kuratorial_gif_festival (*)

advertisement
GIF FESTIVAL
Pengantar / kuratorial
Penikmat musik di era digital akan sangat berterimakasih terhadap sebuah ekstensi file bernama “mp3”. Di era yang
sama, penikmat gambar dan fotografi akan menyembah “jpeg/jpg” sebagai ekstensi favorit. Demikian halnya
dengan file yang berekstensi “3gp”, “avi”, “mpeg/mpg”, “mov”, “mp4”, dan file data video lain yang juga difanatikkan
oleh hampir semua orang yang dekat dengan perangkat digital.
“Lalu, bagaimana dengan ekstensi file yang satu ini? ..namanya: “gif”. Pernah dengar dan tahu tentang ekstensi ini?
(Ya! Tentu saja pernah!) ..Apakah pernah membuat dan berkreasi dengan ekstensi ini? (..Ngg..)”
GIF (Graphics Interchange Format, diperkenalkan pertamakali oleh CompuServe pada pertengahan 80’an)
merupakan salahsatu ekstensi terunik yang pernah ada. Unik; karena sangat melegenda, muncul dan dimanfaatkan
oleh hampir semua pengguna perangkat digital, ..namun sangat sedikit yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam,
atau bahkan sekedar mencoba membuat hal yang sama menggunakan ekstensi ini. Kehadirannya-pun nyaris tidak
mendapat banyak perhatian. Penuh keterbatasan dan bukan sesuatu yang layak dijadikan kebutuhan masif
pengguna perangkat digital.
Bagaimana dengan fungsinya? Sadarkah bahwa di era digital sekarang, kita nyaris hidup dengan ekstensi ini setiap
saat? Perlu bukti? ..pernah menggunakan dan melihat emoticons saat chatting? Selamat! Anda baru saja
mendapatkan fakta bahwa ekstensi ini benar-benar berada di “sekitar” kita..
Ukuran file yang relatif kecil, fungsi serbaguna sebagai gambar statis dan bergerak, atribut pemanis interface; adalah
beberapa komoditi andalan dari ekstensi ini. Sebuah ekstensi klasik di dunia digital yang tak mudah musnah dimakan
jaman. Mampu bertahan dan menjadi “tetap unik” dari masa ke masa. Awal kemunculannya begitu menggemparkan
(GIF adalah salahsatu ekstensi file gambar digital pertama yang dipakai oleh pengguna komputer dan internet
klasik), berkembang menjadi primadona di dunia “gambar bergerak”, berperan aktif sebagai hiasan utama pada
tampilan situs dunia maya, ..sampai akhirnya (di kemudian hari) menjadi fenomena tersendiri bagi yang mulai jenuh
dengan gempuran visual digital modern.
“GIF FESTIVAL” mencoba ikut terjerumus, dan menjadi bagian dari fenomena akhir tersebut.
=======================
*.GIF
Hanya ada 2 hal yang akan kita dapat secara mutlak jika menghadapi perangkat digital/elektronik: gambar & suara.
Sampai detik ini, keduanya masih begitu sexy untuk kita lihat, dan atau kita dengar. menggunakan perangkat digital
apapun, kedua hal tersebut merupakan komoditi utama yang menyebabkan dunia perangkat digital masih menerus
ada dan berkembang (entah) sampai waktu yang tak terhingga. Akan sangat luarbiasa panjang jika harus membahas
kisah keduanya, ataupun kombinasi diantara "mereka" berdua. Mohon maaf; saat ini kita singkirkan dulu poin
"suara", karena kita akan membahas sisa poin yang ada, yaitu: gambar. Mohon maaf untuk keduakalinya; kita
kerucutkan lagi hal tersebut menjadi "apa sajakah yang biasa kita lihat pada layar perangkat digital?" ..jika sudah,
(dan dengan tetap membuang poin "suara") kita akan mendapatkan 2 turunan mendasar dari poin "gambar" yang
biasa kita lihat di depan layar perangkat digital: gambar diam, dan gambar bergerak.
Gambar (baik "diam", maupun "bergerak") yang muncul pada layar monitor, merupakan hasil pijaran
titik pixel (elemen gambar) dan muncul akibat proses digital. Singkatnya, penampakan gerakan mouse bisa diartikan
sebagai "gambar yang bergerak" pada dunia digital; hal yang sama terjadi pada file video ataupun animasi yang
muncul pada layar monitor. Ada proses digital, aplikasi, membaca data, pengiriman sinyal, kinerja perangkat keras,
dan sebagainya. Khusus untuk situasi "membaca data", aplikasi berjalan karena terdapat data yang tergabung
secara utuh dalam sebuah file gambar; dibaca dan diproses secara digital, dan akhirnya bisa ditampilkan ke layar
monitor sebagai sebuah gambar (dalam hal ini, aplikasi hanya "membuka" file tersebut agar dapat terlihat di layar
monitor). Proses lainnya dapat berupa perintah skrip kepada aplikasi, untuk selanjutnya menampilkan sebuah
gambar, tanpa harus membaca sebuah file data yang berisi gambar.
Terdapat kriteria tersendiri bagi file yang memuat data sebuah gambar. File tersebut dapat berisi data gambar statis,
gambar bergerak, gambar berlapis, gambar transparan, gambar berukuran besar, gambar dengan jutaan komposisi
warna, dan berbagai jenis gambar lainnya. Sesuai fungsinya dalam memenuhi kebutuhan tampilan gambar pada
layar monitor, setiap file membutuhkan "tanda pengenal" yang membawa atribut masing-masing data, untuk
selanjutnya dapat dibaca oleh aplikasi yang menjalankannya. Berbagai ekstensi ('file extension' pada image digital)
berlomba-lomba muncul dan mengukuhkan diri sebagai ekstensi yang layak digunakan dan di-standar-kan sebagai
ekstensi yang wewakili data gambar digital. Beberapa (dalam hal ini "gambar diam") yang sangat akrab bagi kita
antara lain adalah file gambar berekstensi *.jpeg/jpg, *.bmp, *.tiff, *.raw, *.png, *.tga, dan masih banyak lagi. Semua
hadir pada fungsi dan kapasitasnya sebagai data digital yang mampu menampilkan gambar sesuai kebutuhan dan
aplikasi yang menjalankannya.
File extension merupakan salah satu contoh sederhana dalam dunia digital; tanpa adanya ekstensi pada sebuah file,
aplikasi akan mengalami kesulitan dalam mengenal sebuah data (yang seharusnya) akan dibaca. Apapun motif
(bisnis & politis) yang menyertakan kehadiran berbagai ekstensi tersebut, pengguna komputer akan tetap merasakan
dampak dan pentingnya peran sebuah ekstensi pada file digital. Demikian halnya dengan sebuah file yang
menggunakan ekstensi “*.gif”. Terlebih jika ingin mengungkap lebih jauh tentang “harta karun” yang terdapat di
dalamnya.
Di akhir era 80’an; ketika masyarakat Amerika mulai aktif menggunakan internet, sebuah perusahaan bernama
CompuServe Information Service membuat terobosan baru demi memanjakan konsumen mereka (para pelanggan
internet) ketika mengakses dunia maya. Saat visual internet tampil dengan segala keterbatasannya, CompuServe
berhasil memperkenalkan sebuah format data gambar berwarna yang berukuran relatif kecil untuk bisa dengan
mudah diakses dan muncul pada layar monitor pelanggan. Ukuran file yang tidak terlalu besar, kemampuan
memanipulasi data komposisi warna ke dalam bentuk animasi dan gerak, kompresi warna yang cukup akurat
(walaupun dibatasi hanya sampai 256 susunan warna saja), menjadikan “GIF” sebagai primadona baru ekstensi file
data gambar digital di internet; untuk pengarsipan data gambar, maupun bertukar data gambar antar pemilik
komputer. Keunikan lain yang tetap terkenang sampai sekarang: GIF mampu berdiri sendiri sebagai sebuah file data
digital yang bisa difungsikan sebagai gambar “diam”, maupun dilantik sebagai gambar “yang dapat bergerak”. GIF
dapat dibuka melalui berbagai aplikasi dasar yang umum digunakan oleh pengguna internet; seperti web
browser, file browser, dan lain-lain. Karena terintegrasi menjadi sebuah file, GIF dapat dengan mudah dikoleksi dan
disimpan ke dalam media penyimpanan data/storage. Sebelumnya, tidak banyak file gambar digital berekstensi yang
bisa dinikmati di layar monitor secara mudah; kecuali tampilan aplikasi perangkat lunak dan juga grafis pada video
game.
Begitu fenomenalnya format gambar (CompuServe) “GIF” pada saat itu (dan bertahan hingga saat ini!). GIF
merupakan sebuah format gambar sederhana, menggunakan teknis kompresi data yang juga sederhana (LempelZiv-Welch -disingkat menjadi LZW), dan selanjutnya teknis kompresi data sejenis menjadi standar klasik dalam
urusan kompres-mengompres data digital. Format GIF selanjutnya dilempar ke pasaran secara open source pada
tahun 1987. Secepat itu pula GIF mendunia, dan juga memainkan peran penting di dunia internet. Walaupun pada
beberapa tahun setelahnya terdapat berbagai kontroversi mengenai hak paten sistem kompresi algoritma yang
digunakan dalam format tersebut, GIF tetap ada hingga saat ini. Salah satu format file gambar digital yang sangat
fenomenal, dan hanya mungkin disaingi oleh generasi penerus setelahnya: “JPEG” (memiliki kriteria yang cukup
berbeda berdasarkan fungsinya, walaupun menggunakan metode kompresi yang nyaris sama). Namun demikian,
kesuksesan GIF sepertinya tidak diimbangi oleh kemakmuran aktor pengembangnya. Saat ini nama besar
CompuServe tampak timbul tenggelam di dunia digital. Mungkin file berekstensi “GIF” adalah satu-satunya hal yang
tetap setia mengingatkan setiap orang bahwa “CompuServe” akan selalu menemani anda pada saat proses
penciptaan karya/gambar yang menggunakan format “*.gif” berlangsung.
Kini, sejalan berkembangnya arus teknologi informasi, GIF masih tetap ada, dan bahkan mulai berubah fungsi
menjadi material klasik pendukung karya seni digital kontemporer. Keberadaan GIF tidak bisa digeser oleh ekstensi
apapun yang muncul setelahnya. Bahkan salah satu ekstensi “pesaing” di jamannya, antara lain flash “*.swf”, saat ini
nyaris gulung tikar. Uniknya, fungsi utama yang diperkenalkan oleh format GIF pada awal kemunculannya dahulu,
saat ini sudah mulai dilupakan oleh banyak orang. Di saat kecepatan akses data internet dan juga kapasitas media
penyimpanan data sudah sedemikian tinggi, kita tidak lagi peduli dengan ukuran ataupun besar-kecilnya sebuah file.
Keunikan format serta data yang dapat tersimpan pada file berekstensi “GIF” masih tetap sexy dan memikat banyak
orang untuk mencoba eksperimen baru dalam menyikapi fenomena “gambar bergerak”. Segala keterbatasan yang
dimiliki oleh “GIF”, justru dihadapi sebagai sebuah kelebihan serta tantangan tersendiri bagi siapapun yang ingin
ingin mencoba menciptakan karya gambar digital menggunakan format tersebut di atas.
oomleo, pecinta pixel, fans sejati “*.gif” extension.
Download