LINTASAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP EKOSISTEM ALAMI oleh Titus Tri Wibowo Peningkatan temp eratur udara di permukaan bumi antara 2 - 5 derajat Celcius dalam kurun waktu 100 tahun dengan kondisi emisi gas rumah kaca seperti saat ini akan menga kibatkan p erubahan iklim sebagaimana kajian Intergo ver mental Pan el on Climate Change (IPCC) dalam sidang Second World Climate Programme (SWCP) Oktober 1990 di Genewa. Dampak yang merugikan akibat perubahan iklim antara lain perubahan pada l ingkungan f isik maupun biota sehingga menimbulkan kerusakan pada komposisi, ketahanan, serta produktiv itas ekosistem alami. Komposisi ekosistem alami dapat rusak akibat perubahan iklim manakala dampak perubahan iklim tersebut tidak dapat ditolerir oleh komponen pendukung ekosistem. Demikian pula ketahanan komponen ekosistem alami akan mengalami penurunan maupun kerusakan tergantung pada seber apa besar akibat perubah an iklim berpengaruh pada ketahananny a. Pada akhirny a produktiv itas pun akan terganggu bila kompisisi serta ketahanan ekosistem terkena dampak perubahan iklim. Berikut ini akan dicoba dideskripsikan sebagian dampak perubahan iklim terhadap lin gkungan khususny a terhadap ekosistem alami. DAMPAK TERHADAP KEANEKARAGA MAN HAYAT I. Laju perubahan iklim y ang cepat melalui pemanasan global merupakan masalah y ang cukup serius dihadapi oleh mahluk hidup. Dalam menghadapi h al itu diperlukan ada ptasi, antara lain melalu i migrasi y ang merupakan mekanisme homeostatis mahluk hidup. Sebagai il ustrasi, bila akibat perubah an iklim temperatur naik 3 serajat Celcius, mahluk hidup berusaha bermigrasi secara v ertikal ke daerah pegunungan dengan ketinggian 500 m lebih tinggi daripada habitat semula atau bermigrasi secara horisontal sejauh 250 km mendekati kutub untuk mendapatkan habitat dengan suhu y ang sesuai. Hewan y ang mobilitasny a relatif lebih tinggi daripada tumbuhan menghadapi berbagai hambatan diantarany a peny empitan habitat ( misalny a bila migrasi terjadi di daerah pegu nungan). Sehing ga menurut teori hubungan antara luas dan jumlah jenis haruslah ada jenis y ang punah. Migrasi hor isontal terhalang oleh b erbagai f aktor antara lain terda patny a daerah pemukiman, pertanian, bentangan gun ung y ang tinggi, dan hamparan lautan. Sebagai contoh hewan dan tumbuhan y ang dilindungi di taman nasional Ujung Kulon tidak dapat bermigrasi ke selatan karena terdapat Samudra Hindia. Juga bentangan WACANA No. 3/Juli-Agustus 1996 Pegunungan Jay a Wijay a di irian Jay a merupakan hambatan bagi migrasi hewan setempat. Meski hewan dan tumbuhan dapat bermigrasi untuk beradaptasi terhadap kenaikan temperatur akibat perubahan iklim, kecepatan migrasi jenis berbedabeda sehingga di ha bitat y ang baru terjadi perubahan komunitas hewan dan tumbuhan. Pada umumny a kecepatan migrasi jenis tumbuhan lebih rend ah daripada kecepatan migrasi hewan. Dalam kasus ini bila tumbuhan tersebut merupakan makanan utama jenis hewan y ang bermigrasi maka hewan tersebut di habitat y ang baru kurang/tidak mendapat makanan utama. Akibatny a akan berpengaruh terhadap kehidupanny a dan bila hewan tersebut tidak mampu beradaptasi dengan jenis makanan y ang tersedia di habitat y ang baru, populasiny a akan terhambat bahkan akhirny a dapat punah. DAMPAK TERHADAP LAPISAN S ALJU, E S GLASIER, P ERMAFROST, DAN S IRKULASI HIDROL OGI Salju es dan permaf rost (dataran beku bersuhu nol derajat Celcius) merupakan sumberday a air yang meliputi luas 41 juta km persegi. Lapisan salju pada daerah tertentu y ang menutupi tanah selama 9 bul an dalam setahun dapat mengurangi panas y ang diserap oleh tanah. Akibat perubahan iklim, lapisan salju melebur dan tanah akan lebih bany ak meny erap panas matahari. Umpan balik dari peleburan lapisan salju tersebut akan meningkatkan pemanasan global. Demikian pula halny a terhadap hamparan es dan glasier, y ang akhirny a akan berakibat terhadap kenaikkan permukaan air laut. Dalam waktu 250 tahun hamparan es di Gre enland be rkurang v olumenya sebesar 3 % da n permukaan laut naik setinggi 0,2 m. Reaksi glasier atas pemanasan akibat perubah an iklim sangat tergantung pada tempat dan perubahan presipitasiny a. Galsier y ang berada di kepulauan bekas wilay ah Uni Sovy et diprediksi akan hilang dalam beberapa dasa warsa akibat presipitasiny a hany a dapat mengkompensasi kehilangan 10 - 15 %. Peningkatan temperatur sebesar 3 derajat Celcius dapat membelah wi lay ah Pegunungan Alpen di Austria y ang tertutup glasier menjelang tahun 2050. Dataran beku bersuhu nol deraj at Celcius merupakan tanah y ang tetap berada pada temperatur nol derajat 6 LINTASAN Celcius atau dibawahny a, yang terdiri atas es dengan berbagai b entuk mulai dari partikel kecil di pori-p ori tanah hingga wilay ah es y ang luas dengan ketebalan beberapa meter. Pemanasan y ang cepat mempengaruhi lapisan teratas dataran beku bersuhu nol derajat Celcius setebal 5 m y ang pada wilay ah tertentu (misalny a Siberia Barat dan Lingkaran Atlantik Utara) akan menghilang dalam beberapa dasawarsa. Namun pencairan dataran b eku bersuhu no l deraj at Celcius tersebut secara penuh akan memerlukan waktu berabad-abad. Kenaikkan temperatur 2 derajat Celcius akan mengakibatkan gerakan mundur dataran beku bersuhu nol derajat Celcius di Kanada sejauh 700 km ke utara. Surv ei y ang dilakukan pemerintah Cina membuktikan 40 - 50 % wilay ah dataran beku bersuhu nol derajat Celcius akan berkurang. Terumbu karang sangat peka terhadap perubahan temperatur dan tingkat sedimentasi. Bila temperatur kurang dari 18 derajat Celcius terumbu karang akan mati sehingga akan berpengaruh terhadap kehidup an biota laut. Juga tingkat sedimentasi y ang tinggi akan memperkeruh air laut sehingga sinar matahari tidak dapat menembus sampai pada dasar laut habitat terumbu karang. Bila itu terjadi maka f otosintesis akan terganggu sehingga pertumbuhan terumbu karang juga akan terganggu. Demikianlah, dampak perubahan iklim terhadap ekosistem alami bila diurutkan lebih jauh akan sangat berpengaruh pa da rantai makanan dan akhirny a akan mempengaruhi aktiv itas mahluk hidup secara keseluruhan. ***** Siklus hidrologi terpen garuh oleh kenaikkan temperatur akibat perubahan iklim karena laju penguapan air d ari tanah dan kelembaban tanah ju ga terkena dampak kenaikkan temperatur. Sumber day a air di daerah tandus dan semi tandus sangat peka terhadap perubahan kecil temperatur dan curah hujan. Suatu hasil penelitian di AS menunjukkan kenaikkan temperatur 1 - 2 derajat Celcius dan berkurangny a presipitasi 10 % akan menurunkan ketersediaan air separuh dari semula di daerah tandus dan semi tandus. Kenaikkan temperatur juga akan mempengaruhi pasok air y ang berasal dari pencairan salju. Pa da musim dingin air disimpan dalam bentuk salju dan secara bertahap dilep as pada saat melele h di musim semi dan panas. Pada bagian bumi y ang lebih panas, akan lebih bany ak hujan dan sedikit salju. Sungaisungai di daerah ini menjadi sangat kering di musim panas dan meluap pada waktu musim hujan. DAMPAK TERHADAP E KOSIST EM LAUT DAN P ANTAI Pemanasan global akibat p erubahan iklim selain menaikkan permukaan air laut akibat pemuaian v olume air dan pencairan salju, juga menaikkan suhu air laut. Hal itu akan berpengaruh terhadap interaksi laut dan atmosf er, y ang selanjutny a akan mempengaruhi perubahan iklim. Perbedaan temperatur antara udara diatas daratan dan lautan menimbulkan angin sepanjang garis pantai y ang kuat. Sedangkan perbedaan temperatur air laut dan di dasar laut akan menimbulkan arus keatas (up willing). Bila hal ini terjadi dengan intensitas yang tinggi diduga akan menambah f rekuensi peristiwa siklon tropis y ang disertai perluasan wilay ahny a. Suhu permukaan air laut y ang tinggi kemungkinan meningkatkan terjadiny a El Nino y ang mengakibatkan cuaca buruk dan mengganggu sirkulasi laut. The earth is my home I promise to keep it healthy and beautiful I will love the land, the air, the water, and all living creatures I will be a defender of may planet, united with friend I will save the earth Kid for Saving Earth Ekosistem pantai sangat tergantung pada laut. Bila permukaan air laut naik akibat prubahan iklim, maka sedimen y ang terjebak dalam hutan mangrov e akan terhany ut oleh arus pasang surut. Bila itu terjadi maka berbagai biota laut y ang hidup dalam ekosistem pantai tersebut akan terganggu populasiny a. WACANA No. 3/Juli-Agustus 1996 7