Pendahuluan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Tuntang Kelas VIII pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih terdapat beberapa kendala yang terjadi di dalam proses belajar mengajar yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Proses belajar yang selama ini berlangsung membuat siswa merasa bosan, mengantuk, tidak aktif serta membuat siswa sulit memahami materi. Guru belum dapat membuat siswa memahami materi yang disampaikannya dengan mudah. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan media (fasilitas) maupun keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran. Selain itu metode yang digunakan guru adalah ceramah sehingga membuat siswa menjadi bosan dan sulit memahami apa yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu sudah saatnya guru mengubah cara mengajar dengan menggunakan media pembelajaran untuk dapat menarik perhatian siswa, mempermudah siswa dalam memahami materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Video adalah media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media video merupakan alat bantu/ perantara yang digunakan guru dalam menyampaikan pesan/ isi materi pembelajaran yang dapat dilihat dan didengar oleh penerima pesan (siswa) [1]. Selain itu video juga mampu membimbing siswa untuk memahami sebuah materi dan juga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran [2]. Penggunaan video sebagai media pembelajaran akan membuat siswa menjadi lebih tertarik dan antusias dalam belajar. Melalui video siswa juga akan lebih mudah memahami materi. Sedangkan penggunaan strategi pembelajaran Card Sort dimaksudkan sebagai pendukung dalam penggunaan media video sehingga melibatkan siswa dalam pembelajaran dan melatih keaktifan siswa. Selama ini siswa hanya menggunakan indra pendengarannya saat proses belajar mengajar di kelas yaitu mendengarkan penjelasan guru dengan menggunakan metode ceramah. Namun dengan adanya video yang menampilkan gambar bergerak siswa menggunakan indra pendengaran dan juga indra penglihatan saat proses belajar mengajar. Penggunaan video juga menjadikan siswa lebih tertarik dan dapat menyerap materi yang disampaikan sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang selama ini sulit dipahami oleh siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka penelitian ini akan mengkaji tentang pengembangan model pembelajaran dengan menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort untuk mengatasi kendala-kendala yang ada pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 1 Tuntang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang video sebagai media pembelajaran sebelumnya telah dilakukan oleh Sapto Haryoko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1 efektivitas penggunaan media audio visual serta pengaruhnya terhadap hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan rata-rata gain skor kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol [3]. Sedangkan penelitian tentang Card Sort sebagai strategi pembelajaran sebelumnya telah dilakukan oleh Weti Anggayuni dengan tujuan untuk mendiskripsikan pengaruh strategi pembelajaran Card Sort terhadap pemerolehan hasil belajar siswa kelas VI [4]. Anis Mufidah Ulfa, dkk juga melakukan penelitian tentang Card Sort sebagai strategi pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SDN 01 Ngasem, Colomadu [5]. Dari hasil penelitian Weti Anggayuni dan Anis Mufidah Ulfa, dkk menunjukkan bahwa dengan menerapkan strategi pembeajaran Card Sort dapat meningkatkan hasil hasil belajar siswa. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya membuktikan bahwa dengan penerapan video maupun strategi pebelajaran Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini bermaksud untuk menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 1 Tuntang. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar [2]. Tujuan dari penggunaan media pembelajaran adalah untuk meningkatkan kegiatan belajar sehingga mutu hasil belajar semakin meningkat [6]. Dengan demikian dapat disimpulkan media pembelajaran yaitu suatu alat yang digunakan dalam pembelajaran untuk menyalurkan pesan dari guru (sebagai pemberi pesan) kepada siswa (sebagai penerima pesan) sehingga dapat merangsang pikiran, perhatian, kemauan belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Video adalah salah satu media pembelajaran jenis audio visual. Video adalah alat bantu/ perantara yang digunakan guru dalam menyampaikan pesan/ isi materi pembelajaran yang dapat dilihat dan didengar oleh penerima pesan (siswa). Selain itu penggunaan video melibatkan indra paling banyak dibandingkan dengan alat peraga lainnya, yaitu dapat dilihat dan didengar [7]. Penggunaan video sebagai media pembelajaran dapat menarik perhatian siswa serta mempermudah guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dapat melihat dan juga mendengarkan isi dari video tersebut sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami dan mengingatnya. Selama penggunaan video tepat dan sesuai dengan topik yang disampaikan, video akan mempermudah guru dan siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sedangkan strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa [8]. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan 2 materi pelajaran dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan tujuan untuk mempermudah penyampaian materi sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah Card Sort. Strategi pembelajaran Card Sort adalah strategi dimana guru menggunakan kartu indeks yang berisi bagian-bagian materi yang diajarkan, kemudian siswa dituntut untuk berkelompok dengan siswa yang mempunyai bagian materi yang sama dan mendiskusikannya. Strategi tersebut bertujuan untuk mereview materi dan meningkatkan keaktifan siswa sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri [5]. Dalam strategi pembelajaran Card Sort banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk menemukan sendiri konsep, tidak hanya sekedar mendengarkan informasi dari guru sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa. Selain itu strategi ini juga dapat menghilangkan rasa bosan siswa dengan adanya diskusi dan presentasi [9]. Penggunaan video dalam strategi pembelajaran Card Sort pada penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang selama ini sulit dipahami oleh siswa. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa, melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup dan persentase materi yang diingat siswa lebih tinggi. Dengan demikian hasil belajar siswa dapat meningkat. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Alasan pemilihan metode eksperimen adalah bertujuan untuk memberikan informasi tentang keberhasilan belajar peserta didik dengan membandingkan hasil belajar siswa dengan menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort dan siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 1 Tuntang. Topik pembelajaran dalam penelitian ini yaitu “Perkembangan Demokrasi di Indonesia”. Bentuk penelitian yang digunakan termasuk penelitian eksperimen semu (quaisi experimen) karena penelitian ini tidak mungkin untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang relevan. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pretest–Posttest Design. Dalam metode penelitian eksperimen digunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yaitu kelompok yang dikenai perlakuan (treatment) sedangkan kelas kontrol yaitu kelompok yang tidak diberikan perlakuan (treatment). Pemberian perlakuan (treatment) dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan (treatment) dengan kelas kontrol yang tidak menerima perlakuan. Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Sampel yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas VIII B sedangkan kelas kontrolnya adalah kelas VIII C dengan jumlah siswa masing-masing kelas 20 siswa. Dimana kelas VIII B akan dilakukan perlakuan, yaitu model pembelajaran 3 dengan menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort. Selanjutnya kelas VIII C sebagai kelas kontrol yaitu model pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card Sort saja. Pemberian perlakuan (treatment) dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan (treatment) dengan kelas kontrol yang tidak menerima perlakuan. Instrumen tes yang digunakan berupa soal pre-test (sebelum proses pembelajaran) dan post-test (setelah proses pembelajaran) yang diberikan kepada kedua kelas sampel. Soal yang diberikan pada saat pre-test dan post-test adalah sama. Soal yang diberikan kepada sampel sama persis, karena tujuan dari pre-test dan post-test adalah untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan yang berbeda terhadap kedua sampel yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Peningkatan hasil belajar dilihat dari hasil pre-test dan posttest pada kedua kelas sampel. Tipe soal dari tes yang diberikan terdiri dari 5 soal pilihan ganda dan 2 soal uraian. Pada awal pembelajaran akan diberikan soal pre-test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah itu diberikan perlakuan (menggunakan video) kepada kelas eksperimen dan tanpa perlakuan (tanpa menggunakan video) pada kelas kontrol. Langkah selanjutnya yaitu pemberian soal post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terdapat lima tahapan dalam pengembangan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: (1) Analisis. Tahap analisis adalah tahapan yang pertama kali harus dilakukan. Kegiatan utama pada tahap ini adalah menganalisis perlunya pengembangan model pembelajaran baru karena model pembelajaran yang ada sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar, teknologi, serta karakteristik peserta didik. Analisis dilakukan dengan cara observasi kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta beberapa siswa pada kelas sampel yang diambil secara acak. Tujuan dari dilakukannya analisis kebutuhan adalah untuk mendapatkan informasi mengenai model pembelajaran yang selama ini digunakan pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, baik itu media maupun strategi sehingga dapat dilakukan pembaharuan. Dari observasi dan wawancara yang dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Proses belajar yang selama ini terjadi membuat siswa bosan, tidak antusias mengikuti pelajaran, mengantuk serta siswa sulit memahami materi, sehingga membuat hasil belajar siswa menjadi rendah. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang dapat mengatasi kendala-kendala tersebut. Pembaharuan tersebut dengan menggunakan media dan strategi pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi, melibatkan siswa dalam pembelajaran, pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Dari analisis kebutuhan tersebut maka video dan strategi pembelajaran Card Sort dapat digunakan dalam penelitian ini. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan video dalam pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak. (2) Desain. Kegiatan ini merupakan rancangan model pembelajaran yang masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya 4 yang dimulai dengan menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar pada model pembelajaran yang baru. (3) Pengembangan. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Pada tahap ini akan dilakukan realisasi dari model pembelajaran yang telah didesain. Hal yang dilakukan dalam tahap ini meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), desain model pembelajaran, yaitu penggunaan video dalam strategi pembelajaran Card Sort pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan penyusunan instrumen, dan penyusunan soal pre-test dan post-test. Video yang digunakan dalam penelitian ini menjelaskan tentang perkembangan demokrasi di Indonesia pada masa awal kemerdekaan sampai dengan saat ini. Soal tes yang diberikan mencakup materi yang telah diajarkan. (4) Implementasi. Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan model pembelajaran yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Materi disampaikan sesuai dengan model baru yang dikembangkan. Model pembelajaran yang telah dibuat kemudian diimplementasikan pada kelas eksperimen. Pada awal pembelajaran akan diberikan soal pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Selanjutnya ditayangkanan video tentang perkembangan demokrasi di Indonesia di depan kelas. Video yang ditayangkan berdurasi 12 menit 15 detik. Setelah itu setiap siswa mengambil satu kartu yang telah diacak. Kemudian siswa berkelompok sesuai dengan kategori kartu yang sama dan berdiskusi. Siswa berdiskusi sesuai dengan durasi waktu yang diberikan guru dan kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah semua kelompok selesai presentasi, guru memberikan soal post-test. Setelah itu guru bersama-sama dengan siswa review dan memberikan pembetulan jika terjadi kesalahan. (5) Evaluasi. Tahapan yang terakhir yaitu evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan penelitian sudah tercapai atau belum. Hasil dari pengembangan yang telah diuji cobakan kemudian diuji dan dievaluasi untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraann kelas VIII di SMP Negeri 1 Tuntang dengan topik pembelajaran “Perkembangan Demokrasi di Indonesia”. Sedangkan prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, antara lain: (1) Studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 1 Tuntang yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung, dan wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta beberapa siswa kelas sampel. Observasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui metode yang digunakan dalam proses belajar, media yang digunakan, cara guru mengajar, kondisi kelas ketika proses belajar berlangsung, sikap siswa tanggapan siswa serta fasilitas sekolah. (2) Menyusun rumusan masalah. Setelah masalah-masalah diperoleh kemudian masalah tersebut dirumuskan secara spesifik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan video dalam strategi pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan 5 Kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 1 Tuntang?”. (3) Mencari konsep dan teori yang relevan, dan penemuan yang relevan. Tahap ini dilakukan untuk memperoleh konsep, teori dan penemuan yang relevan untuk mendukung penelitian yang dilakukan dan memberikan jawaban sementara. (4) Pengajuan hipotesis. H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort (kelas eksperimen) dengan kelas hanya menggunakan strategi pembelajaran Card Sort (kelas kontrol) dan H1 : Hasil belajar siswa yang menggunakan video dan strategi pembelajaran Card Sort (kelas eksperimen) lebih tinggi dari kelas yang hanya menggunakan strategi pembelajaran Card Sort (kelas kontrol). (5) Memilih desain penelitian dan menyusun instrumen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, sedangkan instrumen yang digunakan adalah tes yang terdiri dari soal pre-test dan post-test. Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan video dan juga kartu yang digunakan dalam strategi pembelajaran Card Sort. (6) Implementasi. Tahap ini terdiri dari pemberian pretest, perlakukan dengan model pembelajaran yang dikembangkan, dan pemberian post-test. Pada kelas eksperimen proses belajar dengan menggunakan video dan pada pada kelas kontrol proses belajar tanpa menggunakan video. (7) Analisis data. Data yang diperoleh dari pre-test dan post-test kemudian dianalisis dan diolah dengan menggunakan SPSS Windows Version 19.0 untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Analisis data dilakukan dengan pemberian skor, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. (8) Penyusunan laporan. Setelah tahap satu sampai tujuh dilakukan maka tahap selanjutnya adalah penyusunan laporan. Setelah data pre-test dan post-test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol terkumpul kemudian dilakukan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian. Data yang terkumpul berupa data angka, yaitu nilai hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga analisis data pada penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS Windows Version 19.0. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kuantitatif diskriptif dan analisis kuantitatif inferensial. Analisis kuantitatif diskriptif menggambarkan data yang telah terkumpul sedangkan pada analisis kuantitatif inferensial dilakukan pemberian skor dan pengolahan data hasil pre-test dan post-test. Rumus pemberian skor sebagai berikut: SA = (S1 + S2) x 10 Dengan ketentuan: SA = skor akhir S1 = skor pilihan ganda S2 = skor uraian Dari penghitungan di atas diperoleh skor akhir adalah 100. 6 Selanjutnya melakukan uji normalitas untuk mengetahui sebaran data pretest dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Penghitungan uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk karena uji Shapiro-Wilk dianggap lebih akurat ketika jumlah subjek kurang dari 50 dimana uji yang lain tidak reliable pada jumlah sampel yang kecil [10]. Untuk memastikan apakah data yang kita miliki mengikuti distribusi normal atau tidak, dapat dilihat dari nilai Sig.. Jika nilai sig. > 0.05 (taraf signifikansi 5%) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti data yang diuji memiliki distribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, kemudian dilakukan uji homogenitas dengan uji-F. Tujuan dari uji homogenitas adalah untuk mengetahui keseimbangan varians nilai dan post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan taraf signifikansi 5%, maka data dikatakan homogen jika Fhitung < Ftabel dan nilai signifikansi > 0,05 (tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%). Setelah data dinyatakan normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t (Independent Sample T-Test). Uji-t bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pencapaian hasil belajar antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model pembelajaran dengan menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort dan kelas kontrol yang diberikan perlakuan model pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Card Sort. Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, dengan ketentuan dk = n1+n2–2, dan taraf signifikansi 5% maka dapat dirumuskan kriteria pengujian jika thitung > dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort dan pembelajaran yang hanya menggunakan strategi pembelajaran Card Sort. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII dengan topik pembahasan “Perkembangan Demokrasi di Indonesia” di SMP Negeri 1 Tuntang dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran yang menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort dengan model pembelajaran yang tidak menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara acak. Dari pemilihan sampel ini terpilih kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa masing-masing kelas 20 siswa. Setelah sampel didapatkan maka selanjutnya model pembelajaran yang telah didesain diterapkan pada kedua sampel. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran yang menggunakan video pada strategi pembelajaran Card Sort dan kelas kontrol model pembelajaran tanpa menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort. 7 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, yang terdiri dari pre-test dan post-tes. Pre-test dan post-test diberikan kepada kelas eksperimen dan juga kelas kontrol. Setelah data hasil dari pre-test dan post-test terkumpul, kemudian dilakukan deskripsi mengenai data yang diperoleh dari pre-test dan post-test yang telah dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut hasilnya. Tabel 1. Tabel Uji Deskripsi Nilai Pre-test dan Post-test Kelas eksperimen dan Kelas kontrol Paramenter Pre-test Post-test Eksperimen Kontrol 49.50 58,75 88,75 75,5 Mean Berdasarkan tabel di atas, rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen lebih rendah dari rata-rata nilai pre-test kelas kontrol. Namun setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, rata-rata nilai post-test pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan video berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selanjutnya yaitu menghitung uji normalitas data. Setelah dilakukan penghitungan uji normalitas diperoleh hasil sebagai berikut: pre-test kelas eksperimen pre-test kelas kontrol post-test kelas eksperimen post-test kelas kontrol Asymp.Sig. > 0,05. = 0,617 > 0,05 Asymp.Sig. > 0,05. = 0,145 > 0,05 Asymp.Sig. > 0,05. = 0,274 > 0,05 Asymp.Sig.> 0,05. = 0,155 > 0,05 Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, hasil pre-test dan post-test untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen ternyata keduanya berdistribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji normalitas yang menyatakan nilai sig. > 0.05 (taraf signifikansi 5%). Berikut hasil uji normalitasnya. Karena data berdistribusi normal, maka analisis data dilanjutkan dengan menentukan homogenitas. Dari uji homogenitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut: Tabel 2. Tabel Homogenitas Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Levene Statistic df1 2.388 df2 1 Sig. 38 .131 Dari uji homogenitas data post-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh fhitung < ftabel = 2,388 < 4,1 dan nilai signifikansi > 0,05= 0,131 > 0,05 sehingga dinyatakan homogen. Karena data berdistribusi normal dan homogen maka memenuhi syarat untuk dilakukan uji hipotesis (uji-t). Uji ini digunakan untuk 8 mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel tentang suatu variabel yang diteliti. Berikut hasil penghitungan uji-t: Tabel 3. Tabel Hasil Uji-t (t-test) t-test for Equality of Means Variabel yang diuji Identifikasi variansi data Hasil Belajar Equal Kelas variances Experimen assumed Mean thitung 4,981 ttabel dk (df) 2,024 38 Sig. (2tailed) Eksperi 0,000 88,75 men Kontrol 75.50 Mean Differe nce 13,250 dan Kelas Kontrol (Posttest) Dari uji-t data post-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai thitung bernilai 4,981 dan Sig. bernilai 0,000 maka H1 diterima dan H0 ditolak karena nilai thitung > ttabel dan Sig. < α. yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran yang menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort dan pembelajaran yang hanya menggunakan strategi pembelajaran Card Sort. Pembelajaran yang menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol. Pembahasan Pembuatan video dilakukan dengan menggunakan Ulead Video Studio 11 dan disertai backsound instrumen lagu Indonesia Raya untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam belajar. Isi dari video disesuaikan dengan kompetensi dasar yakni tentang perkembangan demokrasi di Indonesia, yang meliputi demokrasi pada awal kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi hingga saat ini. Dalam video ini dijelaskan karakteristik pada masing-masing demokrasi dan disertai dengan kekurangan serta kelebihannya. Tayangan video diawali dengan animasi peta Indonesia dengan tujuan untuk menarik perhatian siswa. Selanjutnya penjelasan tentang demokrasi dan kemudian penjelasan perkembangan demokrasi dari awal kemerdekaan sampai dengan saat ini. Pada akhir video diberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Pemilihan media video dalam penelitian ini karena video merupakan media pembelajaran yang dapat memudahkan guru dan juga siswa dalam kegiatan pembelajaran. Video mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan juga 9 mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Siswa dengan melihat video, maka dalam belajar siswa menggunakan dua indra sekaligus yaitu indra penglihatan dan indra pendengaran. Selama ini siswa hanya menggunakan indra pendengarannya saat proses belajar mengajar di kelas yakni mendengarkan ceramah guru. Namun dengan adanya video yang menampil gambar bergerak menjadikan siswa lebih tertarik dan dapat menyerap materi yang disampaikan sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang selama ini sulit dipahami oleh siswa. Pemerolehan hasil belajar melalui indra penglihatan bekisar 75% dan melalui indra pendengaran 12% [7]. Adanya pengalaman belajar tersebut menjadikan siswa dapat dengan mudah menyerap materi dan menyimpannya pada otak yang selanjutnya apabila diberikan tes tertulis maka siswa dapat mengerjakan tes lebih baik dikarenakan hasil pemahaman terhadap materi lebih konkrit [11]. Dengan demikian penggunaan video dalam proses belajar akan meningkatkan pemahaman siswa. Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk mengetahui kelayakan video tersebut. Aspek tersebut meliputi cakupan materi, kesesuaian materi dengan kompetensi, relevansi terhadap indikator kompetensi, kejelasan uraian materi serta kemudahan untuk dipahami [7]. Sebelum video digunakan pada proses belajar di kelas maka video dikonsultasikan dengan guru yang bersangkutan. Dari hasil yang diperoleh guru menyatakan video sudah memenuhi aspek tersebut dan disetujui untuk digunakan. Selain itu dari wawancara yang telah dilakukan dengan siswa dan juga guru, dengan menggunakan video ini materi menjadi lebih mudah dipahami dan perhatian siswa pada proses belajar menjadi lebih tinggi. Penggunaan video hanya dilakukan pada kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian soal pre-test kepada siswa. Waktu pengerjaan soal pre-test adalah tujuh menit. Saat mengerjakan soal pre-test siswa terlihat kebingungan dalam menjawab soal yang diberikan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal pre-test guru menyampaikan topik pembahasan yang akan dipelajari serta indikator yang harus dicapai siswa. Materi yang biasanya dijelaskan dengan menggunakan metode ceramah disampaiakan dengan menggunakan video. Ketika video ditayangkan di depan kelas siswa terlihat lebih antusias dan semangat mengikuti pembelajaran. Siswa memperhatikan video yang ditayangkan oleh guru. Beberapa siswa juga mencatat isi dari video yang ditayangkan. Siswa yang biasanya mengantuk juga terlihat bersemangat dan memperhatikan tayangan video. Setelah video selesai ditayangkan guru memberikan penjelasan singkat tentang isi dari video dan menyampaikan kegiatan selanjutnya, yaitu menerapkan strategi pembelajaran Card Sort. Pada strategi pembelajaran Card Sort dibutuhkan kartu sesuai dengan jumlah siswa yang berisi kategori (bagian) dari materi yang telah diajarkan. Dalam penelitian ini digunakan 20 kartu yang terdiri dari empat kategori, yaitu demokrasi pada awal kemerdekaan, demokrasi pada orde lama, demokrasi pada orde baru dan demokrasi pada masa reformasi hingga saat ini. Setiap siswa mengambil satu kartu yang telah disediakan. Setelah itu siswa berkelompok menjadi empat kelompok sesuai dengan dengan kategori yang sama. Masing-masing kelompok 10 terdiri dari lima siswa. Setiap kelompok mendiskusikan kategori yang didapatkan, seperti ciri-ciri, tanggal (waktu) demokrasi diterapkan, kelebihan serta kekurangannya. Masing-masing siswa mencatat hasil diskusi pada buku catatan. Ketika kegiatan diskusi berlangsung guru membimbing siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Sebagian besar siswa terlihat aktif bertukar pendapat dalam kegiatan diskusi. Kondisi kelas yang biasanya hening menjadi lebih kondusif. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kegiatan presentasi berlangsung dengan baik meskipun sebagian besar siswa masih terlihat malu dan kurang percaya diri. Setelah itu guru membagikan soal post-test dan meminta siswa untuk mengerjakannya. Dalam mengerjakan soal post-test siswa terlihat tidak kebingungan seperti saat mengerjakan soal pre-test. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengulang materi secara singkat dan menarik kesimpulan secara bersama-sama. Pada kelas kotrol kegiatan pembelajaran juga diawali dengan pemberian soal pre-test kepada siswa. Waktu pengerjaan soal pre-test sama, yaitu tujuh menit. Saat mengerjakan soal pre-test siswa juga terlihat kebingungan dalam menjawab soal yang diberikan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal pre-test guru menyampaikan topik pembahasan yang akan dipelajari serta indikator yang harus dicapai siswa. Guru menjelaskan perkembangan demokrasi di Indonesia dengan menggunakan metode ceramah. Awalnya siswa secara keseluruhan memperhatikan penjelasan guru, namun 20 menit kemudian siswa mulai terlihat bosan dan mengantuk. Perhatian siswa tidak lagi pada penjelasan guru. Setelah materi selesai disampaikan guru mulai menerapkan strategi pembelajaran Card Sort. Sama seperti pada kelas eksperimen, dibutuhkan kartu sesuai dengan jumlah siswa yang berisi kategori (bagian) dari materi yang telah diajarkan. Digunakan 20 kartu yang terdiri dari empat kategori, yaitu demokrasi pada awal kemerdekaan, demokrasi pada orde lama, demokrasi pada orde baru dan demokrasi pada masa reformasi hingga saat ini. Setiap siswa mengambil satu kartu yang telah disediakan. Setelah itu siswa berkelompok menjadi empat kelompok sesuai dengan dengan kategori yang sama. Masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa. Setiap kelompok mendiskusikan kategori yang didapatkan, seperti ciri-ciri, tanggal (waktu) demokrasi diterapkan, kelebihan serta kekurangannya. Waktu yang dibutuhkan siswa dalam berdiskusi lebih lama dari pada kelas eksperimen. Siswa terlihat masih kebingungan dengan materi yang didiskusikan. Hal tersebut membuktikan bahwa siswa belum memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ketika kegiatan diskusi berlangsung guru membimbing siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kegiatan presentasi berlangsung dengan baik meskipun sebagian besar siswa masih terlihat malu dan kurang percaya diri. Setelah itu guru membagikan soal post-test dan meminta siswa untuk mengerjakannya. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengulang materi secara singkat dan menarik kesimpulan secara bersama-sama. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan baik dalam proses belajar maupun hasil belajar siswa. Proses belajar dengan menggunakan 11 video membuat siswa menjadi lebih antusias dan memperhatikan. Berbeda dengan kelas yang tidak menggunakan video, perhatian siswa hanya pada awal pelajaran saja selanjutnya siswa menjadi bosan dan mengantuk. Selain itu dari hasil analisis yang dilakukan juga membuktikan terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai thitung bernilai 4,981 dan Sig. bernilai 0,000 maka H1 diterima dan H0 ditolak karena nilai thitung > ttabel dan Sig. < α (ttabel = 2,024 dan α = 0,05). Dengan demikian terbukti terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang model pembelajarannya menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort dan pembelajaran yang tidak menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort. Hasil belajar siswa yang model pembelajarannya menggunakan video lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan video. Hal tersebut dapat dilihat dari rerata nilai post-test kelas eksperimen yaitu 88,75 lebih besar dari rerata nilai post-test kelas kontrol yaitu 75,50 dengan selisih rerata keduanya adalah 13,250. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulan bahwa: (1) Penggunaan video dalam strategi pembelajaran Card Sort pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 1Tuntang telah sesuai rencana awal. (2) Pemanfaatan media pembelajaran video dalam strategi pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 1 Tuntang dengan topik pembahasan “Perkembangan Demokrasi di Indonesia”. Secara keseluruhan nilai siswa melebihi batas KKM yaitu antara bekisar antara 75-100. (3) Hasil belajar antara kelas dengan model pembelajaran menggunakan video dalam strategi pembelajaran Card Sort hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas dengan menggunakan model pembelajaran hanya menggunakan strategi pembelajaran Card Sort. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai dari rerata nilai posttest kelas eksperimen yaitu 88,75 lebih besar dari rerata nilai post-test kelas kontrol yaitu 75,50 dengan selisih rerata keduanya adalah 13,250. Daftar Pustaka [1] Wibisono, Wawan, 2011, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Media Video Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI Semester Ganjil di SMK Negeri 6 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012, Education, http://library.ikippgrismg.ac.id/docfiles/fulltext/c689d62088ca8c32.pdf. Diakses tanggal 28 Januari 2014. 12 [2] Indriana, Dina, 2011, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Jogjakarta: Diva Press. [3] Haryoko, Sapto, 2012, Efektifitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran, Education, http://instatmy.org.my/downloads/e-jurnal%202/3.pdf . Diakses tanggal 22 November 2013. [4] Anggayuni, Weti, 2013, Pengaruh Strategi Pembelajaran Tipe Card Sort Terhadap Pemerolehan Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di SD, Education, http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/1894/pdf. Diakses tanggal 16 Januari 2014. [5] Ulfa, Anis Mufidah, 2013), Penerapan Strategi Pembelajaran Card Sort Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya, Education,http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/viewFile/176 2/1263. Diakses tanggal 16 Januari 2014. [6] Dimyati dan Mudjiyono, 2013, Belajar & Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. [7] Wibisono, Wawan, 2011, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Media Video Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI Semester Ganjil di SMK Negeri 6 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012, Education, http://library.ikippgrismg.ac.id/docfiles/fulltext/c689d62088ca8c32.pdf. Diakses tanggal 28 Januari 2014. [8] Al Muchtar, Suwarma, dkk., 2007, Strategi Pembelajaran PKn, Jakarta : Universitas Terbuka. [9] Astuti, Esti Puji, 2013, Meningkatkan Pemahaman Konsep Kegiatan Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort, Education, http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/download/2294/1672. Diakses tanggal 16 Januari 2014. 13 [10]Razali, Nornadiah Mohd, 2011, Power Comparisos of Shapiro-Wilk, Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors, and Anderson Darling Test, Statistical Modeling and Analytics 2: 21-33, http://instatmy.org.my/downloads/ejurnal%202/3.pdf. Diakses tanggal 24 April 2014. [11] Widya, Tenny, Pengembangan Media Video Pembelajaran Pertempuran Di Surabaya Untuk Siswa Kelas Ix Smp Negeri 1 Kalitidu-Bojonegoro, Education, http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel2251D239DA52CBC094A3C3FB41425EE D.pdf . Diakses tanggal 4 Agustus 2014 14