studi tafsir al-qur`an al-karim karya mahmud yunus

advertisement
STUDI TAFSIR AL-QUR’AN AL-KARIM
KARYA MAHMUD YUNUS
Oleh: M. Amursid & Amaruddin Asra
Universitas Islam Indragiri (UNISI) Tembilahan
([email protected])
([email protected])
ABSTRAK
Mahmud Yunus adalah salah satu tokoh mufassir di Indonesia,
karya-karya beliau banyak dikonsumsi di sekolah-sekolah
khususnya di pesantren. Salah satu karya beliau adalah Tafsir
Al-Qur’an al-Karim. Karya ini merupakan salah satu pionir karya
tafsir berbahasa Indonesia yang banyak digunakan oleh mayoritas
Umat Islam Indonesia. Tafsir ini termasuk ke dalam tafsir ijmali
Namun pada beberapa tempat, beliau memberikan perhatian lebih
hingga terlihat corak penafsiran tahlili. Sistematika pembahasan
Mahmud Yunus dimemulai tekhnik penerjemahan, catatan
tentang turunnya al-Qur’an dst, indeks istilah-istilah dalam alQur’an, tempat atau lokasi surah-surah dan juz, catatan-catatan,
dan garis besar kandungan setiap surat. Diantara sumber-sumber
rujukan tafsir Quran karya Mahmud Yunus adalah Tafsir alThabary, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Qasimy, Fajrul Islam, dan
Zhuhrul Islam dan beberapa tafsir lainnya.
Kata Kunci: Tafsir, Al-Qur’an, Mahmud Yunus
A.Pendahuluan
Banyak tokoh pendidikan Islam di Sumatera Barat yang
berjasa dalam pengembangan Institusi pendidikan Islam, sebut
saja H.M. Thabib Umar, Syekh Ibrahim Musa Parabek dengan
Sumatera Thawalibnya, Rahmah El Yunusiah dengan Diniyah
Putrinya. Prof. Dr. H. Mahmud Yunus dengan. Normal Islamnya,
1
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 1
18/04/2016 9:12:13
2
Jurnal Syahadah
Vol. III, No. 2, Oktober 2015
Abdul Ahmad dengan Adabiyah Schoolnya dan banyak lagi Yang
lainnya. Makalah ini akan mengemukakan salah satu tokoh
tersebut, yaitu Prof. Dr. H. Mahmud Yunus tentang riwayat hidup,
hasil karyanya dan konsep pemikirannya tentang pendidikan.
Mahmud Yunus adalah seorang tokoh pendidikan nasional,
karya-karyanya banyak dipergunakan di sekolah-sekolah
khususnya di pesantren. Mahmud Yunus dikenal sebagai seorang
tokoh pembaharu dalam metode pengajaran bahasa Arab. Beliau
sendiri mempunyai karya yang berupa kamus Arab-Indonesia
yang masih mudah didapatkan saat ini. Beberapa karyanya yang
lain adalah seperti al-Fiqh al-Wadhih (fikih sederhana berbahasa
Arab) yang terdiri dari 3 juz, at-Tarbiyah wa at-Ta’lim yang juga
terdiri dari tiga juz. Dalam bidang keilmuan Al-Qur’an, sebagai
seorang yang mempunyai spesialisasi dalam bidang bahasa
Arab, beliau berhasil menulis Tafsir Al-Qur’an al-Karim. Karya ini
merupakan salah satu pionir karya tafsir berbahasa Indonesia
yang banyak digunakan oleh orang-orang berbahasa Melayu.
B.PEMBAHASAN
a. Riwayat Hidup Mahmud Yunus
Disebutkan dalam buku Tokoh dan Pemimpin Agama,
Biografi Sosial-Intelektual, Mahmud Yunus lahir di desa
Sungayang, Batusangkar, Sumatera Barat, hari Sabtu 10 Pebruari
1899. Keluarganya adalah tokoh agama yang cukup terkemuka.
Ayahnya bernama Yunus bin Incek menjadi pengajar surau yang
dikelola sendiri. Ibundanya bernama Hafsah binti Imam Samiun
merupakan anak Engku Gadang M Tahir bin Ali, pendiri serta
pengasuh surau di wilayah itu.1
Sulaiman Ibrahim , Pendidikan dan Tafsir “Kiprah Mahmud Yunus dalam Pembaruan
Islam, (Jakarta: LEKAS, 2011), h. 5
1
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 2
18/04/2016 9:12:14
Studi Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Karya Mahmud Yunus
M. Amursid & Amaruddin Asra
3
Sejak kecil, Mahmud Yunus dididik dalam lingkungan agama.
Dia tidak pernah masuk ke sekolah umum. Ketika menginjak
usia tujuh tahun (1906), Mahmud mulai belajar Alquran serta
ibadah lainnya. Gurunya adalah kakeknya sendiri. Mahmud
sempat selama tiga tahun menimba ilmu di sekolah desa, tahun
1908. Namun saat duduk di kelas empat, dia merasa tidak betah
lantaran seringnya pelajaran kelas sebelumnya diulangi. Dia pun
memutuskan pindah ke madrasah yang berada di Surau Tanjung
Pauh bernama Madras School, asuhan H.M Thaib Umar, seorang
tokoh pembaru Islam di Minangkabau.
Sejarah mencatat H.M Umar Thaib amat berpengaruh
terhadap pembentukan keilmuan Mahmud Yunus. Melalui
karya-karya gurunya itu, Mahmud dapat menyerap semangat
pembaruan yang dibawa. Misalnya dalam karya Al-Munir,
ditekankan penguasaan pengetahuan umum serta bahasa
Eropa. Karenanya para santri di surau/pesantren H.M Umar
Thaib diwajibkan mempelajari ilmu agama, bahasa Eropa
maupun ilmu pengetahuan umum. Maksudnya agar para santri
dapat juga memanfaatkan ilmu-ilmu tersebut bagi peningkatan
kesejahteraan umat dan perkembangan Islam.
Saat Mahmud belajar di Madras School antara tahun 19171923, di Minangkabau tengah tumbuh gerakan pembaruan
Islam yang dibawa oleh para alumni Timur Tengah. Umumnya
pembaruan Islam terwujud dalam dua bentuk, purifikasi dan
modernisasi. Nah, yang dilakukan oleh para alumni adalah
gerakan purifikasi untuk mengembalikan Islam ke zaman awal
Islam dan menyingkirkan segala tambahan yang datang dari
zaman setelahnya.
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 3
18/04/2016 9:12:14
4
Jurnal Syahadah
Vol. III, No. 2, Oktober 2015
Mahmud Yunus mulai terlibat di gerakan pembaruan saat
berlangsung rapat besar ulama Minangkabau tahun 1919 di
Padang Panjang. Dia diminta untuk mewakili gurunya. Pertemuan
itu secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pola
pemikiran pembaruan Mahmud, terutama berkat pandanganpandangan yang dikemukakan sejumlah tokoh pembaru seperti
Abdullah Ahmad serta Abdul Karim Amrullah.2
Bersama staf pengajar lainnya yang bergiat di gerakan
pembaruan, tahun 1920 Mahmud membentuk perkumpulan
pelajar Islam di Sungayang bernama Sumatera Thawalib. Salah
satu kegiatan kelompok ini adalah menerbitkan majalah al-Basyir
dengan Mahmud Yunus menjadi pemimpin redaksinya. Interaksi
yang kian intens dengan gerakan pembaru, mendorongnya untuk
menimba pengetahuan lebih jauh di Mesir. Tidak mudah untuk
mewujudkan hasratnya itu, berbagai kendala dihadapi. Namun
pada akhirnya kegigihan Mahmud Yunus dapat mengantarkannya
ke al-Azhar, Kairo, tahun 1924.
Di sana dia mempelajari ilmu ushul fiqh, ilmu tafsir, fikih
Hanafi dan sebagainya. Mahmud Yunus seorang murid yang
cerdas. Hanya dalam tempo setahun, dia berhasil mendapatkan
Syahadah Alimiyah dari al-Azhar dan menjadi orang Indonesia
kedua yang memperoleh predikat itu.
Tetapi dia merasa belum cukup dengan apa yang telah
diperoleh lantaran peningkatan pengetahuan umumnya belum
terpenuhi. Dia pun berkeinginan melanjutkan studi ke madrasah
Dar al-Ulum yang memang mengajarkan pengetahuan umum.
Mahmud Yunus kemudian meneguhkan diri untuk mengikuti
seluruh persyaratan yang diminta dan terbukti mampu
Azra, Azyumardi, Sejarah Ulumul Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), h. 45
2
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 4
18/04/2016 9:12:14
Studi Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Karya Mahmud Yunus
M. Amursid & Amaruddin Asra
5
memenuhi. Dia dimasukkan sebagai mahasiswa di kelas bagian
malam (qiyam lail). Semua mahasiswanya berkebangsaan Mesir,
kecuali Mahmud Yunus. Tercatat dia menjadi orang Indonesia
pertama yang masuk Dar al-Ulum.
Kuliah Mahmud Yunus berakhir dengan lancar. Tahun 1929,
dia mendapat ijazah diploma guru dengan spesialisasi bidang ilmu
kependidikan. Setelah itu, dia kembali ke kampung halamannya
di Sungayang Batusangkar. Gerakan pembaruan di Minangkabau
saat itu makin berkembang. Ini amat menggembirakan Mahmud
Yunus yang lantas mendirikan dua lembaga pendidikan Islam,
tahun 1931, yakni al-Jami›ah Islamiyah di Sungayang dan Normal
Islam di Padang. Di kedua lembaga inilah dia menerapkan
pengetahun dan pengalaman yang didapatnya di Dar al-Ulum,
Kairo. Karena kekurangan tenaga pengajar, al-Jami›ah Islamiyah
terpaksa ditutup tahun 1933. Sedangkan Normal Islam hanya
menerima tamatan madrasah 7 tahun dan dimaksudkan untuk
mendidik calon guru. Ilmu yang diajarkan berupa ilmu agama,
bahasa Arab, pengetahuan umum, ilmu mengajar, ilmu jiwa dan
ilmu kesehatan.
Dua penekanan dalam pembaruan Mahmud Yunus di lembaga
pendidikannya yakni pengenalan pengetahuan umum dan
pembaruan pengajaran bahasa Arab. Pengajaran pengetahuan
umum di sekolahnya sebenarnya tidaklah baru. Tahun 1909
Abdullah Ahmad sudah mengajarkan berhitung, bahasa Eropa di
Adabiyah School. Sementara Mahmud menambahkan beberapa
pelajaran umum semisal ilmu alam, hitung dagang, dan tata buku.
Pada bidang pengajaran bahasa Arab, pembaruan Mahmud
Yunus tak hanya menekankan penguasaan bahasa Arab, namun
juga menunjukkan bagaimana secara didaktis-metodis modern
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 5
18/04/2016 9:12:14
6
Jurnal Syahadah
Vol. III, No. 2, Oktober 2015
para siswa menguasai bahasa tersebut dengan cepat dan mudah.
Dia memimpin Normal Islam selama 11 tahun, mulai 19311938dan 1942 dan 1946. Pada tahun 30-an, dia juga aktif di organisasi
Islam antara lain menjadi salah satu anggota Minangkabau Raad.
Lantas tahun 1943 dipilih menjadi Penasehat Residen mewakili
Majelis Islam Tinggi. Demikian pula di kementerian agama yakni
dengan menjabat selaku Kepala Penghubung Pendidikan Agama.
Awal tahun 1970 kesehatan Mahmud Yunus menurun dan
bolak balik masuk rumah sakit. Tahun 1982, dia memperoleh
gelar doctor honoris causa di bidang ilmu tarbiyah dari IAIN
Jakarta atas karya-karyanya dan jasanya dalam pengembangan
pendidikan Islam di Indonesia. Sepanjang hidupnya, Mahmud
menulis tak kurang dari 43 buku. Pada tahun 1982, Mahmud
Yunus meninggal dunia.3
b. Eksistensi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Karya Mahmud
Yunus
Tafsir Quran Karim menurut keterangan penulisnya
merupakan hasil penyelidikan selama kurang lebih 53 tahun,
yaitu sejak penulisnya berusia 20 tahun hingga 73 tahun. Dalam
rentang waktu yang cukup lama ini, reaksi keras dan protes
terus bermunculan, baik dari kalangan umat Islam secara
umum maupun dari kalangan ulama terkemuka sekalipun. Hal
ini disebabkan kegiatan penfsiran ketika itu dianggap sebagai
perbuatan langka yang diharamkan. Ada dua ulama besar yang
masing-masing dari Yogyakarta dan Jatinegara yang pernah
3
Luluvikar, Biografi Mahmud Yunus, artikel inernet pada www.luluvikar.com,
didownload pada 14 Oktober 2015
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 6
18/04/2016 9:12:14
Studi Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Karya Mahmud Yunus
M. Amursid & Amaruddin Asra
7
melakukan protes tertulis agar apa yang diupayakan Mahmud
Yunus dihentikan.4
Penulisan Tafsir Qur’an Karim dimulai pada tahun 1922 dan
berhasil diterbitkan untuk juz pertama, kedua dan ketiga. Pada
tahun 1924, Usaha penulisan untuk sementara waktu berhenti
karena penulisnya memutuskan melanjutkan pendidikan ke
al-Azhar, Mesir. Satu pelajaran penting yang penulis dapatkan
disana ialah kobolehan menerjemahkan al-Quran dan bahkan
dianjurkan agar bangsa asing yang tidak mengetahui bahasa
Arab dapat memahaminya juga. Setelah penulis dalam hal ini
Mahmud Yunus telah menempuh pendidikan di al-Azhar dan
Darr al-Ulum, ia pulang ke Indonesia dan kembali melanjutkan
usahanya untuk menafsirkan al-Quran.5
Mahmud Yunus melanjutkan usaha ini pada tahun 1354 H /
1935 M dan yang terpenting pada saat itu ialah ia berikan nama
Tafsir Quran Karim. Kegiatan penafsiran tersebut diterbitkan 1
juz tiap 2 bulan. Adapun dalam menerjemahkan juz 7 sampai juz
18 dibantu oleh AlMarhum H.M.K. Bakry. Pada bulan april 1938
tammatlah 30 juz.6
c. Karya Mahmud Yunus
Mahmud Yunus adalah penulis yang cukup produktif. Banyak
bukunya telah diterbitkan dan tersebar di tanah air. Buku-buku
tersebut meliputi berbagai bidang ilmu, di antaranya bidang
pendidikan, hukum Islam (fiqh), tafsir, akhlak, ilmu jiwa, sejarah
Islam dan lain-lain. Bukunya itu antara lain:7
6
7
4
5
Sulaiman Ibrahim , Pendidikan dan Tafsir...,h. 84
Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim, (Jakarta: PT Hidakarya Abang, 1981), h. iii
Ibid, h. iii-iv
Malta Rina, Artikel Pemikiran dan Karya-karya Prof. Dr. H. Mahmud Yunus tentang
Pendidikan Islam, (Sumatera Barat: 2011), h. 176-180.
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 7
18/04/2016 9:12:14
8
Jurnal Syahadah
Vol. III, No. 2, Oktober 2015
1. Bidang Pendidikan Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia (Penerbit Mutiara Jakarta,
1997), Pendidikan di Negara negara Islam dan Intisari
Pendidikan Barat (CV. Al-Hidayah Jakarta, 1968), Pengetahuan
Umum dan Ilmu Mendidik: Methodik Khusus Pendidikan Agama
(PT. Hidakarya Agung Jakarta, 1980), Pengembangan Pendidikan
Islam di Indonesia; Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran
(PT. Hidakarya Agung Jakarta, 1978), Al-Tarbiyah wal Ta’lim
(Pendidikan dan Pengajaran).
2. Bidang Bahasa Arab
Pelajaran Bahasa Arab I, Pelajaran Bahasa Arab II, Pelajaran
Bahasa Arab III, Pelajaran Bahasa Arab IV, Durus Al-Lughat
Methodik Khusus Bahasa Arab: Kamus Arab Indonesia:Contoh
Tulisan Arab, (17) Muthall’ah wa Mahfuzhar (Bedah Buku dan Kata
Mutiara): Darus Al-Lughat al-’Arabiyah II (PT. Hidakarya Agung
Jakarta, 1980): Durus Al-Lughat Al-Arabiyah III (PT. Hidakarya
Agung Jakarta, 1980): Muhadatsat Al-Arabiyah/ Percakapan:
Bahasa Arab (PT. Hidakarya Agung Jakarta, 1981):Al-Muktarat
Lil Muthalla’ah wal Mahfuzhat (Kapita Selekta Bedah Buku dan
Kata Mutiara).
3. Bidang Fiqh (Hukum Islam)
Bukunya Antara lain: Marilah Sembahyang I (Hidakarya
Agung, Jakarta, 1979), Marilah Sembahyang II (Hidakarya Agung
Jakarta, 1979), Puasa dan Zakat (Hidakarya Agung Jakarta,
1979), Haji ke Mekkah (Hidakarya Agung Jakarta, 1979), Hukum
Warisan dalam Islam (Hidakarya Agung, Jakarta 1974), Hukum
Perkawinan dalam Islam 4 Mazhab (Hidakarya Agung, Jakarta,
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 8
18/04/2016 9:12:14
Studi Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Karya Mahmud Yunus
M. Amursid & Amaruddin Asra
9
1979), Pelajaran Sembahyang untuk Orang Dewasa: Soal jawab
Hukum Islam: Fiqh Al-Wadhih I: Al-Fiqh Al-Wadhih II (Hidakarya
Agung, Jakarta, 1935), Al- Fiqh Al-Wadhih III (Hidakarya Agung
Jakarta,1936), Mabadi’ al- Fiqh Al-Tsanawiy:Tarikh Al-Fiqh AlIslamiy (Sejarah Fiqh Islam), Al-Masail Al-Fiqhiyah ’ala Madzahib
Al-Arab’ah (Masalah Masalah Fiqh Empat Madzhab).
4. Bidang Tafsir
Tafsir Al-Qur’an Karim 30 Juz Tafsir Al-Fatihah (Sa’adiyah
Putra, Padang Panjang Jakarta, 1971), Tafsir Ayat Akhlak (AlHidayah Jakarta, 1975), Juz ’Amma dan Terjemahnya (Hidakarya
Agung, Jakarta, 1978), Tafsir Al-Qur’an Juz 110-, Pelajaran Huruf
Al-Qur’an I-II, 1973: Kesimpulan Isi Al-Qur’an, Tahun 1978,
Alif Ba Ta wa Juz ’Amma Muhadharat Al-Israiliyat fi Tafsir wal
Hadits (Cerita Israiliyat dalam tafsir dan hadist), Tafsir Al-Qur’an
Karim Juz II 20, 1973, Tafsir Al-Qur’an Karim juz 211973 ,30-,
Kamus Al-Qur’an I: Kamus Al-Qur’an II Kamus Al-Qur’an Juz 130(Hidakarya Agung Jakarta, 1978: Surat Yasin dan Terjemahannya,
1977).
5. Bidang Akhlak
Keimanan dan Akhlak I (1979): Keimanan dan Akhlak II
(1979): Keimanan dan Akhlak III (1979): Keimanan dan Akhlak II
(1979): Beriman dan Berbudi Pekerti (Hidakarya Agung, Jakarta
1981): Lagu-lagu Baru Pendidikan Agama/ Akhlak Bahasa
Indonesia: Moral Pembangunan dalam Islam: Akhlak (1978).
6. Bidang Sejarah Islam
Sejarah Islam di Minangkabau tahun 1971: Tarikh Al-Islam
(Hidakarya Agung, Jakarta, 1971).
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 9
18/04/2016 9:12:14
10
Jurnal Syahadah
Vol. III, No. 2, Oktober 2015
7. Bidang Perbandingan Agama
Ilmu Perbandingan Agama (Hidakarya Agung, Jakarta, 1978),
Al-Adyan (agama-agama).
8. Bidang Dakwah
Pedoman Dakwah Islamiyah (Hidakarya Agung, Jakarta,
1978).
9. Bidang Ushul Fiqh
Mudzakarat ushul Al-Fiqh 10. Bidang Tauhid
Durus Al-Tauhid (pelajaran tauhid)
11. Bidang Ilmu Jiwa
Buku Tentang Doa seperti: Kumpulan Do’a (Hidakarya Agung
Jakarta, 1976), Doa-doa Rasulullah (Hidakarya Agung, Jakarta,
1979).
12. Buku tentang Pemikiran
Mari Kembali ke Al-Qur’an (Hidakarya Agung Jakarta, 1971)
dan Al-Syuhur Al-Arabiyah fil Bilad Al-Islamiyah.
13. Buku tentang Kisah
Beberapa Kisah Nabi dan Khalifahnya (Hidakarya Agung,
Jakarta, 1980), Khulashah Tarikh Hayat Al-Ustadz Mahmud
Yunus (Ringkasan Biografi Mahmud Yunus).
14. Buku tentang Pelajaran Agama
Pemimpin Pelajaran Agama I: Pemimpin Pelajaran Agama II:
Pemimpin Pelajaran Agama III (Al-Hidayah Jakarta).
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 10
18/04/2016 9:12:14
Studi Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Karya Mahmud Yunus
M. Amursid & Amaruddin Asra
11
d. Metodologi Tafsir Quran Karim
Untuk analisa metodologi terhadap Tafsir Quran Karim karya
Mahmud Yunus, dapat lihat dari beberapa segi,8 yaitu:
1) Metode Penafsiran dan Corak Tafsir
Tafsir al-Quran Karim Mahmud Yunus ini menunjuk pada
metode tahlili, suatu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan
kandungan ayat-ayat al-Quran dan seluruh aspeknya. Dalam
tafsir Mahmud Yunus, aspek kosa kata dan penjelasan arti
global tidak selalu dijelaskan. Kedua aspek tersebut dijelaskan
ketika dianggap perlu atau kadang pula suatu ayat, suatu lafadz
dijelaskan arti kosakata-katanya, sedangakan lafadz yang lain
dijelaskan arti kosa katanya, sedengkan lafadz yang lain dijelaskan
arti globalnya karena mengadung suatu istilah, bahkan dijelaskan
secara terperinci dengan memperlihatkan penggunaan istilah itu
pada ayat-ayat yang lain.
2) Metode Pemikiran Penafsiran
Tafsir Al-Qur’an al-Karim karya Mahmud Yunus ini adalah
tafsir ijmali yakni hanya menafsirkan ayat secara global saja.
Namun pada beberapa ayat, beliau memberikan perhatian lebih
hingga terlihat corak penafsiran tahlili.9 Dari penjelasan di atas,
metode pemikiran penafsiran Mahmud Yunus cenderung ke
arah penafsiran model bil riwayah, yakni metode penafsiran
yang menggunakan riwayah-riwayah para sahabat dan para
tabi’in sebagai dasar pijakan. Metode ini kurang memberikan
porsi yang besar terhadap akal dan lebih banyak berpegang
Ibid, h. 105-109.
Mahmud Yunus, Pembaharu Pengajaran Bahasa Arab, diupload pada 08 Oktober
2015 (20.00 Wib).
8
9
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 11
18/04/2016 9:12:14
12
Jurnal Syahadah
Vol. III, No. 2, Oktober 2015
pada arti harfiahnya. Untuk dapat mengetahui kecenderungan
metode pemikiran penafsiran Mahmud Yunus yang dapat di
kategorikan bercorak bil riwayah, dapat dilihat dari bagaimana
Mahmud Yunus menyingkap ayat-ayat Al-Qur’an dalam tafsirnya
َ‫َُ َّ فَْ ق‬
�‫�ي��د ا للِه ���و‬
sebagai
berikut:
Ketika
menafsirkan
surat
al-Fath
ayat
10
�
َ
ْ ْ ْ‫أ‬
Ali-Imran ayat 26 dan 73 yang masing-masing
‫ � �ي� ِ�د �ي��ِه�م‬dan َsurat
ْ� ‫َ َ ْ��خل‬
ّ َ
ada kata ‫�د ك ا ��ي ر‬
ِ �‫ بِ��ي‬dan ‫ بِ��ي� ِ�د ا للِه‬yang ayat tersebut dapat membawa
ِ
pemahaman antropomorfisme.
ٌَ
Mahmud Yunus mengartikan kata ‫ �ي��د‬dengan tangan, maka
dari sisi ini mahmud yunus memaknai teks Al-Qur’an secara
harfiah. Penfsiran ini didasarkan pada riwayah yang mengatakan
bahwa ayat ini turun ketika orang-orang yang bersetia teguh
kepada muhammad, berjabat tangan dengan nabi muhammad
dan mengumpamakan tangan nabi muhammad sebagai
tangan Allah, seperti di ungkap mahmud yunus dalam tafsir
Al-Qur’an al-Karim. Jadi penafsiran yang diperlihatkan beliau
ini menunjukkan metode tafsir bil riwayah. Dari uraian di atas
dapat dipahami bahwa Mahmud Yunus dalam metode pemikiran
penafsirannya sebagian besar bercorak bil riwayah, meskipun
pada ayat-ayat yang lain beliau melakukan penta’wilan arti kata,
tetapi hanya sebatas arti kata untuk menjelaskan supaya tidak
terjadi kesalahahpahaman tentang maksud ayat yang dimaksud.
Sistematika Pembahasan Dalam menyusun tafsirnya,
Mahmud Yunus memulai dengan bab 1 pendahuluan yang berisi
tekhnik penerjemahan, catatan tentang turunnya Al-Qur’an dst,
kemudian bab yang kedua tentang indeks istilah-istilah dalam
Al-Qur’an, bab ke 3 nama dan lokasi surah-surah dan juz, bab
ke 4 teks, terjemahan, dan catatan-catatan dan bab 5 garis besar
kandungan setiap surat. Mahmud Yunus merupakan seorang
tokoh pendidikan, dan pembaharu dalam pendidikan. Metode-
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 12
18/04/2016 9:12:14
Studi Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Karya Mahmud Yunus
M. Amursid & Amaruddin Asra
13
metode yang dibangun oleh beliau sangat berpengaruh dalam
pendidikan bahasa Arab di Indonesia.
e. Penafsiran Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus
Berikut beberapa contoh penafsiran ayat dari tafsir Quran
Karim karya Mahmud Yunus:
a) Surah al-Fi’il ﴾٢﴿ ٍ‫﴾ أَﻟَﻢْ ﻳَﺠْﻌَﻞْ آَﻴْﺪَ ُهﻢْ ﻓِﻲ ﺗَﻀْﻠِﻴﻞ‬١﴿ ِ‫أَﻟَﻢْ ﺗَﺮَ آَﻴْﻒَ ﻓَﻌَﻞَ رَﺑﱡﻚَ ﺑِﺄَﺻْﺤَﺎبِ اﻟْﻔِﻴﻞ‬
ْ‫﴾ ﻓَﺠَﻌَﻠَ ُﻬﻢ‬٤﴿ ٍ‫﴾ ﺗَ ْﺮﻣِﻴﻬِﻢْ ﺑِﺤِﺠَﺎرَةٍ ﻣِﻦْ ﺳِﺠﱢﻴﻞ‬٣﴿ َ‫وَأَرْﺳَﻞَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻃَﻴْﺮًا أَﺑَﺎﺑِﻴﻞ‬
(٥-١ : ‫﴾ )ﺳﻮرة اﻟﻔﻴﻞ‬٥﴿ ٍ‫آَﻌَﺼْﻒٍ ﻣَﺄْآُﻮل‬
Artinya:
Tiadakah engakau tahu, bagaimana Tuhanmu memperbuat
terhadap orang-orang yang mempunyai gajah (1); Tiadakah
ia menjadikan tipu daya mereka jadi sia-sia (2); Dan mengirim
kepada meraka burubf berbondong-bondong (3); Yang
melempar mereka dengan batu dari tanah yang keras (4); lalu
Allah jadikan mereka seperti daun yang dimakan (ulat) (Q.S. alFi’il : 15-).
Adapun balatentara yang bergajah itu, ialah Raja Yaman yang
datang ke Negeri Makkah hendak meruntuhkan Ka’bah dengan
membawa lascar dan gajah yang kuat. Setelah mereka hamper
masuk ke Negeri Makkah, lalu beberapa burung menjatuhkan
batu (tanah yang keras), boleh jadi didalamnya banyak hama
penyakit cacar, sehingga mereka semuanya dihinggapi penyakit
itu, akahirnya badan mereka hancur luluh seperti daun kayu
dimakan binatang atau ulat. Pendeknya maksud mereka hendak
meruntuhkan Ka’bah tiadalah berhasil adanya.10
Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim..., h. 918-919
10
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 13
18/04/2016 9:12:15
14
Jurnal Syahadah
Vol. III, No. 2, Oktober 2015
b) Surah al-Fushshilat ayat 13 ﴾١٣ : ‫ﻓَﺈِنْ أَﻋْﺮَﺿُﻮا ﻓَ ُﻘﻞْ أَﻧْﺬَرْ ُﺗ ُﻜﻢْ ﺻَﺎﻋِﻘَﺔً ﻣِﺜْﻞَ ﺻَﺎﻋِﻘَﺔِ ﻋَﺎدٍ وَﺛَﻤُﻮدَ ﴿ﺳﻮرة ﻓﺼﻠﺖ‬
Artinya:
Jika mereka berpaling katakanlah : Aku beri peringatan kamu
dan petir (sikas), seumpama siksa (yang menimpa kaum) ‘Ad
dan Tsamud. (Q.S. Fushshilat : 13).
َ
َ
َ
َ
� �ِ ‫�ص�ا‬
Arti (ِ‫عق���ة‬
�) yang jama’nya adalah (�‫�صَ او ئِ� ��ق‬
� �) ialah Petir, geledek,
halilintar, yaitu bunyi yang keras sekali di udara dan biasanya
bersama kilat. Dalam Quran ada tiga tafsirnya: َ
ْ ‫�فَ َ � قَ �َ نْ �ف ا ��ل ّ��َسَ ا َ َ �َ نْ �ف �ْ �أ‬
�
��) : maka matilah
•Mati seperti (�ِ‫� �و م� �ي� ا �ل� ر�ض‬
ِ‫�صِ �ع� م� ِ�ي� �م� � او ت‬
ِ
siapa yang di langit dan siapa yang dibumi, َ
ُ ُ ْ َ‫أ نْ �ذ‬
َ ْ ُ�َ‫� ْ َ ا �قَ �ة �مثْ َ َ ا � �قَ َ ا َث‬
�
�
�
•Azab seperti (‫�مود‬
� ‫�ص� ِع��ٍ ِ ���ل‬
� ‫�م‬
� ‫�ص� ئِ����ةِ �ع� ٍد و‬
�‫ )� ��� رت� ك‬: Aku beri
peringatan kamu dan petir (siksa), seumpama siksa (yang
menimpa kaum) ‘Ad dan Tsamud, dan
ََ ْ َ َ
ُ ْ ُ َ‫َ ف‬
َّ � ُ ْ َُ
•Api (kilat) seperti (ُ‫�صِ ي�� ب� �بِ��ه�ا �م ن� ي� ش����ا ء‬
��‫�صَ او ئِ� ��ق� �ي‬
� �‫)�و�ير� سِ���ل ا �ل‬:
Dia mengirim api (kilat), lalu mengenai siapa yang
dikehendakinya. Sebenarnya ketiga-tiganya itu adalah
hasil dari petir.
ُ‫َ �� َّ َْ�ة‬
��‫ ا ل��يص‬: teriakan yang keras (Surah al-Hijr ayat 73) ditafsirkan
�‫ح‬
dengan Shaa’iqah ini, bukan dengan teriakan Jibril seperti dalam
Tafsir Jalalain.11
c) Surah Quraisy ayat 4 ﴾٤ : ‫اﻟﱠﺬِي أَﻃْﻌَﻤَ ُﻬﻢْ ﻣِﻦْ ﺟُﻮعٍ وَﺁﻣَﻨَ ُﻬﻢْ ﻣِﻦْ ﺧَﻮْفٍ ﴿ﺳﻮرة ﻗﺮﻳﺶ‬
Ibid, h. 705.
11
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 14
18/04/2016 9:12:15
Studi Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Karya Mahmud Yunus
15
M. Amursid & Amaruddin Asra
Artinya:
Yang telah memberi makan kepada mereka karena kelaparan
dan telah mengamankan mereka karena ketakutan. (Q.S.
Quraisy: 4) ْ
Arti �‫“ �ِم ن‬min” banyak, di antaranya:12
َ
َ � �َ ْ ‫أ‬
ْ
•Min untuk
permulaan
(mulai dari) seperti ‫�د ِه‬
ِ ‫� ����سرى بِ��ع ��ب‬
ْ َ�ْ‫�َ ْ ًا َ لْ�َ ْ ْ� َ َ �َ ال‬
َ ْ�َ‫�ْ �أ‬
َ‫�ص‬
��‫ن ام‬
‫�س��د ا �ل‬
‫�س‬
�
�� ��‫��حرا �م �ل�ى م‬
ِ �ِ‫“ �لي��ل� �ِم� ج‬dia memperjalankan
‫�ِج ِ�د ا �ل� �ق �ى‬
ِ‫ِ �إ‬
hambanya pada malam hari dari masjid al-Haram ke
Masjid al-Aqsa”.
ُ� ُ‫َ ْ َق‬
َّ � َ َ
•Untuk menerangkan setengah, seperti ‫�و�ِم ن� ا �ل��ن�ا ��سِ �م ن� �ي�� ��ْو�ل‬
‫�م نّ�َ�ا‬
َ � ‫“ ا‬dan setengah (diantara) manusia ada yang berkata:
kami beriman”.
َ
َ ْ
َ � ‫ُخ �ذ �ذ ْ �ذ‬
•Untuk arti ganti seperti (‫“ )��� �ه� ا �ِم ن� اِ�ل��ك‬ambillah ini ganti
itu”.
ْ
َ َّ ‫�م نَ ا ��ل‬
•Untuk menerangkan yaitu atau yakni seperti ‫���ن��ةِ �و‬
ِ‫ِ � ج‬
َ�
�� ‫(“ ا �ل�ّ�نا‬Syetan itu), yaitu jin dan manusia”.
ِ‫س‬
َ
‫ْ خَ ف‬
ْ ُ ََ َ
ُ ْ
ْ ُ ََ � ْ ‫أ‬
ْ�� ‫��ع�مه� �م ن‬
�
‫ن‬
� ْ�� �‫�ه�م �ِم ن‬
•Untuk arti karena seperti: �
‫� �ط � م ِ � ج‬
� ‫�وٍع �و ا �م‬
ٍ ‫�و‬
“Dia memberi makan mereka karena kelaparan”
ْ
َْ ْ
‫َأ‬
َ
ّ �‫�م�ا ��� ���ْيه� �م ن ن‬
َ� �
•Untuk zaidah (tambahan
saja) seperti �
�
‫م‬
َ‫� اَّ َ ا نُْ َ ْ تَ ْ �ؤُ ن‬
ٍ ‫و ي تِ� �ِ ِ � �بِ ي‬
� � ِ‫“ �إِ �ل� ك� � �� او �بِ�ِه ي���س����ه�ز‬Tidak datang Nabi kepada mereka
melainkan mereka perolok-olokkan”.
f. Sumber-sumber Tafsir Al-Qur’an Mahmud Yunus
Adapun sumber-sumber rujukan tafsir Quran karya Mahmud
Yunus sebagai berikut:13
Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim..., h. 919
Mahmud Yunus , Tafsir Quran Karim..., h. VI
12
13
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 15
18/04/2016 9:12:15
16
Jurnal Syahadah
Vol. III, No. 2, Oktober 2015
1. Tafsir al-Thabary
2. Tafsir Ibnu Katsir
3. Tafsir al-Qasimy
4. Fajrul Islam
5. Zhuhrul Islam
Dapatlah diambil kesimpulan bahwa sumber-sumber tafsir
itu tujuh:
a) Tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, karena ayat-ayat itu
tafsir-menafsirkan dan jelas-menjelaskan antara satu
dengan yang lain.
b) Tafsir dengan hadist yang shahih, seperti hadist Bukahri
dan Muslim. Sekali-kali tidak boleh dengan hadist yang
Maudlu’ dan Dho’if.
c) Tafsir dengan perkataan sahabat, tapi khusus dengan
menerangkan sebab-sebab turunnya sayat, bukan
menurut pendapat dan pikirannya.
d) Tafsir dengan perkataan tabi’in, bila mereka ijma’ atas
semua tafsir. Hal ini menurut pendapat bahwa ijma’ itu
hujjah.
e) Tafsir dengan umum bahasa arab bagi Ahli Ilmu Lughah.
f) Tafsir dengan Ijtihad bagi Mujtahid.
g) Tafsir dengan tafsir Aqli bagi Mu’tazilah. Selain dari pada
itu ada lagi tafsir Akil menurut Syi’ah dan tafsir Shufi bagi
ahli Tasawwuf.
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 16
18/04/2016 9:12:15
Studi Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Karya Mahmud Yunus
M. Amursid & Amaruddin Asra
17
g. Keistimewaan Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Mahmud Yunus
Adapun keistimewaannya adalah:
a. Terjemahan Al-Qur’an disusun baru, sesuai dengan
perkembangan bahasa Indonesia, serta mudah difahami
oleh pembaca. Bahkan mahasiswa-mahasiswa dapat
memperluas bahasa arabnya.
b. Teks Al-Qur’an terjemahannya disusun sejajar dan
setentang. Dengan demikian mudah mengetahui nomornomor ayat Al-Qur’an dalam teks bahasa arab dan
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
c. Keterangan-keterangan ayat ditaruh dan diletakkan
didalam ayat yang bersangkutan, sehingga mudah
mempelajarinya tanpa memeriksa ke halaman-halaman
yang lain, seperti cetakan yang lama.
d. Keterangan-keterangan ayat ditambah dan diperluas,
setengahnya berupa masalah-masalah ilmiyah yang
harus dipelajari oleh mahasiswa-mahasiswa.
C.PENUTUP
Dari bahasan di atas, dapatlah diambil beberapa kesimpulan,
di antaranya:
1. Mahmud Yunus lahir di desa Sungayang, Batusangkar,
Sumatera Barat, hari Sabtu 10 Pebruari 1899.
2. Tafsir Al-Qur’an al-Karim karya Mahmud Yunus ini adalah
tafsir ijmali yakni hanya menafsirkan ayat secara global
saja. Namun pada beberapa ayat, beliau memberikan
perhatian lebih hingga terlihat corak penafsiran tahlili.
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 17
18/04/2016 9:12:15
18
Jurnal Syahadah
Vol. III, No. 2, Oktober 2015
3. Sistematika Pembahasan Dalam menyusun tafsirnya,
Mahmud Yunus memulai dengan bab pertama berisi
pendahuluan yang berisi tekhnik penerjemahan, catatan
tentang turunnya Al-Qur’an dst, kemudian bab yang
kedua tentang indeks istilah-istilah dalam Al-Qur’an, bab
ke 3 nama dan lokasi surah-surah dan juz, bab ke 4 teks,
terjemahan, dan catatan-catatan dan bab 5 garis besar
kandungan setiap surat.
4. Adapun sumber-sumber rujukan tafsir Quran karya
Mahmud Yunus sebagai berikut, Tafsir al-Thabary, Tafsir
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qasimy, Fajrul Islam, dan Zhuhrul
Islam.
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 18
18/04/2016 9:12:15
Studi Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Karya Mahmud Yunus
M. Amursid & Amaruddin Asra
19
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi, Sejarah Ulumul Qur’an (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1999)
Al-Qur’an al-Karim
Luluvikar, Biografi Mahmud Yunus, artikel inernet pada www.
luluvikar.com, didownload pada 14 Oktober 2015
Malta Rina, Artikel“Pemikiran dan Karya-karya Prof. Dr. H.
Mahmud Yunus tentang Pendidikan Islam”, (Sumatera Barat:
2011)
Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim, (Jakarta: PT Hidakarya Abang, 1981)
-----------(1981), Tafsir Quran Karim, (Jakarta: PT Hidakarya Abang, Pendahuluan, 1081)
Sulaiman Ibrahim , Pendidikan dan Tafsir “Kiprah Mahmud Yunus
dalam Pembaruan Islam”, Jakarta: LEKAS, 2011)
Republika Online - http--www_republika_co_id., Prof Mahmud
Yunus Pembaharu Pengajaran Bahasa Arab. Didownload
pada 08 Oktober 2015 (20.00 Wib)
04_SYAHADAH_VOLUME III, NO 2 OKTOBER 2015.indd 19
18/04/2016 9:12:15
Download