EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH SEBAGAI UPAYA PREVENTIF DAN KURATIF ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KRATON KOTA YOGYAKARTA Anis Kurnia Maitri1, Karina Muthia Shanti1, Josefa Rosselo1, Destriyani1, Lastdes Cristiany Friday2, Riska Novriana3 1 Gizi Kesehatan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada 2 Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi IKM FK UGM 3 Dinas Kesehatan kota Yogyakarta LATAR BELAKANG Anemia pada ibu hamil utamanya disebabkan oleh defisiensi besi, defisiensi folat, atau keduanya. Anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai 31,7% (Kemenkes RI, 2013). Kejadian anemia pada ibu hamil di kota Yogyakarta mengalami peningkatan dari 22,45% menjadi 28,1% pada tahun 2010 ke 2014 (Dinkes kota Yogyakarta, 2015). Permasalahan anemia pada ibu hamil jika tidak diselesaikan dapat menimbulkan dampak yang fatal pada ibu dan janin. Dalam rangka mengetahui keberhasilan program pemberian TTD serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya, dilakukan evaluasi program pemberian TTD di Puskesmas Kraton, kota Yogyakarta. TUJUAN Mengevaluasi program pemberian Tablet Tambah Darah dan konseling terkait anemia dan Tablet Tambah Darah kepada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kraton dalam menangani masalah anemia. METODE Desain penelitian adalah penelitian kualitatif dengan indepth interview dan pengambilan data sekunder. Indepth interview dilakukan kepada kepala puskesmas, staf KIA, staf gizi, tenaga farmasi, kader pendamping ibu hamil, dan enam ibu hamil. Wawancara dengan kuesioner juga dilakukan untuk mengetahui konsumsi makanan/minuman penghambat zat besi dan tingkat pengetahuan ibu hamil. HASIL Aspek SERVICE INPUT Man Material Money Sistem pencatatan Infrastruktur Hasil Bidan, tenaga farmasi, ahli gizi, kader pendamping ibu hamil · Stok TTD tahun 2016 mencukupi kebutuhan dan kualitasnya telah sesuai · Tersedianya alat pengukur Hb dengan akurasi yang baik · Tidak tersedia buku pedoman tatalaksana pemberian TTD · Belum tersedia SPO terkait pemberian TTD TTD langsung diambil dari Dinas Kesehatan. Pencatatan cukup lengkap, namun belum ada pelaporan dan pencatatan terkait kepatuhan konsumsi TTD Penyimpanan TTD diletakkan di gudang bersamaan dengan obat lain, tidak ada pengendalian suhu dan kelembaban. SERVICE DISTRIBUTION Kondisi geografi Tidak ada kendala akses geografi maupun transportasi. Tenaga distribusi Distribusi terpusat di Puskesmas. Bidan dibantu oleh kader pendamping ibu hamil dalam pencatatan distribusi dan memotivasi ibu hamil untuk mengonsumsi TTD. Edukasi Edukasi kepada kader pendamping ibu hamil dilakukan melalui sosialisasi TTD dan cara pencatatan distribusi TTD. KARAKTERISTIK RESPONDEN Motivasi Motivasi berasal dari diri sendiri dan alasan utama konsumsi adalah karena anjuran dari tenaga kesehatan. Budaya Tidak ada kepercayaan tertentu terkait anemia dan TTD. Dukungan Ibu hamil mendapatkan dukungan dari suami dan keluarga untuk mengonsumsi TTD. HASIL DAN DAMPAK Konsumsi TTD Seluruh ibu hamil mengonsumsi TTD secara teratur DISKUSI Cakupan distribusi TTD di Puskesmas Kraton pada tahun 2016 belum dapat mencapai target nasional. Tidak tercapainya cakupan distribusi dapat disebabkan oleh terpusatnya distribusi di Puskesmas dan kurangnya jumlah dan kinerja SDM dalam program pemberian dan pencatatan distribusi serta konsumsi TTD. Berdasarkan hasil wawancara, tingkat kepatuhan konsumsi TTD ibu hamil adalah baik. Hal ini didukung oleh adanya edukasi TTD oleh bidan, tingkat pengetahuan yang baik, kepercayaan terhadap tenaga kesehatan, motivasi diri, dukungan keluarga, ketersediaan TTD, dan tidak adanya efek samping atau efek samping dapat diatasi (Sadore et al, 2015; Nisar et al, 2014). Prevalensi anemia di wilayah kerja Puskesmas Kraton tergolong tinggi dan meningkat dari tahun 2014 ke 2016. Hal ini dapat disebabkan oleh karena pemberian TTD oleh bidan tidak dimulai sejak trimester I, banyaknya ibu hamil yang memperoleh merk TTD yang tidak terstandar dari luar puskesmas, dan anemia yang terjadi secara kronis sejak anak-anak (MIMS Indonesia, 2017; Kalaivani, 2009). KESIMPULAN Program pemberian TTD pada ibu hamil belum efektif dalam menurunkan prevalensi anemia ibu hamil, sebab perlu memperhatikan optimalisasi distribusi TTD, monitoring-evaluasi distribusi dan konsumsi TTD, pemberian TTD sejak awal kehamilan, merk TTD yang beredar yang tidak sesuai standar, dan kondisi anemia kronis di wilayah kerja Puskesmas. REFERENSI Dinkes kota Yogyakarta, 2015. Profil Kesehatan Tahun 2015 Kota Yogyakarta. Dinas Kesehatan kota Yogyakarta. Kalaivani, K., 2009. Prevalence & consequences of anaemia in pregnancy. , (November), pp.627–633. Kemenkes RI, 2015. Laporan Akuntabilitas Kerja Tahun 2015 Direktorat Bina Gizi. Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. MIMS Indonesia, 2017. Hemafort, Novabion, Maltofer fol. Diakses pada 10 April 2017. http://www.mims.com/indonesia/drug/info. Nisar, Y. Bin., Alam, A., Aurangzeb, B., Dibley, J.M., 2014. Perceptions of antenatal iron-folic acid supplements in urban and rural Pakistan : a qualitative study. Pregnancy and Childbirth, 14:344. Sadore, A.A., Gebretsadik, L.A. & Hussen, M.A., 2015. Compliance with Iron-Folate Supplement and Associated Factors among Antenatal Care Attendant Mothers in Misha District, South Ethiopia : Community Based Cross-Sectional Study. Journal of Environmental and Public Health, 2015. Kemenkes RI & MCA Indonesia, 2015. Pedoman Program Pemberian dan Pemantauan Mutu Tablet Tambah Darah untuk Ibu Hamil di Wilayah Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat. Jakarta: Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia dan Millenium Challenge Account-Indonesia. WHO, 2011. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity. World Health Organization. MoH Kenya, 2013. National Iron & Folic Acid Supplementation Communication Strategy 2013-2017. Ministry of Health, Government of Kenya.