Menaker : Serikat Buruh Harus Menjadi Alat Perjuangan Kesejahteraan Buruh. jsn09.com – Bogor – Keberadaan serikat pekerja/buruh (SP/SB) menjadi sesuatu yang tidak mungkin dihindari oleh perusahaan. Serikat pekerja dapat digunakan oleh pekerja sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Pengertian Serikat Pekerja sendiri menurut UU No. 21 Tahun 2000 adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela dan melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/ buruh dan keluarganya. Hal ini yang ditekankan oleh Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri saat berdialog dengan ribuan pekerja/buruh dan masyarakat dalam acara ‘Pelantikan Pospera Kab. Bogor dan Diskusi Buruh Bersama Menteri Ketenagakerjaan RI’ di Bogor. “Pekerja kita itu bebas berserikat. Makanya saya imbau kepada perusahaan, kalau ada pekerja kita ingin berserikat, jangan dipecat, jangan di-PHK. (mereka) Dijamin oleh konstitusi. Dijamin oleh undang-undang. Karena serikat buruh adalah alat perjuangan buruh dalam memperjuangkan kepentingannya dalam konteks hubungan industrial,” kata Menaker dalam press release Humas Kemnaker RI yang diterima jsn09.com Minggu (08/01). Namun keberadaan SP/SB Menurut Menaker saat ini justru menurun. Berdasarkan Data Ditjen PHI dan Jamsos Kemnaker, proses demokrasi Ketenagakerjaan Indonesia saat ini telah membentuk 12 Konfederasi Serikat Pekerja dan 111 Federasi Serikat Pekerja. Namun kepesertaan dari SP/SB malah menurun. Jika Pada tahun 2007, ada 3,4 juta pekerja/buruh yang mengikuti keanggotaan SP/SB, kini turun menjadi 2,7 juta pada tahun 2016. “SP-nya sangat bebas. Bahkan lebih bebas dari Amerika. Lebih bebas dari Eropa. Oleh karena itu saya ingin mengajak agar kebebasan itu juga bermanfaat untuk kita semua,” ungkap Menaker. (Lif)