MENULIS BUKU UNTUK WARISAN: JANGAN MATI SEBELUM MENULIS BUKU MUCH. KHOIRI Dosen & Penulis Buku Universitas Negeri Surabaya www.kompasiana.com/much-khoiri [email protected] ITS Surabaya, 21 Mei 2017 Rasional Lebih baik putih tulang daripada putih mata’ (lebih baik mati daripada menanggung rasa malu) Diadaptas di dalam dunia kreativitas lebih baik mati daripada tidak mewariskan karya Menulis Buku untuk Warisan Buku Fiksi Buku Nonfiksi Semboyan Write or Die! • Diadaptasi dari semboyan “Merdeka atau Mati!”—menjadi “Menulis atau Mati!” (2014): penguat semboyan sebelumnya “Menulis Setiap Hari” (2013). • “Menulis atau Mati!”: kewajiban menulis. Dalam QS. Al-‘Alaq: 1-5, kewajiban membaca diperintahkan Tuhan agar manusia membaca sesuatu, yakni qalam. Sementara itu, qalam perlu disediakan dengan menulis (uktub). Jadi, menulis (uktub) itu sama wajibnya dengan membaca (iqra). Kewajiban Membaca/Menulis • Bacalah atas nama Tuhanmu yang telah menciptakan. • Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. • Bacalah dan Tuhanmu amat pemurah. Yang mengajarkan (menulis) dengan qalam/pena. • Yang mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tiada diketahuinya. (QS. Al-‘Alaq: 1-5) 8 Dasar Semboyan W/D • Menulis sebagai kewajiban • Menulis untuk melatih berpikir • Menulis untuk penghidupan • Menulis untuk perjuangan • Menulis untuk personal branding • Menulis untuk warisan • Menulis untuk berbagi kebaikan • Menulis membangun peradaban Secara akumulatif... • Semboyan “Menulis atau Mati!” akan menjadi kekuatan tersendiri bagi pengamalnya. Menulis itu kewajiban; dan jika tidak ditunaikan, dosalah yang menjadi akibatnya. Ekstrimnya, jika tidak menunaikan kewajiban menulis, itu sama saja dengan memperpanjang daftar dosa. Daripada menanggung akibat seberat ini, mati itu agaknya lebih terhormat. Maka, jika tidak ingin mati, menulis harus ditunaikan! Menulis Buku untuk Warisan • Warisan material atau imaterial • Warisan material = royalti, ahli warisnya keluarganya • Warisan imaterial = warisan ilmu atau pengetahuan yang dikandung di dalam buku yang ditulisnya. Sementara, ahli warisnya bukan semata keluarganya, melainkan juga masyarakat pembaca. Marilah Menulis Buku • Marilah menulis sebuah buku sepanjang hidup kita, ya sebuah saja—jika memang kita tidak bisa menulis lebih. • Misalnya: Jika kita ahli beternak lele, kita tulislah buku tentang bagaimana teknik membuat kolam, memilih benih lele, merawat lele, memanennya, dan memasarkannya—agar anak-cucu kita bisa meneruskan bisnis perlelean kita. Menulis Buku itu Mulia Budi Darma, pengarang novel Olenka dan Rafilus ini, mengilustrasikan betapa tingginya kemuliaan pengarang: “Begitu seorang pengarang mati, tugasnya sebagai pengarang tidak dapat diambil alih orang lain. Sebaliknya, jika dekan, camat, dan mantri polisi mati, dalam waktu singkat akan ada orang yang dapat dan mampu menggantikannya.” Menulis Itu Istimewa • Pramoedya Ananta Toer: “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” • Helvy Tiana Rosa: “Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi.” Bangkit dan Menulis demi Kebaikan • Ali bin Abi Thalib R.A: “Semua penulis akan mati. Hanya karyanya yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti.” • M Husnaini, ketua Sahabat Pena Nusantara, bertekad: “Hiduplah sebagai penulis atau mati dalam keadaan ditulis.” Marilah Berguru pada Mereka • Hamka telah mewariskan lebih dari 100 buah buku kepada kita, di antaranya Di Bawah Lindungan Ka’bah. • Gus Dur juga mewariskan puluhan buku, dan pendapatnya dibukukan ke dalam banyak buku. • Iwan Simatupang mewariskan Merahnya Merah, demikian pula Budi Darma dengan Olenka-nya, atau Emha Ainun Nadjib dengan Seribu Masjid Satu Jumlahnya. Marilah Berguru pada Mereka • Di luar sana kita juga bisa meneladani ‘kekekalan nama’ para penulis seperti Ibnu Sina, Imam Al-Ghazali, Ibnu taimiyah, Ibnu Khaldun, dan sebagainya. • Dalam dunia sastra ada nama-nama mendunia seperti William Shakespeare, Albert Camus, Robert Frost, William Faulkner, Emily Dickinson, Naguib Mahfouz, Toni Morrison, dan masih banyak lagi. Buku, Sebaik-baiknya Warisan Jika tiada kemampuan untuk mewariskan harta atau sesuatu yang berguna, marilah menulis buku yang isinya benih-benih kebaikan, agar di kemudian hari tumbuh dan berkembang yang baik. Ia akan menjadi sebaik-baiknya warisan untuk anak-cucu. Panjatkan Doa Mendalam “Ya Allah, kami memohon, jangan panggil dan ambil nyawa kami, ya Allah, sebelum Engkau sempatkan kami menulis sebuah buku. Jernihkan akal kami, beningkan kalbu kami, dan kuatkan tubuh kami untuk menulis buku. Izinkan kami berbagi ilmu dan pengetahuan lewat buku yang kami tulis. Izinkan kegiatan menulis buku kami ini sebagai upaya jariyah yang pahalanya insyaallah mengalir dari-Mu setiap waktu.” 6 Jurus Penting Belajar menulis Mahir menulis Menulis buku Menulis buku laris Menjual buku karya sendiri Manajeman writerpren eurship Menulis Buku Apa? • Otobiografi/Biografi/ Memoar • Catatan Harian/Perjalanan • Novel/Novelet • Kumpulan Cerpen • Kumpulan Puisi • (Kumpulan) Drama • (Kumpulan) Dongeng • Komik/Nomik • • • • • • • • • • Cergam Ensiklopedia Karya Ilmiah Buku Daras (Teks) Buku Tafsir Kamus Buku Panduan (How to) Atlas Buku Fotografi Dsb Bagaimana Menulis Buku? • Buku keroyokan (antologi) semisal Boom Literasi: Menjawab Tragedi Nol Buku (2014) atau buku mandiri (solo) semisal Midaq Alley oleh Naguib Mahfouz • Menyusun buku dari tulisan yang sudah ada semisal Rahasia TOP Menulis (2014) atau membuat tulisan yang baru semisal Pagi Pegawai Petang Pengarang (2015) atau SOS Sapa Ora Sibuk, Menulis dalam Kesibukan (2016). Menerbitkan Buku: 2 Jalur • Lewat Penerbit mayor (Gramedia, Obor, Jala Sutra, Airlangga, dsb) • Sistem self-publishing atau indie-publishing Perbedaan Mayor vs Indie Penerbit Mayor • Proses layout sampe cetak ditanggung penerbit • Pemasaran ditanggung penerbit • Lancar jika jaringan besar • Royalti buku: Maks 10% • Penerbit mengendalikan profil penjualan buku • Cetak ulang, dengan syarat kepatutan jumlah Indie Publishing • Proses layout sampe cetak ditanggung penulis • Pemasaran ditanggung penulis. • Lancar jika jaringan besar • Inkam buku: Min 100% • Penulis tahu persis profil penjualan buku • Cetak ulang, sesuai selera penulis Memasarkan Buku: Pertimbangkan Marketing Mix • • • • • Kualitas produk (product) Harga yang dipatok “terjangkau” (price) Tempat memajang buku (place) Siapa melakukannya (people) Kegiatan promosional (promotion) Iklan • Dalam hal ini Anda bisa mengiklankan produk, jasa atau brand (dalam hal ini buku) di suratkabar, radio, televisi, majalah, spanduk luar, dan online. • Jangkauannya luas, tingkat keterbacaannya tinggi. Kemungkinan penjualannya, juga cukup bagus. • Jika tidak bisa gratis, perlu diupayakan untuk menemukan media yang murah tapi efektif. Personal Selling • Anda juga menjual buku Anda secara personal, langsung kepada calon pembeli. • Jika Anda memiliki banyak teman dan kenalan, personal selling sangat menguntungkan. Kegiatan yang juga disebut telemarketing ini diyakini efektif jika Anda memiliki keterampilan interpersonal dan komunikasi yang bagus. • Syarat lain: buku Anda harus unggul (excellent), dan adanya kemampuan menjual kelebihan buku kepada calon pembeli. • Kadang penjualan dilakukan di depan khalayak semisal ratusan peserta seminar atau talkshow klasikal. Publisitas • Publisitas ini diciptakan dengan mengirimkan media release ke media cetak dan media siaran, memberikan interview ke media, dan siaran pers. • Pasang foto-foto kegiatan di medsos semisal FESBUK. • Publisitas mengangkat nama penulisnya, dan pada saat sama juga mengangkat popularitas buku tulisannya. • Contohnya, untuk buku saya Rahasia TOP Menulis (2014), saya menggelar talkshow interaktif dua kali di radio Suara Akbar Surabaya (SAS) FM. • Bedah buku (misal. P4), lanjut tulisan ke media cetak atau media siaran. Promosi Jangka Pendek • Anda memasarkan produk atau jasa Anda menggunakan kupon, kompetisi, dan kontes. Pelaksanaan lomba menulis (writing contest) resensi buku, termasuk ke dalam jenis promosi ini. • Door-prize buku juga bisa dilakukan untuk membuat buku semakin dikenal orang banyak. Namun, ini tidaklah gratis, melainkan perlu menyediakan dana tertentu. • Beberapa kali saya menggelar lomba menulis puisi atau cerpen, di mana buku saya merupakan hadiah bagi pemenang. Pemasaran Langsung • Pemasaran langsung melibatkan pengiriman surat, pamflet dan brosur ke klien-klien individual, kerap diikuti dengan personal selling. • E-mail marketing termasuk strategi ini. • Jika personal selling menuntut Anda untuk berhadapan dengan calon pembeli, pemasaran langsung hanya menuntut Anda menjualnya dari jarak jauh. • Saya sering melakukan strategi ini untuk buku-buku saya yang diterbitkan secara indie (menyewa penerbit mitra, dengan dana sendiri). Ini termasuk kegiatan yang cukup murah. Pemasaran Daring • Memasarkan buku secara online semakin efektif dan penting dalam bisnis di era digital dewasa ini. • Media yang digunakan harus update, agar kastamer lebih tertarik. • Sekarang banyak media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk menggelar pemasaran online ini. • Untuk menjual salah buku-buku saya, saya kerap menggunakan FESBUK • Saya juga menggunakan grup-grup WA. • Alternatif: Toko Buku Online Tambahan • Review atau resensi teman, untuk dimuat di media cetak atau media online • Launching buku: segmentasi sasaran yang tepat. • Viral marketing (meniru kerja virus komputer) • Dari forum ke forum: seminar, diskusi, sarasehan, bedah buku, pameran, dan sebagainya. • Manfaatkan komunitas/jejaring: silaturahmi; kadang jadi narsum untuk diskusi mereka. • Buku untuk “hadiah” bagi instansi/lembaga. • Buku sebagai tiket pelatihan: e.g. SOS (lebih dari 13 tempat). Pilih sesuai Kemampuan • Dana • Waktu • Tenaga • Situasi-kondisi