BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan kumpulan dari berbagai penyakit dengan ciri utama pertumbuhan sel yang tidak terkontrol, yang kemudian dalam perkembangannya, sel-sel tersebut dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening (King, 2006). Saat ini, kanker merupakan penyebab utama kematian di negara-negara ekonomi maju serta penyebab kematian kedua di negara-negara berkembang. Tercatat 12% seluruh kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker, dan menurut perkiraan GLOBOCAN (Global Cancer Statistics) pada tahun 2008, terdapat sekitar 12,7 juta kasus kanker di seluruh dunia serta 7,6 juta kematian diakibatkan kanker (Jemal et al., 2011). Kanker terbagi dalam beberapa jenis, dan mereka dinamakan sesuai dengan organ tempat berawalnya pertumbuhan sel kanker. Mereka diantaranya kanker hati, kanker otak, kanker prostat, kanker pankreas, kanker payudara serta kanker sel darah putih atau leukimia. Dibandingkan dengan jenis kanker yang lain, kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia. Pada tahun 2008, di seluruh dunia, diperkirakan terdapat 1,38 juta kasus baru kanker payudara 1 terdiagnosis (23% dari total semua jenis kanker), dan 458.400 (14%) dari total kematian yang diakibatkan oleh kanker (GLOBOCAN, 2008). Di Indonesia, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada wanita setelah kanker leher rahim (kanker serviks), dengan angka kematian sebesar 20.052 (9,3% dari total kematian akibat kanker) pada tahun 2008. Sementara itu, GLOBOCAN (2008) mencatat angka kejadian kanker payudara di Indonesia sebesar 39.831 (13,6% dari total kejadian pada semua jenis kanker) pada tahun 2008. Perkembangan kanker payudara dibagi dalam 4 tahapan, yaitu tahap I, II, III dan IV. Tahap I dan II disebut juga sebagai kanker payudara stadium awal, atau early breast cancer, karena pada tahap-tahap tersebut, sel-sel kanker mulai bertumbuh di payudara. Sedangkan tahap III dan IV disebut sebagai stadium lanjut atau advanced breast cancer. Pada beberapa literatur, kanker stadium lanjut ini juga disebut sebagai secondary breast cancer, yaitu kanker payudara yang telah menyebar atau bermetastasis ke bagian tubuh lainnya (Cancer Council Australia, 2009). Tahapan kanker payudara yang sering ditemukan pada penderita kanker di Indonesia adalah tahap III dan IV atau pada stadium lanjut. Manuaba (2011), menyebutkan bahwa pasien 2 kanker payudara yang memeriksakan diri untuk stadium I kurang dari lima persen, sedangkan sekitar 70-80 % dari jumlah pasien kanker payudara yang memeriksakan diri ke rumah sakit adalah pasien kanker payudara stadium lanjut. Lubis (2009), menyatakan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini terhadap kanker payudara, mengakibatkan sebagian besar pasien kanker payudara yang memeriksakan diri di fasilitas kesehatan telah berada pada stadium lanjut. Salah satu faktor yang menjadikan isu mengenai pemeriksaan dini terhadap kanker payudara (SADARI) tidak populer pada masyarakat Indonesia adalah faktor penyebaran tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang belum merata. Dengan demikian, pada beberapa daerah terpencil atau kota-kota kecil, tingkat pengetahuan dan pengobatan terhadap kanker payudara tidak sama seperti layaknya di kota-kota besar. Pada awalnya, individu, dalam hal ini wanita dengan kanker payudara akan merasakan suatu goncangan atau keterkejutan yang besar akibat hasil diagnosis, kemudian diikuti dengan dampak dari efek samping pengobatan, penampilan tubuh yang berubah, perubahan dalam peran dan fungsi sosial, serta bagi beberapa wanita, kondisi kesehatan yang terus menurun dan kematian (Massie et al., dalam National Breast Cancer Centre, 2004). Selanjutnya, Massie et al. (dalam National Breast Cancer 3 Centre, 2004) mengemukakan bahwa wanita dengan kanker payudara merasakan kekecewaan yang mendalam, serta memperlihatkan berbagai emosi lainnya seperti sedih, cemas, mudah marah, takut, serta perilaku menarik diri dari aktivitas sosial yang mengakibatkan gangguan terhadap hubungan dengan keluarga dan teman. Kondisi yang demikian, mempengaruhi cara berpikir individu sehingga terkadang membuat individu menjadi tidak resilien dalam menghadapi penyakitnya (Reivich, et.al., 2002). Resilien yang dimaksud adalah kemampuan individu dalam meminimalisasi dan mengatasi tekanan, baik itu tekanan eksternal maupun internal (Block dalam Klohnen, 1996). Resiliensi memungkinkan individu tetap fokus pada masalahnya dan tidak menyimpang ke dalam perasaan dan pikiran yang negatif, sehingga individu diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada (Reivich dan Shatte, 2002). Holaday (dalam Southwick, 2001) menyatakan bahwa resiliensi individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dukungan sosial, kemampuan kognitif dan sumber daya psikologi. Dukungan sosial yang dimaksud dapat berupa dukungan komunitas, dukungan keluarga dan dukungan personal. Penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Hasanat (1998) mengenai dukungan sosial pada penderita kanker menyimpulkan bahwa 4 dukungan sosial yang diperoleh penderita akan menurunkan tingkat depresi penderita. Kissane et al. (dalam Management of Early Breast Cancer, 2001), menyatakan bahwa dampak dari kanker payudara yang mendalam tidak hanya dirasakan oleh wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara, tetapi juga dirasakan oleh keluarganya. Penderitaan dan kecemasan juga dirasakan oleh anggota keluarga dari wanita yang baru didiagnosis menderita kanker payudara. Respon keluarga mempunyai peran yang penting dalam mekanisme koping penderita kanker payudara, yang kemudian mendorong adanya komunikasi secara terbuka maupun berbagai bentuk ekspresi dari perasaan yang sedang dirasakan. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui peran dukungan keluarga terhadap resiliensi wanita dengan kanker payudara stadium lanjut. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Pengumpulan serta pengolahan data menggunakan studi kualitatif yang ditulis dalam bentuk biografi. 1.2. Fokus Penelitian Berdasarkan pemaparan di atas maka fokus penelitian ini adalah peran dukungan keluarga terhadap resiliensi pasien kanker 5 payudara stadium lanjut di Kecamatan Kota Soe. Adapun pertanyaan penelitian adalah: 1. Bagaimana gambaran kehidupan wanita dengan kanker payudara stadium lanjut di Kecamatan Kota Soe? 2. Bagaimana gambaran resiliensi wanita dengan kanker payudara stadium lanjut di Kecamatan Kota Soe? 3. Bagaimana peran dukungan keluarga terhadap wanita dengan kanker payudara stadium lanjut di Kecamatan Kota Soe? 4. Apa pengaruh peran dukungan keluarga terhadap resiliensi wanita dengan kanker payudara stadium lanjut di Kecamatan Kota Soe? 1.3. Signifikansi dan Keunikan Penelitian Hingga saat ini, terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan dalam bidang resiliensi, dukungan sosial dan kanker. Diantaranya penelitian yang dilakukan di dalam negeri oleh Hasanat dan Utami (1998) mengenai Dukungan Sosial pada Penderita Kanker, penelitian dari Rr. Indah Ria Sulistya Rini (2006) mengenai Resiliensi pada Penderita Kanker ditinjau dari Dukungan Sosial, serta penelitian yang dilakukan oleh Fina Firdaus (2010) mengenai Hubungan antara Resiliensi dengan Penyesuaian Diri pada Wanita Penderita Kanker Payudara Stadium Lanjut. 6 Sementara itu, beberapa penelitian yang dilakukan di luar negeri antara lain: Catalyzing Social Support for Breast Cancer Patients oleh Meredith M. Skeels, etal.(2010), Quality of Life and Breast Cancer: Relationship to Psychosocial Variables oleh Shauna L. Shapiro, et al. (2001), Theory-Based, Participatory Evaluation: A Powerful Tool for Evaluating Family Support Programs oleh Beth L. Green, et al. (2002). Penelitian-penelitian di atas menjadi pedoman peneliti, karena pada berbagai penelitian di atas telah dipaparkan mengenai pentingnya dukungan sosial terhadap penderita kanker, yaitu bahwa dukungan sosial yang diterima oleh penderita kanker dapat membantu menurunkan tingkat depresi penderita kanker (Hasanat & Utami, 1998). Sementara itu, Skeels et al., 2010 mengemukakan hal yang sama, yaitu bahwa bagi penderita kanker, dukungan sosial merupakan hal yang penting. Dukungan sosial yang dimaksud tidak hanya melalui tatap muka, tetapi juga dapat berupa pertemuan melalui jejaring sosial lewat internet, sehingga penderita kanker dapat berbagi pengalaman satu dengan yang lain meski mereka saling berjauhan. Shapiro et al. (2001) menyatakan bahwa telah ada kemajuan dalam intervensi psikologi yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan psikologi, fungsi imun dan bahkan, kelangsungan hidup. Menurut mereka, faktor yang paling menonjol 7 dalam perawatan yang lebih luas untuk wanita dengan kanker payudara adalah peran psikologikal yang spesifik dalam psikologi dan psikologi kesejahteraan. Peran intervensi psikologi bagi penderita kanker payudara dapat diwujudnyatakan melalui dukungan keluarga. Melalui dukungan keluarga yang tepat, stres akibat diagnosis dan perawatan kanker payudara dapat diminimalisasi karena penderita tidak merasa sendirian dalam mengatasi masalahnya. Dengan demikian, penderita kanker payudara dapat menjadi individu yang resilien. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi resiliensi wanita dengan kanker payudara. Pada beberapa tempat dengan fasilitas layanan kesehatan yang kurang dan belum memadai, keluarga merupakan satu-satunya care provider atau penyedia layanan perawatan yang ada. Dengan demikian perawatan keluarga dan dukungan keluarga sangat menentukan status kesehatan mental penderita kanker payudara. Karena itulah pada kota kecil seperti Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur, perlu dilakukan penelitian mengenai Peran Dukungan Keluarga terhadap Resiliensi Pasien Kanker Stadium Lanjut. 8 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui gambaran peran dukungan keluarga pada wanita dengan kanker payudara stadium lanjut di Kec. Kota Soe. 2. Mengetahui gambaran resiliensi pada wanita dengan kanker payudara stadium lanjut di Kec. Kota Soe. 3. Menganalisa hubungan antara peran dukungan keluarga terhadap resiliensi wanita dengan kanker payudara stadium lanjut di Kec. Kota Soe. 1.5. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretis Hasil penelitian diharapkan menjadi sumbangan ilmu dalam bidang Ilmu Keperawatan, terutama dalam hubungannya dengan pengembangan mata kuliah Cancer Complexity, Komunikasi Keperawatan, dan Keperawatan Keluarga, sehingga dapat mengembangkan pengetahuan mahasiswa keperawatan mengenai pentingnya peran dukungan keluarga terhadap pasien kanker. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan atau bahkan menjadi pengetahuan yang baru dan 9 penting bagi masyarakat di Kecamatan Kota Soe diharapkan juga menjadi hal yang dipertimbangkan oleh pemerintah daerah sehingga dapat dengan serius dalam menangani pasien kanker, karena sejauh ini belum ada tulisan mengenai peran dukungan keluarga terhadap resiliensi pasien kanker stadium lanjut di Kecamatan Kota Soe. 10