Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis Improving

advertisement
60
Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis
Improving Medical Record Completeness
GINI WURYANDARI*
*Rumah Sakit Daerah Balung, Jember
ABSTRACT
The percentage of inpatient Medical Record data at Balung General Hospital showed 26.8% correct fulfillment,
36.53% legal fulfillment, and only 48.61% complete data fulfillment which was below the target of the Ministry of Health
(95%). The purpose of this study is to formulate a recommendation to improve the completeness of Balung General
Hospital (BGH) inpatient Medical Record. The study design is observational using cross sectional way, and the instrument
is questionnaires. Samples employ doctors, nurses and administrative staff who are in charge of fulfilling the inpatient
medical record amounting to 77 people. Descriptive data analysis was used and the result was followed up with a Focus
Group Discussion to formulate a recommendation for improving the completeness of the inpatient medical record. Result
revealed that data fulfilling in BGH inpatient medical record was poor due to the influence of fulfilling process of all
profession types, to the low procedural knowledge and to the low knowledge of medical record pathway. Medical record
fulfilling result was not influenced by the medical record forms: availability, clarity, easiness to fulfill, appropriateness,
and time-to-fulfill. One of the recommendations to improve the completeness of medical record fulfilling is to train the
medical record staff on how to fill the medical record in proper and correct ways.
Keywords: medical record, completeness, recording process
Correspodence: Gini Wuryandari, RSD Balung, Jl. Rambipuji 19 Jember 68152, Indonesia. Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Daerah Balung (yang selanjutnya
disebut sebagai RSD Balung) merupakan rumah sakit
pemerintah di Jember. Salah satu indikator kinerja rumah
sakit yang baik dan efisien adalah melalui kelengkapan
pengisian rekam medis rawat inap (Depkes RI, 2005).
Undang-Undang Praktek Kedokteran no. 29 tahun 2004
pasal 46, bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam
medis dan harus dilengkapi setelah pasien selesai
menerima pelayanan. Setiap catatan rekam medis harus
dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan.
Pada Rumah Sakit Balung dalam meningkatkan
mutu pelayanan serta dalam menilai kinerja rumah
sakit yang baik dan efisien adalah salah satunya hasil
pengisian rekam medis ruang rawat inap. Pedoman
teknis pengelolaan rekam medis pada suatu rumah
sakit mengatur proses kegiatan pencatatan rekam medis
yang dimulai pada saat penerimaan pasien, pencatatan
selama pasien mendapatkan pelayanan medis sampai
penanganan berkas rekam medis. Data dari RSD Balung
pada tahun 2009 tentang hasil pengisian rekam medis
masih sangat rendah.
Berdasarkan data tersebut, maka masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah persentase hasil
pengisian data rekam medis pasien rawat inap, yaitu
hasil pengisian benar sebesar 26,80%, hasil pengisian
legal sebesar 36,53% dan hasil pengisian lengkap
sebesar 48,61% dari target Depkes sebesar 95%. Tujuan
penelitian ini adalah menyusun rekomendasi upaya
peningkatan kelengkapan rekam medis ruang rawat inap
RSD Balung.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian eksplanatif
(analitik) dengan desain penelitian observasional dan
rancang bangun penelitian crosssectional. Penelitian
dilaksanakan di ruang rawat inap RSD Balung selama
bulan April 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah
para pengisi rekam medis yang terbagi menjadi 3 profesi,
yaitu dokter, perawat atau bidan dan petugas administrasi.
Sampel yang digunakan yaitu seluruh jumlah dokter,
perawat dan petugas administrasi yang bertugas mengisi
rekam medis rawat inap berjumlah 77 orang. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian adalah lembar kuesioner
dan lembar pengamatan. Pengumpulan data dilakukan
dengan mengamati proses pengisian rekam medis oleh
perawat atau dokter dan petugas administrasi setelah
melakukan pelayanan di RSD Balung.
Analisis data penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif diagnostik yaitu menganalisis kondisi format
dalam menunjang pengisian rekam medis. Selain itu
juga menganalisis kondisi waktu dalam menunjang
pengisian rekam medis. Kemudian berurutan menganalisis
proses pengisian rekam medis. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan data dengan kuesioner untuk memperoleh
data tentang kelengkapan, kebenaran dan legalitas dalam
hasil pengisian rekam medis di RSD Balung.
Selanjutnya pengumpulan data dengan pengamatan
dilakukan untuk mengetahui proses pengisian rekam
61
Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis (Gini Wuryandari)
medis dan hasil isian rekam medis. Hasil analisis tersebut
akan dibuat menjadi isu strategis yang kemudian akan
ditindaklanjuti dengan focus discussion, sehingga dapat
menghasilkan rekomendasi dalam upaya peningkatan
kelengkapan rekam medis ruang rawat inap RSD
Balung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tersedianya form rekam medis dapat mempengaruhi
suatu hasil pengisian rekam medis, idealnya bila
tersediannya format rekam medis yang cukup dapat
semakin lengkap terhadap pengisian rekam medis. Dalam
penelitian sebelumnya menerangkan bahwa ketersediaan
formulir yang belum baik karena terdapat penggunaan
formulir yang tidak seharusnya. Hal ini mempengaruhi
pengukuran ketidaklengkapan rekam medis rawat inap
pada petugas pendaftaran, perawat ruangan dan dokter
pengisi rekam medis (Mariana, 2009). Tapi dalam penelitian
ini hampir semua responden menilai bahwa format rekam
medis selalu tersedia pada saat mengadakan pengisian
rekam medis, yaitu petugas administrasi 57,1%, perawat
71,7% dan dokter 80%.
Kejelasan format rekam medis, merupakan format
rekam medis tersebut bagi responden terasa jelas dalam
pengisiannya, sehingga responden akan mengisi rekam
medis dengan mudah. Hal ini bisa mempengaruhi hasil
pengisian rekam medis. Tapi dalam penelitian ini semua
responden merasa jelas dalam mengisi rekam medis yaitu
100%, sehingga bisa diketahui bahwa kejelasan format
rekam medis kurang berpengaruh dengan hasil pengisian
rekam medis. Kemudahan cara pengisian format rekam
medis, di mana dari penilaian responden tentang suatu
kemudahan atau tidak dalam mengisi format rekam
medis. Adanya kemudahan cara pengisian rekam medis,
maka proses pengisian rekam medis bisa terjadi lebih
cepat. Tapi dalam penelitian ini diketahui bahwa semua
responden menilai bahwa pengisian format rekam medis
terasa mudah, yaitu 100%.
Kesesuaian lembar form rekam medis merupakan
suatu penilaian dari responden terhadap lembar rekam
medis sudah sesuai atau belum dengan hal yang dicatat
dari suatu pelayanannya terhadap pasien. Adanya
kesesuaian tersebut bisa mempermudah dalam pengisian
rekam medis, sehingga kelengkapan rekam medis bisa
lebih cepat. Dalam penelitian ini diketahui bahwa semua
penilaian responden merasa ada kesesuaian antara isi
format rekam medis terhadap hal yang harus dicatat dalam
pelayanannya, yaitu 100%.
Ketersediaan waktu mengisi format rekam medis
merupakan adanya waktu yang tersedia untuk mengisi
rekam medis. Bila dari penilaian responden merasa
mempunyai waktu longgar maka banyak waktu untuk
melengkapi rekam medis yang belum terisi atau belum
diisi. Dalam penelitian ini 71,4% petugas administrasi
menyatakan waktu longgar dalam mengisi rekam medis,
76,7% perawat menyatakan waktu longgar dalam mengisi
rekam medis, 100% dokter menyatakan waktu longgar
dalam mengisi rekam medis.
Prosedur pengisi rekam medis merupakan tata cara
dan suatu ketentuan di mana rekam medis tersebut dapat
menjadi lengkap. Diharapkan bahwa dengan mengetahui
prosedur pengisian bisa mempermudah dalam pengisian
rekam medis, dan bisa meningkatkan hasil pengisian
rekam medis. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
71,4% dari petugas administrasi mempunyai pengetahuan
rendah terhadap prosedur pengisian rekam medis, 46,7%
dari perawat mempunyai pengetahuan rendah terhadap
prosedur pengisian rekam medis, dan 80% dari dokter
mempunyai pengetahuan rendah terhadap prosedur
pengisian rekam medis.
Alur penyerahan rekam medis merupakan
pengetahuan responden tentang alur penyerahan
rekam medis. Sebagian besar pengetahuan tentang alur
penyerahan rekam medis adalah rendah. Keadaan seperti
ini ternyata dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
100% dari petugas administrasi mempunyai pengetahuan
rendah terhadap alur penyerahan rekam medis, 51,7% dari
perawat mempunyai pengetahuan rendah terhadap alur
penyerahan rekam medis, 100% dari dokter mempunyai
pengetahuan rendah terhadap alur penyerahan rekam
medis.
Proses pengisian rekam medis dilakukan pengamatan
terhadap responden yang langsung berhadapan dalam
pengisian rekam medis setelah melakukan suatu
pelayanan terhadap pasiennya. Dalam penelitian ini
dilakukan pengamatan pada setiap responden tentang
proses pengisian rekam medis. Semua responden
diamati proses pengisian rekam medisnya sebanyak 3
kali pengamatan.
Hal yang diamati terhadap responden adalah
perlakuan langsung atau tidak tentang pengisian rekam
medis oleh responden setelah responden selesai
melakukan pelayanan terhadap pasien. Proses pengisian
rekam medis ada 3 tahap yaitu pengisian saat penerimaan
pasien, pengisian selama pasien dirawat dan pengisian
saat pasien keluar. Proses pengisian rekam medis pada
saat penerimaan pasien ini dilakukan oleh petugas
administrasi, perawat dan dokter. Pengisian rekam
medis selama pasien dirawat dilakukan oleh responden
perawat dan dokter. Proses pengisian rekam medis
saat pasien keluar dilakukan oleh responden perawat
Tabel 1.
Pengetahuan Responden terhadap Prosedur Pengisian
Rekam Medis
Jenis Petugas
Petugas Administrasi
Perawat
Dokter
Pengetahuan Prosedur
Pengisian Rekam Medis
Rendah Sedang Tinggi
71,4%
28,6%
0,0%
46,7%
41,7%
11,7%
80,0%
10,0%
10,0%
62
J. Adm. Kebijak. Kesehat., Vol. 11, No. 2, Mei–Agustus 2013: 60–65
dan dokter. Proses pengisian rekam medis merupakan
hasil pengamatan terhadap responden dalam pengisian
rekam medis setelah selesai melakukan suatu pelayanan
terhadap pasiennya.
Hasil pengamatan ini didapatkan dari hasil composit
pada pengisian rekam medis saat penerimaan pasien,
pengisian rekam medis selama pasien dirawat dan
pengisian rekam medis saat pasien keluar. Proses
pengisian ini bisa mempengaruhi ketepatan dalam
kelengkapan dari hasil pengisian rekam medis. Dalam
penelitian ini proses pengisian rekam medis oleh petugas
administrasi masuk kategori jelek sebesar 71,4%, proses
pengisian rekam medis oleh perawat sebagian besar
masuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 60%, proses
pengisian rekam medis oleh dokter sebagian besar masuk
dalam kategori baik yaitu sebesar 60%.
Rekam medis disebut lengkap apabila rekam medis
tersebut telah berisi seluruh informasi tentang pasien
sesuai dengan formulir yang disediakan, isi harus lengkap,
benar dan legal, termasuk resume medis dan resume
keperawatan dan seluruh hasil pemeriksaan penunjang
serta telah diparaf oleh dokter yang bertanggung jawab.
Waktu maksimal masuk ke bagian rekam medis untuk
pasien rawat inap adalah 2 x 24 jam, dengan standar
kelengkapan pengisian 95% (Depkes RI, 2005).
Menurut Kusnanto (1996) rekam medis merupakan
audit medik dalam upaya meningkatkan efektivitas
dan efisiensi palayanan rumah sakit. Oleh karena itu
sarana dan prasarana yang nantinya menunjang untuk
mewujudkan rekam medis yang bermutu maka perlu
diupayakan secara maksimal dan dipergunakan secara
optimal. Hasil pengisian rekam medis merupakan suatu
hasil pengamatan terhadap dokumen rekam medis yang
diisi petugas administrasi, perawat dan dokter. Dalam
penelitian ini hasil pengisian rekam medis yang diteliti
adalah penulisan rekam medis dengan lengkap, benar
dan legal.
Pengamatan hasil pengisian rekam medis merupakan
pengamatan pada hasil isian form rekam medis yang diisi
secara lengkap, benar, legal. Dalam pengamatan ini yang
diamati adalah 1) petugas administrasi mengisi rekam
medis secara lengkap dan benar, 2) perawat mengisi
rekam medis secara lengkap, benar dan legal, 3) dokter
mengisi rekam medis secara lengkap, benar dan legal.
Hasil pengisian rekam medis dikatakan baik bila isian
dari rekam medis merupakan isian rekam medis yang
secara lengkap, benar dan legal. Hasil pengisian rekam
medis dikatakan sedang bila isian dari rekam medis
hanya mempunyai salah satu dari unsur yaitu lengkap
atau benar atau legal.
Hasil pengisian rekam medis dikatakan jelek bila
isian dari rekam medis tidak mengandung unsur lengkap,
benar dan legal. Hasil dari penelitian ini kelengkapan
dari hasil pengisian rekam medis dilakukan petugas
administrasi sebagian besar masuk kategori jelek yaitu
71,4%. Hasil pengisian rekam medis yang dilakukan
oleh perawat sebagian besar masuk kategori sedang
yaitu sebesar 58,3%. Hasil pengisian rekam medis yang
dilakukan oleh dokter sebagian besar masuk kategori
sedang yaitu sebesar 80%.
Kelengkapan dari hasil pengisian rekam medis yang
dilakukan responden petugas administrasi sebagian besar
masuk kategori jelek yaitu 71,4%. Hal ini berarti pada
responden petugas administrasi dalam pengisiannya
pada rekam medis belum ada unsur kelengkapan. Hasil
pengisian rekam medis yang dilakukan oleh responden
perawat sebagian besar masuk kategori sedang yaitu
sebesar 58,3%. Hal ini berarti responden perawat dalam
pengisiannya pada rekam medis masih ada yang belum
lengkap. Hasil pengisian rekam medis yang dilakukan
Tabel 2.
Rekapitulasi Kelengkapan, Kebenaran dan Legalitas dari Hasil Pengisian Rekam Medis
Jenis Petugas
Petugas Administrasi
Perawat
Dokter
n
5
25
0
Jenis Petugas
Petugas Administrasi
Perawat
Dokter
j
5
17
0
Jenis Petugas
Perawat
Dokter
Kelengkapan Hasil Pengisian Rekam Medis
Sedang
Baik
%
n
%
n
%
71,4
1
14,3
1
14,3
41,7
35
58,3
0
0
0
3
30
7
70
Kebenaran Hasil Pengisian Rekam Medis
Jelek
sedang
baik
%
jml
%
Jml
%
71,4
1
14,3
1
14,3
28,3
43
71,7
0
0
0
10
100
0
0
Legalitas Hasil Pengisian Rekam Medis
Jelek
sedang
baik
%
jml
%
Jml
%
15
27
45
24
40
40
1
10
5
50
Jelek
jml
9
4
Total
n
7
60
10
%
100
100
100
total
jml
7
60
10
%
100
100
100
total
jml
60
10
%
100
100
63
Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis (Gini Wuryandari)
oleh responden dokter sebagian besar masuk kategori
baik yaitu sebesar 70%. Hal ini berarti responden dokter
dalam pengisiannya pada rekam medis sudah banyak
yang lengkap.
Kebenaran dari hasil pengisian rekam medis yang
dilakukan responden petugas administrasi sebagian besar
masuk kategori jelek yaitu 71,4%. Hal ini berarti pada
responden petugas administrasi dalam pengisiannya
pada rekam medis belum ada unsur kebenaran. Hasil
pengisian rekam medis yang dilakukan oleh responden
perawat sebagian besar masuk kategori sedang yaitu
sebesar 71,7%. Hal ini berarti responden perawat dalam
pengisiannya pada rekam medis masih ada yang belum
benar. Hasil pengisian rekam medis yang dilakukan oleh
responden dokter seluruhnya masuk kategori sedang yaitu
sebesar 100%. Hal ini berarti responden dokter dalam
pengisiannya pada rekam medis sudah banyak yang
menulis dengan benar.
Legalitas dari hasil pengisian rekam medis yang
dilakukan oleh responden perawat sebagian besar
masuk kategori sedang yaitu sebesar 45%. Hal ini berarti
responden perawat dalam pengisiannya pada rekam
medis masih ada yang tidak ada autentikasinya. Hasil
pengisian rekam medis yang dilakukan oleh responden
dokter sebagian besar masuk kategori baik yaitu sebesar
50%. Hal ini berarti responden dokter dalam pengisiannya
pada rekam medis sudah banyak yang menulis dengan
legal atau ada bukti autentikasinya.
Hasil pengisian rekam medis yang dilakukan
responden petugas administrasi sebagian besar masuk
kategori jelek yaitu 71,4%. Hal ini berarti pada responden
petugas administrasi dalam pengisiannya pada rekam
medis belum ada unsur kelengkapan, kebenaran dan
legalitas. Hasil pengisian rekam medis yang dilakukan
oleh responden perawat sebagian besar masuk kategori
sedang yaitu sebesar 58,3%. Hal ini berarti responden
perawat dalam pengisiannya pada rekam medis masih
belum lengkap, benar dan legal. Hasil pengisian rekam
medis yang dilakukan oleh responden dokter sebagian
besar masuk kategori sedang yaitu sebesar 80%. Di mana
responden dokter dalam penulisannya waktu mengisi
rekam medis masih belum lengkap, benar dan legalitas.
Faktor material berupa keadaan ketersediaan
form rekam medis, kejelasan isi format rekam medis,
kemudahan pengisian rekam medis, kesesuaian lembar
rekam medis dengan hal yang harus dicatat. Sebagian
besar dari ketersediaan rekam medis adalah cukup yaitu
sebesar 62,3%. Keadaan ini menyebabkan sebagian
besar dari hasil pengisian rekam medis masuk kategori
sedang yaitu sebesar 57,1%. Hasil ini mempunyai kurang
berpengaruh antara ketersediaan rekam medis dengan
hasil pengisian rekam medis.
Tabel 3.
Pengaruh Faktor Material, Pengetahuan Prosedur dan Proses Pengisian Rekam Medis
dengan Hasil Pengisian Rekam Medis
Faktor Material
Ketersediaan form rekam medis
Kejelasan isi form rekam medis
Kemudahan pengisian rekam medis
Kesesuaian lembar rekam medis
Waktu pengisian yang longgar
Jelek
n
5
5
5
5
25
Pengetahuan prosedur
Jelek
N
16
7
2
Rendah
Sedang
Tinggi
Pengetahuan Alur
%
39
25
25
Jelek
N
8
17
Rendah
Sedang
Pengetahuan Prosedur
Rendah
Sedang
Tinggi
%
6,5
6,5
6,5
6,5
49,3
%
27,6
35,4
Jelek
N
21
4
0
%
70
10
0
Hasil pengisian rekam medis
Sedang
Baik
N
%
N
%
44
57,1
28
36,4
44
57,1
28
36,4
44
57,1
28
36,4
44
57,1
28
36,4
49
63,6
3
3,9
Hasil pengisian rekam medis
Sedang
Baik
N
%
N
%
23
56,1
2
4,9
20
71,4
1
3,6
6
75
0
0
Hasil pengisian rekam medis
Sedang
Baik
N
%
N
%
21
72,4
0
0
28
58,3
3
6,3
Hasil pengisian rekam medis
Sedang
Baik
N
%
N
%
9
30
0
0
35
87,5
1
2,5
5
71,4
2
28,6
Total
n
77
77
77
77
77
%
100
100
100
100
100
Total
n
41
28
8
%
100
100
100
Total
n
48
29
%
100
100
Total
n
30
40
7
%
100
100
100
64
Kejelasan isi format rekam medis adalah jelas yaitu
sebesar 100%. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar
dari hasil pengisian rekam medis masuk kategori sedang
yaitu sebesar 57,1. Secara keseluruhan bahwa dengan
kejelasan isi format rekam medis yang mendapatkan hasil
pengisian rekam medis yang menuju kategori sedang.
Hal ini merupakan bahwa kemungkinan pengaruh antara
kejelasan isi format rekam medis yang jelas dengan hasil
pengisian rekam medis yang sedang.
Kemudahan pengisian rekam medis adalah mudah
yaitu sebesar 100%. Sebagian besar dari hasil pengisian
rekam medis masuk kategori sedang yaitu sebesar
57,1%. Secara keseluruhan bahwa dengan kemudahan
pengisian rekam medis yang mudah akan mendapatkan
hasil pengisian rekam medis yang menuju kategori
sedang. Hasil ini mempunyai kurang berpengaruh
antara kemudahan pengisian rekam medis dengan hasil
pengisian rekam medis.
Kesesuaian lembar rekam medis dengan hal yang
harus dicatat terhadap hasil pengisian rekam medis
adalah sesuai yaitu sebesar 100%. Hal ini menyebabkan
sebagian besar dari hasil pengisian rekam medis masuk
kategori sedang yaitu sebesar 57,1%. Secara keseluruhan
bahwa dengan kesesuaian lembar rekam medis dengan
hal yang harus dicatat yang sesuai akan mendapatkan
hasil pengisian rekam medis yang menuju kategori
sedang. Hasil ini mempunyai kurang berpengaruh antara
kesesuaian lembar rekam medis dengan hal yang harus
dicatat terhadap hasil pengisian rekam medis.
Adanya waktu yang longgar masih terjadi suatu
hasil pengisian rekam medis yang jelek yaitu sebesar
34,4%. Sebagian besar responden merasakan mempunyai
waktu longgar dalam mengisi rekam medis. Adanya
waktu longgar dalam mengisi rekam medis, tapi masih
menyebabkan hasil pengisian rekam medis sebagian kecil
masuk kategori baik. Hasil ini menandakan bahwa keadaan
waktu yang longgar kurang berpengaruh terhadap hasil
pengisian rekam medis. Hasil ini mempunyai pengaruh
yang tidak besar antara keadaan waktu untuk mengisi
rekam medis dengan hasil pengisian rekam medis. Dari
penelitian ini dapat dinyatakan bahwa faktor material ini
kurang berpengaruh pada hasil pengisian rekam medis.
Sebagian besar pengetahuan tentang prosedur
rekam medis yang rendah menyebabkan terjadinya suatu
proses pengisian rekam medis yang jelek. Sebagian
besar pengetahuan tentang prosedur pengisian rekam
medis responden masuk kategori rendah (56,1%). Pada
penelitian ini adanya pengetahuan tentang prosedur
rekam medis mempunyai pengaruh dalam hasil pengisian
rekam medis. Pengetahuan alur yang sedang masih terjadi
hasil pengisian rekam medis yang jelek. Sebagian besar
pengetahuan alur penyerahan rekam medis masuk dalam
kategori rendah dan menyebabkan terjadinya suatu hasil
pengisian rekam medis yang sedang yaitu sebesar 58,3%.
Pada penelitian ini pengetahuan alur penyerahan rekam
medis mempunyai pengaruh dalam proses pengisian
rekam medis. Pada penelitian ini adanya pengetahuan
J. Adm. Kebijak. Kesehat., Vol. 11, No. 2, Mei–Agustus 2013: 60–65
tentang prosedur rekam medis hanya berpengaruh dalam
hasil pengisian rekam medis. Begitu juga pengetahuan
alur penyerahan rekam medis mempunyai pengaruh
dalam hasil pengisian rekam medis.
Proses pengisian rekam medis yang sedang masih
tetap terjadinya suatu hasil pengisian rekam medis
yang jelek yaitu sebesar 10%. Proses pengisian rekam
medis yang jelek masih tetap terjadinya suatu hasil
pengisian rekam medis yang jelek yaitu sebesar 70%.
Proses pengisian rekam medis yang sedang masih
tetap terjadinya suatu hasil pengisian rekam medis yang
sedang yaitu sebesar 87,5%. Hal ini merupakan bahwa
kemungkinan ada pengaruh antara proses pengisian
rekam medis dengan hasil pengisian rekam medis. Jadi
peran dalam proses pengisian rekam medis mempunyai
pengaruh dalam hasil pengisian rekam medis. Pada
penelitian ini proses pengisian rekam medis mempunyai
pengaruh sangat besar dalam hasil pengisian rekam
medis. Prosentase yang rendah dalam pengisian rekam
medis menunjukkan bahwa mutu rekam medis masih
belum dikatakan baik. Sehingga untuk kelengkapan dan
perilaku dalam pengisian haruslah ditingkatkan agar
dalam aspek legalitas dan dokumentasi dapat terlaksana
dengan baik.
SIMPULAN
Hasil pengisian rekam medis di RSD Balung yang
masuk kategori jelek disebabkan pengaruh dari proses
pengisian rekam medis pada semua jenis profesi serta
pengetahuan prosedur rendah dan pengetahuan alur
rekam medis yang rendah. Hasil pengisian rekam medis
tidak dipengaruhi oleh ketersediannya format rekam
medis, kejelasan format rekam medis, kemudahan cara
pengisian format rekam medis, kesesuaian lembar form
rekam medis, kesediaan waktu mengisi format rekam
medis.
SARAN
Membuat suatu peraturan di RSD Balung supaya
bisa meningkatkan kemauan, kesadaran, motivasi dan
kepatuhan dari pengisi rekam medis. Hal tersebut bertujuan
agar proses pengisian rekam medis bisa berjalan terus
dan sebaik mungkin. Harapannya kelengkapan dari hasil
pengisian rekam medis menjadi meningkat. Salah satunya
adalah dengan membuat suatu petunjuk teknis pengisian
rekam medis, mengkaji ulang prosedur pengisian rekam
medis yang sudah ada dan mensosialisasikan prosedur
pengisian rekam medis yang baru. Meningkatkan
pengetahuan tentang prosedur rekam medis, supaya bila
pengisi rekam medis sudah mengetahui dan menjalankan
dengan baik, bisa mempercepat proses pengisian rekam
medis dan hasil pengisian rekam medis bisa tiba di Bagian
Rekam Medis sebelum 2 x 24 jam. Dukungan pimpinan
dalam bentuk komunikasi, himbauan atau pelatihan,
secara kesinambungan diperlukan untuk meningkatkan
kelengkapan rekam medis.
65
Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis (Gini Wuryandari)
DAFTAR PUSTAKA
Gemala,H 2008, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di
Sarana Pelayanan Kesehatan, Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).
Halim, P 2008, Hubungan Penghargaan (Reward) dengan Motivasi
Dokter dalam Pengisian Rekam Medis di RSUD Sidikalangn
tahun 2008, Medan: FKM USU.
Koagouw, Maria, Hari Kusnanto, Andreasta Meliala. 2004. Efek
Himbauan Pelatihan Terhadap Kelengkapan Rekam Medis
Pasien Rawat Inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado.
Yogyakarta: Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Kusnanto, Hari. 1996. Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Kursus Mahir Perekam Medis Profesional. Yogyakarta: Program
Magister Manajemen Rumah Sakit UGM.
Manual Rekam Medis, 2006, Jakarta: Konsil Kedokteran
Indonesia.
Mariana, Dina. 2009. Analisis Kelengkapan Rekam Medis Rawat
Jalan Psikiatri RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Periode
Januari–Mei 2009. Jakarta: FKM UI.
Permenkes 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.
Ratmanasuci, R 2008, Analisis Kelengkapan Pengisian Dokumen
Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Kota Semarang Tahun
2008, Semarang: FKM UNDIP.
Download