8 Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa energi minimum terbesar didapatkan pada nilai parameter λ yang paling besar dengan jumlah basis yang paling kecil, sedangkan energi minimum yang paling kecil diperoleh pada nilai parameter λ yang paling kecil dengan jumlah basis yang paling besar. Distribusi energi disekitar 0 eV Selain mempengaruhi nilai energi maksimum dan minimum, perubahan jumlah basis dan nilai parameter λ juga mempengaruhi besarnya distribusi spektrum energi, khususnya di sekitar 0 eV. Distribusi ini akan menunjukkan kuat tidaknya interaksi yang terjadi antara inti atom target hidrogen dan positron. Pada tabel 9 diberikan distribusi energi disekitar 0 eV untuk jumlah basis dalam rentang 5 – 20 dan parameter λ dalam rentang 0,4 – 6. λ Distribusi energi disekitar 0 eV N=5 N = 10 N = 20 0,4 0,86584 0,83016 0,856433363 0,4 0,58109 0,697762233 0,4 0,39377 0,569647516 0,4 0,464693804 0,4 0,377495593 0,4 0,303911855 0,4 0,240435421 0,4 0,183022289 0,6 0,94142 0,987507808 0,6 0,61803 0,79372423 0,6 0,633951123 0,6 0,50045899 0,6 0,386806777 0,6 0,285862509 0,8 0,85629 0,927727499 0,8 0,720727217 0,8 0,546467925 0,8 0,394104949 1 0,962731114 1 0,718052803 1 0,507053077 1,2 0,900642049 1,2 0,624239897 1,4 0,745325809 1,6 0,870050339 Tabel 9. Distribusi energi disekitar 0 eV untuk beberapa parameter λ, dalam jumlah basis tertentu. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk jumlah basis 5 dengan nilai parameter λ 0,4, terdapat satu buah energi di sekitar 0 eV. Untuk basis yang diperbesar, yakni 10, jumlah energi disekitar 0 eV dengan nilai parameter λ yang masih sama meningkat menjadi tiga. Demikian pula untuk jumlah basis sebesar 20, distribusi energi disekitar 0 eV meningkat menjadi delapan. Namun untuk nilai parameter λ yang semakin besar, distribusi energi disekitar 0 eV semakin menurun. Pada λ = 0,4 dengan jumlah basis 20 distribusi energi yang mendekati nilai 0 eV dimulai dari 0,183022289 eV dan berakhir pada 0,856433363 eV, untuk jumlah basis 10 dimulai dari 0,39377 eV dan berakhir pada 0,83016 eV, sedangkan untuk jumlah basis sebesar 5 langsung kepada 0,86584 eV. Hal yang sama terjadi pula pada nilai parameter λ yang semakin besar. Dalam rentang nilai parameter λ pada 0,4 – 6, distribusi energi disekitar 0 eV paling minimum diperoleh pada λ = 1,6 dengan jumlah basis 20. Untuk basis sebesar 10, distribusi energi paling minimum terdapat pada λ = 0,8, dan untuk basis sebesar 5 distribusi energi paling minimum terdapat pada λ = 0,4. Dengan memperhatikan distribusi energi di sekitar 0 eV, dapat ditentukan besar tidaknya interaksi tolak-menolak yang dialami oleh inti atom target hidrogen dan positron. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa distribusi di sekitar 0 eV yang terbesar terjadi pada basis 20 dengan parameter λ = 0,4, yang berarti bahwa pada λ = 0,4 interaksi yang terjadi cukup besar bila dibandingkan dengan nilai-nilai parameter λ lainnya yang yang lebih besar. Dari kecenderungan terhadap kuat lemahnya interaksi yang diperoleh berdasarkan distribusi di sekitar 0 eV, dapat dilihat bahwa apabila positron memiliki spektrum energi yang besar, maka interaksi yang terjadi masih cukup lemah, yang menunjukkan bahwa positron masih cukup jauh dari inti target atom hidrogen. Sebaliknya ketika positron berada pada spektrum energi yang kecil (sekitar 0 eV), maka interaksi yang terjadi akan semakin kuat dibandingkan dengan saat positron memiliki spektrum energi yang cukup besar, yang juga berarti bahwa positron semakin dekat dengan inti target atom hidrogen. KESIMPULAN Penggunaan fungsi basis square integrable tipe Laguerre untuk mendiagonalisasi Hamiltonian Coulomb tolak-menolak akan memberikan suatu keterkaitan antara fungsi basis dengan spektrum energi eigen. Keterkaitan energi eigen ini selain pada jumlah fungsi basis yang dimiliki, terkait pula dengan parameter λ yang merupakan parameter 9 interaksi yang diperoleh dari fungsi basis square integrable. Semakin besar nilai parameter λ dan jumlah basis, nilai energi maksimum akan semakin besar, sehingga untuk mendapatkan energi maksimum yang bernilai maksimum, diperlukan pemilihan jumlah basis dan nilai parameter λ yang maksimum pula. Pada energi minimum, peningkatan nilai parameter λ untuk jumlah basis yang sama akan meningkatkan nilai energi minimum, sedangkan penambahan jumlah basis akan menurunkan nilai energi minimum untuk nilai parameter yang sama. Distribusi energi di sekitar 0 eV memberikan suatu gambaran mengenai kuat lemahnya interaksi tolak-menolak yang terjadi antara inti atom target hidrogen dan positron, dimana apabila positron memiliki distribusi spektrum energi yang bernilai di sekitar 0 eV, maka dapat disimpulkan bahwa interaksi yang sangat kuat terjadi antara inti atom target hidrogen dan positron. Hal ini juga berarti bahwa inti atom target hidrogen dan positron cukup dekat. Sebaliknya, ketika positron memiliki spektrurm energi yang cukup besar maka interaksi yang terjadi merupakan interaksi yang lemah, yang berarti pula bahwa jarak antara inti target hidrogen dan positron masih cukup jauh. DAFTAR PUSTAKA Abramowitz, M. and I. A. Stegun, Handbook of Mathematical Functions, Dover Publications Inc., New York, (1972). Boas, Mary L., Mathematical Methods in the Physical Sciences, John Wiley and Sons Inc., New York, (1983). Chapman, Stephen J., Fortran 90/95, Mc GrawHill, 1st ed, Singapore, (1988). Erdélyi, A., W. Magnus, F. Oberhettinger and F. G. Tricomi, Higher Transcedental Functions, Mc Graw-Hill Book Co. Inc., Vol II, New York, (1953). Mukherjee, M., M. Basu, and A. S. Gosh, Positron-hydrogen scattering at intermediate energies using the closecoupling approximation, J. Phys. B 23, 757 (1990). Rotenberg, M., Calculation of positronhydrogen scattering I. Elastic scattering, Ann. Phys, New York, 19, 262 (1962). Sansone, G. Orthogonal Functions, Interscience Publisher Inc., New York, (1959). Tjia, M. O., Mekanika Kuantum, Penerbit ITB., Bandung (1999). Winata, T. Applications of L2 Method in Atomic Scattering, Thesis Ph.D., Murdoch University. Yamani, H. A. And W. P. Reinhardt, L2 Discretization of the Continuum, Phy. Rev. A, 11, 1144-1156.