BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV maka didapatkan kesimpulan deskriptif dan kesimpulan hipotesis. Penelitian ini didominasi beberapa karakter deskriptif responden di antaranya adalah karyawan dengan posisi staff sebanyak 40,2%, karyawan wanita sebanyak 67%, karyawan dengan rentang usia 22 – 26 tahun sebanyak 29,9%, karyawan dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 52,6%, dan karyawan dengan masa kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 39,2%. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemimpin telah memimpin dengan gaya transformasional. Hal tesebut ditunjukkan salah satunya dengan pemimpin meminta karyawan agar bisa bekerja secara maksimal. Karyawan menyatakan bahwa sudah merasa terikat dengan pekerjaan yang dilakukan. Hal tersebut ditunjukkan salah satunya dengan karyawan merasa bangga dengan apa yang mereka kerjakan. Pemimpin menilai bahwa karyawan telah melaksanakan pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan salah satunya dengan karyawan telah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar. Pemimpin juga menilai bahwa karyawan telah melakukan tindakan sukarela atau tindakan yang tidak menjadi kewajiban formal, namun mendukung kegiatan dan efisiensi organisasi. Hal tersebut ditunjukkan salah satunya dengan karyawan tidak mengganggu hak – hak orang lain, sehingga setiap karyawan bisa fokus pada pekerjaan yang dilakukan. Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis yang telah 1 58 dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan pada kinerja, work engagement, dan OCB. Hasil tersebut mengartikan bahwa pemimpin telah memimpin karyawan dengan cara kepemimpinan transformasional seperti memotivasi, menginspirasi, meminta karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka, dan mengontrol kerja karyawan. Dampak pengaruh tersebut pada kinerja adalah karyawan meningkatkan kinerja, seperti menyelesaikan pekerjaan mereka dengan lebih baik dan memiliki inisiatif pribadi dalam bekerja. Dampak pengaruh kepemimpinan pada work engagement adalah karyawan akan semakin terikat dengan pekerjaan yang mereka lakukan, seperti karyawan bangga dengan pekerjaannya, selalu semangat dalam bekerja, dan menikmati pekerjaan yang dilakukan. Dampak kepemimpinan transformasional pada OCB adalah karyawan akan bertindak OCB, yaitu karyawan berperilaku secara sukarela yang menguntungkan bagi organisasi tanpa mengharap imbalan seperti membantu teman dalam bekerja dan tidak mengganggu hak – hak karyawan lainnya. Hasil hipotesis lainnya adalah work engagement berpengaruh signifikan pada kinerja dan OCB. Hasil tersebut mengartikan bahwa karyawan sudah merasa nyaman dan terikat dengan pekerjaanya. Hal tersebut ditandai oleh rasa senang, semangat, dan antusias dalam bekerja. Ketika karyawan sudah terikat pada pekerjaan yang dilakukan maka karyawan akan meningkatkan kualitas kerjanya secara in – role dan bertindak sesuatu yang menguntungkan bagi perusahaan secara extra – role tanpa memberikan beban pada perusahaan. Uji mediasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan trasnformasional berpengaruh pada kinerja dengan dimediasi secara parisal oleh work engagement. Pengaruh mediasi parsial adalah kepemimpinan transformasional 59 tidak hanya mampu meningkatkan kinerja karyawan secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung. Secara langsung yaitu pemimpin yang menerapkan kepemimpinan transformasional seperti memotivasi, menginspirasi karyawan untuk berinovasi, menyelesaikan masalah dengan cara yang baru, dan selalu berusaha untuk bekerja lebih baik, maka karyawan akan berkontribusi secara maksimal dan meningkatkan kinerjanya. Secara tidak langsung yaitu kepemimpinan transformasional juga mampu meningkatkan kinerja karyawan melalui work engagement. Hal tersebut menjelaskan bahwa pemimpin yang menerapkan kepemimpinan transformasional akan menumbuhkan work engagement pada karyawan sehingga meningkaatkan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan transforamsional berpengaruh pada OCB dengan dimediasi secara parsial oleh work engagement. Pengaruh mediasi parsial adalah kepemimpinan tidak hanya mampu meningkatkan OCB secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung. Secara langsung yaitu pemimpin yang menerapkan kepemimpinan transformasional seperti motivasi, stimulus, dan rasa perhatian pemimpin kepada karyawan, maka karyawan untuk berkontribusi dan melakukan tindakan yang mendukung kinerja mereka secara sukarela (voluntary). Secara tidak langsung yaitu kepemimpinan transformasional juga mampu meningkatkan OCB melalui work engagement. Hal tersebut menjelaskan bahwa pemimpin yang menerapkan kepemimpinan transformasional akan menumbuhkan work engagement pada karyawan segingga meningkatkan OCB. Berdasarkan pernyataan tersebut maka prediksi bahwa variabel work engagement mampu 60 menjadi mediator hubungan kepemimpinan transforamsional pada OCB telah terbukti. B. Keterbatasan Adapun beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian adalah hasil hitung dari nilai dan hubungan kepemimpinan transformasional, work engagement, kinerja, dan OCB karyawan PT. Kimia Farma Wilayah Solo Raya dan Madiun Raya secara keseluruhan dan bukan dihitung per apotik. 2. Hasil penelitian ini hanya dijadikan analisis pada obyek penelitian di PT. Kimia Farma Wilayah Solo Raya dan Madiun Raya, sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dan kesimpulan jika penelitian dilakukan pada obyek penelitian dan profesi yang berbeda. 3. Nilai validitas yang kurang baik diprediksi karena kurangnya pemahaman responden terhadap kuesioner serta sikap kepedulian dan keseriusan dalam menjawab pertanyaan. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka diajukan beberapa saran yang harapannya bisa berguna bagi perusahaan. Beberapa saran yang diajukan di antaranya sebagai berikut: 1. Dilakukan penelitian pengaruh kepemimpinan transformasional pada kinerja dan OCB dengan dimediasi oleh work engagement di setiap outlet apotik, sehingga perusahaan mampu mengetahui kinerja karyawan di setiap apotik. 61 2. Dilakukan penelitian serupa dengan objek yang lain, sehingga hasil penelitian mampu di generalisasi. 3. Perbaikan indikator pada tiap variabel, sehingga responden lebih memahami pernyataan dengan lebih baik. D. Rekomendasi 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dan work engagement memberikan peranan penting dalam peningkatan kinerja dan OCB karyawan. Berdasarkan hasil tersebut maka diperlukan pemahaman bagi pemimpin tentang karakteristik kepemimpinan transformasional dan faktor – faktor yang bisa meningkatkan kinerja dan OCB karyawan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian tentang work engagement masih jarang untuk dilakukan karena merupakan variabel yang terbilang baru, sehingga bisa dikembangkan pada penelitian yang lain. Penelitan ini masih memerlukan generalisasi pada penelitian selanjutnya, khusunya untuk menilai hubungan mediasi kepemimpinan transformasional pada kinerja dan OCB yang dimediasi oleh work engagement. Penambahan variabel moderasi atau mediasi dalam kerangka penelitian bisa menjadi alternatif bagi peneliti selanjutnya untuk pengetahuan lebih mendetail variabel apa saja yang bisa mempengaruhi kinerja dan OCB karyawan. 62