I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... 105 PERLINDUNGAN HUKUM BAGI DOKTER DALAM MENANGANI PASIEN GAWAT DARURAT DI INDONESIA Oleh : I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar Abstract The medical profession is a very noble profession, a doctor in running as a profession of medicine in demand to perform its obligations as much as possible in dealing with a patient, and to respect the rights owned by the patient or person treated requires a consent from the patient directly, or a person who is authorized by the patient, such as family, friends or any other person who is trusted by the patient in writing or verbally. In the case of doctors perform emergency measures to prevent death or disability in the patient of a doctor requires a legal protection. So in this paper provides the philosophical basis of how a doctor contained in six nature and oath, as well as how the Indonesian government to provide legal protection for doctors who deal with emergency patients to prevent death or disability in the patient. Keywords : Emergency, Doctor, Legal Protection. Asbtrak Profesi dokter merupakan sebuah profesi yang sangat mulia, pengobat dan yang diobati adalah si penderita atau pasien. seseorang dokter dalam menjalankan sebagai Profesi pengobatan di tuntut untuk melakukan kewajibannya semaksimal mungkin dalam menangani seorang pasiennya, dan untuk menghormati hak-hak yang dimiliki si pasien atau orang yang diobati memerlukan suatu persetujuan dari si pasien langsung, maupun seseorang yang diberi kuasa oleh pasien, baik itu keluarga, teman atau orang lainnya yang dipercaya oleh pasiensecara tertulis maupun lisan. Dalam hal dokter melakukan tindakan yang darurat untuk mencegah kematian atau cacat pada si pasien seorang dokter memerlukan sebuah perlindungan hukum. Maka dsalam tulisan ini memberikan bagaimana dasar filosofis dari seorang dokter yang terdaopat di dalam 6 sifat dasar dan sumpah yang diucapkan, serta bagaimana pemerintah Indonesia memberikan perlindungan hukum bagi dokter yang menangani pasien gawat darurat untuk mencegah kematian atau kecacatan pada si pasien. Kata Kunci : Gawat Darurat, Dokter, Perlindungan Hukum. I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai seorang dokter merupakan sebuah profesi yang sangat mulia, dimana profesi sebagai seorangdokter dapat dikatakan sebagai pengobat dan yang diobati adalah si penderita atau pasien. Dalam ini,seseorang dokter dalam menjalankan sebagai Profesi pengobatan di tuntut melakukan semaksimal untuk kewajibannya mungkin dalam menangani seorang pasiennya, dan 106 Pasien mempunyai hak untuk menentukan sendiri, bebas dalam membuat keputusanyang menyangkut diri mereka sendiri. Dokter harus memberi tahu pasien konsekuensidari keputusan yang diambil.Pasien dewasa yang sehat mentalnmya memiliki hakuntuk memberi ijin atau tidak memberi ijin terhadap prosedur diagnosa maupunterapi.Pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untukmengambil keputusannya. Pasien harus paham dengan jelas apa tujuan dari suatu tesatau pengobatan, hasil apa yang akan diperoleh, dan apa dampaknya jika menunda keputusan. untuk menghormati hak-hak yang dimiliki si pasien atau orang yang diobati memerlukan suatu persetujuan dari si pasien langsung, maupun seseorang yang diberi kuasa oleh pasien, baik itu keluarga, teman atau orang lainnya yang dipercaya oleh pasien, hal ini di tuang kan dalam Deklarasi Hak-Hak Pasien dari World Medical Association (WMA) yang menyatakan bahwa1: Selain apa yang disebutkan di dalam World Medical Association (WMA), di dalam Pasal 45 ayat 1 Undang-Undang No 29 Tahun 2009 Tentang menyatakan Praktek “setiap Kedokteran tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapatkan persetujuan. Kemudian dilanjutkan oleh Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang No 29 Tahun 2009 1 John R .William, 2005, Panduan Etika Medis, Disertai Studi Kasus-Kasus EtikaPelayanan Medis Sehari-Hari, World medical association, terjemahan PSKI FK UMY,Pusat Studi Kedokteran Islam Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Indonesia, Yogyakarta, hal. 35-36. Tentang Praktek Kedokteran yang menyatakan “persetujuan sebagaimana maksud pada ayat 1 diberikan setelah pasien mendapat 107 I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... penjelasan secara lengkap. Terkait memberikan dengan penjelasan lengkap tersebut, sebagaimana dituang kan dalam terdapat Pasal 45 Undang-Undang Nomor 29 beberapa mencakup hal yang sekurang-kuranganya seperti yang dituangkan dalam pasal Tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran, yaitu: Untuk memberikan persetujuan kepada dokter pasien memberikan persetujuan secara tertulis maupun lisan2, dan apabila suatu dilakukan tindakan yang dokter yang oleh mengandung risiko yang tinggi, hal tersebut di haruskan memberikan persetujuan Tentang Praktek Dalam hal normal3 tentu saja seorang dokter dapat melakukan tindakan sesuai dengan prosedur- 1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis; 2. Tujuan tindakan medis yang dilakukan; 3. Alternatif tindakan lain dan risikonya; 4. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan. dapat 2009 Kedokteran. 45 ayat 3 Undang-Undang No 29 Tahun persetujuan secara tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak prosedur tersebut, namun apabila seorang dokter mendapatkan sebuah kasus, dimana seorang pasien yang mengalami musibah baik itu dikarenakanoleh kecelakaan, maupun pasien yang mengalami pendarahan yang cukup berat yang mengakibatkan pasien mengalami trauma yang mengakibatkan contohnya berat serta keadaan koma, seorang pasien dari korban penembakan, korban yang mengalami kerusakan di daerah vital di dalam tubuhnya. Dan dalam keadaan tersebut terdapat sebuah kondisi tidak adanya saudara atau orang yang dipercaya untuk memutuskan tindakan cepat dokter, 2 Lisan yang dimaksud disini adalah persetujuan yang diberikan dalam bentuk ucapan setuju atau bentuk gerakan menganggukkan kepala yang diartikan sebagai ucapan setuju. Sesuai dengan penjelasan pasal 45 ayat 4 Undang-Undang No 29 Tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran. 3 Dalam hal normal disini adalah dimaksudkan apabila seorang dokter mendapatkan pasien yang masih dalam keadaan sadar, atau pasien yang tidak sadarkan diri namun didampingi oleh kuasa dari pasien ataupun pasien yang tidak sadarkan diri namun dalam keadaan yang tidak darurat atau emergency. I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... dan disisi lain dokter yang memerlukan tindakan bedah yang cepat atau melakukan tindakan medis untuk menyelamatkan nyawa pasien. Seorang keadaan dokter apapun dalam dalam hal menyeleamatkan jiwa pasien selalu terikat akan sumpah yang dipegang selama menjalani profesinya, seperti yang tertuang dalam sumpah Hippocrates yang mengatakan4 “tak peduli rumah yang aku kunjungi, saya akan datang demi keuntungan si sakit, tetap bebas dari semua niat yang tidak benar, perilaku yang tidak menyenangkan, dan khususnya hubungan seksual baik dengan pria atau wanita ....”. Selain sumpah Hippocrates seorang dokter di Indonesia juga mengucapkann Lafal Sumpah Dokter Indonesia yang sebagaimana tertuang dalam Penjelasan Kedokteran Indonesia Kode Etik (KODEKI) tahun 2012 yaitu5 : 4 John R .William, Op.cit. Ikatan Dokter Indonesia, 2014, Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia, Fakultas Kedokteran 5 108 Demi Allah saya bersumpah, bahwa : 1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan. 2. Saya akan menjalankan tugas dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter. 3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dantradisi luhur profesi kedokteran. 4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahuikarena keprofesian saya. 5. Saya tidak akan menggunakan pengetahuan saya untuk sesuatuyang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipundiancam. 6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saatpembuahan. 7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien,dengan memperhatikan kepentingan masyarakat. 8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit Universitas Sumatera Sumatera Utara, hal. 13. Utara (USU), I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien. Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudarakandung. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya. 9. 10. 11. 12. 2. 109 Metode Penelitian Dalam penulisan ini menggunakan metode normatif, yaitu penelitian hukum yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek, yaitu aspek teori, sejarah, filosofis, perbandingan, komposisi, struktur lingkup, dan dan materi, konsisten, penjelasan umum, dan pasal demi pasal, formalitas, dan kekuatan mengikat suatu Undangundang, serta bahasa hukum yang digunakan, tetapi tidak mengkaji Maka dari diucapkan sumpah para yang aspek terapan atau imlementasi, dokter, sehingga penelitian hukum normatif bahwa sering disebut “penelitian hukum seseorang dokmatik” atau” penelitian hukum merupakan suatu prioritas utama teoritis” (dogmatic or theoretical law yang harus dilakukan dan tentu saja reseach)7. Didalam penelitian hukum dalam melakukan pekerjaan sebagai normatif dalam penulisan ini, penulis dokter, seorang dokter tidak boleh menggunakan beberapa pendekatan dipengaruhi analitis yakni dengan menggunakan mengisyaratkan menyelamatkan nyawa oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan pendekatan dan kemandirian profesi6.Sehingga (statue dalam tulisan ini, penulis ingin mengetahui filosofis dari profesi Perundang-undangan approach), pendekatan analitis substansi hukum (approach of legal content analysis), dan pendekatan analitis konsep hukum dokter, serta dari profesi yang sangat mulia sebagai seorang penyelamat (approach of legal concdeptual analysis). dan pengobat bagi seorang pasien. 7 6 Ibid, hal. 15. Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 101-102. I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... B. PEMBAHASAN keputusan 1. bentuk yang definitif. Tujuannya Kajian Pustaka Perlindungan hukum sendiri adalah pemerintah 110 mendapat mencegah terjadinya dapat memiliki arti sebagai suatu sengketa. bentuk perlindungan yang diberikan preventif sangat besar artinya bagi hukum, itu dibentuk oleh tindak pemerintahan yang didasarkan negara, suatu lebaga yang memiliki pada kebebasan bertindak karena kewenangan atau seseorang yang dengan adanya perlindungan hukum memperoleh yang baik kewenangan untuk Perlindungan preventif hukum pemerintah membuat hukum. Menurut Satijipto terdoronguntuk Raharjo, Perlindungan hukum itu dalam mengambil keputusan yang memberikan pengayoman terhadap didasarkan pada diskresi. Sedangkan hak asasi manusia (HAM) yang perlindungan hukum yang represif dirugikan bertujuan orang lain dan bersifat untuk hati-hati menyelesaikan perlindungan itu diberikan kepada sengketa. Penanganan perlindungan masyarakat agar dapat menikmati hukum oleh Pengadilan Umum dan semua hak-hak yang diberikan oleh Pengadilan Administrasi di Indonesia hukum8. termasuk kategori perlindungan Menurut Pjillipus M. Hadjon hukum ini. Prinsip perlindungan bahwa perlindungan hukum bagi hukum terhadap tindakan pemerintah rakyat sebagai tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber dari konsep yang tentang pengakuan dan perlindungan bersifat preventif resprensif9.Perlindungan Preventif diberikan dan Hukum yaitu subyek hukum kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu terhadap hak-hak asasimanusia karena menurut sejarah dari barat, lahirnya pengakuan terhadap diarahkan konsep-konsep dan hak-hak kepada tentang perlindungan asasi manusia pembatasan- 8 Satijipto Raharjo, 2000, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.54. 9 Phillipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia , PT. Bina Ilmu, Surabaya, hal. 2. pembatasan dan peletakan kewajiban masyarakat dan pemerintah.Prinsip kedua yang mendasari perlindungan I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... 111 hukum terhadap tindak pemerintahan Mukadimah Kode Etik Kedokteran adalah hukum. Indonesia dan Pedoman pelaksanaan Dikaitkan dengan pengakuan dan Kode Etik Kedokteran Indonesia perlindungan terhadap hak-hak asasi yaitu seorang dokter harus memiliki6 manusia, sifat prinsip negara pengakuan dan dasar antara lain12: sifat perlindungan terhadap hak-hak asasi ketuhanan13, sifat kemurnian niat14, manusia mendapattempat utama dan sifat dapat dikaitkan dengan tujuan dari keluhuran budi15, sifat 16 kerendahan hati , sifat kesungguhan negara hukum10 2. Filosofis Profesi Sebagai Dokter Kita dokter 12 mengetahui merupakan seorang profesi yang sangat mulia, namun tentu saja di dalam menjalankan profesinya sebagi seorang dokter tidak dapat terlepas dari filosofis11 dokter itu sendiri. Sejak perjalanan dahulu peradaban sesuai manusia, seluruh umat manusia memahami dan mengakui memiliki sifat seoarang dokter mendasar yang melekat secara mutlak dalam diri seorang dokter yang baik dan bijaksana, seperti dituangkan dalam 10 Ibid, hal.30. Istilah „filosofis‟ berasal dari bahasa Yunani, (philosophia), tersusun dari kata philos yang berarti cinta atau philia yang berarti persahabatan, tertarik kepada dan kata sophos yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman praktis, inteligensi, lihat Bagus, Lorens, 1996, Kamus Filsafat, PT. Gramedia, Jakarta, hal. 242. 11 Enam sifat dasar yang harus dimiliki atau ditunjukkan oleh seorang dokter rerdapat dalam Mukadimah Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Ikatan Dokter Indonesia, Loc.Cit, hal.11. 13 Sifat-sifat ketuhanan antara lain, sifat Keadilan, sifat Kebenaran, sifat Kebaikan, sifat Welas Asih atau Pemurah, sifat Pengampunan, sifat Kesetaraan, sifat Kebebasan, sifat Menghormati, Memiliki sifat Penghukuman, Memiliki sifat Tidak Egois, dan banyak lagi sifat ketuhanan yang tidak dapat disebutkan dalam tulisan ini. Lihat juga I Made Hendra Wijaya, 2015,KONSEP NEGARA HUKUM PANCASILA, Jurnal Advokasi, Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar, ISSN 1693-5934, Vol 5, No.2, September, Denpasar, hal.206. 14 Sifat Kemurnian niat, merupakan sebuah ketulusan dalam segala tindakan yang diambil, tanpa berfikir atau berniat untuk memperoleh keuntungan pribadi dalam hal melakukan tugas yang dilaksanakan. 15 Sifat Keluhuran budi, merupakan sebuah sifatyang ditunjukkan dalam sikap yang mengutamakan untuk kepentingan orang banyak diatas kepentingan pribadi. 16 Sifat Kerendahan hati, merupakan sifatyang ditunjukkan dalam sikap yang tidak sombong, dan egois, serta sikap selalu menghormati siapa saja, tanpa harus melihat status, umur, ras, suku, agama dan perbedaan. I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... kerja17, sifat intergritas ilmiah dan 18 sosial . melakukan kewajibannta melakukan tugas 112 untuk mulianya. filosofis Kemudian, “saya akan datang demi seorang dokter tidak hanya terdapat keuntungan si sakit”, dalam kata-kata dalam 6 sifat dasar yang harus ini mengisyaratkan seorang dokter dimiliki oleh seorang dokter seperti memberikan dituangkan dalam Mukadimah Kode berupa kesembuhan bagi si pasien, Etik dan dan datang kemanapun pasien berada Pedoman pelaksanaan Kode Etik saat membutuhkan seorang dokter, Kedokteran Indonesia tetapi juga kemudian kalimat yang menyatakan terdapat dalam sumpah kedokteran “tetap bebas dari semua niat yang salah tidak Keberadaan dari Kedokteran satunya Indonesia adalah sumpah sebuah keuntungan benarperilaku yang tidak Hippocrates yang mengatakan“tak menyenangkan, peduli rumah yang aku kunjungi”, hubungan seksual baik dengan pria dalam atau kata-kata tersebut dan khususnya kalimat wanita....” ini mengisyaratkan seorang dokter akan mengharapkan seorang dokter dalam mengunjungi dimanapun pasien itu menjalankan tugas mulianya untuk berada, tidak peduli di sebuah rumah menyelamatkan yang buruk ataupun sebuah istana, dalam niat yang gubuk atauupun gedung, maupun keselamatan dan pasien yang tidak memiliki rumah pasiennya, bukan untuk hal-hal yang sekalipun merugikan pasien atau keuntungan dokter berkewajiban pasiennya tulus harus untuk kesembuhan pribadi sang dokter sendiri, selain itu 17 Sifat Kesungguhan hati, merupakan sifat yang dintunjukkan dalam sikap yang penuh keyakinan dan pantang menyerah dalam bekerja ataupun dalam memperoleh tujuan, serta melakukan kegiatan tidak pernah mengambil sebuah tindakan yang setengah-setengah namun harus dilkukan sepenuh hati dan rasa tanggung jawab yang tinggi. 18 sifat intergritas ilmiah dan sosial, merupakan sifat yang ditunjukkan dalam sikap penuh dengan sikap yang konsisten dalam mengembangkan kajian ilmiah dan pergaulan sosial untuk kepentingan umat manusia. dokter juga berprilaku diharapkan menyenangkan selalu atau paling tidak memberikan sebuah senyuman agar si pasien merasa nyaman dalam masa perawatannya, dan tentu saja diharapkan menghindari mengambil kesempatan dalam hubungan seksual dengan I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... 113 pasien, dikarenakan seorang pasien yaitu mengisyaratkan bahwa sumpah adalah seseorang yang berada dalam atau janji yang diucapkan disaksikan keadaan rapuh baik secara psikis oleh Tuhan Yang Maha Esa dan maupun fisik dan akan senantiasa nantinya selalu percaya terhadap dokter untuk jawabkan di hadapan Tuhan Yang merawat mereka dengan baik maka Maha Esa. dengan itu kebanyakan pasien atau sumpah dibacakan bersama sama keluarga pasien kemungkinan tidak yaitu, “Saya akan membaktikan dapat mencegah adanya ketertarikan hidup saya guna kepentingan seksual terhadap dokter sehingga perikemanusiaan” perawatan sumpah yang pertama ini, seorang kacau yang karena dilakukan adanya akan ikatan emosional. dokter akan Kemudian selanjutnya penuh seorang dipertanggung dalam keyakinan dokter akan kalimat bahwa melakukan Selain sumpah Hippocrates, tugas-tugasnya untuk kepentingan untuk seorang dokter di Indonesia umat manusia, tanpa adanya suatu harus mengucapkan Sumpah Dokter perbedaan baik, agama, suku, ras, Indonesia yang diucapkan oleh para sosial-budaya, dan lain-lain. Sumpah dokter di Indonesia, yang berisikan kedua yang menyatakan “Saya akan 19 kata “Demi Allah saya bersumpah ” menjalankan tugas dengan cara yang terhormat 19 Pengambilan sumpah dokter merupakan sebuah peristiwa yang sangat penting bagi seorang dokter, sehingga upacara pengambilan sumpah hendaknya dilaksanakan dalam suasana yang hikmat. Untuk yang beragama Islam mengucapkan “Demi Allah saya bersumpah”, dan untuk agama lainnya diharuskan mengucapkan lafal yang ditentukan oleh agama dan keyakinan dari dokter yang disumpah. Sesudah itu lafal sumpah selanjutnya diucapkan secara bersama-sama dan semua peserta pengambilan sumpah.Dan bagi mereka yang tidak mengucapkan sumpah, maka perkataan sumpah dapat diganti dengan kata janji.Yang wajib mengambil sumpah adalaj semua dokter Indonesia baik itu lulusan dari dalam negeri maupun lulusan dari luar negeri, bahkan mahasiswa asing yang belajar di Perguruan Tinggi dan dengan martabat bersusila sesuai pekerjaan saya sebagai dokter”, di dalam sumpah kedua ini seorang dokter harus menjalankan kewajiban dan tugasnya dengan penuh rasa hormat dan selalu berpegangan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan adalah pekerjaan yang sangat mulia dan tentu saja mereka apabila mereka selama Kedokteran Indonesia juga di haruskan mengambil sumpah dokter Indonesia, lihat. Ikatan Dokter Indonesia Loc.cit, hal. 14. 114 I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... menjalankan tugas kewajiban mereka kepada pasiennya. Sumpah kelima tidak menyatakan dengan melakukan terhormat bahkan perbuatanyang sesuai “Saya menggunakan tidak akan pengetahuan saya dengan kesusilaan maka itu pun akan untuk sesuatu yang bertentangan mempengaruhi martabat yang luhur dengan perikemanusiaan, sekalipun dari profesi yang sangat dianggap diancam. mulia oleh umat manusia yaitu menyatakan sebagai menghormati setiap hidup insani seorang istilahnya dokter mencoreng atau keberadaan mulai Sumpah keenam “Saya saat akan pembuahan”, dalam dari sebuah profesi yang sangat sumpah keenam ini seorang dokter dibanggakan yaitu dokter. Sumpah harus menjaga dan menghormati ketiga yang menyatakan “Saya akan setiap kehidupan yang ada di dunia memelihara dengan sekuat tenaga ini martabat dan tradisi luhur profesi menanyakan kedokteran” yaitu seorang dokter mulai dari kehidupan itu dalam akan senantiasa menjaga nama baik proses pembuahan hingga musnah profesi dokter ini sampai kapanpun atau dengan segenap kerendahan hatinya menyatakan “Saya akan senantiasa dan tentu saja menjaga tradisi luhur mengutamakan profesi dokter adalah mengutamakan dengan memperhatikan kepentingan keselamatan pasien diatas masyarakat”, dalam sumpah ketujuh kepentingan pribadinya. Sumpah ini seorang dokter tentu saja harus keempat yang menyatakan “Saya mementingkan dan mengutamakan akan merahasiakan segala sesuatu kesehatan pasiennya, namun tanpa yang saya ketahui karena keprofesian harus saya”, dalam hal ini seorang dokter umum dan walaupun kepentingan di tuntut untuk sangat menjaga umum martabat dan harga diri pasiennya seorang dokterakan mengorbankan dengan merahasiakan segala sesuatu kepentingan yang individu. diketahui nya seorang dokter selama ia menjalankan perawatan tanpa memperdulikan dari mana berasal, meninggal.Sumpah di ketujuh kesehatan meninggalkan atau pasien, kepentingan utamakan tak berarti pasienya Sumpah secara kedelapan menyatakan “Saya akan berikhtiar 115 I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... dengan saya sungguh-sungguh tidak mendalam kepada para guru-guru oleh yang baik secara langsung atau tidak keagamaan, langsung memberikan ilmu kepada terpengaruh pertimbangan kebangsaan, supaya kesukuan, gender, seorang dokter melalui tindakannya politik, kedudukan sosial dan jenis yang penuh bermartabat dan mulia. penyakit Sumpah dalam menunaikan kesepuluh menyatakan kewajiban terhadap pasien”, di dalam “Saya sumpah kedelapan ini seorang dokter sejawat harus melepaskan pikiran kerdilnya, kandung” dalam sumpah kesepuluh dan harus berfikiran luas serta ini, menginginkan bahwa sebuah memiliki kemurnian dari niatnya, hubungan dengan teman sejawat yaitu apa yang dilakukannya untuk harus saling menghormati layaknya kepentingan kehidupan secara luas seorang saudara kandung, sehingga dan segala tindakannya bukan karena tidak pertimbangan persaingan yang tidak sehat yang yang menyebabkan akan perlakukan saya seperti teman saudara memunculkan ketidakmaksimalan seorang dokter dapat dalam martabat sebagi namun harusnya dipertimbangkan kesebelas menyatakan“Saya oleh tujuan untuk kebaikan manusia mentaati dan mengamalkan Kode dan kehidupan. Sumpah kesembilan Etik Kedokteran Indonesia” dalam menyatakan “Saya akan memberi sumpah kesepuluh ini seorang dokter kepada saya harus selalu mengamalkan kode etik penghormatan dan pernyataan terima yang dikeluarkan oleh kedokteran kasih Indonesia sehingga pengertian Guru-guru dalam sumpah suatu keteraturan kedelapan ini adalah mereka yang melaksanakan yang pernah menjadi guru/ dosen, seorang dokter.Sumpah keduabelas maka apa yang dilaksanakan oleh menyatakan “Saya ikrarkan sumpah seorang sebuah ini dengan sungguh-sungguh dan dedikasi sebagai rasa kerendahan dengan mempertaruhkan kehormatan hati dan rasa terima kasih yang diri melaksanakan tugasnya, guru-guru yang selayaknya”, dokter adalah dalam memperburuk sebuah saya” citra dokter.Sumpah akan terwujudnya fungsinya jadi dan dalam dalam sebagai sumpah 116 I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... keduabelas ini seorang diharuskan menjalankan dokter mentaati Penjelasan Informend Consent ini dapat dilihat sumpah yang pernah diucapkananya, Pasal 45 dan Tahun apabila dalam melakukan mengenai Undang-Undang No 29 2009 Tentang Praktek prakteknya sebagai seorang dokter Kedokteran yang sebenarnya untuk melanggar dari sumpahnya maka hal melindungi pasien dari tindakan tersebut hancur dokter yang dapat merugikan pihak reputasinya pasien dan keluarga pasien dengan dapat kehormatannya membuat dan sebagai seorang dokter. mendapatkan 3. dahulu sebelum mengambil tindakan Perlindungan Hukum Bagi Dokter Dalam Menangani Pasien Gawat Darurat medis persetujuan dengan terlebih mendapatkan penjelasan terlebih dahulu dari pihak Seorang dokter dengan membawa filosofisnya dan etika profesinya sebagai dokter atau seorang pengobat yang begitu mulia demi menyelamatkan perlindungan secara hukum, agar seorang dokter dalam menjalankan profesinya dilakukan dengan baik dan tanpa ada rasa takut bersalah hukum.Biasanya seorang dokter dalam menangani seorang pasien harus mendapatkan persetujuan medik dari pasiennya atau dari orang yang mendapatkan kuasa atau yang biasa dikenal dengan istilahInformend Consent20. 20 tata cara tindakan medis, Tujuan tindakan medis Alternative yang tindakan dilakukan, lain dan sebuah kehidupan, tentu harus diberikan secara dokter yaitu mengenai Diagnosis dan Definisi dari Informed Consent yang diberikan dalam Directive 2001/20/EC yang bertujuan untuk menerapkan sebuah good clinical(sesuatu yang berhubungan dengan observasi dan pelatihan terhadap pasien daripada teori atau studi labiratorium). Berdasarkan difinisinya "Informed Consent is the decision, which must be written, dated and signed, to take part in a clinical trial, taken freely after being duly informed of its nature, significance, implications and risks and appropriately documented, by any person capable of giving consent or, where the person is not capable of giving consent, by his or her legal representative; if the person concerned is unable to write, oral consent in the presence of at least one witness may be given in exceptional cases, as provided for in national legislation." LihatEuropean Commission - Research DirectorateGeneralDirectorate L - Science, Economy and SocietyUnit L3 - Governance and Ethics, Guidance for Applicants Informed Consent, available cited at:http://ec.europa.eu/research/participants/d ata/ref/fp7/89807/informed-consent_en.pdf, diakses pada tanggal 11 Juli 2016. 117 I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... risikonya, Risiko dan komplikasi menyatakan bahwa “tuntutan ganti yang mungkin terjadi, dan prognosis rugi sebagaimana dimaksud pada terhadap tindakan yang dilakukan. ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga Untuk tata cara persetujuan tindakan kesehatanyang melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi akan penyelamatan ditindak pencegahan lanjuti dengan sebuah nyawa atau kecacatan seseorang Peraturan Menteri sebagai mana dalamkeadaan darurat. Selain diatur diatur dalam Pasal 6 dalam Pasal 58 ayat 2 Undang- Undang-Undang No 29 Tahun 2009 Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tentang 45 ayat Praktek Kedokteran. Kesehatan, perlindungan Peraturan Menteri untuk menindak terhadap dokter yang melakukan lanjuti tata cara persetujuan adalah tindakan dalam menangani pasien Peraturan Menteri Kesehatan pasien gawat darurat atau pasien Republik Indonesia Nomor emergency juga diatur dalam Pasal 4 290/MENKES/PER/III Tentang Persetujuan 2008 Peraturan Menteri Tindakan Republik Indonesia Kedokteran. Kesehatan Nomor 290/MENKES/PER/III Namun di dalam Undang- Tentang 2008 Persetujuan Tindakan Undang No 29 Tahun 2009 Tentang Kedokteran yang menyatakan dalam Praktek Kedokteran tidak mengatur ayat 1 yaitu, “dalam keadaan gawat lebih lanjut mengenai perlindungan darurat, untuk menyelamatkan jiwa bagi pasien dan/atau mencegah kecacatan dokter tindakan dalam yang dalam dilakukan menangani darurat menangani pasien atau dokter diperlukan persetujuan tindakan gawat kedokteran”. Kemudian dalam ayat 2 pasien menyatakan “keputusan emergency.Perlindungan bagi dokter melakukan yang gawat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 darurat atau pasien emergency dapat diputuskan oleh dokter atau dokter ditemukan dalam Pasal 58 ayat 2 gigi dan dicatat di dalam rekam Undang-Undang Nomor 36 Tahun medik”.Kemudian 2009 menyatakan‟ dalam hal dilakukan menangani Tentang pasien Kesehatan yang tindakan untuk kedokteran dalam ayat 3 I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... tindakan kedokteran sebagaimana dihadapi dimaksud dalam ayat 1, dokter atau menangani pasien gawat darurat atau dokter memberikan pasien emergency tidak melibatkan penjelasan sesegera mungkin kepada pencapaian diaknosa penyakit pada pasien sadar atau kepada keluarga umumnya.Maka dari itu pentingnya terdekat. seorang gigi wajib Tindakan darurat atau tindakan emergensi sendiri adalah21 : a sudden, unforeseen injury, illness or complication, demanding immediate or early professional care to save life or prevent gross disability, pain or distress. The immediate responsibility of the doctor faced with, or called to an emergency is to apply his knowledge and skill to the saving of life and relief of suffering and to establish the most favourable conditions for his patient's ultimate recovery. This is the basic philosophy of medicine....”. dokter dokter perlindungan melakukan yang mendapatkan hukum untuk tindakan dalam menyelamatkan nyawa pasien atau pencegahan terhadap terjadinya kecacatan pada diri pasien dan mengabaikan prosedur Consentserta Informend perlindungan dari adanya tuntutan ganti rugi dari pasien atau keluarga pasien. C. PENUTUP Dalam situasi gawat darurat, penanganan oleh 118 1. Kesimpulan a. Filosofis dari profesi seorang dokter dapat ditemukan dalam 6 seperti pengambilan sifat dasar antara lain sifat riwayat kesehatan, pemeriksaan ketuhanan, sifat kemurnian niat, cermat yang diperoleh di sifat keluhuran budi, labotratorium, radiologi dan lain- kerendahan lainnya adalah sebuah penanganan kesungguhan yang tidak berjalan dengan baik, intergritas ilmiah dan sosialdari. dikarenakan Selain 6 sifat dasar tersebut permasalahan yang hati, sifat kerja, sifat sifat filosofis profesi dokter dapat 21 Miles S. In Duncan AS, Dunstan GR, Welboum RB (eds). Dictionary of medical ethics.Second edition.Darton, Longman & Todd, London. 1981, hal. 155156. juga di temyukan di dalam sumpah Hippocrates Sumpah Dokter Indonesia. dan I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... b. Perlindungan Dokter Pasien Hukum Dalam Gawat Bagi Menangani Darurat di Indonesia dituangkan melalui Pasal 58 ayat 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan didalam Pasal 4 Peraturan Menteri Republik Indonesia Kesehatan 290/MENKES/PER/III Nomor 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. DAFTAR PUSTAKA Buku Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. 119 John R .William, 2005, Panduan Etika Medis, Disertai Studi Kasus-Kasus Etika Pelayanan Medis Sehari-Hari, World medical association, terjemahan PSKI FK UMY,Pusat Studi Kedokteran Islam Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Indonesia, Yogyakarta. Miles S. In Duncan AS, Dunstan GR, Welboum RB (eds), 1981, Dictionary of medical ethics, Second edition, Darton, Longman & Todd, London. Phillipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia ,PT. Bina Ilmu, Surabaya. Satijipto Raharjo, 2000, Ilmu Hukum , PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Internet Bagus, Lorens, 1996, Kamus Filsafat, PT. Gramedia, Jakarta. Ikatan Dokter Indonesia, 2014, Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), Sumatera Utara. European Commission - Research DirectorateGeneralDirectorate L Science, Economy and SocietyUnit L3 - Governance and Ethics, Guidance for Applicants Informed Consent, available cited at: http://ec.europa.eu/research/p articipants/data/ref/fp7/89807 /informed-consent_en.pdf, diakses pada tanggal 11 Juli 2016. I Made Hendra Wijaya, S.H., M.H. Perlindungan Hukum... Jurnal I Made Hendra Wijaya, 2015, Konsep Negara Hukum Pancasila, Jurnal Advokasi, Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar, ISSN 1693-5934, Vol 5, Nomor 2, September, Denpasar. Sumber Hukum Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III 2008 Tentang Persetujuan Tindaksn Kedokteran. 120