respon imun pada inflamasi akut

advertisement
RESPON INFLAMASI
(KP. 2.1.27)
Dr. YENITA, M. BIOMED, SpPA
1
Simulus eksogen & endogen → jejas sel
→ rx kompleks pd jar ikat yang
memiliki vaskularisasi :
INFLAMASI
2
INFLAMASI :
respon protektif yang ditujukan untuk
menghilangkan penyebab awal jejas
sel serta membuang sel & jar nekrotik
yang disebabkan oleh kerusakan asal
3
Inflamasi → mengencerkan
menghancurkan /
menetralkan
agen berbahaya
menggerakkan kejadian →
menyembuhkan → menyusun kembali
tempat terjadinya jejas.
4
Inflamasi
Membersihkan infeksi
proses perbaikan
Penyembuhan luka
5
Yg berperan pada respon radang :
 sel & prot plasma dl sirkulasi
 sel ddg pemb darah
 sel ECM & jar ikat sekitarnya
6
Komponen respon radang akut dan kronik; sel dan protein dalam sirkulasi, sel dinding
pembuluh darah dan sel serta elemen matriks ekstraseluler.
7
Respon inflamasi :
memicu
stimulus awal radang
p’lepasan
mediator kimiawi dr plasma / sel jar
ikat
bekerja bersama / scr b’urutan
m’perkuat respon awal radang &
m’pengaruhi perub dg m’atur respon
vask & selular berikutnya
stimulus
m’ghilang & mediator radang hilang
dikatabolisme / diinhibisi
8
Pola dasar
inflamasi
Singkat, eksudat, netrofil>>
Akut
Kronis
Lama, limfosit, makrofag,
proliferasi pemb darah, jar.
parut
9
INFLAMASI AKUT
 respon segera & dini
 leukosit → membersihkan mikroba
→ memulai proses
penguraian jar nekrotik
10
INFLAMASI AKUT



Reaksi initial jaringan thd berbagai agen
yg menyebabkan jejas
Dari bbrp jam – bbrp hari
Respon inflamasi akut sama, apapun agen
penyebabnya
11
Penyebab Inflamasi Akut






Infeksi (bakteri, virus, parasit) dan toksin
mikroba
Trauma
Agen fisik dan kimia
Nekrosis jaringan
Benda asing
Reaksi imun (reaksi hipersensitivitas)
12
Gambaran Makroskopik Inflamasi Akut:
(Celcus +Virchow)





RUBOR ok dilatasi pembuluh darah kecil pada
area yg rusak
KALOR ok pe↑ aliran darah ke daerah yg terlibat
 dilatasi vaskular & membawa darah yg
hangat ke daerah yg sakit
TUMOR ok udema, akumulasi cairan di ruang
ekstravask sebagai bagian dr eksudasi cairan
DOLOR ok regangan & distorsi jar krn udem
inflamasi
FUNCTIO LAESA ok nyeri & bengkak
13
• Perubahan vaskular
- Vasodil → aliran drh ↑
- ↑ permeabelitas
Kalor
Rubor
Tumor
Kaskade inlamasi akut →
pelepasan mediator kimiawi
Perluasan mediator & kerusakan
yg diperantarai leukosit →
Functio laesa
Dolor
• Kejadian pada sel
- Emigrasi leukosit →
akumulasi di fokus jejas
(rekrutmen & aktivasi
seluler)
14
•Perubahan vaskular
- perub pd kaliber & aliran pemb darah
segera setelah jejas t’jadi
 vasokonst sementara (bbrp detik)
→ vasodil arteriol → hiperemia pd
aliran drh kapiler selanjutnya
 mikrovaskulatur jd lebih permeabel
Jar. Ekstravask ← Cairan plasma
Viskositas darah ↑ → stasis
 leukosit (tu. Netrofil) → marginasi →
melekat pd endotel → menyelip diantara sel
endotel → b’migrasi ke jar interstitial
15
-↑ Permeabelitas kapiler
vasodil arteriol + aliran drh ↑ → ↑ tek.
hidrost intravask → transudat (prot<)
→ ↑ permeabelitas vask → eksudat
(prot >)
→ tek osmot intravask↓
Edema
tek osmot cairan interst↑
16
↑ permeab kap pd inflamasi akut ok
kebocoran selapis endotel, caranya :
  kontraksi endotel → intercelluler gap
pd venula
(Histamin, bradikinin, leukotrien & mediator kimiawi lain)
+ reseptor spesifik  respon segera sementara
17
 retraksi sel endotel
TNF & IL-1 → reorganisasi struktural pd sitoskeleton
endotel → sel retraksi & cell junction terganggu
Jejas endotel lgs → nekrosis & lepasnya
sel endotel → kebocoran vask
18
 jejas sel yg bergtg leuko ok akumulasi
leuko selama respons inflamasi terjd
Leuko melepaskan spesies oksigen toksik & enzim proteolitik
→ cidera / lepasnya endotel
19
 pe↑ transitosis mel jalur vesikular intrasel
→ ↑ permeab venula / khususnya setelah
pajanan mediator tertentu (VEGF)
Transitosis terjd dg melintasi kanal kanal yg dibtk oleh fusi vesikel yg tanpa
selubung
20
 Kebocoran dr angiogenesis
Bakal pemb drh baru masih bocor spi sel
endotel yg mengalami proliferasi
b’proliferasi scr memadai utk m’btk
intercellular junction
Sel endotel baru jg me ↑ p’geluaran
reseptor utk mediator vasoaktif & fc
angiogenik tertentu ( mis: VEGF) yg scr
lgs menginduksi pe ↑ permeab vask mel
transitosis
21
VEGF → endotel → transitosis
permeab kap ↑
22
•Peristiwa yg terjadi pd sel
urutan ekstravasasi leuko dr lumen
pemb drh ke ruang ekstravask
Marginasi & rolling
Diperentarai ikatan molekul
adhesi komplementer pd leuko &
permukaan endotel
Adhesi & transmigrasi antar sel endotel
Migrasi pd jar intersitial thdp
Suatu rangsang kemotaktik
23
24
•Marginasi & rolling
Darah mengalir dr kapiler → venula
pascakapiler :
- aliran laminar
- erit (diskoid, lebih <) bergerak lebih
cepat dr leuko (sferis, lebih >)
leuko t’dorong dr sumbu sentral
pemb drh → b’integrasi dg endotel
25
Interaksi ini dibantu oleh :
- ↑ permeab vask
- aliran drh yg melambat
Marginasi → rolling
adhesi (semantara, longgar) dibantu :
molekul selektin (resept yg dikeluarkan
leuko & endotel)
26
Selektin :E (CD62E) pd endotel
P (CD62P) pd endotel, tromb
L (CD62L) pd leuko
Selektin mengikat oligosakarida
bersialat (mis : Sialil-Lewis X pd leuko)
yg menghasilkan glikoprot yg mirip
musin pd sel target.
27
Selektin-E :
- scr khusus dikeluarkan pd kadar rendah /
tdk muncul sama sekali pd sel normal
- diatur setelah adanya rangasangan oleh
mediator spesifik → derajat & spesifisitas
pengikat terbatas pd tempat yg terus
mengalami cidera
- diinduksi setelah adanya perangsangan
oleh mediator inflamasi IL-1 & TNF
28
Selektin-P :
- dlm badan Wiebel-Palade intrasel
- dlm bbrp menit setelah terpajan mediator
(mis : histamin / trombin), selektin P
disebar ke permukaan sel, tempat selektin
P m’fasilitasi pengikatan leuko
29
Molekul adhesi endotel/leukosit
30
Regulasi molekul adhesi endotel
dan leukosit. A. Redistribusi
Selektin-P. B. Aktivasi sitokin
endotel. C. Peningkatan aviditas
ikatan
31
•Adhesi & transmigrasi
rolling → adhesi kuat → diapedesis
TNF & IL-1
Menginduksi pengeluaran
molekul superfamili
imunoglobulin
(ICAM-1 & VCAM-1)
Diperantarai molekul superfamili imunoglobulin pd sel endotel yg
berintegrasi dg integrin yg muncul pd permukaan sel leukosit
32
Integrin :
- glikoprotein heterodimer (tersusun atas
rantai α dan β yg berbeda) transmembran
- berfgs sbgi reseptor sel utk ECM
ICAM-1 utama yg mengikat integrin :
LFA-1 (Leukocyte Function associatedAntigen) (CD11a/CD18) & Mac-1
(CD11h/CD18)
VCAM-1 berikatan pd integrin VLA-4
33
Proses diapedesis diperantarai PECAM-1
(CD31) (suatu mol adhesi sel - sel
superfam imunoglobulin). Stlh m’lintasi
endothelial junction, leuko menembus
MB dg m’dagradasinya scr fokal
m’ggunakan kolagenase yg disekresi
34
35
36
•Kemotaksis & aktivasi
setelah ekstravasasi → kemotaksis
Zat yg dpt b’sifat kemotaktik thdp leuko
1. produk bakteri yg dpt larut
2. komponen sist komplemen tu C5a
3. produk metab AA jalur lipoksigenase
tu leukotrien B4 (LTB4)
4. sitokin,tu klp kemokin (IL-8)
37
•Fagositosis & degranulasi
Langkah2 fagositosis :
1. p’kenalan & p’lekatan partikel pd leuko
yg menelan → difasilitasi opsonin
2. p’nelanan dg p’btkan vakuola fagositik
3. p’bunuhan & degra material yg ditelan
Oleh ROS
38
Fagositosis merangsang
suatu pembakaran
Oksidatif yg ditandai dg
 Pe ↑ konsumsi O2 yg
tiba2
 Glikogenolisis
 ↑ oksidasi glukosa
 Produksi metabolit
oksigen reaktif
MO yg † → didegradasi
oleh hidrolase & lisosom
39
Mediator Kimiawi Inflamasi Akut
Prinsip umum :
1. Mediator dpt bersirkulasi di dlm plasma
(khususnya yg disintesis oleh hati) / dpt
dihasilkan scr lokal oleh sel di tempat
t’jdnya inflamasi
2. Sbgn besar mediator m’induksi efeknya
dg berikatan pd reseptor spesifik pd sel
target. Bbrp mediator m’miliki aktivitas
enzimatik lgs / aktivitas toksik (mis :
protease lisosom / ROS)
40
3. Mediator dpt m’rangsang sel target utk
m’lepaskan mol efektor sekunder.
4. Mediator hy dpt b’kerja pd satu / sgt memp
sedikit target / dpt memp aktivitas luas
5. Fgs mediator umumnya diatur scr ketat. Sekali
teraktivasi & dilepaskan dr sel, sbgn >
mediator cepat rusak / hilang, diaktivasi oleh
enzim, dieliminasi / diinhibisi
6. Sbgn > mediator m’miliki potensi utk
m’sebabkan efek yg b’bahaya
41
42
Efek inflamasi dan mediator utamanya
43
44
45
Akibat Inflamasi Akut
46
R
E
S
O
L
U
S
I
47
Gamb Makros Khusus pd Inflamasi Akut




Inflamasi serosa: tdp banyak cairan eksudat yg kaya
prot namun rendah kandungan selular. Cont: inflamasi
pd ruang serosa (peritonitis, synovitis)
Inflamasi catarrhal: hipersekresi mukus pd inflamasi
akut membran mukosa. Cont: common cold
Inflamasi fibrinosa: eksudat inflamasi mengandung
banyak fibrinogen yg berpolimerisasi menjadi lap fibrin
tebal. Cont: perikarditis akut
Inflamasi hemorragik: menunjukkan jejas vaskular yg
berat / deplesi fc koagulasi. Cont: pancreatitis akut ok
kerusakan proteolitik dr dinding vask & meningitis
septikemia ok DIC
48




Inflamasi suppurativa (purulenta): inflamasi yg
meghasilkan pus.
Inflamasi membranosa: pd inflamasi membranosa
akut maka epitel dilapisi oleh fibrin, sel epitel yg
deskuamasi & sel-sel inflamasi. Cont: membran abuabu pd faringitis / laringitis ok C. diphtheriae
Inflamasi pseudomembranosa: ulserasi superfisial
mukosa yg dilapisi oleh mukosa yg rusak, fibrin,
mukus & sel-sel radang. Cont: kolitis
pseudomembranosa ok C. difficile
Inflamasi nekrotisasi (gangrenosa): tek yg tinggi thd
jar ok udema → oklusi vask & trombosis → nekrosis
septik dr organ. Kombinasi dr nekrosis & bakteri →
gangren. Cont: apendisitis gangrenosa.
49
Efek Inflamasi :
1. Menguntungkan




Dilusi toksin → dibawa ke sist limfatik
Memasukkan Ab: ok ↑ permeabilitas kapiler
maka Ab dpt masuk ke ruang ekstravask shg dpt
melisis MO
Transpor obat-obatan seperti AB ke tempat
bakteri yg sdg bermultiplikasi
Pembentukan fibrin dr fibrinogen →
menghalangi gerakan MO → terperangkap →
memudahkan fagositosis. Fibrin jg tersedia sbgi
matriks u/ pembentukan jar granulasi
50


Membawa nutrien & O2 yg penting bg sel
spt netrofil yg memiliki aktivitas metabolik
yg tinggi
Rangsangan respon imun ok drainase
eksudat cair ke dlm limfatik → Ag terlarut
dapat mencapai KGB lokal → rangsangan
respon imun
51
2. Merugikan



Digesti jar N: enzim-enzim spt kolagenase
& protease dpt mencerna jar N →
kerusakan
Pembengkakan : epiglotitis akut pd anak
→ obstruksi jalan nafas
Respon inflamasi yg tidak sesuai. Cont pd
rx hipersensitivitas tipe 1 pd kasus hay
fever yg alergi thd Ag pd lingk. Respon
inflamasi alergi dpt mengancam nyawa
seperti asma ekstrinsik
52
53
INFLAMASI KRONIK


Dapat dianggap sebagai inflamasi
memanjang (minggu – bulan – tahunan)
Terjadi inflamasi aktif, jejas jar &
penyembuhan secara serentak
54
Penyebab Inflamasi Kronik



Infeksi yg persisten oleh MO tertentu
(mikobakterium, T pallidum, serta virus, jamur &
parasit tertentu). Respon inflamasi kadang
m’bentuk suatu pola spesifik: reaksi
granulomatosa.
Pajanan yg lama thdp agen yg berpotensi toksik
(eksogen: mis silika → silikosis, endogen: mis
komponen lipid → aterosklerosis).
Penyakit autoimun.
55
Gambaran Morfologik Inflamasi Kronik



Infiltrasi sel MN ( makrofag, limfosit, sel
plasma)
Destruksi jar, sebagian besar diatur oleh
sel radang
Repair, melibatkan angiogenesis dan
fibrosis
56
Sel-sel yg Berperan pada Radang Kronik

Makrofag
- Sel yg dominan
- Berasal dr monosit yg beremigrasi pd tahap awal
terjadinya radang akut, & telah mendominasi daerah
radang dlm waktu 48 jam.
- Ketika monosit keluar & mencapai jar ekstravask, monosit
makrofag.
- Diaktivasi oleh berbagai stimulus seperti sitokin, toksin
bakteri & mediator kimiawi lainnya.
57
- Bila proses fagositosis memanjang tu pd
insoluble/indigestible bakteri/partikel, makrofag
→ epitelioid
- Kemampuan fagositosis epiteloid me↓
dibandingkan monosit, namun kemampuan
merusak mikroba disekitarnya me↑, & dapat
menjadi barrier antara Ag perusak & host pd
radang granulomatosa. Epitelioid seringkali
membentuk sel datia melalui fusi bbrp sel, yg
bisa terdiri dari 20 / > sel epitelioid (diinduksi
oleh IL-4 / INF-γ)
58
59


Limfosit T & B
- Dimobilisasi oleh adanya rangsang imun
spesifik (infeksi) & pd inflamasi yg
diperantarai nonimun (infark / trauma jar)
- Limfosit T mempunyai hub timbal balik dg
makrofag pd inflamasi kronik
- Limfosit B  sel plasma  Ab utk melawan Ag
Eosinofil
- Lebih banyak pd rx imunitas yg
diperantarai IgE & pd infeksi parasit
60
61

Sel Mast
- Terdistribusi pd jar penyambung, dapat
berperan pd radang akut maupun kronik
- Menghasilkan sitokin yg berperan dalam
fibrosis
62



Radang akut & kronik dapat saling berubah
Radang akut → kronis & radang kronik → akut
Radang kronis tidak selalu merupakan kelanjutan
dr radang akut yg gagal mengatasi penyebab
radang. Namun pada radang granulomatosa, sejak
awal terjadi memang akan berlangsung lama &
membentuk ciri-ciri radang khronik, seperti yg
terjadi pd infeksi tuberkulosa, siphilis, lepra &
lainnya.
63
Inflamasi Granulomatosa



Merupakan suatu pola inflamasi kronik khusus,
yg ditandai dg agregasi makrofag teraktivasi yg
gambarannya menyerupai sel epitel (epitelioid)
Granuloma dpt terbentuk pd keadaan respon sel
T persisten thdp mikroba tertentu ( M. tb, T.
pallidum)
Granuloma jg dpt berespon thdp benda asing yg
relatif inert (benang, serpihan, implan
payudara), membentuk Granuloma benda asing
64
65
Saluran & KGB pada Inflamasi



Berfungsi menyaring & mengatur cairan
ekstravask
Bersama dg sist fagosit mononuklear,
merupakan lini pertahanan sekunder yg
berperan saat rx radang lokal gagal mengatasi &
menetralkan jejas
Selama peradangan, aliran sal limfe ↑ &
membantu mengalirkan cairan edema dr ruang
ektravask (leukosit & debris sel jg masuk ke sal
limfe)
66



Pd inflamasi luas, bs terjd limfangitis,
limfadenitis ok aliran limfe jg mengangkut agen
penyerang
Pembesaran KGB ok proliferasi limfosit &
makrofag pd folikel & sinus limfoid serta
hipertrofi sel fagositik
Bila organisme infeksius mengalir secara
progresif mel sal limfe yg lebih besar & sampai
ke sirkulasi vask  bakterimia
67
Efek Sistemik Inflamasi



Demam: netrofil & makrofag menghasilkan
pirogen endogen yg bekerja pd hipotalamus
mengatur mekanisme termoregulator pd
temperatur yg lebih tinggi. IL-2 memiliki efek yg
plg besar. Pelepasan pirogen endogen
dirangsang oleh fagositosis, endotoksin, &
komplek imun
Gejala konstitusional: malaise, anoreksia,
nausea
↓ BB: ok keseimbangan negatif nitrogen , tu pd
inflamasi kronik yg ekstensif.
68


-
-
Hiperplasia reaktif dari RES
Perubahan hematologi :
↑ LED ok perub protein plasma,
leukositosis → netrofilia pd infeksi piogenik &
destruksi jar, eosinofilia pd peny alergi & infeksi
parasit, limfositosis pd infeksi kronik, infeksi
virus, monositosis pd infeksi mononukleosiosa
dan bbrp infeksi bakteri spt tbc, thypoid
Anemia : ok hilangnya darah dlm eksudat
inflamasi, hemolisis dll
Amiloidosis : infeksi kronik yg lama dg pe↑
amiloid serum → deposit amiloid pd berbagai jar
69
Daftar Pustaka



Kumar, Abbas, Fausto (eds) in Robbin’s and
Cotran Pathologic Basis Of Disease. Elsevier
Saunder, Philadelpia, Pennsylvania. 7 th ed. 2005
Constantinides,P. General Pathobiology. Appleton
& Lange, Norwalk, Connecticut.1993
Underwood JCE. General and Systemic Pathology.
Churchill Livingston, 2004
70
71
Download