pengaruh metode latihan plyometrics dan kekuatan

advertisement
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRICS DAN
KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN
KETEPATAN TEMBAKAN SEPAKBOLA
(Studi Eksperimen Latihan Plyometrics Knee Tuck Jump dan Latihan Plyometrics Squat Jump
pada Mahasiswa Pembinaan Prestasi Sepakbola Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tunas Pembangunan Surakarta)
Oleh: Teddy Agoeng Soelistyo
ABSTRACT
This research aims to find out: (1) the difference between the effect of
plyometrics knee tuck jump training and plyometrics squat jump training on
increased football kicking accuracy, (2) the difference of increased football kicking
accuracy between students with high and low leg muscle strength, (3) the interaction
effect between the plyometrics training method and leg muscle strength on increased
football kicking accuracy.
This research employed an experimental method with 2 x 2 factorial design.
The population of the research in the students achievement coaching football of
Teaching and Learning Faculty of Surakarta Tunas Pembangunan University, as
many as 60 students. The sampling technique was purposive random sampling.
ANOVA was used to analyzing data, the data analysis prerequisite test was done
using the sample normality test (Lilliefors test with α = 0.05%) and variance
homogeneity test (Bartlett test with α = 0.05%).
Based on the result of the analysis, conclusions are drawn as follows: (1) There
is a difference plyometrics knee tuck jump training and plyometrics squat jump
training on increased football kicking accuracy. The effect of plyometrics squat jump
training is better than that plyometrics knee tuck jump training, (2) there is a
difference on increased football kicking accuracy between the students with high and
low leg muscle strength. The effect to on increased football kicking accuracy between
the students with high leg muscle strength is better then the one with low leg muscle
strength, (3) there is a effect of interaction between plyometrics training method with
leg muscle strength on increased football kicking accuracy. The students with high
leg muscle strength has according if it is plyometrics knee tuck jump training. While
the students with low leg muscle strength has according if it is plyometrics squat
jump training.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
Keywords: Plyometrics Knee Tuck Jump Training, Plyometrics Squat Jump Training,
Leg Muscle Strength, Football.
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembinaan olahraga di Indonesia saat ini belum maksimal. Hal ini
terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah diikuti belum
menunjukkan hasil yang memuaskan. Misalnya di pentas olahraga tingkat Asia,
Indonesia masih ketinggalan jauh dari negara Cina meskipun dalam satu atau dua
cabang olahraga prestasi Indonesia telah mencapai tingkat dunia. Proses
pembinaan olahraga ini harusnya di pahami sebagai suatu sistem yang kompleks,
sehingga masalah yang terdapat didalamnya perlu ditelaah dari sudut pandang
yang luas. Pembinaan sebagaimana yang dimaksud antara lain dapat dilakukan
pada aspek gerakan. Gerakan-gerakan dalam bidang olahraga diharapkan
dilakukan dengan cara efisien dan teknik yang benar. Gerakan dikatakan efisien
apabila gerakan-gerakan yang terkoordinasi dengan baik dikombinasikan untuk
menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan
memanfaatkannya dengan perolehan nilai yang tinggi, dengan arah yang baik,
dan menggunakan tenaga sekecil mungkin. Seseorang yang mampu melakukan
gerakan-gerakan secara efisien, orang tersebut dapat dikatakan terampil. Gerakan
yang terampil pada dasarnya merupakan gerakan yang efisien. Keterkaitan antara
berbagai faktor akan dapat menimbulkan gerakan yang efisien. Hal ini sesuai
pendapat Drowatzky (1981:34) yaitu “tiga komponen utama yang mendukung
gerakan yang efisien, yaitu kesegaran jasmani dan kemampuan gerak,
kemampuan penginderaan atau sensori serta proses-proses perseptual”. Untuk itu
dalam gerakan efisien diperlukan latihan-latihan yang benar, kontinyu dan teratur
serta pemecahan masalah prestasi olahraga yang baik pula. Hal ini disebabkan
apabila dalam latihan kurang benar, tidak direncanakan terprogram lebih dahulu
maka jalannya latihan kurang sempurna dan prestasi olahraga tidak maksimal.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
Peningkatan prestasi olahraga sepakbola banyak mengalami kendala,
karena kurangnya pengembangan teori dan pemanfaatan metodologi latihan yang
didukung dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan serta peningkatan kualitas
pelatihan pembinaan olahraga. Pembinaan tersebut dapat dicapai melalui
pembibitan secara dini dan peningkatan melalui pendekatan ilmiah terhadap
ilmu-ilmu pengetahuan yang terkait. Menurut Nossek (1982:1) “berbagai ilmu
yang berkaitan dengan olahraga antara lain adalah fisiologi latihan, biomekanika
olahraga, paedagogi dibidang olahraga, sosiologi olahraga, psikologi olahraga
dan kesehatan olahraga”. Sebagai pelatih seharusnya mengetahui dan memahami
pengetahuan-pengetahuan yang telah disebutkan. Hal ini penting karena
pengetahuan-pengetahuan tersebut sebagai konsep yang mendasari dalam
penetapan suatu program latihan fisik yang efektif dan dapat diterapkan di dunia
pendidikan.
Peningkatan ketepatan tembakan sepakbola dipengaruhi oleh kualitas otot
yang dimiliki pemain. Untuk memperoleh hasil peningkatan ketepatan tembakan
sepakbola yang maksimal, tentunya diperlukan kekuatan otot tungkai dan juga
dari semua kelompok otot yang mendukung gerakan tembakan sepakbola. Dari
sekian banyak kelompok otot yang berperan dalam gerakan tembakan sepakbola
yang paling dominan yaitu otot tungkai. Oleh karena itu pemberian latihan
khusus pada otot tersebut perlu mendapat perhatian yang lebih, dengan tidak
mengesampingkan latihan bagi kelompok otot pendukung lainnya. Ada berbagai
macam metode latihan plyometrics yang dapat diterapkan dalam melatih
kekuatan otot tungkai, diantaranya dengan metode latihan plyometrics. Karena
dengan metode latihan plyometrics tersebut diharapkan dapat meningkatkan
power, kekuatan, kecepatan, daya ledak serta elastisitas otot.
Berkaitan dengan metode latihan kesegaran fisik umum dan khusus, dapat
dikemukakan beberapa metode latihan fisik seperti latihan berbeban, latihan
interval, latihan sirkuit, dan latihan plyometrics. Masing-masing metode latihan
tersebut mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda. Dalam penelitian ini
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
menggunakan metode latihan plyometrics karena latihan plyometrics merupakan
suatu metode khusus untuk meningkatkan power yang sesuai dengan cabang
olahraga sepakbola. Latihan plyometrics diperkirakan menstimulasi berbagai
perubahan
dalam
neuromoskuler,
memperbesar
kelompok
otot
untuk
memberikan respon lebih cepat dan lebih kuat terhadap perubahan-perubahan
yang ringan dan panjangnya otot. Salah satu ciri penting latihan plyometrics
adalah
pengkondisian
neuromuskuler
sehingga
memungkinkan
adanya
perubahan-perubahan arah yang lebih cepat dan lebih kuat. Dengan mengurangi
waktu yang diperlukan untuk perubahan arah ini, maka kekuatan dan kecepatan
dapat ditingkatkan (Radcliffe & Farentinos, 1985:8-9).
Pemilihan dan penerapan metode dalam latihan ketepatan tembakan
sepakbola untuk mahasiswa sepakbola Jurusan Pendidikan Olahraga Kepelatihan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan
Surakarta, agar metode yang diterapkan mampu meningkatkan hasil latihan
mahasiswa dalam penguasaan ketepatan tembakan sepakbola, maka pada
penelitian ini akan dicobakan dua macam metode yang diterapkan dalam proses
latihan ketepatan tembakan sepakbola yakni metode latihan plyometrics knee
tuck jump dan latihan plyometrics squat jump.
Dalam meningkatkan prestasi sepakbola diperlukan berbagai pertimbangan
dan perhitungan serta analisis yang cermat mengenai faktor-faktor yang
menentukan
dan
menunjang
prestasi
sepakbola.
Faktor-faktor
tersebut
diantaranya adalah kekuatan otot tungkai. Oleh karena itu perlunya kekuatan otot
tungkai untuk mengetahui prestasi sepakbola yang telah dilatih dengan latihan
plyometrics.
Keberhasilan dalam prestasi olahraga, perlu di dukung pula oleh kekuatan
dan kecepatan. Seperti yang dikemukakan oleh Yessis & Turbo (1988:94) bahwa
“untuk keberhasilan dalam prestasi olahraga, tidak hanya kekuatan yang
diperlukan tetapi perlu didukung kecepatan dan percepatan”. Sebagai contoh
seorang pemain bolavoli atau bulutangkis, harus dapat meloncat dengan
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
kecepatan yang tepat untuk dapat melakukan variasi smash, atlet lempar lembing
harus dapat menggerakkan lengan dengan kecepatan yang tepat untuk dapat
melempar. Ini berarti otot yang bekerja harus dapat berkontraksi secara maksimal
dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu pemberian latihan harus
bersifat khusus, sesuai dengan karakteristik kondisi fisik yang akan
dikembangkan.
Kondisi fisik merupakan satu persyaratan yang sangat penting dan
diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet. Sajoto (1995:8-10)
mengemukakan bahwa “Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang utuh dari
komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan
maupun pemeliharaannya”. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi
fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, meskipun
pengembangannya dilakukan dengan skala prioritas sesuai dengan kebutuhan.
Unsur-unsur atau komponen kondisi fisik tersebut meliputi: “kekuatan, daya
tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan,
ketepatan dan kecepatan reaksi”. Selanjutnya Sajoto (1995:59) menambahkan
bahwa “Salah satu komponen kondisi fisik yang penting guna mendukung
komponen-komponen lainnya adalah komponen kekuatan otot”. Pendapat senada
dikemukakan oleh Harsono (1988:177) yang menyatakan bahwa “Kekuatan
merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik, karena kekuatan
merupakan daya penggerak dari setiap aktivitas fisik”.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka
penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Latihan Plyometrics dan Kekuatan
Otot Tungkai Terhadap Peningkatan Ketepatan Tembakan Sepakbola (Studi
Eksperimen Latihan Plyometrics Knee Tuck Jump dan Latihan Plyometrics Squat
Jump pada Mahasiswa Pembinaan Prestasi Sepakbola Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Tahun Pelajaran)”.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perlu dirumuskan permasalahanpermasalahan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara latihan plyometrics knee tuck jump dan
latihan plyometrics squat jump terhadap peningkatan ketepatan tembakan
sepakbola?
2. Adakah perbedaan peningkatan ketepatan tembakan sepakbola antara
mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan rendah?
3. Adakah pengaruh interaksi antara metode latihan plyometrics dan kekuatan
otot tungkai terhadap peningkatan ketepatan tembakan sepakbola?
C. Pembahasan Masalah
1. Ketepatan Tembakan Sepakbola
a.
Ketepatan
Ketepatan tembakan merupakan gabungan dua kata antara ketepatan
dan tembakan. Yang dimaksud dengan ketepatan adalah “kemampuan
seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke sasaran atau target sesuai
kemampuannya” (Suharno, 1993:64). Ketepatan dipengaruhi oleh
koordinasi, jarak dan besarnya target, ketajaman indera, kecepatan gerak,
perasaan gerak serta teknik gerakan itu sendiri. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat dikemukakan bahwa, ketepatan tembakan adalah
kemampuan seseorang untuk mengarahkan tembakan ke arah sasaran atau
target. Ketepatan tembakan dipengaruhi oleh koordinasi, jarak dan
besarnya target, ketajaman indera, kecepatan gerak, perasaan gerak serta
teknik gerakan tembakan.
b. Tembakan Sepakbola
Shooting sepakbola adalah gerakan yang dibutuhkan dalam
permainan
sepakbola,
terlepas
sama
sekali
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
dari
permainannya.
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
Maksudnya adalah pemain melakukan gerakan-gerakan dengan bola dan
gerakan-gerakan tanpa bola. Dengan demikian setiap pemain dapat
dengan mudah memerintah bola dan memerintah badan atau anggota
badan sendiri dalam semua situasi bermain. Setiap pemain sepakbola
dengan mudah dapat memerintah bola dengan kakinya, dengan
tungkainya, dengan badannya, dengan kepalanya, kecuali dengan kedua
belah tangannya yang dilakukan dengan cepat dan cermat. Dengan
demikian setiap pemain telah memiliki gerakan yang otomatis atau ball
feeling yang sempurna serta peka terhadap bola.
Penguasaan keterampilan yang baik dapat diperoleh melalui usaha
pengkajian terhadap peserta didik, bentuk dan modal pembelajaran serta
faktor-faktor yang menunjang pada cabang olahraga yang bersangkutan.
Pembentukan keterampilan olahraga pada umumnya banyak berhubungan
dengan tindakan yang menyangkut gerakan-gerakan koordinasi otot.
Koordinasi gerakan dipengaruhi oleh fungsi syaraf dan diperoleh dari
hasil belajar. Oleh karena itu untuk memperoleh tingkat keterampilan
gerak yang tinggi diperlukan belajar dalam jangka waktu yang lama agar
fungsi sistem syaraf dapat terkoordinasi dengan sempurna yang menuju
pada otomatisasi gerakan. Pyke (1991:61) menyatakan bahwa “tanpa
belajar atau latihan suatu keterampilan tidak akan tercapai”.
c.
Unsur Fisik yang Terlibat dalam Tembakan Sepakbola
Pada sepakbola berbagai jenis gerakan unsur fisik yang terlibat
adalah kecepatan, kekuatan, kelentukan, kelincahan dan ketepatan.
Sedangkan menurut Engkos (1993:54) komponen fisik yang diperlukan
pada cabang olahraga sepakbola adalah pada bahu memerlukan kekuatan
otot, daya tahan otot, agilitas dan kelentukan, pada punggung
memerlukan kekuatan otot, pada dada memerlukan kekuatan otot, daya
tahan otot, pada lengan memerlukan kekuatan otot, daya tahan otot,
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
agilitas dan kelentukan serta power, pada tungkai memerlukan kekuatan
otot, daya tahan otot, agilitas dan kelentukan serta power.
Jadi pada tembakan sepakbola memerlukan kekuatan otot, daya
tahan otot, agilitas dan kelentukan serta power, karena tembakan
sepakbola merupakan peran dari gerakan tungkai.
d. Sistem Energi pada Tembakan Sepakbola
Berdasarkan pendapat dari Johansyah (2004:78), pada sepakbola
secara aspek fisiologis kemampuan anaerobik lebih besar dari pada aerob,
dengan perbandingan kurang lebih 60:40, maka kebutuhan energi pada
sepakbola menggunakan sistem ATP-PC dan Glikolisis pada saat “in
play”. Hal ini senada dengan pendapat Agung (2004:44) bahwa sistem
energi yang digunakan pada pencak silat mencakup anaerobik alaktik
(ATP-PC) dan anaerobik laktik (glikolisis).
e.
Biomekanika Tembakan Sepakbola
Pergerakan pada tungkai mempertimbangkan pada aspek mekanika
yang terjadi. Mekanika yang mendasari meliputi sistema gaya dan sistema
lever yang bekerja pada masing-masing sendi. Selain itu juga
mempertimbangkan aspek osteokinematika dan artrokinematika yang
terjadi pada masing-masing sendi pada tungkai.
Gerakan tembakan sepakbola melibatkan komponen pasif dan aktif
pada seluruh tungkai, baik mencakup tulang, sendi, otot dan persyarafan
yang terdapat pada tungkai. Tembakan sepakbola yang baik adalah
tembakan yang keras, kuat dan cepat, terkoodinasi dengan baik. Pada
dasarnya pada saat tembakan melibatkan unsur kecepatan, kekuatan dan
kelentukan dalam melakukan gerakannya.
2. Latihan Fisik
Banyak pendapat tentang latihan fisik. Pendapat para ahli adalah sebagai
berikut; Latihan fisik adalah kegiatan dalam memberikan beban pada tubuh
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
secara teratur, sistematis, berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan dalam melakukan kerja (Brooks & Fahey, 1984:395). Agak
berbeda dengan pendapat Suharno (1993:7) menyatakan bahwa, latihan adalah
suatu proses penyempurnaan pemain secara sadar untuk mencapai mutu
prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik, teknik, taktik dan mental
secara teratur, terarah, meningkat, bertahap dan berulang-ulang.
a.
Tujuan Latihan Fisik
Tujuan latihan fisik secara umum tergantung dari macam sasaran
yang akan dikembangkan yang dapat mencakup sebagai berikut: (1)
meningkatkan kualitas fisik, (2) meningkatkan prestasi, (3) pencegahan
terhadap kerusakan, (4) rehabilitasi maupun pengobatan akibat kerusakan,
(5) Rehabilitasi karena penyakit (Soekarman, 1987:10) atau sesuai
olahraga yang dilakukan, baik untuk rekreasi, pendidikan, kesegaran
jasmani dan prestasi (Sajoto, 1995:1-2).
b. Prinsip-Prinsip Latihan Fisik
Untuk mencapai hasil latihan fisik yang optimal dan sesuai tujuan
latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar.
Banyak pendapat para pakar yang mendeskripsikan tentang prinsipprinsip latihan fisik. Menurut Pyke (1991:115-121) mengemukakan
mengenai prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan
latihan sebagai berikut : (1) prinsip beban berlebih, (2) prinsip pemulihan,
(3) prinsip kembali asal (reversibility), (4) prinsip kekhususan dan (5)
prinsip individualitas.
c.
Mekanisme Kontraksi Otot
Secara umum olahraga sepakbola merupakan sebuah olahraga yang
terfokus kepada kekuatan kaki dan ketahanan, otot-otot utama yang perlu
dilatih adalah otot bahu, dada, lengan atas, perut, paha, tungkai bagian
bawah, dan otot pergelangan kaki (Hidayatullah, 1995:124).
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
Reseptor sensori utama yang bertanggung jawab atas deteksi
pemanjangan serabut-serabut otot yang cepat ini adalah muscle spindle,
yang mampu memberi respon kepada besaran dan kecepatan perubahan
panjang serabut-serabut otot. Jenis respon peregangan lainnya, yakni
organ tendon golgi, terletak dalam tendon-tendon dan memberi respon
terhadap tegangan yang berlebihan sebagai akibat kontraksi yang kuat
atau peregangan otot (Radcliffe & Farentinos, 1985:111)
d. Sistem Energi
Energi yang diperlukan untuk suatu kegiatan atau kontraksi otot
tidak dapat diserap langsung dari makanan yang dimakan, akan tetapi
diperoleh dari persenyawaan yang disebut ATP (Adenosin Triphosphate).
ATP inilah yang merupakan sumber energi yang langsung digunakan otot
untuk melakukan kontraksi.
ATP merupakan suatu komponen kompleks yang tersusun atas satu
komponen adenosine dan tiga komponen phosphate. ATP ini tersimpan
dalam otot rangka dalam jumlah yang sangat terbatas. Supaya kontraksi
otot tetap berlangsung, maka ATP ini ini segera disintesis kembali. ATP
bisa diberikan pada sel-sel otot melalui 3 (tiga) cara metabolisme, yaitu: 2
(dua) secara Anaerobik dan 1 (satu) secara aerobik. Ketiga cara ini
disebut : (1) Sistem ATP-PC (2) Glikolisis anaerobik; (3) Sistem aerobik.
e.
Latihan Plyometrics
Radcliffe & Farentinos (1985:1) mengemukakan Plyometrics adalah
suatu metode untuk mengembangkan daya ledak (explosive power), suatu
komponen penting dari sebagian prestasi olahraga. Asal istilah
Plyometrics diperkirakan dari bahasa Yunani “pletyhuen”, berarti
memperbesar “ukuran” Chu (1992:5). Sekarang ini plyometrics mengacu
pada latihan-latihan yang ditandai dengan kontraksi-kontraksi otot yang
kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis atau
peregangan otot-otot yang terlibat.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
Bentuk plyometrics yang dipilih dalam latihan ini adalah latihan
plyometrics knee tuck jump dan squat jump. Pemilihan kedua bentuk
latihan ini agar dapat dijadikan acuan bagi peneliti untuk membuat
program latihan plyometrics yang sesuai bagi mahasiswa yang menjadi
sampel penelitian. Dengan program latihan plyometrics knee tuck jump
dan squat jump yang sesuai diharapkan terjadi peningkatan kemampuan
mahasiswa dalam melakukan ketepatan tembakan sepakbola.
f.
Latihan Plyometrics Knee Tuck Jump
Knee tuck jump merupakan latihan gerakan meloncat dengan lutut di
tekuk dan kaki menolak pada tanah untuk meloncat dan mendarat dengan
mengeper. Latihan plyometrics knee tuck jump akan berpengaruh terhadap
otot gluteus, gastrocnemius, quadriceps, hamstring dan hip flexors
(Radcliffe & Farentinos, 1985:54) dan merupakan bentuk latihan untuk
meningkatkan power, karena latihan ini akan membentuk kemampuan
unsur kekuatan dan unsur kecepatan otot, yang menjadi dasar
terbentuknya daya ledak (power).
g.
Latihan Plyometrics Squat Jump
Squat jump merupakan latihan plyometrics yang dilakukan secara
cepat dan eksplosif untuk meningkatkan power tungkai bawah dengan
gerakan meloncat-loncat (dengan dua kaki tumpu). Latihan plyometrics
squat jump akan berpengaruh terhadap otot gluteus, gastrocnemius,
quadriceps, hamstring dan hip flexors (Radcliffe & Farentinos, 1985:54)
dan merupakan bentuk latihan untuk meningkatkan power, karena latihan
ini akan membentuk kemampuan unsur kekuatan dan unsur kecepatan
otot, yang menjadi dasar terbentuknya daya ledak (power).
3. Kekuatan Otot Tungkai
Banyak pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai
definisi kekuatan. Komi (1992:5) mengemukakan bahwa “kekuatan adalah
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
kemampuan untuk mengeluarkan daya maksimal”. Pendapat ini menunjukkan
bahwa kekuatan individu dapat dibandingkan dengan kemampuan untuk
mengangkat beban maksimal. Sedangkan Fox, et al (1988:6) menyatakan
bahwa kekuatan merupakan daya (force) suatu otot atau sekelompok otot yang
dapat melawan tahanan dengan usaha maksimal. Dari pernyataan Fox ini,
menandakan bahwa otot atau sekelompok otot dapat diukur dan diketahui
kekuatannya. Johnson & Nelson (1986:103) menyatakan bahwa “kekuatan
merupakan kemampuan otot mengeluarkan daya untuk melawan objek yang
bergerak atau yang tidak dapat bergerak”.
a.
Macam-Macam Kekuatan
Dalam bidang olahraga, kekuatan dapat dikategorikan menjadi
beberapa tipe. Seperti yang dikemukakan oleh Bompa (1994:23-25), yang
membagi kekuatan menjadi 8 tipe yaitu: “Kekuatan umum, kekuatan
khusus, kekuatan maksimal, daya tahan otot, daya ledak, kekuatan
absolute, kekuatan relative dan kekuatan cadangan”.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan
Baik tidaknya kekuatan otot seseorang, dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Suharno (1993:39-40), faktor-faktor penentu kekuatan
seseorang terdiri dari:
1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis
yang tergantung dari proses hipertropi otot).
2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban,
makin banyak fibril otot yang bekerja berarti kekuatan
bertambah besar.
3) Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet
makin besar kekuatan.
4) Innervasi otot baik pusat maupun perifer.
5) Keadaan zat kimia dalam otot (glikogen, ATP).
6) Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berarti
kekuatan tersebut pada saat bekerja makin besar.
7) Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya
kekuatan otot.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
c.
Pentingnya Kekuatan
Pengembangan
kekuatan
baik
secara
umum
maupun
pengembangannya melalui program latihan kekuatan khusus dan dapat
berpedoman pada variasi bentuk kekuatan otot. Dari latar belakang
masalah telah dikemukakan bahwa kekuatan merupakan unsur yang
sangat penting dalam aktivitas olahraga, karena kekuatan merupakan daya
penggerak, dan pencegah cedera. Selain itu kekuatan memainkan peranan
penting dalam komponen-komponen kemampuan fisik yang lain misalnya
power, kelincahan kecepatan. Oleh karena itu pengkajian mengenai
kekuatan ini menjadi sangat penting, karena kekuatan merupakan faktor
utama untuk menciptakan prestasi yang optimal.
D. Hasil Penelitian
1. Deskipsi Data
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Ketepatan Tembakan Sepakbola Tiap
Kelompok Berdasarkan Penggunaan Metode Latihan Plyometrics
dan Tingkat Kekuatan Otot Tungkai
Perlakuan
Latihan
Plyometrics Knee
Tuck Jump
Tingkat
Kekuatan
Otot Tungkai
Tinggi
Rendah
Latihan
Plyometrics Squat
Jump
Tinggi
Rendah
Statistik
Jumlah
Rerata
SD
Jumlah
Rerata
SD
Jumlah
Rerata
SD
Jumlah
Rerata
SD
Hasil Tes
Awal
Hasil Tes
Peningkatan
Akhir
440,00
44,000
7,379
475,00
47,500
8,898
335,00
33,500
14,729
400,00
40,000
7,454
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
670,00
67,000
7,528
585,00
58,500
8,835
550,00
55,000
11,785
625,00
62,500
9,789
230,00
23,000
6,325
110,00
11,000
5,164
215,00
21,500
7,472
225,00
22,500
9,204
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
2. Pengujian Hipotesis
Tabel 2. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor
Sumber Variasi
Dk
JK
RJK
Fo
Ft
Rata-rata
Perlakuan
A
B
AB
Kekeliruan
Total
1
1
1
1
36
40
15210,0000
250,0000
302,5000
422,5000
1865,0000
18050,0000
15210,000
250,000
302,500
422,500
51,806
4,8257 *
5,8391 *
8,1555 *
4,11
4,11
4,11
Keterangan:
JK
dk
RK
Fo
Ft
A
B
AB
*
: Jumlah kuadrat
: Derajat kebebasan
: Rata-rata jumlah kuadrat
: Harga F observasi
: Harga F tabel pada α = 0.05
: Kelompok metode latihan plyometrics
: Kelompok mahasiswa berdasarkan klasifikasi kekuatan otot tungkai
: Interaksi antara kelompok metode latihan plyometrics dengan
kekuatan otot tungkai
: Tanda signifikan pada α = 0.05.
E. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.
Ada perbedaan pengaruh antara latihan plyometrics knee tuck jump dan
latihan plyometrics squat jump terhadap peningkatkan ketepatan tembakan
sepakbola. Pengaruh latihan plyometrics squat jump lebih baik dari pada
latihan plyometrics knee tuck jump dalam meningkatkan ketepatan tembakan
sepakbola.
2.
Ada
perbedaan
peningkatan
ketepatan
tembakan
sepakbola
antara
mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan rendah.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
Peningkatan ketepatan tembakan sepakbola pada mahasiswa yang memiliki
kekuatan otot tungkai tinggi lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki
kekuatan otot tungkai rendah.
3.
Terdapat pengaruh interaksi antara metode latihan plyometrics dan kekuatan
otot tungkai terhadap peningkatan ketepatan tembakan sepakbola.
a. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi lebih cocok jika
diberikan latihan plyometrics knee tuck jump.
b. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah lebih cocok jika
diberikan latihan plyometrics squat jump.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Nugroho. 2004. “Tes Keterampilan Pencak Silat Mahasiswa FIK UNY”.
Majalah Ilmiah Olahraga. Vol. 10 Edisi April. Yogyakarta: FIK UNY.
Bompa, O. T. 1994. Power Training For Sport: Plyometrics For Maximum Power
Development. Ontario: Mosaic Press.
Brooks, G.A. & Fahey, T.D. 1984. Exercise Physiology Human Bioenergetics and its
Aplication. Canada: Jhon Wiley & Sons Inc.
Chu, Donald A. 1992. Jumping Into Plyometrics. California: Leisure Press.
Champaign, Illinois.
Drowatzky, Jhon N. 1981. Motor Learning, Principle and Practice. Minneapolis.
Minnesota : Burgess Publishing Company.
Engkos Kokasih. 1993. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademi
Presinddo.
Fox, E. L., Bowers, RW., Foss, M.L. 1988. The Psysiological Basis of Physical
Education and Athletics. Philadelphia: WB. Sounders Company.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Pengaruh Metode Latihan Plyometrics Dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Peningkatan
Ketepatan Tembakan Sepakbola.
(Oleh : Teddy Agoeng Soelistyo)
Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta:
Ditjen Dikti.
Hidayatullah, M. F. 1995. Teori Umum Latihan: Terjemahan General Theory of
Training. Josef Nossek. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Johansyah Lubis. 2004. Pencak Silat: Panduan Praktis. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Johnson Barry L. & Nelson Jack K. 1986. Practical Measure of Evaluation in
Physical Education. Fourth Edition. United States of Amerika: MacMillan
Publishing Company a division of Macmillan Inc.
Komi, P.V. 1992. Strenght and Power in Sport. Victoria: Bleckwell Scientific
Publication.
Nossek, Josef. 1982. General Theory of Training. Logos : Pan African Press.
Pyke, F.S. 1991. Toward Better Coaching The Art and Science of Coaching. Canbera,
Australia: Government Publishing Service.
Radcliffe, J. C. & Farentinos, R.C. 1985. Plyometrics: Explosive Power Training.
Second Edition. Human Kinetics Publishers, Inc, Champign, Illionis.
Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
Semarang: Dahara Prize.
Soekarman, R. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina Pelatih dan Athletic. Jakarta :
PT. Inti Indayu Press.
Suharno HP. 1993. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Yessis, Michael & Turbo, Richard. 1988. Rahasia Kebugaran dan Pelatihan
Olahraga Soviet. Terjemahan. Bandung: ITB Bandung.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 12 No. 2 Tahun 2012
Download