
e) Macam papan berlubang:papan berlubang sederhana,
papan berlubang skalariform,papan berlubang jala.
2) Unsur Serat,
Merupakan sel panjang dengan dinding sekunder berlignin.
- Ada 2 macam:
a) Serat trakeid,
- Mempunyai noktah terlindung
- Rongga noktah lebih kecil dari trakeid dan trakea
pada kayu yang sama.
b) Serat libriform,
- Lebih panjang dan dinding sel lebih tebal dari dinding
sel trakeid pada kayu yang sama.
- Memiliki noktah sederhana.
A. Trakeid
B.Serat Trakeid C. serat libriform
3) Parenkim xilem
- Sel parenkim menyimpan pati atau
lemak,minyak,tannin,kristal dan benda-benda ergastik
lainnya.
- Parenkim pada xilem sekunder:
a) Parenkim aksial,
Adalah parenkim xilem yang berarah tegak sejajar
sumbu.
b) Parenkim radial,
Adalah parenkim jari-jari empulur.
Xilem Primer
- Dari segi perkembangannya,xilem primer terdiri atas:
a) Protoxilem,
- Bagian yang berkembang lebih dahulu.
- Berdiferensiasi pada bagian tubuh primer yang belum
selesai perkembangan dan diferensiasinya.
- Mengandung unsur trakeal.
b) Metaxilem,
- Bagian yang berkembang kemudian.
- Terbentuk dari tubuh primer yang masih sedang
tumbuh,namun menjadi dewasa.
- Mengandung unsur trakeal dan serat.
- Unsur trakea tetap bertahan setelah pertumbuhan
primer selesai,namun tidak berfungsi lagi setelah xilem
sekunder dihasilkan.
-
Variasi penebalan dinding sekunder pada unsur trakeal:
a) Penebalan cincin,merupakan pola penebalan dinding yang
paling sederhana.
b) Penebalan spiral, seperti penebalan cincin tetapi dinding
sekunder berupa satu atau dua spiral.
c) Penebalan skalariform, merupakan pola penebalan dinding
sekunder yang perluasannya lebih banyak dibanding kedua pola
di atas.
d) Penebalan jala, penebalan sel tidak teratur,tetapi menyusun
seperti jala.
e) Penebalan bernoktah terlindung bulat,penutupan dinding
primer terjadi secara maksimal.
Ket:
1. Epidermis
2. Kolenkim
3. Korteks
4. Pusat silinder parenkim
5. Jaringan pembuluh
6. Metaxilem
7. Protoxilem
8. Floem
9. Sklerenkim
10. Kambium
Penampang melintang dikotil pada
tanaman Helianthus annuus
Terima Kasih
LOGO
Nurlailah Mappanganro
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDINLOGO
MAKASSAR
 Kambium Pembuluh
- Kambium adalah meristem yang menghasilkan jaringan
pembuluh sekunder.
- Kambium pembuluh dikenal dengan meristem lateral.
- Sel kambium pembuluh memiliki vakuola yang besar.
- Tidak terdapat pada sejumlah besar tumbuhan
monokotil dan pada dikotil basah (herba) kegiatan
kambium tidak begitu tampak.
- Struktur kambium pembuluh terdiri atas 2 macam sel
pemula:
a) Sel pemula fusiform,
Berbentuk prisma di bagian tengah dan meruncing di
bagian ujungnya.
b) Sel pemula jari-jari empulur,
Memiliki bentuk agak memanjang namun hampir
isodiametris.
B.
Floem
- Floem merupakan alat transportasi zat hara hasil fotosintesis ke arah bawah
dan ke bagian tumbuhan yang membutuhkan.
- Dibedakan menjadi:
a) Floem primer
Berasal dari prokambium.
b) Floem sekunder
Berkembang dari kambium pembuluh.
- Dari segi perkembangannya,floem primer terdiri dari:
a) Protofloem
- Bagian yang berkembang terlebih dahulu.
- Terbentuk sewaktu organ yang ditempati mengalami pemanjangan.
- Terdapat sel tapis atau komponen pembuluh tapis.
b) Metafloem
- Bagian yang berdifirensiasi kemudian
- Pada tumbuhan yang tidak mengalami penebalan sekunder merupakan
satu-satunya floem yang berfungsi pada tumbuhan dewasa.
Batang dikotil
Batang monokotil
- Jenis sel floem:
a) Unsur tapisan/buluh tapisan
- Sel tapisan, merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang
tangensial dan membulat di bidang radial, terdapat pada tumbuhan
Pteridophyta dan Gymnospermae.
- Buluh tapisan, berupa berkas sel-sel memanjang terdapat pada
Angiospermae.
- Sel tapis biasanya lebih panjang dan memiliki dinding ujung yang amat
miring, sedangkan buluh tapisan lebih pendek dan memiliki papan tapis luas
dengan pori tapis yang lebar.
- Ciri utama yaitu adanya daerah tapis (sieve area) pada dindingnya.
- Daerah tapis (bidang tapis) diartikan sebagai lapangan noktah primer yang
termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori.
- Pori (pore) tersebut ditembusi oleh benang sitoplasma (plasmodesmata)
yang menghubungkan 2 unsur tapis yang berdampingan.
- Benang penghubung biasanya dikelilingi oleh kalosa (callose).
- Dinding ujung dinamakan papan tapis (sieve plate).
- Terdapat sel pengiring dan sel albumin,
- Sel pengiring adalah sel-sel parenkim yang khusus, yang
fungsinya berhubungan dengan buluh tapisan, yaitu
mengatur translokasi,memudahkan penimbunan dan pemasukan
bahan ke dalam unsur tapis, melalui plasmodesmata.
- Sel pengiring berasal dari pembelahan sel induk buluh tapis.
- Jumlah sel pengiring 1 sampai banyak dan ukuran bervariasi.
- Sel pengiring pada Angiospermae, sedangkan pada Gymnospermae
tidak ditemukan sel pengiring tetapi terdapat sel albumin.
Tipe sel pada Floem sekunder Robinia pseudoacacia, (A–E) Penampang
memanjang; (F-J) penampang melintang; (A,J) Serat; (B) komponen buluh
tapisan; (F) Papan tapisan; (C,G) Sel parenkim floem; (D,H) sel parenkim floem
yang memiliki kristal; (E;I) Sklereid; (K,L,M) sel-sel jari empulur Floem
b) Sel parenkim
- Mengandung bermacam-macam substansi ergastik seperti tepung,
tannin, dan kristal.
- Berhubungan dengan serat atau sklereida.
c) Serat
- Terdapat pada floem primer atau floem sekunder.
- Pada floem primer serat terdapat berkelompok, sedang pada floem
sekunder tidak selalu demikian.
- Dapat bersifat hidup atau mati pada waktu dewasa. Yang bersifat
hidup berfungsi sebagai sel penyimpan.
- Pada beberapa jenis tumbuhan merupakan sel yang panjang dan
dinding yang tebal, sebagai bahan baku serat komersil contoh pada
Linum cannabis dan Hibiscus.
d) Sklereid
- Terdapat dalam kelompok atau tunggal.
Lampiran Gambar Tumbuhan
Linum usitatissimum
Hibiscus sabdariffa (Rosella)
Robinia pseudoacacia
Terima Kasih
LOGO
Nurlailah Mappanganro
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDINLOGO
MAKASSAR
 Periderm merupakan
jaringan pelindung yang
dibentuk secara sekunder
dan menggantikan
epidermis pada batang
dan akar yang telah
menebal akibat
pertumbuhan sekunder.
 Umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae
berkayu, pada bagian akar dan batang yang sudah tua pada
dikotil basah.
 Periderm sangat penting untuk perkembangan lapisan
pelindung di dekat jaringan yang luka atau mati
 Periderm ≠ kulit kayu
 Kulit kayu (bark) : semua jaringan yang terdapat disebelah luar
kambium pembuluh (mencakup floem primer, floem sekunder,
periderm, jaringan mati diluar periderm).
a. Struktur Periderm
Periderm terdiri atas:
1) Felogen (Kambium gabus)
- Yaitu meristem lateral yang membentuk periderm.
- Sel-selnya sederhana, terdiri dari satu macam sel.
- Vakuola besar.
-.Membelah secara periklinal, ke arah luar sebagai felem (gabus) dan
ke arah dalam sebagai feloderm.
- Pada penampang melintang sel-selnya berbentuk 4 persegi panjang
atau sel-sel yang pipih.
- Pada sayatan longitudinal sel-selnya berbentuk 4 persegi panjang
atau polygonal.
2) Felem (Gabus)
- Yaitu jaringan pelindung yang dibentuk oleh felogen ke arah luar.
- Sering berbentuk prisma.
- Biasanya sel-sel gabus tersusun kompak.
- Sel-selnya pada waktu dewasa bersifat mati.
- Ciri sel gabus adalah adanya zat gabus (suberin) dalam dinding
selnya.
- Dinding selnya berbeda-beda ketebalannya.
- Pada beberapa tumbuhan sel-sel felemnya kadang-kadang memiliki
dinding yang tidak bergabus, disebut feloid.
3) Feloderm
- Yaitu jaringan parenkim yang dibentuk oleh felogen ke arah
dalam.
phellemm (P)
phellogen (PG)
phelloderm (PD)

Poliderm :
- Periderm berstruktur khusus pada akar di bawah tanah,
- Terdiri dari lapisan yang silih berganti:satu lapisan sel yang
sebagian bergabus, bergantian dengan lapisan setebal beberapa
sel yang tak bergabus.
- Dapat menjadi setebal 20 lapisan sel atau lebih, namun hanya
lapisan sel bagian luar yang mati.
- Pada bagian yang hidup, yaitu sel-sel yang dindingnya tidak
bergabus biasanya berisi cadangan makanan.
- Contoh pada Hyperaceae, Myrtaceae, dan Rosaceae.
 Ritidom :
Bagian kulit yang mati, yang terdiri dari jaringan yang terisolasi oleh
periderm dan lapisan periderm yang tidak aktif lagi.
b. Perkembangan Periderm
- Periderm pertama pada batang dan akar biasanya tampak pada
tahun pertama pertumbuhan.
- Periderm berikutnya terbentuk dalam tahun yang sama atau
pada tahun berikutnya.
- Yang mempengaruhi saat terbentuknya periderm : air, suhu dan
intensitas cahaya.
- Asal untuk setiap tumbuhan berbeda-beda:
a) Korteks bagian terdalam, di luar kambium pembuluh.
b) Lapisan subepidermal, contoh pada Populus
c) Pada lapisan epidermis, contoh pada Nerium oleander, Solanum
dulcamara, Quercus suber.
d) Sebagian dari epidermis, sebagian dari lapisan sub
epidermal.
e) Lapisan korteks.
f) Dekat daerah pembuluh atau dari floem.
C. Lentisel
-
Adalah sebagian periderm
yang felogen lebih aktif
daripada periderm di
tempat lain dan
menghasilkan jaringan yang
berbeda dengan felem,
banyak mengandung ruang
antar sel.
- Pori-pori yang menonjol,
biasanya berbentuk lonjong
yang terbentuk pada
cabang-cabang berkayu,
terjadi jika lapisan
epidermis digantikan oleh
lapisan gabus.
Terima Kasih
LOGO
Download