Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRICS DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN TEMBAKAN SEPAKBOLA (Studi Eksperimen Latihan Plyometrics Knee Tuck Jump dan Latihan Plyometrics Squat Jump pada Mahasiswa Pembinaan Prestasi Sepakbola Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta) Oleh: Teddy Agoeng Soelistyo ABSTRACT This research aims to find out: (1) the difference between the effect of plyometrics knee tuck jump training and plyometrics squat jump training on increased football kicking accuracy, (2) the difference of increased football kicking accuracy between students with high and low leg muscle strength, (3) the interaction effect between the plyometrics training method and leg muscle strength on increased football kicking accuracy. This research employed an experimental method with 2 x 2 factorial design. The population of the research in the students achievement coaching football of Teaching and Learning Faculty of Surakarta Tunas Pembangunan University, as many as 60 students. The sampling technique was purposive random sampling. ANOVA was used to analyzing data, the data analysis prerequisite test was done using the sample normality test (Lilliefors test with α = 0.05%) and variance homogeneity test (Bartlett test with α = 0.05%). Based on the result of the analysis, conclusions are drawn as follows: (1) There is a difference plyometrics knee tuck jump training and plyometrics squat jump training on increased football kicking accuracy. The effect of plyometrics squat jump training is better than that plyometrics knee tuck jump training, (2) there is a difference on increased football kicking accuracy between the students with high and low leg muscle strength. The effect to on increased football kicking accuracy between the students with high leg muscle strength is better then the one with low leg muscle strength, (3) there is a effect of interaction between plyometrics training method with leg muscle strength on increased football kicking accuracy. The students with high leg muscle strength has according if it is plyometrics knee tuck jump training. While the students with low leg muscle strength has according if it is plyometrics squat jump training. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) Keywords: Plyometrics Knee Tuck Jump Training, Plyometrics Squat Jump Training, Leg Muscle Strength, Football. A. Latar Belakang Masalah Proses pembinaan olahraga di Indonesia saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah diikuti belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Misalnya di pentas olahraga tingkat Asia, Indonesia masih ketinggalan jauh dari negara Cina meskipun dalam satu atau dua cabang olahraga prestasi Indonesia telah mencapai tingkat dunia. Proses pembinaan olahraga ini harusnya di pahami sebagai suatu sistem yang kompleks, sehingga masalah yang terdapat didalamnya perlu ditelaah dari sudut pandang yang luas. Pembinaan sebagaimana yang dimaksud antara lain dapat dilakukan pada aspek gerakan. Gerakan-gerakan dalam bidang olahraga diharapkan dilakukan dengan cara efisien dan teknik yang benar. Gerakan dikatakan efisien apabila gerakan-gerakan yang terkoordinasi dengan baik dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya dengan perolehan nilai yang tinggi, dengan arah yang baik, dan menggunakan tenaga sekecil mungkin. Seseorang yang mampu melakukan gerakan-gerakan secara efisien, orang tersebut dapat dikatakan terampil. Gerakan yang terampil pada dasarnya merupakan gerakan yang efisien. Keterkaitan antara berbagai faktor akan dapat menimbulkan gerakan yang efisien. Hal ini sesuai pendapat Drowatzky (1981:34) yaitu “tiga komponen utama yang mendukung gerakan yang efisien, yaitu kesegaran jasmani dan kemampuan gerak, kemampuan penginderaan atau sensori serta proses-proses perseptual”. Untuk itu dalam gerakan efisien diperlukan latihan-latihan yang benar, kontinyu dan teratur serta pemecahan masalah prestasi olahraga yang baik pula. Hal ini disebabkan apabila dalam latihan kurang benar, tidak direncanakan terprogram lebih dahulu maka jalannya latihan kurang sempurna dan prestasi olahraga tidak maksimal. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) Peningkatan prestasi olahraga sepakbola banyak mengalami kendala, karena kurangnya pengembangan teori dan pemanfaatan metodologi latihan yang didukung dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan serta peningkatan kualitas pelatihan pembinaan olahraga. Pembinaan tersebut dapat dicapai melalui pembibitan secara dini dan peningkatan melalui pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu pengetahuan yang terkait. Menurut Nossek (1982:1) “berbagai ilmu yang berkaitan dengan olahraga antara lain adalah fisiologi latihan, biomekanika olahraga, paedagogi dibidang olahraga, sosiologi olahraga, psikologi olahraga dan kesehatan olahraga”. Sebagai pelatih seharusnya mengetahui dan memahami pengetahuan-pengetahuan yang telah disebutkan. Hal ini penting karena pengetahuan-pengetahuan tersebut sebagai konsep yang mendasari dalam penetapan suatu program latihan fisik yang efektif dan dapat diterapkan di dunia pendidikan. Peningkatan ketepatan tembakan sepakbola dipengaruhi oleh kualitas otot yang dimiliki pemain. Untuk memperoleh hasil peningkatan ketepatan tembakan sepakbola yang maksimal, tentunya diperlukan kekuatan otot tungkai dan juga dari semua kelompok otot yang mendukung gerakan tembakan sepakbola. Dari sekian banyak kelompok otot yang berperan dalam gerakan tembakan sepakbola yang paling dominan yaitu otot tungkai. Oleh karena itu pemberian latihan khusus pada otot tersebut perlu mendapat perhatian yang lebih, dengan tidak mengesampingkan latihan bagi kelompok otot pendukung lainnya. Ada berbagai macam metode latihan plyometrics yang dapat diterapkan dalam melatih kekuatan otot tungkai, diantaranya dengan metode latihan plyometrics. Karena dengan metode latihan plyometrics tersebut diharapkan dapat meningkatkan power, kekuatan, kecepatan, daya ledak serta elastisitas otot. Berkaitan dengan metode latihan kesegaran fisik umum dan khusus, dapat dikemukakan beberapa metode latihan fisik seperti latihan berbeban, latihan interval, latihan sirkuit, dan latihan plyometrics. Masing-masing metode latihan tersebut mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda. Dalam penelitian ini Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) menggunakan metode latihan plyometrics karena latihan plyometrics merupakan suatu metode khusus untuk meningkatkan power yang sesuai dengan cabang olahraga sepakbola. Latihan plyometrics diperkirakan menstimulasi berbagai perubahan dalam neuromoskuler, memperbesar kelompok otot untuk memberikan respon lebih cepat dan lebih kuat terhadap perubahan-perubahan yang ringan dan panjangnya otot. Salah satu ciri penting latihan plyometrics adalah pengkondisian neuromuskuler sehingga memungkinkan adanya perubahan-perubahan arah yang lebih cepat dan lebih kuat. Dengan mengurangi waktu yang diperlukan untuk perubahan arah ini, maka kekuatan dan kecepatan dapat ditingkatkan (Radcliffe & Farentinos, 1985:8-9). Pemilihan dan penerapan metode dalam latihan ketepatan tembakan sepakbola untuk mahasiswa sepakbola Jurusan Pendidikan Olahraga Kepelatihan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, agar metode yang diterapkan mampu meningkatkan hasil latihan mahasiswa dalam penguasaan ketepatan tembakan sepakbola, maka pada penelitian ini akan dicobakan dua macam metode yang diterapkan dalam proses latihan ketepatan tembakan sepakbola yakni metode latihan plyometrics knee tuck jump dan latihan plyometrics squat jump. Dalam meningkatkan prestasi sepakbola diperlukan berbagai pertimbangan dan perhitungan serta analisis yang cermat mengenai faktor-faktor yang menentukan dan menunjang prestasi sepakbola. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah kekuatan otot tungkai. Oleh karena itu perlunya kekuatan otot tungkai untuk mengetahui prestasi sepakbola yang telah dilatih dengan latihan plyometrics. Keberhasilan dalam prestasi olahraga, perlu di dukung pula oleh kekuatan dan kecepatan. Seperti yang dikemukakan oleh Yessis & Turbo (1988:94) bahwa “untuk keberhasilan dalam prestasi olahraga, tidak hanya kekuatan yang diperlukan tetapi perlu didukung kecepatan dan percepatan”. Sebagai contoh seorang pemain bolavoli atau bulutangkis, harus dapat meloncat dengan Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) kecepatan yang tepat untuk dapat melakukan variasi smash, atlet lempar lembing harus dapat menggerakkan lengan dengan kecepatan yang tepat untuk dapat melempar. Ini berarti otot yang bekerja harus dapat berkontraksi secara maksimal dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu pemberian latihan harus bersifat khusus, sesuai dengan karakteristik kondisi fisik yang akan dikembangkan. Kondisi fisik merupakan satu persyaratan yang sangat penting dan diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet. Sajoto (1995:8-10) mengemukakan bahwa “Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya”. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, meskipun pengembangannya dilakukan dengan skala prioritas sesuai dengan kebutuhan. Unsur-unsur atau komponen kondisi fisik tersebut meliputi: “kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan kecepatan reaksi”. Selanjutnya Sajoto (1995:59) menambahkan bahwa “Salah satu komponen kondisi fisik yang penting guna mendukung komponen-komponen lainnya adalah komponen kekuatan otot”. Pendapat senada dikemukakan oleh Harsono (1988:177) yang menyatakan bahwa “Kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik, karena kekuatan merupakan daya penggerak dari setiap aktivitas fisik”. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Latihan Plyometrics dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola (Studi Eksperimen Latihan Plyometrics Knee Tuck Jump dan Latihan Plyometrics Squat Jump pada Mahasiswa Pembinaan Prestasi Sepakbola Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Tahun Pelajaran)”. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perlu dirumuskan permasalahanpermasalahan sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh antara latihan plyometrics knee tuck jump dan latihan plyometrics squat jump terhadap peningkatan ketepatan tembakan sepakbola? 2. Adakah perbedaan peningkatan ketepatan tembakan sepakbola antara mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan rendah? 3. Adakah pengaruh interaksi antara metode latihan plyometrics dan kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan ketepatan tembakan sepakbola? C. Pembahasan Masalah 1. Ketepatan Tembakan Sepakbola a. Ketepatan Ketepatan tembakan merupakan gabungan dua kata antara ketepatan dan tembakan. Yang dimaksud dengan ketepatan adalah “kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke sasaran atau target sesuai kemampuannya” (Suharno, 1993:64). Ketepatan dipengaruhi oleh koordinasi, jarak dan besarnya target, ketajaman indera, kecepatan gerak, perasaan gerak serta teknik gerakan itu sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa, ketepatan tembakan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan tembakan ke arah sasaran atau target. Ketepatan tembakan dipengaruhi oleh koordinasi, jarak dan besarnya target, ketajaman indera, kecepatan gerak, perasaan gerak serta teknik gerakan tembakan. b. Tembakan Sepakbola Shooting sepakbola adalah gerakan yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola, terlepas sama sekali Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 dari permainannya. Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) Maksudnya adalah pemain melakukan gerakan-gerakan dengan bola dan gerakan-gerakan tanpa bola. Dengan demikian setiap pemain dapat dengan mudah memerintah bola dan memerintah badan atau anggota badan sendiri dalam semua situasi bermain. Setiap pemain sepakbola dengan mudah dapat memerintah bola dengan kakinya, dengan tungkainya, dengan badannya, dengan kepalanya, kecuali dengan kedua belah tangannya yang dilakukan dengan cepat dan cermat. Dengan demikian setiap pemain telah memiliki gerakan yang otomatis atau ball feeling yang sempurna serta peka terhadap bola. Penguasaan keterampilan yang baik dapat diperoleh melalui usaha pengkajian terhadap peserta didik, bentuk dan modal pembelajaran serta faktor-faktor yang menunjang pada cabang olahraga yang bersangkutan. Pembentukan keterampilan olahraga pada umumnya banyak berhubungan dengan tindakan yang menyangkut gerakan-gerakan koordinasi otot. Koordinasi gerakan dipengaruhi oleh fungsi syaraf dan diperoleh dari hasil belajar. Oleh karena itu untuk memperoleh tingkat keterampilan gerak yang tinggi diperlukan belajar dalam jangka waktu yang lama agar fungsi sistem syaraf dapat terkoordinasi dengan sempurna yang menuju pada otomatisasi gerakan. Pyke (1991:61) menyatakan bahwa “tanpa belajar atau latihan suatu keterampilan tidak akan tercapai”. c. Unsur Fisik yang Terlibat dalam Tembakan Sepakbola Pada sepakbola berbagai jenis gerakan unsur fisik yang terlibat adalah kecepatan, kekuatan, kelentukan, kelincahan dan ketepatan. Sedangkan menurut Engkos (1993:54) komponen fisik yang diperlukan pada cabang olahraga sepakbola adalah pada bahu memerlukan kekuatan otot, daya tahan otot, agilitas dan kelentukan, pada punggung memerlukan kekuatan otot, pada dada memerlukan kekuatan otot, daya tahan otot, pada lengan memerlukan kekuatan otot, daya tahan otot, Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) agilitas dan kelentukan serta power, pada tungkai memerlukan kekuatan otot, daya tahan otot, agilitas dan kelentukan serta power. Jadi pada tembakan sepakbola memerlukan kekuatan otot, daya tahan otot, agilitas dan kelentukan serta power, karena tembakan sepakbola merupakan peran dari gerakan tungkai. d. Sistem Energi pada Tembakan Sepakbola Berdasarkan pendapat dari Johansyah (2004:78), pada sepakbola secara aspek fisiologis kemampuan anaerobik lebih besar dari pada aerob, dengan perbandingan kurang lebih 60:40, maka kebutuhan energi pada sepakbola menggunakan sistem ATP-PC dan Glikolisis pada saat “in play”. Hal ini senada dengan pendapat Agung (2004:44) bahwa sistem energi yang digunakan pada pencak silat mencakup anaerobik alaktik (ATP-PC) dan anaerobik laktik (glikolisis). e. Biomekanika Tembakan Sepakbola Pergerakan pada tungkai mempertimbangkan pada aspek mekanika yang terjadi. Mekanika yang mendasari meliputi sistema gaya dan sistema lever yang bekerja pada masing-masing sendi. Selain itu juga mempertimbangkan aspek osteokinematika dan artrokinematika yang terjadi pada masing-masing sendi pada tungkai. Gerakan tembakan sepakbola melibatkan komponen pasif dan aktif pada seluruh tungkai, baik mencakup tulang, sendi, otot dan persyarafan yang terdapat pada tungkai. Tembakan sepakbola yang baik adalah tembakan yang keras, kuat dan cepat, terkoodinasi dengan baik. Pada dasarnya pada saat tembakan melibatkan unsur kecepatan, kekuatan dan kelentukan dalam melakukan gerakannya. 2. Latihan Fisik Banyak pendapat tentang latihan fisik. Pendapat para ahli adalah sebagai berikut; Latihan fisik adalah kegiatan dalam memberikan beban pada tubuh Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) secara teratur, sistematis, berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan kerja (Brooks & Fahey, 1984:395). Agak berbeda dengan pendapat Suharno (1993:7) menyatakan bahwa, latihan adalah suatu proses penyempurnaan pemain secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik, teknik, taktik dan mental secara teratur, terarah, meningkat, bertahap dan berulang-ulang. a. Tujuan Latihan Fisik Tujuan latihan fisik secara umum tergantung dari macam sasaran yang akan dikembangkan yang dapat mencakup sebagai berikut: (1) meningkatkan kualitas fisik, (2) meningkatkan prestasi, (3) pencegahan terhadap kerusakan, (4) rehabilitasi maupun pengobatan akibat kerusakan, (5) Rehabilitasi karena penyakit (Soekarman, 1987:10) atau sesuai olahraga yang dilakukan, baik untuk rekreasi, pendidikan, kesegaran jasmani dan prestasi (Sajoto, 1995:1-2). b. Prinsip-Prinsip Latihan Fisik Untuk mencapai hasil latihan fisik yang optimal dan sesuai tujuan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Banyak pendapat para pakar yang mendeskripsikan tentang prinsipprinsip latihan fisik. Menurut Pyke (1991:115-121) mengemukakan mengenai prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan sebagai berikut : (1) prinsip beban berlebih, (2) prinsip pemulihan, (3) prinsip kembali asal (reversibility), (4) prinsip kekhususan dan (5) prinsip individualitas. c. Mekanisme Kontraksi Otot Secara umum olahraga sepakbola merupakan sebuah olahraga yang terfokus kepada kekuatan kaki dan ketahanan, otot-otot utama yang perlu dilatih adalah otot bahu, dada, lengan atas, perut, paha, tungkai bagian bawah, dan otot pergelangan kaki (Hidayatullah, 1995:124). Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) Reseptor sensori utama yang bertanggung jawab atas deteksi pemanjangan serabut-serabut otot yang cepat ini adalah muscle spindle, yang mampu memberi respon kepada besaran dan kecepatan perubahan panjang serabut-serabut otot. Jenis respon peregangan lainnya, yakni organ tendon golgi, terletak dalam tendon-tendon dan memberi respon terhadap tegangan yang berlebihan sebagai akibat kontraksi yang kuat atau peregangan otot (Radcliffe & Farentinos, 1985:111) d. Sistem Energi Energi yang diperlukan untuk suatu kegiatan atau kontraksi otot tidak dapat diserap langsung dari makanan yang dimakan, akan tetapi diperoleh dari persenyawaan yang disebut ATP (Adenosin Triphosphate). ATP inilah yang merupakan sumber energi yang langsung digunakan otot untuk melakukan kontraksi. ATP merupakan suatu komponen kompleks yang tersusun atas satu komponen adenosine dan tiga komponen phosphate. ATP ini tersimpan dalam otot rangka dalam jumlah yang sangat terbatas. Supaya kontraksi otot tetap berlangsung, maka ATP ini ini segera disintesis kembali. ATP bisa diberikan pada sel-sel otot melalui 3 (tiga) cara metabolisme, yaitu: 2 (dua) secara Anaerobik dan 1 (satu) secara aerobik. Ketiga cara ini disebut : (1) Sistem ATP-PC (2) Glikolisis anaerobik; (3) Sistem aerobik. e. Latihan Plyometrics Radcliffe & Farentinos (1985:1) mengemukakan Plyometrics adalah suatu metode untuk mengembangkan daya ledak (explosive power), suatu komponen penting dari sebagian prestasi olahraga. Asal istilah Plyometrics diperkirakan dari bahasa Yunani “pletyhuen”, berarti memperbesar “ukuran” Chu (1992:5). Sekarang ini plyometrics mengacu pada latihan-latihan yang ditandai dengan kontraksi-kontraksi otot yang kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis atau peregangan otot-otot yang terlibat. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) Bentuk plyometrics yang dipilih dalam latihan ini adalah latihan plyometrics knee tuck jump dan squat jump. Pemilihan kedua bentuk latihan ini agar dapat dijadikan acuan bagi peneliti untuk membuat program latihan plyometrics yang sesuai bagi mahasiswa yang menjadi sampel penelitian. Dengan program latihan plyometrics knee tuck jump dan squat jump yang sesuai diharapkan terjadi peningkatan kemampuan mahasiswa dalam melakukan ketepatan tembakan sepakbola. f. Latihan Plyometrics Knee Tuck Jump Knee tuck jump merupakan latihan gerakan meloncat dengan lutut di tekuk dan kaki menolak pada tanah untuk meloncat dan mendarat dengan mengeper. Latihan plyometrics knee tuck jump akan berpengaruh terhadap otot gluteus, gastrocnemius, quadriceps, hamstring dan hip flexors (Radcliffe & Farentinos, 1985:54) dan merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan power, karena latihan ini akan membentuk kemampuan unsur kekuatan dan unsur kecepatan otot, yang menjadi dasar terbentuknya daya ledak (power). g. Latihan Plyometrics Squat Jump Squat jump merupakan latihan plyometrics yang dilakukan secara cepat dan eksplosif untuk meningkatkan power tungkai bawah dengan gerakan meloncat-loncat (dengan dua kaki tumpu). Latihan plyometrics squat jump akan berpengaruh terhadap otot gluteus, gastrocnemius, quadriceps, hamstring dan hip flexors (Radcliffe & Farentinos, 1985:54) dan merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan power, karena latihan ini akan membentuk kemampuan unsur kekuatan dan unsur kecepatan otot, yang menjadi dasar terbentuknya daya ledak (power). 3. Kekuatan Otot Tungkai Banyak pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi kekuatan. Komi (1992:5) mengemukakan bahwa “kekuatan adalah Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) kemampuan untuk mengeluarkan daya maksimal”. Pendapat ini menunjukkan bahwa kekuatan individu dapat dibandingkan dengan kemampuan untuk mengangkat beban maksimal. Sedangkan Fox, et al (1988:6) menyatakan bahwa kekuatan merupakan daya (force) suatu otot atau sekelompok otot yang dapat melawan tahanan dengan usaha maksimal. Dari pernyataan Fox ini, menandakan bahwa otot atau sekelompok otot dapat diukur dan diketahui kekuatannya. Johnson & Nelson (1986:103) menyatakan bahwa “kekuatan merupakan kemampuan otot mengeluarkan daya untuk melawan objek yang bergerak atau yang tidak dapat bergerak”. a. Macam-Macam Kekuatan Dalam bidang olahraga, kekuatan dapat dikategorikan menjadi beberapa tipe. Seperti yang dikemukakan oleh Bompa (1994:23-25), yang membagi kekuatan menjadi 8 tipe yaitu: “Kekuatan umum, kekuatan khusus, kekuatan maksimal, daya tahan otot, daya ledak, kekuatan absolute, kekuatan relative dan kekuatan cadangan”. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Baik tidaknya kekuatan otot seseorang, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Suharno (1993:39-40), faktor-faktor penentu kekuatan seseorang terdiri dari: 1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang tergantung dari proses hipertropi otot). 2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makin banyak fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar. 3) Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar kekuatan. 4) Innervasi otot baik pusat maupun perifer. 5) Keadaan zat kimia dalam otot (glikogen, ATP). 6) Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berarti kekuatan tersebut pada saat bekerja makin besar. 7) Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) c. Pentingnya Kekuatan Pengembangan kekuatan baik secara umum maupun pengembangannya melalui program latihan kekuatan khusus dan dapat berpedoman pada variasi bentuk kekuatan otot. Dari latar belakang masalah telah dikemukakan bahwa kekuatan merupakan unsur yang sangat penting dalam aktivitas olahraga, karena kekuatan merupakan daya penggerak, dan pencegah cedera. Selain itu kekuatan memainkan peranan penting dalam komponen-komponen kemampuan fisik yang lain misalnya power, kelincahan kecepatan. Oleh karena itu pengkajian mengenai kekuatan ini menjadi sangat penting, karena kekuatan merupakan faktor utama untuk menciptakan prestasi yang optimal. D. Hasil Penelitian 1. Deskipsi Data Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Ketepatan Tembakan Sepakbola Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Metode Latihan Plyometrics dan Tingkat Kekuatan Otot Tungkai Perlakuan Latihan Plyometrics Knee Tuck Jump Tingkat Kekuatan Otot Tungkai Tinggi Rendah Latihan Plyometrics Squat Jump Tinggi Rendah Statistik Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD Hasil Tes Awal Hasil Tes Peningkatan Akhir 440,00 44,000 7,379 475,00 47,500 8,898 335,00 33,500 14,729 400,00 40,000 7,454 Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 670,00 67,000 7,528 585,00 58,500 8,835 550,00 55,000 11,785 625,00 62,500 9,789 230,00 23,000 6,325 110,00 11,000 5,164 215,00 21,500 7,472 225,00 22,500 9,204 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) 2. Pengujian Hipotesis Tabel 2. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Variasi Dk JK RJK Fo Ft Rata-rata Perlakuan A B AB Kekeliruan Total 1 1 1 1 36 40 15210,0000 250,0000 302,5000 422,5000 1865,0000 18050,0000 15210,000 250,000 302,500 422,500 51,806 4,8257 * 5,8391 * 8,1555 * 4,11 4,11 4,11 Keterangan: JK dk RK Fo Ft A B AB * : Jumlah kuadrat : Derajat kebebasan : Rata-rata jumlah kuadrat : Harga F observasi : Harga F tabel pada α = 0.05 : Kelompok metode latihan plyometrics : Kelompok mahasiswa berdasarkan klasifikasi kekuatan otot tungkai : Interaksi antara kelompok metode latihan plyometrics dengan kekuatan otot tungkai : Tanda signifikan pada α = 0.05. E. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan plyometrics knee tuck jump dan latihan plyometrics squat jump terhadap peningkatkan ketepatan tembakan sepakbola. Pengaruh latihan plyometrics squat jump lebih baik dari pada latihan plyometrics knee tuck jump dalam meningkatkan ketepatan tembakan sepakbola. 2. Ada perbedaan peningkatan ketepatan tembakan sepakbola antara mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan rendah. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) Peningkatan ketepatan tembakan sepakbola pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah. 3. Terdapat pengaruh interaksi antara metode latihan plyometrics dan kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan ketepatan tembakan sepakbola. a. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi lebih cocok jika diberikan latihan plyometrics knee tuck jump. b. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah lebih cocok jika diberikan latihan plyometrics squat jump. DAFTAR PUSTAKA Agung Nugroho. 2004. “Tes Keterampilan Pencak Silat Mahasiswa FIK UNY”. Majalah Ilmiah Olahraga. Vol. 10 Edisi April. Yogyakarta: FIK UNY. Bompa, O. T. 1994. Power Training For Sport: Plyometrics For Maximum Power Development. Ontario: Mosaic Press. Brooks, G.A. & Fahey, T.D. 1984. Exercise Physiology Human Bioenergetics and its Aplication. Canada: Jhon Wiley & Sons Inc. Chu, Donald A. 1992. Jumping Into Plyometrics. California: Leisure Press. Champaign, Illinois. Drowatzky, Jhon N. 1981. Motor Learning, Principle and Practice. Minneapolis. Minnesota : Burgess Publishing Company. Engkos Kokasih. 1993. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademi Presinddo. Fox, E. L., Bowers, RW., Foss, M.L. 1988. The Psysiological Basis of Physical Education and Athletics. Philadelphia: WB. Sounders Company. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012 Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola. (Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo) Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: Ditjen Dikti. Hidayatullah, M. F. 1995. Teori Umum Latihan: Terjemahan General Theory of Training. Josef Nossek. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Johansyah Lubis. 2004. Pencak Silat: Panduan Praktis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Johnson Barry L. & Nelson Jack K. 1986. Practical Measure of Evaluation in Physical Education. Fourth Edition. United States of Amerika: MacMillan Publishing Company a division of Macmillan Inc. Komi, P.V. 1992. Strenght and Power in Sport. Victoria: Bleckwell Scientific Publication. Nossek, Josef. 1982. General Theory of Training. Logos : Pan African Press. Pyke, F.S. 1991. Toward Better Coaching The Art and Science of Coaching. Canbera, Australia: Government Publishing Service. Radcliffe, J. C. & Farentinos, R.C. 1985. Plyometrics: Explosive Power Training. Second Edition. Human Kinetics Publishers, Inc, Champign, Illionis. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Soekarman, R. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina Pelatih dan Athletic. Jakarta : PT. Inti Indayu Press. Suharno HP. 1993. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Yessis, Michael & Turbo, Richard. 1988. Rahasia Kebugaran dan Pelatihan Olahraga Soviet. Terjemahan. Bandung: ITB Bandung. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012