BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah pembelajaran berbasis komputer dimulai dari munculnya sebuah pembelajaran dari sebuah ide – ide yang mengaplikasikan dari perkembangan teknologi yang memungkinkan seseorang belajar secara mandiri. Menurut B.F. Skiner dalam (Rusman, 2010) sistem pembelajaran terprogram memungkinkan siswa saling berinteraksi secara langsung baik dengan siswa maupun guru melalui program berbentuk tulisan, rekaman, film, alat pelajaran dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan perubahan pola pembelajaran yang berubah-ubah pada sebuah kurikulum pembelajaran. Perubahan yang terjadi yaitu membalik peran dari pembelajaran berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa (student centred learning). Pembelajaran berpusat pada siswa (student centred learning) merupakan pendekatan pola pembelajaran kurikulum 2013 hal ini dijelaskan pada permendikbud No.81A tentang Implementasi Kurikulum 2013. Pembelajaran berpusat pada siswa (student centred learning) harus memberikan kebebasan dalam belajarnya sesuai dengan karakter dan kemampuan yang dimilikinya. Perbedaan siswa merupakan hal yang wajar karena secara alami diciptakan berbeda-beda satu sama lain baik dalam pola pemikirannya, karakter dan kemampuannya. Dalam kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa (student centred learning) guru berperan menjadi fasilitator yang bertindak sebagai seseorang yang memfasilitasi siswanya melalui berbagai strategi model, media pembelajaran serta sumber belajar agar siswa dapat belajar secara aktif dan maksimal. Menurut Rusman (2013) Pendekatan belajar aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses sebuah informasi dan pengetahuan untuk dibahas didalam kelas, sehingga siswa mempunyai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahamannya. Pembelajaran aktif (active learning) disini dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi dari siswa itu sendiri, sehingga siswa dapat memperoleh hasil yang maksimal. Keaktifan belajar siswa 1 merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Keaktifan siswa juga dipengaruhi oleh dorongan dari guru melalui pendekatanpendekatan model pembelajaran agar pembelajaran yang ada menjadi bervariatif. Salah satu model yang bisa digunakan oleh guru dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa, yaitu menggunakan model pembelajaran flipped classroom. Menurut Johnson (2013) Flipped classroom merupakan merupakan strategi yang dapat diberikan oleh pendidik dengan cara meminimalkan jumlah instruksi langsung dalam praktek mengajar mereka sambil memaksimalkan interaksi satu sama lain. Dengan menggunakan model pembelajaran flipped classroom siswa dapat mengakses materi yang diberikan oleh guru secara berulang - ulang dengan bantuan internet atau media pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam metode ini materi terlebih dahulu diberikan dalam bentuk media digital yang dapat diputar di rumah masing – masing. hal ini memungkinkan waktu di dalam kelas dapat digunakan untuk pembelajaran seperti diskusi, serta pemberian tugas di kelas. Pada intinya, flipped classroom berarti bahwa siswa pertama kali mendapatkan materi baru di luar kelas, biasanya melalui bacaan atau video ceramah, dan kemudian menggunakan waktu di kelas untuk melakukan tugas yang lebih sulit, antara lain melalui pemecahan masalah, diskusi, atau perdebatan. Penerapan pembelajaran aktif strategi flipped classroom dengan menggunakan teknologi memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif lebih tinggi. SMK Negeri Jumo merupakan sekolah menengah kejuruan yang berlokasi di Jl. Kedu – Jumo Km2, Desa Gedongsari, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru KKPI dan observasi di SMK Negeri Jumo, diketahui bahwa terdapat beberapa permasalahan dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran KKPI, banyak siswa yang kurang memperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar. Disisi lain di SMK Negeri Jumo masih memberlakukan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional yang dimaksud di sini adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi menggunakan media pembelajaran yang standar, misalnya powerpoint atau bahkan tanpa menggunakan media pembelajaran kemudian memberikan penugasan kepada siswa 2 dengan materi yang terbatas. Disisi lain sarana dan prasarana yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal oleh guru mata pelajaran, terutama KKPI untuk mengolah bahan ajar seperti media elektronik, misalnya e-book. Keaktifan siswa dalam pembelajaran KKPI disini perlu ditingkatkan karena keaktifan siswa dalam belajar menjadi penentu keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Keaktifan siswa kelas XI Multimedia 4 SMK Negeri Jumo pada pembelajaran KKPI masih terlihat rendah. Hal ini dilihat dari guru saat memberikan pertanyaan kepada siswa, siswa kurang menanggapinya. Siswa cenderung pasif, yang nampak dari siswa masih merasa ragu untuk bertanya atau berpendapat terhadap gurunya. Maka dari itu, diperlukan usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran terutama pada mata pelajaran KKPI. Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran flipped classroom dengan media e-book diterapkan dalam pembelajaran KKPI di SMK Negeri Jumo untuk menjadi salah satu strategi alternatif yang dapat dipilih oleh guru agar menjadikan siswa aktif dan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran di dalam kelas. B. Identifikasi Masalah 1. Keterbatasan sumber belajar berbasis teknologi informasi yang ada sehingga diperlukan adanya suatu sumber belajar yang variatif untuk meningkatkan keaktifan siswa. 2. Bentuk materi pembelajaran yang diberikan oleh guru belum bervariasi, sehingga diperlukan bentuk materi yang aplikatif untuk melatih siswa dan mengaktifkan siswa. 3. Keaktifan belajar siswa untuk mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru belum nampak, sehingga diperlukan model pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa. 3 C. Rumusan Masalah Bagaimana keaktifan belajar dalam penerapan model pembelajaran flipped classroom menggunakan media e-book pada mata pelajaran KKPI siswa kelas XI Multimedia 4 SMK Negeri Jumo? D. Batasan Masalah Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan, dalam penelitian ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 1. Obyek yang akan diteliti adalah keaktifan belajar siswa 2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Multimedia 4 SMK Negeri Jumo 3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Flipped Classroom. 4. Media yang digunakan adalah E-book. 5. Mata Pelajaran yang akan diteliti yaitu KKPI (Ketrampilan Komputer pengolah Informasi) E. Tujuan Penelitian Untuk meningkatkan keaktifan belajar melalui penerapan model pembelajaran flipped classroom menggunakan media e-book pada mata pelajaran KKPI siswa kelas XI Multimedia 4 SMK Negeri Jumo Temanggung. F. Manfaat Penelitian a. Bagi Guru 1. Membantu guru melaksanakan pembelajaran secara interaktif, kreatif dengan sumber belajar yang luas. 2. Guru dapat memfasilitasi pengembangan gaya belajar, serta kebutuhan belajar siswa yang beragam. 3. Guru termotifasi untuk mengembangkan media ajar dalam bentuk digital. b. Bagi Siswa 1. Siswa mempunyai sumber belajar yang luas 4 2. Meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran KKPI. 3. Meningkatkan motivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar. 4. Meningkatkan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. c. Bagi Sekolah Sebagai masukan untuk sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah. 5