H a l : Nilai mata kuliah

advertisement
BAB III ELEKTRONIKA SEMIKONDUKTOR
3.1 PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
1. Penjelasan tentang semikonduktor yang didahului dengan
sejarah semikonduktor.
2. Penjelasan tentang komponen aktif berupa dioda beserta
karakteristik dan pendekatannya
3. Penjelasan tentang komponen aktif berupa transistor,
karakteristik dan penggunaannya
Manfaat
Relevansi
CapaianPembelajaran
Pemahaman tentang komponen aktif diperlukan untuk
merancang sebuah rangkaian elektronik yang memerlukan
pemberlakuan sinyal-sinyal listrik yang sifatnya khusus.
Dasar pemahaman terhadap komponen aktif dimulai dari
dioda dan transistor, sedangkan untuk komponen aktif yang
lain merupakan pengembangan dari keduanya. Dengan
pemahaman dari kedua komponen aktif ini diharapkan
mahasiswa dapat merancang dan menganalisa rangkaian
elektronik yang lebih kompleks.
Untuk dapat memahami cara kerja komponen aktif dimulai
dari cara pemahaman pengertian bahan semikonduktor dan
sejarahnya. Dasar pemahaman ini kemudian diterapkan pada
dioda, dengan karakteristik dan kegunaannya. Kemudian
setelah itu diterapkan pula pada transistor dengan
karakteristik dan kegunaannya.
Dengan bekal pengetahuan yang telah diberikan pada bab ini
diharapkan mahasiswa dapat memahami komponen aktif
berupa dioda dan transistor dengan benar, dapat merancang
rangkaian elektronik yang melibatkan kedua komponen aktif
tersebut serta merangsang ide-ide kreatif untuk membuat
sebuah sistem berbasis semikonduktor.
3.2 PENYAJIAN
3.2.1 Sejarah Semikonduktor
Hingga pada abad ke 21 beberapa bahan yang luar biasa telah
mempengaruhi aspek kehidupan, dimana ditemukannya penemuan-penemuan
bahan yang luar biasa, salah satunya adalah bahan semikonduktor yang digunakan
secara ekstensif dalam sirkuit eletronik, singkatnya sebuah penemuan luar biasa
yang mempengaruhi perkembangan zaman yang ada sekarang ini diantaranya
dimulai pada
1945 - Transistor diciptakan
Pada tahun 1945, Bell Labs mendirikan sebuah kelompok untuk
mengembangkan pengganti semikonduktor untuk tabung vakum. Kelompok yang
dipimpin oleh William Shockley, termasuk, John Bardeen, Walter Brattain dan
lainnya. Pada tahun 1947 Bardeen dan Brattain berhasil menciptakan sebuah
sirkuit memperkuat memanfaatkan titik-kontak "transfer perlawanan" perangkat
yang kemudian dikenal sebagai transistor. Bardeen dan Brattain perangkat adalah
Transistor Kontak Point transistor pertama. Pada tahun 1948, Bardeen dan
Brattain mengajukan hak paten, yang pada tahun 1950 dikeluarkan untuk Bell
Labs - US paten # 2524035, "Memanfaatkan Tiga Elektroda Elemen Sirkuit
Bahan semikonduktif".
1951 - Transistor Junction diciptakan
Pada tahun 1951, William Shockley mengembangkan transistor junction,
bentuk yang lebih praktis dari transistor, transistor titik kontak sulit untuk
memproduksi dan digantikan oleh transistor junction oleh lima puluhan
pertengahan. Pada tahun 1954 transistor adalah komponen penting dari sistem
telepon. Bell laboratorium juga berlisensi transistor untuk perusahaan lain
(royalti) dan transistor pertama kali muncul dalam alat bantu dengar diikuti oleh
radio. Pada tahun 1956 pentingnya penemuan transistor oleh Bardeen, Brattain
dan Shockley diakui oleh Penghargaan Nobel dalam fisika.
1954 - Radio Transistor Pertama
Asosiasi Pengembangan Industri Insinyur menghasilkan Kabupaten TR-1,
pertama di dunia radio transistor komersial dipasarkan. Radio memiliki sirkuit
empat transistor menggunakan Texas Instruments transistor Germanium.
1955 - transistor efek medan Pertama
Bell Labs dibuat transistor efek medan pertama.
1958 - sirkuit Terpadu ditemukan
Pada bulan Juli 1958, Jack Kilby adalah seorang karyawan baru di Texas
Instruments. Tidak memiliki waktu liburan yang masih harus dibayar belum
cukup, Kilby sedang bekerja di TI selama periode liburan musim panas yang
kebanyakan orang lain harus mati. Pada tanggal 24 Juli 1958 dalam tenang
laboratorium miniaturisasi, Kilby menulis dalam buku catatan laboratorium bahwa
rangkaian unsur-unsur seperti resistor, kapasitor, kapasitor dan transistor
didistribusikan, jika semua terbuat dari bahan yang sama, dapat dimasukkan
dalam satu chip. Dengan 12 September 1958 Kilby telah membangun sebuah IC
osilator sederhana dengan lima komponen yang terintegrasi. Pada tahun 1959
Kilby diterapkan untuk paten dan Texas Instruments dikeluarkan US patent #
3.138.743 untuk "sirkuit elektronik miniatur". Pada tahun 2000 pentingnya IC
diakui ketika Kilby berbagi penghargaan Nobel dalam fisika dengan dua orang
lain. Kilby yang berlokasi oleh komite Nobel "untuk bagiannya dalam
pengembangan sirkuit terpadu".
1963 - CMOS ditemukan
Frank Wanlass di Fairchild Semiconductor berasal dan dipublikasikan ide
komplementer-MOS (CMOS). Terpikir Wanlass bahwa rangkaian pelengkap dari
NMOS dan PMOS akan menarik sangat sedikit saat ini. Awalnya Wanlass
mencoba membuat solusi monolitik, tapi akhirnya ia dipaksa untuk membuktikan
konsep dengan perangkat diskrit. Peningkatan modus NMOS transistor belum
tersedia dan sebagainya Wanlass digunakan perangkat penipisan modus bias ke
negara luar. Hebatnya CMOS menyusut daya siaga dengan enam lipat lebih
bipolar setara atau PMOS gerbang logika. Pada 18 Juni 1963 Wanlass diterapkan
untuk paten. Pada 5 Desember 1967 Wanlass dikeluarkan US Patent # 3356858
untuk "Rendah Stand-By Sirkuit Daya Lapangan Efek Pelengkap". CMOS
merupakan dasar dari sebagian besar dari semua IC kepadatan tinggi diproduksi
saat ini.
3.2.2 Pengertian Semikonduktor
Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada
diantara isolator dan konduktor. Disebut semi atau setengah konduktor, karena
bahan ini memang bukan konduktor murni. Semikonduktor, umumnya
diklasifikasikan berdasarkan harga resistivitas listriknya pada suhu kamar, yakni
dalam rentang 10-2-109 Ωcm. Sebuah semikonduktor akan bersifat sebagai isolator
pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruang akan bersifat
sebagai konduktor.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena
konduktivitasnya dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa
disebut doping). Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen
elektronika seperti dioda, transistor dan IC (integrated circuit). Semikonduktor
sangat luas pemakainnya, terutama sejak ditemukannya transistor pada akhir
tahun 1940-an. Oleh karena itu semikonduktor dipelajari secara intensif dalam
fisika zat padat. Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah
silikon (Si), germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu
adalah bahan satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen
semikonduktor. Namun belakangan, Silikon menjadi popular setelah ditemukan
cara mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon merupakan bahan terbanyak ke-dua
yang ada dibumi setelah oksigen (O2). Pasir, kaca dan batu-batuan lain adalah
bahan alam yang banyak mengandung unsur silikon.
Pada sebuah logam terdapat sejumlah besar ikatan elektron valensi yang
lemah yang disebut sebagai konduksi. Apabila logam dialiri medan listrik, maka
elektron akan berpindah secara bebas untuk memproduksi arus dalam sebuah
logam, sehingga logam disebut sebagai konduktor. Sebaliknya, apabila sebuah
bahan memiliki ikatan electron valensi yang kuat dan saat dialiri medan listrik
maka electron tersebut tidak mudah bergerak, bahan ini disebut dengan
isolator.Pada table periodic, unsur-unsur yang terdapat pada kelompok IV
memiliki sebuah sifat diantara konduktor dan isolator, unsur ini disebut dengan
semikonduktor.Semikonduktor seperti germanium dan silicon memiliki
karekteristik yang dapat membawa arus tergantung pada suhu ataupun cahaya
yang datang.
Apabila tegangan di berikan pada bahan semikonduktor, beberapa electron
valensi akan mudah melompat ke pita konduktansi dan bergerak pada bidang
untuk menghasilkan bidang listrik, akan tetapi bidang listrik yang dihasilkan ini
lebih kecil dari sebuah konduktor.
Gambar 3.1 Pita valensi dan sifat konduksi dari sebuah material
Dalam Kristal semikonduktor, electron valensi dapat melompat ke pita
konduksi, dalam sebuah pita konduksi terdapat sebuah lubang.Elektron valensi
tersebut berpindah dari lubang ke lubang lainnya.Peristiwa ini berlangsung secara
terus menerus sehingga arus di anggap sebagai perpindahan elektron dari satu
lubang ke lubang lainnya dalam satu arah.Sifat dari semikonduktor ini dapat
berubah secara signifikan apabila dimasukkan sejumlah elemen kecil kedalam kisi
Kristal semikonduktor. Elemen atau bahan tersebut merupakan kelompk III dan V
dari unsur tabel periodic.Unsur ini dikenal sebagai dopan yang dapat disebar atau
ditanamkan kedalam bahan semikonduktor.Pada perangkat bahan elektronik
modern terdapat sebuah dopan yang memiliki sebuah pola yang disebar ke
permukaan Kristal silicon tipis yang disebut dengan chip.Silicon memiliki 4
elektron valensi yang berbentuk simetris dan electron obligasi dalam kisi
Kristal.Dopan sebagai pendonor elektron apabila arsen atau fosfor dari kelompok
V ditambahkan ke kisi Kristal, maka salah satu dari lima electron valensi setiap
atom dopan akan tetap terus bergerak.Semikonduktor yang dihasilkan merupakan
silicon tipe-n karna electron yang tersedia sebagai pembawa muatan dalam kisi
kristal.
Sebaliknya jika silicon di doping dengan boron atau galium dari kelompok
III akan terbentuk lubang oleh electron yang hilang dalam kisi dimana atom
akseptor yang merupakan dopan telah menggantikan atom silicon, hal ini terjadi
karna atom silicon memiliki 3 elektron valensi.
Arus positif terbentuk karna electron berpindah menempati lobang,
sehingga terlihat seperti lobang yang bergerak, sehingga pada semikonduktor
dihasilkan silicon tipe-p.Pada semikonduktor, doping bertujuan untuk
mengendalikan dan meningkatkan jumlah muatan yang dibawa dalam
semikonduktor.Pada semikonduktor tipe-n yang membawa muatan adalah
electron dan semikonduktor tipe-p sebagai lubang.Interaksi antara kedua tipe
semikonduktor ini merupakan dasar untuk semikonduktor dari sebagian perangat
elektronik.
3.2.3 Sambungan (Junction) Dioda
Dioda adalah komponen semiconductor yang paling sederhana, ia terdiri
atas dua elektroda yaitu katoda dan anod, Salah satu bahan untuk membuat dioda
adalah Germanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si). Gambar 3.2 menunjukkan
bentuk dan simbol dari sebuah dioda.
Gambar 3.2 Bentuk dan simbol dioda
Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus
listrik dan tegangan pada satu arah saja misalkan dioda yang dialiri arus DC
searah.Junction adalah daerah silicon tipe-p yang berdekatan dengan tipe-n.tipe-p
sebagai anoda dan tipe-n sebagai katoda.
Gambar 3.3 Karakteristik sambungan PN
Gambar 3.2 menunjukkan pada persimpangan pn, electron dari silicon
tipe-n berdifusi untuk menempati lubang-lubang tipe-p, hal ini disebut penipisan
daerah.Sehingga medan listrik semakin menipis karna difusi electron yang
menghasilkan perbedaan tegangan diseluruh daerah penipisan, Peristiwa ini
disebut potensial kontak.Untuk silicon, potensial kontak 0,6-0,7 V. sisi positif
potensial kontak adalah tipe-n, dan sisi negative adalah tipe-p karna mengalami
difusi elektron.Apabila sumber tegangan dihubungkan ke persimpangan pn
dengan sisi positif dari sumber tegangan terhubung ke anoda, dan sisi negative
terhubung ke katoda untuk membentuk rangkaian maka diode ini disebut sebagai
bias maju.
Apabila sumber tegangan dihubungkan ke persimpangan pn
dengan sisi negative dari sumber tegangan terhubung ke anoda, dan sisi positif
terhubung ke katoda untuk membentuk rangkaian maka diode ini disebut sebagai
bias mundur.Anoda sebagai sumber lubang dan katoda menjadi sumber elektron
sehingga lubang dan elektron terus menerus diisi ulang. Nilai tegangan mendekati
nilai hubungan potensial (0,6-0,7 V) akan meningkat secara ekspensional dengan
persamaan
Sebuah diode ideal memiliki resistansi 0 ketika bias maju dan tahanan terbatas
ketika bias dibalikkan.Dalam keperluan analisis dapat diganti oleh arus pendek
untuk bias maju dan sirkuit terbuka untuk bias terbalik. Sebuah diode bias maju
membutuhkan sekitar 0,7 V untuk memungkinkan arus yang
signifikan.Sebaliknya untuk diode bias terbalik dapan menahan tegagan balik
sampai dengan batasnya dimana diode akan gagal sebagai pembalik arus.Diode
berguna sebagai penyearah, dimana ia hanya melewati setengah dari sinyal AC
positif maupun negative.
Gambar 3.4 Contoh rangkaian dioda dan gelombang masukannya
Gambar 3.4 mengilustrasikan bagaimana menganalisis sebuah diode ideal
sederhana sebagai penyearah setengah gelombang.Sirkuit penyearah digunakan
dalam desain penguat daya, dimana merubah listrik AC menjadi DC yang
digunakan dalam perangkat elektronik dan sirkuit digital.
3.2.4 Karakteristik Dioda
Karakteristik arus tegangan diode dapat ditinjau melalui 2 pendekatan :
 Diode Ideal

Diode Riil
Untuk diode ideal, didekati melalui pendekatan setengah linier (Piece
Wise Linier) ada 3 pendekatan, yang didekati secara grafis.
Gambar 3.5 Dioda ideal
Gambar 3.5 menunjukkan diode dimodelkan sebagai saklar ideal yaitu
suatu saklar yang memiliki cirri untuk kondisi tertutup R=0 dan untuk kondisi
terbuka R= ~ . Untuk bias negative diode dianggap sebagai isolator dengan nilai
hambatan RR >> RF. Pada model ini untuk bias positif sebagai saklar tertutup
(on) dan pada bias negative sebagai saklar terbuka (off), kedua kondisi bias
dilukiskan pada grafik I/V.
Model kedua adalah untuk bias positif sebagai saklar non-ideal pada
kondisi tertutup R≠0. Untuk bias negative sebagai saklar ideal. Kedua bias
tersebut dilukiskan sebagai berikut :
Gambar 3.6 Diode pendekatan kedua
Untuk model ketiga bias positif sebagai saklar non-ideal yang tertutup terpasang
seri dengan sumber tegangan Vji. Untuk bias negative sebagai saklar ideal terbuka
dengan grafik diperlihatkan pada Gambar 3.7
Gambar 3.7 Dioda pendekatan ketiga
Diode Riil model diode riil, didekati oleh pendekatan ke-3 dari diode ideal
dengan pendekatan tambahan, pada bias negative nilai RR≠ ~ sehingga terjadi
arus reverse yang disebut arus bocor atau arus saturasi. Umumnya dalam orde
nanoampere. Ditulis sebagai IB atau IS, arus IS, dipandang sebagai gerakan
pembawa minoritas nilai IS berubah terhadap suhu atau IS = aT3. Untuk bias
positif terjadi hubungan eksponensial antara arus dan tegangan. ID ≈ e V/VT ,
VT=tegangan termal = kT/g. Grafik karakteristik diode riil digambarkan sebagai
berikut : Pada nilai VR = VBVO, terjadi peningkatan IS yang luar biasa
besarnya.Arus diode pada kondisi riil, umumnya dinyatakan sebagai berikut :
ID=IS(eV/VT – 1)
Gambar 3.8 Karakteristik dioda riil
3.2.4 Transistor Bipolar
Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri atas sebuah bahan
type p dan diapit oleh dua bahan tipe n (transistor NPN) atau terdiri atas sebuah
bahan tipe n dan diapit oleh dua bahan tipe p (transistor PNP). Sehingga transistor
mempunyai tiga terminal yang berasal dari masing-masing bahan tersebut.
Struktur dan simbol transistor bipolar dapar dilihat pada gambar. Disamping itu
yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran basis sangatlah tipis dibanding
emitor dan kolektor. Perbandingan lebar basis ini dengan lebar emitor dan
kolektor kurang lebih adalah 1 : 150. Sehingga ukuran basis yang sangat sempit
ini nanti akan mempengaruhi kerja transistor. Simbol transitor bipolar ditunjukkan
pada gambar 3.1. Pada kaki emitor terdapat tanda panah yang nanti bisa diketahui
bahwa itu merupakan arah arus konvensional. Pada transistor npn tanda panahnya
menuju keluar sedangkan pada transistor pnp tanda panahnya menuju kedalam.
Gambar 3.9 Simbol transitor bipolar ditunjukkan pada
Ketiga terminal transistor tersebut dikenal dengan Emitor (E), Basis (B) dan
Kolektor (C). Emitor merupakan bahan semikonduktor yang diberi tingkat doping
sangat tinggi. Bahan kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang.
Sedangkan basis adalah bahan dengan dengan doping yang sangat rendah. Perlu
diingat bahwa semakin rendah tingkat doping suatu bahan, maka semakin kecil
konduktivitasnya. Hal ini karena jumlah pembawa mayoritasnya (elektron untuk
bahan n; dan hole untuk bahan p) adalah sedikit.
3.2.4.1 Aliran Arus Listrik pada Transistor PNP dan NPN
Pada transistor baik untuk tipe NPN atau PNP anak panah selalu ditempat
emitor artinya anak panah menunjuk arus listrik konvensional dimana arahnya
berlawanan dengan arah arus elektron.
Transistor PNP: Arus listrik yang besar akan mengalir dari emitter ke collector.
Apabila ada arus kecil yang mengalir dari emitter ke base.
C
B
E
Gambar 3.10 Simbol transistor PNP dan arah arusnya
Transistor NPN:Arus listrik yang besar akan mengalir dari collector ke emitter,
apabila ada arus kecil yang mengalir dari base ke emitter. Dalam
hal ini transistor mirip dengan amplifier, yang mengontrol
jumlah arus dari collector ke emitter oleh arus yang mengalir
dari base. Transistor juga mirip dengan fungsi sakelar.
Transistor akan bekerja pada posisi ON, yaitu arus akan
mengalir dari collector ke emitter apabila arus kecil mengalir
dari base. Sedangkan transistor akan berada pada posisi OFF,
apabila tidak ada arus yang mengalir dari base.
C
B
E
Gambar 3.11 Simbol transistor NPN dan arah arusnya
3.2.4.2 Prinsip Kerja dari Transistor
A. Cara kerja Transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar
dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas
pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT,
arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan
depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi
dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
Apabila pada terminal transistor tidak diberi tegangan bias dari luar, maka
semua arus akan nol atau tidak ada arus yang mengalir. Sebagai mana terjadi pada
persambungan dioda, maka pada persambungan emiter dan basis (JE) serta pada
persambungan basis dan kolektor (JC) terdapat daerah pengosongan. Tegangan
penghalang (barrier potensial) pada masing-masing persambungan dapat dilihat
pada gambar
Gambar 3.12 Penjelasan kerja berikut ini didasarkan pada transistor jenis
PNP (jika NPN maka semua polaritasnya adalah sebaliknya).
Pada diagram potensial terlihat bahwa terdapat perbedaan potensial antara
kaki emitor dan basis sebesar Vo, juga antara kaki basis dan kolektor. Oleh karena
potensial ini berlawanan dengan muatan pembawa pada masing-masing bahan tipe
P dan N, maka arus rekombinasi hole-elektron tidak akan mengalir. Sehingga
pada saat transistor tidak diberi tegangan bias, maka arus tidak akan mengalir.
Selanjutnya apabila antara terminal emitor dan basis diberi tegangan bias maju
(emitor positip dan basis negatip) serta antara terminal basis dan kolektor diberi
bias mundur (basis positip dan kolektor negatip), maka transistor disebut
mendapat bias aktif (lihat gambar).
Gambar3.13 Transistor dengan tegangan bias aktif
Setelah transistor diberi tegangan bias aktif, maka daerah pengosongan
pada persambungan emitor-basis menjadi semakin sempit karena mendapatkan
bias maju. Sedangkan daerah pengosongan pada persambungan basis-kolektor
menjadi semakinmelebar karena mendapat bias mundur.
Pemberian tegangan bias seperti ini menjadikan kerja transistor berbeda
sama sekali bila dibanding dengan dua dioda yang disusun berbalikan, meskipun
sebenarnya struktur transistor adalah mirip seperti dua dioda yang disusun
berbalikan, yaitu dioda emitor-basis (P-N) dan dioda basis-kolektor (N-P). Jika
mengikuti prinsip kerja dua dioda yang berbalikan, maka dioda emitorbasis yang
mendapat bias maju akan mengalirkan arus dari emitor ke basis dengan cukup
besar. Sedangkan dioda basis-kolektor yang mendapat bias mundur praktis tidak
mengalirkan arus. Dengan demikian terminal emitor dan basis akan mengalir arus
yang besar dan terminal kolektor tidak mengalirkan arus.Namun yang terjadi pada
transistor tidaklah demikian. Hal ini disebabkan karena dua hal, yaitu: ukuran fisik
basis yang sangat sempit (kecil) dan tingkat doping basis yang sangat rendah.
Oleh karena itu konduktivitas basis sangat rendah atau dengan kata lain jumlah
pembawa mayoritasnya (dalam hal ini adalah elektron) sangatlah sedikit
dibanding dengan pembawa mayoritas emitor (dalam hal ini adalah hole).
Sehingga jumlah hole yang berdifusi ke basis sangat sedikit dan sebagian besar
tertarik ke kolektor dimana pada kaki kolektor ini terdapat tegangan negatip yang
relatif besar.
Gambar 3.14 Diagram potensial pada transistor dengan bias aktif
Tegangan bias maju yang diberikan pada dioda emitor-basis (VEB)
akanmengurangi potensial penghalang Vo, sehingga pembawa muatan mayoritas
padaemitor akan mudah untuk berekombinasi ke basis. Namun karena
konduktivitas basisyang rendah dan tipisnya basis, maka sebagian besar pembawa
muatan akan tertarikke kolektor. Disamping itu juga dikuatkan oleh adanya beda
potensial pada basiskolektoryang semakin tinggi sebagai akibat penerapan bias
mundur VCB.Dengan demikian arus dari emitor (IE) sebagian kecil dilewatkan ke
basis(IB) dan sebagian besar lainnya diteruskan kolektor (IC). Sesuai dengan
hukumKirchhoff maka diperoleh persamaan yang sangat penting yaitu:
𝑰𝑬 = 𝑰𝑪 + 𝑰𝑩
Karena besarnya arus IC kira-kira 0,90 sampai 0,998 dari arus IE, maka
dalam praktekumumnya dibuat IE≅IC.Disamping ketiga macam arus tersebut yang
pada dasarnya adalah disebabkankarena aliran pembawa mayoritas, di dalam
transistor sebenarnya masih terdapataliran arus lagi yang relatif sangat kecil yakni
yang disebabkan oleh pembawa minor-itas. Arus ini sering disebut dengan arus
bocor atau ICBO (arus kolektor-basis denganemitor terbuka).
Namun dalam berbagai analisa praktis arus ini sering diabaikan.Seperti
halnya pada dioda, bahwa dalam persambungan PN yang diberi biasmundur
mengalir arus bocor Is karena pembawa minoritas. Demikian juga
dalamtrannsistor dimana persambungan kolektor-basis yang diberi bias mundur
VCB akanmengalir arus bocor (ICBO). Arus bocor ini sangat peka terhadap
temperatur, yakniakan naik dua kali untuk setiap kenaikan temperatur 10 OC.
Diagram aliran arus IE, IB, IC dan ICBOdalam transistor dapat dilihat
padaGambar 3.15. Dari gambar tersebut terlihat bahwa arus kolektor merupakan
penjumlahandari arus pembawa mayoritas dan arus pembawa minoritas, yaitu IC =
ICmayoritas+ ICBOminoritas.
Gambar 3.15. Diagram aliran arus dalam transistor
B. Azaz Kerja Transistor
1. Akan mengalir arus pada terminal kolektor dan emiter (Ic) apabila ada arus
yang mengalir pada terminal basis emiter (IB). dalam keadaan ini transmiter
“on”
2. Perbandingan antara Ic dan IB disebut sebagai “Bandingan hantaran maju”
(Forward current ratio) disebut hFE
IC
IB
hFE disebut juga sebagai ‘penguatan’ transistor atau “  ” atau  .
 Untuk Ic dan IB searah ditulis hFE
hFE 
 Untuk Ic dan IB searah ditulis hfe
hFE  h fe
3. Pada transistor daya: hFE = + 25 kali
4. Untuk penguatan frekwensi tinggi hFE = 100 kali
C. Parameter Transistor
1. Parameter transistor tidaklah sama meskipun dalam dalam tipe yang sama
sekalipun
2. Tapi dalam prakteknya, parameter dianggap sama (konstan)
3. Konduktansi (daya hantar) Gm 
Dimana
ie
ie
ma/V ( miliampere per volt)
Vbe
: Arus sinyal ac antar kolektor – emiter
Vbe
: tegangan sinyal ac antarabasis – emiter
4. Dalam rangkaian penguat untuk sinyal kecil, berlaku penguatan tegangan
sebagai berikut;
A = Gm x RL
Dimana RL = Rc // RBb
Parameter lainnya
1. Impedansi masukan (impedansi input)
Vb
ib
dimana
Vb= tegangan sinyal yang masuk ke basis
ib = arus sinyal pada basis
2. Impedansi keluaran (impedansi output)
Z in 
a. tanpa isyarat (sinyal) di basis
Z 01 
Ve
ie
Ve = tegangan sinyal di kolektor
ic = arus sinyal di kolektor
b. Dengan adanya sinyal di basis
Z 02 
h fe
40 x I c
Ic = arus kolektor
3.2.4.3 Transistor Sebagai Penguat Arus
•
Sebagai penguat:
Transistor bekerja pada mode aktif.
•
Transistor berperan sebagai sebuah sumber arus yang dikendalikan oleh
tegangan (VCCS).
•
Perubahan pada tegangan base-emitter,vBE, akan menyebabkan perubahan
pada arus collector, iC.
•
Transistor dipakai untuk membuat sebuah penguatan transkonduktansi.
•
Penguatan tegangan dapat diperoleh dengan melalukan arus collector ke
sebuah resistansi, RC.
•
Agar penguat menjadi penguat linier, transistor harus diberi bias, dan sinyal
akan ditumpangkan pada tegangan bias dan sinyal yang akan diperkuat harus
dijaga tetap kecil
Dengan arus IB yang kecil dapat menghasilkan arus kolektor IC yang besar.
Jika arus basis IB kita anggap sebagai input dan arus kolektor IC sebagai output,
maka transistor dapat kita anggap sebagai penguat arus atau sering kita sebut
penguat arus (current amplimeter) Hfe.
Karena arus IC lebih besar dari arus keluaran IBjadi penguatan arus /Hfe dapat
didefenisikan sebagai perbandingan antara arus keluaran IC dan arus masukan IB
I
Rumus = hFE  C karena hFE  h fe
IB
3.2.4.4 Kegunaan lain transistor
1. Saklar elektronik
Gambar 3.16 transistor ini dapat dianalisa sebagai saklar berikut;
C
+
B
C
B
E

E
-
Gambar 3.16 Transistor sebagai saklar elektronik
Dari Gambar 3.16 analogi saklar tersebut, bila basis diberi sinyal maka saklar
akan terdorong sehingga akan menutup, dengan demikian arus akanmengalir dar
C ke E bila dalam rangkaian digambarkan pada Gambar 3.17
K+
R1
R2
C
VR
B
R1
B
E
Lampu
O-
Keterangan VR= resistor variable
= Lampu pijar
Gambar 3.17 Arah arus pada transistor sebagai saklar
Tegangan positif akan masuk ke transistor yaotu ke kolektor melalui R1
dan ke basis melalui R2 dan VR (resistor variable) R3 berfungsi sebagai umpan
negatif agar arus mesuk ke basis. Bila VBE telah tercapai, maka transistor akan di
‘on” sebagai saklar, sehingga arus akan mengalir dari kolektor ke emiter dan
lampu akan menyala.
2. Penguat Sinyal
C
B
E
Penguatan sinyal pada transistor “bila kaki kolektor dan
emiter diberi tegangan dan basis diberi sinyal input maka
transistro akan ‘on’ sehingga arus mengalir dari C ke E. sinyal
basis akan diperkuat oleh arus tersebut yang dapat dideteksi melalui output pada C
dan E.
ICB0
: arus bocor pada transistor yang mengalir dari kolektro kemudian
ke
basis, lalu ke netral
Basis
: Kaki transistor untuk memasukkan input sinyal yang akan
diperkuat
Keadaan jenuh : Suatu keadaan dimana apabila sinyal input diperbesar maka
sinyal output tidak akan naik lagi.
3.2.4.5 Karakteristik Transfer Transistor
Transistor merupakan alat dengan tiga terminal seperti yang diperlihatkan
oleh simbol sirkuit pada gambar. Setelah bahan semikonduktor diolah,
terbentuklah bahan semikonduktor jenis p dan n.
Walapun proses
pembuatannya sangat banyak, pada dasarnya transistor merupakan tiga lapis
gabungan kedua jenis bahan tadi, yaitu PNP dan NPN. Prinsip kerja kedua tipe ini
sama, perbedaan hanyalah keberadaannya dalam kondisi pancaran DC
Gambar 3.18 sirkuit untuk simbol transistor (a) PNP, (b) NPN
Gambar 3.18 memperlihatkan karakteristik keluaran yang menghubungkan
arus IC dengan tegangan Vce untuk harga arus IB tertentu. Kurva ini menyajikan
hubungan antar arus masukan disatu sisi dan arus serta tegangan keluaran di sisi
lain. Parameter yang sangat penting bagi transistor adalah penguat arus DC yang
dikenal sebagai oenguat arus statis hfe. Ini adalah penguatan transistor pada
keadaan stasioner, yaitu tanpa sinyal masukan, tidak mempunyai satuan (karena
suatu perbandingan.
Transistor NPN kolektor dan emiter merupakan bahan semikonduktor
jenis p. transistor bekerja dalam satu arah, yaitu dari kolektor menuju emitter,
karena kedua terminal tersebut terbuat dari bahan yang sama. Pada dasarnya
transistor dapat dianggap sebagai suatu piranti yang beroperasi karena adanya
arus. Kalau alat mengalir kedalam basis dan melewati sambungan basis emitter,
suatu suplay positif pada kolektor akan menyebabkan arus mengalir antara
kolektor dan emitter. Dua hal yang harus diperhatikan pada arus kolektor ini
adalah: a. untuk arus basis nol, arus kolektor turun sampai pada tingkat arus
kebocoran, yaitu kurang dari 1 mikro ampere dalam kondisi normal (untuk
transistor dengan bahan dasar silikon). B. untuk arus basis tertentu, arus kolektor
yang mengalir akan jauh lebih besar daripada arus basis itu. Arus kolektor tersebut
dicapai dengan Ic = hfe x Ib. 3. Transistor sebagai saklar cara termudah untuk
menggunakan sebuah transistor adalah sebuah saklar, artinya bahwa kita
mengoperasikan transistor pada salah satu saturasi atau titik sumbat, tetapi tidak di
tempat-tempat sepanjang garis beban. Jika sebuah transistor berada dalam
keadaan saturasi, transistor tersebut seperti sebuah saklar yang tertutup dari
kolektor ke emiter. Jika transistor tersumbat (cutoff), transistor seperti sebuah
saklar yang terbuka.
Gambar 3.19 Analogi transistor sebagai saklar elektronik
3.3 PENUTUP
3.3.1 Tes Kemampuan
1. Jelaskan cara kerja dari sebuah P-N juction
2. Jika dikehendaki sebuah dioda ideal kemudian diberikan masukan
tegangan bolak-balik (AC) maka bagaimanakah bentuk keluarannya.
3. Jelaskan cara kerja trioda N-P-N atau transistor N-P-N
Download