kompetensi guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran

advertisement
KOMPETENSI GURU DALAM PELAKSANAAN
EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SD ISLAM NGADIREJO TAHUN 2009-2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh
LAILY YUNIARTI
NIM 11408067
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2010
Jurusan : Tarbiyah/ PAI Drs. Imam Baihaqi, M.Ag
Dosen STAIN Salatiga
Nota Pembimbing
Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi
Sdr. Laily Yuniarti
Lamp
: 3 eksemplar
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah membaca, meneliti, dan mengadakan bimbingan dan perbaikan
seperlunya maka bersama ini kami merekomendasikan bahwa skripsi saudara :
Nama : Laily Yuniarti
Nim
: 11408067
Judul : KOMPETENSI GURU DALAM PELAKSANAAN EVALUASI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD
ISLAM NGADIREJO TAHUN 2009-2010
Setelah memenuhi segala persyaratan yang ditentukan, agar hendaknya
skripsi tersebut bisa dimunaqosahkan. Demikian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Salatiga, 9 Agustus 2010
Drs. Imam Baihaqi, M.Ag
NIP. 19571108198 198703 1 001
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl.Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 Fax323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id : [email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara Laily Yuniarti dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408067 yang
berjudul Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SD Islam Ngadirejo Temanggung Tahun 2009-2010 telah
dimunaqosahkan dalam Sidang Panitian Ujian Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu 28 Agustus
2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I.).
Salatiga, 18 Ramadhan 1431 H.
28 Agustus 2010 M .
Panitia Ujian
Ketua Sidang
Sekertaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag,
NIP. 19580827198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi
NIP. 19670112199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag
NIP. 19570812198802 2 001
Hanung Triyoko, M. Hum, M. Ed
NIP. 197308151999903 1 003
Pembimbing
Drs. Imam Baihaqi, M.Ag
NIP. 19571108198 198703 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Laily Yuniarti
Nim
: 11408067
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yag terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Temanggung, Agustus 2010
Yang menyatakan,
Laily Yuniarti
MOTTO
“Belajarlah untuk kepentingan ilmu, ketenangan hati dan kelembutan budi”
“Berendah dirilah kepada siapa engkau menimba ilmu, niscaya muridmuridmu akan berlaku taat kepadamu ( Rapaka )”

Hidup ini seolah buku yang tengah kita baca tanpa tau apa yang terjadi
dihalaman berikutnya ( Katon )

Ketika aku bertekad berpijak, biarpun senja makin pekat mimpi tak
akan pernah sirna

Menanti tanpa bertindak adalah hal yang paling bodoh yang diambil
untuk mewujudkan sebuah mimpi

Aku harus terus belajar agar muridku pintar
PERSEMBAHAN

Pak Muyono dan Ibu Sofiyah tercinta, membuatku ingin sedikit
membahagiakan mereka dengan selesainya tugas ini

Ana fitriyah, A’Imatul Inayah dan Nurul Hidayah, satu karunia terbesar
dalam hidup bisa menjadi adik dan kakak kalian, terimakasih
dukungannya

Eyang Putri yang selalu mendoakan

Sahabat yang senasib dan seperjuangan

Pembaca yang budiman
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah YaRahman. Puji syukurku atas semua nikmat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis
mampu menyelsaikan penyusunan skripsi ini tanpa rintangan suatu apapun.
Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang telah mengantar manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah dan
ilmiyah seperti sekarang ini.
Keberhasilan penulis menyelsaikan skripsi ini tidak lepas dari dukungan
banyak pihak dalam bentuk apapun selama proses penyusunan skrpsi, baik berupa
dukungan arahan dari persiapan hingga pelaksanaan penelitian sehingga tersusun
skripsi ini. Untuk itu dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga
2. Drs. Djoko Sutopo selaku ketua program Ekstensi
3. Drs. Imam Baihaqi, M.Ag selaku dosen pembimbing yang dengan penuh
kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini
dapat terselsaikan
4. Para dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu kepada
penulis
5. Orang tua Penulis, Bapak Muyono dan Ibu Sofiyah kebanggan tersendiri
jadi anak kalian.
6. Kepala SD Islam Ngadirejo Temanggung yang telah memberi izin atas
penelitian ini
7. Dewan guru SD Islam Ngadirejo Temanggung yang telah membantu
kelancaran penyusunan skripsi ini
8. Keluarga besar mbah kerto yang terus memberikan dorongan pada penulis
untuk lulus
9. Peri kecilku chalwa, terima kasih senyumnya yang mengiringi tante saat
jenuh dengan semua ini
10. Sebuah nama, sebuah cerita. Selalu ada proses untuk menyenangkan satu
hati dan selalu tersimpan harap dalam lilin kecilku
11. Anak-anak ekstensi 8E, yang unik, menyebalkan, menyenangkan, kompak,
jalan kita masih panjang
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna, karenanya dengan
senang hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
yang akan datang. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, Agustus 2010
Penulis
ABSTRAK
Yuniarti, Laily. 2010. Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Ngadirejo Temanggung
2009-2010. Skripsi. Juruasan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Imam Baihaqi,
M.Ag.
Kata Kunci : Kompetensi guru
Skripsi ini mengkaji tentang kompetensi guru dalam hal pelaksanaan
evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pembahasan skripsi ini
dimaksudkan untuk mengetahui kompetensi guru yang berkaitan dengan evaluasi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta untuk mengetahui pelaksanaan
evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Kompetensi guru merupakan kemampuan, keahlian dan keterampilan yang
harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai kepada
pengevaluasian. Dalam hal pengevaluasian, seorang guru dikatakan berkompeten
apabila memahami teknik dan prosedur evaluasi, serta mampu melaksanakan
evaluasi sehingga didapat hasil evaluasi yang digunakan untuk memperbaiki
proses belajar menagajar. Pelaksanaan evaluasi tersebut dimulai dari perencanaan
evaluasi, pembuatan soal tes, mengolah dan menganalisis hasil tes hingga
menginterpretasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi. Penelitian pada skripsi ini
menggunakan metode deskripsi analisis dengan jenis penelitian lapangan (field
research) dan ditunjang oleh referensi-referensi yang berkaitan dengan tema yang
dibahas di skripsi ini (library research). Adapun yang menjadi tolok ukur
kompetensi guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran adalah skor acuan
yang dapat mengkategorikan guru Pendidikan Agama Islam berkompetensi tinggi,
sedang atau rendah. Dan setelah dilakukan penelitian di SD Islam, maka dapat
disimpulkan bahwa guru di SD Islam memiliki kompetensi yang tinggi dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………
i
HALAMAN DISPOSISI PEMBIMBING……………………………………
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR………………………………………………………..
ABSTRAK……………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
vi
vii
viii
.ix
Latar Belakang Masalah………………………………………..
Pembatasan dan Rumusan Masalah……………………………
Tujuan Penelitian………………………………………………
Manfaat Penelitian……………………………………………..
Landasan Teori…………………………………………………
1
6
7
8
8
F. Metode Penelitian………………………………………………
G. Sistematika Penulusuran Skripsi……………………………….
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Guru………………………………………………
9
16
A.
B.
C.
D.
E.
18
B. Evaluasi Pembelajaran…………………………………………
30
C. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam……………..
48
D. Hubungan Antara Kompetensi Guru dengan Evaluasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam………………………………………
49
BAB III HASIL PNELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah……………………………………..
B. Penyajian Data………………………………………………….
BAB IV Analisis Data Tentang Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
A. Analisis Pendahuluan………………………………………….
B. Analisis Terhadap Kompetensi Guru………………………….
C. Interprestasi Data………………………………………………
52
59
73
74
102
D. Analisis Lanjutan………………………………………………
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………..
105
106
107
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel.1 : Daftar guru dan karyawan ……………………………. 56
Tabel. 2 : Data Siswa……………………………………………. 57
Tabel. 3 : Sarana dan Prasarana
……………………………. 58
Tabel. 4 : Data Responden ……………………………………. 60
Tabel. 5 : Kisi-kisi Angket ……………………………………. 62
……………………………
63
……………………………………
65
Tabel. 6 : Data Kompetensi Guru
Tabel. 7 : Nilai Angket
Tabel. 8 : Rumusan Tujuan Evaluasi …………………………..
67
Tabel. 9 : Rumusan Tujuan Evaluasi Sesuai Karakteristik Siswa
…………………………………………………………..
67
Tabel. 10 : Penetapan Aspek Afektif, Koknitif dan Psikomotorik
…………………………………………………………..
68
Tabel. 11 : Pemilihan Teknik Evaluasi
…………………..
69
Tabel. 12: Pembuatan Kisi-kisi Butir Soal
…………………..
69
Tabel. 13 : Penilaian Acuan Patokan …………………………..
70
Tabel. 14 : Penentuan Frekuensi Evaluasi
…………………..
71
Tabel. 15 : Penggunaan Kisi-kisi Soal
……………………
71
Tabel.16 : Penggunaan Indikator Dalam Pembuatan Butir-butir Soal
……………………………………………………………
72
Tabel. 17 : Penggunaan Instrumen Non Tes …………………
73
….
73
Tabel. 19 : Penentuan Reliabelitas Dan Validitas Butir Soal …..
74
…………..
75
………………….
75
Tabel. 22 : Kesesuaian Soal Dengan Materi ………………….
76
Tabel. 23 : Penggunaan Tes Lisan Untuk Materi AL-Qur’an ….
87
Tabel. 18 : Pembuatan Soal Sesuai Dengan Sub Materi
Tabel. 20 : Pertimbangan Taraf Kesukaran Soal
Tabel. 21 : Daya Pembeda Penulisan Soal
Tabel. 24 : Penyediaan Kunci Jawaban
……………………
77
Tabel. 25 : Pemberian Tugas Dalam Mengevaluasi ………….... 77
……………………………………
78
Tabel. 27 : Pemberian Skor Pada Butir Soal ……………………
79
Tabel. 26 : Verifikasi Data
Tabel. 28 : Pembertahuan Tentang Hasil Evaluasi
Tabel. 29 : Pembahasan Hasil Evaluasi
……………. 80
……………………. 80
Tabel. 30 : Membantu Menyelsaikan Soal Sulit
……………. 82
Tabel. 31 : Megklasifikasi Kesalahan-kesalahan Dalam Menjawab Soal
…………………………………………………………….. 83
Tabel. 32 : Melaporkan Hasil Evaluasi Kepada Kepala Sekolah
…………………………………………………………….. 84
Tabel. 33 : Penyusunan Profil Kemajuan Siswa
Tabel. 34 : Pengadaan Perbaikan
…………….. 85
……………………………... 85
Tabel. 35 : Pembatasan Nilai Dari KKM
……………………
Tabel. 36 : Pembuatan Soal Remedial
…………………… 87
86
Tabel. 37 : Peningkatan Nilai Setelah Remedial
……………. 87
Tabel. 38 : Menindaklanjuti Hasil Evaluasi ………………….... 87
……………
88
Tabel. 40 : Pemberian Analisis Nilai ……………………………
89
Tabel. 39 : Penggunaan Metode Pembelajaran
…..
89
Tabel. 42 : Pelanjutan Materi …………………………………..
90
Tabel. 43 : Pemberian Pelajaran Tambahan ……………………
91
……………………
91
Tabel. 45 : Pemberian Bimbingan Konsling ……………………
92
……
92
Tabel. 47 : Pengadaan Ekstrakurikuler
……………………
93
Tabel. 48 : Skoring Kompetensi Guru
……………………. 94
Tabel. 41 : Penindaklanjutan Proses Belajar Mengajar
Tabel. 44 : Pemberian Tugas Tambahan
Tabel. 46 : Pemaduan Tes Tertulis, lisan dan Perbuatan
Tabel. 49 : Hasil Kompetensi Guru ……………………………. 95
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak
untuk mmimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Pendidikan juga dapat
diartikan sebagai proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa ( guru atau orang
tua ) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Pendidikan pada
dasarnya merupakan suatu upaya yang bertujuan mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaan pada anak didik dalam mempersiapkan anak didik untuk
menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa yang sedang
membangun dan dalam masa berkembang. Upaya dalam melaksanakan perbaikan
pendidikan merupakan salah satu hal yang harus dilaksanakan agar suatu bangsa
dapat maju dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Beberapa
upaya yang dilaksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum, peningkatan
kompetensi
guru
melalui
penataran-penataran,
perbaikan
sarana-sarana
pendidikan dan lain-lain.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam
UU No.20 Tahun 2003 (Sisdiknas, pasal 3), pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan watak serta peradapan bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Mulyasa,
2007:4)
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam lembaga pendiikan formal
yaitu sekolah, keberhasilan suatu pendidikan akan ditentukan oleh pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar, yaitu keterkaitan antara kegiatan guru dengan siswa.
Kegiatan belajar siswa ditentukan oleh kegiatan guru dalam mengajar. Salah satu
usaha untuk mengoptimalkan pembelajaran adalah dengan cara memperbaiki
pengajaran yang banyak dipengaruhi oleh guru, karena pengajaran adalah suatu
sistem, maka perbaikannya harus mencakup keseluruhan komponen dalam sistem
pengajaran tersebut. Komponen-komponen yang penting diantaranya adalah
tujuan, materi dan evaluasi.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru, maka seorang guru harus memiliki dan menguasai
perencanaan
kegiatan
belajar
mengajar,
melaksanakan
kegiatan
yang
direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar
mengajar.
Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran.
Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar ini sesuatu
yang erat hubungannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar
yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak
sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan estetika
prilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat.
Sebagai seorang pengajar, guru hendaknya mempunyai perencanaan yang
maksimal. Perencanaan tersebut diantaranya tujuan pengajaran, bahan pengajaran,
kegiatan belajar, metode mengajar dan evaluasi. Perencanaan ini merupakan
bagian dari keseluruhan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran.
Dalam segi kurikulum yang diberlakukan pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan adalah KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ). Faktor
guru merupakan hal yang paling penting. Seorang guru harus mempunyai kualitas
yang baik untuk mendapatkan hasil yang baik. Oleh sebab itu, maka dalam
melaksanakan tugasnya guru harus mempunyai kompetensi.
Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila
kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten
dalam melakukan tugasnya. Dalam syari’at Islam, meskipun tidak terpaparkan
secara jelas, namun terdapat hadits yang menjelaskan bahwa segala sesuatu itu
harus dilakukan oleh ahlinya ( orang yang berkompeten dalam tugasnya ).
Artinya : “ Dari Abu Hurairah r.a,ia berkata “ Rasulullah SAW bersabda: Jika
urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka nantikanlah saat
kehancurannya.”H. R Bukhori (Hadits Bukhori, 220H:26)
Dari hadits ini dijelaskan bahwa seseorang yang menduduki suatu jabatan
tertentu, haruslah sesuai dengan ilmu atau keahliannya. Hal ini sejalan dengan
pesan kompetensi itu sendiri yang menuntut adanya profesionalitas dan kecakapan
diri. Namun bila seseorang tidak mempunyai kompetensi dibidangnya ( pendidik
), tentu tidak akan menghasilkan suatu prestasi yang optimal.
Dengan kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi dan mengolah
program belajar mengajar, guru juga harus melaksanakan evaluasi dan
pengadministrasiannya.
Kemampuan
guru
dalam
melaksanakan
evaluasi
merupakan kompetensi guru yang sangat penting. Sedemikian pentingnya evaluasi
ini sehingga kelas yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan
pembelajaran, kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran serta
penguasaanya terhadap bahan ajar, dan juga tidak cukup dengan kemampuan guru
dalam menguasai kelas, akan tetapi harus dilengkapi dengan evaluasi terhadap
perencanaan kompetensi siswa yang sangat menentukan dalam konteks
berikutnya, atau kebijakan perlakuan terhadap siswa terkait dengan konsep belajar
tuntas. (Ngalim Purwanto, 2004:3). Dengan kata lain tidak ada satupun usaha
yang dapat memperbaiki mutu proses belajar mengajar yang dapat dilakukan
tanpa disertai langkah evaluasi.
Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh
dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatifalternatif keputusan. (Subari, 1994:174)
Guru harus mampu mengukur kompetensi yang telah dicapai oleh siswa
dari setiap proses pembelajaran atau setelah beberapa unit pelajaran, sehingga
guru dapat menentukan keputusan terhadap siswa tersebut, apakah perlu diadakan
perbaikan serta menentukan rencana pembelajaran berikutnya baik dari segi
materi ataupun rencana strateginya. Oleh karena itu, guru setidaknya mampu
menyusun instrumen tes maupun non tes, mampu membuat keputusan bagi posisi
siswanya, apakah telah dicapai harapan penguasaannya secara optimal atau belum.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru kemudian menjadi suatu kegiatan rutin
yaitu membuat tes, melakukan pengukuran, dan mengevaluasi dari kompetensi
siswa-siswanya
sehingga
mampu
menetapkan
kebijakan
pembelajaran
selanjutnya.
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu usaha untuk memperbaiki mutu
proses belajar mengajar. Informasi-informasi diperoleh dari pelaksanaan evaluasi
pembelajaran pada gilirannya digunakan untuk memperbaiki kualitas proses
belajar mengajar.
Melihat kenyataan di atas, maka penulis menganggap perlu untuk meneliti
kompetensi guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran pendidikan agama
islam di SD Islam Ngadirejo Temanggung dengan alasan:
1. Kompetensi guru mempunyai peran yang sangat besar terhadap
keberhasilan pendidikan.
2. Kompetensi guru merupakan tuntutan yang harus dimiliki agar dapat
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan sehingga proses pembelajaran
akan berjalan optimal.
3. Pentingnya evaluasi pembelajaran yang merupakan suatu usaha untuk
memperbaiki mutu proses belajar mengajar. Informasi-informasi yang
diperoleh dari proses evaluasi pembelajaran pada gilirannya digunakan
untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar
4. Penulis mengambil lokasi SD Islam Ngadirejo Temanggung karena
dilokasi tersebut belum ada yang mengadakan penelitian tentang masalah
tersebut, di samping itu penulis ingin mengetahui kompetensi guru dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam di SD Islam
Ngadirejo Temanggung.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji
dan meneliti lebih lanjut mengenai kompetensi guru dalam melaksanakan tugastugasnya yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran dalam bentuk
skripsi
yang
berjudul
Kompetensi
Guru
Dalam
Pelaksanaan Evalusai
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Islam Ngadirejo Temanggung
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan, maka untuk
menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan, maka penulis
akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas sebagai
berikut:
1. Kompetensi yang dimaksud disini adalah kemampuan yang
harus dimiliki oleh seorang guru dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar khususnya kompetensi profesional.
2. Evaluasi pembelajaran yang akan dikaji adalah evaluasi
formatif Pendidikan Agama Islam yang pada pelaksanaannya
lebih dikenal dengan Ulangan Harian.
Dari latar belakang masalah tersebut,maka dapat ditarik beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Kompetensi Guru dalam Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran di SD Islam Ngadirejo ?
2. Bagaimana Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam yang diterapkan di SD Islam Ngadirejo?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penyusunan sekripsi ini
adalah:
1. Untuk mengetahui kompetensi Guru dalam melaksanakan tugastugasnya yang berkaitan dengan evaluasi proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SD Islam Ngadirejo.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Islam Ngadirejo.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi dunia pendidikan
dan sebagai masukan bagi guru betapa pentingnya kompetensi guru dalam
menigkatkan mutu pembelajaran dan keterkaitan kompetensi guru dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran sehingga dapat menghasilkan hasil
belajar yang optimal.
E. LANDASAN TEORI
Dalam landasan teori ini menjelaskan hal-hal yang berhubungan antara
kompetensi dengan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
1. Pengertian kompetensi
Menurut Usman, kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan
kualifikasi atau kemampuan seseoarang baik kualitatif maupun kuantitatif.
(Kunandar, 2007:51)
Charles E. Johnson, mengemukakan bahwa kompetensi merupakan
perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai
dengan kondisi yang diharapkan. (Moh Uzer Usman, 2005:14)
2. Pengertian Evaluasi
Menurut Mehrens dan Lehman yang dikutip oleh Ngalim
Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan,
memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternative-alternatif keputusan. (Ngalim Purwanto, 2004:3)
Menurut Norman Gronlund, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto
dalam prinsip-prinsip dan teknik evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan kepuasan sampai sejauh mana tujuan yang
dicapai oleh siswa (Ngalim Purwanto, 2004:3 )
Wrightstone dan kawan-kawan, evaluasi pendidikan adalah
penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuantujuan atau nilai yang telah diterapkan didalam kurikulum. (Ngalim
Purwanto, 2004:3)
G. METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Sempel
a. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi Arikunto,
1987:115). Sedangkan semua individu untuk siapa kenyataankenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan
disebut populasi atau universe. Berdasarkan kedua pendapat di atas
populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam wilayah
penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Populasi
penelitian ini mencakup semua guru kelas yang mengajar di SD Islam
Ngadirejo kecuali guru kelas lima karena disini sebagai peneliti,
sehingga jumlah keseluruhan ada lima orang guru yaitu guru kelas 1,
guru kelas 2, guru kelas 3, guru kelas 4, dan guru kelas 6.
b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diselidiki (Suharsimi Arikunto, 1987:117). Sutrisno
Hadi berpendapat sebagian dari populasi disebut sampel (Sutrisno
Hadi, 1978:221).
Sedangkan menurut Nana Sudjana sempel adalah sebagian dari
populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama, sehingga
betul-betul mewakili populasi (Nana Sudjana, 1989:84).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel
adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan
subjek peneliti. Mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan
tetapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil, maka
kesimpulan yang diperoleh semakin baik. Berdasarkan pendapat
Suharsimi Arikunto yaitu, jika subjeknya kurang dari seratus, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, sedangkan jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%
atau 20-25% atau lebih, sesuai kemampuan. Mengingat bahwa di SD
Islam Ngadirejo guru agama dipegang oleh guru kelas maka penelitian
akan dilakukan pada seluruh guru kelas kecuali guru kelas lima,
sehingga penelitian ini disebut sebagai penelitian populasi.
2. Variabel Penelitian
Yang dimaksud Variabel adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. (Suharismi Arikunto, 1998:87).
.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah
kompetensi guru dalam evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam peneitian skripsi ini adalah metode
deskriptif analisis yang ditunjang oleh data yang diperoleh melalui
penelitian kepustakaan (Library Research), dan penelitian lapangan (Field
Research). Adapun penelitian kepustakaan (Library Research) adalah
menelaah, mengkaji dan mempelajari berbagai literature (referensi) yang
erat kaitannya dengan masalah yang akan dibahas. Penelitian lapangan
(Field Research), penulis terjun langsung ke lapangan atau dilakukan di
sekolah dengan melalui observasi, wawancara, angket dan studi
dokumentasi, guna memperoleh data yang jelas dan representatif
4. Definisi Operasional
a. Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseoarang baik. (Kunandar, 2007:51)
b. Evaluasi pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk
mengetahui, memahami, dan menggunakan hasil kegiatan belajar
siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. (Abdul Rahman,
2000:71)
c. Pendidikan
Agama
Islam
adalah
proses
penyampaian
materi/pengalaman belajar atau penanaman nilai ajaran Islam
sebagaimana kepada peserta didik yang beragama Islam. (Chabib
Thoha, 1999:4-5)
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati data dan mencatat terhadap gejala-gejala yang ada
(Suharismi Arikunto, 1997:204). Observasi ini dilakukan dengan cara
mengamati instrumen-instrumen dalam proses evaluasi serta data yang
dapat menunjang kelengkapan penelitian ini.
b. Wawancara yaitu mengajukan sejumlah pertanyaan lisan yang
langsung
ditujukan
kepada
orang
yang
banyak
mengetahui
permasalahan yang diteliti yaitu Kepala SD Islam Ngadirejo, serta
segenap dewan guru, sehingga didapat informasi tentang Kompetensi
Guru dalam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
c. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,
1987:140). Sesuai dengan variabel penulis menggunakan metode
angket sebagai metode pokok dalam penggalian data. Metode angket
ini
berguna
untuk
memperoleh
informasi
tentang
hubungan
kompetensi guru dalam evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.
Bentuk angket dibuat tertutup sehingga tidak memberi peluang
kepada guru mengisi secara bebas. Pertanyaan sudah tersedia jawabannya
dan guru memilih sesuai dengan keadaan yang dialami. Angket tertutup
memudahkan dalam menganalisis data yang dihimpun. Teknik ini penulis
gunakan untuk mengumpulkan data mengenai kompetensi guru dalam
evaluasi pembelajaran dengan responden guru SD Islam Ngadirejo.
Angket bersifat tertutup maksudnya setiap guru memilih jawaban yang
sudah ada dalam angket dan tidak diberi kesempatan untuk membuat
jawaban sendiri. Angket ini diberikan kepada guru kelas 1, 2, 3, 4 dan 6
yang mengajar di SD Islam, guna memperoleh data tentang pelaksanaan
evaluasi pembelajaran.
6. Teknik Analisis Data
Teknis pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data
tersebut dapat dipahami oleh penulis dan orang lain.
Untuk mengolah data hasil penelitian, penulis melakukan langkahlangkah sebagai berikut:
a. Editing
Dalam mengolah data, pertama kali yang harus dilakukan adalah
editing, yaitu melakukan edit, memilih atau meneliti angket satu persatu
tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian angket, sehingga terhindar
dari kekeliruan dan kesalahan.
b. Scoring
Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis
memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam
angket.
Adapun pemberian skor untuk tiap jawaban adalah:
Selalu (S) 4
Sering (SR) 3
Kadang-kadang (KK) 2
Tidak Pernah (TP) 1
c. Tabulasi dan analisis
Tabulasi adalah perhitungan terhadap data yang sudah diberikan
skor berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif
yang kemudian diubah menjadi kuantitatif, maka teknik yang
digunakan adalah analisis statistik, yaitu dengan menggunakan rumus
statistik ( prosentase ) yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil
penelitian dengan rumus sebagai berikut:
P = F X 100%
N
P : Prosentase Jawaban
F : Frekuensi
N : Banyaknya responden
Setelah penulis melakukan penghitungan, selanjutnya
penulis mengkategorikan tentang kompetensi guru dan pelaksanaan
evaluasi pembelajaran berdasarkan skor yang diperoleh dari angket
yang diberikan kepada semua guru kelas kecuali guru kelas lima di
SD Islam Ngadirejo.
Skor 40-69
: menunjukkan kompetensi guru dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
rendah
Skor 70-99
: menunjukkan kompetensi guru dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajarn Pendidikan Agama Islam
kurang tinggi
Skor 100-129 : menunjukkan kompetensi guru dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
sedang
Skor 130-160 : menunjukkan kompetensi guru dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajaran Pendidkan Agama Islam
tinggi
F. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Untuk memberikan gambaran secara umum mengenai apa yang terkandung
dalam skripsi ini, disajikan garis besar sistematika skripsi sebagai berikut:
1. Bagian Awal Skripsi
Pada bagian ini terdapat sampul, lembar logo, judul, persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto
dan persembahan, kata pengantar, abstraks, daftar isi, dan daftar table.
2. Bagian Isi Skripsi
Bagian isi terdiri dari lima bab yang berisi :
a. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang alasan pemilihan judul, pembatasan
dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan
teori, metodologi penelitian dan sistematika skripsi.
b. Bab II Kajian Teori
Pada bab ini membahas tentang konsep-konsep teoritis yang mendasari
penelitian ini, yaitu : pengertian kompetensi guru, teori kompetensi
guru, urgensi kompetensi guru, macam-macam kompetensi guru,
pengertian evaluasi, tujuan evaluasi, fungus evaluasi, prinsip-prinsip
evaluasi, langkah-langkah evaluasi, evaluasi Pendidikan Agama Islam
dan hubungan antara kompetensi guru dengan pelaksanaan evaluasi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
c. Bab III Hasil Penelitian
Pada bab ini membahas tentang gambaran umum sekolah yang
meliputi : sejarah singkat sekolah, visi misi sekolah, tujuan sekolah,
profil sekolah, struktur organisasi, data guru dan karyawan, data siswa,
sarana prasarana, kurikulum dan system belajar mengajar serta
penyajian data tentang kompetensi guru dan hasil evaluasi Pendidikan
Agama Islam.
d. Bab IV Analisis Data Tentang Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian serta temuan-temuan
dalam penelitian.
e. Bab V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini membahas tentang simpulan dan saran yang diberikan
berdasarkan hasil penelitian.
3. Bagian Akhir Skripsi
Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi Guru
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan utama dalam konteks
pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional
bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang
menempati posisi yang strategis dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Dalam
situasi pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, guru merupakan
komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ini disebabkan
guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Dengan kata lain,
guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses
dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan apapun
yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan
sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan
berkompeten. Oleh karena itu, diperlukanlah sosok guru yang mempunyai
kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas
profesionalnya.
Guru yang profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi
dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi berasal dari kata
competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan. Menurut kamus bahasa
Indonesia,
kompetensi
dapat
diartikan
(kewenangan)
kekuasaan
untuk
menentukan atau memutuskan suatu hal (Moch. User Usman, 2005:14). Istilah
kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna diantaranya adalah sebagai
berikut:
Menurut Usman, kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan
kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif
(Kunandar, 2007:51).
Charles E. Johnson, mengemukakan bahwa kompetensi merupakan
perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan
kondisi yang diharapkan (Moch. User Usman, 2005:14).
Kompetensi merupakan suatu tugas yang memadai atas kepemilikan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang
(Rostiyah N.K, 1989:4). Kompetensi juga berarti sebagai pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak (Kunandar, 2007:52).
Pengertian kompetensi ini, jika digabungkan dengan sebuah profesi yaitu
guru atau tenaga pengajar, maka kompetensi guru mengandung arti kemampuan
seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung
jawab dan layak atau kemampuan dan kewenangnan guru dalam melaksanakan
profesi keguruannya (Moch. User Usman, 2005:14).
Pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan
yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat
dan efektif (Kunandar, 2007:55).
Namun, jika pengertian kompetensi guru tersebut dikaitkan dengan
Pendidikan Agama Islam yakni pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, terutama dalam mencapai ketentraman batin dan kesehatan mental pada
umumnya. Agama Islam merupakan bimbingan hidup yang paling baik, pencegah
perbuatan salah dan munkar yang paling ampuh, pengendali moral yang tiada
taranya. Maka kompetensi guru agama Islam adalah kewenangan untuk
menentukan Pendidikan Agama Islam yang akan diajarkan pada jenjang tertentu
di sekolah tempat guru itu mengajar (Zakiyah Darajat, 1995:95).
Kemampuan guru tidak hanya memiliki keunggulan pribadi yang dijiwai
oleh keutamaan hidup dan nilai-nilai luhur yang dihayati serta diamalkan. Namun
seorang guru hendaknya memiliki kemampuan paedagogis atau hal-hal mengenai
tugas-tugas kependidikan seorang guru.
2. Urgensi Kompetensi Guru
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses
belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan
antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Agar proses pembelajaran
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka guru mempunyai tugas dan
peranan yang penting dalam mengantarkan peserta didiknya mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai
kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawabnya. Dengan
kompetensi tersebut, maka akan menjadikan guru profesional, baik secara
akademis maupun non akademis
Masalah kompetensi guru merupakan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap
guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar tentu harus
pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam
masyarakat. Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan
kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan
kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan, program pendidikan, sistem
penyampaian, evaluasi, dan sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa
agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum. Dengan demikian
diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik
mungkin. Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi
guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan
saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi
sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing
para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya,
sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal (Oemar Hamaliki,
2006:36)
Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai dengan lingkungan belajar
yang kondusif dan efektif, maka guru harus melengkapi dan meningkatkan
kompetensinya. Di antara kriteria-kriteria kompetensi guru yang harus dimiliki
meliputi:
a. Kompetensi kognitif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan intelektual.
b. Kompetensi afektif, yaitu kompetensi atau kemampuan bidang sikap,
menghargai pekerjaan dan sikap dalam menghargai hal-hal yang
berkenaan dengan tugas dan profesinya.
c. Kompetensi psikomotorik, yaitu kemampuan guru dalam berbagai
keterampilan atau berperilaku (Nana Sudjana, 1989:18).
3. Macam-macam Kompetensi Guru
Secara umum, guru harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki
capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang
ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang
baik dan mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas
keguruan, yakni terhadap tugas-tugas yang tidak semata di dalam kelas, tapi
sebelum dan sesudah kelas (Dede Rosyada, 2004:112-113)
Kedua kategori, capability dan loyality tersebut, terkandung dalam
macam-macam kompetensi guru. Kompetensi guru meliputi kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
a. Kompetensi Personal
Dalam kompetensi personal ini telah mencakup kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial yang merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan
tugas dan keguruannya secara profesional. Kompetensi personal guru menunjuk
perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila, dinamik (reflektif serta
berupaya untuk maju), dan bertanggung jawab. Kompetensi kepribadian sangat
besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta
didik. Selain itu kompetensi personal ini juga mempunyai arti yang lebih
terperinci yaitu bahwa pendidik harus mempunyai kepribadian yang patut
diteladani. Kompetensi ini juga sangat penting dalam membentuk kepribadian
anak, guru menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara dan bangsa pada umumnya
(Mulyasa, 2007:117).
Sedangkan kompetensi
sosial dimaksudkan bahwa guru
mampu
memfungsikan dirinya sebagai makhluk sosial di masyarakat dan lingkungannya
sehingga mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, serta
masyarakat sekitar (Mulyasa, 173-174).
Menurut A.S Lardizabal, kompetensi personal-sosial adalah sebagai berikut
(Samana, 1994:55-57) :
1) Guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai moral dan
keimanan)
2) Guru hendaknya mampu bertindak jujur dan bertanggungjawab
3) Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di lingkup sekolah maupun
luar sekolah
4) Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun
demi tujuan yang baik.
5) Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan
budaya masyarakatnya.
6) Dalam persahabatan dengan siapapun, guru hendaknya tidak kehilangan
prinsip serta nilai hidup yang diyakininya.
7) Bersedia ikut berperan serta dalam bebagai kegiatan sosial.
8) Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil
9) Guru tampil secara pantas dan rapi.
10) Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan
11) Guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan
penyelesaian tugas-tugasnya.
12) Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya secara bijaksana dan
Produktif.
b. Kompetensi Profesional
Dalam standar nasional pendidikan, kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Terdapat sepuluh kemampuan
dasar keguruan yang menjadi tolok ukur kinerjanya sebagai pendidik profesional,
diantaranya adalah sebagai berikut (Samana, 1994:61-69):
1) Guru dituntut menguasai bahan ajar. Penguasaan bahan ajar dari para guru
sangatlah menentukan keberhasilan pengajarannya. Guru hendaknya
menguasai bahan ajar wajib (pokok), bahan ajar pengayaan dan bahan ajar
penunjang dengan baik untuk keperluan pengajarannya,
mampu
menjabarkan serta mengorganisasikan bahan ajar secara sistematis, relevan
dengan tujuan instruksional khusus (TIK), selaras dengan perkembangan
mental siswa, selaras dengan tuntutan perkembangan ilmu serta tekhnologi
(mutakhir) dan dengan memperhatikan kondisi serta fasilitas yang ada di
sekolah dan atau yang ada di lingkungan sekolah.
2) Guru mampu mengolah program belajar mengajar. Guru diharapkan
menguasai secara fungsional tentang pendekatan sistem pengajaran, asas
pengajaran, prosedur-metode, strategi-teknik pengajaran, menguasai
secara mendalam serta berstruktur bahan ajar, dan mampu merancang
penggunaan fasilitas pengajaran.
3) Guru mampu mengelola kelas, usaha guru menciptakan situasi sosial
kelasnya yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin.
4) Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran. Kemampuan
guru
dalam membuat, mengorganisasi, dan merawat serta menyimpan alat
pengajaran dan atau media pengajaran adalah penting dalam upaya
meningkatkan mutu pengajaran.
5) Guru menguasai landasan-landasan kependidikan. Guru yang menguasai
dasar keilmuan dengan mantap akan dapat memberi jaminan bahwa
siswanya belajar sesuatu yang bermakna dari guru yang bersangkutan.
6) Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar, guru mampu berperan
sebagai motivator, inspirator, organisator, fasilitator, evaluator, membantu
penyelenggaraan administrasi kelas serta sekolah, ikut serta dalam layanan
B.K di sekolah. Dalam pengajaran guru dituntut cakap dalam aspek
didaktismetodis agar siswa dapat belajar giat.
7) Guru mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
Keahlian
guru dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar siswa
mempunyai dampak yang luas, data penilaian yang akurat sangat
membantu untuk menentukan arah perkembangan diri siswa, memandu
usaha, optimalisasi dan integrasi perkembangan diri siswa. Yang pertamatama perlu dipahami oleh guru secara fungsional adalah bahwa penilaian
pengajaran merupakan bagian integral dari sistem pengajaran. Jadi
kegiatan
penilaian
yang
meliputi
penyusunan
alat
ukur
(tes),
penyelenggaraan tes, koreksi jawaban siswa serta pemberian skor,
pengelolaan skor, dan menggunakan norma tertentu, pengadministrasian
proses serta hasil penilaian dan tindak lanjut penilaian hasil belajar berupa
pengajaran remedial serta layanan bimbingan belajar dan seluruh tahapan
penilaian tersebut
perlu diselaraskan dengan kemampuan sistem
pengajaran.
8) Guru mengenal fungsi serta program pelayanan BK. Mampu menjadi
partisipan yang baik dalam pelayanan B.K di sekolah, membantu siswa
untuk mengenali serta menerima diri serta potensinya membantu
menentukan pilihan-pilihan yang tepat dalam hidup, membantu siswa
berani menghadapi masalah hidup, dan lain-lain.
9) Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah,
guru dituntut cakap atau mampu bekerjasama secara terorganisasi dalam
pengelolaan kelas.
10) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu
menafsirkan
hasil-hasil
penelitian
pendidikan
untuk
kepentingan
pengajaran. Tuntutan kompetensi dibidang penelitian kependidikan ini
merupakan tantangan kualitatif bagi guru masa kini dan yang akan datang.
Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan adanya
standar kompetensi, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Berdasarkan UU sisdiknas No. 14 tentang guru dan dosen
pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kmpetensi padagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi (UU Sisdiknas, 2006:9).
a. Kompetensi Padagogik
Kompetensi padagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik (Mulyasa, 2007:75). Kompetensi ini meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai
potensi
yang dimilikinya.
Kompetensi paedagogik
merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut (Mulyasa, 2007:75) ;
1) Pemahaman wawasan / landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) pengembangan kurikulum / silabus
4) Perancangan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan tekhnologi pembelajaran
7) Evaliasi Hasil Belajar (EHB)
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian
Dalam standar nasional pendidikan, dikemukakan bahwa yang dimaksud
dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi
kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk
kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia
(SDM) serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada
umumnya (Mulyasa, 2007:117).
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat
sekitar. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk (Mulyasa,
2007:173) :
1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat
2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua / wali peserta didik; dan
4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi
profesional
merupakan
kemampuan
penguasaan
materi,
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar
nasional pendidikan. Adapun ruang lingkup kompetensi profesional sebagai
berikut (Mulyasa, 2007:135-136)
1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis, dan sebagainya
2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembanga
peserta didik
3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya
4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan
6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
Dengan diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
saat ini, dalam hal penilaian atau evaluasi, ditinjau dari sudut profesionalisme
tugas kependidikan maka dalam melaksanakan kegiatan penilaian yang
merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang
pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran
yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator
keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai
peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur
keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan. Adanya komponenkomponen yang menunjukkan kualitas mengevaluasi akan lebih memudahkan
para guru untuk terus meningkatkan kualitas menilainya. Dengan demikian,
berarti bahwa setiap guru memungkinkan untuk dapat memiliki kompetensi
menilai secara baik dan menjadi guru yang bermutu (Kunandar, 2005:66)
1. Mempelajari fungsi penilaian
2. Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian
3. Menyusun teknik dan prosedur penilaian
4. Mempelajari kriteria penilaian teknik dan proseur penialaian
5. Menggunakan teknik dan dan prosedur penilaian
6. Mengolah dan menginterpretasikan hasil penilaian
7. Menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar
8. Menilai teknik dan prosedur penilaian
9. Menilai keefektifan program pengajaran
Dalam standar kompetensi guru Temanggung, hal penguasaan teknik
evaluasi, guru yang berkompeten mampu melaksanakan evaluasi proses dan hasil
serta manfaat pembelajaran yaitu dengan:
1. Mengidentifikasi berbagai jenis alat atau cara penilaian
2. Menentukan metode yang tepat dalam menilai hasil belajar
3. Membuat dan mengembangkan alat evaluasi sesuai kebutuhan
4. Menentukan kriteria keberhasilan dalam melakukan evaluasi
5. Menganalisis hasil evaluasi dan melaksanakan tindak lanjut
B. Evaluasi Pembelajaran
1. Pengertian, Tujuan, Fungsi Evaluasi
Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang sistematis, yang
terdiri dari banyak komponen. Masing-masing komponen pengajaran tidak
bersifat terpisah atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur,
saling bergantung dan berkesinambungan. Proses belajar mengajar pada dasarnya
adalah interaksi yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan. Guru sebagai pengarah dan pembimbing, sedang siswa sebagai orang
yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan yang terjadi pada
diri siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, maka guru bertugas
melakukan suatu kegiatan yaitu penilaian atau evaluasi atas ketercapaian siswa
dalam belajar. Selain memiliki kemampuan untuk menyusun bahan pelajaran dan
keterampilan menyajikan bahan untuk mengkondisikan keaktifan belajar siswa,
guru diharuskan memiliki kemampuan mengevaluasi ketercapaian belajar siswa,
karena evaluasi merupakan salah satu komponen penting dari kegiatan belajar
mengajar.
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation. Menurut Mehrens dan
Lehmann yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, evaluasi dalam arti luas adalah
suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Ngalim Purwanto,
2004:3). Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran, evaluasi mengandung
beberapa pengertian, diantaranya adalah:
a. Menurut Norman Gronlund, yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam
buku Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, evaluasi adalah
suatu proses yang sistematis untuk menentukan keputusan sampai sejauh
mana tujuan dicapai oleh siswa.
b. Wrightstone dan kawan-kawan, evaluasi pendidikan adalah penaksiran
terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan-tujuan atau nilainilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum (Ngalim Purwanto, 2004:3)
Selanjutnya, Roestiyah dalam bukunya Masalah-masalah ilmu keguruan yang
kemudian dikutip oleh Slameto, mendeskripsikan pengertian evaluasi sebagai
berikut (Slameto, 2001:6):
a.
Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan
mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil
keputusan.
b. Evaluasi
ialah
kegiatan
mengumpulkan
data
seluas-luasnya,
sedalamdalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna
mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong
dan mengembangkan kemampuan belajar.
c. Dalam rangka pengembangan sistem instruksional, evaluasi merupakan
suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti
yang telah direncanakan.
d. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan
dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang
diharapkan.
Seorang pendidik harus mengetahui sejauh mana keberhasilan pengajarannya
tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan
proses belajar mengajar, dan untuk memperoleh keputusan tersebut maka
diperlukanlah sebuah proses evaluasi dalam pembelajaran atau yang disebut juga
dengan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap
proses belajar mengajar. Secara sistemik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada
komponen-komponen sistem pembelajaran yang mencakup komponen raw input,
yakni perilaku awal (entry behavior) siswa, komponen input instrumental yakni
kemampuan profesional guru atau tenaga kependidikan, komponen kurikulum
(program studi, metode, media), komponen administrative (alat, waktu, dana),
komponen proses ialah prosedur pelaksanaan pembelajaran, komponen output
ialah hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran (Oemar
Hamaliki, 1995-171)
Dilihat dari fungsinya yaitu dapat memperbaiki program pengajaran, maka
evaluasi pembelajaran dikategorikan ke dalam penilaian formatif atau evaluasi
formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar
untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri (Nana
Sudjana, 1991:5). Menurut Anas Sudijono, evaluasi formatif ialah evaluasi yang
dilaksankan ditengah-tengah atau pada saat berlangsungnya proses pembelajaran,
yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan program pelajaran atau subpokok
bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik .telah terbentuk. sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan
(Anas Sudijono, 2006:23). Secara umum, dalam bidang penidikan, evaluasi
bertujuan untuk :
a. Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana
tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam
pencapaian
tujuan-tujuan
kurikuler
setelah
menempuh
proses
pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
b. Mengukur dan menilai sampai di manakah efektifitas mengajar dan
metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh
pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta.
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evluasi dalam bidang
pendidikan adalah:
a.
Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
Pendidikan.
b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan
peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari
dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya (Anas Sudijono,
2006:17)
Evaluasi dalam pembelajaran dilakukan untuk kepentingan pengambilan
keputusan, misalnya tentang akan digunakan atau tidaknya suatu pendekatan,
metode, atau teknik. Dalam keadaan pengambilan keputusan proses pembelajaran,
evaluasi sangat
penting karena telah memberikan informasi mengenai
keterlaksanaan proses belajar mengajar, sehingga dapat berfungsi sebagai
pembantu dan pengontrol pelaksanaan proses belajar mengajar. Dengan demikian,
betapa penting fungsi evaluasi itu dalam proses belajar mengajar. Dalam
keseluruhan proses pendidikan, secara garis besar evaluasi berfungsi untuk
(Slameto, 2001:15-16) :
a. Mengetahui kemajuan kemampuan belajar murid. Dalam evaluasi
formatif, hasil dari evaluasi selanjutnya digunakan untuk memperbaiki
cara belajar siswa.
b. Mengetahui status akademis seseorang siswa dalam kelasnya.
c. Mengetahui penguasaan, kekuatan dalam kelemahan seseorang siswa atas
suatu unit pelajaran.
d.
Menegtahui efisiensi metode mengajar yang digunakan guru.
e. Menunjang pelaksanaan B.K di sekolah.
f. Memberi laporan kepada siswa dan orang tua
g. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa.
h. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan pengurusan (streaming)
i.
Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan perencanaan pendidikan,
serta
j.
Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan, dan
k. Merupakan feedback bagi siswa, guru dan program pengajaran.
l.
Sebagai alat motivasi belajar mengajar
m. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan (Ngalim Purwanto, 1984:7)
Bagi guru fungsi evaluasi perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar
evaluasi yang diberikan benar-benar mengenai sasaran. Hal ini didasarkan karena
hampir setiap saat guru melaksanakan kegiatan evaluasi untuk menilai
keberhasilan belajar siswa serta program pengajaran.
2. Prinsip Evaluasi
Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi. Diantar prinsipprinsip evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Prinsip Objektif
Evaluasi harus dilaksanakan secara objektif. Objektif artinya tanpa
pengaruh, karena evaluasi harus berdasarkan data-data yang nyata dan
harus berdasarkan testing yang telah dilaksanakan.
b. Prinsip Kontinu
Evaluasi harus dilaksanakan secara kontinu. Maksudnya evaluasi itu harus
dilaksanakan terus menerus.
c. Prinsip Komprehensif
Evaluasi hendaknya dilaksanakan secara komprehensif. Artinya evaluasi
itu hendaknya sejauh mungkin harus mengena pada semua aspek
kepribadian murid (Subari, 1994:172)
Sedangkan prinsip evaluasi menurut standar penilaian pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah, prinsip tersebut mencakup
(BSNP, 2007:4-6):
a. Sahih
Berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disusun
melalui prosedur sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki
bukti kesahihan dan keandalan.
b. Objektif
Berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai. Oleh karena itu, pendidik perlu
menggunakan rubrik atau pedoman dalam memberikan skor terhadap
jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes praktik atau kinerja
sehingga dapat meminimalkan subjektivitas pendidik.
c. Adil
Berarti penilaian tidak menguntungkan dan tidak merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus, perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, atau gender. Faktor-faktor
tersebut tidak relevan di dalam penilaian, oleh karena itu perlu dihindari
agar tidak berpengaruh terhadap hasil penilaian.
d. Terpadu
Berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang
tidak terpisahkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian
benar-benar dijadikan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil penilaian menunjukkan
banyak peserta didik yang gagal, sementara instrumen yang digunakan
sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses pembelajaran
kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana
dan/atau pelaksanaan pembelajarannya.
e.
Terbuka
Berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena
itu, pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada
peserta didik, dan pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur
dan kriteria penilaian serta dasar penilaian yang digunakan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan
Berarti
penilaian
mencakup
semua
aspek
kompetensi
dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, penilaian bukan
semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan harus
mencakup semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan
pembinaan.
g. Sistematis
Berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan
dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
Dalam penilaian kelas, misalnya, guru mata pelajaran agama menyiapkan
rencana penilaian bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.
h. Beracuan kriteria
Berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan merujuk
pada kompetensi (SKL, SK, dan KD). Selain itu, pengambilan keputusan
didasarkan pada kriteria pencapaian yang telah ditetapkan.
i.
Akuntabel
Berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan
mengikuti prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang
diambil memiliki dasar yang objektif.
3. Teknik-Teknik Evaluasi
Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat. Jadi teknik evaluasi berarti alat yang
digunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Berbagai macam teknik
penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi sesuai dengan
kompetensi yang dinilai. Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di
sekolah dikenal adanya 2 macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi dilakukan
dengan jalan menguji peserta didik, sedangkan teknik non test, maka evaluasi
dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik.
a.
Teknik tes
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran
dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau
serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah oleh
testee sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku dengan
nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar
tertentu (Anas Sudijono, 2006:67)
Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur
perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi tiga golongan:
1) Tes
diagnostik
adalah
tes
yang
digunakan
untuk
mengetahui
kelemahankelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan
siswa tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat (Suharsimi
Arikunto, 2002:63)
2) Tes formatif, adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah
sejauhmanakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan
pengajaran yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Di sekolah.sekolah tes formatif
ini dikenal dengan istilah ulangan harian.
3) Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan
satuan program pengajaran selesai diberikan, di sekolah tes ini dikenal
dengan .ulangan umum, dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai
raport atau mengisi Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah (Anas
Sudijono, 2006:71-73)
Apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara
memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu, tes
tertulis dan tes lisan (Anas Sudijono, 2006:75)
b.
Teknik non tes
Dengan teknik non tes (Suharsimi Arikunto, 2002:27-31), maka penilaian
atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta
didik, melainkan dilakukan dengan cara :
1) Skala bertingkat (Rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu
hasil pertimbangan.
2) Quesioner (Angket)
Yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden)
3) Daftar cocok (Check list)
Yaitu deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi tinggal
membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah disediakan.
4) Wawancara (Interview)
Suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
5) Pengamatan (observation)
Suatu tehnik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti serta pencatatan secara sistematis.
6) Riwayat hidup
Gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya.
Adapun langkah-langkah evaluasi (penilaian) berdasarkan standar penilaian
KTSP pada mata pelajaran PAI adalah sebagai berikut (BSNP, 2007:6-8) :
1) Tes tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara
tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan
meliputi antara lain pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan, sedangkan
tes yang jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian.
2) Observasi
Observasi atau pengamatan adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan
menggunakan
indera
secara
langsung.
Observasi
dilakukan
dengan
menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku
yang diamati.
3) Tes praktik
Tes praktik, juga biasa disebut tes kinerja, adalah teknik penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik dapat
berupa tes identifikasi, tes simulasi dan tes kinerja. Tes identifikasi dilakukan
untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan
fenomena yang ditangkap melalui alat indera, misalnya mengindentifikasi
adanya kesalahan bacaan Al-Quran (dalam Pendidikan Agama Islam) yang
diperdengarkan kepadanya. Tes simulasi digunakan untuk mengukur
kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan, misalnya praktik
simulasi memandikan mayat. Tes kinerja dipakai untuk mengukur kemahiran
mendemonstrasikan pekerjaanyang sesungguhnya, misalnya berupa kegiatan
tes untuk mengukur kemahiran membaca al-Qur’an.
4) Penugasan
Penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik
melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan
dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penugasan dapat
berupa pekerjaan rumah atau proyek. Pekerjaan rumah adalah tugas
menyelesaikan soal-soal dan latihan yang dilakukan peserta didik di luar
kegiatan kelas. Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan.
5) Tes lisan
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung antara peserta didik
dengan penguji dan jawaban diberikan secara lisan. Tes jenis ini memerlukan
daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.
6) Penilaian portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
portofolio peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya-karya peserta didik
dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu
tertentu.
7) Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang
berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta
didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik
yang dipaparkan secara deskriptif.
8) Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya, penguasaan
kompetensi yang ditargetkan, dan pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
9) Penilaian antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan, penguasaan
kompetensi, dan pengamalan ajaran agama yang dianut temannya
4.
Langkah-langkah Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian integral dari pendidikan atau pengajaran
sehingga perencanaan atau penyusunan, pelaksanaan dan pendayagunaannyapun
tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan program pendidikan atau pengajaran
(Slameto, 2001:45)
Hasil dari evaluasi yang diperoleh selanjutnya dapat digunakan untuk
memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif). Agar evaluasi dapat
dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat
arah, perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini (Anas Sudijono, 2006:93-97)
a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar Perencanaan evaluasi hasil
belajar itu umumnya mencakup:
1) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan
evaluasi tanpa tujuan
maka akan
berjalan
tanpa arah dan
mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek
kognitif, afektif atau psikomotorik
3) Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan didalam
pelaksanaan evaluasi misalnya apakah menggunakan teknik tes atau
non tes
4) Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran
dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butirbutir soal tes
5) Menentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan
pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data
hasil evaluasi.
6) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.
b. Menghimpun data
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data
adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes
pembelajaran
c. Melakukan verifikasi data
Verifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan data yang baik (yang dapat
memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau
sekelompok individu yang sedang dievaluasi dari data yang kurang baik (yang
akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta
diolah)
d.
Mengolah dan menganalisis data
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan memberikan
makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
e. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah
merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah
mengalami pengolahan dan penganalisaan.
f.
Tindak lanjut hasil evaluasi
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah,
dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung
didalamya, maka pada akhirnya evaluasi akan dapat mengambil keputusan atau
merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan dipandang perlu sebagai tindak
lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.
Sedangkan prosedur penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia oleh pendidik menggunakan langkah-langkah sebagai berikut (BSNP,
2007:12-19):
a.
Penentuan Tujuan Penilaian
Penentuan tujuan penilaian merupakan langkah awal dalam rangkaian
kegiatan penilaian secara keseluruhan, seperti untuk penilaian harian,
tengah semester, akhir semester, kenaikan kelas, atau penilain akhir dari
satuan pendidikan.
b. Penyusunan Kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari kegiatan perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Perumusan Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian dikembangkan oleh pendidik berdasarkan KD
mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Rumusan indikator menggunakan kata kerja operasional.
2) Tiap KD dikembangkan dua atau lebih indikator
3) Tiap indikator dapat dibuat lebih dari satu butir instrumen.
4) Indikator memiliki aspek manfaat atau terkait dengan kehidupan
sehari-hari.
d. Penyusunan Instrumen Tes
Penyusunan tes disesuaikan dengan karakteristik teknik dan bentuk butir
instrumennya.
e.
Telaah Instrumen
Instrumen penilaian dalam bentuk tertulis, lisan maupun kinerja harus
melalui analisis secara kualitatif yang dilakukan bersama dengan teman
sejawat. Selain itu, pendidik dapat juga melakukan analisis secara
kuantitatif.
f. Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian dilakukan dalam bentuk ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, penugasan, dan pengamatan
dengan menggunakan instrumen yang sesuai dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Penilaian harus dilaksanakan dalam situasi dan
kondisi yang memungkinkan peserta didik menunjukkan kemampuan
optimalnya yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian.
C. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiyah Daradjat, Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara
menyeluruh. Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami
dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau
pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Abdul Madjid, 2004:130-132)
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha yang sistematis dalam
mengembangkan fitrah beragama peserta didik, sehingga mereka menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta
aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam
memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan
tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul
dalam pergaulan masyarakat, baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun
global.
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005, aspek yang dinilai pada kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia adalah aspek afektif dan kognitif. Penilaian
aspek kognitif dilakukan oleh guru agama melalui ujian, ulangan, atau perilaku
dilakukan melalui pengamatan. Untuk aspek afektif atau perilaku, guru agama
memperoleh informasi ataupun nilai dari pendidik dan guru mata pelajaran lain.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk
membentuk dan meningkatkan kemampuan spiritual peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia. Akhlak mulia mencakup etika (baik-buruk, hak-kewajiban), budi pekerti
(tingkah laku), dan moral (baik-buruk menurut umum) sebagai perwujudan dari
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pembentukan dan
peningkatan kemampuan spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan
penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Pembentukan dan
peningkatan kemampuan spiritual tersebut bertujuan untuk optimalisasi berbagai
kemampuan yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Melakukan evaluasi tentang hasil Pendidikan Agama Islam kepada muridmurid dapat berlangsung secara terulis atau lisan, pada periode waktu-waktu
tertentu dan yang bersifat rutin sehari-hari pula. Mengenai pelajaran Pendidikan
Agama Islam ini adalah lebih baik para guru mengevaluasinya secara harian
karena hal demikian lebih obyektif, efektif dan membawa kepada naturalistik
pengalaman dan penghayatannya kepada kepribadian anak, disamping evaluasi
secara periodik yang memang wajar dilakukan pada waktu-waktu yang tepat.
D. Hubungan Antara Kompetensi Guru Dengan Evaluasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
Kompetensi ( kemampuan ) guru merupakan salah satu alat untuk mendorong
meningkatnya prestasi belajar siswa selain itu juga berfungsi memotivasi secara
ekstrensik. Seseorang yang mengajar diperlukan adanya kompetensi. Kompetensi
guru sebagai tenaga pengajar erat hubungannya dengan evaluasi belajar yang
dicapai siswa. James. E Weigand dalam Nana Sudjana mengemukakan ada tiga
faktor di luar kemampuan siswa yang dipengaruhi evaluasi belajar yakni :
1. Kondisi yang diperlukan untuk belajar
2. Kompetensi tenaga pengajar
3. Interaksi personal antara tenaga pengajar guru dalam proses belajar
mengajar
Guru yang profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi
dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi guru diperlukan
dalam proses belajar karena inti dari pendidikan terletak pada kegiatan ini.
Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh kegiatan
proses belajar
mengajar. Sedangkan keberhasilan siswa dalam belajar ditunjukkan oleh hasil
evaluasi belajar. Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru,
diperlukan adanya standar kompetensi, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Diantara kompetensi ini meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya, kemampuan penguasaan materi, pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional
pendidikan. Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan maka dalam
melaksanakan kegiatan penilaian yang merupakan salah satu ciri yang melekat
pada pendidik profesional. Dari penjelasan tersebut maka kompetensi tersebut
dapat dilihat melalui dua hal yaitu :
1. Karena keberadaan guru dalam kelas adalah sebagai manajer bidang studi
yaitu tentang orang yang merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
hasil belajar di sekolah
2. Karena guru di sekolah bertugas menentukan keberhasilan siswa oleh
karena itu apabila siswa belum berhasil maka guru yang mampu
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil belajar adalah guru
yang kompeten.
Dari penjelasan tersebut maka guru dapat dikatakan berkompeten apabila guru
dapat merencanakan, melaksanakan program dan mengevaluasi tersebut. Guru
juga hendaknya memiliki ketrampilan dan keahlian dalam bidangnya sehingga
dapat tercapai hasil yang optimal.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Singkat Sekolah
SD Islan Ngadirejo Temanggung di dirikan pada tahun 2003. Pada
mulanya sekolah ini adalah MI NU, akan tetapi karena mengalami kemunduran
maka MI NU di ubah menjadi SD Islam. Sekolah ini dibangun diatas tanah seluas
306 M2 dengan nomor sertifikat notaris 1124200100326 dan nomor statistik
sekolah 102032309041. Sekolah ini berlokasi di desa Kauman kelurahan
Ngadirejo kecamatan Ngadirejo kabupaten Temanggung Jawa Tengah, yaitu arah
selatan menuju tempat wisata Jumprit, dengan jarak kurang lebih 25 km dari kota
Temanggung, dan berada di kaki gunung Sindoro. Keadaan desanya beriklim
sejuk, sehingga sangat mendukung suasana untuk belajar mengajar.
Di sekolah ini mempunyai tenaga pengajar 12 orang dan 2 orang
karyawan, jumlah murid di SD Islam Ngadirejo untuk tahun ajaran 2009-2010
berjumlah 208 orang. Walaupun SD Islam termasuk sekolah baru, namun sekolah
ini mampu mencetak prestasi ditingkat kecamatan maupun kabupaten. Salah
satunya sekolah ini memenagkan olimpiade Matematika, Sains dan kegiatan
Pramuka.
2. Visi dan Misi
Visi
“Terbentuknya anak didik yang memiliki kecerdasan intelektual dan keagamaan,
serta memiliki karakter, watak dan kepribadian yang berdasarkan pada keimanan,
ketaqwaan, dan akhlaqul karimah yang teraktualisasi dalam realitas amaliyah”.
Misi
“Melaksanakan kurikulum terpadu dari Depdiknas dan program diniyah yang
berorientasikan pada kualitas proses dan hasil pembelajaran serta mengupayakan
school culture yang disiplin, aktif dan inovatif guna mencapai keunggulan
komparatif yang dijiwai oleh suasana keagamaan yang baik”
3. Tujuan
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Merujuk pada tujuan pendidikan dasar tersebut, maka
tujuan Sekolah Dasar Islam Ngadirejo adalah sebagai berikut :
a. Terbetuknya anak didik yang bertaqwa dan berakhlak mulia
b. Terbentuknya anak didik yang cerdas dan kreatif, serta meraih prestasi
akademik maupun non akademik minimal tingkat Kabupaten
c. Menguasai dasar-dasar ilmu pengeahuan dan teknologi sebagai bekal
untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi
d. Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar
e. Menjadi sekolah yang diminati masyarakat
4. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah
: SD Islam Ngadirejo
b. Nomor Statistik Sekolah
: 102032309041
c. Nomor Induk Sekolah
: 100340
d. Desa
: Ngadirejo
e. Kecamatan
: Ngadirejo
f. Otonomi Daerah
: Temanggung
g. Provinsi
: Jawa Tengah
h. Kode Pos
: 56255
i.
Daerah
: Perkotaan
j.
Status Sekolah
: Swasta
k. Kelompok Sekolah
: 6 Rombel
l.
Akreditasi
: Baik
m. Tahun Berdiri
: 2003
n. Nomor Ijin Operasional
: 421.2/2318/2005
o. Tanggal Ijin Operasional
: 9 Juli 2005
p. Kegiatan Belajar Mengajar
: Pagi
q. Status Bangunan Sekolah
: Milik Sendiri dan Pinjam
r. Organisasi Penyelenggara
: Yayasan LP Ma’arif
5. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi SD Islam Ngadirejo
Kepala SD Islam
Nurwanto A.Md
Ketua Komite
Much Rofiq Noor
Kepala TU
Siti Mustholihah
Wakabid Kurikulum
Misbahul Munir A.Ma
Staf Kurikulum
Nasirun Ihsan
Wakabid Kesiswaan
Drs. Ponimin
Staf Kesiswaan
Nur Hidayati A.Ma
Staf Bidang Keuangan
Isnawati Anna Ba’diah S.Ag
Dewan Guru
Wali Kelas
Murid
6. Data Guru dan Karyawan
Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, perlu didukung
guru yang memadai sesuai dengan kebutuhan sekolah. Adapun jumlah guru yang
terdapat di SD Islam Ngadirejo berjumlah 12 orang. Sedangkan karyawan yang
bertugas diluar lingkup pengajar berjumlah 2 orang. Rincian lebih lanjut tentang
data guru dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel.1
Keadaan Guru SD Islam Ngadirejo menurut jenis kelamin, pendidikan dan
jabatan
Jenis
No
Nama
Pendidikan
Jabatan
Kelamin
1
Nurwanto Teguh Wardojo, A.Md
L
D III
Kepala Sekolah
2
Isnawati Anna Ba’diah,S.Ag
P
SI
Guru Kelas
3
Drs. Ponimin
L
SI
Guru Kelas
4
Nur Hidayati, A.Ma
P
D II
Guru Kelas
5
Mifbakhul Munir, A.Ma
L
D II
Guru Kelas
6
Iis Munasifah, S.Pd.I
P
SI
Guru Kelas
7
Laily Yuniarti, A.Ma
P
D II
Guru Kelas
8
Qoriah Widyanti, A.Ma
P
D II
Guru Kelas
9
Susiana S.Psi
P
SI
Guru Kelas
10
Nur Janah
P
SMA
Guru Kelas
11
Farhan Saelan
L
SMA
Gr. Bhs Inggris
12
Nasirun Ichsan
L
SMA
Gr. PJOK
13
Siti Novi Mustolichah
P
SMA
TU
14
Pitoyo
P
SD
Penjaga
Dari tabel diatas dapatlah diketahui bahwa sebagian besar guru
mempunyai latar belakang pendidikan, Dengan demikian guru-guru di SD Islam
Ngadirejo memiliki spesifikasi bidang keilmuan tentang pendidikan yang
memadai yang dapat mendukung proses belajar mengajar di bidangnya masingmasing.
7. Data Siswa
Dalam hal kapasitas jumlah siswa, SD Islam membagi jumlah siswanya
ke dalam 6 kelas. Adapun keadaan siswa SD Islam Ngadirejo pada tahun ajaran
2009-2010 adalah sebagai beikut :
Tabel. 2
Keadaan siswa SD Islam menurut jenis kelamin
No
1
2
3
4
5
6
Kelas
1
2
3
4
5
6
Jumlah
Laki-laki
23
27
18
14
11
18
111
Perempuan
18
18
19
16
13
13
97
Jumlah
41
45
37
30
24
31
208
6. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar di
SD Islam Ngadirejo antara lain sebagai berikut :
Tabel.3
Keadaan sarana dan prasarana SD Islam Ngadirejo menurut
jumlah dan kondisi
No
Nama
Jumlah
Kondisi
1
Gedung Milik Sendiri
1 Unit 5 Ruang
Baik
2
Gedung MWC NU
1 Unit 4 Ruang
Baik
3
Meja Anak
106 buah
Baik
4
Kursi Anak
212 buah
Baik
5
Meja Guru
16 buah
Baik
6
Meja dan Kursi Tamu
2 Stel
Baik
7
Almari
13 buah
Baik
8
Mesin Ketik
1 buah
Baik
9
Radio Kaset/ Type Record
1 buah
Baik
10
Papan Tulis
6 lembar
Baik
11
Papan Data
12 lembar
Baik
12
Rak Buku
3 buah
Baik
13
Papan pengumuman/mading
2 buah
Baik
14
Dispencer
2 buah
Baik
15
Speaker
2 buah
Baik
16
Komputer
3 buah
1 rusak
17
Televici 20 inch
1 buah
Baik
18
Dvd
1 buah
Baik
19
Cd bhs inggris
1 set
Baik
20
Timbangan badan
1 buah
Baik
21
Meja tenis meja
1 buah
Baik
22
Badge tenis meja
4 buah
Baik
23
Raket badminton
6 buah
Baik
24
Bed UKS
1 buah
Baik
25
Rak sandal
1 buah
Baik
26
WC guru
2 ruang
Baik
27
WC murid
1 ruang
Baik
8. Kurikulum dan Sistem Belajar Mengajar
Sejak Tahun pembelajaran 2006-2007 di SD Islam Ngadirejo menerapkan
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang disusun berdasarkan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat
khususnya untuk
lingkungan
Temanggung. Struktur kurikulum SD Islam Ngadirejo meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun
mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6. Struktur kurikulum disusun berdasarkan
standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Untuk jam pembelajaran sendiri, setiap mata pelajaran dialokasikan waktu
1 jam pembelajaran 35 menit, dengan jumlah pertemuan sebanyak 26-36 jam per
minggu, sehingga minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester).
Adapun mengenai sistem belajar mengajar yang diterapkan adalah system
klasikal, artinya dalam penyampaian pelajaran sebagian besar dilakukan di dalam
kelas dengan metode pembelajaran yang bervariasi.
B. Penyajian Data
Kompetensi guru yang akan dianalisis dalam skripsi ini adalah kompetensi
yang behubungan dengan cara guru dalah hal merencanakan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran sampai kepada pengevaluasian. Dengan jumlah
responden 5 diambil dari semua guru kelas kecuali guru kelas 5. Adapun namanama responden-responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 4
Data Responden Guru Kelas SD Islam Ngadirejo Tahun 2009/2010
No
Nama Responden
Pendidikan
Guru
Masa
Kelas
Kerja
1
Iis Munasifah S.Pd.I
SI
I
2 tahun
2
Qoriah Widiyanti A.Ma
D II
II
5 tahun
3
Susi Ana S.PSi
SI
III
3 tahun
4
Misbahul Munir A.Ma
D II
IV
4 tahun
5
Isnawati Anna Ba’diah S.Ag
SI
VI
7 tahun
Untuk mengetahui data tentang kompetensi guru maka peneliti menggunakan
teknik observasi, wawancara dan angket.
1. Hasil Observasi
Dari hasil observasi, data yang peneliti dapatkan adalah tentang keadaan
sekolah diantaranya adalah data guru, data siswa dan saran prasarana,profil
sekolah, program pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. wawancara
Adapun yang menjadi bahan untuk wawancara adalah mengenai hal-hal
berikut ini :
a. Kompetensi Guru
Guru Pendidikan Agama Islam merupakan guru kelas yang mengajar
siswa kelas 1 samapi dengan kelas 6. Pelajaran Pendidikan Agama Islam
pada umumnya dapat diterima oleh siswa, sehingga guru yang mempunyai
andil cukup besar dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kompetensi sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses belajar
mengajar khususnya pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Guru SD Islam pendidikan akhir kebanyakan dari Pendidikan Agama,
sehingga dalam memberikan pelajaran kepada siswa tidak mengalami
kesulitan. Bahkan pelajaran Pendidikan Agama Islam bukan pelajaran baru
bagi siswa, sehingga dengan mudah menerima dan melaksanakan sesuai
dengan kemampuannya.
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar pada pelajaran Pendidikan Agama Islam
dilaksanakan 1 minggu 3 jam pelajaran, waktu yang amat pendek
digunakan guru dengan sebaik mungkin agar materi pelajaran dalam kurun
waktu tertentu dapat diselsaikan, selain materi dapat dicapai dalam waktu
tertentu, juga diharapkan siswa dapat menerima, memahami dan
melaksanakan pelajaran yang disampaikan baik yang berhubungan dengan
Allah, manusia dengan manusia maupun manusia dengan lingkungan.
c. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Selain kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam–jam pelajaran
juga dilaksanakan kegiatan ekstra kurikuler pada sore hari untuk
menambah dan mengejar bahan pelajaran yang sekarang belum dapat
diselsaikan pada jam pelajaran. Hal ini dilakukan khusus bagi kelas 4, 5
dan 6.
d. Faktor Pendukung dan Penghambat
Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak terlepas
dengan adanya faktor pendukung dan penghambat. Sebagai faktor
pendukung diantaranya minat belajar siswa, sarana dan prasarana belajar,
dukungan dari orang tua. Sedangkan sebagai faktor penghambat
diantaranya masih ada sebagian kecil yang minat belajarnya rendah, sarana
dan prasarana masih sangat terbatas, bimbingan belajar dari orang tua
masih kurang karena orang tua mayoritas sebagai petani dan pedagang.
Selain hasil tersebut peneliti juga melakukan wawancara kepada kepala
SD Islam untuk mendapatkan data mengenai upaya atau program yang
dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
pelaksanaan evaluasi Pendidikan Agama Isalm di SD Islam.
3. Hasil Data Angket
Data penelitian tentang kompetensi guru dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Islam Ngadirejo,
peneliti dapatkan melalui angket yang diberikan kepada guru kelas yang
berjumlah 5 orang. Adapun kisi-kisi angket dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel. 5
Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
Dimensi
a. Perencanaan
Indikator
Item
- Perumusan Tujuan
Penetapan
Aspek
Nomor
Evaluasi
-
Evaluasi 1,2,3,4,5,6,7
Pembelajaran
(kognitif, Afektif, Psikomotorik)
- Pemilihan Tehnik Evaluasi
- Penyusunan Alat Ukur
- Penentuan Kriteria
- Frekuensi Evaluasi
b.
Penyusunan
- Penulisan Soal
Nomor
Soal Tes
- Kesesuaian soal dengan materi
8,9,10,11,12,
- Tipe soal
13,14,15,16,
- Validitas dan reliabilitas
17, 18
- Daya pembeda
c.
Pengolahan
- Pemberian skor atau angka
Nomor
dan Analisis
- Identifikasi daya serap siswa
19,20,21,
22
d. Interpretasi
dan
- Menyusun profil kelas
Tindak - Penentuan kualitas murid
Nomor 23,24,
25,26,27,28,
Lanjut Hasil - Penyusunan program remedial
29,30,31,32,
Evaluasi
33,34,35
dan pengayaan
Setiap aitem soal disediakan empat jawaban dengan skor masing-masing
sebagai berikut :
a. Untuk jawaban (S) selalu skor 4
b. Untuk jawaban (SR) sering skor 3
c. Untuk jawaban (KK) kadang-kadang skor 2
d. Untuk jawaban (TP) tidak pernah skor 1
Adapun hasil angket yang diberikan responden dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel. 6
Data Tentang Kompetensi Guru SD Islam Ngadirejo Tahun 2009/2010
Jawaban Responden
No
Nilai Responden
Jumlah
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
a
a
b
a
a
4
4
3
4
4
19
2
c
b
c
a
a
2
3
2
4
4
15
3
b
c
b
a
a
3
2
3
4
4
16
4
a
a
a
a
a
4
4
4
4
4
20
5
d
a
a
a
a
1
4
4
4
4
17
6
c
c
b
a
a
2
2
3
4
4
15
7
a
c
a
a
b
4
2
4
4
3
17
8
d
a
a
a
a
1
4
4
4
4
17
9
c
a
a
a
a
2
4
4
4
4
18
10
b
a
c
c
b
3
4
2
2
3
14
11
c
a
b
a
b
2
4
3
4
3
16
12
c
b
c
a
b
2
3
2
4
3
14
13
a
a
b
a
a
4
4
3
4
4
19
14
a
c
b
a
a
4
2
3
4
4
17
15
c
b
b
a
a
2
3
3
4
4
16
16
a
b
b
a
b
4
3
3
4
3
17
17
a
a
a
a
a
4
4
4
4
4
20
18
a
a
a
c
4
4
4
3
2
17
19
d
a
c
a
b
1
4
2
4
3
14
20
d
a
b
c
a
1
4
3
2
4
13
21
c
a
a
a
a
2
4
4
4
4
18
22
c
a
a
a
a
2
4
4
4
4
18
23
b
a
b
a
b
3
4
3
4
3
17
24
c
a
a
b
a
2
4
4
3
4
17
25
a
a
a
b
b
4
4
4
3
3
18
26
d
c
c
c
b
1
2
2
2
3
10
b
27
d
a
b
b
a
1
4
3
3
4
15
28
d
a
b
a
a
1
4
3
4
4
16
29
d
d
c
c
b
1
1
2
2
3
9
30
b
a
b
b
b
3
4
3
3
3
16
31
c
a
b
b
a
2
4
3
3
4
16
32
c
a
b
a
a
2
4
3
4
4
17
33
d
a
c
b
b
1
4
2
3
3
13
34
c
a
a
a
a
2
4
4
4
4
18
35
b
d
a
c
c
3
1
4
2
2
12
36
c
a
c
a
d
2
4
2
4
1
13
37
c
a
b
c
a
2
4
3
2
4
15
38
c
a
b
a
a
2
4
3
4
4
17
39
a
a
b
b
a
4
4
3
3
4
18
40
c
c
c
d
a
2
2
2
1
4
11
96
138
124
136
145
583
Jumlah
Perolehan nilai dari dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel Hasil Angket.7
No
Nama
Jumlah
1
Iis Munasifah, S.Pd. I
96
2
Qori’ah Widiynti, A.Ma
138
3
Susi Ana
124
4
Misbakhul Munir, A.Ma
136
5
Isnawati Anna Ba’diah, S.Ag
145
BAB IV
Analisis Data Tentang Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Ngadirejo
Temanggung
A. Pengolahan Dan Analisis Data
Untuk mengetahui tentang kompetensi guru SD Islam Ngadirejo dapat dilihat
dari rekapitulasi hasil angket terhadap 5 guru sebagai sampel. Dalam angket yang
diberikan kepada responden ada 40 soal yang diajukan, yaitu 7 item pertanyaan
mengenai perencanaan evaluasi pembelajaran, 11 item mengenai penyusunan soal
tes, 4 item mengenai pengolahan dan analisis evaluasi pembelajaran dan 13 item
mengenai interpretasi dan tindak lanjut hasil evaluasi. Dari pertanyaan tersebut
diberi pilihan jawaban kepada responden untuk memudahkan responden dalam
mengisi jawaban dari angket tersebut. Untuk memudahkan analisa hasil data hasil
penelitian tersebut, maka setiap item dibuat tabulasi yang merupakan proses
merubah data instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka
(persentase). Untuk lebih jelasnya aspek-aspek tersebut, dapat dilihat pada tabeltabel berikut yang terbagi dalam 4 kategori :
a. Kompetensi guru Pendidikan agama Islam dalam membuat perencanaan
evaluasi pembelajaran.
Pada kategori ini peneliti memberikan 7 item pertanyaan yang
disebarkan kepada responden untuk melihat sejauh mana kompetensi
mereka dalam membuat perencanaan evaluasi pembela jaran.
Tabel.8
Apakah bapak/ibu merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi?
No
1
Jawaban
F
P
a. Selalu
4
80%
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
1
-
20%
-
-
-
Jumlah
5
100%
Perumusan tujuan dilaksanakan evaluasi pembelajaran sangat penting,
sebab tanpa tujuan yang jelas, maka evaluasi pembelajaran akan berjalan tanpa
arah dan mengakibatkan eavaluasi menjadi kehilangan fungsi. Pada tabel diatas
menunjukkan bahwa guru di SD Islam yang penulis teliti, sebagian besar sudah
membuat perumusan tujuan dilaksanakan evaluasi pembelajaran. Hal ini ditujukan
dengan persentasi data sebagai berikut: yang menjawab selalu 80 %, sering 20 %,
kadang-kadang 0 %,dan tidak pernah 0%.
Table.9
Apakah bapak/ibu merumuskan tujuan evaluasi sesuai dengan karakteristik
peserta didik yang akan dievaluasi?
No
2
Jawaban
F
P
a. Selalu
2
40%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
2
40%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Jika dilihat dari persentasi data pada tabel diatas yang menunjukkan
bahwa, dalam hal merumuskan tujuan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa, 40% guru yang memilih jawaban selalu, 20 % menjawab
sering, 40% untuk jawaban kadang-kadang dan 0 % yang menjawab tidak pernah.
Table.10
Apakah Bapak / Ibu menetapkan aspek-aspek (kognitif, afektif,
psikomotorik) dalam perencanaan evaluasi ?
No
3
Jawaban
F
P
a. Selalu
2
40%
b. Sering
2
40%
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Jika dilihat dari persentasi data pada tabel diatas yang menunjukkan
bahwa, dalam menetapkan aspek-aspek (kognitif, afektif, psikomotorik) siswa,
40% guru yang memilih jawaban selalu, 40 % menjawab sering, 20% untuk
jawaban kadang-kadang dan 0 % yang menjawab tidak pernah
Table.11
Apakah Bapak / Ibu memilih dan menentukan teknik evaluasi (tes/nontes)
yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi ?
No
4
Jawaban
F
P
a. Selalu
5
100%
b. Sering
-
-
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh guru SD Islam Ngadirejo
menentukan tehnik evaluasi yaitu tes atau non tes yang akan dipergunakan dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari persentasi data yang
menunjukkan bahwa yang menjawab selalu 100%, sehingga yag menjawab sering,
kadang-kadang dan tidak pernah persentasinya 0%
Table.12
Apakah Bapak / Ibu membuat kisi-kisi butir soal ?
No
5
Jawaban
F
P
a. Selalu
3
60%
b. Sering
-
-
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
1
20%
Jumlah
5
100%
Dalam hal menyusun alat ukur evaluasi pembelajaran, guru SD Islam
sebagian besar hampir membuat kisi-kisi butir soal, hal ini dapat dilihat dari
persentasi data sebagai berikut : yang memilih selalu sebanyak 60%, sering 0 %,
kadang-kadang 20 % dan tidak pernah 20 %.
Table.13
Apakah Bapak / Ibu menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) dalam
evaluasi pembelajaran ?
No
6
Jawaban
F
P
a. Selalu
2
40%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
2
40%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Pada tebel diatas menunjukkan bahwa hampir keseluruhan guru SD Islam
sudah menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) dalam penentuan kriteria
evaluasi pembelajaran, hal ini dinyatakan dari persentasi data sebagai berikut :
yang memilih jawaban selalu sebanyak 40%, 20% untuk jawaban sering, 40%
kadang-kadang dan tidak pernah sebanyak 0 %.
Table.14
Apakah Bapak / Ibu menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi
pembelajaran ?
No
7
Jawaban
F
P
a. Selalu
3
60%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Guru-guru SD Islam sebagian hampir sudah memperhatikan penentuan
kapan dan berapa kali melaksanakan evaluasi pembelajaran, hal ini dapat dilihat
dari persentasi data sebagai berikut : 60% mejawab selalu, 20% sering, 20%
kadang-kadang dan 0% tidak pernah.
b. Kompetensi guru dalam menyusun soal tes.
Pada kategori ini penulis memberikan 11 item pertanyaan mengenai
kompetensi guru dalam menyusun soal tes. Karena baik tidaknya seorang guru
dalam menyusun soal tes sangat mempengaruhi hasil evalusi yang akan
diperoleh dan juga mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan diambil
oleh seorang guru mengenai proses belajar mengajar nantinya.
Table. 15
Apakah Bapak / Ibu menggunakan kisi-kisi butir soal sebagai dasar
penyusunan tes ?
No
8
Jawaban
F
P
a. Selalu
4
80%
b. Sering
-
-
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
1
20%
Jumlah
5
100%
Dalam hal penulisan soal tes, hampir seluruh guru di SD Islam membuat
kisi-kisi soal, namun jika dalam penulisan soal sudah ada kisi-kisi soal, maka
sebagian besar guru akan menggunakan kisi-kisi tersebut sebagai dasar
penyusunan tes. Hal ini terlihat dari persentasi data yang menunjukkan bahwa :
guru yang menjawab selalu sebanyak 80%, untuk pilihan jawaban sering dan
kadang-kadang 0%, dan tidak pernah 20%.
Table. 16
Apakah Bapak / Ibu memperhatikan aspek tujuan pembelajaran yang
dirumuskan indikator pada saat penyusunan butir-butir soal ?
No
9
Jawaban
F
P
a. Selalu
4
80%
b. Sering
-
-
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Peranah
-
-
Jawaban
5
100%
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh guru di SD Islam,
sangat memperhatikan aspek tujuan pembelajaran yang dirumuskan indikator
pada saat penyusunan butir-butir soal. Hal ini ditunjukkan dengan persentasi data
sebagai berikut : yang menjawab selalu sebanyak 80%, sedangkan yang memilih
jawaban sering 0%, kadang-kadang 20% dan tidak pernah sebanyak 0 %.
Tabel. 17
Dalam aspek afektif, apakah Bapak/Ibu menggunakan instrumen non tes ?
No
10
Jawaban
F
P
a. Selalu
1
20%
b. Sering
2
40%
c. Kadang-kadang
2
40%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Pendidikan Agama
Islam adalah
ilmu pengetahuan
yang
lebih
mengedepan aspek afektif dalam pembelajarannya. Namun dalam hal evaluasi
pembelajaran, untuk menilai aspek afektif tersebut maka diperlukanlah instrument
non tes. Jika dilihat dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa rata-rata di
sekolah yang penulis teliti, menunjukkan persentasi data sebagai berikut : yang
menjawab selalu sebanyak 20% untuk jawaban sering sebanyak 40 %, kadangkadang sebanyak 40% , dan tidak pernah sebanyak 0 %.
Tabel. 18
Dalam menentukan jumlah butir soal, apakah Bapak/Ibu membuat sesuai
dengan submateri ?
No
11
Jawaban
F
P
a. Selalu
2
40%
b. Sering
2
40%
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa hampir keseluruhan guru di SD
Islam sudah menentukan jumlah butir soal sesuai dengan submateri, hal ini
ditunjukkan dengan persentasi data sebagai berikut : 40 % menjawab selalu dan
sering, 20% untuk jawaban kadang-kadang dan 0 % untuk jawaban tidak pernah.
Tabel. 19
Dalam pembuatan soal, apakah bapak/Ibu memperhatikan validitas dan
reliabitas butir soal ?
No
12
Jawaban
F
P
a. Selalu
1
20%
b. Sering
2
40%
c. Kadang-kadang
2
40%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Soal dikatakan baik apabila validitas dan reliabilitasnya telah diuji oleh
guru terlebih dahulu sebelum diteskan kepada siswa. Namun dari tabel di atas
menunjukkan persentasi data bahwa : guru Pendidikan Agama Islam yang selalu
menguji valid dan reliabel butir soal sebanyak 20%, yang menjawab sering
menguji valid dan reliabel butir soal 40%, 40 % untuk jawaban kadang-kadang
dan 0 % untuk yang menjawab tidak pernah.
Tabel. 20
Apakah Bapak/Ibu mempertimbangkan taraf kesukaran dalam penulisan
soal ?
No
13
Jawaban
F
P
a. Selalu
4
80%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa guru di SD Islam yang penulis teliti
sudah mempertimbangkan taraf kesukaran dalam penulisan soal. Ini ditunjukkan
dengan hasil persentasi data sebagai berikut : yang menjawab selalu sebanyak
80%, sering 20 %, dan untuk pilihan kadang-kadang dan tidak pernah sebanyak 0
%.
Tabel. 21
Apakah Bapak / Ibu memperhatikan daya pembeda pada setiap penulisan
butir soal ?
No
14
Jawaban
a. Selalu
F
P
3
60%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Dalam penulisan soal, sebaiknya seorang guru harus memperhatikan daya
pembeda pada setiap butir soalnya. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
sebagian besar guru di SD Islam sudah memperhatikan daya pembeda pada setiap
penulisan butir soal. Ini ditunjukkan dengan persentasi sebagai berikut : yang
memilih jawaban selalu 60 %, yang menjawab sering 20 %, yang menjawab
kadang-kadang 20% dan tidak pernah 0 %.
Table. 22
Apakah Bapak/Ibu memperhatikan kesesuaian antara tipe soal dengan
materi pelajaran ?
No
15
Jumlah
F
P
a. Selalu
2
40%
b. Sering
2
40%
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian guru di SD Islam, sudah
memperhatikan kesesuaian antara tipe soal dengan materi pelajaran. Hal ini
ditunjukkan dengan persentasi data sebagai berikut :yang menjawab selalu
sebanyak 40%, sering sebanyak 40 %, yang menjawab kadang-kadang sebanyak
20%, tidak pernah 0 %.
Tabel. 23
Untuk materi tentang Al Qur.an, apakah Bapak/Ibu menggunakan tes lisan?
No
16
Jumlah
F
P
a. Selalu
2
40%
b. Sering
3
60%
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Terdapat bermacam-macam jenis tes dalam evaluasi pembelajaran dan di
antaranya adalah tes lisan, dimana jenis tes tersebut harus disesuaikan dengan
materi yang akan diujikan. Dalam pembelajaran Pendidikan agama Islam, guru di
SD Islam menggunakan tes lisan untuk materi tentang Al Qur.an dengan
persentasi data sebagai berikut : yang menjawab selalu 40 %, sering dengan
persentasi 60 %, yang memilih jawaban kadang-kadang dan tidak pernah
sebanyak 0 %.
Tabel. 24
Apakah bapak/Ibu menyiapkan kunci jawaban pada saat penyusunan soal ?
No
17
Jawaban
F
P
a. Selalu
5
100%
b. Sering
-
-
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pada saat menyusun soal tes,
seluruh guru di SD Islam sudah menyiapkan kunci jawaban. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil persentasi yang menunjukkan selalu yaitu 100%.
c. Kompetensi guru Pendidikan agama Islam dalam mengolah dan
menganalisis hasil tes
Pada kategori ini penulis ingin mengetahui bagaimana guru dalam mengolah
dan menganalisis hasil tes dari evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk
memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam
kegiatan evaluasi.
Tabel. 25
Selain tes, apakah Bapak/Ibu memberikan tugas untuk mengevaluasi proses
belajar mengajar ?
No
18
Jawaban
F
P
a. Selalu
4
80%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Berdasarkan persentasi data pada tabel di atas mengenai pemberian tugas
sebagai evaluasi pembelajaran selain tes, menunjukkan bahwa guru di SD Islam
yang selalu memberikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran selain tes sebanyak
80%, sering memberikan tugas sebagai evaluasi pembelajaran selain tes sebanyak
20%, kadang-kadang dan tidak pernah memberikan tugas sebagai evaluasi
pembelajaran sebanyak 0%
Tabel. 26
Apakah Bapak/Ibu melakukan verifikasi data?
No
19
Jawaban
F
P
a. Selalu
2
40%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
1
20%
Jumlah
5
100%
Data yang telah berhasil dihimpun, kemudian harus disaring terlebih
dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan ini disebut juga dengan
verifikasi data. Berikut adalah persentasi data yang diperoleh dari hasil jawaban
guru di SD Islam mengenai verifikasi data : yang selalu melakukan verifikasi data
sebanyak 40 %, untuk pilihan jawaban sering sebanyak 20 %, guru yang
menjawab kadang-kadang melakukan verifikasi data sebanyak 20 %, serta guru
yang tidak pernah melakukan verifikasi data sebanyak 20 %.
Tabel. 27
Apakah Bapak/ Ibu memberitahukan skor pada setiap butir soal yang akan
dijawab oleh siswa ?
No
20
Jawaban
F
P
a. Selalu
2
40%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
1
20%
Jumlah
5
100%
Disamping penyusunan dan pelaksanaan tes, memberi skor merupakan
pekerjaan yang menuntut ketekunan bagi guru. Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui bahwa: sebanyak 40 % guru di SD Islam yang menjawab selalu
memberitahukan skor pada setiap butir soal yang akan dijawab oleh siswa, bagi
guru yang menjawab sering memberitahukan skor pada setiap butir soal sebanyak
20%, begitu juga untuk guru yang menjawab kadang-kadang sebanyak 20 %, dan
20 % untuk jawaban yang tidak pernah memberitahukan skor pada setiap butir
soal yang akan dijawab oleh siswa.
Tabel. 28
Apakah Bapak / Ibu memberitahukan setiap hasil evaluasi kepada siswa ?
No
21
Jawaban
F
P
a. Selalu
4
80%
b. Sering
-
-
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Agama Islam di sekolah yang penulis teliti sudah melakukan pemberitahuan
setiap hasil evaluasi kepada siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentasi data
berikut ini : guru yang menjawab selalu memberitahukan setiap hasil evaluasi
kepada siswa sebanyak 80 %, yang menjawab sering memberitahukan setiap hasil
evaluasi kepada siswa sebanyak 0%, untuk pilihan jawaban kadang-kadang 20%
dan tidak pernah masing-masing sebanyak 0 %.
d. Kompetensi guru dalam menginterpretasi dan menindaklanjuti hasil
evaluasi pembelajaran.
Pada kategori ini penulis ingin mengetahui bagaimana guru di SD Islam
melakukan interpretasi terhadap data hasil evaluasi yang pada dasarnya adalah
verbalisasi dari makna yang terkandung dalam hasil evaluasi yang telah diolah
dan dianalisis. Atas dasar interpretasi tersebut pada akhirnya dapat dikemukakan
kesimpulan-kesimpulan
yang
tentunya
harus
mengacu
kepada
tujuan
dilakukannya evaluasi itu sendiri.
Tabel. 29
Setelah hasil evaluasi diolah, Apakah Bapak / Ibu membahas hasil evaluasi
yang telah dilaksanakan ?
No
22
Jawaban
a. Selalu
F
P
4
80%
b. Sering
-
-
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Dengan adanya pembahasan mengenai hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan, maka guru akan mengidentifikasi sejauhmana daya serap siswa
dalam materi yang dujikan tersebut. Berikut adalah hasil persentasi data yang
diperoleh berdasarkan tabel diatas : sebanyak 80 % guru di SD Islam yang
menjawab selalu dalam membahas hasil evaluasi, dan hanya 20 % guru di SD
Islam yang menjawab kadang-kadang membahas hasil evaluasi, sedangkan untuk
jawaban sering dan tidak pernah mendapatkan respon 0%.
Tabel. 30
Jika ada soal-soal yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa apakah Bapak /
Ibu membantu cara penyelesaiannya ?
No
23
Jawaban
F
P
a. Selalu
2
40%
b. Sering
3
60%
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Tabel diatas menunjukkan sebagian guru di SD Islam, membantu siswanya
dalam menyelesaikan soal-soal yang tidak dapat diselesaikan, hal ini ditunjukkan
dengan hasil persentasi data sebagai berikut : yang menjawab selalu 40 %, guru
yang yang menjawab sering 60 %, untuk jawaban kadang-kadang dan tidak
pernah 0%.
Tabel. 31
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa dalam pemahaman suatu
materi, apakah Bapak / Ibu mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam menjawab soal ?
No
24
Jawaban
F
P
a. Selalu
3
60%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa guru di SD Islam
melakukan klasifikasi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menjawab soal. Ini dapat terlihat dari hasil persentasi data sebagai berikut : yang
menjawab selalu 60%, untuk jawaban sering dan kadang-kadang 20%, untuk
jawaban tidak pernah 0%.
Tabel. 32
Apakah Bapak/ Ibu melaporkan hasil evaluasi kepada kepala sekolah dan
guru bidang studi lainnya ?
No
Jawaban
25
F
P
a. Selalu
3
60%
b. Sering
2
40%
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Memberitahukan hasil evaluasi kepada kepala sekolah dan guru bidang
studi lainnya merupakan hal yang cukup penting, ini dikarenakan pihak sekolah
akan mengetahui bagaimana perkembangan pembelajaran setiap bidang studi,
yang nantinya juga akan mempengaruhi prestasi akademik sekolah. Dari hasil
respon guru di SD Islam yang kemudian diolah menjadi persentasi data
menunjukkan bahwa : guru yang menjawab selalu melaporkan hasil evaluasi
kepada pihak sekolah sebanyak 60 %, sering 40 %, kadang-kadang dan tidak
pernah 0 %.
Tabel. 33
Apakah Bapak / Ibu menyusun profil kemajuan siswa ?
No
26
Jawaban
F
P
a. Selalu
-
-
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
3
60%
d. Tidak Pernah
1
20%
Jumlah
5
100%
Penyusunan profil kemajuan kelas bertujuan untuk mengetahui keefektifan
pengajaran. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel diatas yang kemudian
ditunjukkan dengan persentasi data sebagai berikut : guru di SD Islam yang
memilih jawaban selalu 0%, jawaban sering sebanyak 20 %, yang menjawab
kadang-kadang 60%, dan yang menjawab tidak pernah 20 %.
Tabel. 34
Apakah Bapak / Ibu langsung mengadakan perbaikan terhadap siswa yang
nilainya kurang dari standar setelah evaluasi dilaksanakan ?
No
27
Jawaban
F
P
a. Selalu
2
40%
b. Sering
2
40%
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
1
20%
Jumlah
5
100%
Tabel diatas menunjukkan kesiapan guru di SD Islam yang langsung
mengadakan remedial terhadap siswa yang nilainya masih rendah. Berikut ini
adalah hasil persentasi data mengenai pengadaan remedial : yang menjawab selalu
sebanyak 40 %, sering 40%, kadang-kadang 0 % dan tidak pernah sebanyak 20 %.
Tabel. 35
Apakah Bapak / Ibu membatasi berapakali seharusnya siswa nilainya
kurang dari kkm melakukan perbaikan ?
No
28
Jawaban
F
P
a. Selalu
3
60%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
1
20%
Jumlah
5
100%
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar guru di SD Islam tidak membatasi
berapa kali seharusnya siswa melakukan remedial. Berikut ini adalah persentasi
data mengenai batas remedial : sebanyak 60 % guru selalu membatasi berapa kali
seharusnya siswa melakukan remedial, 20 % untuk guru yang sering membatasi
remedial, kadang-kadang 0 % dan sebanyak 20 % guru di SD Islam tidak pernah
membatasi berapa kali seharusnya siswa melakukan remedial.
Tabel. 36
Dalam pembuatan soal remedial, apakah ada kesamaan dengan soal yang
diteskan sebelumnya ?
No
29
Jawaban
F
P
a. Selalu
-
-
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
2
40%
d. Tidak Pernah
2
40%
Jumlah
5
100%
Tabel diatas menunjukkan adanya perbedaan soal remedial dengan soal
yang diujikan sebelumnya. Hal ini dapat diketahui dari hasil jawaban guru yang
kemudian dipersentasikan sebagai berikut : guru yang menjawab selalu sebanyak
0%, sering 20 %, kadang-kadang 40 % dan tidak pernah 40%.
Tabel. 41
Apakah siswa mengalami peningkatan nilai setelah dialkukannya remedial ?
No
30
Jawaban
F
P
a. Selalu
1
20%
b. Sering
4
80%
c. Kadang-kadang
-
-
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Pelaksanaan remedial akan dikatakan baik apabila adanya peningkatan
nilai antar sebelum dengan setelah dilakukannya remedial. Berdasarkan tabel
diatas dapat dilihat bahwa siswa di SD Islam mengalami peningkatan nilai setelah
diadakannya remedial, adapun hasil persentasi datanya adalah sebagai berikut :
yang menjawab selalu 20 %, sering 80 %, kadang-kadang dan tidak pernah 0 %.
Tabel. 37
Apakah Bapak/ Ibu menindaklanjuti setiap hasil avluasi pembelajaran untuk
memperbaiki proses belajar mengajar ?
No
31
Jawaban
a. Selalu
F
P
2
40%
b. Sering
2
40%
c. Kadang-kadang
1
20%
-
d. Tidak Pernah
Jawaban
5
100%
Setiap kegiatan evaluasi menuntut adanya tindak lanjut yang konkret,
karena apabila tanpa diikuti oleh tindak lanjut yang konkret, maka evaluasi itu
hanya sampai kepada pernyataan saja. Berikut ini adalah hasil persentasi yang
diolah berdasarkan jawaban guru di SD Islam : guru yang menjawab selalu 40 %,
yang menjawab sering sebanyak 40 %, kadangkadang 20 % dan tidak pernah 0 %
Tabel. 38
Apakah Bapak/ Ibu pernah mengubah metode atau teknik mengajar setelah
diadakannya evaluasi pembelajaran ?
No
32
Jawaban
F
P
a. Selalu
3
60%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa guru di SD Islam pernah mengubah
metode atau teknik mengajar setelah diadakannya evaluasi pembelajaran. Hal ini
ditunjukkan dengan persentasi data sebagai berikut : guru yang menjawab selalu
sebanyak 60 %, sering 20 %, kadangkadang 20% dan tidak pernah 0 %.
Tabel. 39
Apakah Bapak/Ibu memberikan analisis nilai setelah melakukan evaluasi?
No
33
Jawaban
F
P
a. Selalu
1
20%
b. Sering
2
40%
c. Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
1
20%
Jumlah
5
100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa guru di SD Islam memberikan analisis
nilai setelah dievaluasi. Hal ini ditunjukkan dengan persentasi data sebagai berikut
: guru yang menjawab selalu 20%, sering 40%, kadang-kadang dan tidak pernah
20%.
Tabel. 40
Setelah hasil evalausi diolah, dianalisi dan disimpulkan, Apakah Bapak/Ibu
mengambil keputusan untuk menindaklanjuti proses belajar mengajar ?
No
Jawaban
F
P
a. Selalu
4
80%
b.
Sering
-
-
c.
Kadang-kadang
1
20%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Setelah data hasil evaluasi diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga
dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya, maka guru akan dapat
mengambil keputusan untuk menindaklanjuti proses belajar-mengajarnya di kelas.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sebagian besar guru di SD Islam sering
mengambil keputusan untuk menindaklanjuti proses belajar mengajarnya di kelas.
Hal ini dapat ditunjukkan dari persentasi data sebagai berikut : guru yang
menjawab selalu 80 %, sering 0%, kadang-kadang 20 % dan tidak pernah 0 %.
Tabel. 41
Apakah Bapak/ Ibu tetap melanjutkan ke materi berikutnya apabila
terdapat setengah dari jumlah siswa di kelas memerlukan perbaikan ?
No
35
Jawaban
F
P
a. Selalu
1
20%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
2
40%
d. Tidak Pernah
1
20%
Jumlah
5
100%
Tabel diatas menujukkan bahwa guru di SD Islam, kadang-kadang
melanjutkan ke materi berikutnya apabila setengah dari jumlah siswa di kelas
memerlukan perbaikan. Hal ini dapat dilihat dari persentasi data sebagai berikut :
guru yang menjawab selalu 20 %, sering 20 %, yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 40 % dan tidak pernah 20 %.
Tabel. 42
Apakah Bapak / Ibu memberikan pelajaran tambahan kepada seluruh siswa
untuk memperbaiki proses belajar mengajar ?
No
36
Jawaban
F
P
a. Selalu
3
60%
b. Sering
-
-
c.
Kadang-kadang
2
40%
d.
Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Berdasarkan tabel di atas guru memberikan pelajaran tambahan kepada
murid yang nilainya masih kurang disamping tes remedial, adapun hasil persentasi
datanya adalah sebagai berikut : yang menjawab selalu 60 %, sering 0 %, kadangkadang 40 %, dan tidak pernah 0%.
Tabel. 43
Apakah Bapak / Ibu memberikan tugas tambahan kepada murid yang
nilainya kurang disamping tes remedial ?
No
37
Jawaban
F
P
a. Selalu
2
40%
b. Sering
1
20%
c. Kadang-kadang
2
40%
d. Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Bagi siswa yang belum lulus, meskipun telah melakukan remedial
beberapa kali, terkadang guru memberikan tugas tambahan untuk membantu
memperbaiki nilai siswa tersebut. Hal ini dapat terlihat pada tabel diatas, yang
kemudian diolah dalam persentasi data sebagai berikut : guru yang menjawab
selalu 40 %, yang menjawab sering 20%, kadangkadang 40% dan tidak pernah 0
%.
Tabel. 44
Apakah Bapak / Ibu memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa
yang nialinya sering di bawah standar ?
No
38
Jawaban
F
P
a. Sering
3
60%
b. Selalu
1
20%
c
Kadang-kadang
1
20%
Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
d.
Tabel diatas menunjukkan perhatian guru kepada siswa yang nilainya
sering dibawah standar, hal ini ditunjukkan dengan persentasi data sebagai berikut
: guru yang menjawab selalu 60 %, yang menjawab sering 20 %, kadang-kadang
20%, tidak pernah 0 %.
Tabel. 45
Untuk mengetahui pemahamn siswa, Apakah Bapak / Ibu lebih memadukan
tes tertulis, lisan dan perbuatan dalam evaluasi pembelajaran ?
No
39
Jawaban
F
P
a. Selalu
3
60%
b. Sering
2
40%
c
kadang-kadang
-
-
d
Tidak Pernah
-
-
Jumlah
5
100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa guru di SD Islam memadukan tes
tertulis, lisan dan perbuatan dalam evaluasi pembelajaran. Adapun persentasi data
mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut : guru yang memilih jawaban selalu
60 %, yang menjawab sering 40 %, kadang-kadang dan tidak pernah adalah 0 %.
Tabel. 46
Apakah Bapak / Ibu mengadakan pembahasan materi-materi Pendidikan
Agama Islam di luar KBM (pada saat ekstrakurikuler Rohis) ?
No
40
Jawaban
F
P
a. Selalu
1
20%
b Sering
-
-
c
3
60%
1
20%
5
100%
Kadang-kadang
d Tidak Pernah
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa guru di SD Islam terkadang
mengadakan jam tambahan dalam membahas materi Pendidikan Agama Islam, hal
tersebut ditunjukkan dengan persentasi data sebagai berikut : guru yang menjawab
selalu 20 %, sering 0 %, guru yang memilih jawaban kadang-kadang 60% dan
tidak pernah 20 %.
B. Interprestasi Data
Setelah dianalisis dengan skor perolehan dan dengan melihat gambaran
tentang identitas responden, maka dapat diinterpretasikan bahwa : Semakin tinggi
tingkat kompetensi keguruan yang dimiliki oleh seorang guru, maka semakin baik
kemampuannya dalam melakukan pelaksanaan evaluasi pembelajarannya .
Adapun hasil pengolahan dan interpretasi data akan dijabarkan dalam tabel
berikut :
Tabel. 47
Skoring Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajarn
Pendidikan Agama Islam
No
Nomor Butir
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
A
4
2 3 4 1 2 4 1 2 3
2
2
4
4
2
4
4
4
1
B
4
3 2 4 4 2 2 4 4 4
4
3
4
2
3
3
4
4
4
C
3
2 3 4 4 3 4 4 4 2
3
2
3
3
3
3
4
4
3
D
4
4 4 4 4 4 4 4 4 2
4
4
4
4
4
4
4
2
2
E
4
4 4 4 4 4 3 4 4 3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
No
Nomor Butir
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
33
34
35
A
1
2
2
3
2
4
1
1
1
1
3
2
2
1
2
3
B
4
4
4
4
4
4
2
4
4
1
4
4
4
4
4
1
C
3
4
4
3
4
4
2
3
3
2
3
3
3
2
4
4
D
2
4
4
4
3
3
2
3
4
2
3
3
4
3
4
2
E
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
2
Nomor Butir
No
Skor
36
37
38
39
40
A
2
2
2
4
2
96
B
4
4
4
4
2
138
C
2
3
3
3
2
124
D
4
2
4
3
1
136
E
4
4
2
4
4
145
Dalam menganalisis kompetensi guru dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran peneliti melihat beberapa aspek yaitu :
- perencanaan evaluasi pembelajaran
- Penyusunan soal tes
- Pengolahan dan analisis hasil evaluasi
- Interpretasi dan tindak lanjut hasil evaluasi
Adapun hasil yang diperoleh mengenai kompetensi guru di SD Islam
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel. 48
Hasil Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
Rentang Skor
Kriteria
Jumlah
40-69
Rendah
-
70-99
Kurang Tinggi
1
100-129
Sedang
1
130-160
Tinggi
3
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SD Islam dimulai dari merencanakan,
menyusun soal, menganalisis dan mengolah hasil evaluasi serta menginterpretasi
dan menindaklanjuti pada umumnya adalah tinggi dan hanya 1 orang guru yang
berada pada kriteria kurang tinggi dan sedang hal ini dapat diperkuat dari hasil
wawancara kepala SD Islam yang mengatakan bahwa guru di SD Islam telah
memenuhi kriteria kompetensi keguruan akan tetapi masih harus ditingkatkan lagi
agar lebih maksimal dan juga hasil wawancara guru yang sudah memahami teknik
dan prosedur evaluasi dengan cukup baik, akan tetapi pada pelaksanaannya
kurang diterapkan secara optimal. Jika dilihat dari identitas responden, guru yang
memiliki kompetensi yang tinggi ternyata adalah guru yang berasal dari fakultas
Tarbiyah , jurusan Pendidikan Agama Islam, strata 1 dan guru yang berasal dari
Fakultas Tarbiyah, jurusan Pendidikan Guru Kelas MI diploma II, serta memiliki
tugas dan pengalaman yang lama.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di SD Islam Ngadirejo
yang mengkaji tentang Kompetensi guru dalam melaksanakan evaluasi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam . dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Guru Pendidikan Agama Islam di SD Islam Ngadirejo adalah guru yang
memiliki kompetensi yang cukup atau sedang dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan dan keahlian para guru
pada
saat
melaksanakan
evaluasi
memperhatikan dan
menafsirkan
dilaksanakan
kemudian
yang
pembelajaran
hasil
dari
ditindaklanjuti
dengan
evaluasi
untuk
yang
sudah
telah
memperoleh
pembelajaran yang lebih optimal.
2. Pada dasarnya evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
informasi-informasi
yang
dibutuhkan
untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran. Akan tetapi proses pelaksanaannya tetap mengacu kepada
langakah-langkah evaluasi pendidikan. Hal itulah yang kemudian
diterapkan di SD Islam Ngadirejo, yaitu pada pelaksanaan evaluasi
pembelajaran di SD Islam Ngadirejo sebagian besar sudah berjalan
berdasarkan langkah-langkah evaluasi pendidikan, pelaksanaan evaluasi
pembelajaran tersebut dimulai dari merumuskan perencanaan evaluasi,
menyusun soal tes, mengolah dan menganalisis hasil tes yang kemudian
dilanjutkan dengan menginterpretasi serta menindaklanjuti hasil evaluasi.
3. Adapun beberapa hal yang dilakukan oleh kepala SD Islam Ngadirejo
dalam meningkatkan kompetensi guru diantaranya adalah dengan
menyalurkan wadah MGMP (Musyawarah Guru Mata pelajaran),
mengikuti loka karya, seminar, baik dengan mengundang tutor dari luar
ataupun dengan teman sejawat.
B. Saran
1. Meskipun guru di SD Islam Ngadirejo telah memiliki kompetensi yang
tinggi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran, sehingga akan lebih baik
lagi apabila, para guru di SD Islam Ngadirejo lebih memperhatikan lagi
pelaksanaan evaluasi pembelajaran dengan selalu membuat kisi-kisi butir
soal agar isi yang dimaksud di dalam soal lebih terarah, menyusun profil
kemajuan kelas agar guru dapat mengidentifikasi kembali kelemahan dan
kekuatan komponen pembelajaran, dan juga dengan membantu para siswa
dalam memeberikan arahan cara penyelesaian soal-soal yang tidak dapat
dipecahkan oleh siswa.
2. Dalam evaluasi pembelajaran, guru sebagai evaluator sudah seharusnya
dapat melaksanakan proses evaluasi dengan baik, oleh karena itu, guru
diharuskan lebih memperkaya skill kompetensinya dalam evaluasi dengan
lebih memahami lagi tentang teknik dan prosedur evaluasi pendidikan
hingga menafsirkan hasil dari pelaksanaan evaluasi tersebut dan
didapatkan keputusan yang tepat demi tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Pihak sekolah juga hendaknya ikut berperan aktif dalam memperhatikan
pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
mengontrol setiap laporan hasil evaluasi dan juga ikut berpartisipasi dalam
peningkatan kompetensi guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajara
Pendidikan Agama Islam
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
__________________. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
BSNP. 2007. Panduan Penelitian Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak
Mulia. Jakarta : Depdiknas.
Derajat, Zakiyah. 1995. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta :
Ruhama.
Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
__________________.
2006.
Pendidikan Guru Berdasarkan
Pendekatan
Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara.
Ismail Bukhori, Abi Abdilah. 220 H. Hadits Bukhori Jus I. Darul Kitab.
Kunandar. 2007. Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Majid, Abdul. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan
Implementasi. Bandung : PT. Remaha Rosda Karya.
Medai, Team. 2005. Undang-undang Sisdiknas. Surabaya : Media Center.
Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi Sertifikasi Guru. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya.
N.K. Roestiyah. 1989. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta : Bina Aksara.
Purwanto, Ngalim. 2004. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Penyusun, Team. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Ngadirejo :
Depdiknas.
Rosada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis : Sebuah Model
Masyarakat Dalam Penyelenggaran Pendidikan. Jakarta : Perendra Media
Samana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta : Kanisius
Sriyanti, Lilik. 2007. Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta.
Subari. 1994. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raka
Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru
____________. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru
____________. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya.
Toha, Chabib. 1999. Metodologi Pengajaran Agama. Semarang : Pustaka Pelajar
Umbra, Citra. 2006. Undang-undang Guru dan Dosen. Bandung : Citra Umbra
Usman, Husaini. 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara
Uzer Usman, Moch. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya
Para Guru SD Islam Ngadirejo yang terhormat,
Di tengah kesibukan anda, dengan rendah hati kami meminta bantuan
Anda mengisi angket ini. Angket ini merupakan bagian dari penelitian yang kami
susun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir kami di jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam pengisian angket ini, kami mohon Anda memperhatikan petunjuk yang
ada :
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti dan berikan jawaban sejujurnya
sesuai kondisi kerja yang Saudara alami, jawaban yang saudara berikan
tidak akan mempengaruhi jabatan Saudara saat ini.
2. Pertanyaan yang ada bukan tes, jadi tidak ada jawaban yang dianggap
salah, semua jawaban adalah benar dan baik
3. Jawaban
yang
Saudara
berikan akan
berguna
untuk
kesejahteraan para guru dan SD Islam di masa yang kan datang
Atas kesediaan dan perhatian Anda, kami ucapkan terima kasih.
Temanggung, Mei 2010
Laily Yuniarti
perbaikan
ANGKET PENELITIAN UNTUK GURU KELAS DI SD ISLAM
NGADIREJO
KOMPETENSI GURU DALAM PELAKSANAAN EVALUASI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
: ………………………………………….
Jenis kelamin : ………………………………………….
Guru Kelas
: ………………………………………….
Bacalah semua pertanyaan dengan teliti dan isilah sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang anda pilih!
1. Apakah Bapak / Ibu merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
2. Apakah Bapak / Ibu merumuskan tujuan evaluasi sesuai dengan
karakteristik peserta didik yang akan dievaluasi ?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
3. Apakah Bapak / Ibu menetapkan aspek-aspek (kognitif, afektif,
psikomotorik) dalam perencanaan evaluasi ?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
4. Apakah Bapak / Ibu Memilih dan menentukan teknik evaluasi (tes/nontes)
yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi ?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
5. Apakah Bapak / Ibu membuat kisi-kisi butir soal ?
a.
Selalu
c. Kadang-kadang
b.
Sering
d. Tidak Pernah
6. Apakah Bapak / Ibu menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) dalam
evaluasi pembelajaran ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
7. Apakah Bapak / Ibu menentukan frekuensi dari kegiatan evaluas
pembelajaran ?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
8. Apakah Bapak / Ibu menggunakan kisi-kisi butir soal sebagai dasar
penyusunan tes ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
9. Apakah Bapak / Ibu memperhatikan aspek tujuan pembelajaran yang
dirumuskan indikator pada saat penyusunan butir-butir soal ?
a.
Selalu
b. Sering
c. kadang-kadang
d. Tidak Pernah
10. Dalam aspek afektif, apakah Bapak/Ibu menggunakan instrumen non tes ?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
11. Dalam menentukan jumlah butir soal, apakah Bapak/Ibu membuat sesuai
dengan submateri ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
12. Dalam pembuatan soal, apakah bapak/Ibu memperhatikan validitas dan
reliabitas butir soal ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
13. Apakah Bapak/Ibu mempertimbangkan taraf kesukaran dalam penulisan
soal ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
14. Apakah Bapak / Ibu memperhatikan daya pembeda pada setiap penulisan
butir soal ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
15. Apakah Bapak/Ibu memperhatikan kesesuaian antara tipe soal dengan
materi pelajaran ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
16. Untuk materi tentang Al Qur.an, apakah Bapak/Ibu menggunakan tes
lisan?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
17. Apakah bapak/Ibu menyiapkan kunci jawaban pada saat penyusunan soal ?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
18. Selain tes, apakah Bapak/Ibu memberikan tugas untuk mengevaluasi
proses belajar mengajar ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
19. Apakah Bapak/Ibu melakukan verifikasi data?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
20. Apakah Bapak/ Ibu memberitahukan skor pada setiap butir soal yang akan
dijawab oleh siswa ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
21. Apakah Bapak / Ibu memberitahukan setiap hasil evaluasi kepada siswa ?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
22. Setelah hasil evaluasi diolah, Apakah Bapak / Ibu membahas hasil evaluasi
yang telah dilaksanakan ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
23. Jika ada soal-soal yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa apakah Bapak /
Ibu membantu cara penyelesaiannya ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
24. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa dalam pemahaman suatu
materi, apakah Bapak / Ibu mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam menjawab soal ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
25. Apakah Bapak/ Ibu melaporkan hasil evaluasi kepada kepala sekolah dan
guru bidang studi lainnya ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
26. Apakah Bapak / Ibu menyusun profil kemajuan siswa ?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
27. Apakah Bapak / Ibu langsung mengadakan perbaikan terhadap siswa yang
nilainya kurang dari standar setelah evaluasi dilaksanakan ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
28. Apakah Bapak / Ibu membatasi berapakali seharusnya siswa nilainya
kurang dari kkm melakukan perbaikan ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
29. Dalam pembuatan soal remedial, apakah ada kesamaan dengan soal yang
diteskan sebelumnya ?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
30. Apakah siswa mengalami peningkatan nilai setelah dialkukannya remedial
?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
31. Apakah Bapak/ Ibu menindaklanjuti setiap hasil avluasi pembelajaran
untuk memperbaiki proses belajar mengajar ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
32. Apakah Bapak/ Ibu pernah mengubah metode atau teknik mengajar setelah
diadakannya evaluasi pembelajaran ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
33. Apakah Bapak/Ibu memberikan analisis nilai setelah melakukan evaluasi?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
34. Setelah hasil evalausi diolah, dianalisi dan disimpulkan, Apakah
Bapak/Ibu mengambil keputusan untuk menindaklanjuti proses belajar
mengajar ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
35. Apakah Bapak/ Ibu tetap melanjutkan ke materi berikutnya apabila
terdapat setengah dari jumlah siswa di kelas memerlukan perbaikan ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
36. Apakah Bapak / Ibu memberikan pelajaran tambahan kepada seluruh siswa
untuk memperbaiki proses belajar mengajar ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
37. Apakah Bapak / Ibu memberikan tugas tambahan kepada murid yang
nilainya kurang disamping tes remedial ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
38. Apakah Bapak / Ibu memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa
yang nialinya sering di bawah standar ?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
39. Untuk mengetahui pemahamn siswa, Apakah Bapak / Ibu lebih
memadukan tes tertulis, lisan dan perbuatan dalam evaluasi pembelajaran
?
a.
Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
40. Apakah Bapak / Ibu mengadakan pembahasan materi-materi Pendidikan
Agama Islam di luar KBM (pada saat ekstrakurikuler Rohis) ?
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: LAILY YUNIARTI
Tempat, Tanggal Lahir
: Temanggung, 06 Juni 1985
Jenis Kelamn
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Patemon, Rt. 02 Rw. 06 Dlimoyo Ngadirejo
Temanggung
Nama Ayah
: Muyono
Nama Ibu
: Sofiyah
Riwayat Pendidikan
:
a. SD Negeri I Dlimoyo
lulus tahun 1997
b. SLTP Islam Ngadirejo
lulus tahun 2000
c. MAN Temanggung
lulus tahun 2004
d. D II STAIN Salatiga
lulus tahun 2006
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl.Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 Fax323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id : [email protected]
Nomor : Sti.24/K-1/PP.00.9/I-1.1.052/2010
Lamp : Proposal Skripsi
Hal
: Nota Pembimbing
3 Mei 2010
Yth. Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag.
Di – Tempat
Assalamualaikum wr.wb.
Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana ( S.I ). Saudara
ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa :
Nama
Nim
Jurusan
Judul Skripsi
: Laily Yuniarti
: 11408067
: Tarbiyah
:
Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SD Islam Ngadirejo Temanggung Tahun Pelajaran 2009-2010
Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengoreksi tema Skripsi di atas.
Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan.
Wassalamualaikum wr.wb.
a.n.Ketua,
Pembantu Ketua Bidang Akademik
Drs. H. Muh. Saerozi, M.Ag.
NIP. 19660215 1 99103 1 001
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl.Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 Fax323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id : [email protected]
Nomor : Sti.24/K-1/PP.00.9/I-1.1.052/2010
Lamp : Proposal Penelitian
Hal
: Permohonan Izin Penelitian
3 Mei 2010
Yth. Kepala SD Islam Ngadirejo
Di – Temanngung
Assalamualaikum wr.wb.
Yang bertanda tangan di bawah tangan di bawah ini,kami menerangkan bahwa :
Nama
: Laily Yuniarti
Nim
: 11408067
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Dalam rangka penyelesaian studi Program S. 1 di STAIN Salatiga, diwajibkan
memenuhi salah satu persyaratan yang berupa SKRIPSI.
Adapun judul yang diambil adalah:
Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SD Islam Ngadirejo Temanggung Tahun Pelajaran 2009-2010
Dosen Pembimbing : Drs.H.Imam Baihaqi, M.Ag.
Untuk Penyelesaian Skripsi tersebut kami mohon bapak/ibu memberi izin kepada
mahasiswa tersebut untuk mengadakan penelitaian guna memperoleh data atau
keterangan dan bahan yang di perlukan di instansi saudara.
Kemudian atas pemberian izin bapak/ibu kami sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb.
a.n.Ketua,
Pembantu Ketua Bidang Akademik
Drs. H. Muh. Saerozi, M.Ag.
NIP. 19660215 1 99103 1 001
Lembaga Pendidikan Ma’arif NU
SD ISLAM NGADIREJO
Terakreditasi B
Alamat : Kauman Ngadirejo Temanggung 56255
SURAT KETERANGAN
Nomor : 421.2/05/VIII/2010
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Islam Ngadirejo
Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanngung Menerangkan Dengan
Sesungguhnya Bahwa Saudara Yang Namanya tersebut dibawah ini :
Nama
Tempat tanggal lahir
NIM
Fakultas
: Laily Yuniarti
: Temanggung 6 Juni 1985
: 11408067
: Tarbiyah
Telah mengadakan penelitian dengan baik di SD Islam Ngadirejo kecamatan
Ngadirejo Kabupaten Temanggung guna penyelsaiaan skripsi sejak tanggal
10 Mei sampai dengan 5 juni 2010.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai mana
mestinya.
Ngadirejo, 12 Juni 2010
Kepala Sekolah
SD Islam Ngadirejo
Nurwanto Teguh Wardojo, A.Md
Lembar Konsultasi Skripsi
Nama Mahasiswa
: Laily Yuniarti
Nim
: 110408067
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Pembimbing
: Drs. Imam Baihaqi, M.Ag.
Judul
: “Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Islam Ngadirejo
Temanggung Tahun 2009-2010”
No
Tanggal
Isi Konsultasi
Catatan
Pembimbing
Paraf
Catatan : Setiap konsultasi lembar ini harus dibawa
Pembimbing
Drs. Imam Baihaqi, M.Ag.
ABSTRAK
Yuniarti, Laily. 2010. Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Ngadirejo Temanggung
2009-2010. Skripsi. Juruasan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Imam Baihaqi,
M.Ag.
Kata Kunci : Kompetensi guru, evaluasi pendidikan
Skripsi ini mengkaji tentang kompetensi guru dalam hal pelaksanaan
evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pembahasan skripsi ini
dimaksudkan untuk mengetahui kompetensi guru yang berkaitan dengan evaluasi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta untuk mengetahui pelaksanaan
evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Kompetensi guru merupakan kemampuan, keahlian dan keterampilan yang
harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan proses pembelajaran yang meliputi
perencanaan
pembelajaran,
pelaksanaan
pembelajaran
sampai
kepada
pengevaluasian. Dalam hal pengevaluasian, seorang guru dikatakan berkompeten
apabila memahami teknik dan prosedur evaluasi, serta mampu melaksanakan
evaluasi sehingga didapat hasil evaluasi yang digunakan untuk memperbaiki
proses belajar menagajar. Pelaksanaan evaluasi tersebut dimulai dari perencanaan
evaluasi, pembuatan soal tes, mengolah dan menganalisis hasil tes hingga
menginterpretasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi. Penelitian pada skripsi ini
menggunakan metode deskripsi analisis dengan jenis penelitian lapangan (field
research) dan ditunjang oleh referensi-referensi yang berkaitan dengan tema yang
dibahas di skripsi ini (library research). Adapun yang menjadi tolok ukur
kompetensi guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran adalah skor acuan
yang dapat mengkategorikan guru Pendidikan Agama Islam berkompetensi tinggi,
sedang atau rendah. Dan setelah dilakukan penelitian di SD Islam, maka dapat
disimpulkan bahwa guru di SD Islam memiliki kompetensi yang tinggi dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Download