PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit. 2. Dasar teori 2.1 Pengertian larutan Larutan merupakan campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. a. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi dalam zat pelarut b. Zat pelarut adalah zat yang mendispersi komponen-komponen zat terlarut. 2.2 Larutan elektrolit dan non elektrolit 2.2.1 Larutan elektrolit adalah zat terlarut yang mengalami ionisasi sehingga di dalam larutan terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Larutan elektrolit dibagi menjadi 3, yaitu a. Larutan elektrolit kuat Adalah larutan yang memiliki jumlah ion yang sangat banyak sehinga daya hantar listriknya kuat. b. Larutan elektrolit lemah Adalah larutan yang jumlah ion-ion di dalam larutannya sedikit sehingga daya hantar listriknya lemah. c. Larutan non elektrolit adalah larutan yang di dalamnya tidak terdapat ion-ion sehingga tidak dapat menghantarkan listrik 2.3 Macam-macam larutan. 2.3.1 Asam klorida (HCl), termasuk asam kuat. Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl−. Garam dari asam hidroklarida HCl mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah mejadi Na+ dan CL-. NaCl memiliki manfaat, yakni: 1. Biasa digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak besi oksida dari besi atau baja. 2. Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan plastic polyvinyl chloride atau PVC. 3. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyaluminium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air. 4. Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah industri. 5. Asam klorida digunakan dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange resin) 2.3.2 Asam asetat (CH3COOH) Asam asetat atau yang lebih dikenal dengan nama asam cuka adalah golongan asam karboksilat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Asam asetat murni dikenal dengan nama asam asetat glacial yang memiliki titik leleh 16,6oC. Dalam kehidupan sehari-hari, asam cuka digunakan sebagai pemberi rasa asam pada makanan. Di dalam industri makanan, asam cuka digunakan untuk menurunkan pH. Asam cuka juga berfungsi sebagai zat pengawet yang di dalam industri, asam asetat biasa digunakan pada pembuatan serat selulosa asetat, plastik, zat warna, obatobatan, dan lain-lain. 2.3.3 Barium klorida (BaCl2) Barium klorida adalah senyawa anorganik dengan BaCl2 formula. Ini adalah salah satu yang larut dalam air garam yang paling umum dari barium. Seperti garam barium lain, adalah beracun dan menanamkan warna kuning-hijau ke nyala api. Hal ini juga higroskopis. Sebagai garam, murah larut dari barium, barium klorida menemukan aplikasi luas di laboratorium. Hal ini umumnya digunakan sebagai tes untuk ion sulfat (lihat sifat kimia di atas). Dalam industri, barium klorida terutama digunakan dalam pemurnian larutan air garam pada tanaman klorin kaustik dan juga dalam pembuatan garam perlakuan panas, pengerasan baja, dalam pembuatan pigmen, dan dalam pembuatan garam barium lainnya. BaCl2 juga digunakan dalam kembang api untuk memberikan warna hijau terang. Namun, toksisitasnya membatasi penerapannya. 2.3.4 Natrium hidroksida (NaOH) Bahan kimia jenis alkali yang kuat yang digunakan dalam cairan pemasak alkali; biasanya disebut juga kaustik soda atau lindi; NaOH. 2.3.5 Amonium hidroksida (NH4OH) Senyawa ini memiliki kegunaan: 1. Di laboratorium banyak digunakan sebagai pereaksi analisis, baik kualitatif maupun kuantitatif. 2. Dalam rumah tangga banyak digunakan dalam campuran obat pembersih sendok garpu perak dan barang logam lainnya. 3. Dalam PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) digunakan untuk obat sengatan serangga untuk menetralkan asam racunnya. 4. Dalam aneka industri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan asam nitrat, Na-karbonat, pupuk ZA, pengisi mesin pendingin (pengganti freon), pengawet lateks, dan lain-lain. METODELOGI PRAKTIKUM 3. Alat dan bahan a. Batang karbon 2 batang b. Kabel 4 buah yang telah dipasang dengan penjepit buaya c. Gelas beker 50 mL d. Penguji elektrolit (lampu 12 V) e. Baterai 9 V f. Kain lap g. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 1 M h. Larutan asam klorida (HCl) 1 M i. Larutan barium klorida (BaCl2) 1 M j. Larutan natrium klorida (NaCl) 1 M k. Larutan asam cuka (CH3COOH) 1 M l. Larutan bensin m. Sabun cair n. Air o. Minuman berion p. Minuman bervitamin C 4. Cara kerja a. Merangkai lampu, baterai, 2 batang karbon, kabel. b. Mengukur setiap larutan 25 mL, di tiap gelas beker. c. Memasukkan 2 batang karbon secara sejajar. d. Mengamati gejala yang terjadi (kurang lebih 1 menit) e. Adanya gelembung gas f. Nyala lampu g. Mencatat gejala yang terjadi. h. Mencuci batang karbon dengan air, lalu dikeringkan dengan tisu. i. Mengulangi langkah no. 1-6 dengan larutan yang berbeda. 5. Hasil pengamatan 6. No. Nama Larutan Lampu Gelembung 1. Minuman bervitamin C - Banyak 2. Minuman berion - Banyak 3. Air sabun Redup - 4. Barium klorida (BaCl2) Redup Banyak 5. Natrium klorida (NaCl) Redup Banyak 6. Asam asetat (CH3COOH) - Banyak 7. Bensin - - 8. Air - Sedikit 9. Asam klorida (HCl) Terang Banyak 10. Natrium hidroksida (NaOH) Terang Banyak Analisa data a. Berdasarkan hasil pengamatan, asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida dapat menghantarkan listrik dengan baik/ sempurna yang dibuktikan oleh nyala lampu yang terang. b. Berdasarkan hasil pengamatan, air sabun, barium klorida (BaCl2), dan natrium klorida (NaCl) dapat menghantarkan listrik, namun tidak sebaik/ sesempurna larutan elektrolit kuat yang dibuktikan oleh nyala lampu yang redup. c. Berdasarkan hasil pengamatan, minuman bervitamin C, minuman berion, asam asetat, (CH3COOH), bensin, dan air tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik yang dibuktikan oleh lampu yang tidak menyala. Hal ini dikarenakan 7. Kesimpulan a. Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik/ sempurna karena terbentuknya muatan-muatan sempurna yang dibentuk oleh banyaknya ion-ion secara berlawanan. b. Larutan elektrolit lemah kurang dapat mennghantarkan listrik dengan baik/ sempurna karena muatan-muatan kurang sempurna yang dibentuk oleh sedikitnya ion-ion secara berlawanan. c. Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik karena larutanlarutan tersebut tidak terurai menjadi ion-ion, sehingga zat-zat tersebut tetap berwujud molekul-molekul netral yang tidak bermuatan listrik.