Klasifikasi, Habitat dan Persebaran Burung Langka di Indonesia 1. Otus siaoensis Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Stringiformes Family : Stringidae Genus : Otus Species : Otus siaoensis Deskripsi : Burung celepuk siau mempunyai ukuran tubuh yang relatif kecil, panjangnya sekitar 17 cm. Seperti burung hantu lainnya, terutama celepuk, burung endemik pulau Siau ini mempunyai ukuran kepala dan sayap yang relatif besar. Habitat : Burung celepuk siau diyakini hanya terdapat di satu tempat yakni pulau Siau (Koordinat: 2°43’22″N 125°23’36″E) di Kabupaten Sangihe, Propinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Burung nokturnal yang tidak umum. Menghuni hutan lembab sampai bagian tepi hutan, di kawasan yang secara geografis memiliki rerata temperatur tahunan tinggi dan curah hujan sedang. Sering mengunjungi lahan budidaya berpohon sedikit, pohon-pohon tinggi yang mati di pedesaan yang terbuka, padang rumput, tepi hutan dan perkebunan kelapa. Dari permukaan laut sampai ketinggian 1200 m. Persebaran : Burung celepuk siau adalah burung endemik yang hanya terdapat di sebuah pulau kecil bernama “Siau” di Kabupaten Sangihe, Propinsi Sulawesi Utara. Di duga binatang endemik ini mendiami daerah di sekitar Danau Kepetta yang terletak di bagian Selatan Pulau Siau. Selain itu juga di sekitar Gunung Tamata yang berada di bagian tengah Pulau Siau. Meskipun populasi di habitat tersebut hanya berdasarkan pengakuan masyarakat sekitar. 2. Colluricincla sanghirensis Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Passeriformes Family : Colluricinclidae Genus : Colluricincla Species : Colluricincla sanghirensis (Oustalet 1881) Deskripsi: Sedang (17 cm.); berbulu kusam seperti jenis-jeis burung Kancilan; tubuh bagian atas coklat-zaitun, dengan bagian bahu dan punggung bawah lebih kadru; tubuh bagian bawah kecoklatan lebih pucat, dengan sisi perut lebih kuning-zaitun. Habitat : Burung ini diketahui merupakan endemik Sulawesi, atau hanya bisa ditemukan di habitat aslinya di Pulau Sulawesi, Indonesia, tepatnya di Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara. Burung penetap yang jarang dijumpai, menghuni hutan pegunungan di atas ketinggian 700 mdpl. Persebaran : Endemik atau hanya diketahui hidup di Gunung Sahendaruman, di Pulau Sangihe, utara Sulawesi. 3. Columba argentina Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Columbiformes Family : Columbidae Genus : Columba Species : Columba argentina (Bonaparte, 1855) Deskripsi : Besar (40cm), dengan warna abu-abu pucat. Sayap hitam, ekor dan tubuh bagian bawah keabu-abuan.Mirip Pergam laut. Tubuh bagian atas abu-abu (bukan putih seperti pada Pergam laut), warna hitam hanya pada separuh ekor (pada pergam laut hitam semua), dan lingkaran mata merah (tidak ada pada pergam laut). Habitat : Mendiami pulau-pulau kecil di Selat Malaka, meski kadang mengunjungi pantai di pesisir Sumatera dan Kalimantan sampai ketinggian dibawah 100 mdpl. Kadang berbaur dengan pergam laut. Persebaran : Kep. Simeulue, Mentawai (P.Sipura, Pagai utara),Kep.Riau (Karimun Besar, Batam, Bintan dan Kepulauan Lingga/Saya), Kep. Anambas, Natuna utara dan Kep. Karimata di ujung barat Kalimantan. Juga pernah tercatat di P. Burong (Malaysia), akan tapi, sekarang di pulau itu sudah punah. 4. Cyornis ruckii Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Passeriformes Family : Muscicapidae Genus : Cyornis Species : Cyornis ruckii (Oustalet, 1881) Diskripsi : Burung Sikatan Aceh berukuran sedang dengan panjang tubuh sekitar 17 cm. Bulunya didominasi bulu berwarna biru. Pada burung jantan, kepala, tenggorokan, dan dada biru sedangkan tunggir dan penutup ekor atas biru berkilap. Burung betina tubuh bagian atasnya berwarna coklat-merah bata dengan tunggir dan ekor merah bata serta dada merah karat hingga keputih-putihan pada perut. Habitat : Habitat burung ini adalah hutan sekunder dataran (hutan bekas tebangan) di Medan, Sumatera utara. Bahkan kuat dugaan burung ini merupakan burung endemik Sumatera yang tidak terdapat di daerah manapun juga. Persebaran : Burung ini adalah burung endemik Sumatera yaitu hanya diketahui hidup di Sumatera bagian timur-laut. 5. Leucopsar rothschildi Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Passeriformes Family : Sturnidae Genus : Leucopsar Species : Leucopsar rothschildi (Stresemann, 1912) Deskripsi : Sedang (25 cm.), berwarna putih; kecuali ujung sayap dan ujung ekor yang berwarna hitam. Kulit tanpa bulu disekitar mata berwarna biru-terang. Jambul burung jantan agak panjang. Mirip dengan Jalak putih, perbedaan terletak pada warna kulit tanpa bulu disekitar mata dan luas warna hitam pada sayap. Habitat : Hutan alam dan pantai yang belum terjamah serta tegalan yang agak jarang yang umumnya memiliki percabangan rendah dan melakukan aktivitasnya pada daerah yang datar baik itu untuk tidur maupun bersarang mencari makan dan minum. Persebaran : Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali. Sebaran terluasnya antara Bubunan Buleleng sampai ke Gilimanuk, namun pada saat ini terbatas pada kawasan Taman Nasional Bali Barat tepatnya di Semenanjung Prapat Agung dan Tanjung Gelap Pahlengkong yang habitatnya bertipe hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim dan savanna. 6. Spizaetus floris Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Falconiformes Family : Acciptridae Genus : Spizaetus Species : Spizaetus floris Deskripsi : Berukuran sedang (55 cm). Kepala putih, kadang dengan garis-garis coklat pada mahkota. Tubuh bagian atas coklat-kehitaman. Dada dan perut putih berpalang coklat kemerahan yang tipis. Ekor coklat dengan enam garis gelap. Kaki putih. Tidak ada perbedaan signifikan antara jantan-betina dan dewasa-muda. Mirip dengan Elang Brontok muda, bahkan sebelumnya dianggap sebagai salah satu sub-spesies dari Elang Brontok. Habitat : Menghuni hutan dataran rendah dan hutan perbukitan dan hutan pegunungan bagian bawah sampai ketinggian 1600mdpl. Juga masih dapat ditemui di kawasan budidaya yang dekat dengan hutan. Persebaran : Pulau Flores, Sumbawa dan Lombok (di batas-batas Taman Nasional Rinjani) serta di dua pulau satelit, Satonda dekat Sumbawa, Paloe, Komodo dan Rinca 7. Cacatua sulphurea Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Psittaciformes Family : Cacatuidae Genus : Cacatua Species : Cacatua sulphurea Deskripsi : Berukuran besar (33 cm), ribut, mencolok, berwarna putih. Jambul kuning, panjang-tegak, pipi kuning. Iris coklat gelap, paruh hitam, kaki abu-abu gelap. Habitat : Menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan tepi hutan; juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 900 m (Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m (Sumbawa), 700 m (Flores), 950+ m (Sumba) dan 500+ m (Timor). Persebaran : Endemik di Sulawesi dan Nusa Tenggara. Penyebaran lokal terdapat di P. Nusa Penida, lepas pantai P. Bali. Ras abbotti yang sangat jarang terdapat di P. Masalembu Besar, L. Jawa. 8. Corvus unicolor Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Passeriformes Family : Corvidae Genus : Corvus Species : Corvus unicolor Deskripsi : Gagak Banggai sekilas mirip dengan Gagak Hutan (Corvus enca) dengan ukuran panjang tubuh sekitar 39 cm dan bulunya yang hitam. Iris mata berwarna lebih gelap dan dan ekor yang lebih pendek dibandingkan Gagak Hutan. Habitat : Habitat burung langka ini adalah hutan dengan ketinggian hingga 900 meter dpl. Persebaran : Burung endemik yang hanya ditemukan di kepulauan Banggai (Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah). Hanya bisa dijumpai di bagian barat dan tengah pulau Peleng, pulau dengan luas 2.340 km² yang merupakan salah satu di Kepulauan Banggai. 9. Charmosyna toxopei Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Psittaciformes Family : Psittacidae Genus : Charmosyna Species : Charmosyna toxopei (Siebers, 1930) Deskripsi : 16 cm. Hijau, tubuh bagian bawah lebih kuning, mahkota depan biru (betina warna biru lebih lembut dan tidak seluas jantan), dagu dan tenggorokan hijau/kuning, ekor bagian bawah berpangkal merah. Ekor hijau bertepi kuning, Paruh jingga, mata jingga/kuning. Remaja: secara umum berwarna lebih gelap dan pudar dibanding burung dewasa, warna kuning pada dagu dan tenggorokan lebih sedikit. Habitat : Habitat burung endemik pulau Buru, Maluku, Indonesia ini adalah hutan primer dan sekunder di daerah berketinggian 0 hingga 1000 meter dpl. Diperkirakan sebagai burung yang nomaden, berpindah-pindah tempat sesuai ketersediaan pakan. Mungkin juga jenis burung yang sangat bergantung dengan tipe habitat tertentu. Persebaran : Perkici buru juga burung endemik yang hanya terdapat di pulau Buru, Maluku Selatan, Indonesia 10. Vanellus macropterus Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Charadriiformes Family : Charadriidae Genus : Vanellus Species : Vanellus macropterus Deskripsi : Berukuran sedang (28 cm), berwarna coklat keabu-abuan dengan kepala hitam. Punggung dan dada coklat keabu-abuan, perut hitam, tungging putih. Bulu-bulu sayap terbang hitam, ekor putih dengan garis subterminal hitam lebar. Terdpat taji hitam di bagian lengkung sayap. Iris coklat, paruh hitam dengan gelambir putih kemerahan, tungkai hijau kekuningan atau jingga. Habitat : Berada di sekitar daerah berair (tepi sungai, muara sungai, dan rawa) namun tidak menyukai air. Mereka sering terlihat justru sedang bertengger di tempat kering di sekitar lahan basah seperti ranting, bebatuan, dan rerumputan. Beberapa daerah yang diduga didiami burung endemik berstatus krisis ini antara lain: Hutan Sawangan, Petungkriyono, Pekalongan (Jawa Tengah); terakhir terlihat tahun 2001 oleh Tim Komunity Forestry Pekalongan, Hutan Ungaran (Jawa Tengah), Merubetiri, Jember (Jawa Timur), Lumajang (Jawa Timur); Di sini penduduk setempat menamainya “Plirik” dan menganggapnya sebagai burung keramat lantaran terdapat motif menyerupai keris pada sayapnya, dan Pegunungan Halimun (Jawa Barat). Persebaran : Endemik di Jawa. Mungkin juga tersebar di Sumatera dan Timor. 11. Carpococcyx viridis Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Cuculiformes Family : Cuculidae Genus : Carpococcyx Species : Carpococcyx viridis. Deskripsi : Lebih kecil dari Tokhtor Kalimantan, dengan ciri khas warna kepala yang tidak sehitam Tokhtor Kalimantan. Memiliki pola warna yang sangat mirip dengan Tokhtor Kalimatan; dengan mantel abu-abu tersapu hijau metalik yang lebih hijau dibanding pada Tokhtor kalimantan; ekor dan sayap ungu metalik; tubuh bagian bawah bergaris-garis hitam dan putih dengan sapuan warna kuning-tua. Tubuh bagian bawah burung muda berwarna merah-karat seragam. Iris coklat atau abu-abu, terdapat kulit tanpa bulu di sekitar mata yang berwarna hijau; paruh dan kaki hijau. Habitat : Burung yang pemalu, menghuni lantai hutan pada rentang ketinggian antara 300 – 1700 mdpl. Dengan habitat (daerah persebaran) seluas 26.000 km persegi di Pegunungan Barisan, Sumatera. Persebaran : Endemik atau hanya diketahui hidup di pulau Sumatera. 12. Fregata andrewsi Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Class : Aves Ordo : Suliformes Family : Fregatidae Genus : Fregata Species : Fregata andrewsi Deskripsi : Berukuran besar (95 cm), berwarna gelap. Jantan : hitam-hijau berkilap dengan kantung paruh merah da perut putih. Betina : dada dan perut putih, ‘taji’ putih meluas sampai sayap bawah, kerah putih, lingkar mata merah jambu. Remaja : lebih coklat, kepala coklat karat pucat, adagaris lebar gelap melintang pada dada. Iris coklat gelap, paruh hitam (jantan) atau kemerahjabuan (betina dan remaja), kaki abu-abu keunguan dengan telapak kaki kemerah-hijauan. Habitat : Hidup di laut, pesisir pantai. Membumbung tinggi di atas permukaannya, mengikuti udara panas atau berputar-putar di atas ikan. Persebaran : Berbiak di P. Chritsmas, Samudera Hindia. Tercatat di utara sampai ke Malaysia, Thailand, dan Australia Utara. Secara teratur tercatat di pesisir Sumatera dan Kalimantan. Tidak jarang ditemukan di L. Jawa dan lebih umum terlihat di pesisir selatan Jawa, Khususnya Jawa bagian Barat daya. 13. Sterna bernsteini Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Class : Aves Ordo : Charadriiformes Family : Sternidae Genus : Sterna Species : Sterna bernsteini Deskripsi : Berukuran sedang (38 cm), berjambul. Paruh kuning, berujung hitam khas. Pada musim dingin: dahi putih, ada garis tengah putih membentuk bercak hitam huruf U di seputar tengkuk. Perbedaannya dengan Dara-laut jambul dan Dara-laut benggala adalah paruh kuning berujung hitam. Remaja: seperti Dara-laut jambul remaja, tetapi lebih coklat, bagian dalam dari bulu ketiak lebih pucat, ada dua garis gelap pada sayap dalam, punggung dan ekor berbintik keputih-putihan dan coklat.iris coklat, paruh kuning dengan ujung hitam, kaki hitam. Habitat : Menyukai laut terbuka dan pulau-pulau kecil. Persebaran : Lokasi berbiak belum diketahui, kemungkinan di pesisir China utara di Shandong: kepulauan dekat Qingdao dan Mukuantao, atau delta Sungai Kuning. Musim dingin tercatat bermigrasi dari China timur ke selatan sampai Indonesia. 14. Zosterops nehrkorni Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Class : Aves Ordo : Passeriformes Family : Zosteropidae Genus : Zosterops Species : Zosterops nehrkorni Deskripsi : Berukuran kecil sekitar 12 cm. Tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun dengan tunggir warna kuning-hijau mencolok. Ekor berwarna hijau-hitam gelap. Dahi berwarna hitam. Lingkaran mata berwarna putih dam agak lebarlebar. Pipi, tenggorokan dan penutup ekor bawah berwarna kuning cerah. bagian bawah lainnya dari burung kacamata sangihe berwarna putih-mutiara dengan sisi tubuh abu-abu. Paruh dan kaki jingga pucat. Habitat : Habitat burung kacamata sangihe adalah hutan primer pada daerah perbukitan dengan ketinggian antara 700-1000 meter dpl. Persebaran : Persebaran burung pleci ini terbatas dan merupakan burung endemik yang hanya bisa dijumpai di pulau Sangihe, Sulawesi Utara. Bahkan di pulau Sangihe ini, burung kacamata sangihe (Zosterops nehrkorni) hanya dapat dijumpai di kawasan Gunung Sahendaruman dan Sahengbalira dengan luas habitat hanya sekitar 8 km2 15. Monarcha boanensis Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Passeriformes Famili : Monarchidae Genus : Monarcha Spesies : Monarcha boanensis Deskripsi : Tubuh burung kehicap boano (Monarcha boanensis) berukuran kecil, panjangnya sekitar 16 cm. Selain dagu, bagian atas, mulai kepala (sisi dan bagian atas), punggung, sayap, dan ekor bagian atas berwarna hitam. Sedangkan bulu di bagian dada, dan perut berwarna putih. Habitat : Habitat burung kehicap boano (Monarcha boanensis) adalah hutan subtropis dan tropis dataran rendah hingga daerah semak-semak dengan ketinggian antara 150-200 meter dpl. Persebaran : Daerah persebaran burung ini terbatas pada beberapa bagian di pulau Buano, pulau kecil di sebelah timur laut pulau Seram, Maluku Utara, Indonesia. 16. Treron psittaceus Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Columbiformes Famili : Columbidae Genus : Treron Spesies : Treron psittaceus (Temminck, 1808) Deskripsi : Besar (32cm.). Hijau, termasuk mahkota, tenggorokan dan tunggir hijau kuning lebih terang. Jantan: tepi penutup sayap kuning terang. Betina: tepi penutup sayap putih kekuningan. Habitat : dijumpai di hutan primer dan hutan pamah monsun sekunder sampai ketinggian 160 mdpl. Persebaran : Endemik Nusa Tenggara Timur, atau hanya ditemukan hidup di Pulau Roti, Semau, dan Timor Leste. 17. Eutrichomyias rowleyi Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Passeriformes Famili : Monarchidae Genus : Eutrichomyias Spesies : Eutrichomyias rowleyi Deskripsi : Burung berukuran sedang (18 cm), dengan bulu tubuh bagian atas biru agak gelap dan bulu tubuh bagian bawahnya abu-abu-kebiruan lebih pucat. Bulu bagian bawah ekor agu-abu pucat. Lingkaran-mata biru keputihan dan paruh kebiruan dengan mandibula bagian atas lebih gelap. Mirip Kehicap ranting jantan, tetapi Seriwang sangihe berukuran lebih besar, tanpa coretan hitam pada mahkota, dahi dan dada. Habitat : menghuni hutan primer pada rentang ketinggian 450 – 750 mdpl (lebih jarang di hutan sekunder tua), pada lereng curam dan lembah hutan dimana terdapat aliran sungai. Persebaran : Endemik atau hanya diketahui hidup di P. Sangihe, Sulawesi utara. 18. Cissa thalassina Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Passeriformes Famili : Corvidae Genus : Cissa Spesies : Cissa thalassina Deskripsi : Ukuran tubuh Ekek-geling Jawa berkisar 32 cm. Bulu pada tubuhnya didominasi oleh warna hijau dengan strip warna hitam pada mata dan strip warna coklatberangan pada sayapnya dengan bulu-bulu tersiernya pucat. Paruh dan kaki berwarna merah. Iris mata berwarna coklat dan ekornya pendek. Habitat : Habitatnya adalah hutan dan tepi hutan dengan ketinggian antara 500-2000 meter dpl. Persebaran : Hewan endemik yang hanya bisa ditemui di Jawa Barat. daerah sebarannya meliputi Taman Nasional Merapi, Taman Nasional Halimun Salak, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan hutan kawasan Parahyangan. 19. Macrocephalon Maleo Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Galliformes Sub ordo : Galli Famili : Megapodiiae Sub famili : Crocoidae Genus : Macrocephalon Species : Macrocephalon Maleo, Sal Muller 1846 Deskripsi : memiliki bulu berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi bawah berwarna merahmuda keputihan. Di atas kepalanya terdapat tanduk atau jambul keras berwarna hitam. Jantan dan betina serupa. Biasanya betina berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan. Habitat : maleo hanya bisa hidup di dekat pantai berpasir panas atau di pegununungan yang memiliki sumber mata air panas atau kondisi geothermal tertentu. Sebab di daerah dengan sumber panas bumi itu, Maleo mengubur telurnya dalam pasir. Persebaran : satwa endemik Sulawesi, di cagar alam Saluki, Donggala, Sulawesi Tengah dan di wilayah Taman Nasional Lore Lindu. 20. Cissa thalassina Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Galliformes Famili : Phasianidae Genus : Polyplectron Spesies : Polyplectron schleiermacheri Deskripsi : Berukuran sedang (jantan 42 cm, betina 38 cm). Pada sayap dan ekor, terdapat tanda bintik metalik berbentuk seperti mata (hijau pada jantan, biru pada betina). Jantan: jambul hijau metalik, dada hijau keunguan mengkilap, tenggorokan dan bercak dada putih. Betina: lebih suram dan lebih biru. Keduanya: pipi dan tenggorokan kuning pucat, kontras dengan bulu lainnya. Iris kuning, paruh kehijauan gelap, kulit muka gundul dan merah, kaki dan tungkai hitam (jantan dengan dua taji). Habitat : Burung pemalu yang jarang ditemui, hanya diketahui di tempat-tempat yang terpencar di hutan dataran rendah sampai ketinggian 1100 m Pulau Kalimantan. Hidup di hutan primer Penyebaran : Endemik di Kalimantan