HORMON REPRODUKSI JANTAN TIU : 1 Memahami hormon reproduksi ternak jantan TIK : 1 Mengenal beberapa hormon yang terlibat langsung dalam proses reproduksi, mekanisme umpan baliknya dan efek kerjanya dalam mempengaruhi alat kelamin jantan khususnya dalam proses spermatogenesis. Memahami hormon-hormon yang diproduksi oleh testis dan kelenjar penghasilnya. Memahami efek kerja hormon terhadap fisiologi reproduksi ternak jantan dan beberapa kelainan fungsi alat reprduksi yang disebabkan oleh faktor hHormonal. 2 3 Hormon utama yang mengatur fungsi testis adalah hormon gonadotropin yang dihasilkan oleh pituitari atau anterior hipofisa. Pada ternak yang menderita hipofisektomi, hormon gonadotropinnya kurang cukup dihasilkan. Jika terjadi pada ternak yang masih muda, maka akan terhambat dewasa kelamin. Jika hipofasektomi dilakukan pada ternak yang sudah dewasa akan menyebabkan penurunan produksi hormon gonadotropin, sehingga akan menyebabkan berhentinya proses spermatogenesis, atropi testis, tenunan testis menjadi lunak dan pada beberapa jenis hewan testis dapat masuk ke dalam rongga abdomen. Dua hormon gonadotropin yang berperan penting dalam mengatur fungsi testis, yaitu : 1. FSH (Follicle Stimulating Hormone). 2. LH (Luteinizing Hormone) yang lebih tepat dengan istilah ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone). FSH akan menstimulir pertumbuhan sel germinatif dari tubulus seminiferus dan mendorong terjadinya proses spermatogenesis secara sempurna. ICSH akan menstimulasi pertumbuhan sel-sel interstitial terutama sel-sel Leydig sehingga akan dapat menghasilkan hormon testosteron. Kedua hormon testosteron dan ICSH bersama-sama mempunyai peranan dalam mendorong lebih lanjut pertumbuhan sel germinatif menjadi sel sperma. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk pertumbuhan normal dari tubulus seminiferus dibutuhkan adanya hormon-hormon FSH, ICSH dan testosteron. Hormon-hormon FSH dan LH sendiri sangat dibutuhkan untuk mendorong produksi normal spermatozoa dalam jangka waktu yang lama. Penggunaan dosis tinggi hormon-hormon androgen dan estradiol 17 beta akan dapat menghambat produksi FSH dari kelenjar hipofisa anterior. Hormon-Hormon Testis. Androgen adalah hormon jantan yang sebenarnya berasal dari testis, ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta. Sumber yang paling utama dari androgen adalah testis pada hewan jantan. Androsteron merupakan androgen pertama yang telah diisolasi dari urine lakilaki (1931). Dari 15.000 l urine dapat diperoleh sebanyak 15 mg kristal androsteron. Kemudian tahun 1935 testosteron telah dapat diisolasi dari tenunan testis. Oleh karena tumor pada testis atau ovarium dapat menyebabkan produksi hormon androgen secara berlebihan. Proandrogen adalah zat yang tidak memiliki efek androgenik jika diberikan secara lokal, tetapi akan beraktivitas sebagai androgen setelah melalui metabolisme dalam tubuh. Kortisol adalah glucocoticoid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagian korteks yang tidak mempunyai kekuatan androgenik, akan tetapi steroid ini dapat dirubah oleh tubuh individu melkalui aktivitas metabolisme menjadi androgen aktif, seperti 11-hydroxyandrosterone, androsterone, 11-ketoandrosterone dan 11hydroxyandrostendione. Demikian juga dengan 17- hydroxyprogesterone dan 11dioxycortisol dapat bekerja sebagai proandrogen, karena dapat menghasilkan testosteron dan androstendion. Testosteron dan androstendion adalah androgen utama yang dihasilkan testes, dalam plasma darah laki-laki normal mengandung kadar testosteron 0,5 – 0,8 mikrogram per ml, sedangkan pada wanita normal mengandung 0,1 - 0,8 mikrogram per ml. Pemberian hormon steroid secara oral atau peritoneal, akan masuk kedalam vena porta dan kemudian akan segera dinon aktifkan oleh hati. Oleh karenanya sebaiknya pemberian hormon steroid dilakukan dengan suntikan IM atau subcutan, sebab homon ini akan dilepaskan dari tempat suntikan secara perlahan-lahan dan diserap oleh aliran darah ke sirkulasi umum, sehingga menghindari proses inaktivasi oleh hati (hepar). Pemberian hormon jantan baik pada ternak jantan maupun betina akan memberikan pengaruh : Pemberian androgen pada ternak jantan akan memperkecil testis terutama jika pemberiannya pada saat ternak masih muda yang dilakukan berturut-turut dalam waktu yang lama. Pemberian androgen dengan dosis kecil pada ternak jantan dari spesies mamalia dapat memperbesar aktivitas testis. Hormon androgen yang diberikan pada tikus betina dewasa akan menyebabkan dimulainya siklus birahi. Androgen yang diberikan pada ternak betina luteinisasi pad ovarium. dapat mempercepat proses Diduga karena hormon androgen pada kelenjar hipofisa yang sama dengan kerja estrogen. Androgen yang diberikan kepada semua ternak betina dewasa akan sedikit menstimulir pertumbuhan kelenjar mamae, tetapi tidak menyebabkan perkembangan lanjut dari mamae seperti jika diberikan estrogen. Hormon ini dapat juga menyebabkan pembesaran uterus. Dapat menunda kelahiran (partus). Androgen mampu menstimulir sifat-sifat jantan (masculinasi) dari alat-alat kelamin pada ternak jantan. Pemberian hormon androgen pada orang yang mempunyai sifat-sifat intersex ternyata tidak mempunyai efek yang berarti. testosteron terhadap bagian-bagian Banyak sekali pengaruh hormon tubuh individu yang bersangkutan, pengaruhnya diantaranya adalah : Mempengaruhi pertumbuhan alat kelamin jantan Mempengaruhi pertumbuhan alat-alat secondary sex characteristic (alat kelamin sekunder). Mempengaruhi tingkah laku seksual ternak jantan. Mendorong adanya deferensiasi tenunan saraf pada ternak jantan dewasa. Menstimulir bermacam-macam metabolisme dalam tubuh ternak jantan. Mendorong pertumbuhan dan sekresi kelenjar assesoris ternak jantan. Memperpanjang hidup sel-sel sperma dalam saluran epididymis. Mempertinggi retensi nitrogen dalam tubuh. Menstimulir pertumbuhan tulang dan urat daging. Mengurangi deposisi lemak dalam tubuh. Memperbaiki pigmentasi pada bulu dan kulit. Pemberian testosteron dengan dosis tinggi dapat menghambat hormonhormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa anterior (pituitari), melalui mekanisme umpan balik terhadap kelenjar tersebut. Pengaruh lingkungan berupa stressor, dapat mempengaruhi aktivitas kelenjar testis, melalui susunan saraf stressor di bawah hipotalamus dan diteruskan ke kelenjar hipofisa anterior. Oleh karena itu, FSH dan LH yang penting dalam mengatur aktivitas testis berkurang, mengakibatkan testis menurun aktivitasnya. Penyakit pada testis. Kriptorchid, adalah bentuk kelainan yang ditandai oleh adanya skrotum tanpa testis yang diakibatkan karena tidak turunnya testis dari rongga perut ke dalam kantong testis. Pada mamalia kondisi ini bersifat menurun, ternak yang mempunyai kelainan tersebut akan steril karena proses spermatogenesis tidak berjalan secara normal oleh karena temperatur internal testis yang terlalu tinggi untuk dapat terjadinya proses spermatogenesis. Produksi hormon testosteron dapat berjalan secara normal sehingga ternak jantan tersebut masih tetap mempunyai libida yang normal. Atropi Kelenjar Testis, adalah suatu kelainan dimana testis mengalami pengecilan sehingga mengalami penurunan fungsi. Kondisi ini sangat bervariasi dari satu jenis ternak ke ternak lainnya sebagai akibat dari kegagalan kerja kelenjar hipofisa bagian anterior. Atropidapat disebabkan karena faktor stres pada ternak jantan dalam waktu yang cukup lama. Ternak yang menunjukan gejala atropi testis ini akan ditandai oleh penurunan libido seksual dan produksi semen, sehingga ternak ini akan menjadi steril. Pemberian hormon testosteron akan dapat mengembalikan keadaan libido ke normal. Hipogonadism, Suatu keadaan dimana testis mempunyai aktivitas yang rendah, disertai penurunan hormon testosteron, pada kondisi ini besarnya testis tidak selalu berkurang, namun demikian ternak tersebut akan selalu dalam keadaan steril. Pemberian hormon androgen akan dapat mengembalikan datya reproduksi yang normal pada ternak yang sakit. Hipergonadism, Suatu keadaan dimana ternak jantan menunjukan gejala aktivitas yang berlebihan dari testisnya, dengan memproduksi testosteron yang berlebihan. Ternak akan menunjukan libido yang besar dan selalu berusaha mencari ternak betina. Latihan Soal. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan lengkap dan benar. 1. Jelaskan beberapa kelainan pada testis yang mengganggu proses spermatogenesis. 2. Jelaskan hormon yang dihasilkan oleh testis dan terangkan cara kerjanya ! 3. Jelaskan pengaruh pemberian hormon testosteron terhadap bagian-bagian tubuh individu. 4. Mengapa terapi hormon sebaiknya dilakukan dengan cara suntikan sub cutan atau IM, tidak per oral ? 5. Dua hormon gonadotropin yang penting dalam mengatur fungsi testis, sebutkan! Kirim via email : [email protected]