Pembuatan Termometer Digital Untuk Mengukur Suhu Ruang

advertisement
SRITI 2011 Vol VI 2011 - STMIK AKAKOM Yogyakarta
ISSN: 1907-3526
Pembuatan Termometer Digital
Untuk Mengukur Suhu Ruang Casing Komputer
Bambang Eka Purnama
Program Studi Teknik Informatika Universitas Surakarta
[email protected]
ABSTRAKSI
Suhu merupakan ukuran kuantitatif yang menyatakan derajat panas suatu objek. Suhu banyak
sekali mempengaruhi kehidupan manusia. Dalam bidang komputer, karena tidak adanya pengukur
suhu pada ruang casing komputer, penulis mencoba membuat termometer digital yang bisa langsung
dibaca nilainya berikut angka dibelakang koma, untuk mempermudah pembacaan suhu tersebut.
Termometer digital merupakan sebuah alat ukur suhu yang menampilkan nilai pengukuran kedalam
LCD. Suhu yang ditampilkan berada pada satuan derajat Celsius.
Dalam penelitian ini, penulis membandingkan hasil ukur termometer digital ini dengan
termometer air raksa, sekaligus meneliti selisih suhu prosesor yang dibaca oleh BIOS dan
pendinginnya yang dibaca oleh termometer digital, hal ini digunakan untuk melihat unjuk kerja dari
termometer digital.
Dengan termometer ini, diharapkan dapat lebih mempermudah pembacaan suhu pada ruang
casing komputer.
Pada pengujian, perbedaan pengukuran suhu antara termometer digital dan termometer air
raksa terletak pada kecepatan pengukuran untuk mencapai nilai suhu yang stabil. Disini terlihat
kecepatan respon dari termometer digital.
Kata kunci
: Termometer, suhu, digital
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Sebuah termometer tidak hanya dapat
digunakan untuk bidang kesehatan, untuk
mengukur suhu badan seseorang, atau untuk
mengetahui suhu suatu benda. Namun
termometer juga bisa digunakan dalam
berbagai kehidupan manusia yang sangat
bergantung terhadap keadaan lingkungan di
sekitarnya, khususnya yang berhubungan
dengan suhu atau panas, udara, dan semua
cabang ilmu pengetahuan fisik, termasuk
dalam bidang komputer. Hal ini dapat
dibuktikan dari beberapa rujukan bahwa
tekanan, volume, tahanan listrik, koefisien
muai dan sebagainya bergantung pada suhu
melalui struktur fundamental. Sifat - sifat
tersebut berubah menurut suhu, dan perubahan
itu dapat digunakan untuk mengukur suhu.
Termometer yang banyak digunakan pada saat
ini
adalah
berupa
termometer
yang
menggunakan bahan dasar atau media dari air
raksa, alkohol maupun bahan- bahan kimia
lainnya.
Sebuah perangkat komputer, suhu sangat
mempengaruhi dalam kinerja perangkat.
Karena apabila suhu terlalu panas, maka
perangkat
komputer
akan
mengalami
kerusakan. Termasuk apabila dalam sebuah
ruang casing komputer terlalu panas, maka
kinerja dari hardware perangkat komputer
tersebut akan mengalami gangguan. Sehingga
dengan tidak adanya alat pengukur suhu dalam
sebuah perangkat komputer akan menimbulkan
masalah tersendiri.
Untuk
lebih
mempermudah
pengukuran suhu didalam ruang casing
komputer, maka dibuat alat ukur suhu dengan
menggunakan tampilan yang langsung dapat
dibaca nilainya, yaitu dengan menggunakan
LCD
2. RUMUSAN MASALAH
a. Didalam sebuah casing komputer
(casing CPU) tidak ada yang
digunakan untuk mengukur suhu
ruangan casing secara langsung
Pembuatan Termometer Digital Untuk Mengukur Suhu Ruang Casing Komputer |
Bambang Eka Purnama
155
SRITI 2011 Vol VI 2011 - STMIK AKAKOM Yogyakarta
b. Bagaimanakah membuat termometer
digital untuk mengukur suhu casing
tersebut ?
3. BATASAN MASALAH
1. Bermode digital
2. Pengukuran suhu dalam ruang casing
komputer (casing CPU)
4. TUJUAN PENELITIAN
Untuk menghasilkan dan menguji dari
rangkaian termometer digital
5. MANFAAT PENELITIAN
Untuk lebih memudahkan dalam
pembacaan suhu pada ruang casing komputer
6. PENGERTIAN SUHU, SENSOR DAN
TRANSDUCER
Suhu merupakan sebuah besaran dalam
fisika. Bagi kebanyakan orang suhu merupakan
konsep intuisi yang menyatakan apakah suatu
benda “panas” atau “dingin”. Dalam
penjabaran prinsip kedua termodinamika, suhu
dihubungkan dengan kalor, karena diketahui
bahwa kalor mengalir hanya dari suhu tinggi ke
suhu rendah, bilamana tidak ada efek-efek lain
(JP. Holman, Metode Pengukuran Teknik,
1985). Hukum Termodinamika II menyatakan
bahwa : “Kalor mengalir secara alamiah dari
objek dingin ke objek panas” (Douglass C
Giancolli, Fisika, 1997). Dalam teori kinetika
gas dan termodinamika statistik telah
dibuktikan bahwa suhu berhubungan dengan
energi kinetik rata-rata molekul gas ideal.
Sensor adalah suatu alat atau piranti
yang berfungsi mendeteksi suatu perubahan
sinyal atau energi dari suatu perangsang atau
dorongan fisis (Physical Stimulus) dan
merubahnya kedalam suatu besaran yang dapat
diukur (M.J. Usher, Sensor and Transducer,
1989). Klasifikasi alat- alat perasa (Sensing
Device) tersebut didasarkan pada sifat fisisnya
dan pada fungsinya
Transducer adalah suatu alat atau
piranti yang mentransfer daya dari suatu sistem
yang lain dalam bentuk yang sama maupun
berbeda (J.P. Holman, Sensor and Transducer,
1985). Beberapa jenis transducer adalah :
ISSN: 1907-3526
7. SKALA SUHU
Dua skala suhu yang banyak
digunakan ialah skala Fahrenheit dan skala
Celcius. Kedua skala ini didasarkan atas
penentuan banyaknya peningkatan antara titik
beku dan titik didih air pada tekanan atmosfer
standar (1 atm = 76 cmHg). Skala suhu yang
dikenal lainnya adalah Skala Reanmur dan
skala Kelvin.
Skala celcius mempunyai 100 satuan,
sedangkan skala Fahrenheit mempunyai 18
satuan. Kedua skala suhu ini akan berada pada
nilai yang sama dalam pengukuran suhu, yaitu
pada skala penunjukan –400.
Dari kedua skala tersebut diatas dapt
ditampilkan beberapa bentuk skala yang
dikenal lainnya. Untuk skala Celcius absolut
dikenal dengan skala Kelvin, sedangkan skala
Fahrenheit absolut dikenal dengan skala
Rankine (Reanmur). Titik nol pada kedua skala
absolut menunjukkan keadaan fisik yang sama
dan rasio dua nilai selalu sama pada kedua
skala absolut itu, yaitu :
Titik didih air pada 1 atm secara
sembarang dianggap 1000 pada skala Celcius
dan 2120 pada skala Fahrenheit.
Gambar 1 Perbandingan skala suhu
Pada gambar diatas ditunjukkan
hubungan antara skala suhu Fahrenheit dan
skala Celcius serta kedua skala lainnya. Pada
hubungan tersebut terlihat bahwa skala
Fahrenheit
dan
skala
Celcius
akan
menunjukkan angka yang sama pada suhu –400
(J.P. Holman, Metode Pengukuran Teknik,
1985).
Pembuatan Termometer Digital Untuk Mengukur Suhu Ruang Casing Komputer |
Bambang Eka Purnama
156
SRITI 2011 Vol VI 2011 - STMIK AKAKOM Yogyakarta
8. TERMOMETER GAS IDEAL
Temperatur akan sama persis hanya
pada suhu 0 oC dan 100 0C (Douglas C
Giancolli, Fisika, 1997).
Karena
perbedaan ini, sejumlah termometer jenis
standar harus dipilih sehingga suhu antara ini
dapat ditetapkan secara tepat. Standar yang
dipilih untuk tujuan ini adalah dengan
termometer gas volume tetap atau gas ideal
yang digunakan untuk mengkalibrasikan
termometer.
9. EFEK DALAM PENGUKURAN SUHU
Termometer dapat melakukan pengukuran
suhu karena dipengaruhi oleh gejala-gejala
elektris, yaitu :
a. Efek Seebeck, yaitu bila dua macam logam
atau benda yang berlainan bersentuhan,
akan timbul tegangan gerak listrik antara
dua titik yang terutama merupakan fungsi
persambungan.
b. Efek Peltier, akan terjadi arus listrik pada
rangkaian tertutup yang dibentuk oleh dua
jenis logam yang berlainan, dimana titiktitik sentuhnya diberi suhu yang berbeda.
c. Efek Thomson, akan timbul beda potensial
antara ujung-ujung penghantar yang
suhunya tidak sama.
10.MACAM SENSOR SUHU
Beberapa macam sensor suhu yang
dibedakan menurut efek-efek yang digunakan
didalam pengukuran suhu (J.P. Holman,
Metode Pengukuran Tehnik,1985), adalah :
a. Sensor suhu dengan efek mekanik. Bekerja
berdasar perbedaan pemuaian zat cair dan
pemuaian gelas
b. Termometer air raksa dalam gelas
c. Termometer Alkohol
d. Sensor suhu dengan efek listrik. Bekerja
berdasar perubahan tahanan unsur
e. Termometer Tahanan Listrik (Electrical
resistance thermometer)
f. Termistor
g. Sensor suhu dengan efek termoelektrik.
Bekerja berdasar timbulnya tegangan gerak
elektrik (Elektromotive force) yaitu
Termocouple dan Termodiode
h. Sensor suhu dengan efek radiasi. Bekerja
berdasar
radiasi
termal
(Radiasi
ISSN: 1907-3526
Eletromanetik) dari benda atau keadaan
yang akan diukur. (M.J. Usher, Sensor and
Transducer,
1985)
yaitu
Termal
photodetector dan Pyro-electric Detector
Didalam percobaan ini, penulis
menggunakan dioda sebagai sensor suhu, yang
termasuk kedalam sensor suhu dengan efek
termoelektrik didalam pengukurannya.
11. KARAKTERISTIK SENSOR 1S1588
Cara
melakukan
pengukuran
temperatur mengunakan dioda sama halnya
dengan menggunakan Thermocouple. Cara
yang memungkinkan untuk mengukur suhu
dengan dioda ditunjukkan oleh Gambar 2.3
berikut :
Gambar 2 Grafik tegangan dioda
Gambar
tersebut
merupakan
grafik
perbandingan antara Tegangan maju (Forward
Voltage) dengan Arus maju (Forward
Current). Tegangan maju dioda silicon berubah
dalam koefisien –2 mV/0C ketika suhu
berubah. Secara umum pada suhu 20 0C
tegangan menjadi sekitar 600 mV. Sedangkan
jika suhu mencapai 100 0C tegangan menjadi
sekitar 400 mV ( 600 mV – ( 2 mV/0C x 100 0C
). Kisaran temperatur yang dimungkinkan
untuk
dihitung,
disesuaikan
dengan
kemampuan temperatur dioda.
Jika dilakukan pengukuran dengan
termometer
berbahan
dasar
alkohol,
termometer
menggunakan
dioda
ini
mempunyai selisih ketepatan maksimum
sebesar 1.5 0C pada suhu 30 0C – 80 0C. hal ini
bisa dilihat pada Grafik 3.1 sebagai hasil
pengukuran
dibawah
ini
(www.commlinx.com.au)
Pembuatan Termometer Digital Untuk Mengukur Suhu Ruang Casing Komputer |
Bambang Eka Purnama
157
SRITI 2011 Vol VI 2011 - STMIK AKAKOM Yogyakarta
Pada dasarnya, tegangan maju dari
dioda silicon berubah pada tegangan –2
mV/0C, namun perubahan tegangan tidaklah
linier, tergantung pada jenis diodanya. Hal ini
terlihat dengan adanya selisih ketepatan
maksimum pada grafik pada saat suhu
mencapai 30 0C – 80 0C.
12. KONVERTER ADC
Untuk dapat mengukur atau mengolah
sutu variabel fisik yang umumnya bersifat
analog dengan piranti digital, maka variabel
tersebut harus dirubah dahulu menjadi variabel
digital yang nilainya proporsional dengan
variabel yang akan diukur. Konversi atau
pengubahan sinyal ini dilakukan oleh konverter
ADC (Analog to Digital Converter).
13. SPESIFIKASI ALAT UKUR
Alat ukur suhu termometer digital yang
menggunakan sensor temperatur berupa dioda
1S1588 ini mempunyai spesifikasi :
a. Tegangan pada 27 0C adalah 376 mV
b. Kenaikan suhu menambah tegangan 2
mV/0C dan sebaliknya
c. Jangkauan ukur –20 0C sampai dengan
+150 0C
d. Response Time (Waktu tanggap) :
ISSN: 1907-3526
15. KOMPONEN RANGKAIAN
Dalam pembuatan termometer digital
ini, komponen yang digunakan untuk
merangkainya adalah :
1. IC L7136 dan socketnya
2. Display LCD 3 ½ digit atau jenis SP521PR
dan socketnya
3. Dioda 1S1588 (sensor suhu)
4. Resistor R1 = 390 KΩ, R2 = 200 KΩ, R3 =
1 MΩ, R4 = 100 KΩ, RT = 470 KΩ, VR1=
100 KΩ, VR2 = 200 KΩ, Kapasitor, C1,
C2 = 0.047 µF, C3 = 47 pF, C4, C6 = 0.1
µF, C5 = 0.47 µF
5. Batu baterai tunggal 9 Volt
6. Regulator IC 7809, digunakan apabila
mengganti catu daya baterai 9 Volt dengan
power supply 12 Volt
7. Kabel penghubung terbungkus (shielded
wire)
16. GAMBAR RANGKAIAN DAN PCB
4.7 ms
14. KERANGKA PEMIKIRAN
SUHU
( Panas / Dingin
)
Physical
Stimulus
INP
CATU
Gambar 4 Skema Rangkaian
SEN
SIS
Hasil
Peng k r
K
A
L
I
B
R
Termometer
Gas Ideal
Efek Efek
Physical
Gambar 3 Kerangka Pemikiran
Gambar 5 Skema Jalur PCB
Pembuatan Termometer Digital Untuk Mengukur Suhu Ruang Casing Komputer |
Bambang Eka Purnama
158
SRITI 2011 Vol VI 2011 - STMIK AKAKOM Yogyakarta
17. BLOK DIAGRAM RANGKAIAN
P
S
Circuit/
Rangkai
+
Display
(LCD)
Catu daya
Gambar 6 Blok Diagram Rangkaian
a.Blok Pengindera
Blok pengindera ini merupakan sebuah sensor
suhu yang digunakan untuk mengindera
perubahan suhu atau panas yang ada disekitar
sensor. Yang digunakan untuk mengindera
tersebut adalah sebuah dioda semikonduktor
1S1588. Dioda yang digunakan ini terbuat dari
silicon. Pada prinsipnya sebuah dioda akan
mampu meloloskan tegangan yang melewati
dirinya pada satu arah saja. Dari prinsip inilah
maka dioda akan memberikan sinyal analog
pada rangkaian. Pada dasarnya dioda yang
digunakan adalah dioda untuk switching. Dioda
ini akan dapat digunakan untuk sensor
temperatur apabila dibuat dari jenis silicon.
b. Blok Rangkai Pengubah
Blok rangkai pengubah ini terdiri dari beberapa
bagian yang menjadi satu kesatuan. Blok ini
akan mengubah sinyal yang masuk, yang
berupa sinyal analog, menjadi sinyal digital
sehingga mampu dan bisa ditampilkan kedalam
blok penampil. Bagian-bagian yang sangat
berpengaruh dalam blok pengubah ini adalah
IC L7136. Bagian yang lain adalah Resistor,
Kapasitor, Potensiometer atau Variable
Resistor
Dari masing-masing bagian tersebut
mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda
namun merupakan sutu kesatuan. Kapasitor
didalam
rangkaian
digunakan
untuk
menyimpan energi listrik yang dikeluarkan
oleh IC L7136. Potensiometer digunakan untuk
mengkalibrasikan nilai yang tampil pada layar
tampilan agar sama dengan termometer
acuannya. IC L7136 merupakan IC CMOS
yang berfungsi mengukur tegangan input
secara tepat, mengontrol display LCD, yang
terletak dalam satu chip. IC ini memungkinkan
ISSN: 1907-3526
mengukur tegangan sampai kurang lebih 200
mV atau 2 V.
Didalam pengkalibrasian, pengukuran
secara maksimum dapa dirubah melalui
pengubahan jumlah energi yang tersimpan
didalam kapasitor. Untuk mengatur tampilan
termometer
pada
saat
pengkalibrasian
digunakan VR1 untuk menampilkan nilai
tampilan suhu panas dan VR2 untuk
menampilkan komposisi nilai suhu dingin
(dengan tampilan tanda negatif). Pada fase
integrasi, energi yang sebanding dengan
tegangan input disimpan didalam kapasitor
untuk melakukan pengukuran.
Secara umum IC L7136 inilah yang
menggerakkan LCD agar bisa menampilkan
nilai yang didapat dari tegangan sensor dioda.
Juga merupakan rangkaian terpadu yang
merubah nilai analog dari sensor suhu yang
berupa tegangan ke dalam nilai digital (pulsapulsa atau tegangan yang linier) agar dapat
ditampilkan nilainya kedalam LCD.
Bentuk tampilan IC L7136 seperti
terlihat pada Gambar berikut :
Gambar 7 Tampilan Penampang IC L7136
IC Pengendali Display
Adalah IC utama yang berisi semua rangkaian
aktif untuk mengendalikan 3 ½ digit LCD
dalam bentuk chip. IC ini dirancang khusus
untuk proses interface dengan LCD sebagai
penampil dari rangkaian LCD termometer. IC
driver ini terdiri dari Decoder BCD ke 7
segment, pengatur display, generator clock,
dan referensi.
Internal Clock
Adalah pembangkit pulsa clock yang
dihasilkan dengan memparalelkan resistor
Pembuatan Termometer Digital Untuk Mengukur Suhu Ruang Casing Komputer |
Bambang Eka Purnama
159
SRITI 2011 Vol VI 2011 - STMIK AKAKOM Yogyakarta
kapasitor pada pin IC pengendali display yaitu
pin 38, 39, 40, sebagai pembangkit pulsa clock.
FET (Field Effect Transistor)
Merupakan alat semikonduktor dimana arus
keluaran oleh medan listrik. Karena
pembawanya hanya satu jenis terutama
pembawa mayoritas yang ikut kerja FET, maka
dinamakan Transistor Satu Kutub (Unipolar).
c. Blok Penampil
Blok penampil ini berupa LCD (Liquid Crystal
Display) 3 ½ digit. LCD ini merupakan LCD
dengan tampilan seven segment. LCD ini
merupakan sebuah display yang terbuat dari
cairan alami dan zat padat alami (crystal).
Ketika suhu rendah, objek akan menjadi padat,
namun ketika suhu naik objek akan menjadi
liquid (cair).
LCD ini mempunyai 40 pin yang
mempunyai fungsi yang berbeda. Dapat
menampilkan sampai 4 digit yang setara
dengan nilai 1999 karena merupakan LCD 3 ½
digit. 3 ½ digit disini berarti bisa menampilkan
3 digit penuh dan hanya ½ digit yang berupa
nilai 1. bentuk ilustrasi dari LCD 3 ½ digit
seperti terlihat pada Gambar 3.8 berikut :
Gambar 8 Tampilan Penampang LCD
Blok penampil yang berupa LCD ini
menerima sinyal yang diberikan oleh IC L7136
berupa sinyal frekwensi dan bukan berupa
tegangan DC. Hal ini disebabkan karena LCD
ini tidak memungkinkan untuk bekerja secara
terus menerus (konstan) menggunakan
tegangan DC IC L7136 ini merupakan driver
ISSN: 1907-3526
LCD yang menggerakkan tampilan LCD.
Merupakan LCD dengan tipe TN (Twisted
Nematic).
d. Blok Daya
Blok daya ini berupa sumber tegangan
tunggal 9 volt. Blok ini memberikan sumber
tegangan kepada rangkaian yang masuk
melalui pin 1 dan pin 26 dari IC L7136. Pada
rangkaian termometer digital yang dibuat,
penulis menggunakan baterai Panasonic 9 volt.
Bisa juga menggunakan power supply yang
langsung didapat dari sebuah casing komputer,
namun di dalam rangkaian harus digunakan
tambahan IC regulator seri 7809.
18. PROSES PERANGKAIAN
Pertama kali yang dilakukan dalam
pembuatan termometer digital ini adalah
membuat skema papan rangkaian yang akan
digunakan
untuk
meletakkan
dan
menghubungkan antar komponen, papan
rangkai ini seperti terlihat pada gambar.
Setelah pemasangan komponen selesai,
selanjutnya dilakukan pengkalibrasian suhu,
yaitu menyamakan ukuran dari termometer
digital ini dengan termometer acuannya, bisa
juga menggunakan termometer gas ideal untuk
pengkalibrasiannya. Dalam hal ini digunakan
air mendidih dan es untuk mengkalibrasikan
suhunya dengan dibandingkan terhadap
termometer air raksa. Yang perlu diingat dalam
hal pengkalibrasian ini adalah, bahwa suhu
hanya akan sama persis pada suhu 0 o dan 100o.
Pada termometer digital ini, catu daya yang
dibutuhkan adalah catu DC 9 Volt, apabila
akan digunakan dengan memberikan catu daya
12 Volt dari power supply komputer, maka
harus ada rangkaian pendukung yang berupa
IC regulator seri 7809. Ini dimaksudkan untuk
menurunkan tegangan dari 12 volt yang
diberikan oleh power supply menjadi 9 volt,
sehingga sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
rangkaian termometer digital.
Pembuatan Termometer Digital Untuk Mengukur Suhu Ruang Casing Komputer |
Bambang Eka Purnama
160
SRITI 2011 Vol VI 2011 - STMIK AKAKOM Yogyakarta
ISSN: 1907-3526
19. BENTUK FISIK
21. PENGUJIAN PADA SUHU UDARA
DILUAR RUANGAN
Waktu Termometer Termometer
(Detik)
Raksa oC
Digital oC
0
27
27.1
8
27.5
27.9
11
28
29.1
15
29.5
30.1
21
30
30.1
Tabel 1 Hasil Pengujian Pada Suhu Udara
Gambar 9 Bentuk Fisik Termometer Digital
22. PENGUJIAN
Pada pengujian ini dilakukan dalam 2
tahap pengukuran, yaitu tahap pengukuran
pendingin prosesor tanpa kipas pendingin dan
tahap kedua dengan menggunakan kipas
pendingin prosesor.
Spesifikasi komputer yang penulis gunakan
untuk uji coba adalah :
Mainboard
: Asus P4S533-MX
Prosesor
: Intel Pentium 4 CPU 1.7 GHz
Hardisk : 40 GB
Power Supply : ATX 450 Watt
RAM
: 256 MB
BIOS Version : ASUS P4S533-MX ACPI
BIOS
BIOS Model : P4S533-MX
BIOS Built Date: 06/11/03
Display
Sensor
Gambar 10 Bentuk Rangkaian Secara
Keseluruhan
20. HASIL PENGUJIAN
Pengujian terhadap unjuk kerja
termometer digital dilakukan pada 2 objek
yang berbeda, yaitu pada suhu udara diluar
ruangan dan pada pendingin prosesor
komputer. Pengujian ini dimaksudkan untuk
menguji dan membuktikan kinerja termometer
digital, apakah dapat digunakan sebagai alat
ukur suhu atau tidak. Dari hasil pengujian ini
diharapkan dapat diketahui selisih pengukuran
dan
kecepatan
respon
pengukuran
dibandingkan dengan media pembanding
lainnya. Pada pengukuran pendingin prosesor
komputer, dilakukan dengan 2 kali pengukuran
yang berbeda, yaitu pendingin tanpa kipas dan
pendingin dengan menggunakan kipas
pendingin. Pada pengukuran ini, termometer
digital dibandingkan dengan suhu yang tercatat
oleh BIOS pada komputer. Semua pengukuran
pada skala derajat Celsius.
a. Pendingin Prosesor Tanpa Kipas
Pendingin (Fan)
Waktu
BIOS
Termometer
o
(Detik)
C
Digital oC
13
32
31.2
30
33
32.8
50
34
.35.5
60
35
34.8
80
36
36
100
37
37.5
105
38
36.2
120
39
38.3
127
40
39.8
Tabel 2 Hasil Pengukuran Pendingin Tanpa
Kipas
Pembuatan Termometer Digital Untuk Mengukur Suhu Ruang Casing Komputer |
Bambang Eka Purnama
161
SRITI 2011 Vol VI 2011 - STMIK AKAKOM Yogyakarta
b. Pendingin Prosesor Dengan Kipas
Pendingin (Fan)
Termom
Fan
Waktu
BIOS
eter
Speed
o
(Detik)
C
Digital
(RPM)
o
C
30
33
32.3
2824
50
34
35.7
2812
90
34
34.2
2812
120
35
34.4
2824
145
35
34.7
2812
180
35
35
2848
240
35
35
2872
300
36
35.1
2896
Tabel 3 Hasil Pengukuran Pendingin Dengan
Kipas
23. Analisis dan Pembahasan Terhadap
Hasil Ukur Suhu Udara
Pengukuran suhu yang dilakukan pada
suhu udara diluar ruangan memperlihatkan
hasil yang berbeda antara kedua alat ukur,
yaitu termometer raksa dengan termometer
digital, seperti terlihat pada gambar 4.3.
Pengukuran suhu diluar ruangan ini
dimaksudkan untuk melihat kecepatan respon
dari sensor dioda, karena suhu udara diluar
ruangan bisa sangat cepat sekali berubah.
ISSN: 1907-3526
Perubahan ini bisa berlangsung sebanyak 2 kali
dalam setiap detiknya. Jika dibandingkan
dengan termometer yang terbuat dari air raksa,
maka hasil pembacaannya pada waktu yang
bersamaan bisa jauh berbeda. Dari tabel 4.1
diatas terlihat pada waktu 11 detik, termometer
digital sudah mencapai nilai suhu yang stabil,
yaitu 30.1 oC, sedangkan pada termometer air
raksa dibutuhkan waktu 21 detik untuk
mencapai nilai suhu yang stabil pada saat
dilakukan pengukuran. Dari sini terlihat daya
tangkap atau kecepatan respon dari sensor
dioda lebih cepat bila dibandingkan dengan
alat ukur termometer dengan air raksa.
4.3.1.2 Analisis dan Pembahasan Terhadap
Hasil Ukur Pada Pendingin Prosesor
Pada saat dilakukan pengukuran dan
pengujian termometer digital pada pendingin
prosesor, dilakukan 2 kali percobaan pada
prosesor yang sama. Perbedaannya adalah
terletak pada dipakai dan tidaknya kipas (fan)
pendingin prosesor.
Percobaan pertama menggunakan pendingin
prosesor tanpa kipas terpasang pada objek.
Pada percobaan ini, sensor ditempatkan pada
celah celah pendingin.
Gambar 5 Pengujian
Prosesor Komputer
Gambar 4 Pengukuran Suhu Udara
Perbedaan itu terletak pada kecepatan
pendeteksian dan pengukuran perubahan suhu
yang terjadi di daerah sekitar sensornya. Ini
terlihat di tabel 4.1 Pada pengukuran, sensor
dioda berubah sangat cepat sesuai dengan
keadaan suhu udara yang ada disekitar sensor.
pada
Pendingin
Sebelum komputer dinyalakan, suhu
pendingin prosesor tercatat pada termometer
digital sebesar 30 oC. Dan pada saat komputer
dinyalakan dan berhasil masuk ke dalam BIOS
suhu yang tercatat pada termometer digital
mencapai 31.2 oC dengan waktu yang dicapai
kurang lebih 13 detik. Sehingga waktu yang
digunakan untuk membandingkan dengan
temperatur pada sistem BIOS dimulai dari
detik ke 13 setelah komputer dihidupkan.
Suhu yang tercatat oleh BIOS pada
saat detik ke 13 adalah 32 oC dan pada
Pembuatan Termometer Digital Untuk Mengukur Suhu Ruang Casing Komputer |
Bambang Eka Purnama
162
SRITI 2011 Vol VI 2011 - STMIK AKAKOM Yogyakarta
termometer digital menunjukkan angka 31.2
o
C. Temperatur yang tercatat pada BIOS
mengalami kenaikan yang sangat besar dalam
waktu yang sangat singkat, sehingga dalam
waktu 60 detik mencapai suhu 35 oC.
Sedangkan pada pendingin prosesor yang
dibaca oleh termometer digital tercatat suhu
34.8 oC seperti terlihat pada tabel 4.2 diatas.
Pada detik ke 120, suhu prosesor yang
tercatat oleh BIOS mengalami kenaikan yang
cukup cepat, hanya selang 7 detik, suhu
prosesor naik 1 oC. Percobaan dihentikan
karena dikhawatirkan terjadi kerusakan pada
prosesor. Pada saat suhu prosesor pada BIOS
menunjukkan angka 40 oC , suhu pendingin
pada termometer digital tercatat 39,8 oC.
Suhu pendingin prosesor setelah
komputer dimatikan dan dilepaskan dari
sumber tenaga masih terlihat tinggi, hal ini
dapat dilihat dari tampilan termometer digital
yang sensornya masih tertempel pada
pendingin prosesor. Pada saat waktu
menunjukkan 5 menit setelah dimatikan, suhu
pada pendingin mencapai 36.2 oC, dan setelah
10 menit suhu yang terukur pada termometer
digital masih mencapai 35.1 oC.
Terbatasnya waktu yang diperlukan
pada saat pengujian disamping karena sudah
mendekati batas ambang suhu prosesor yang
ideal 40 oC – 45 oC pada saat idle, juga karena
untuk menghindari terbakarnya prosesor yang
digunakan untuk uji coba.
Dari
analisis
pengujian
dan
pengukuran terhadap suhu pada pendingin
prosesor tanpa kipas, dapat dilihat bahwa
perbedaan panas antara prosesor dan
pendinginnya tidak terlalu jauh, yaitu rata rata
berkisar pada selisih 0,2 oC sampai 0,7 oC.
Percobaan kedua dilakukan dengan
kipas terpasang pada pendingin prosesor. Letak
sensor berada di celah celah pendingin
dibawah kipas pendingin. Pengukuran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah cepat putaran pada kipas. Karena sensor
berada tepat dibawah kipas, sehingga udara
yang dikeluarkan oleh kipas mempengaruhi
hasil ukur yang dicatat oleh termometer digital.
Pengujian dilakukan pada detik ke 30
setelah komputer dihidupkan dengan suhu
terbaca pada BIOS adalah 33 oC dan suhu
ISSN: 1907-3526
pendingin prosesor
yang terbaca pada
termometer digital adalah 32.3 oC seperti
terlihat pada tabel 4.3 diatas. Pengujian
dilakukan selama 5 menit atau 300 detik
dengan suhu terbaca pada BIOS adalah 36 oC
dan suhu pada pendingin prosesor adalah 35.1
o
C. Kecepatan putaran kipas berkisar antara
2824 RPM sampai 2896 RPM. Kecepatan
putaran kipas ini mengalami kenaikan yang
besar pada saat waktu mencapai 3 menit, yaitu
dari 2812 RPM samapai 2848 RPM dengan
memberikan kenaikan suhu pada pendingin
prosesor sebesar 0,3 oC.
Dari hasil pengukuran perbandingan
antara suhu prosesor pada BIOS dengan suhu
pendingin prosesor pada termometer digital,
didapatkan hasil bahwa selisih suhu antara
prosesor dengan pendingin prosesor hanya
berkisar 0,2 oC sampai 1,7 oC.
Dari dua kali percobaan yang
dilakukan untuk membandingkan suhu
prosesor yang terbaca oleh BIOS dan suhu
pendingin prosesor yang
terbaca pada
termometer digital baik dengan kipas atau
tanpa kipas dapat diamati bahwa selisih suhu
antar keduanya adalah berkisar antara 0,2 oC
sampai 1,7 oC. Dari nilai tersebut kita dapat
ambil kesimpulan bahwa termometer digital
bisa
digunakan
untuk
mempermudah
pembacaan suhu , baik suhu udara maupun
suhu benda, termasuk suhu dalam ruangan
casing komputer.
24. ANALISIS TERHADAP RANGKAIAN
Pada
sebuah
termometer,
kesensitifitasan atau respon tanggap alat
dipengaruhi dua hal, yaitu :
a. Sifat termoelektrik benda, yaitu sifat
kepekaan benda terhadap perubahan suhu
b. Sifat termodinamika, yaitu dua benda yang
suhunya berbeda jika disinggungkan
suhunya akan menjadi sama (Douglas C
Giancolli, 1997)
Sehingga dari 2 hal diatas, dapat
diketahui bahwa panas pendingin prosesor
dipengaruhi oleh panas prosesornya, karena
kedua objek tersebut saling bersentuhan.
Sehingga suhu panas yang dibaca oleh sensor
termometer digital merupakan suhu prosesor,
walaupun ada suatu sifat lain yang
Pembuatan Termometer Digital Untuk Mengukur Suhu Ruang Casing Komputer |
Bambang Eka Purnama
163
SRITI 2011 Vol VI 2011 - STMIK AKAKOM Yogyakarta
mempengaruhinya termasuk waktu rambat
panas.
Dari buku acuan datasheet tentang
sensor dioda ini, diketahui bahwa suhu panas
yang bis terbaca oleh sensor adalah –20 oC
sampai +150 oC. Sehingga sensor ini lebih
tepat jika digunakan untuk mengukur suhu
panas.
ISSN: 1907-3526
2. Selisih suhu antara prosesor yang terbaca
melalui BIOS dengan suhu pendingin yang
terbaca melalui termometer digital berkisar
antara
0,2 oC sampai 1,7 oC
3. Perubahan yang terjadi pada sensor
termometer digital sangat cepat, sehingga
dapat digunakan untuk pengukuran suhu
pada ruang casing komputer
26. DAFTAR PUSTAKA
Asus, 2003 : P4S533-MX Motherboard User’s
Manual, Revised Edition V2 January
2003, Asustek Computer Inc.
Gambar 13 Display Mengalami Gangguan
Pada saat digunakan untuk pengukuran
suhu, penunjukan display nilai suhu terukur
mengalami gangguan, seperti pada gambar 4.5.
Hal ini karena ada beberapa bit dari rangkaian
yang mati. Hal ini wajar karena IC yang
digunakan pada rangkaian adalah IC CMOS
(Complementer Metal Oxide Semiconductor)
yang apabila terpegang oleh tangan manusia
secara langsung dan dalam waktu yang lama
tanpa grounding atau pentanahan yang baik
akan mengalami kerusakan bahkan mati.
Saat digunakan didalam ruang casing,
rangkaian menggunakan tambahan komponen,
yaitu IC tipe 7809. IC ini berfungsi untuk
menurunkan tegangan dari 12 volt pada power
suplly menjadi tegangan yang dibutuhkan oleh
rangkaian, yaitu 9 volt. Pada catu daya
rangkaian dihubungkan dengan catu daya dari
power supply komputer, yaitu kabel berwarna
hitam untuk ground atau negatif dan kabel
warna kuning untuk catu daya positif 12v.
25. KESIMPULAN
Dari pengamatan dan pengujian secara
langsung
pada termometer digital, dapat
diambil kesimpulan bahwa :
1. Termometer digital mempunyai tanggap
respon lebih cepat pada saat digunakan
untuk mengukur suhu udara dibandingkan
dengan termometer air raksa
Giancolli, Douglas C, 1997 : Fisika Edisi 4,
Erlangga, Jakarta
Holman, JP, 1985 : Metode Pengukuran
Teknik, Ed. 4, Erlangga, Jakarta
Milman, Jacob, 1985 : Elektonika Terpadu,
Rangkaian dan Sistem Analog dan
Digital., Ed.2 ,Erlangga, Jakarta
Purwoko Yunianto, 2003 : Tugas Akhir, LCD
Termometer, D3 Elins, FMIPA UGM
Jogjakarta, Jogjakarta
Sayu,
Micael,___:
Measurment,
Instrumentation and Experiment Design
In Physics and Engineering, Prentice
Hall, ____
Sutrisno,____:
Elektronika
dan
Penerapannya,________
Usher,MJ, 1989 : Sensor and Transducer,
Mc.Milan, London
Waliyadin, 2002: Laporan Tugas Akhir,
Pengukur Beda Fase Antara Dua
Tegangan AC Dengan Tampilan LCD 3
½ Digit, D3 Elins, FMIPA UGM
Jogjakarta, Jogjakarta
www.commlinx.com.au Mei 2003
www.aptronis.com/docs/tp_pdf April - Mei
2003
www.intersil.com Mei 2003
www.neowin.net/forum/index.php Oktober
2006
www.obengware.com/uji/ Oktober 20
Pembuatan Termometer Digital Untuk Mengukur Suhu Ruang Casing Komputer |
Bambang Eka Purnama
164
Download