SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI

advertisement
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti yang sekarang ini tidaklah terjadi secara
spontan, melainkan secara bertahap. Setiap periode memiliki ciri khasnya sendiri terhadap
perkembangan ilmu di eranya,oleh karna itu untuk lebih memahami sejarah perjalanan ilmu
maka dilakukanlah pembagian atau klasifikasi secara periodik, dan pada kesempatan kali ini
akan kita ulas mengenai perkembangan ilmu pada masa yunani kuno.
Periode Yunani kuno adalah cikal bakal dari berkembangnya ilmu pengetahuan modern
seperti saat ini.Yang paling menonjol dalam perkembangan ilmu pada era ini adalah filsafat
,yang nantinya akan menjadi induk bagi setiap ilmu pengatahuan. Zaman Yunani kuno
dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan
mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima
pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja, melainkan menumbuhkan
sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis.
Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir-ahli pikir
terkenal sepanjang masa. Pada masa ini Filsafat lebih bercorak “kosmosentris”, artinya para
filsuf pada waktu itu mengarahkan perhatian mereka terhadap masalah-masalah yang
berkaitan dengan asal mula terjadinya alam semesta. Mereka berupaya mencari jawaban
tentang prinsip pertama (arkhe) dari alam semesta, oleh karena itu mereka lebih dikenal
dengan julukan “Filsuf-Filsuf Alam”.
Selain
berkembangnya
filsafat,pemikiran
dari
tokoh-tokoh
besar
seperti
Arestoteles,plato,herodotus dan lain-lain telah melahirkan berbagai disiplin ilmu yang lain
seperti ilmu komunikasi dan ilmu politik
PERADABAN YUNANI KUNO
Peradaban Yunani Kuno dimulai periode Yunani purba pada abad ke-8 hingga abad ke-6
SM. Kemudian berlanjut hingga penaklukan Romawi atas Korintia pada 146 SM.Puncak
peradaban ini ada pada masa Yunani Klasik yang mulai berkembang pada abad ke-5 hingga
abad ke-4 SM.Pada masa inilah para ilmuwan masa lalu mencurahkan perhatiannya terhadap
berbagai kajian ilmu pengetahuan yang menjadi dasar-dasar pengembangan dan penemuan
berbagai disiplin ilmu pengetahuan masa sekarang.
Periode Yunani Klasik berada dibawah pimpinan negara-kota Athena,ketika mereka telah
berhasil menghalau serangan kekaisaran Persia. Kekuasaan Athena berakhir karena mereka
ditaklukan bangsa Sparta saat perang Peloponesia pada 401 SM.Namun bukan berarti
perkembangan dan kajian ilmu pengetahuan ikut berakhir pula.Beberapa penemuan penting
justru terjadi pada periode ini.
HASIL PERADABAN BANGSA YUNANI KUNO
Peradaban Yunani Kuno mewariskan peradaban tinggi untuk dunia. Hasil dari peradaban
itu bahkan sampai sekarang tetap dijadikan rujukan berbagai disiplin ilmu.
Hasil peradaban Yunani Kuno yang sangat penting bagi masyarakat dunia adalah karya
sastra.Ada satu karya sastra yang sangat terkenal yaitu kitab IIIiad dan Odissesia .Kedua
kitab tersebut ditulis oleh Homerus. Kitab tersebut berisi kejadian sejarah perang Troya.
Sampai saat ini, karya sastra kuno ini menjadi rujukan penting dalam perkembangan sastra
modern
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat ,peradaban Yunani Kuno terbilang paling
banyak memberikan kontribusi bagi dunia sekarang ini. Pada masa Yunani lahir filosof dan
pemikir terkenal. Dari pemikiran- pemikiran mereka, berkembang berbagai ilmu
1
pengeetahuan. Beberapa pemikir yang terkenal dari Yunani, diantaranya adalah Socrates,
Plato, dan Aristoteles. Hingga saat ini, buah dari pemikiran-pemikiran mereka masih dikaji
oleh barbagai kalangan. Sekalipun sebenarnya dalam perjalanannya para tokoh ilmu
pengetahuan Yunani Kuno tersebut bersinggungan dengan tokoh-tokoh dari bangsa lain yang
telah lebih dahulu meletakkan dasar-dasar kajian ilmu pengetahuan. Namun merekalah yang
mengembangkan menjadi kajian yang bisa dipertanggungjawbkan secara ilmiah.
Peradaban Yunani kuno masih terus dikenang sampai sekarang. Karya dan pemikiran dari
peradaban Yunani membawa pengaruh besar bagikemajuan peradaban manusia. Bahkan, ada
yang menyebutkan bahwa peradaban Yunani merupakan awal dari peradaban manusia di
dunia.
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO
Zaman ini berlangsung dari abad 6 M sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini
menggunakan sikap ‘’aninquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu
secara kritis)’’, dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap ‘’receptve
attitude mind (sikap menerima segitu saja)’’. Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh
dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman
Hellenisme) di bawah pimpinan Iskandar Agung(356-323 SM) dari Macedonia, yang
merupakan salah seorang murid Aristoteles.
Pada abad ke- 0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat hambatan. Hal ini disebabkan
oleh lahirnya Kristen. Pada abad pertama sampai abad ke- 2 M mulai ada pembagian wilayah
perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat di Athena, yang difokuskan dibidang
kemampuan intelektual. Sedangkan wilayah kedua berpusat di Alexandria, yang fukos pada
bidang empiris.
Setelah Alexandria di kuasai oleh Roma yang tertarik dengan hal-hal abstrak, pada abad
ke- 4dan ke- 5 M ilmu pengetahuan pegetahuan benar-benar beku. Hal ini di sebabkan oleh
tiga pokok penting :
1). Penguasa Roma yang menekan kebebasan berfikir.
2). Ajaran Kristen tidak disangkal.
3). Kerjasama gereja dan penguasa sebagai otoritas kebenaran.
Walaupun begitu, pada abad ke-2 M sempat ada Galen (bidang kedokteran) dan tokoh
aljabar, Poppus dan Diopanthus yang berperan dalam perkembangan pengetahuan.
TOKOH-TOKOH FILSUF PADA ZAMAN YUNANI KUNO
Bangsa Yunani adalah sebuah bangsayang tidak dapat menerima pengalaman yang
didasarkan pada sikap menerima begitu saja, melainkan menumbuhkan sikap yang senang
menyelidiki sesuatu secara kritis. Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil
sebagai ahli pikir-ahli pikir terkenal sepanjang masa.berikut ini adalah beberapa tokoh
pemikir atau filsuf pada masa yunani kuno :
-Tokoh Filosuf yang Mencurahkan Perhatiannya pada Alam Semesta
a. Thales (624-548 SM)
Thales berasal dari Miletus, ia mendapat gelar Bapak Filsafat karena dialah orang yang
bermula-mula berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat
mendasar yang jarang dipertanyakan orang, juga orang pada zaman sekarang, yaitu mengenai
“Apa sebenarnya asal-usul alam semesta ini?”, pertanyaan ini sangat mendasar, terlepas
2
apapun jawabannya. Namun yang penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan
pendekatan rasional, bukan dengan pendekatan mitos atau kepercayaan. Ia mengatakan asal
alam adalah air, karena air adalah unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup. Air dapat
berubah menjadi benda gas dan padat seperti uap dan es, dan bumi ini juga berada di atas air.
a. Pythagoras (580-500 SM)
Pythagoras adalah kelahiran Pulau Samos, Ionia. Ia dikenal sebagai filsuf dan juga ahli
ukur. Ia mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan. Semua realitas dapat diukur dengan
bilangan (kuantitas). Karena itu, dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsure pertama dari
alam dan sekaligus menjadi ukuran. Kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa realitas
alam adalah harmoni antara bilangan dan gabungan antara dua hal yang berlawanan.
Kalau segala-galanya adalah bilangan, itu berarti bahwa unsur bilangan merupakan juga
unsur yang terdapat dalam segala sesuatu. Unsur-unsur bilangan itu adalah genap dan ganjil,
terbatas dan tak terbatas. Demikian juga seluruh jagad raya merupakan suatu harmoni yang
mendamaikan hal-hal yang berlawanan. Artinya, segala sesuatu berdasarkan dan dapat
dikembalikan pada bilangan.
Jasa Pythagoras ini sangat besar dalam pengembangan ilmu, terutama ilmu pasti dan ilmu
alam. Ilmu yang dikembangkan di kemudian hari sampai hari ini sangat tergantung pada
pendekatan matematika. Galileo menegaskan bahwa alam ditulis dalam bahasa matematika.
Dalam filsafat ilmu, matematika merupakan sarana ilmiah yang terpenting dan akurat karena
dengan pendekatan matematika-lah ilmu dapat diukur dengan benar dan akurat. Di samping
itu, matematika dapat menyederhanakan uraian yang panjang dalam bentuk simbul, sehingga
lebih cepat dipahami.
b. Heraklitos (540-480 SM)
Heraklitos berasal dari Ephesos, Asia kecil. Ia berpendapat bahwa tiap-tiap benda terdiri
dari hal-hal yang saling berlawanan dan yang berlawanan itu tetap merupakan kesatuan.
Baginya tidak ada sesuatu pun yang bersifat tetap. Tidak ada yang benar-benar ada karena
semuanya menjadi berubah. Perubahan dapat dinyatakan dengan dua cara: pertama, seluruh
kenyataan merupakan arus sungai yang mengalir, kedua, seluruh kenyataan adalah api.
Ucapannya yang terkenal adalah “Engkau tidak dapat turun dua kali ke dalam sungai yang
sama” dan “Panta rhei kai uden menei” yang artinya semuanya mengalir dan tidak ada
sesuatu pun yang tetap.
Jadi Heraklitos dalam melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah. Sesuatu
yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti bahwa
bila kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita harus menyadari bahwa kosmos itu
dinamis. Segala sesuatu saling bertentangan dan dalam pertentangan itulah kebenaran.
Itulah sebabnya ia mempunyai kesimpulan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini
adalah bukan bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya, yaitu api. Api adalah unsur yang
paling asasi dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan disisi lain dapat
melunakkan es. Artinya api adalah aktor pengubah dalam ala mini, sehingga api pantas
dianggap sebagai simbul perubahan itu sendiri.
-Tokoh Filosuf yang Menjadikan Manusia sebagai Tolok Ukur Kebenaran
a. Pratagoras (481-411 SM)
Ia menyatakan bahwa “Manusia adalah ukuran kebenaran”. Pernyataan ini merupakan
cikal bakal humanisme. Pertanyaan yang muncul adalah apakah yang dimaksudnya itu
manusia individu atau manusia pada umumnya. Memang dua hal itu yang menimbulkan
konsekuensi yang sungguh berbeda. Namun tidak ada jawaban yang pasti, mana yang
dimaksud oleh Protagoras. Yang jelas ialah, bahwa ia menyatakan kebenaran itu bersifat
subyektif dan relative. Akibatnya tidak akan ada ukuran yang absolute dalam etika,
3
metafisika, maupun agama. Bahkan teori matematika tidak dianggapnya mempunyai
kebenaran yang absolute.
-Tokoh Filosuf yang Mencurahkan Perhatiannya terhadap Suatu Masalah dengan Cara
yang Rasional
a. Socrates (470-399 SM)
Socrates adalah anak seorang pemahat yang bernama Sophoniscos dan seorang bidang
yang bernama Phainarete. Ia meninggal karena dihukum minum racun. Socrates berpendapat
bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu, dasar dari segala penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri
sendiri.
Socrates tidak pernah meninggalkan tulisan, namun pemikirannya dikenal melalui dialogdialog yang ditulis oleh muridnya Plato. Metode Socrates dikenal sebagai Meieutike Tekhne
(ilmu kebidanan) yaitu suatu metode dialektika untuk melahirkan kebenaran. Socrates selalu
mendatangi orang yang dia pandang memiliki otoritas keilmuan dalam bidangnya untuk
diajak berdiskusi. Socrates lebih mementingkan metode dialektika itu sendiri dari pada hasil
yang diperoleh.
Jadi meskipun Socrates tidak meninggalkan teori-teori ilmu tertentu, namun ia
meninggalkan suatu sikap kritis melalui metode dialektika yang akan berkembang dalam
dunia ilmu pengetahuan modern.
b. Plato (427-347 SM)
Plato adalah salah seorang murid dan teman Socrates, ia memperkuat pendapat gurunya
dengan cara menulis ide-ide Socrates. Menurutnya, esensi itu mempunyai realitas dan
realitasnya ada di alam idea. Kebenaran umum itu ada bukan dibuat-buat bahkan sudah ada di
alam idea.
Plato berhasil mensintesakan antara pandangan Heraklitos dan Parmenides. Menurut
Heraklitos segala sesuatu berubah, sedangkan Parmenides mengatakan sebaliknya, yaitu
segala sesuatu itu diam. Untuk mendamaikan pandangan ini Plato berpendapat bahwa
pandangan Heraklitos benar, tetapi hanya berlaku bagi alam empiris saja. Sedangkan
pendapat Parmenides juga benar, tetapi hanya berlaku bagi idea-idea bersifat abadi dan idea
inilah menjdai dasar bagi pengenalan yang sejati.
Plato juga sangat memperhatikan ilmu pasti sebagai peninggalan Pythagoras. Sebab ada
hubungan yang erat antara kepastian, matematis, dengan kesempurnaan idea. Keterikatan
Plato pada kesempurnaan idea dan kepastian matematik menjadikannya lebih memusatkan
penelitian kepada cara berpikir (aspek metodis) dari pada apa yang dapat ditangkap oleh
indera. Oleh karena itu, Plato dapat dikatakan seorang eksponen rasionalisme manakala ia
hendak menerangkan sesuatu, namun ia juga seorang eksponen idealisme manakala
menerangkan bidang nilai (aksiologis).
c.
Aristoteles (384-322 SM)
Puncak kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles. Aristoteles adalah murid
Plato dan penasihat serta guru Iskandar Agung. Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di
Stagira, sebuah kota di Thrace. Ayahnya meninggal tatkala ia masih sangat muda. Ia diambil
oleh Proxenus, dan orang ini memberikan pendidikan yang istimewa kepadanya. Tatkala
Aristoteles berumur 18 tahun, ia dikirim ke Athena dan dimasukkan ke akademi Plato.
Aristoteles adalah seorang filosuf yang berhasil menemukan pemecahan persoalanpersoalan besar filsafat yang dipersatukannya dalam satu system; yaitu logika, matematika,
fisika dan metafisika. Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang disebut
silogisme. Pada dasarnya silogisme terdiri dari tiga premis: yakni premis mayor, premis
minor dan konklusi.
4
-
Semua manusia akan mati
(premis mayor)
Aristoteles seorang manusia (premis minor)
Aristoteles akan mati
(konklusi)
Logika Aristoteles ini juga disebut dengan logika deduktif yang mengukur valid atau
tidaknya sebuah pemikiran.
Dalam bidang fisika, Aristoteles membagi gerak pada dua macam, yaitu gerak aksidental
dan gerak substansial.
Aristoteles yang pertama kali membagi filsafat pada dua hal yang teoritis dan praktis.
Yang teoritis mencakup logika, metafisika dan fisika. Sedangkan yang praktis mencakup
etika, ekonomi dan politik. Pembagian ilmu inilah yang menjadi pedoman juga bagi
klasifikasi ilmu dikemudian hari. Aristoteles dianggap sebagai bapak ilmu karena dia mampu
meletakkan dasar-dasar dan metode ilmiah secara sistematis.
Filsafat Yunani yang rasional itu boleh dikatakan berakhir setelah Aristoteles menuangkan
pemikirannya. Akan tetapi sifat rasional itu masih digunakan selama berabad-abad
sesudahnya, sampai sebelum filsafat benar-benar memasuki dan tenggelam pada abad
pertengahan. Namun jelas, setelah periode Socrates, Plato dan Aristoteles mutu filsafat
semakin merosot. Kemunduran filsafat itu sejalan dengan kemunduran politik pada waktu itu,
yaitu sejalan dengan terpecahnya kerajaan Macedonia menjadi pecahan-pecahan kecil
imperium besar yang dibangun oleh Alexander the Great kemudian Alexander meninggal
dunia.
DISIPLIN ILMU YANG BERKEMBANG PADA MASA YUNANI KUNO
A. Filsafat
Yunani kuno sangat identik dengan filsafat. Saat kata Yunani disebut, maka yang terbersit
di pikiran para peminat kajian keilmuan dapat dipastikan adalah filsafat. Padahal filsafat di
dalam pengertian yang sederhana sudah ada jauh sebelum para filosof klasik Yunani
menekuni dan mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang sangat
berharga sekali bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-generasi setelahnya. Ia
ibarat pembuka pintu-pintu beraneka ragam disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga
sekarang.
Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Bangsa Yunani juga
tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja,
melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis.
Sejarah Filsafat Yunani Kuno
Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa
segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongengdongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya
suatu kebenaran yang bersumber dari mitos (dongeng-dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka
menginginkan adanya pertanyaan tentang isteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima
akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitiologi, artinya suatu
kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang
sifatnya mitologi.upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir ,
ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal
pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat
dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.
Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara akal dan hati
itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah
menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-duanya
5
sama sama-sama menang. Diantara keduanya , dalam sejarah, telah terjadi pergugumulan
berebut dominasi dalam mengendalikan kehidupan manusia.
Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di kepala, sedangkan
hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada.akal itulah yang menghasilkan
pengethauan logis yang disebut filsafat, sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan
pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, iman termasuk disini. Ciri umum
filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada orang-orang
sofis.
Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat
barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran
yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta
dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir
tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka
menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Apakah intisarinya?
Mungkin yang beraneka warna ynag ada dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu.
Mereka mencari inti alam, dengan istilah mereka : mereka mencari arche alam (arche dalam
bahasa yunani yang berarti mula, asal).
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1.
Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai awal
dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut kemudian disusun
secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan
rasional, seperti syair karya Homerus, Orpheus dan lain-lain.
2.
Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani,
karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup orangorang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.
3.
Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai
Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan
sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek
teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos (akal), sehingga
setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.
Periode yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian,
karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan
perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya.mereka membuat pertanyaanpertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak
berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang
sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.
Para pemikir filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota
perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap alam yang
oleh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban tas apa ynag ada di belakang semua
materi itu.
Ilmu Komunikasi
Ilmu Komunikasi merupakan Ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam
menyampaikan isi pernyataanya kepada manusia lain. Sebagai ilmu, komunikasi memiliki
objek kajian yaitu usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia
lain. Manusia bukan saja menyampaikan isi pernyataan kepada manusia tetapi juga kepada
yang bukan manusia sepertibinatang, tumbuhan-tumbuhan dan benda-benda. Hanya makhluk
yang punya akal budi saja yang mampu memahami hasil penggunaan akal dan budi manusia
sebagaimana adanya.Dengan menggunakan akal dan budinya ini manusia dapat memberikan
6
jawaban kepada manusia lain yang menyampaikannya. Pengertian lain, Ilmu komunikasi
merupakan ilmu terapan dari kelompok ilmu sosial. Sebab, menurut ilmuwan, ilmu ini
bersifat indisipliner karena objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu yang lain, terutama
yang masuk ilmu sosial.
Perkembangan Ilmu Komunikasi Di Zaman Yunani Kuno
Komunikasi adalah konteks arti yang berlaku sekarang ini memeng belum dikenel saat itu.
Istilahnya yang berlaku pada zaman tersebut adalah "Retorika". Disebutkan bahwa pada
zaman kebudayaan mesir kuno telah ada tokoh-tokoh retorika seperti Kagemi dan PtahHotep. Namun demikian tradisi retorika sebagai upaya yang sistematis dan terorganisasi baru
dilakukan di zaman Yunani kuno dengan perintisnya Aristoteles (Golden, 1978). Lebih lanjut
Aristoteles menyatakan bahwa retorika mencangkup 3 unsur yakni:
ethos (kredibilitas sumber)
pathos (hal yang menyangkut emosi/perasaan), dan
logos (hal yang menyangkut fakta).
Pokok-pokok pikiran Aristoteles dikembangkan oleh Cicero dan Quintilian mereka
menyusun aturan retorika yang menyangkut 5 unsur:
Inventio (urutan argumentasi)
Dispesitio (pengaturan ide)
Eloqutio (gaya bahasa)
Memoria (ingatan), serta
Pronunciatio (cara penyampaian pesan).
Perkembangan komunikasi sebagai ilmu selalu dikaitkan dengan aktifitas retorika
yang terjadi di zaman Yunani kuno, sehingga menimbulkan pemahaman bagi pemikirpemikir barat bahwa perkembangan komunikasi pada zaman itu mengalami masa kegelapan
(dark ages) karena tidak berkembang di zaman Romawi kuno. Dan baru mulai dicatat
perkembangannya pada masa ditemukannya mesin cetak oleh Guttenberg (1457). Sehingga
masalah yang muncul adalah, rentang waktu antara perkembangan ilmu komunikasi yang
awalnya dikenal retorika pada masa Yunani kuno, sampai pada pencatatan sejarah
komunikasi pada masa pemikiran tokoh-tokoh pada abad 19, sangat jauh. Sehingga sejarah
perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri terputus kira-kira 1400 tahun. Padahal menurut
catatan lain, sebenarnya aktifitas retorika yang dilakukan pada zaman Yunani kuno juga
dilanjutkan perkembangan aktifitasnya pada zaman pertengahan (masa persebaran agama).
Sehingga menimbulkan asumsi bahwa perkembangan komunikasi itu menjadi sebuah ilmu
tidak pernah terputus, artinya tidak ada mata rantai sejarah yang hilang pada perkembangan
komunikasi. Makalah ini ingin mengangkat zaman persebaran agama yang berlangsung
antara rentang waktu tersebut (zaman pertengahan) menjadi bagian dari perkembangan ilmu
komunikasi. Sehingga zaman pertengahan menjadi jembatan alur perkembangan komunikasi
dari zaman yunani kuno ke zaman renaissance, modern, dan kontemporer.
Ilmu Politik
Selain dua disiplin ilmu diatas,ilmu yang berkembang pada zaman yunani kuno adalah
ilmu politik,yang mana dimasa selanjutnya akan memberikan sumbangan besar,khususnya
dalam sistem pemerintahan.
7
Perkembangan Ilmu Politik
Ilmu politik adalah salah satu ilmu tertua dari berbagai cabang ilmu yang ada. Sejak orang
mulai hidup bersama, masalah tentang pengaturan dan pengawasan dimulai. Sejak itu para
pemikir politik mulai membahas masalah-masalah yang menyangkut batasan penerapan
kekuasaan, hubungan antara yang memerintah serta yang diperintah, serta sistem apa yang
paling baik menjamin adanya pemenuhan kebutuhan tentang tentang pengaturan dan
pengawasan.
Ilmu politik diawali dengan baik pada masa Yunani Kuno, membuat peningkatan pada masa
Romawi, tidak terlalu berkembang di Zaman Pertengahan, sedikit berkembang pada Zaman
Renaissance dan Penerangan, membuat beberapa perkembangan substansial pada abad 19,
dan kemudian berkembang sangat pesat pada abad 20 karena ilmu politik mendapatkan
karakteristik
Ilmu politik sebagai pemikiran mengenai Negara sudah dimulai pada tahun 450 S.M. seperti
dalam karya Herodotus, Plato, Aristoteles, dan lainnya.
Disamping ketiga disiplin ilmu yang disebutkan diatas sebenarnya pada masa yunani kuno
Aristoteles telah membagi filsafat pada hal yang teoritis (logika, metafisika, dan fisika) dan
praktis (etika, ekonomi, dan politik). Pembagian ilmu inilah yang lantas menjadi pedoman
bagi klasifikasi disiplin ilmu di kemudian hari.
Sejarah perkembangan Politik Di Zaman Yunani kuno
Tak begitu lama setalah kemunculan pemikiran politik Asia Kuno, sekitar tahun 450 SM,
di tempat lain kemudian muncul pemikiran tentang politik, yaitu Yunani. Pemikiran politik
ini lebih serius dan terarah dibandingkan dengan yang muncul di Asia. Itulah sebabnya jika
membahas mengenai pemikiran politik, hampir semua ahli cenderung untuk melihat ke
Yunani Kuno.
Bermula dari penyelidikan terhadap watak dan jalannya institusi politik yang
pembahasannya mencakup persoalan kenegaraan (negara-kota) di Yunani, kemudian
berkembang dan meluas hingga membahas mengenai hukum, keadilan dan kebebasan.
Perkembangan pemikiran politik inilah yang kemudian menjadi dasar konsep sosial dan
politik budaya barat yang akhirnya mempengaruhi pemikiran dan pola politik di seluruh
dunia. Konsep seperti kebebasan manusia, keadilan, pengakuan terhadap individu,hubungan
manusia dan negara, hingga demokrasi lahir di Yunani Kuno. Pemikiran-Pemikiran tersebut
bukan saja ada dalam dunia ide, namun juga terwujud dalam sistem pemerintahan dan
kehidupan sosial masyarakat Yunani Kuno.
Pemikiran- pemikiran yang muncul di Yunani kuno ini merupakan ide-ide briliant yang
menjadi dasar dari kehidupan masyarakat modern di hampir seluruh belahan dunia dan
sampai kini konsep-konsep tersebut masih dipakai oleh para ahli modern sebagai dasar
berfikir dan rujukan ketika muncul permasalahan-permasalahan sosial dan politik.Hal ini
menunjukkan perkembangan ide yang sangat cepat serta sistematis diantara para filsuf jenius
masa lalu. Sehingga buah pemikiran mereka memberi dampak yang sangat besar dan luas.
Perkembangan paling klimaks pada masa Yunani kuno adalah adanya negara-kota atau
polis di Yunani. Kehidupan politik selama periode Yunani kuno adalah negara-kota. Terdapat
ratusan negara kota di Yunani dengan ukuran, bentuk pemerintahan dan tingkat peradaban
yang berbeda. Kota tersebut talah memiliki sistempmerintahan sendiri yang otonom dan
mengelola sistem keamanannya.
8
Perkembangan tertinggi dalam kehidupan politik pada masa Yunani kuno terjadi pada
abad ke-5 di negara-kota Athena masa ini disebut dengan “masa keemasan pericles”. Hal ini
dikarenakan Athena memiliki perundang-undangan, sistem serta lembaga politik yang sangat
diperlukan sebagai kelengkapan untuk suatu masyarakat yang bernegara. Melalui
kelengkapan-kelengkapan yang masih serba sederhana inilah masyarakat Athena melakukan
kegiatan politiknya. Karenanya Athena meberikan pengaruh paling besar terhadap
perkembangan politik barat.Dikarenakan kecilnya ukuran dan kekuasaan raja,negara-kota
menjadi bentuk masyarakat politik yang akrab dan hebat. Seluruh warga berperan langsung
dalam pemerintahan sehingga setiap masyarakat memiliki sense of belonging terhadap kota
tersebut.
KESIMPULAN
Setiap periode memiliki ciri khasnya sendiri terhadap perkembangan ilmu di
eranya.begitu juga di zaman Yunani kuno.Banyak orang yang menyebut bahwa zaman
yunani kuno adalah zaman keemasan yang melahirkan berbagai dasar disiplin ilmu.Semua ini
tidak terlepas dari rasa ingin tahu dan sikap kritis yang dimiliki oleh pemikir-pemikir /filsuf
Yunani kuno.
Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir-ahli pikir
terkenal sepanjang masa.Sebut saja Thales,Socrates,Aristoteles,Phytagoras, dan masih
banyak lagi filsuf Yunani kuno yang buah pemikirannya memberikan dampak yang luar biasa
bagi kita yang hidup di masa ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bertans, K. 1981. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.
Mustansyir, Rizal. 2004. Filsafat Analitik Sejarah, Perkembangan, dan Peranan Para
Tokoh. cet. 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
___________
Rizal Purdiansyah
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin,
M.Pd.)
9
Download