hubungan indeks massa tubuh (imt) dengan kadar gula

advertisement
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KADAR
GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS DI DESA
BARENGKRAJAN KECAMATAN KRIAN
KABUPATEN SIDOARJO
NURUL AGUSTINAH
1212010032
Subject : Imt, kadar gula darah, diabetes melitus,penderita.
Description
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seseorang akibat adanya peningkatan kadar glukosa darah karena
kekurangan insulin. Timbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh penderita
obesitas dapat mengakibatkan resistensi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan IMT dengan kadar gula darah penderita diabetes melitus di
Desa Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.
Metode penelitian ini menggunakan rancang bangun analitik korelasional
dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua penderita
diabetes melitus di Desa Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo yang
berjumlah 60 orang. Dengan menggunakan teknik consecutive sampling,
didapatkan sampel sejumlah 12 orang. Variabel independent adalah indeks massa
tubuh, dan variabel dependent adalah kadar gula darah. Uji analisis yang
digunakan adalah Uji korelasi dari pearson.
Hasil penelitian tanggal 1-10 Mei 2015 menunjukkan bahwa hampir
setengah dari responden mempunyai IMT kelebihan berat badan tingkat ringan
dan sebagian besar responden mempunyai kadar gula darah tergolong lebih dari
rata-rata. Dengan menggunakan hasil Uji Pearson p value 0,895 berarti tidak ada
hubungan IMT dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di Desa
Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.
Pada orang dewasa dengan obesitas menyebabkan reseptor insulin pada target sel
di seluruh tubuh kurang sensitif. Tenaga kesehatan harus melakukan cek gula
darah secara berkala bagi para penderita diabetes, memberikan penyuluhan
tentang diet gizi seimbang, dan upaya lain yang dapat menstabilkan gula darah.
Abstract
Diabetes mellitus (DM) is an accumulation of symptoms someone caused
by increasing of blood sugar level due to lack of insulin. Fat accumulation in the
body of an obese person can cause insulin resistance. This study aimed to
determine the relationship between BMI and blood sugar level of diabetes
mellitus patients in BarengkrajanVillage Krian Sidoarjo.
This research method uses analytic correlational design with cross
sectional approach. The study population was all of diabetes mellitus patients in
the BarengkrajanVillage Krian Sidoarjo as many as 60 people. By using simple
consecutive sampling technique, researcher obtained a sample of 19 people.
Independent variables in this study were BMI, and the dependent variable was the
blood sugar levels of diabetes mellitus patients. Test analysis used was Pearson
test.
The results of the research from May 1st-10th 2015 suggests that almost a
half of the respondents are having mild weight gain of BMI, and most of
respondents have more than mean blood sugar levels. By using Pearson test
results suggests that ρ value 0.895 means there is no relationship between BMI
and blood sugar level of diabetes mellitus patients in the BarengkrajanVillage
Krian Sidoarjo.
In adult, obesity can cause insulin receptor on the target cells around the body
works less sencitively. Health officer must check the blood sugar level frequently
for diabetes mellitus patients, give them counseling about balanced nutrition, and
other efforts to stabilize blood sugar levels.
Keyword : BMI, blood sugar level, diabetes mellitus patients
Contributor
Date
Type Material
Permanen Link
Right
Summary
: 1.Eka Diah K,SKM., M.kes
2.Sunyoto, S. Kep. Ns
: 1 juli 2015
: Laporan Penelitian
:
: open document
:
Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seseorang akibat adanya peningkatan kadar glukosa darah karena
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. IMT memiliki kaitan dengan
kadar gula darah penderita DM (Hartono, 2006). Penyakit DM ini jika tidak
dikelola dengan baik akan mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun,
seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh
darah tungkai, penyulit pada mata, ginjal, dan syaraf (Fauzi, 2013).
Laporan kesehatan WHO tahun 2014 melaporkan bahwa 9,2% penduduk
dunia yang berusia lebih dari sama dengan 25 tahun mengalami peningkatan kadar
gula darah puasa (WHO, 2014). Proporsi penduduk Indonesia yang berumur
kurang dari sama dengan 15 tahun dengan Diabetes melitus (DM) adalah 6,9
persen. Prevalensi penderita Diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2013
sebesar 1,5%, dan di Jawa Timur sebesar 2,1%. Seperti dijelaskan di atas bahwa
Diabetes melitus sangat berkaitan dengan pencapaian status gizi. Status gizi orang
dewasa dapat diketahui berdasarkan IMT. Prevalensi penduduk lebih dari 18
tahun di Indonesia yang kurus (IMT kurang dari 18,5) sebesar 11,09%, normal
(IMT antara 18,5-22,9) sebesar 62,68%, berat badan lebih (IMT antara 23-24,9)
sebesar 11,48%, dan obesitas (IMT kurang dari sama dengan 25) sebesar 14,76%.
Sedangkan di Jawa Timur sendiri prevalensi penduduk lebih dari 18 tahun di
Indonesia yang kurus (IMT kurang dari 18,5) sebesar 11,97%, normal (IMT
antara 18,5-22,9) sebesar 59,97%, berat badan lebih (IMT antara 23-24,9) sebesar
11,69%, dan obesitas (IMT lebih dari sama dengan 25) sebesar 16,36%
(Kemenkes RI, 2014).
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 14 April 2015 di Desa Barengkrajan
didapatkan hasil bahwa jumlah penderita diabetes melitus berdasarkan pencatatan
Puskesmas Barengkrajan dalam 3 bulan terakhir sebanyak 60 orang.
Penentuan status gizi yang digunakan adalah pembagian berat badan
dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat dinyatakan dalam
indeks massa tubuh atau IMT. IMT lebih dari sama dengan 25 kg/m2 pada orang
dewasa dengan obesitas menyebabkan reseptor insulin pada target sel di seluruh
tubuh kurang sensitif dan jumlahnya berkurang sehingga insulin dalam darah
tidak dapat dimanfaatkan yang berdampak pada penurunan penyerapan gula darah
pada jaringan sehingga kadar gula darah meningkat (Ilyas dalam Soegondo,
2007). Akan tetapi, hasil penelitian Rudyana (2010) tentang hubungan obesitas
dengan Diabetes melitus di poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan
Diabetes melitus.
Kadar gula darah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, penyakit
lain, makanan, latihan fisik, obat hipoglikemia oral, stress, emosi dan kadar
insulin (Holt, 2010). Insulin berfungsi untuk metabolisme gula dalam darah.
Timbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh penderita obesitas dapat
mengakibatkan resistensi insulin yang berpengaruh terhadap kadar gula darah
penderita Diabetes melitus (Soegondo, 2007).
Upaya untuk menurunkan kadar gula darah penderita DM salah satunya
dengan pencapaian status gizi yang baik (Hartono, 2006). Upaya pengelolaan DM
yang lebih baik, yaitu diet, latihan, pemantauan, terapi (jika diperlukan), dan
pendidikan. Penanganan di sepanjang perjalanan penyakit diabetes melitus akan
bervariasi mengikuti kemajuan dalam metode terapi yang dihasilkan dari riset,
perubahan pada gaya hidup, keadaan fisik, dan mental daripenderita diabetes
melitus sendiri. Para diabetisi diharapkan dapat mengontrol kadar glukosa
darahnya secara rutin agar dapat dilakukan tindakan pencegahan sedini mungkin
(Smeltzer & Bare, 2006).
METODELOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian observasional
analitik.variabel independent dalam penelitian ini adalah indeks massa tubuh.
Variabel dependen dalam penelitian ini kadar gula darah. Populasi adalah semua
penderita diabetes melitus di Desa Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten
Sidoarjo pada bulan April 2015. Jumlah populasi 3 bulan terakhir adalah 60
orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian penderita diabetes melitus di
Desa Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo pada bulan April 2015
berjumlah 19 orang. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah
consecutive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan cara mengambil
sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian dalam kurun waktu yang ditentukan
hingga jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi. Teknik pengumpulan data
adalah dengan cara observasi. Cara pengumpulan data penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode observasional langsung pada penderita diabetes
melitus dengan cara mengukur IMT dan kadar gula darah acak. Alat bantu
obsevasi yang digunakan adalah instrumen timbangan berat badan, meteran tinggi
badan, dan GDA tester. Teknik analisa data yang digunakan Penelitian ini
menggunakan uji statistik yaitu uji korelasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah responden
mempunyai indeks massa tubuh normal yaitu 7 orang (36,8%),dan masingmasing 6 orang (31,6%) responden yang mempunyai kelebihan berat badan
tingkat ringan dan tingkat sedang. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat
atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan yang
kurang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat
badan berlebih akan meningkatkan resiko terkena penyakit degeneratif, sehingga
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai
usia harapan hidup yang lebih panjang (Supariasa dkk, 2012).Sesuai dengan teori
di atas, bahwa penderita diabetes melitus banyak yang mengalami kelebihan berat
badan baik tingkat ringan maupun sedang, karena kelebihan berat badan
meningkatkan resiko penyakit degeneratif, dimana diabetes melitus merupakan
salah satu penyakit degeneratif. Responden yang mempunyai IMT normal
dikarenakan mereka sudah menjaga pola makan dan pengaturan diet dan
melakukan olah raga ringan untuk membuang lemak. Responden yang
mempunyai kelebihan berat badan dikarenakan mereka merasa sudah minum obat
penurun kadar gula sehingga tidak terlalu memikirkan jenis makanan yang
dikonsumsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden kadar gula
darahnya lebih dari rata-rata yaitu 10 orang (52,6%). menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berumur lansia akhir (56-65) yaitu 10 orang (52,6%).
menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mengkonsumsi makanan dengan
indeks glikemik tinggi yaitu 16 orang (84,2%). menunjukkan bahwa hampir
seluruh responden mengkonsumsi obat penurun kadar gula darah yaitu 15 orang
(78,9%). Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia,
penyakit lain, makanan, latihan fisik, obat hipoglikemia oral, insulin, emosi dan
stress. Makanan atau diet merupakan faktor utama yang berhubungan dengan
peningkatan kadar glukosa darah pada pasien diabetes terutama setelah makan
(Holt, 2010). Tingginya kadar gula darah acak responden disebabkan oleh banyak
faktor. Faktor umur berhubungan dengan fisiologi usia tua dimana semakin tua
usia, maka fungsi tubuh juga mengalami penurunan, termasuk kerja hormon
insulin, sehingga tidak dapat bekerja optimal dan menyebabkan tingginya kadar
gula darah. Faktor makanan juga sangat berperan dalam tingginya kadar gula
darah karena banyak makanan yang dikonsumsi dengan indeks glikemik yang
tinggi sehingga meningkatkan kadar gula darah. Konsumsi obat menyebabkan
gula darah turun
Hasil uji korelasi dari Pearson didapatkan nilai ρ adalah 0,89, dimana nilai
tersebut kurang dari α (0,05), sehingga H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan
IMT dengan kadar gula darah penderita diabetes melitus di Di Desa Barengkrajan
Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo Pada Bulan Mei 2015. Insulin berfungsi
untuk metabolisme gula dalam darah. Timbunan lemak yang berlebihan di dalam
tubuh penderita obesitas dapat mengakibatkan resistensi insulin yang berpengaruh
terhadap kadar gula darah penderita diabetes melitus. IMT lebih dari sama
dengan 25 kg/m2 pada orang dewasa dengan obesitas menyebabkan reseptor
insulin pada target sel di seluruh tubuh kurang sensitif dan jumlahnya berkurang
sehingga insulin dalam darah tidak dapat dimanfaatkan yang berdampak pada
penurunan penyerapan gula darah pada jaringan sehingga kadar gula darah
meningkat (Ilyas dalam Soegondo, 2007).
Hasil penelitian Rudyana (2010) tentang hubungan obesitas dengan
Diabetes melitus di poliklinik penyakit dalam RSUD Cibabat Cimahi menyatakan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan Diabetes
melitus. Misnadiarly (2007) dalam teorinya mengatakan bahwa orang yang gemuk
tidak selalu mempunyai diabetes mellitus. Bahkan orang kurus pun ada yang
mempunyai Diabetes mellitus. Hal ini disebabkan oleh faktor internal yang dapat
menyebabkan seseorang terjangkit Diabetes Mellitus salah satunya gaya hidup
yang kurang baik, kurang aktivitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penderita diabetes dengan IMT normal, kelebihan berat badan tingkat ringan dan
berat dapat mempunyai kadar gula yang rendah, sedang, maupun tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa kadar gula darah tidak hanya dipengaruhi oleh IMT saja.
Responden yang mempunyai IMT dan tetapi kadar gula darahnya tergolong
sedang dan tinggi dikarenakan sebelum pemeriksaan mereka mengkonsumsi
makanan dengan indeks glikemik tinggi yang menyebabkan kadar gula darah
meningkat, apalagi sebelumnya mereka memang menderita diabetes melitus
sehingga sudah mengalami penurunan berat badan dari yang sebelumnya.
Responden yang mengalami kelebihan berat badan, baik tingkat ringan maupun
tingkat berat kadar gula darahnya tergolong rendah atau sedang dikarenakan
sebelum mengkonsumsi makanan, mereka terlebih dahulu mengkonsumsi obat
penurun gula darah sehingga gula darahnya lebih stabil. Selain itu, tidak ada
hubungan yang signifikan antara IMT dengan kadar gula darah penderita diabetes.
Hasil penelitian Josiah et al (2013) tentang hubungan IMT dengan kadar
gula darah pada mahasiswa Nigeria menunjukkan hasil bahwa ada hubungan yang
lemah antara IMT dengan kadar gula darah mahasiswa laki-laki dan ada hubungan
yang signifikan antara IMT dengan kadar gula darah mahasiswa perempuan.
Perbedaan-perbedaan nilai gender ini mungkin karena mahasiswa laki-laki telah
dikaitkan dengan peningkatan kegiatan otot tidak seperti mahasiswa perempuan
yang lebih menetap. Kegiatan otot mengakibatkan aktivasi adiponektin hormon
peptida yang menyebabkan aktivasi kaskade dari AMPK untuk menghambat
karboksilase asetil COA (ACC) dari sintesis malonil-CoA untuk biosintesis asam
lemak dalam hepatosit (Need et al, 2005). Penelitian tersebut menyetakan bahwa
ada hubungan antara IMT dengan kadar gula darah pada mahasiswa, akan tetapi
bukan pada penderita diabetes melitus sehingga kadar gula darahnya masih ada
yang toleran dan intoleran sehingga hasilnya lebih bervariasi dan ada hubungan.
Semakin tinggi IMT akan menyebabkan semakin tingginya kadar gula darah
karena lemak akan menghambat kerja hormon insulin sehingga kadar gula darah
lebih banyak yang beredar dalam darah. Sedangkan pada penelitian yang
dilakukan oleh penulis, subjek penelitiannya adalah penderita diabetes sehingga
kadar gula darahnya cenderung sudah tinggi atau mengalami intoleransi, sehingga
IMT tidak mempengaruhi tinggi rendahnya kadar gula darah penderita diabetes
melitus.
SIMPULAN
Indeks Massa Tubuh (IMT) pada penderita diabetes melitus di Desa
Barengkrajan Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo hampir setengahnya adalah
kelebihan berat badan tingkat ringan.
Kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di Desa Barengkrajan
Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo sebagian besar lebih dari rata-rata.
Tidak ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar
gula darah pada penderita diabetes melitus di Desa Barengkrajan Kecamatan
Krian Kabupaten Sidoarjo.
REKOMENDASI
Bagi responden
Diharapkan responden mengurangi konsumsi dengan indeks glikemik
tinggi, melakukan diet gizi seimbang dan olah raga ringan untuk mengoptimalkan
kadar gula darah.
Bagi tenaga keperawatan
Diharapkan untuk melakukan cek gula darah secara berkala bagi para
penderita diabetes, memberikan penyuluhan tentang diet gizi seimbang, dan upaya
lain yang dapat menstabilkan gula darah.
Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan untuk melakukan pengembangan penelitian tentang
penderita diabetes, terutama tentang faktor resiko terjadinya diabetes
dengan jumlah sampel yang lebih banyak.
Alamat corespondensi
:Dsn.Barengkrajan,desa barengkrajan rt/rw 04/02,
kecamatan krian,kabupaten sidoarjo.
Alamat e-mail
:[email protected]
No hp
:089677264157
Download