Penggunaan Kajang dalam Ritus Kematian (Kelepasan) Klen Brahmana Buddha di Desa Budakeling dan Sebarannya di DesaBatuan (Kajian Antropologi Agama) Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Antropologi pada Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Oleh: Ida Made Adnya Gentorang 1001605006 PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 Persetujuan/Pengesahan Skripsi ini telah disetujui/disahkan oleh pembimbing dan telah diuji pada hari/tanggal 23 Maret 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugrah-nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini ditulis dengan mengambil judul “Penggunaan kajang dalam ritus kematian klen Brahmana Buddha di desa Budakeling dan Sebaranya di Desa Batuan (kajian Antropologi Agama)” . Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh sahabatdan saudara serta pihak-pihak lainya. Pertama-taman penulkis ingin mengucapkan rasa trima kasih dan rasa hormat kepada bapak-ibu serta kjakak yang tercinta atas kesabaran dan pengertianya terhadap penulis. DEalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. I Wayan Cika M.S, selaku Dekan Fakultas Satra Dan Ilmu Budaya yang sudah memberikan kesempatan dan segala fasilitas selama penulis menempuh perkuliahan di Fakultas Sastra dan Budaya. 2. Drs I Nyoman Suarsana, M. Si. Selaku Ketua jurusan sekaligus Pembimbing I yang sudah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam proses penulisan skripsi. 3. Dra. A.A Ayu Murniasih, M. Si, selaku pembimbing II yang sudah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam proses penulisan skripsi. 4. Dra. Ni ketut Suci, M. Ag yang sudah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam proses penulisan skripsi. 5. Seluruh Dosen Antropologi yang selama ini dengan penuh kesabaran mendidik sehingga mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 6. Kedua Orang Tua Penulis, Ida Wayan Oka Granoka dan Ida Ayu Wayan Supraba yang selalu memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini. 7. Ida Wayanb Ngurah yang selalu menemani dalam proses penelitian lapangan. 8. Seluruh kerabat Mahasiswa Antropologi (Krama Udayana). 9. Seluruh keluarga Budakeling dan Keluarga di Batuan yang telah memberikan informasi dengan tebuka. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masuh jauh dari sempurna. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun, penyusun harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Demikian yang dapat saya sampaikan semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua. Denpasar, 2 Maret 2015 Penyusu DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman 1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 8 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 8 1.4 Kerangka Teori dan Konsep....................................................................... 9 1.5 Model Penelitian ............................................................................................... 24 1.6 Metode Penelitian....................................................................................... 26 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Keadaan Geografis..................................................................................... 33 2.2 Penduduk dan Angka Demografi................................................................ 35 2.3 Sejarah Desa Penelitian.............................................................................. 44 2.6 Sistem Religi dan Kepercayaan................................................................... 51 2.7 Sistem Kemasyarakatan............................................................................... 53 BAB III KAJANG SEBAGAI ELEMEN PENTING RITUS KEMATIAN (KELEPASAN) BAGI KLEN BRAHMANA BUDDHA 3.1 Asal-Usul Kajang ............................................................................................... 51 3.2Bentuk Kajang ..................................................................................................... 71 3.3Proses Pembuatan Kajang ................................................................................... 79 3.4Fungsi Kajang di dalam ritus kematian (kelepasan) ............................................. 83 BAB IV PERUBAHAN RITUS KEMATIAN (KELEPASAN) KLEN BRAHMANA BUDDHA BUDAKELING DENGAN BATUAN 4.1 Sejarah HubunganBrahmana Buddha Budakeling dengan Batuan ................. 126 4.2 Rangkaian Ritus Kematian (kelepasan) di desa Budakeling ........................... 127 4.3 Perubahan Ritus Kematian (kelepasan) Brahmana Buddha di Desa Batuan ................................................................. 140 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ............................................................................................................. 153 5.2 Saran................................................................................................................... 156 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penduduk desa Budakeling Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 36 Tabel 2.2 Penduduk desa Batuan Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 37 Tabel 2.3 Perkembangan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Budakeling .......... 39 Tabel 2.4 Perkembangan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Batuan .................. 40 Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Desa Budakeling Menurut Mata Pencaharian ............... 50 Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Desa Budakeling Menurut Mata Pencaharian ............... 51 Tabel 3.1 Mikrokosmos Dengan Makrokosmos ......................................................... 85 Tabel 3.2 Surat Atau Teks Kajang Masutasoma Beserta Terjemahan ..................... 1 DAFTAR GAMBAR Bagan 2.1 Struktur Kelembagaan Desa Adat Budakeling .................................... 58 Bagan 2.2 Struktur Kelembagaan Desa Adat Batuan............................................ 59 Bagan 2.3 Struktur Pemerintahan Desa Budakeling ............................................... 61 Bagan 2.4 Struktur Pemerintahan Desa Batuan ...................................................... 62 Gambar 3.4 kajang masutasoma dikelompokan berdasarkan elemen-elemen di dalamnya ................................................................ 91 Gambar 4.1 prosesi “nyiramang layon” yang dilaksanakan dalam rangkaian ritus kematian (kalepasan) Brahmana Buddha Budakeling .............................................................................................................. 126 Gambar 4.2 prosesi “pelebon” dalam rangka ritus kematian (kelepasan) di desa Budakeling ............................................................................. 130 Gambar 4.3 elemen-elemen upakara (sarana upacara) yang beriringan menuju setra (kuburan) dalam rangka ritus kematian (kelepasan) di desa Budakeling ............................................................................. 131 Gambar 4.5 prosesi “ngereka” atau mengumpulkan tulang yang dibentuk menyerupai raga manusia ........................................................................ 133 Gambar 4.4 prosesi “niwakang tirta pengentas” oleh Pendeta Siwa-Buddha pada jenazah Pendeta Buddha di dalam lembu. ................................ 134 Gambar 4.6 kajang “pandita putus” yang digunakan untuk Pendeta Buddha Batuan ....................................................................................... 139 ABSTRAK Bali mempunyai segudang ilmu karya sastra, baik itu berbentuk lisan (lontar) dan prasasti, yang berhubungan dengan keagamaan salah satunya kajang masutasoma yang terdapat di Desa Budakeling. Kajang Masutasoma digunakan sebagai ritus kematian (kelepasan) bagi kaum pendeta Buddha di desa Budakeling. Hal ini yang akan diteliti dengan mengambil rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana fungsi kajang masutasoma sebagai ritus kematian?. 2. Mengapa terjadi perubahan ritus kematian di desa Budakeling dengan sebarannya di desa Batuan?. Untuk menganalisis permasalahan di atas, digunakan teori keyakinan religi Dario Preusz, Hert dan Van Gennep mengenai ritus peralihan dan upacara pengukuhan. Teori symbol dan mitos juga digunakan untuk menganalisis kajang sebagai hasil budaya yakni Clifford Geertz mengenai teori interpretratif simbolik, dan teori fungsi manifest dan laten. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan menekankan kepada deskripsi kualitatif. Pengumpulan data dengan observasi dan studi pustaka. Kajang masurtasoma merupakan bagian dari bangunan aksara serta diagramdiagram rajah yang terstruktur menjadi suatu pola dan mempunyai relasi.dalam rangka ritus kematian, kajang masutasoma hanya digunakan oleh pendeta Buddha yang memiliki fungsi sebagai sarana penyucian atma/jiwa untuk mencapai pembebasan. Namun, pada brahmana Buddha di Batuan tidak mengenakan kajang masutasoma sebagai ritus kematian namun melanjutkannya dengan upacara maligia/Ngasti. Upaya-upaya untuk mempertahankan kearifan local di desa Budakeling, kembali kepada generasi penerus terutama kaum brahmana Buddha Budakeling dengan jalan mempelajari nilai-nilai kabuddhan (ajaran Buddha Bajrayana Mahayana) sebagai pola acuan pokok untuk bertindak dan berperilaku. Kata kunci: Kajang Masutasoma, ritus, kelepasan, kabuddhan