sistem manajemen informasi keperawatan penggunaan glukowatch

advertisement
SISTEM MANAJEMEN INFORMASI KEPERAWATAN
PENGGUNAAN GLUKOWATCH SEBAGAI ALAT MONITORING GLUKOSA DARAH
PADA PASIEN DIABETES
Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Dosen : RR. Tutik Sri Hariyati, SKp, MARS
Disusun Oleh:
Yanti Cahyati (0906505060)
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN MEDIKALBEDAH
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2010
ABSTRAK
Glucowatch merupakan salah satu alat untuk mendeteksi kadar glukosa darah
dengan menggunakan jam tangan yang memiliki autosensor melalui kulit,
sehingga dapat melakukan monitoring kadar glukosa darah setiap saat. Melalui
autosensor yang menempel pada kulit saat jam dipakai, glucowatch dapat
mendeteksi secara kontinyu kadar gula darah klien setiap 20 menit. Alat ini juga
dilengkapi dengan alarm yang dapat berbunyi pada saat kadar glukosa darah
berada dalam keadaan tinggi atau rendah. Alarm dapat berfungsi setelah klien
melakukan setting kadar glukosa pada layar monitor glucowatch.
Banyak kelebihan yang dimiliki oleh alat ini, seperti metode yang digunakan alat
yang dapat mendeteksi kadar glukosa darah tanpa prosedur invasif, sehingga
meminimalisir rasa nyeri akibat penusukan dalam pengambilan sample darah.
Selain itu alat ini dapat melakukan monitoring ketat dengan baik dan akurat,
sehingga perubahan kadar glukosa darah dapat dideteksi dengan cepat pula.
Namun demikian alat ini memiliki pula beberapa keterbatasan seperti dalam hal
biaya yang mahal, pengaruh lingkungan dan efek samping terhadap kulit.
Keberadaan alat ini dapat memberikan manfaat bagi klien, oleh karena itu
diperlukan lagi beberapa modifikasi untuk mengurangi hal-hal yang masih
menjadi keterbatasan alat ini.
PENGGUNAAN GLUKOWATCH
SEBAGAI ALAT MONITORING GLUKOSA DARAH
PADA PASIEN DIABETES
A. LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus termasuk kelompok penyakit metabolik yang
dikarakteristikkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia)
karena defek sekresi insulin, defek kerja insulin, atau kombinasi keduanya
(American Diabetes Association [ADA], 2006).
Berdasarkan survei Badan Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia
menduduki peringkat ke empat terbesar dalam jumlah penderita diabetes
mellitus. Jumlah ini mencapai 8,6% dari total penduduk dan diperkirakan
akan terus bertambah seiring dengan perubahan gaya hidup, terutama karena
pola makan yang tidak seimbang. Selain jumlah penderita yang terus
meningkat, hal lain yang perlu diwaspadai pada penyakit diabetes mellitus
adalah bahaya komplikasi yang dapat timbul jika gula darah tidak terkendali.
Bagi pasien diabetes, pengontrolan gula darah merupakan hal penting
yang harus selalu dilakukan. Dibutuhkan alat yang dapat mendeteksi kadar
gula darah dengan cepat. Bagi klien-klien diabetes monitoring kadar gula
darah perlu dilakukan minimal 4 kali dalam sehari, namun untuk pemeriksaan
ini klien perlu beberapa kali melakukan penusukan dengan lanset pada jarinya
agar bisa mengetahui berapa kadar gula darahnya, metode ini selain nyeri
kadang didapatkan gangguan saat membaca hasilnya sehingga diperlukan
pengulangan penusukan untuk mendapatkan hasilnya ("Diabetes: policing
your blood sugar... the GlucoWatch," 2000).
Namun semua
masalah tersebut
diatas dapat
diatasi
dengan
ditemukannya suatu metode baru dalam monitoring gula darah. FDA (Food
and Drug Federation) telah merekomendasikan suatu alat yang dapat
mendeteksi kadar gula darah melalui kulit yang disebut sebagai Glukowatch.
Penggunaan alat ini memiliki banyak keuntungan bagi penggunanya, oleh
karena itu Glukowatch merupakan pilihan tepat bagi klien diabetes terutama
1
2
diabetes type I ("Diabetes: policing your blood sugar... the GlucoWatch,"
2000).
B. MONITORING GLUKOSA DARAH
Bagian yang penting dari perawatan diabetes adalah monitoring kadar
glukosa darah di rumah. Dulu, perhatian utamanya adalah kontrol kadar
glukosa darah puasa, tetapi bukti-bukti terbaru menyarankan kontrol kadar
glukosa darah 2 jam setelah makan juga penting dalam mengurangi resiko
komplikasi.
Ada berbagai jenis monitor glukosa yang tersedia. Beberapa monitor
memungkinkan darah dapat diambil dari tempat lain selain jari tangan. Test darah
umum dipakai untuk menentukan konsentrasi hemoglobin A1c yang
digunakan untuk menentukan apakah kontrol glukosa darah telah adekuat.
Test ini menunjukkan rata-rata jumlah glukosa dalam darah selama 3 bulan
terakhir. Hal ini direkomendasikan untuk menjaga konsentrasi hemoglobin
A1c
kurang dari 7%. Beberapa studi menunjukkan bahwa monitoring
glukosa darah dapat mengurangi resiko komplikasi diabetes.
Monitoring kadar glukosa darah yang terus menerus pada klien
diabetes tipe I merupakan salah satu manajemen penatalaksanaan diabetes
yang penting dilakukan oleh klien dengan diabetes. Konsentrasi glukosa yang
ada di interstitial dapat merefleksikan kadar glukosa dalam tubuh seseorang,
sehingga untuk monitoring glukosa darah tidak selalu harus dilakukan melalui
pemeriksaan invasive dari darah tetapi bisa mendeteksi dari cairan interstitial
yang dikeluarkan oleh tubuh melalui keringat.
C. GLUKOWATCH
Glukowatch merupakan suatu alat yang menyerupai jam tangan yang
dapat mengukur kadar glukosa darah secara terus menerus dan noninvasive
melalui kulit (Kupecz, 2003).
3
Gambar 1
Glukowatch
Glucowatch merupakan alat pendeteksi glukosa darah yang berbentuk
jam tangan. Glucowatch memiliki dua autosensor yang terdapat pada bagian
bawah yang menempel pada kulit ketika glucowatch dipakai. Sensor ini
menggunakan proses “Reverse Iontophoresis” untuk menggambarkan kadar
glukosa yang terdeteksi dari cairan yang keluar melalui interstitial kulit bukan
dari darah seperti yang selama ini digunakan untuk mendeteksi gula darah.
Glucowatch menggunakan arus listrik rendah untuk menarik glukosa melalui
kulit, sehingga tindakan ini menjadi tindakan yang minimal invasive. Kadar
glukosa darah akan tergambar pada layar monitor kecil dan akan tersimpan di
memory jam. Glucowatch ini akan menggambarkan kadar glukosa sebanyak
3 kali dalam satu jam untuk waktu lebih 12 jam ("Diabetes: policing your
blood sugar... the GlucoWatch," 2000). Jadi dari glukowatch ini akan
tergambar sebanyak 36 hasil pemeriksaan glukosa darah.
Glukowatch memiliki system alarm yang dapat mengeluarkan bunyi
jika kadar gula darah klien tinggi atau rendah, dan dapat merekam kadar gula
darah sebanyak 8500 hasil pemeriksaan. Autosensor dapat membaca kadar
gula darah saat alat tersebut di pasang pada pergelangan tangan. Sensor ini
disposible dan hanya dipakai dalam 12 jam, setelah itu harus diganti lagi.
Pada saat penggantian autosensor, 2 jam setelah pemasangan autosensor
tersebut harus ditunggu supaya alat tersebut melakukan warm up. Setelah
4
warm up komplet maka harus dilakukan kalibrasi dengan menggunakan
finger stick. Hasil pemeriksaan gula darah yang tertera pada finger stick
kemudian dimasukan ke dalam memory glucowatch. Setelah kalibrasi
dilakukan barulah glucowatch dapat membaca kadar glukosa darah setiap 20
menit selama 12 jam (Kupecz, 2003).
Saat mendeteksi kondisi hipoglikemia, glucowatch memiliki 2 alarm
yang akan berbunyi ketika gula darah turun ke posisi hipoglikemi dan 20
menit sebelum gula darah turun. Untuk bisa menentukan kadar hipoglikemia,
sebelumnya alarm akan diset dengan kondisi gula darah normal, sehingga
pada saat terjadi penurunan kadar glukosa darah, alarn akan berbunyi
("GLUCOWATCH G2 Biographer alarm reliability during hypoglycemia in
children," 2004). Selain itu menurut (Gandrud et al., 2004), glucowatch ini
sangat efektif untuk mendeteksi nocturnal hipoglikemia, yaitu kondisi
hipoglikemia yang dialami klien diabetes saat malam hari.
Dalam beberapa studi klinis pengukuran Glucowatch biasanya
konsisten dengan tes finger print, namun terdapat hasil yang berbeda sebesar
30 persen atau lebih, terutama pada kadar glukosa rendah.
Gambar 2
Glucowatch dan autosensor
5
D. PEMBAHASAN
Glukowatch merupakan suatu alternative alat yang bisa digunakan untuk
mendeteksi perubahan kadar glukosa darah dengan cepat dan akurat. Tentu saja
monitoring kadar glukosa darah yang baik merupakan langkah penting untuk
menghindari komplikasi yang bisa muncul pada klien dengan diabetes mellitus.
Namun demikian setiap alat tentu memiliki beberapa keterbatasan disamping
kelebihannya dibandingkan dengan metode konvensional yang lain. Berikut hasil
analisa penulis terhadap kelebihan dan kekurangan dari glukowatch ini.
1. Kelebihan
Glukowatch merupakan salah satu alat yang bisa mendeteksi kadar
glukosa darah secara non invasive. Sebagai mana diketahui selama ini klien
diabetes memerlukan informasi yang akurat tentang kadar glukosa darahnya
sebagai acuan dalam memberikan terapi dan diet. Minimal klien diabetes
memerlukan 3 informasi tentang kadar glukosa darah dalam sehari, yaitu saat
puasa, 2 jam setelah makan dan glukosa darah sewaktu. Tentu saja dengan
frekuensi seperti ini jika klien menggunakan metode konvensional dengan finger
stick, klien akan mengalami penusukan sebanyak minimal 3 kali dalam sehari.
Jika saja klien masih anak-anak (DM tipe I) tentu saja klien akan merasa kesakitan
dan menjadi sulit untuk dilakukan pemeriksaan. Tetapi dengan glukowatch ini
semua masalah tersebut akan teratasi.
Pada bulan Agustus 2002 lalu telah disetujui penggunaannya oleh anakanak usia 7 sampai 17, karena jauh lebih nyaman dari metode konvensional
dengan finger stick dan bagi sebagian orang adalah bebas rasa sakit, sehingga
orang akan dapat menguji bahkan lebih sering. Dengan alat ini klien dapat
melakukan control ketat yang pada akhirnya bisa meminimalisir komplikasi yang
muncul akibat diabetes (Kupecz, 2003).
Selain itu telah diketahui bahwa gambaran hasil kadar glukosa dengan
pemeriksaan menggunakan glukowatch sama akuratnya dengan menggunakan
fingerstick yang mengukur kadar glukosa melalui darah ("Medicine in the news.
GlucoWatch approved by the FDA," 2001). Hasil penelitian Grag didapatkan
6
bahwa hasil pemeriksaan
glukosa darah sama akuratnya antara glukcowatch
dengan blood glukosa meter (trecroci, 1999).
Namun demikian ada juga pendapat berbeda yang didapatkan dari hasil
study klinik yang menyatakan hasil pemeriksaan dari glucowatch ini memiliki
sedikit perbedaan dengan hasil pemeriksaan finger stick 25% dalam waktu yang
tidak bisa diprediksi. Oleh karena itu hasil pemeriksaan dengan glucowatch tidak
bisa digunakan untuk menilai terafi. Hasil pengukuran dengan glucowatch
konsisten dengan hasil pengukuran finger stick 75 – 90% dengan rentang antara
40 mg/dL and 400 mg/dL (Gandrud et al., 2004). Tetapi sejauh ini lebih banyak
studi yang memberikan pernyataan tentang keakuratan hasil pemeriksaan dengan
menggunakan glucowatch.
Kelebihan lainnya terutama dirasakan saat klien memerlukan control ketat
kadar glukosa darah, dengan glucowatch pemeriksaan bisa dilakukan 3 kali dalam
satu jam, sehingga perubahan sekecil apapun dapat terdeteksi dengan cepat.
2. Kekurangan
Permasalahan terbesar dari penggunaan glukowatch adalah harganya yang
mahal. Alat ini dijual dengan harga $250. Glucowatch memiliki 2 sensor yang
dapat digunakan dalam 12 jam, masing-masing sensor seharga $4, sehingga
apabila ingin mengukur gula darah setiap hari dalam setahun diperlukan 730 buah
sensor, sehingga unit cost yang dibutuhkan dalam setahun adalah $2920 dolar,
suatu harga yang sangat mahal jika dibandingkan dengan menggunakan
fingerstick ("Diabetes: policing your blood sugar... the GlucoWatch," 2000).
Sedangkan untuk glucowatch G2, generasi terbaru dari glucowatch harganya $698
dengan sensor seharga $5 dolar (isi 10 sensor) (Terri, 2003).
Selain itu, kekurangan lain dari glucowatch adalah diperlukannya kalibrasi
setiap kali penggantian auto sensor. Dua buah autosensor diganti setiap 12 jam.
Pada saat penggantian auto sensor diperlukan waktu 2 jam sampai bisa digunakan
lagi, setelah 2 jam baru dilakukan kalibrasi dengan cara melakukan pemeriksaan
konvensional dengan finger stick, setelah hasil didapat nilai kadar glukosa hasil
finger stick dimasukan ke dalam memory glucowatch sehingga selanjutnya
7
glucowatch baru bisa mendeteksi kadar glukosa darah berikutnya. Sehingga
minimal dalam sehari akan diperlukan 1 kali pemeriksaan dengan menggunakan
finger stick, hal ini berarti bahwa klien tetap harus memiliki alat pemeriksaan
finger stick yang akan digunakan setiap kali melakukan kalibrasi.
Kekurangan lainnya adalah pengukuran dengan glucowatch ini sangat
dipengaruhi oleh temperatur ruangan, perubahan perspirasi yang tiba-tiba. 50%
dari pemakai glucowatch ini juga melaporkan adanya iritasi kulit (Kupecz, 2003).
Selain itu glucowatch tidak bisa digunakan pada klien dengan skin rash (trecroci,
1999). Perubahan temperatur yang cepat (misalnya, masuk ke sebuah bangunan
ber-AC setelah berada di luar di hari yang panas) ... keringat berlebihan." Dapat
juga mempengaruhi hasil pemeriksaan glucowatch karena sensornya yang sangat
tergantung dari kulit tempat autosensor menempel.
Efek samping yang terjadi dari penggunaan glucowatch diantaranya adalah
beberapa orang mengalami iritasi kulit, yang cenderung menghilang dalam
beberapa hari, tapi FDA mengatakan bahwa itu mempengaruhi setengah dari
semua pengguna. Efek samping setelah pemakaian glucowatch adalah kemerahan,
skin rash, eritema dan oedema gatal, dan kesemutan (trecroci, 1999)
E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Glucowatch merupakan satu alat alternative bagi klien diabetes mellitus
untuk melakukan monitoring glukosa darah dengan prosedur noninvasive.
Monitoring glukosa darah dengan menggunakan glucowatch memberikan
banyak keuntungan bagi pengguna seperti tidak adanya rasa sakit,
monitoring yang ketat dengan hasil yang akurat. Selain itu penggunaan
glucowatch mudah dan dapat dilakukan secara continnyu. Namun demikian
disamping kelebihan-kelebihan tersebut, hal utama yang memberatkan
penggunaan glucowatch adalah dari segi pembiayaan yang relative mahal,
baik untuk pembelian alat maupun untuk penggantian autosensor.
Disamping itu ada beberapa keterbatasan dari glucowatch yang memerlukan
8
ketelitian terutama dalam hal pemakaian dan kemungkinan adanya efek
samping yang tidak diharapkan.
2. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang penulis berikan untuk lebih menyempurnakan
produk inovatif ini adalah :
a. Modifikasi autosensor sehingga dapat digunakan lebih lama dan tidak
disposible, sehingga bisa mengurangi unit cost, baik dari pembelian
autosensor, maupun untuk proses kalibrasi saat penggantian disposible
b. Autosensor
bisa
dimodifikasi
sedemikian
rupa
sehingga
tidak
menimbulkan efek yang tidak diharapkan terhadap kulit. Misalnya
dengan memberikan autosensor yang dilengkapi dengan obat yang bisa
melembabkan dan tidak membuat kulit mengalami iritasi.
c. Pengurangan efek lingkungan terhadap fungsi glucowatch, sehingga
dalam temperature apapun dan di lingkungan bagaimanapun glucowatch
dapat berfungsi dengan maksimal. Seperti dengan pengaturan dalam
penyesuaian temperature lingkungan dengan autosensor glucowatch.
F. IMPLIKASI DALAM KEPERAWATAN
Monitoring kadar glukosa darah merupakan salah satu dari
penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus disamping diet, aktivitas, dan
obat. Perawat memiliki peranan yang penting dalam memberikan asuhan pada
klien dengan diabetes. Dalam hal monitoring kadar glukosa darah peran
perawat adalah membantu klien dalam melakukan monitoring tersebut,
kolaborasi dalam penatalaksanaanya jika hasil monitoring tidak normal, dan
memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya monitoring kadar
glukosa darah.
Glucowacth dapat memberikan kemudahan bagi perawat saat
memantau klien dengan kadar glukosa darah yang rendah atau tinggi, atau
bagi klien-klien yang memiliki indikasi untuk selalu di monitor kadar glukosa
darahnya. Glucowatch dapat mengurangi beban kerja perawat saat harus
9
melaksanakan monitoring kadar glukosa klien diabetes, karena hasil
monitoring secara otomatis akan terekam dalam memory glucowatch, hal ini
juga akan memberikan akurasi yang baik saat dibutuhkan monitoring ketat
kadar glukosa darah klien.
DAFTAR PUSTAKA
Black, M.Joyce., Hawks, J.K., (2009). Medical Surgical Nursing, clinical
Management for positive outcomes. Saunders . missoury
Blood Glucose Monitoring; LifeScan, Inc., Addresses The Risk Of LifeThreatening Falsely Elevated Blood Glucose Readings. (2007). Medical
Letter on the CDC & FDA, 31.
Diabetes: policing your blood sugar... the GlucoWatch. (2000). Harvard Health
Letter, 25(4), 6-6.
Gandrud, L. M., Paguntalan, H. U., Van Wyhe, M. M., Kunselman, B. L.,
Leptien, A. D., Wilson, D. M., et al. (2004). Use of the Cygnus
GlucoWatch biographer at a diabetes camp. Pediatrics, 113(1 Part 1), 108111.
Glucowatch biographer: a noninvasive glucose monitoring device. (2001).
Medical Letter on Drugs & Therapeutics, 43(1104), 42-42.
GLUCOWATCH G2 Biographer alarm reliability during hypoglycemia in
children. (2004). Diabetes Technology & Therapeutics, 6(5), 559-566.
Kupecz, D. (2003). Home test critique. GlucoWatch measures blood glucose
noninvasively. Nurse Practitioner, 28(9), 61-61.
Medicine in the news. GlucoWatch approved by the FDA. (2001). Patient Care
for the Nurse Practitioner, 4(6), 13-13.
Neithercott, T. (2010). Continuous Glucose Monitorsdia. Diabetes Forecast,
63(1), 43.
Pitzer, K. R., Desai, S., Dunn, T., Edelman, S., Jayalakshmi, Y., Kennedy, J., et
al. (2001). Detection of hypoglycemia with the GlucoWatch biographer.
Diabetes Care, 24(5), 881-885.
A randomized multicenter trial comparing the GlucoWatch Biographer with
standard glucose monitoring in children with type 1 diabetes. (2005).
Diabetes Care, 28(5), 1101-1106.
Slawson, D. (2000). How accurate is the GlucoWatch automatic glucose monitor
compared with serial blood glucose measurements? Evidence-Based
Practice, 3(2), 6, insert 2p.
Terri, K. (2003). GlucoWatch: The next generation. Diabetes Forecast, 56(4), 26.
Download