Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 395-401 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 MUSIK DAN KONSELING: SEBUAH INOVASI DENGAN MENGINTEGRASIKAN SENI KREATIF DALAM KONSELING Wahyu Nanda Eka Saputra Universitas Ahmad Dahlan E-mail: [email protected] ABSTRAK Berbagai permasalahan dalam pelaksanaan layanan konseling dialami konselor sekolah. Konselor belum mampu menerapkan konseling yang memiliki dampak yang signifikan bagi perubahan tingkah laku konseli. Penyebabnya adalah konselor melaksanakan layanan konseling dengan metode konvensional, sehingga konseli tidak tertarik terhadap layanan konseling. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah konselor dapat mengintegrasikan musik sebagai salah satu bentuk seni kreatif dalam layanan konseling. Musik dapat mengungkapkan perasaan yang mungkin tidak dapat didefinisikan dengan kata-kata. Terdapat empat premis penggunaan musik dalam konseling, yaitu (1) meningkatkan interaksi dua individu, yaitu konselor dan konseli dalam hubungan konseling; (2) memberikan kesempatan konselor dan konseli untuk sosialisasi; (3) menciptakan suasana fasilitatif dalam konseling; dan (4) melayani berbagai tujuan dalam membantu individu menjadi lebih sadar, mampu, dan percaya diri. Penggunaan musik dalam konseling memiliki tiga teknik, yaitu production, reproduction, dan reception. Peluang integrasi musik dalam konseling seyogyanya dapat dimanfaatkan konselor untuk merancang program konseling yang berdaya guna dengan tujuan meningkatkan keberhasilan layanan konseling dalam membantu individu mengentaskan diri dari permasalahannya. Kata Kunci: musik, konseling, seni kreatif dan PENDAHULUAN Abad 21 menuntut konselor untuk dapat meningkatkan keefektifan layanan konseling. tampil artistik dalam pelaksanaan layanan Kondisi ideal di atas pada dasarnya konseling. Artistik yang dimaksud adalah belum bisa berjalan sesuai dengan harapan. konselor mampu memanfaatkan ragam seni Berbagai kendala dialami oleh konselor dalam kreatif yang dapat menunjang pelaksanaan melaksanakan layanan konseling. Lebih jauh layanan (2016) lagi, konseli merasa bahwa layanan konseling sangat bukanlah sebuah kebutuhan, melainkan suatu berpotensi untuk menunjang pelaksanaan momok menakutkan bagi konseli sehingga layanan konseling. Hal ini dilaksanakan konseli enggan untuk memanfaatkan layanan dengan tujuan agar pelaksanaan layanan konseling yang disediakan konselor. Siswa konseling lebih bermakna bagi konseli. menenggap bahwa jika siswa dipanggil Sehingga, konseli lebih dapat mengambil konselor, maka mereka adalah siswa-siswa makna dari pelaksanaan layanan konseling yang terlibat kasus negatif tertentu. konseling. menyatakan bahwa Gladding seni kreatif 395 396 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 395-401 Penelitian yang dilakukan Saputra (2015) dengan manusia. Dengan kata lain, musik menyatakan bahwa program konseling yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. dilakukan oleh konselor di salah satu SMP di Musik sebagai karya manusia tentu memiliki Kota Malang masih jauh dari standar. Salah fungsi yang beragam dan tidak hanya untuk satu konselor kepentingan seni semata. Konteks intervensi masih konseling, musik memiliki fungsi dan efek penyebabnya melaksanakan dengan cara adalah layanan konseling konvensial dan bahkan terhadap peningkatan kecerdasan, cenderung secara direktif atau memberikan kepentingan konseling yang tidak terlepas nasehat. Penelitian lain, Saputra (2016) dari latar belakang budaya, teknik dan metode menyatakan bahwa secara khusus program (Iswandi, 2015). Hal ini turut menjadi layanan konseling individual di salah satu perhatian konselor untuk menggunakan musik SMP di Kota Malang pelaksanaannya juga sebagai alat atau media yang mendukung masih jauh dari standar. Berbagai penelitian keberhasilan layanan konseling. Pernyataan tersebut secara jelas menyebutkan bahwa tersebut pelaksanaan layanan konseling masih menjadi Kurniawan (2016) yang menyatakan bahwa masalah klasik yang belum dapat dientaskan musik klasik efektif untuk menurunkan tingkat secara tuntas. kejenuhan (burnout) belajar pada siswa. Telah disebutkan di atas bahwa konselor dibuktikan dengan penelitian Freud, salah satu tokoh psikoanalisis melaksanakan menyebutkan di salah satu teorinya, yaitu konseling inovatif dengan memanfaatkan seni tentang katarsis. Katarsis adalah usaha konseli kreatif. Salah satu seni kreatif yang bisa untuk meluapkan emosi yang terpendam dimanfaatkan dalam pelaksanaan layanan sehingga mengurangi ketegangan yang ada konseling adalah musik. Beberapa literatur dalam dirinya (Burger, 2011). Salah satu seni menyebutkan yang kreatif yang bisa dimanfaatkan konselor untuk memanfaatkan musik sering disebut dengan membantu konseli mencapai katarsis adalah terapi musik (Gladding, 2016). Konseli pada dengan musik. Lebih jauh, Kemper & satu momen kesulitan untuk mengungkapkan Danhauer (2005) menyebutkan bahwa musik masalah yang dialami akan tetapi akan adalah salah satu alat yang menunjang menjadi mudah diungkapkan jika dengan keberhasilan bantuan musik. meningkatkan belum maksimal dalam bahwa konseling Musik merupakan salah satu seni kreatif yang memiliki intensitas tinggi bersinggungan layanan konseling kesejahteraan, guna mengurangi stres, dan mengalihkan perhatian konseli dari gejala yang tidak menyenangkan. Saputra, Musik Dan Konseling... 397 Makalah ini akan berusaha menjelaskan fungsi dan konseling dengan Diharapkan untuk tujuan akan pelaksanaan layanan memanfaatkan musik. memudahkan melaksanakan inovatif dengan Sehingga, layanan konselor konseling memanfaatkan konseli akan merasa layak menjadi salah satu seni kreatif yang perlu diintegrasikan dalam layanan konseling. Permis yang pertama adalah meningkatkan interaksi dua individu, yaitu konselor dan konseli musik. konseling. Dengan bahwa konseling yang dalam hubungan pelaksanaan memanfaatkan layanan musik konseling bukanlah sebuah momok, akan diharapkan dapat menjadi layanan konseling tetapi proses yang menyenangkan dan dapat meningkatkan konseling yang menyenangkan dan bermakna. interaksi antara konselor dan konseli. ketika MUSIK DALAM KONSELING interaksi antara konselor dan konseli terjalin konseli dapat merasakan Gladding (2016) mengartikan musik sebagai universal pengalaman yang dapat multikultural berfungsi yang sebagai diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan layanan konseling. Premis yang kedua adalah musik jembatan untuk pengembangan wawasan dan memberikan kesempatan untuk sosialisasi. perilaku baru. Musik memiliki kapasitas Sosialisasi yang dimaksud adalah kemauan untuk memfasilitasi penyembuhan dengan dan keterlibatan konselor dan konseli dalam menyebabkan aktivitas otak dan menciptakan proses konseling. Ketika konselor dan konseli atau mengubah suasana hati. Hal ini tentunya terlibat akan memberikan warna baru pelaksanaan konseling, layanan konseling menjadi praktik konseling menimbulkan yang menyenangkan bagi konseli. perubahan tingkah laku konseli sebagai Pelaksanaan layanan konseling dengan memanfaatkan musik memiliki empat premis. Keempat premis tersebut adalah secara hal mendalam ini dampak dalam proses diharapkan dapat signifikan pada indikator utama bahwa layanan konseling yang diberikan berhasil. (a) Permis yang ketiga adalah musik dapat meningkatkan interaksi dua individu; (b) menciptakan suasana baru. Siswa mampu memberikan kesempatan untuk sosialisasi; (c) meluapkan suasana hatinya dengan musik menciptakan suasana baru; dan (d) melayani serta musik dapat menggambarkan suasana berbagai tujuan dalam membantu individu hati yang dialami oleh mereka. Selain itu, menjadi lebih sadar, mampu, dan percaya diri konseling yang menggunakan musik juga (Gladding, 2016). Empat premis tersebut dapat menciptakan suasana baru jika konselor menjadi dasar atau alasan mengapa musik 398 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 395-401 dapat menempatkan fungsi musik dengan konselor adalah penggunaan musik yang tepat. menunjang pelaksanaan layanan konseling Premis yang keempat adalah musik menyenangkan bagi konseli. Ketika konselor melayani berbagai tujuan dalam membantu mampu menampilkan layanan konseling yang individu menjadi lebih sadar, mampu, dan menyenangkan bagi konseli, hal ini akan percaya diri. Hal ini tampaknya menjadi meningkatkan keterlibatan konseli dalam sesuatu yang unik dalam pelaksanaan layanan pelaksanaan layanan konseling. konseling. Salah satu konsep kunci dari teori Beberapa penelitian menunjukkan bahwa psikoanalisis yang dikembangkan oleh Freud musik menjadi salah satu seni yang dapat adalah level kesadaran manusia yang terdiri diintegrasikan dalam konseling dan teruji dari tiga, yaitu alam bawah sadar, alam keefektifannya. Penelitian yang dilakukan ambang sadar, dan alam sadar (Feist & Feist, Utomo & Santoso (2013) menyebutkan 2006). Musik dapat menjadi jembatan bagi bahwa hasil akhir dalam penghitungan angket konseli untuk menyadari pengalaman yang peserta terapi musik Islami sebagai relaksasi tidak disadari menjadi pengalaman yang untuk lansia berjumlah 80,94 % (sangat disadari secara penuh. efektif). Dan produk terapi musik Islami yang Penggunaan musik dalam konseling dirancang memenuhi standart uji dengan dapat dikombinasikan dengan seni kreatif kategori sangat tepat dengan hasil akhir 83,33 lain. Gladding menyebutkannya bahwa dalam %. Selanjutnya, Hendricks & Bradley (2005) pelaksanaan layanan konseling, musik dapat menyatakan dikombinasikan dengan (a) musik dan puisi; dengan mendengarkan musik dapat berpotensi (b) musik dan gerakan serta tarian; (c) musik untuk menurunkan depresi yang dialami oleh dan permainan; (d) musik dan autobiografi remaja. bahwa intervensi konseling serta storytelling; dan (e) musik dan film. Penelitian lain dilakukan oleh Wang, Kombinasi yang dilakukan ini bertujuan Wang & Zhang (2011) menyatakan bahwa untuk layanan setelah terapi musik secara kelompok, untuk konseling terhadap perubahan tingkah laku kelompok eksperimen, skor depresi telah yang diinginkan oleh konseli. berkurang PEMBAHASAN kesehatan mental telah membaik, sedangkan meningkatkan pengaruh secara signifikan dan skor Pelaksanaan layanan konseling yang untuk kelompok kontrol, tidak ada perbedaan inovatif menjadi tantangan tersendiri bagi signifikan yang diperoleh pada depresi dan konselor. Salah satu yang bisa dilakukan skor kesehatan mental. Hal ini menunjukkan Saputra, Musik Dan Konseling... 399 bahwa terapi musik yang dilakukan secara konselor melaksanakan konseling dengan kelompok efektif dalam mengurangi depresi fokus pada ekspresi emosional dan penciptaan dan meningkatkan kesehatan mental. Selain hubungan melalui improvisasi musik di mana itu, Sutisna % Tadjri (2016) menyatakan konseli dan konselor menciptakan sesuatu bahwa baru dengan musik. Teknik yang kedua konseling kelompok teknik disensitisasi sistematik dengan berbantuan adalah musik melibatkan konseli untuk bernyanyi potongan klasik jawa dapat mereduksi permasalahan communication apprehension. reproduction, yaitu konselor lagu serta belajar keterampilan musik yang ini Selain hasil penelitian, juga dilakukan mungkin sangat kuat dalam mengeksplorasi review terhadap studi terdahulu. Hasil review ingatan konseli. Teknik yang ketiga adalah yang dilakukan oleh DeDiego (2013) terhadap reception, yaitu konselor melibatkan konseli beberapa dilakukan mendengarkan rekaman lagu yang dapat didapatkan bahwa musik dan lirik sebuah lagu digunakan untuk fokus pada kesadaran dari dapat digunakan sebagai alat yang dapat keadaan mental konseli saat ini serta untuk menunjang keberhasilan layanan konseling. memfasilitasi relaksasi. penelitian yang Penggunaan musik dan lirik sebuah lagu Cara yang menarik dan efektif dari disebut sebagai ekspresi seni yang secara intervensi klinis mendengarkan musik disebut dengan Mindful membantu keberhasilan layanan konseling melibatkan konseling dan membutuhkan penelitian lebih Music lanjut untuk mengembangkan sebuah model Mendengarkan konseling dengan bantuan musik dan lirik individu untuk bersantai dan mengarahkan lagu. Selanjutnya, review yang dilaksanakan perhatian mereka jauh dari stres kehidupan. oleh Maratos dkk. (2007) terhadap lima Mendengarkan penelitian terdahulu menyebutkan bahwa konseli intervensi konseling dengan memanfaatkan dengan baik mengurangi kecemasan mereka musik dapat lebih efektif mereduksi depresi atau membangkitkan emosi mereka. remaja PENUTUP daripada intervensi konseling konvensional. konseling, (Gladding, musik musik seperti dapat 2016). membantu membantu mengubah suasana hati mereka Kesimpulan Terdapat tiga teknik penggunaan musik dalam Listening yang yaitu production, Salah satu unsur yang perlu diperhatikan konselor dalam melaksanakan inovasi dalam reproduction, dan reception (Gladding, 2016). layanan konseling Teknik yang pertama adalah production, yaitu Berbagai jenis adalah seni seni kreatif. kreatif dapar 400 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 395-401 diintegrasikan konselor dalam layanan konseling, salah satunya adalah musik. Musik didefinisikan sebagai pengalaman multikultural yang universal yang dapat berfungsi sebagai jembatan untuk pengembangan wawasan dan perilaku baru. Konseling dengan mengintegrasikan musik dapat membantu konseli mengubah suasana hati mereka dengan baik dan mengurangi kecemasan mereka atau membangkitkan emosi mereka. Saran Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa musik adalah satu junis seni kreatif yang berpotensi layanan menunjang keberhasilan konseling permasalahan konseli. untuk Oleh menangani sebab itu, konselor seyogyanya dapat membuat sebuah program layanan konseling yang terintegrasi dengan musik untuk membantu konseli menyelesaikan masalahnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar konseling yang dilakukan konselor adalah layanan konseling yang bermakna bagi konseli dan untuk kepentingan perubahan tingkah laku konseli. DAFTAR PUSTAKA Burger, J. M. (2011). Personality. Belmont, CA: Wadsworth, Cengage Learning. DeDiego, A. C. The Use of Song Lyrics as an Expressive Arts Tool in Counseling: A Literature Review. Article 84. Feist, J., & Feist, G. J. (2006). Theories of Personality. New York: McGraw Hill Companies, Inc. Gladding, S. T. (2016). The Creative Arts in Counseling. Alexandria: American Counseling Association Hendricks, C. B., & Bradley, L. J. (2005). Interpersonal theory and music techniques: A case study for a family with a depressed adolescent. The Family Journal, 13(4), 400-405. Iswandi, I. (2015). Refleksi Psikologi Musik dalam Perilaku Masyarakat SehariHari. Humanus, 14(2), 152-157. Kemper, K. J., & Danhauer, S. C. (2005). Music as therapy. South Med J, 98(3), 282-8. Kurniawan, N. G. (2016). Efektivitas Musik Klasik (Mozart) untuk Menurunkan Kejenuhan Belajar Siswa Kelas XI SMAN 4 Yogyakarta. E Journal Bimbingan Dan Konseling, 5(7), 1-10. Maratos, A., Gold, C., Wang, X., & Crawford, M. (2008). Music therapy for depression. Cochrane Database of Systematic Reviews, 1, 1-20. Saputra, W. N. E. (2015). Evaluasi Program Konseling di SMP Kota Malang: Discrepancy Model. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, 1(2), 180187. Saputra, W. N. E. (2016). Evaluasi Program Konseling Individu di SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang dengan Model Discrepancy. Jurnal Fokus Konseling, 2(1), 1-10. Sutisna, Y., & Tadjri, I. (2016). Keefektifan Konseling Kelompok Behavioral Teknik Systematic Desensitization Berbantuan Musik Klasik Jawa untuk Mereduksi Communication Apprehension. Jurnal Bimbingan Konseling, 5(1), 74-81. Utomo, A. W., & Santoso, A. (2014). Studi Pengembangan Terapi Musik Islami sebagai Relaksasi untuk Lansia. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 3(1), 62-75. Wang, J., Wang, H., & Zhang, D. (2011). Impact of group music therapy on the Saputra, Musik Dan Konseling... 401 depression mood of college students. Health, 3(03), 151-155.