Analisa Kandungan Mineral Batuan Pada Situs Kontu

advertisement
JURNAL APLIKASI FISIKA
VOLUME 6 NOMOR 2
AGUSTUS 2010
Analisa Kandungan Mineral Batuan Pada Situs Kontu Kowuna
Kabupaten Muna Menggunakan Difraksi Sinar-X
L.O. Ngkoimani1), I. Usman1), Prima Endang 2), Jahidin 3)
1)
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Haluoleo
Jurusan Kimia FMIPAUniversitas Haluoleo
e_mail: [email protected]
2)
Abstrak
Situs Kontu Kowuna merupakan asal mula penamaan Muna sebagai nama Kabupaten. Situs Kontu Kowuna
merupakan bukit-bukit batu gamping terumbu. Menurut cerita yang berkembang dan diyakini oleh
masyarakat bahwa batu pada Situs Kontu Kowuna memiliki bunga yang selanjutnya dikenal sebagai bunga
batu (Wuna dalam istilah bahasa Muna). Pada makalah ini akan diuraikan hasil analisa mineral yang
terkandung pada Situs Kontu Kowuna menggunakan metode Difraksi Sinar-X. Sampel yang dianalisa
berupa bagian batuan induk, bagian batuan antara induk dan bunga, dan bagian bunga. Pada bagian
batuan induk terkandung mineral Calcium Magnesium Carbonate, pada bagian bunga terkandung Calcium
Aluminum Silicate Hydrate, Sodium Calcium Aluminum Carbonate Silicate, sementara itu, pada diantara
bagian batuan induk dan bagian bunga batu terkandung Calcium Magnesium Carbonate, Calcium
Aluminum Silicate Hydroxide, dan Sodium Calcium Aluminum Carbonate Silicate. Hasil ini memberikan
indikasi bahwa bunga batu pada Situs Kontu Kowuna bukan dari batuan induknya tetapi diduga hanya
sejenis tumbuhan menempel yang merupakan kelompok lumut.
Kata Kunci : Kontu Kowuna, mineral, difraksi sinar-X
Abstract
Kontu Kowuna historical Site was the beginning ward of Muna the name of Kabupaten Muna. Kontu
Kowuna consists of coral hills. Based on the stories of Muna’s people, the Kontu Kowuna have stone flower
(called Wuna in the Muna languages). In this paper, will describing the result of minerals analyses of Kontu
Kowuna site mineral content using X-ray diffraction. The samples of study were taken from three parts are of
host rocks, area between host rocks and rock flower, and the part of flower. The mineral content of host
rocks sample is dominated of Calcium Magnesium Carbonate, meanwhile in the rocks flower sample is
dominated of Calcium Aluminium Silicate Hydrate dan Sodium Calcium Aluminium Carbonate Silicate
minerals. The sample from intersect area between host rock and rock flower part consist of several minerals
are Calcium Magnesium Carbonate, Calcium Aluminium Silicate Hydroxide, and Sodium Calcium
Aluminium Carbonate Silicate that also indicated in from the host rocks sample and the flower sample. This
result show that the rocks flower from Kontu Kowuna historical site could not be interpreted that likely stone
grow from the host rocks but more likely as plants from the types of algae.
Key words: Kontu Kowuna, mineral, X-Ray Diffraction
,
bukit-bukit batu gamping yang ditumbuhi oleh
sejenis bunga (menurut istilah masyarakat
Kabupaten Muna).
Sejak situs ini dikenal, belum
diketahui secara pasti apakah bunga tersebut
merupakan batuan yang sama dengan batuan
induknya yakni batu gamping ataukah
merupakan jenis lumut, yang tumbuh pada
batu gamping. Kenyataan unik yang lain
adalah bunga tersebut hanya tumbuh pada 3
1. Pendahuluan
Kontu Kowuna (istilah Bahasa Daerah
Muna yang berarti batu berbunga) merupakan
salah satu situs bersejarah bagi masyarakat
Kabupaten Muna.
Karena nama Kontu
Kowuna menjadi cikal bakal penamaan
Kabupaten dimana situs ini berada yakni
Kabupaten Muna.
Situs Kontu Kowuna
merupakan salah satu jenis batu gamping
terumbu. Situs Kontu Kowuna terdiri dari
104
Analisa Kandungan Mineral Batuan Pada Situs Kontu Kowuna………………….(Ngkoimani dkk) 105
(tiga) bukit sehingga selanjutnya dikenal
dengan Kontu Kowuna atau batu berbunga.
Kontu Kowuna berada di Desa Wuna
Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna,
terletak pada bagian Utara Timur Laut dari
jalan poros Desa Wuna-Kabawo yang berjarak
± 1500 m dari Desa Wuna.
Situs Kontu
Kowuna berjarak ± 32 km dari Ibu Kota
Kabupaten Muna (Raha). Kontu Kowuna
merupakan situs purbakala, asal mulanya
berawal dari batu karang besar dimana pada
saat-saat tertentu batu karang tersebut
mengeluarkan bunga karang yang kembangnya
tidak serupa dengan bunga pohon kayu, tetapi
serupa dengan bunga batu yang makin lama
makin keras mambatu (Dinas Kebudayaan,
2002). Informasi tersebut tidak didukung oleh
kajian ilmiah yang mendalam terutama
penelitian atas jenis bunga tersebut. Oleh
karena itu, sampai saat ini Kontu Kowuna
masih merupakan cagar alam yang unik dan
perlu mendapat perhatian para ilmuwan untuk
keperluan penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, penulis
merasa perlu untuk meneliti karakteristik
bunga dari Kontu Kowuna untuk mengetahui
kandungan mineralnya. Salah satu metode
yang dapat digunakan untuk menentukan jenis
mineral yang terkandung pada suatu
bahan/batuan adalah metode difraksi sinar-X
(X-ray Diffraction, XRD). Oleh karena itu,
dalam penlitian ini digunakan metode XRD
untuk menentukan jenis mineral yang
terkandung dalam Kontu Kowuna.
difraktometer tipe Panalytical. Target anoda
yang digunakan yaitu tembaga (Cu), tegangan
40 kV, arus 30 mA, panjang gelombang λ
adalah 1,54060 Å, dan tipe celah divergen
yaitu fixed dengan ukuran celah yaitu 0,9050°.
Data yang diperoleh berupa sudut
difraksi (2θ) dan intensitas (I) dan selanjutnya
diolah langsung dengan menggunakan
Software Microsoft Excel.
Analisa pola
difraksi suatu mineral dilakukan dengan
mencocokan pola difraksi sinar-X tersebut
dengan kurva standar masing-masing mineral
melalui program Personal Computer Powder
Diffraction File Windows (PCPDFWin).
2. Metode Penelitian
Mineral yang diindikasikan ada pada
sampel #A sebagaimana ditunjukan oleh ke 15
(lima belas) puncak difraksi dan disampaikan
pada Tabel 1 dimana terlihat bahwa 14 (emat
belas) diantaranya sama dengan pucak pucak
difraksi
karakteristik mineral
Calsium
Magnesium Carbonat. Hasil ini menunjukan
bahwa kandungan mineral pada sampel A atau
pada bagian batuan induk Situs Kontu Kowuna
diduga kuat merupakan mineral Calsium
Magnesium Carbonat.
Sampel yang digunakan pada penelitian
ini adalah sampel Kontu Kowuna (batu
berbunga) yang terdiri atas tiga jenis yakni :
bagian batuan induk (Sampel #A), bagian
batuan antara induk dan bunga (Sampel #B),
dan bagian bunga (Sampel #C). Sampel
selanjutnya digerus menggunakan alat
pemecah batuan sistem hidrolik, jaw cruiser
dan vulveriser.
Pengukuran XRD untuk masingmasing sampel yang telah berukuran 100
mesh – 200 mesh dianalisa menggunakan
3. Hasil penelitian dan pembahasan
Grafik hubungan antara sudut difraksi
(2-Theta) dengan intensitas difraksi (cacahan
per detik) untuk samapel #A yang selanjutnya
dibandingkan
dengan
pola
difraksi
karakteristik beberapa mineral yang ditunjukan
oleh angka (1) s/d (15) dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Grafik hasil analisa mineral dengan
XRD untuk sampel #A
106 JAF, Vol. 6 No. 2 (2010), 104-110
Tabel 1. Pencocokan nilai sudut 2θ (o) dari data hasil difraksi sinar-X dengan nilai 2θ (o) dari software
PCPDFWin untuk sampel #A.
Puncak
Ke
1.
Data hasil difraksi sinar-X
I
2θ (0)
(Cacahan/dtk)
22, 107
26,88
Hasil Pencocokan pada Software PCPDFWin
I/I0
(x 100)
1,94
2θ (0)
I/I0
h,k,l
22,056
3
101
2.
24, 057
68,11
4,92
24,118
5
012
3.
29,817
93,47
6,76
29,835
100
222
4.
30,884
1383,53
100
30,843
100
104
5.
33,349
61,42
4,44
33,370
4
006
6.
35,255
42,91
3,10
35,350
3
015
7.
37,346
131,77
9,52
37,346
10
110
8.
41,075
319,12
23,07
41,161
19
113
9.
43,772
39,42
2,85
43,840
3
021
10.
44,890
158,98
11,49
44,987
10
202
11.
49,153
54,46
3,94
49,310
5
024
12.
50,818
119,08
17,74
50,959
6
116
13.
58,805
34,75
2,51
58,950
2
211
14.
59,763
72,08
5,21
59,874
4
211
15.
63,453
38,12
2,76
63,489
2
2 14
Grafik hubungan antara sudut difraksi
(2-Theta) dengan intensitas difrkasi (cacahan
per detik) untuk samapel #B yang selanjutnya
dibandingkan
dengan
pola
difraksi
karakteristik beberapa mineral yang ditunjukan
oleh angka (1) s/d (14) dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2. Grafik hasil analisa mineral dengan
XRD untuk sampel #B
Jenis Mineral
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Sodium Calcium Niobium
Titanium Oxide Fluoride
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calsium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Mineral yang diindikasikan ada pada
sampel #B sebagaimana ditunjukan oleh ke 14
(empat belas) puncak difraksi dan disampaikan
pada Tabel 2. Pada Tabel 2 terlihat bahwa 7
(tujuh) diantaranya sama dengan pucak pucak
difraksi
karakteristik mineral
Calsium
Magnesium Carbonat, 4 (empat) puncak
dinataranya bersesuaian dengan puncak
karakateristik mineral Calcium Aluminum
Silicate Hydroxide, dan puncak lainnya sesuai
dengan puncah karakateristik mineral Calcium
Magnesium Iron Carbonate (2 puncak),
Sodium Calcium Iron Magnesium Phosphate
Hydrate,
Calcium Magnesium Iron
Carbonate.
Berbeda dengan indikasi kandungan
mineral pada sampel #A yang merupakan
bagian batuan induk didominasi oleh mineral
Calsium Magnesium Carbonat, pada sampel
Analisa Kandungan Mineral Batuan Pada Situs Kontu Kowuna………………….(Ngkoimani dkk) 107
#B yang merupakan bagian batuan antara
induk dan bunga disamping terindikasi mineral
Calsium Magnesium Carbonat, terindikasi
juga mineral-mineral yang mengadung silikat
hidroksida, besi, aluminium, fosfat hydrat.
Tabel 2. Pencocokan nilai sudut 2θ (o) dari data hasil difraksi sinar-X dengan nilai 2θ (o) dari software
PCPDFWin untuk sampel #B.
Puncak
Ke
1.
Data hasil difraksi sinar-X
I
2θ (0)
(Cacahan/dtk)
21,943
22,85
Hasil pencocokan pada software PCPDFWin
I/I0
(x 100)
1,22
2θ ( )
I/I0
h,k,l
Jenis mineral
21,946
1
122
Sodium Calcium Iron
Magnesium Phosphate
Hydrate
Calcium Aluminum
Silicate Hydroxide
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Aluminum
Silicate Hydroxide
Calcium Magnesium
Iron Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Aluminum
Silicate Hydroxide
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Iron Carbonate
Calcium Aluminum
Silicate Hydroxide
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
Calcium Magnesium
Carbonate
0
2.
28,080
14,71
0,79
27,822
7
201
3.
30,899
1865,83
100
30,843
100
104
4.
32,458
142,54
7,64
32,163
10
211
5.
33,381
87,22
4,67
33,370
4
006
6.
35,324
67,35
3,61
35,350
3
015
7.
37,338
181,38
9,27
37,407
7
110
8
44,868
274,7
14,72
44,281
13
203
9.
49,262
73,07
3,92
49,329
3
024
10.
50,927
290,51
15,57
50,959
6
116
11.
53,651
47,96
2,55
53,905
3
204
12.
58,892
54,82
2,94
58,950
2
211
13.
59,768
103,08
5,52
59,879
4
122
14.
63,413
60,03
3,33
63,489
2
214
Pola difraksi yang dihasil oleh sampel
#C berbeda dengan pola difraksi sampel #A
dan #B dimana pada sampel #A memperlihat
pola yang menyerupai pola difraksi amorf.
Beberapa indikasi pucak-puncak difraksi, jika
dibandingkan puncak difraksi beberapa
mineral seperti Gambar 3 maka diperoleh
kesesuaian dengan mineral seperti pada Tabel
3. Mineral-mineral yang terindikasi adalah
Calcium
Oksalate
Hydrate,
Calcium
Aluminum Silicate Hydrate, Sodium Calcium
Aluminum Carbonate Silicate, dan Silicon
Oxide.
Gambar 3. Grafik hasil analisa mineral dengan
XRD untuk sampel #C
Jika disesuaikan Mineral yang
diindikasikan
ada
pada
sampel
#C
sebagaimana ditunjukan oleh ke 18 (delapan
belas) puncak difraksi dan disampaikan pada
Tabel 3. Pada Tabel 3 terlihat bahwa 10
108 JAF, Vol. 6 No. 2 (2010), 104-110
(empat) puncak diantaranya bersesuaian
dengan puncak karakateristik mineral Calcium
Oksalate Hydrate, 4 (empat) diantaranya sama
dengan pucak pucak difraksi karakteristik
mineral Calcium Aluminum Silicate Hydrate,
Sodium Calcium Aluminum Carbonate Silicate
sebanyak 3 (dua) puncak difraksi, dan sisanya
adalah Silicon Oxide.
Tabel 3. Pencocokan nilai sudut 2θ (o) dari data hasil difraksi sinar-X dengan nilai 2θ (o) dari software
PCPDFWin untuk sampel #B.
Puncak
Ke
1.
Data hasil difraksi sinar-X
I
2θ (0)
(Cacahan/dtk)
13,128
150,3
Hasil pencocokan pada software PCPDFWin
I/I0
(x 100)
86
2θ ( )
I/I0
h,k,l
13,837
20
012
0
2.
3.
14,300
18,112
173,38
101,68
100
58
14,320
18,921
100
40
200
202
4.
5.
6
20,018
22,198
23,736
104,11
88,53
129,59
60
51
74
20,073
22,736
23,159
30
40
24
211
310
310
7.
8.
26,623
28,032
123,17
70,4
71
40
26,643
28,014
100
40
101
024
9.
30,778
62,09
35
30,721
21
015
10.
11.
12.
13.
14.
32,169
37,157
38,321
40,183
44,533
147,45
34,65
44,96
44,77
131,48
85
19
25
25
75
32,231
37,312
38,353
40,170
44,956
65
16
20
25
10
411
103
431
213
512
15.
16.
17.
46,316
47,861
49,518
40,39
27,39
29,2
23
15
16
46,358
47,860
49,683
10
16
10
611
413
400
18.
50,749
10,49
6
50,733
10
631
Dari semua jenis sampel baik sampel #A,
sampel #B, dan sampel #C mempunyai
perbedaan yang jelas ditinjau dari grafik hasil
analisa pencocokan nilai sudut 2θ difraksi
sinar-X dangan nilai 2θ software PCPDFWin.
Untuk sampel #A (bagi batuan induk)
grafiknya dalam bentuk kristal dimana
kandungan mineralnya dominan Calcium
Magnesium Carbonate. Sementara untuk
sampel #B (bagian diantara batuan induk dan
bagian bunga batu) memperlihatkan adanya
keteraturan struktur kristal yang juga
didominasi
oleh
Calcium
Magnesium
Carbonate serta mineral Calcium Oxalate
Hydrate. Sedangkan pada sampel #C (bagian
bunga batu) memperlihatkan grafiknya
menyerupai bentuk amorf namun masih
meperlihatkan kandungan mineral yang
Jenis Mineral
Calcium Aluminum
Silicate Hydrate
Calcium Oksalate Hydrate
Calcium Aluminum
Silicate Hydrate
Calcium Oxalate Hydrate
Calcium Oxalate Hydrate
Sodium Calcium Aluminum
Carbonate Silicate
Silicon Oxide
Calcium Aluminum
Silicate Hydrate
Calcium Aluminum
Silicate Hydrate
Calcium Oxalate Hydrate
Calcium Oxalate Hydrate
Calcium Oxalate Hydrate
Calcium Oxalate Hydrate
Sodium Calcium Aluminum
Carbonate Silicate
Calcium Oxalate Hydrate
Calcium Oxalate Hydrate
Sodium Calcium
Aluminum Silicate
Calcium Oxalate Hydrate
didominasi oleh Calcium Aluminum Silicate
Hydrate,
Sodium
Calcium
Aluminum
Carbonate Silicate.
Jika membandingkan indikasi kandungan
mineral pada sampel #A, sampel #B, dan
sampel #C sebagaimana terlihat pada Tabel 4,
pada sampel yang merupakan bagian batuan
induk dalam hal ini sampel #A didominasi
oleh mineral Calcium Magnesium Carbonate
[Ca,Mg(CO3)2]. Pada sampel yang merupakan
bagian bunga dalam hal ini sampel #C
didominasi oleh mineral Calcium Aluminum
Silicate Hydrate [Ca2Al3(SiO4) (Si2O7)O(OH)],
Sodium Calcium Aluminum Carbonate Silicate
[(Ca,Na)2 (Si,Al)6 O12 (C O3)0. Sementara itu,
pada sampel yang diambil diantara bagian
batuan induk dan bagian bunga batu dalam hal
ini sampel #B memperlihat keberadaan
Analisa Kandungan Mineral Batuan Pada Situs Kontu Kowuna………………….(Ngkoimani dkk) 109
mineral yang ada pada sampel #A dalam hal
ini
Calcium
Magnesium
Carbonate
[Ca,Mg(CO3)2], disamping adanya mineral
yang serupa dengan yang dominan pada
sampel #C yakni mineral Calcium Aluminum
Silicate
Hydroxide
[Ca2Al3(SiO4)
(Si2O7)O(OH)]
dan
Sodium
Calcium
Aluminum Carbonate Silicate [(Ca,Na)2
(Si,Al)6 O12 (C O3)0,.5].
Tabel 4. Kandungan Mineral pada Situs Kontu Kowuna
Kandungan Mineral
Calcium Magnesium Carbonate [Ca,Mg(CO3)2]
Sodium Calcium Niobium Titanium Oxide Fluoride
Aluminum Silicate Hydrate [(Ca,Sr,K) Al1.8 Si4.2 O12 6,4H2O]
Calcium Oxalate Hydrate [C2CaO42H2O]
Silicon Oxide [(α-SiO2)]
Sodium Calcium Aluminum Silicate [(Ca, Na)(Si,Al)4 O8]
Sodium Calcium Iron Magnesium Phosphate Hydrate [Na,Ca2, Fe5, Mg (PO4)6
2H2O]
Calcium Magnesium Iron Carbonate [Ca (Mg, Fe) (C O3)2]
Calcium Aluminum Silicate Hydrate [(Ca,Sr,K) Al1.8 Si4.2 O12 6,4H2O]
Calcium Magnesium Iron Carbonate [Ca (Mg, Fe) (C O3)2]
Calcium Aluminum Silicate Hydroxide [Ca2Al3(SiO4) (Si2O7)O(OH)]
Sodium Calcium Aluminum Carbonate Silicate [(Ca,Na)2 (Si,Al)6 O12 (C O3)0,.5]
#A
√
√
Sampel
#B
√
#C
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ : terdapat kandungan mineral tersebut
Hal ini memberikan indikasi yang cukup
jelas bahwa bunga dari Kontu Kowuna bukan
dari batuan induknya tetapi bunga tersebut
hanya menempel pada batu itu sendiri sama
seperti dengan jenis tumbuhan lainnya.
Tumbuhan tersebut menyerupai lumut yang
mengadung sodium. Namun demikian, untuk
lebih menguatkan temuan ini, dapat dilakukan
analisa mineral mikroskopik (misalnya dengan
metode XRF atau AAS).
4. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dari hasil difraksi sinar-X,
mineral yang ada pada situs Kontu Kowuna
(batu berbunga) adalah Calcium Magnesium
Carbonate,
Sodium
Calcium
Niobium
Titanium Oxide Fluoride, Calcium Aluminum
Silicate Hydrate, Calcium Oxalate Hydrate,
Sodium Calcium Aluminum Carbonate
Silicate, Silicon Oxide, Sodium Calcium
Aluminum Silicate, Calcium Aluminum Silicate
Hydroxide, Sodium Calcium Iron Magnesium
Phosphate Hydrate, dan Calcium Magnesium
Iron Carbonate.
Bunga batu yang semula diyakini oleh
masyarakat bahwa merupakan jenis batuan
seperti batuan induknya tidak dapat dibuktikan
oleh analisa yang lakukan, tetapi yang
terindikasi adalah bunga batu tersebut adalah
sejenis lumut yang mengandung oksalat
hydrat, sodium dan aluminium.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada Bapak La Kimi Batoa
yang telah memberikan informasi mengenai
keberadaan Situs Kontu Kowuna, terima kasih
juga disampaikan kepada Aji Akbar yang telah
membantu dalam koleksi data dan analisa
XRD dan kepada Darwin Ismail yang
mengarahkan pemilihan penulis pendamping
yang tepat.
Daftar Pustaka
[1]. Badan Pertanahan Nasional, 2003 : Geologi
Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.
[2]. Batoa, K., 1991 : Sejarah Kerajaan Daerah
Muna, Raha.
[3]. Dinas Kebudayaan, 2002 : Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kerja Sama Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.
[4]. Ismunandar, 2006 : Padatan Oksida Logam
Struktur, Sintesis dan Sifat-sifatnya, ITB
Bandung.
[5]. Jumadil, 2006 : Karakterisasi Sifat Fisik
Batuan Dolomit [Ca Mg (CO3)2] di Desa
Latugho Kecamatan Lawa Kabupaten Muna,
Skripsi Fakultas MIPA Unhalu, Kendari.
110 JAF, Vol. 6 No. 2 (2010), 104-110
[6]. Munir, 1995 : Geologi dan Mineralogi Tanah,
Pustaka Jaya, Malang.
[7]. Magetsari, N.A., Abdullah, C.I., Brahmantyo,
B., 2000 : Geologi Fisis, ITB, Bandung.
[8]. Oba dan Kadir, 2005 : Muna Dalam Lintas
Sejarah Prasejarah Era - Reformasi. Raha
[9]. Sikumbang, N., Santoyo, P., Supandjono
R.J.B., dan Gafoer, 1995 : Peta Geologi
Lembar Buton, Sulawesi Tenggara.
[10]. Suyanarayana, C., Norton, G., 1998 : X-ray
Difraction A Practical Approach, Plenum
Press, New York.
[11]. Tucker, M. dan Hardy, R., 1991 : X-Ray
Powder Diffraction of Sediment, Techniques
in Sedimentology, Edited by Maurice Tucker,
Blackwell Scientific Pub., London.
Download