GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG VARICELA DI PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2015 Nia STIKes PRIMA Program Studi D III Kebidanan Korespondesi penulis : ABSTRAK Penyakit cacar (varicela) ialah penyakit akut, menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisela. Penularan virus terjadi melalui udara bersama titik ludah (droplet infection) atau melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan lesi kulit penderita. Penderita dengan gangguan sistem imun akan mengalami varisela yang lebih berat gejala klinisnya, bahkan dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2015. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 responden. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 27-29 Agustus 2015. Dengan pengisian kuesioner dengan cara wawancara. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 48 responden sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu 22 (45,8%) responden, 18 (37,5%) berpengetahuan kurang baik dan 8 (16,7%) berpengetahuan baik tentang varisela. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada semua pihak terkait, salah satunya pihak pelayanan kesehatan dan instansi terkait untuk menyelenggarakan penyuluhan tentang penyakit varisela. Kata Kunci : Pengetahuan, Balita, dan Varisela DESCRIPTION OF MOTHERS KNOWLEDGE WHO HAVE CHILDREN UNDER FIVE YEARS ABOUT VARICELLA IN PUSKESMAS RAWASARI IN JAMBI CITY 2015 ABSTRACT Varicella is an acute infection disease caused by varicella virus, characterized by generalized vesicular rash and blisters in the skin or mucous membranes. Transmission of the virus occurs through the air, such as from saliva / droplet infection or with direct / indirect physical contact from an infected person. However, people with impaired immune system may experience more severe of clinical symptoms and can be fatal. This research is descriptive studies which aim to describe of mothers knowledge who have Children under five years about varicella in Puskesmas Rawasari in Jambi City 2015. The sample in this study were 58 respondents. The sample was taking by using total sampling data were collected in 27 – 29 of August 2015, by using a questionnaire and direct interview. As the result shows, form 48 respondents majority of them have a sufficient knowledge they are 22 (45.8%) respondents, than 18 (37.5%) respondents have poor knowledge and 8 (16.7%) have good knowledge about varicella. Based on the results, researcher suggest for the health facilities and all the health concerned to provide information and counseling about varicella. Keywords : Knowledge, Children under five years, and Varicella. 124 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 PENDAHULUAN Penyakit menular merupakan penyakit yang berbahaya bagi balita, karena dapat menular dengan cepat lewat sentuhan, ludah,udara, ataupun perantara lainnya. Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia 2009, penyakit menular merupakan jenis penyakit yang banyak diderita oleh balita dan anakanak.Penyakit menular disebabkan oleh virus, bakteri atau pun jamur yang tidak dapat dilihat oleh mata. Lingkungan yang kurang bersih juga menjadi salah satu faktor mudahnya virus, bakteri atau pun jamur berkembang biak sehingga menyebabkan balita mudah terserang penyakit. Jenis penyakit menular pada anak dan balita adalah varisela, pertussis, rubella, moribili, difteria dan pneumonia (Putra, 2013). Penyakit cacar (varicela) ialah penyakit akut, menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisela. Varisela disebabkan oleh herpes virus varisela atau disebut juga virus varisela zoster (virus v-z).(Ngastiyah, 2005). Di Negara Barat, kejadian varisela tergantung dari musim (musim dingin dan awal musim semi). Di Indonesia walaupun belum pernah dilakukan penelitian, agaknya penyakit virus menyerang pada musim peralihan antara musim panas ke musim hujan atau sebaiknya. Angka kejadian di Negara kita belum pernah diteliti, tetapi di Amerika dikatakan kira – kira 3,1 – 3,5 juta kasus dilaporkan tiap tahun (Soedarto, dkk, 2010). Di Indonesia, penyakit ini disebut sebagai cacar air karena gelembung atau bisul yang terbentuk pada kulit apabila pecah mengeluarkan air. Penyakit ini sangat mudah untuk menyebar kepada orang lain, terutama anak-anak, yang belum pernah terkena varicella sebelumnya. Penyebaran dari virus Varicella Zoster terjadi melalui udara dan kontak langsung dengan penderita. Varicella paling sering ditemukan pada anak-anak berusia 1-9 tahun. Angka kejadian penyakit ini sudah banyak berkurang terutama di negaranegara maju karena ditemukannya vaksinasi terhadap virus Varicella Zoster (Irawanti, 2014). Varisela terutama menyerang anak – anak berumur antara 5-8 tahun. Epidemi varisela biasanya terjadi setiap 2 - 5 tahun. Penularan virus terjadi melalui udara bersama titik ludah (droplet infection) atau melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan lesi kulit penderita. Penderita dengan gangguan sistem imun akan mengalami varisela yang lebih berat gejala klinisnya, bahkan dapat menyebabkan kematian penderita (Soedarto, 2009). Banyak orang tua tidak menyadari bahwa sebelum ada kelainan di kulit, anak mengalami gejala prodromal (permulaan) berupa suhu tubuh meninggi, perasaan lemas / lemah (malaise), nafsu makan yang menurun, anak yang rewel atau gelisah dan mulai timbul kemerahan di kulit. Selanjutnya anak masuk dalam stadium erupsi dimana pada kulit timbul bintik (papula) berwarna kemerahan yang diikuti dengan pembentukan gelembung berisi cairan jernih (vesikel) dengan dasar yang kemerahan.Kelainan kulit ini cepat menyebar dengan pola sentrifugal di mana kelainan di kulit bermula dari bagian tengah (dada) dan menyebar ke sekitarnya dengan beragam kelainan kulit yang timbul.Pada stadium ini anak menjadi mudah gatal dan menggaruk kulitnya sehingga dapat timbul bintik bernanah (pustula) sampai menjadi koreng. Selanjutnya setelah kelainan kulit menyebar merata, kelainan kulit tersebut akan mengering dan menimbulkan bekas yang sifatnya sementara berupa hiperpigmentasi dan kalaupun timbul jaringan parut hanya sedikit sekali (Muklis, 2009). Pasien varicella umumnya jarang mendapatkan komplikasi namun ia perlu dibawa berobat ke pelayanan kesehatan / dokter. Jika pasien menderita demam lebih lama atau timbul batuk (sering batuk) agar dibawa kembali berobat, karena dapat timbul pneumonia atau ensefalitis akibat virus varisela. Sementara orang tua jika anaknya menderita varisela ketakutan bila bekasnya nanti tidak hilang (mengira seperti variola) apalagi jika mengenai muka anak. Orang tua perlu dijelaskan bahwa penyakit cacar ini adalah cacar yang tidak akan meninggalkan bekas asalkan tidak timbul infeksi (biasanya 125 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 akibat digaruk dan menjadi pecah). Oleh karena itu diusahakan agar anak jangan sampai menggaruk vesikel tersebut (Ngastiyah, 2005). Varisela ialah penyakit akut, menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisela. Varisela disebabkan oleh Herpes virus varisela atau disebut juga virus varisela Zostes (virus V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Diduga setelah ada kontak dengan virus V-Z akan terjadi varisela, kemudian setelah pasien varisela tersebut sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinik) dan kemudian V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster. Virus V-Z dapat di temukan dalam cairan vesikel dan dalam darah pasien varisela, dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan dapat diisolasi dengan menggunakan biakan dari fibroblas paru embrio manusia (Ngastiyah, 2005). Cacar air merupakan penyakit virus yang sangat menular terutama menyerang anak-anak, disebabkan oleh Varicella-zoster virus. Virus ini termasuk virus DNA dari famili herpetoviridae yang mempunyai virion berdiameter 110 nm (Soedarto, 2009). Varisela (cacar air) adalah penyakit yang disebabkan virus varisela dengan gejala kulit dan selaput lendir berupa vesikula dan disertai gejala konstitusi (Siregar, 2004) Varisela disebabkan oleh virus herpes varicella atau disebut juga varicella-zoster virus (VZV). Varisela terkenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit VZV, yang pada umumnya menyerang anak. Sedengkan herpes zoster atau shingles merupakan suata reaktifitasi infeksi endongen pada priode laten VZV, umumnya menyerang orang dewasa atau anak yang menderita defisiensi imun (Soedarto, dkk, 2010). Respons imun pasien yang kemudian berkembang akan menghentikan viremia dan menghambat berlanjutnya lesi pada kulit dan organ lain. Terjadinya komplikasi varisela (pneumonia dan lain-lain) mencerminkan gagalnya respons imun tersebut menghentikan replikasi serta penyebaran virus dan berlanjutnya infeksi. Keadaan ini terutama terjadi pada pasien imunokompromais. Dalam 2 – 5 hari setelah gejala klinis varisela terlihat, antibody (IgG, IgM, IgA) spesifik terhadap VVZ dapat dideteksi dan mencapai titer tertinggi pada minggu kedua atau ketiga. Setelah itu titer IgG menurun perlahan, sedangkan IgM dan IgA menurun lebih cepat dan tidak terdeteksi satu tahun setelah infeksi. Imunitas selular terhadap VVZ juga berkembang selama infeksi dan menetap selama bertahun – tahun. Pada pasien imunokompeten imunitas humoral terhadap VVZ berfungsi protektif terhadap varisela, sehingga pajanan ulang tidak menyebabkan infeksi (kekebalan seumur hidup). Imunitas selular lebih penting daripada imunitas humoral untuk penyembuhan varisela. Pada pasien imunokompromais, oleh karena imunitas humoral dan selularnya terganggu, pajanan ulang dapat menyebabkan rekurensi dan varisela menjadi lebih berat dan berlangsung lebih lama (Saputrakun, 2012). Untuk pencegahan penyakit ini dapat dilakukan pemberian vaksinasi. Vaksin varicella sudah dapat diberikan sejak anak berusia 12 bulan.Sebaiknya vaksin ini diberikan sebelum anak mulai masuk sekolah. Apabila vaksin ini diberikan setelah anak berusia 12 tahun, maka vaksin perlu diberikan 2 kali dengan jarak minimal antara pemberian pertama dan kedua selama 4 minggu. Berdasarkan penelitian, vaksin varicella dapat memberikan perlindungan hingga 20 tahun seteleh divaksinasi. Di Indonesia sendiri, vaksin ini belum menjadi salah satu vaksin yang disubsidi oleh pemerintah. Pemberian vaksin efektif melindungi 80-85% terhadap penyakit varicella dan efektif 95% mencegah varicella yang berat. Akan tetapi, sekitar 15-20% anak sehat yang diberikan vaksin ini tetap terkena varicella. Jenis varicella yang dialami jenis yang ringan di mana tidak ditemukan adanya demam, bisul pada kulit yang lebih sedikit, dan keluhan lain juga lebih ringan. Selain itu, varicella pada anak yang sudah divaksinansi juga 126 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 jarang menular kepada orang lain yang belum terkena varicella (Irawanti, 2014). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk diketahuinya gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang varicela di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Tahun 2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif yang bertujuan untuk gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang varicela di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Kota Jambi. Tahun 2015. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Kota Jambi pada tanggal 27 – 29 Agustus 2015. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai balita yang menderita varicela di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Kota Jambi.yang berjumlah 48 responden. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik Total Sampling yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007). Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pertanyaan / pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dan peneliti melakukan wawancara langsung responden dengan menggunakan kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang varisela Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2015. Hasil analisis data berdasarkan gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang varisela Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2015, dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Varisela Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Kota JambiTahun 2015 Pengetahuan Kurang baik Cukup Baik Total Frekuensi (n) 18 22 8 48 Berdasarkan hasil analisa pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 48 responden sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu 22 (45,8%) responden,18 (37,5%) berpengetahuan kurang baik dan 8 (16,7%) berpengetahuan baik tentang Persentase (%) 37,5 45,8 16,7 100 varisela. Hasil analisis data berdasarkan pertanyaan tentanggambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang varisela di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2015, dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. 127 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertanyaan Tentang Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Varisela Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2015 Pertanyaan Benar % Salah % Pengertian varisela (cacar air) Penyebab penyakit varisela (cacar air Gejala penyakit varisela (cacar air Dimana saja terdapat warna kemerahan di kulit pada penyakit varisela (cacar air) Cara penularan varisela (cacar air) Komplikasi dari varisela (cacar air) Bedak yang digunakan untuk varisela (cacar air) Imunisasi apa yang diberikan untuk mencegah terjadinya varisela (cacar air) Kapan diberikan imunisasi varisela (cacar air) Apa yang dilakukan untuk mencegah tejadinya infeksi akibat serangan varisela (cacar air) 12 28 21 25 58,3 43,8 36 20 27 37 41,7 56,2 26 54,2 22 45,8 27 33 56.2 68,8 21 15 43,8 31,2 20 41,7 28 58,3 46 95,8 2 4,2 45 93,8 3 6,2 25 52,1 23 47,9 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 27 - 29 Agustus tahun 2015 diperoleh bahwa dari 48 responden sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu 22 (45,8%) responden, 18 (37,5%) berpengetahuan kurang baik dan 8 (16,7%) berpengetahuan baik tentang varisela. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wati Fitrianingsih (2013) tentang gambaran pengetahuan ibu tentang varisela di Dusun Kali Aren RW 03 RT 06 Desa Pasirmulya Kecamatan Majalaya Karawang dapatkan hasilnya dari 120 responden. Hasil penelitian yang didapatkan berdasarkan pengertian varisela dengan kategori cukup sebanyak 74 orang (61.7%), penyebab dan cara penularan varisela kategori cukup sebanyak 70 orang (58.3%), gejala varisela kategori cukup sebanyak 88 orang (73.3%), penatalaksanaan varisela kategori cukup sebanyak 72 orang (60%). Berdasarkan asumsi peneliti, ibu yang memiliki balita yang menderita varisela berpengetahuan kurang baik yang mana ibu tidak mengetahui pengertian varisela, tidak mengetahui bedak yang digunakan untuk varisela (cacar air) dan tidak mengetahui gejala penyakit varisela (cacar air). Sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang varisela yang mana ibu mengetahui tentang Imunisasi apa yang diberikan untuk mencegah terjadinya varisela (cacar air), mengetahui kapan diberikan imunisasi varisela (cacar air) dan mengetahui penyebab penyakit varisela (cacar air). Berdasarkan disribusi pendidikan sebagian besar 33 (58,1%) responden berpendidikan SMA, 10 (32,2%) responden berpenddikan Perguruan Tinggi dan 3 (9,7%) responden berpendidikan SMP. Berdasarkan distribusi pekerjaan sebagian besar yaitu 25 (52,1%) responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, 13 (27,1%) bekerja sebagai karyawan swasta dan 10 (20,8%) bekerja sebagai PNS. Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa pekerjaan atau pendidikan 128 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015 keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak. Menurut Mustofa (2008) pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang. 25 (52,1%) responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, Hal ini menunjukkan bahwa responden mempunyai banyak waktu untuk mencari informasi tentang varisela. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan ibu yang mempunyai balita yang menderita varisela dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi pada ibu tentang penyakit varisela (cacar air). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dan disesuaikan dengan tujuan penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang varisela Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2015, maka dapat disimpulkan bahwa dari 48 responden sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu 22 (45,8%) responden, 18 (37,5%) berpengetahuan kurang baik dan 8 (16,7%) berpengetahuan baik tentang varisela. Irawanti. 2014. Varisela.http://www.kerjanya.net/fa q/. Diakses tanggal 15 Juli 2015 Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC Notoatmodjo, S .2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Putra. 2013. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Balita Dengan Metode Forward Cahining. Surabaya: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Tehnik Komputer Siregar. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC Soedarto. 2009. Penyakit Menular Di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto Soedarto, dkk.2010. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: FKUI Wati DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Fitrianingsih. 2013. Gambaran pengetahuan ibu tentang varisela di Dusun Kali Aren RW 03 RT 06 Desa Pasirmulya Kecamatan Majalaya Karawang. Karawang: Akbid Karawang 129 SCIENTIA JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI No.2 Vol.4 Agustus 2015