Ade Heryana, S.SiT, M.KM Inklusi dan Identitas pada Kelompok INKLUSI DAN IDENTITAS PADA KELOMPOK Ade Heryana Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul Jakarta Email: [email protected] PENDAHULUAN Pada dibandingkan menarik diri atau menyendiri paper ini akan (solitude). Ada beberapa alasan kenapa dibahas manusia lebih menyukai hidup bersama bagaimana proses seseorang mulai dari dengan anggota kelompok. anggota luar kelompok hingga akhirnya menjadi anggota yang dengan sukarela Pertama, motivasi perilaku manusia mengaitkan identitasnya dengan identitas banyak ditentukan oleh kebutuhan untuk kelompok. memiliki (need to belong). Sehingga setiap Masuknya kelompok atau seseorang proses dari ke manusia cenderung lebih suka berkumpul dalam dengan orang lain dibanding hidup menyendiri kesendirian (solitude). Kebanyakan orang dewasa hidup menjadi dalam anggota kelompok, melalui tiga proses utama, kolektivisme yaitu: inklusi (collectivism), dengan orang lain, serta menghabiskan waktu (inclusion), dan dengan orang lain dan sejumlah kelompok. identitas Studi yang dilakukan Putnam (dalam Forsyth, (identity). 2010) menyatakan bahwa nilai sosial (social Melalui proses inklusi, seseorang capital) berubah dari outsider menjadi insider dengan bila seseorang dalam kelompok yang sifatnya “apa yang sudah diberikan kepada kelompok” “kelompok menurun Social capital adalah tingkat keterikatan kolektivisme, anggota kelompok mulai berfikir berfikir akan keterlibatannya dalam kelompok berkurang. bergabung ke kelompok. Melalui proses dibanding seseorang saling menguntungkan. sudah Kedua, orang akan bereaksi negatif jika memberikan apa kepada mereka”. Melalui dikesampingkan transformasi ke identitas, individu mengubah atau diisolasi dalam kelompok. Sebuah studi menunjukkan “hidup konsep “siapakah mereka” menjadi terlibat sendiri” mendorong timbulnya reaksi sosial dalam kualitas kelompok sesuai dengan dan psikologis yang negatif pada manusia. kualitas individunya. Pengucilan (ostracism) atau penyingkiran DARI ISOLASI MENJADI INKLUSI Menurut Forsyth seseorang yang disengaja merupakan tindakan (2010), pada yang dapat menimbulkan stress pada dasarnya setiap manusia lebih menyukai seseorang berdasarkan analisa yang dilakukan bergabung pada aktivitas otak. dengan anggota kelompok 1 Ade Heryana, S.SiT, M.KM Inklusi dan Identitas pada Kelompok Ketiga, dalam menghadapi pengucilan hubungan interpersonal, kewajiban anggota, setiap orang cenderung untuk merenung dan dan konsep-diri anggota. Perbedaan kedua memikirkannya, serta melatarbelakangi orang pandangan disajikan pada tabel berikut: untuk memberikan respon-respon seperti Tabel 1. Perbedaan Individualisme dan Kolektivisme diam (freezing), bertarung atau lari (fight-orflight), atau memilih-dan-menjadikan (tend- INDIVIDUALISME - Menekankan pada kebutuhan individu - Mengutamakan hubungan timbal-balik - Menjalankan norma kejujuran dan norma keadilan (equity) - Kontrak sosial dalam bentuk melayani diri sendiri (self-serving) and-befriend). Misalnya: perilaku ekstrem kekerasan dalam bentuk menembak kerumunan orang di kelas berhubungan dengan pengucilan dalam kelompok, atau reaksi negatif akibat cyberostracism yaitu penyingkiran dari interaksi dengan media komputer. Keempat, merupakan harga umpan keterlibatannya diri balik dalam - Kontrak sosial dijalankan tidak hirarkis, dan tidak masalah bila ada ketidakseragaman seseorang dari tingkat kelompok (teori sociometry dari Leary tentang pembentukan - Konsep diri ditunjukkan dengan identitas pribadi harga diri). Kelima, kebutuhan untuk memiliki - Kebutuhan individu tidak ada hubungannya dengan kebutuhan kelompok (independent) dihasilkan dari seleksi alam sehingga individu yang bergabung dalam kelompok memiliki kecenderungan survive lebih tinggi (teori KOLEKTIVISME - Menekankan pada kebutuhan kelompok - Mengutamakan hubungan komunal - Menjalankan norma kesamaan (equality) - Kontrak sosial dalam bentuk melayani kelompok (groupserving) - Kontrak sosial dijalankan secara hirarki, dan berpandangan negatif bila ada ketidakseragaman - Konsep diri ditunjukkan dengan identitas sosial atau identitas kolektif - Kebutuhan individu berhubungan dengan kebutuhan kelompok (interdepentent) Kultur atau budaya yang berkembang psikologi evolusi). di satu negara mempengaruhi pandangan DARI INDIVIDUALISME KE KOLETIVISME individualis atau kolektivis. Individu yang Beberapa anggota dalam kelompok memiliki kecenderungan terbiasa hidup di negara dengan budaya mengutamakan kolektif (seperti: Asia, Eropa Timur, Afrika, dan kebutuhan kelompok dibandingkan kebutuhan Timur Tengah) menganggap diri mereka mereka sendiri. Pada diri manusia terdapat sebagai anggota kelompok dibanding sebagai dua pandangan berbeda dalam hubungannya dengan kebutuhan kelompok, individu. Kebalikan dengan negara berbudaya yaitu: individualis (seperti: negara-negara barat). Individualism (Individualisme) dan collectivism (kolektivisme). Kedua pandangan ini mengadopsi orientasi yang berbeda terhadap 2 Ade Heryana, S.SiT, M.KM Inklusi dan Identitas pada Kelompok DARI IDENTITAS PERSONAL KE IDENTITAS individu dan persepsi terhadap nilai dari SOSIAL kelompok. Anggota kelompok yang bergabung Menurut teori Identitas dengan kelompok yang dianggap prestisius Sosial, memiliki harga diri lebih tinggi dibanding yang Perkembangan seseorang anggota kelompok tergabung dalam kelompok biasa. Individu- menjadi lebih kolektivisme melalui dua tahapa individu yang secara kuat terikat dengan yaitu social categorization dan identification. kelompok Tahap kategorisasi ada dua jenis yaitu adalah Pada kategorisasi sosial, seseorang secara kategorisasi individu menguatkan juga hubungan menjaga harga diri individual dan kolektif. terdapat Anggota kelompok yang memiliki persepsi buruk (stigmatized group), kelompok yang gagal, atau kelompok yang menyusut karena kategori individu kepada diri mereka sendiri, faktor eksternal, sering melindungi harga diri atau disebut self-stereotyping. koleftif Tahap identifikasi merupakan tahap dengan menghilangkan menonjolkan keunggulan kelompok, dan fokus mengakui karakteristik kelompoknya. Ketika pada kualitas kelompok yang terbaik. Ketika seseorang menjalani tahap identifikasi dengan tersebut mereka informasi negatif tentang kelompok mereka, anggota kelompok melakukan ikatan dan orang lebih Seseorang Individu cenderung termotivasi untuk prorotipe (atau stereotype) dari berbagai maka mereka. dibanding dengan kelompok yang gagal. kecenderungan orang untuk menyesuaikan kuat, sepakbola) akan mengkategorisasikan dirinya sendiri. Pada tahap klub mereka dengan kelompok yang sukses, dalam berbagai kategori. Sedangkan pada orang milik cenderung otomatis akan mengklasifikasikan orang lain individu fans menganggap apa yang dihasilkan kelompok kategorisasi sosial dan kategorisasi individu. kategori (mis: ancaman stereotype tinggi, maka individu akan cenderung mengidentifikasikan diriya secara natural. dengan Proses kategorisasi dan identifikasi akan kelompok mengurangi yang hubungan buruk, bahkan meninggalkannya. kemungkinan terjadi saat faktor di luar REFERENSI kelompok menjadi hal yang menonjol dan saat Forsyth, Donelson R. 2010. Group Dynamics, seseorang menjadi anggota kelompok yang 5th edition. Wadsworth: Cengeage lebih kecil. Learning. Proses kategorisasi dan identifikasi berkaitan pula dengan pembentukan harga diri anggota kelompok. Harga diri anggota kelompok terbentuk oleh kualitas personal 3